Anda di halaman 1dari 27

MISTERI KEMATIAN DALAM SINEPRAK

“SELINGKUHAN CANDHIK AYU”

Oleh
Nama : Ulpi Kumala Dewi
NIM : 2601417067
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, S1
Prodi : Pendidikan Bahasa Jawa

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
PENDAHULUAN tidak terungkap. Contohnya, misteri

kematian Munir, buruh Marsinah, Nike


1.1 Latar Belakang
Ardila dan mantan istri Sule. Sekalipun
Misteri pada dasarnya sama dengan
demikian, terhadap kematian yang
sesuatu hal yang belum terungkap.
mendadak dan dicurigai ada penyebab
Misteri merupakan sebuah fenomena
tidak wajar sering dilakukan visum
yang masih belum diketahui. Biasanya
ataupun autopsi. Visum et repertum
misteri dikaitkan dengan kejadian-
adalah salah satu alat bukti yang sah
kejadian horor dan supranatural. Salah
sebagaimana tertulis dalam pasal 184
satu contoh yang dianggap sebagai
(kitab undang-udang hukum pidana)
misteri adalah misteri kematian.
KUHP. Visum et repertum turut
Misteri kematian dapat berupa
berperan dalam proses pembuktian
pembunuhan yang belum terungkap dan
suatu perkara pidana terhadap
belum diketahui penyebab dan
kesehatan dan jiwa manusia, di mana
pelakunya. Karena itu, menyingkap
VeR menguraikan segala sesuatu
misteri kematian, terutama misteri
tentang hasil pemeriksaan medik yang
pembunuhan berarti sekurang-
tertuang di dalam bagian pemberitaan,
kurangnya mengungkap penyebab atau
yang karenanya dapat dianggap sebagai
motif di balik pembunuhan dan pelaku
pengganti barang bukti (Afandi,
pembunuhan tersebut.
2009:79-84).
Misteri kematian merupakan
Dalam kasus pembunuhan,
masalah pembunuhan yang sering
diperlukan suatu pembuktian secara
terjadi dan cukup menarik perhatian.
cepat. Salah satunya yaitu dengan
Tidak mudah untuk menyingkap misteri
melalui pembuktian melalui visum et
kematian. Terdapat beberapa contoh

kematian misterius yang hingga saat ini


repertum dan keterangan saksi-saksi kematian merupakan hal yang menarik

yang ada (Christi,2016). untuk diteliti.

Menurut Christi (Makie,2016) Lakon kethoprak juga banyak yang

autopsi adalah sebagai salah satu bertemakan misteri kemtian.

barang bukti (corpus delicti) yang sah Contohnya Lahir Jroning Kubur, dan

di pengadilan karena barang buktinya Kidung Pereng Dhiyeng. Salah satu

sendiri telah berubah pada saat karya sajian kethoprak pada masa

persidangan berlangsung. Jadi, autopsi pandemi ini adalah sinema kethoprak

merupakan barang bukti yang sah (sineprak). Di Yogyakarta sineprak ini

karena termasuk surat sah sesuai diproduseri oleh Bambang Wisnu

dengan (kitab undang-udang hukum Handoyo dan disutradarai oleh Santo

pidana) KUHP Pasal 184. Untuk Mboso. Sineprak adalah chanel

menentukan penyebabnya perlu Youtube yang dikelola oleh Tim

dilakukan autopsi pada jenazah. Hal ini Pengembangan Kethoprak DIY untuk

diperlukan untuk menentukan apakah menggali format baru kethoprak yang

termasuk kematian yang wajar atau selaras dengan zamannya. Dimainkan

tidak (Rorora, Tomuka dan Siwu, oleh anak-anak muda pelaku kethoprak,

2014). sineprak hadir sebagai bentuk

Misteri kematian sering menjadi kepedulian pelestarian budaya.

tema dalam berbagai karya fiksi, baik Sineprak mulai tayang di Youtube pada

novel maupun drama. Beberapa tanggal 30 Mei 2020. Sineprak tersaji

contohnya adalah Donyane Wong dalam pertunjukan ketoprak yang

Culika karya dan Pati Nyalawadi karya memuat cerita pendek. Oleh

Suprato Brata. Karna itu, misteri penggagasnya, sineprak memiliki visi

dan misi pengenalan budaya kesenian


kethoprak kepada kaum milenial secara kematian. Dalam penelitian ini,

sinematografi dengan bahasa yang penyusun memutuskan untuk memilih

mudah dipahami anak muda zaman sineprak sebagai objek kajian, karena di

sekarang, agar kethoprak tidak hilang dalam cerita tersebut terdapat

ditelan zaman. Selain itu, mengikuti era bermacam-macam konflik yang

yang berkembang, yaitu era digital. memungkinkan banyak terjadi pada

Cerita-cerita yang diusung dimulai dari kehidupan nyata. Sineprak yang

Nekad produksi mandiri ke-1 dengan menjadi objek kajian yaitu sineprak

sutradar Herry Suryono yang diunggah berjudul Selingkuhan Candhik Ayu

pada 8 Juni 2020. Tayangan tersebut yang mengandung tema misteri

kemudian disusul Pati Nyalawadi, kematian yang telah diunggah dalam

Tragedi, Andini, Warangan, Pak Kebo, Sinema ketoprak.

dan lakon lainya. Berjalan 1 bulan Cerita Selingkuhan Candhik Ayu

setidak-tidaknya telah mengasilkan dalam sinema ketoprak memiliki teka-

kurang lebih 4 cerita. Salah satu yang teki yang sangat rumit, akan tetapi di

menarik adalah Selingkuhan Candhik samping rumitnya teka-teki tersebut,

Ayu. lakon ini berceritakan tentang cerita ini juga berguna. Yang bearti

kematian Candhik Ayu yang masih menyenangkan penonton. Atau dengan

menjadi teka-teki dan belum diketahui kata lain kesenangan yang diciptakan

pelaku dan motifnya. oleh setiap adegan Selingkuhan

Sebagai karya sastra, sineprak dapat Candhik Ayu. Begitu juga kegunaan

dipandang sebagai gambaran dari cerita tersebut yaitu mampu

masyarakat. Lewat karya sastra ini menjadikan para penkimatnya lebih

tersebut diungkapkan realitas dalam peka terhadap masalah-masalah

masyarakat, khususnya mengenai kemanusiaan dan lebih mendorong lahir


nya perilaku yang bermanfaat bagi membunuh sang Ayah bukanlah hal

penikmatnya. tersebut, akan tetapi putri angkat nya

Judul misteri kematian dalam sakit hati karena ia di perkosa oleh

sineprak berjudul selingkuhan candhik Ayahnya angkatnya .

ayu yang dijadikan objek kajian dalam


“Misteri Pembunuhan” produksi
penelitian ini. Kisah yang ada di dalam
mandiri ke 30 disutradarai oleh Bondan
cerita tersebut menceritakan misteri
Nusanatara tim pengembangan
kematian yang sering terjadi dan
kethoprak DIY diunggah pada 11
dilakukan di kehidupan nyata sampai
Desember 2020. Berceritkan misteri
detik ini. Beberapa di antara karya yang
kematian yang dianggap masih samar
betema mistseri kematian adalah
dan belum diketahui siapa pelaku nya,
sebagai berikut: “Pati Nyalawadi”
memiliki watak keras kepala sang ayah
disutradarai oleh Bondan Nusantara,
tidak merestui hubungan putrinya
diunggah pada 14 Juni 2020, produksi
dengan laki-laki yang putrinya cintai,
mandiri ke-2 tim pengembangan
diduga kekasih putrinya yang
kethoprak DIY. Berceritakan misteri
membunuh sang ayah karna tidak
kematian yang diduga di racun oleh
merestui hunbungannya, akan tetapi
istrinya, pada kenyataan nya pembunuh
ternyata pembunuh sebenarnya adalah
sebenarnya adalah putrinya angkatnya.
istri nya sendiri, istri nya tidak sanggup
Ayah nya tidak merestui hubungan
jika ia dimadu, lebih baik ia mati atau
putri nya dengan lelaki yang ia cintai,
membuat suaminya mati.
dengan alasan kekasihnya tersebut
“Kalung Wasiat” Seri 2 dan Seri 3
pengikut Mataram, sedangkan ayahnya
disutradarai oleh Bondan Nusantara,
seorang pelayan distana Pajang, alasan
diunggah pada 8 Januari dan 15 Januari
sebenernya mengapa putri angkatnya
2021, produksi mandiri ke 34 dan 35,
tim pengembangan kethoprak DIY. selingkuhan candik ayu bertema misteri

Dari seri 2 terjadi misteri kematian yang kematian diatas belum pernah dikaji

diduga Tari diracuni oleh seseorang sebelumnya, sehingga karya ini

yang belum diketahui siapa pelaku nya. menarik dan aktual untuk di kaji, dan

Dilanjutkan seri 3, mencari tau siapa (4) dalam sineprak berjudul

pelaku dari kejadian tersebut, Tejo selingkuhan candhik ayu tersebut dapat

adalah pelaku yang meracun Tari akan kita gunakan sebagai pelajaran dalam

tetapi dibalik kejadian ini dhara Jati menjalani kehidupan di dalam

adalah Dalangnya, ia mengutus Tari kehidupan nyata. Dengan penelitian ini

dan Tejo untuk menggambil kalung bertema misteri kematian tersebut

agar ia seolah menemukan dan diharapkan akan diketahui unsur-unsur

mendapat imbalan dari Ratu. pembangun dramatik dalam sineprak

dan bagaimana karakter tokoh dalam


Dipilih dari beberapa judul
kaitannya dengan sebagai motif
Sineprak bertema kematian. Penelitian
penggerak terjadinya pembunuhan
ini didasari oleh beberapa alasan, di
dalam sineprak selingkuhan candhik
antaranya adalah (1) sinema ketoprak
ayu.
yang berjudul selingkuhan candhik ayu

tersebut menampilkan teka-teki Penelitian dengan menggunakan

khususnya masalah misteri kematian objek kajian sineprak yang bertema

yang masih sering terjadi di dunia misteri kematian tersebut mempunyai

nyata, (2) dari beberapa judul sinprak keistimewahan yaitu ada isi yang sangat

bertema misteri kematian yang telah penting dan perlu kita ketahui dari judul

penyusun saksikan, judul selingkuhan sineprak tersebut. ada beberapa

candhik ayu tersebut yang paling lebih pelajaran yang sangat berharga yang

menarik. (3) sineprak berjudul dapat diambil dan dijadikan pedoman


atau pegangan dalam menjalani Sineprak berjudul Selingkuhan

kehidupan di masyarakat, dengan Candhik Ayu”,

banyak mengetahui masalah-masalah 1.2 Rumusan Masalah

yang terjadi di kehidupan nyata, hal Berdasrakan Latar Belakang,

tersebut dapat dijadikan pelajaran dari masalahan dalam penelitian ini adalah

masalah-masalah tersebut. bagaimana unsur dramatik dan

Penyimpangan moralitas manusia bagaimana karakter tokoh dalam

dalam masyarakat seperti pembunuhan kaitannya dengan sebagai motif

yang menyebabkan terjadinya misteri penggerak terjadinya pembunuhan

kematian, yang di cakup dalam sebuah dalam sineprak selingkuhan candhik

karya sastra Jawa dapat dijadikan ayu?

pelajaran dan panutan. Kejadian baik 1.3 Tujuan Penelitian

dapat dijadikan sebagai contoh moral Tujuan dari penelitian ini

untuk bayangan kehidupan saat ini. mendeskripsikan struktur dramatik

Kejadian buruk dapat dijadikan sebagai sinema ketoprak dalam lakon

pengetahuan agar sebagai manusia, Selingkuhan Candhik Ayu yang

tidak menyebabkan masalah-masalah mencakup karakter tokoh sebagai motif

yang merugikan diri sendiri, oleh karna penggerak terjadinya pembunuhan

itu peneliti sangat tertarik untuk

menjadikan tema ini dalam sebuah 1.4 Manfaat Penelitian

penelitian untuk mendalami Sineprak Secara teoritis penelitian ini di

bertema misteri kematian tersebut harapkan mampu memberikan manfaat

melalui pendekatan mimetic dengan bagi para pencipta lakon agar lebih

judul “Misteri kematian dalam bervariasi dalam menciptakan cerita-

cerita baru dalam sebuah pertunjukan


sinema ketoprak. Secara teoretis, hasil kematian, tetapi memiliki kesamaan

dalam penelitian ini mampu dengan penelitian ini, yakni mengkaji objek

memberikan sumbangan ilmu dengan melihat espek struktur dramatik.

pengetahuan khususnya teori struktural Penelitian tersebut menggunakan

yang berkaitan dengan kesenian pendektan objektif yang menggarah pada

ketoprak yaitu tentang struktur sasaran struktur dramatik. Penelitian itu

dramatik dalam suatu lakon ketoprak. menggunakan Teknik pengumpulan data

dengan Teknik teks audio dan visual.


KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN
Analisis data dalam penelitian tersebut
TEORETIS
menggunakan metode analisis struktural.
1.1 Kajian Pustaka
Retno sampai pada simpulan: (1) Raja

Hingga saat ini belum ada Gunungharjo dan Patih Gunungharjo,

penelitian mengenai struktur dramatik Prameswari Gunungharjo dan Patih

sineprak selingkuhan candhik ayu Gunungharjo, Raja Singapraja dan Mbok

sementara ini diduga belum pernah Randha, dan konflik antara Jaka Kendhil

dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian dengan Kumbini. (2) Konflik tersebut

yang relevan adalah penelitian yang terbingkai dalam alur maju dengan tahap

dilakukan oleh Ambarwati (2015), penceritaan yang meliputi eksposition atau

Prabandari (2011), Astuti (2011), Pranoto pelukisan awal, pemunculan konflik,

(2019), Alqudah (2018), Radhiah, Jazuli komplikasi, krisis, resolusi, dan keputusan.

dan Wadyio (2019) (3) . Latar tersebut dihidupkan dengan

Ambarwati (2015) Struktur Dramatik adanya tokoh protagonis atau tokoh utama,

Lakon Jaka Kendhil Kethoprak Bocah Ari yakni Jaka Kendhil. Tokoh antagonis

Budaya. Memang objek penelitian tersebut diduduki oleh beberapa tokoh, antara lain:

bukan mengenai sineprak atau misteri Kumbini, Prabapati Gunungharjo, Patih


Gunungharjo, dan Bapa Resi. Tokoh Widodo. Teknik analisis data yang

tritagonis diduduki oleh Paman Untung dan digunakan dalam penelitian ini adalah

Patih Singapraja, sedangkan yang termasuk teknik analisis struktural. Prabandari

tokoh peran pembantu yaitu Prajurit, sampai pada simpulan: (1) alur yang

Biyung, Paman Ari, Paman Untung, digunakan dalam naskah lakon Sri Huning

saudara-saudara Widowati, dan Mustika adalah alur maju atau progresif; (2)

Mayangsari. struktur alur dalam cerita ini terdiri atas

beberapa tahap, antara lain eksposisi,


Berikutnya penelitian Prabandari
konflik, komplikasi, krisis, resolusi, dan
(2011) Struktur Dramatik Teks Kethoprak
keputusan; (3) tokoh utama atau sentral
Dalam Lakon Sri Huning Mustika Tuban.
adalah Dewi Sri Huning; (4) amanat dalam
Objek penelitian tersebut memang bukan
naskah lakon ini antara lain: sebaiknya kita
mengenai sineprak atau misteri kematian,
bisa menerima semua yang terjadi pada
akan tetapi memiliki kesamaan dengan
hidup kita dengan sabar, lapang dada, dan
penelitian ini, yakni mengkaji objek dengan
menyerahkan semuanya kepada Tuhan, dan
melihat espek struktur dramatik. Peneliti
juga janganlah memaksakan sesuatu yang
tersebut memfokuskan pada struktur
kita inginkan karena itu akan membawa
dramatik ketoprak dalam lakon ini yang
hasilyang tidak baik.
meliputi alur, tokoh dan penokohan, latar

(setting), tema, dan amanat. Penelitian itu Astuti (2011) Struktur Dramatik
menggunakan pendekatan objektif dengan Lakon Bima Manages Karya Ki Anom
teori strukturalisme. Data yang diambil Suroto, Objek penelitian tersebut memang
dalam penelitian ini berupa teks naskah bukan ketoprak, melainkan lakon wayang,
yang terdapat dalam naskah pertunjukan tetapi memiliki kesamaan dengan
ketoprak dalam lakon Sri Huning Mustika penelitian ini, yaitu mengkaji objek dengan
Tuban yang disutradarai oleh Ki Slamet melihat aspek struktur dramatik. Aspek
penokohan yang digunakan dalam penyajian Wayang Logdro Lakon Karna

pagelaran wayang kulit dengan lakon Bima Tandhing. Penelitian ini menggunakan

Manages oleh ki Anom Suroto, dapat metode wawancara terbuka kepada

diketahui dengan menggunakan Teknik narasumber, yakni Blacius Subono,

catat, melalui Teknik catat untuk Trisulo, dan Aang Wiyatmoko. Metode

memperoleh data, Teknik dramatic wawancara dilakukan untuk mendapatkan

merupakan Teknik yang lebih banyak jawaban secara langsung dari narasumber

digunakan. Astuti sampai pada simpulan: atas pertanyaan yang terkait dengan proses

(1) Alur yang digunakan pada lakon Bima kreativitas Blacius Subono. Analisis data

Maneges adalah alur longgar, alur ganda, dilakukan dilakukan dengan cara

alur menajak. Dan alur maju. (2)Struktur mentranskrip rekaman audio-visual

dramatik pada lakon Bima Maneges Wayang Logdro Lakon Karna Tandhing.

dimulai dengan tahap eksposisi, konflik, Pranoto pada simpulan (1) Penyajian

komplikasi, krisis atau titik balik, resolusi pakeliran Wayang Logdro dengan durasi

dan keputusan. (3) Lakon Bima Maneges singkat yaitu 70 menit. (2) Struktur

karya ki Anom Surata merupakan lakon dramatik Wayang Logdro Lakon Karna

sempalan. Tandhing terdiri atas alur, tokoh dan

penokohan, latar, tema dan amanat. (3)


Pranoto (2019) Struktur Dramatik
Alur dalam Wayang Logdro Lakon Karna
Wayang Logdro Lakon Karna Tandhing
Tandhing merupakan alur maju. (4) Latar
Sajian Blacius Subono. Objek penelitian
berupa ruang yaitu medan perang, istana
tersebut memang bukan mengenai
keraton Astina, Taman Madubrangta. (5)
sineprak, akan tetapi memiliki kesamaan
tokoh antagonis adalah Kurawa beserta
dengan penelitian ini, yakni mengaji objek
keluarganya, tokoh tritagonis yaitu Kresna,
dengan melihat aspek struktur dramatik,

Penelitian ini menekankan pada struktur


tokoh peran pembantu adalah Dewi Kunthi, berikut: (1) tema, (2) alur, (3) latar, (4)

Surtikanthi, dan Srikandhi. penokohan, (5) insiden dan (6) amanat.

Sedangkan fungsi drama klasik Sanggar


Rudita (2019) Struktur Dramatik
Teater Mini lakon Dewa Ruci adalah
Pertunjukan Drama Klasik Sanggar Teater
sebagai berikut: (1) fungsi ekonomi, (2)
Mini Lakon Dewa Ruci Kajian Bentuk dan
fungsi hiburan, (3) fungsi promosi dan (4)
Fungsi. Penelitan tersebut memang bukan
fungsi komunikasi.
mengaji tentang misteri kematian, akan

tetapi memiliki kesamaan dengan Alqudah (2018) Dramatic structure

penelitian ini yakni, mengkaji objek in Al- Huttai’a’s “Al-Karm”. Objek

struktur dramatik. Secara khusus, penelitian penelitian tersebut berbeda dengan

tersebut bertujuan untuk menjelaskan penelitian ini, perbedaanya adalah

bentuk struktur dramatik dan fungsi p penelitian ini mengkaji struktur dramatik

ertunjukan drama klasik Sanggar Teater tentang sinema kethoprak sedangkan

Mini lakon Dewa Ruci. Penelitian tersebut penelitian Alqudah mengkaji tentang

dirancang sebagai penelitian kualitatif struktur dramatik puisi, akantetapi

dengan menggunakan dua teori: teori memiliki kesamaan yakni mengaji objek

estetika dan teori fungsional struktural. dengan melihat aspek struktur dramatik.

Metode-metode pengumpulan data yang Penelitian tersebut bertujuan untuk

digunakan meliputi observasi, wawancara, menyajikan kisah sosio dramatis yang

dokumentasi dan kepustakaan. Seluruh data menguraikan unsur-unsur dramatik yakni,

diolah menggunakan tehnik deskriptif pengaturan, Tindakan, klimaks, konflik,

interpretatif. Hasil dari penelitian ni adalah dialog, pencerahan dan akhir. Puisi ini

sebagai berikut; Bentuk struktur dramatik menyajikan cerita yang utuh terlepas dari

pertunjukan drama klasik Sanggar Teater sifat lirik puisi tersebut. Dengan

Mini lakon Dewa Ruci adalah sebagai memandang estetika teks. Tujuan
penelitian selanjutnya adalah Perbedaan objek dalam penelitian
mengeksplorasi struktur dramatisnya,
tersebut adalah dramatic structure in
aksinya, puisi itu dinamika, personifikasi
Teuku theater show in meulaboh city, west
yang terlibat, tingkat objektivitas, Bahasa
Aceh regency membahas mengenai teater
dramatis, dan narasinya. Alqudah pada
sedangkan penelitian ini membahas
simpulan; (1) Teknik naratif puisi tersebut
mengenai sinema kethoprak. Akan tetapi
pada dasarnya adalah teknik yang dramatis
penelitian tersebut memiliki kesamaan
(2) Intinya bukan hanya untuk membuat
yakni sama-sama mengkaji struktur
cerita yang menarik dan penting, tetapi
dramatik. Tujuan dari penelitian tersebut
lebih pada untuk memberikan karya
adalah menganalisis drama elemen di teater
tersebut dengan terampil dengan makna
Teuku Umar. Meteode penelitian tersebut
tersirat daripada eksplisit, selain
menngunakan metode Kualitatif, dengan
penggunaan elemen dramatis karakter
pendekatan Interdisiplener Teknik
secara cekatan, aksi, dan konflik. (3) cerita
pengumpulan data yaitu observasi,
dengan sifat yang lebih dramatis
wawancara, analisis data. Penelitian yang
menciptakan lebih banyak ketegangan dan
digunakan adalah penelitian yang
tindak lanjut. (4) ada penggabaran alternatif
dilakukan case in point dilakukan pada 27
yang cekatan tentang sang ayah dengan
Maret 2019.
cemas menunggu zebra minum dan
Berdasarkan telaah terhadap
kemudian berburu salah satu dan mereka;
penelitian-penelitian sebelumnya,
pemandangan yang penuh vitalitas tanpa
penelitian ini memiliki perbedaan sekaligus
ada unsur afirmatif.
kesamaan yang dapat dijadikan sebagai
Radhiah, Jazuli dan Wadyio (2019)
pijakan. Kesamaannya sama-sama meneliti
dramatic structure in Teuku theater show in
ketoprak sebagai objek, kecuali penelitian
meulaboh city, west Aceh regency.
Astuti (2011) mengenai Wayang. Walaupun
objeknya berbeda, penelitan Astuti (2011) Istilah karakter identik dengan

memiliki kesamaan, yaitu sama-sama istilah budi pekerti. Istilah budi pekerti

meneliti tentang struktur dramatik sehingga didefinisikan oleh Nurchasanah dan Lestari

bisa digunakan sebagai refrensi dalam (2008:9) yang berarti perangai (akhlak)

meneliti tentang struktur dramatik cerita untuk dapat menimbang baik atau buruk

Selingkuhan Candhik Ayu Dengan serta benar atau tidak benar terhadap

demikian, secara keseluruhan penelitian ini sesuatu.

merupakan penelitian yang baru atau belum


Istilah karakter biasanya dipakai
pernah dikerjakan orang lain.
dalam dua konteks. Konteks pertama,

1.2 Landasan Teoritis karakter merujuk pada individu-individu

yang muncul dalam cerita, sedangkan


Teori yang menjadi dasar dalam
konteks yang kedua, karakter merujuk pada
penelitian ini yakni, teori struktur dramatik
percampuran dari berbagai kepentingan,
dan motivasi sebagai penggerak karakter
keinginan, emosi, dan prinsip moral dari
tokoh pada sineprak dalam judul
individu-individu tersebut (Stanton, 2007:
Selingkuhan candhik ayu.
33). Karakter atau watak tokoh dapat
1.1.1 Karakter tokoh
diketahui melalui tuturan pengarang,

2.2.1.1 Karakter gambaran pengarang melalui

karakter adalah ‘pola perilaku yang penggambaran lingkungan kehidupannya

bersifat individual, keadaan moral maupun cara berpakaian, dialog, jalan

seseorang’. Setelah melewati tahap anak- pikiran tokoh, apa yang dibicarakan tokoh

anak, seseorang memiliki karakter, cara lain terhadapnya dan sikap tokoh

yang dapat diramalkan bahwa karakter (Aminuddin, 2009: 80).

seseorang berkaitan dengan perilaku yang Ada beberapa cara memahami

ada di sekitar dirinya (Kevin Ryan, 1999:5). karakter tokoh, di antaranya :


1. Tuturan pengarang terhadap menurut Koesoema (2007: 250)

karakteristik pelakunya pendidikan karakter merupakan nilai-nilai

dasar yang harus dihayati jika sebuah


2. Gambaran yang diberikan
masyarakat mau hidup dan bekerja sama
pengarang lewat gambaran
secara damai. Nilai-nilai seperti
lingkungan kehidupannya maupun
kebijaksanaan, penghormatan terhadap
caranya berpakaian
yang lain, tanggung jawab pribadi,
3. Menunjukkan bagaimana
perasaan senasib, sependeritaan,
perilakunya
pemecahan konflik secara damai,

4. Melihat bagaimana tokoh itu merupakan nilai-nilai yang semestinya

berbicara tentang dirinya sendiri diutamakan dalam pendidikan karakter.

5. Memahami bagaimana jalan Penanggulangan atas runtuhnya

pikirannya karakter adalah dengan menghilangkan

6. Melihat bagaimana tokoh lain atau memperbaiki faktor-faktor

berbicara dengannya penyebabnya. Terdapat lima ranah

pendidikan yang dapat menumbuhkan


7. Melihat bagaimana tokoh lain
karakter yang baik: keluarga, diri sendiri,
berbicara tentangnya
pemerintah, sekolah, lingkungan, dan
8. Melihat bagaimanakah tokoh-
masyarakat. Mustari (2015;5)
tokoh yang lain itu memberi reaksi
Ada empat jenis karakter
terhadapnya 9. Melihat bagaimana
yang selama ini dikenal dan
tokoh itu dalam mereaksi tokoh
dilaksanakan dalam proses
yang lain. (Aminuddin, 1984:87-
pendidikan, yaitu:
88)
1. pendidikan karakter berbasis nilai alur. Lewat penokohan ini,

religius, yang merupakan pengarang dapat mengungkapkan

kebenaran wahyu tuhan (konservasi alasan logis terhadap tingkah laku

moral). tokoh. Perwatakan atau penokohan

dalam suatu cerita adalah


2. pendidikan karakter berbasis nilai
pemberian sifat baik lahir maupun
budaya, antara lain yang berupa
batin pada seorang pelaku atau
budi pekerti, pancasila, apresiasi
tokoh yang terdapat pada cerita
sastra, keteladanan tokoh-tokoh
(Hayati, 1990:119). Antosa, dkk
sejarah dan para pemimpin bangsa.
(2008:90) penokohan merupakan
3. pendidikan karakter berbasis
usaha untuk membedakan peran
lingkungan (konservasi
satu dengan peran yang lain.
lingkungan).
Perbedaan-perbedaan peran ini

4. pendidikan karakter berbasis diharapkan akan diidentifikasi oleh

potensi diri, yaitu sikap pribadi, penonton. Jika proses identifikasi

hasil proses kesadaran ini berhasil, maka perasaan


pemberdayaan potensi diri yang penonton akan merasa terwakili

diarahkan untuk meningkatkan oleh perasaan peran yang

kualitas pendidikan (konservasi diidentifikasi tersebut.

humanis) (Khan, 2010: 2).


Menurut Luxemburg, Bal, dan

2.2.1.2 Penokohan atau Tokoh Weststeijn (1984:171), istilah tokoh

Dewojati (2010:169) unsur dipergunakan apabila membahas

karakter yang dalam drama biasa mengenai sifat-sifat pribadi seorang

disebut tokoh adalah bahan yang pelaku, sedangkan istilah pelaku

paling aktif untuk menggerakkan bila kita membahas instasi atau


peran yang bertindak atau berbicara setelah ia sadar bahwa dengan tidak

dalam hubungannya dengan alur jujur penyakit jantungnya menjadi

peristiwa. parah.

Menurut Sudjiman via 2. Tokoh statis adalah tokoh yang

Budianta, 2002:86, tokoh adalah mempunyai kepribadian tetap.

individu rekaan yang mengalami Oktaviani(2015;32)

peristiwa atau berkelakuan dalam Menurut penokohan atau tokoh


berbagai peristiwa dalam cerita. teori Burhan Nurgiyantoro, dalam
Tokoh-tokoh dalam sebuah fiksi bukunya Nurgiantoro (2002:181)
dapat dibedakan ke dalam beberapa membedakan jenis-jenis tokoh dari
jenis penamaan berdasarkan dari segi peranan, fungsi penampilan
sudut mana penamaan itu tokoh, dan berdasarkan perwatakan.
dilakukan. Salah satunya adalah Jenis perbadaan tokoh yaitu dari
tokoh utama dan tokoh tambahan. segi perbedaan tokoh peranan dan

Dilihat dari perkembangan fungsi penampilan tokoh;

kepribadian tokoh, tokoh dapat a. Tokoh Utama dan Tokoh


dibedakan atas : Tambahan

1. Tokoh dinamis adalah tokoh yang Tokoh utama adalah tokoh yang
kepribadiannya selalu berkembang. memang peranan
Sebagai contoh, tokoh yang semula penting/terpenting dalam cerita.
jujur, karena terpengaruh oleh Dialah yang mendukung ide/ tema
temannya yang serakah, akhirnya utama dalam cerita. Ia merupakan
menjadi tokoh yang tidak jujur. tokoh yang paling banyak
Tokoh ini menjadi jujur kembali diceritakan, baik sebagai pelaku
kejadian, maupun yang dikenai sumbangan mereka dalam

kejadian. Tokoh utama dalam menampilkan tokoh utama dan

beberapa cerita tertentu yang hadir jalannya cerita.

dalam setiap kejadian bahkan dapat


b. Tokoh Protagonis dan
ditemui dalam tiap adegan, tokoh
Tokoh Nantagonis
utama itu mungkin hanya seorang,
Tokoh protagonis merupakan
mungkin lebih dari seorang. Tokoh
pemeran atau pemain
utama yang paling penting
pertama/utama yang
dinamakan tokoh inti atau tokoh
mendukung ide prinsip dalam
pusat. Sementara tokoh tambahan
cerita dan biasanya mempunyai
merupakan tokoh yang hanya
rencana dan maksut tertentu. Ia
dimunculan sekali atau beberapa
menampilkan sesuatu yang
kali dalam cerita, dan itupun
sesuai dengan pandangan dan
mungkin dalam porsi penceritaan
harapan pembaca.
yang relative pendek. Tokoh
Dibandingkan dengan tokoh-
tambahan adalah yang mengandung
tokoh lain, waktu yang
cerita dan perwatakan tokoh utama.
digunakan untuk mengisahkan
Dia diperlukan untuk mempertajam
pengalaman protagonist lebih
dan menonjolkan peranan dan
Panjang, kadangkala judul
perwatajan tokoh utama serta
cerita juga mengungkapkan
memperjelas tema pokok atau tema
siapa yang dimaksudkan
mayor yang disampaikan. Tokoh
sebagai protagonist. Tokoh ini
pembantu itu mungkin seorang,
mewakili yang baik dan yang
mungkin pula lebih dari seorang
terpuji, karena itu biasanya
sesuai dengan keterlibatan serta
menarik simpati pembaca.
Berbeda dengan tokoh dapat berupa manusia atau tokoh

protagonist, tokoh antagonis mahkluk lain yang diberi sifat

berarti lawan atau pemain kedua seperti manusia, misalnya kancil,

yang biasanya menentang atau kucing, kaset, dan sepatu.

berusaha mengagalkan rencana


Pendapat Aminuddin yang
dan keinginan pemain pertama.
menyampaikan bahwa tokoh
Tokoh antagonis biasanya
merupakan pelaku yang
mewakili pihak yang jahat atau
membangun peristiwa dalam cerita
yang salah.
rekaan sehingga peristiwa itu

Boulton (dalam menjalin suatu cerita, pada

Aminuddin,1984;85) penelitian ini pun, tokoh Candhik

mengungkapkan bahwa cara Ayu ditempatkan sebagai tokoh

sastrawan menggambarkan atau utama yang mengemban peran

memunculkan tokohnya dapat penting dalam cerita sinema

menempuh berbagai cara. Mungkin kethoprak serial Selingkuhan

sastrawan menampilkan tokoh Candhik Ayu.

sebagai pelaku yang hanya hidup di


2.2.1.2.1 Alur/plot
dalam mimpi, pelaku yang memiliki
Menurut Waradi (Waluyo,
semangat perjuangan dalam
2001:8). Alur merupakan jalinan
mempertahankan hidupnya, pelaku
cerita atau kerangka dari awal
yang memiliki cara yang sesui
hingga akhir yang merupakan
dengan kehidupan manusia yang
jalinan konflik antara dua tokoh
sebenarnya atau pelaku egois,
yang berlawanan. Konflik itu
kacau, dan mementingkan diri
berkembang karena kontradiksi
sendiri. Dalam cerita fiksi, pelaku
para pelaku. Menurut Sarumpaet a) Eksposisi: cerita diperkenalkan agar

(dalam Satoto 2012:45), alur adalah penonton mendapat gambaran

rangkaian peristiwa yang dijalin selintas mengenai drama yang

berdasarkan hukum sebab akibat; ditontonnya, agar mereka terlibat

dan merupakan pola, perkaitan dalam peristiwa cerita.

peristiwa yang menggerakan b) Konflik: pelaku cerita terlibat

jalannya cerita kea rah pertikaian dalam suatu pokok persoalan. Di

dan penyelesaian. sini sebenarnya mula pertama

terjadinya insiden (kejadian atau


Freytag (dalam Satoto
peristiwa) akibat timbulnya konflik.
2012:46) melukiskan piramida yang
c) Komplikasi: terjadinya persoalan
menggambarkan „struktur
baru dalam cerita.
piramida‟ di bawah ini:
d) Krisis: dalam tahap ini persoalan

telah mencapai puncaknya

(klimaksnya). Pertikaian (konflik)

harus diimbangi dengan upaya

mencari jalan keluar.

e) Resolusi: dalam tahap ini persoalan

Keterangan: telah memperoleh peleraian.

Tegangan akibat terjadinya tikaian


a. Rising action
(konflik) telah mulai menurun,
b. Falling action
tahap ini disebut tahap falling

Ambarwati (dalam Satoto 2012:51- action.

52), membagi struktur drama ke dalam

enam tahap yaitu:


f) Keputusan: dalam tahap ini konflik-konflik itu dimulai. Kedua,

persoalan telah memperoleh penanjakan laku (rising action),

penyelesaian. pertumbuhan atau komplikasi yang

berarti bagian dari lakon dimana


Noermanzah (Staton,2007;26)
konflik itu bertambah ruwet, tetapi
menjelaskan plot sebagai serangkaian
jalan keluarnya masih tetap samar-
peristiwa-peristiwa yang membentuk
samar tidak menentu. Kemudian
sebuah cerita dan biasanya terbatas
yang ketiga adalah klimaks atau
pada peristiwa-peristiwa yang
krisis atau titik balik (turning point),
terhubung secara kasual saja, peristiwa
di mana satu dari tenaga-tenaga
kasual merupakan peristiwa yang
yang berlawanan nampak
menyebabkan atau menjadi dampak
merupakan kekuatan yang
dari berbagai peristiwa lain dan tidak
menguasai dan sejak itu seterusnya
dapat diabikan karena akan
akhir yang menentukan sudah dapat
berpengaruh pada keseluruhan karya.
ditentukan. Keempat, penurunan
Mira (Hartoko,1984:149)
laku (the falling action) atau
mengemukakan plot adalah konstruksi
penyelesaian, yang berarti bagian
mengenai deratan peristiwa, yang
lakon yang merupakan tingkat
secara logis dan kronologisnya, saling
menurun dalam geraknya kejadian
berkaitan atau dialami oleh para pelaku.
menjelang akhir yang sudah
Menurut Ambarwati (dalam
dibayangkan jalan keluarnya.
Brahim 1968:71), alur drama
Kelima, keputusan (catastrophe
tersusun menurut apa yang dinamai
conclution), adalah dimana konflik
garis lakon (dramatic line). Garis
itu diakhiri. Plot lakon yang
lakon yaitu, pertama dimulai
sebenarnya mulai dari permulaan
dengan insiden permulaan, di mana
tumbuhnya konflik, dan konflik itu lakon tidak sama dengan panggung

sendiri timbul dari atau didahului (stage). Namun, panggung

oleh suatu kondisi tertentu dan merupakan perwujudan

perhubungan tertentu antara pelaku (visualisasi) dari setting. Setting

yang membawa kepada suatu mencangkupi dua aspek penting,

perkembangan. Kondisi dan yaitu: (a) aspek ruang; (b) aspek

perhubungan ini harus dijelaskan, waktu, di samping dua aspek

kalau tidak maka cerita itu akan tersebut, ada satu aspek lagi yang

tidak dapat dimengerti. Karena itu perlu dipertimbangkan, yaitu (c)

harus dibedakan lagi suatu bagian aspek suasana.

lain dari lakon yaitu bagian yang


1) Aspek ruang
memberitahukan kondisi atau
Aspek ruang ini
perhubungan antar pelaku yang
menggambarkan tempat
disebut preperkenalan atau
terjadinya peristiwa dalam
eksposisi, yang berarti bagian yang
lakon. Dalam drama tradisional,
menuntun kepada dan
tempat terjadinya peristiwa
mempersiapkan insiden permulaan.
dalam lakon sering
2.2.1.2.2 Latar (Setting)
didefinisikan (disamakan)
Menurut Hartini (Abrams,
dengan tempat dalam realita.
2012 : 363) Latar atau setting adalah
Misalnya tempat-tempat yang
tempat, hubungan waktu, dan
disebut dalam lakon ketoprak,
lingkungan sosial terjadinya
misalnya Pringgandani (tempat
peristiwa-peristiwa yang
Gatotkaca).
diceritakan. Menurut Ambarwati

(Satoto,2012:55-57), setting dalam


Lokasi atau tempat lakon. Tidak semua penulis

terjadinya peristiwa dalam naskah lakon dengan jelas

lakon bisa di istana, rumah dan tersurat mengemukakan

biasa, hutan, langit, laut, waktu cerita. Dalam hal ini,

gunung, pantai, atau medan pengggarap penyaji atau

peperangan. Dapat terjadi di pengamat lakon harus dapat

dunia Madyapada atau mencari waktu cerita.

Kahyangan. Jadi, lokasi b. Waktu penceritaan

terjadinya peristiwa bertempat (narrative-time) Dalam

di dalam diri manusia itu lakon, waktu

sendiri, maka akan timbul penceritaan

konflik batin yang sulit dilerai


disebut masa putar
atau dicari pemecahannya.
(running-time). Hal ini
Manusia merupakan sumber
dianalogkan dengan lakon
dari segala konflik atau
jenis film yang
pertikaian, maka manusia
penyajiaannya dengan
pulalah yang harus
„memutar‟ roll film yang
menyelesaikannya.
direkamnya. Istilah-istilah

2) Aspek waktu lain yang digunakan (sesuai

a. Waktu cerita (fable- dengan jenis yang

time) diceritakan) ialah reading

Yang dimaksud waktu time atau experienced-time.

cerita adalah waktu yang Cara lain untuk menghitung

terjadi dalam seluruh cerita waktu penceritaan jenis

atau suatu episode dalam lakon adalah dengan


menghitung berapa, berapa konflik, dan bangunan konflik yang

adegan, dan berapa ditampilkan. Konflik mungkin

movement dalam seluruh terjadi karena adanya perbedaan

lakon. kepentingan, perebutan sesuatu (

misal: perempuan, pengaruh,


3. Aspek suasana Aspek suasana
kekayaan), pengkhianatan, balas
perlu dipertimbangkan dalam
dendam, dan lain - lain khas
menganalisis lakon, terlebih untuk
karakter manusia. Nurgiantoro
jenis lakon ketoprak. Pergeleran
(2015:181) mengatakan bentuk
ketoprak pada mulanya
konflik sebagai bentuk peristiwa
berhubungan dengan kepercayaan.
dapat pula dibedakan ke dalam dua
Aspek suasana lebih menekankan
kategori, yaitu:
pada keadaan waktu terjadinya

peristiwa dalam keadaan duka atau 1. Konflik internal ( atau:

senang konflik kejiwaan, konflik batin), di

pihak lain, adalah konflik yang


2.2.1.3 Konflik
terjadi dalam hati dan pikiran,
Menurut Dauly
dalam jiwa seorang tokoh (atau:
(Nurgiantoro,2015: 178-179)
tokoh - tokoh) cerita. Jadi, ia
mengatakan Konflik merupakan
merupakan konflik yang dialami
unsur yang esensial dalam
manusia dengan dirinya sendiri.
pengembangan plot sebuah teks
Misalnya, hal yang terjadi akibat
fiksi. Pengembangan plot sebuah
adanya pilihan yang berbeda,
karya naratif akan dipengaruhi,
pertentangan dua keinginan,
untuk tidak dikatakan ditentukan,
harapan - harapan, atau masalah -
oleh wujud dan isi konflik, kualitas
masalah lainnya.
2. Konflik eksternal adalah konflik bisa terjadi antarmanusia,

konflik yang terjadi antara seorang manusia dengan alam semesta, dan

tokoh dengan sesuatu yang di luar bahkan manusia dengan tuhannya.

dirinya mungkin dengan


2.2.1.3 Cakepan
lingkungan alam mungkin
Satoto (2012:59-60) menyatakan
lingkungan atau pun dengan
bahwa dalam drama, cakapan yang
manusia. Dengan demikian, konflik
terjadi antara dua orang tokoh atau lebih
eksternal dapat dibedakan menjadi
disebut dialog (dialoque). Jika cakapan
dua kategori, yaitu konflik fisik
itu terjadi seorang diri tokoh (bicara
(physical conflict) dan konflik
seorang diri) disebut monolog.
sosial (social conflict) Jones dalam

Menurut Satoto (2012:59),


2.2.2 Struktur Dramatik
konflik adalah unsur yang

fundamental dalam pembinaan alur Sudikan (2001:25)

dramatik. Jadi, dalam realisasinya menjelaskan struktur adalah

ke dalam pentas, kesemuanya bisa hubungan unsur-unsur pembentuk

divisualisasikan, diauditivikasikan, dalam susunan keseluruhan.

dan diaudiovisualisasikan lewat Struktur dalam drama dapat

cakapan dan lakuan diibaratkan sebagai sebuah

bangunan yang terbentuk dari


Menurut Ambarwati
unsure-unsur yang saling terkait
(2015;37) Dalam praktik, tikaian
satu sama lain. Unsur-unsur
atau konflik tidak harus diikuti oleh
tersebut adalah alur, tokoh dan
cakapan atau lakuan; konflik ini
penokohan, latar, tema,dan amanat.
berada dalam diri tokoh, biasanya
Unsure-unsur tersebut dapat
disebut pembatinan. Tikaian atau
membentuk sebuah struktur dengan atas unsur-unsur pembangun karya

adanya dialog dan tingkah laku sastra itu sendiri, begitu juga

konkret para tokohnya. Struktur itu dengan karya sastra drama. Sebagai

dapat disebut sebagai struktur salah satu genre sastra, drama juga

dramatik. mengandung unsurunsur

pembangun, seperti alur (plot),


(Satoto 1985:14)
latar/setting, tokoh dan penokohan,
mengatakan bahwa adegan-adegan
tema, amanat, konflik, dan cakapan.
di dalam lakon merupakan

bangunan unsur-unsur yang 2.2.2.2 Unsur-unsur Drama

tersusun dalam satu kesatuan.


unsur-unsur pembangun
Tegasnya, struktur adalah: tempat,
salah satunya adalah unsur dramatik
hubungan, atau fungsi dari adegan-
yang terdiri atas ide cerita, judul,
adegan di dalam peristiwa-peristiwa
tema, karakterisasi, konflik, alur,
dan di dalam satu kesuluruhan
dan setting. Suryanto,dkk(2013)
lakon.
2.2.2.3 Tema dan Amanat
(Nurgiyantoro 2002:36)
Aminuddin (2010:91), tema
menjelaskan struktur karya sastra
adalah ide yang mendasari suatu
dapat diartikan sebagai susunan,
cerita sehingga berperan sebagai
penegasan, dan gambaran semua
pangkal tolak pengarang
bahan dan bagianbagian yang
memaparkan karya fiksi
menjadi komponennya yang
ciptaannya. Nurgiantoro (2010:68)
bersama membangun kebulatan
menambahkan tema merupakan
yang indah. Pemahaman tentang
dasar pengembangan seluruh cerita,
struktur sebuah karya sastra tidak
maka ia pun bersifat menjiwai
dapat lepas dari analisis struktur
seluruh bagian cerita itu. Amanat Jika tema dan drama

merupakan pesan atau hikmah yang merupakan ide sentral yang menjadi

dapat diambil dari sebuah cerita pokok persoalannya, maka amanat

untuk dijadikan sebagai cermin merupakan pemecahnya. Jika tema

maupun panduan hidup. Melalui sebuah drama merupakan

cerita, sikap dan tingkah laku tokoh- pertanyaannya, maka amanat yang

tokoh itulah pembaca diharapkan terkandung merupakan

dapat mengambil hikmah dari jawabannya. Ambarwati (2015;16).

pesan-pesan moral yang

disampaikan dan yang diamanatkan

(Nurgiyantoro, 2000:322).

Daftar Pustaka

Afandi, D. 2008. Visum et repertum pada korban hidup. JIK (Jurnal Ilmu Kedokteran).

Christi, D. 2016. Kedudukan Visum Et Repertum (VER) dalam Tindak Pidana Pembunuhan. LEX ET
SOCIETATIS.

Rorora, J. D., Tomuka, D., & Siwu, J. 2014. Temuan otopsi pada kematian mendadak akibat penyakit
jantung di BLU RSU Prof. DR. RD Kandou Manado periode 2007-2011. e-CliniC.

Ambarwati, R. 2015. Struktur Dramatik Lakon Jaka Kendhil Ketoprak Bocah Ari Budaya (Doctoral
dissertation, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG).

Prabandari, F. W. 2011. Struktur Dramatik Teks Ketoprak dalam Lakon Sri Huning Mustika
Tuban (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).

Astuti, R. W. 2011. Struktur Dramatik Lakon Bima Maneges Karya Ki Anom Suroto (Doctoral
dissertation, Universitas Negeri Semarang).
Pranoto, D. 2019. STRUKTUR DRAMATIK WAYANG LOGDRO LAKON KARNA TANDHING SAJIAN
BLACIUS SUBONO (Doctoral dissertation, INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) SURAKARTA).

Rudita, I. M., & Astari, N. L. P. W. 2019. STRUKTUR DRAMATIK PERTUNJUKAN DRAMA KLASIK
SANGGAR TEATER MINI LAKON DEWA RUCI KAJIAN BENTUK DAN
FUNGSI. WIDYANATYA.

Alqudah, M. K. I.2018. Dramatic Structure in Al-Huttai'a's" Al-Karm.

Radhiah, A., Jazuli, M., & Wadyio, W. 2019. Dramatic Structure in Teuku Umar Theater Show in
Meulaboh City, West Aceh Regency. Catharsis.

Anda mungkin juga menyukai