Anda di halaman 1dari 2

Dewi Kholifah Anggraeni

2601417059/Rombel 2017 D
Menulis Lanjut

Semarak Kegiatan Bulan Bahasa dan Seni 2019: Festival Monolog


Berbahasa Jawa

Festival Monolog Berbahasa Jawa yang diselenggarakan oleh Jurusan Bahasa dan
Sastra Jawa berlangsung dengan semarak. Festival yang berbentuk perlombaan ini
dilaksanakan di Gedung B6 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.
Kegiatan ini berlangsung pada hari sabtu, tanggal 26 Oktober 2019. Festival ini termasuk
dalam serangkaian kegiatan Bulan Bahasa dan Seni 2019 yang setiap tahun sekali
dimeriahkan oleh Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang. Kebetulan, yang
terpilih menjadi pelaksana tahun ini adalah Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa. Tim pelaksana
terdiri dari dosen dan mahasiswa, dengan dosen sebagai koordinator dan mahasiswa sebagai
anggota.
Kegiatan pembuka seperti orientasi panggung dilaksanakan mulai pukul 09.00 pagi,
maka dari itu, tim mahasiswa sebagai pelaksana bermalam di kampus pada malam hari untuk
memastikan acara benar-benar lancar keesokan harinya. Sedangkan acara inti baru dimulai
pukul 13.00 sampai pukul 21.00 malam. Juri yang didatangkan pun bukan juri ‘ecek-ecek’,
ada Pak Gigok Anurogo, seorang budayawan, sutradara, ada Pak Eko Tunas, dan Pak
Sendhang Mulyana, dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di UNNES. Ketiganya
adalah budayawan, seniman yang sudah mumpuni di bidangnya. Tak heran, antusiasme
peserta dan penonton meruak.
Dengan harga tiket masuk sepuluh ribu, penonton sudah bisa menyaksikan festival
monolog tersebut. Peserta maupun penonton datang dari berbagai kalangan. Peserta ada yang
berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah sendiri, bahkan dari Jawa Barat. Peserta dibebaskan
usianya, dan rata-rata yang mendaftar adalah seniman-seniman dari daerahnya masing-
masing. Meskipun begitu, ada siswa SMA yang mendaftar menjadi peserta, ada juga
mahasiswa dari UNNES sendiri. Dengan peserta berjumlah tiga belas, estimasi waktu dibagi
menjadi dua sesi, sesi pertama pukul 13.00 sampai pukul 18.00, kemudian dilanjut sesi kedua
pukul 18.30-21.00. Dan pada penghujung acara, yang keluar sebagai pemenang adalah tim
dari Kudus, dengan peserta bernama Shofia Lailatul Nikmah, membawakan monolog
berjudul “Ledhek Lastri”.
Menurut saya, kegiatan ini selain diselenggarakan untuk menyemarakkan Bulan
Bahasa dan Seni, juga diupayakan dapat melestarikan Bahasa Jawa, sebagai bahasa ibu. Pada
kalangan anak muda khususnya, harus dapat menggunakan waktu malam minggunya untuk
menyaksikan kegiatan yang bermanfaat seperti menonton festival ini, karena dapat
menambah wawasan dan lebih mengenal bahasa Jawa dalam beraneka ragam penggunaan.
Sebab, menurut pandangan saya, masih banyak muda-mudi yang kurang antusias dan tidak
tertarik akan sajian yang demikian.

Anda mungkin juga menyukai