NIM : 1704816
Jurusan : Pendidikan Seni Musik
Mata Kuliah : Apresiasi dan Kritik Musik
Dosen Pengampu : Dr. Sandie Gunara, M.Pd.
Dalam pelaksanaan pagelaran ini mahasiswa baru pendidikan seni musik 2019 berperan
sebagai panitia acara tetapi ada pun yang menjadi talent dalam acara tersebut.Sudah menjadi
budaya dalam Pendidikan Seni Musik mahasiswa baru tersebut harus membuat pagelaran di
akhir masa kaderisasinya sebagai tanda simbolis bahwa mahasiswa baru telah diterima di
Departemen Pendidikan Seni Musik yang sebelumnya juga terlibat dalam agenda kampus
seperti menjadi tim paduan suara pada hari pelaksanaan upacara 17 Agustus dan MOKAKU
UPI.Tujuan dari pelaksanaan pagelaran ini adalah untuk memperkenalkan cara kerja untuk
membuat acara di ruang lingkup kampus UPI ini.
Pagelaran “Nyintreuk Nyentrik”ini dibuka dengan sambutan dari salah satu orang tua
siswa yang mengucapkan banyak terima kasih kepada panitia pelaksana pagelaran ini dan
pelaksana masa kaderisasi.Acara ini juga dipandu oleh Asrul Annas dan Yusniar
Azizah,setelah orang tua siswa memberi sambutan selanjutya dengan sambutan dari
sekertaris Departemen Pendidikan Seni Musi yaitu Dr. Sandie Gunara, M,Pd yang mewakili
Dr. Uus Karwati S.Kar ,M.Sn yang berhalangan hadir dengan sambutan yang luar biasa atas
terselelanggaranya acara ini yang dilaksanakan oleh mahasiswa baru.Beliau pun memberikan
selempang kepada perwakilan mahasiswa baru sebagai simbolis bahwa mereka diterima di
Departemen Musik.Sambutan selanjutnya,diberikan oleh ketua HIMA MUSIK Fiqri Apriyadi
dari angkatan 2017 yang memberikan semangat kepada mahasiswa baru untuk melanjutkan
perjuangannya sebagai mahasiswa dan mengingatkan bahwa acara ini hanyalah sebuah
gerbang untuk menuju perjalanan yang lebih panjang lagi.
Pada awal acara,para apresiator dibuat bertanya-tanya apa yang dimaksud dari judul
dan tagline yang dibuat oleh panitia pelaksana.Tagline yang dibikin pelaksana ini mengacu
kepada apa urgensi yang diangkat dalam sebuah pertunjukan dan saat di hubungkuan,
menyangkut mengenai hal apa. Sebagai contoh pagelaran kali ini mengambil
judul”Nyintreuk Nyentrik”. Judul tersebut diambil dari bahas sunda. Dalam hal ini
mahasiswa baru mengangkat alat musik tradisional Jawa Barat yang dikombinasikan dengan
alat-alat musik barat seperti gitar,bass,dan string quartet. Nyintreuk merupakan teknik yang
dimainkan oleh tangan kanan dalam alat petik kecapi yang dalam arti bahasa Indonesia
“menyentil”seperti menyentil sepasang telinga. Sedangkan nyentrik memiliki artian sesuatu
yang tidak biasa atau unik. Pagelaran dibuka dengan sebuah overture (musik pembuka dalam
suatu pagelaran) dengan menampilkan sebuah karya lagu sunda berjudul “Hariring Kuring”,
dibawakan oleh paduan suara mahasiswa musik 2017 dan 2018. Hariring kuring sendiri
menceritakan tentang seseorang memikirkan kekasihnya dan dituangkan dalam sebuah
nyanyian saat ia hanya seorang diri. Tak ketinggalan, Dewi Noer Hardiyanti salah satu
mahasiswi musik 2018 turut menjadi arranger (yang mengaransemen) lagu tersebut. Suaranya
yang agak sengau dan manis menjadi penutup penampilan pertama saat dibagian akhir ia
membawakan part solonya. Memang, pembawaannya yang manis namun sendu sangat pas
akan lagu ini, sehingga saat mengaransemennya ia bisa sepenuh hati masuk kedalam cerita
lagu.
Overture yang kedua dilanjutkan dengan sebuah pertunjukan dari juru pantun yaitu
Setia Mulyana, salah satu mahasiswa musik 2018. Komposisi musik overture yang kedua
dikomposisi oleh Habib Utsman Az Zahir. Biasanya pertunjukkan semacam ini ada di dalam
“Carita Pantun”. Carita pantun umumnya menceritakan latar cerita kerajaan dalam bahasa
Sunda, di ikuti juru pantun yang melagukan naskah cerita. Bagi apresiator yang pernah
mendengar istilah”Carita Pantun”, pasti akan terpikir dan terbawa oleh suasana saat Setia
berpantun sambil berlagu, pertunjukan ini diiringi beberapa permainan kecapi, suling dan
alat-alat gesek orkes. Kemeriahan berlanjut sampai sebuah karya yang berjudul “Cipanon
Ngembeng”dibawakan dengan suasana bersedih oleh Arti Intan Agustin, mahasiswi musik
angkatan 2017. Lagu yang menceritakan tentang kesedihan mendalam seseorang, sehingga
mengeluarkan air mata yang deras, sukses dibawakan oleh sang vokalis sehingga apresiator
ikut terbawa suasana yang sendu dari pembawaan karya tersebut oleh Arti Intan Agustin.