Anda di halaman 1dari 16

Upaya Polisi Dalam … (Ahmat Sahit) 97

UPAYA POLISI DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA


KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP PEREMPUAN DISABILITAS
DI KABUPATEN SLEMAN
Oleh:
Ahmat Sahit
Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum UNY
ahmadsahidalhusna@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengambarkan upaya Polisi, hambatan Polisi dan upaya Polisi dalam
mengatasi hambatan dalam menanggulangi tindak pidana kekerasan seksual terhadap perempuan
disabilitas di Kabupaten Sleman. Kajian yang menjadi dasar oada penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penentuan subjek penelitian secara purposive. Adapun subjek
penelitian yaitu, Kepala bagian Unit Perlindungan Perempuan dan Anak, dua orang penyidik, satu orang
penyidik pembantu, dan dua orang perempuan sebagai penyidik pembantu. Teknik pengumpulan data
dengan wawancara dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cross check data dari
hasil wawancara antara subjek penelitian dengan data dokumen. Teknik analisis data secara induktif
meliputi, reduksi data, display data, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukan, upaya Polisi dalam
menangulangi tindak pidana kekerasan seksual terhadap perempuan disabilitas di Kabupaten Sleman
dilakukan dengan tindakan preventif dan tindakan represif. Tindakan preventif dengan cara, sosialisai
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan perlindungan perempuan disabilitas, kerjasama
dengan Dinas Sosial, Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan
Perempuan dan Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak, kerjasama dengan
Lembaga Swadaya Masyarakat. Tindakan represif yang dilakukan Polisi yaitu, penyelidikan dan
penyidikan. Hambatan dalam tindakan preventif yaitu, kesulitan mengumpulkan perempuan disabilitas
dalam melaksanakan sosialisasi, memahami komunikasi yang digunakan perempuan disabilitas,
mencari pemateri dalam pelatihan, pelaksanaan program Keluarga Berencana bagi korban, tidak adanya
sarana prasarana fisik dan mobilitas dalam pelaksanaan sosialisasi, tidak ada dana yang diberikan oleh
pemerintah kepada Polisi dalam sosialisasi, menentukan waktu yang tepat untuk melakukan kerjasama
dengan Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak, pemilihan Lembaga Swadaya
Masyarakat yang tepat. Hambatan dalam tindakan represif yaitu, dalam penyelidikan, kesulitan mencari
informasi untuk memastikan adanya tindak pidana. Dalam penyidikan, kesulitan dalam menemukan
barang bukti, mencari pembantu penerjemah komunikasi yang digunakan oleh perempuan disabilitas.
Upaya mengatasi hambatan dalam upaya preventif, bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat
Center of Improving Qualified Activity in Life of People with Disabilities dalam mencari audiensi
perempuan penyandang disabilitas, mengundang penerjemah dari Lembaga Swadaya Masyarakat
Center of Improving Qualified Activity in Life of People with Disabilities, menggunakan sarana
prasarana yang ada serta menyediakan fasilitas tambahan yang dibutuhkan perempuan disabilitas,
mendatangkan pemateri dari luar Kepolisian maupun Dinas Sosial, pembuatan rencana kerjasama
antara Kepolisian dengan Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak, bekerjasama
dengan Lembaga Swadaya Masyarakat Center of Improving Qualified Activity in Life of People with
Disabilities dan Lembaga Swadaya Masyarakat Sentral Advokasi Perempuan Dan Anak. Dalam upaya
represif, penyelidikan, mengali informasi dari tetangga dekat tersangka, penyidikan, mengadakan
kerjasama dengan dokter ahli untuk melakukan visum terhadap perempuan disabilitas korban
kekerasan seksual, permohonan penerjemah dan pendampingan dari Lembaga Swadaya Masyarakat.

Kata kunci : Upaya, Polisi, Tindak pidana kekerasan seksual, Perempuan disabilitas
Upaya Polisi Dalam … (Ahmat Sahit) 98

THE EFFORTS OF THE POLICE OFFICERS TO COMBAT THE SEXUAL ABUSE


OF WOMEN WITH DISABILITIES IN SLEMAN REGENCY

By:
Ahmat Sahit
Civic Education and Law Study Program
State University of Yogyakarta
ahmadsahidalhusna@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to describe the efforts and the obstacles of the Police officers to combat the
sexual abuse of women with disabilities in Sleman regency. This is a descriptive research with
qualitative approach. The subject of this research was determined through purposive technique. The
subjects were the Head of Women and Children Protection Unit, two investigating officers, one
investigating officer assistant, and two women as investigating officer assistants. The data were
collected through interview and documentation. The data validity was examined by cross check
technique from the interview result from the subjects and the document. While the technique for data
analysis was inductive analysis technique conducted through data reduction, data display, and data
verification. The result shows that the efforts of the police officers to combat the sexual abuse of women
with disabilities are in the forms of preventive and repressive actions. The preventive actions are
conducted by: giving socialization of the acts related to the protection of women with disabilities;
collaborating with Social Services, Board of Family Planning, Society, and Wowan Empowerment, and
Integrated Services Center for Women and Children; and collaborating with the Civil Society
Organizations. The repressive actions conducted by the Police Officers are in the form of preliminary
investigation and full investigation. The obstacles in the preventive actions are: the difficulty to gather
the women with disabilities in a socialization; understanding the communication among the women
with disabilities, finding out the speakers for the training, conducting the Family Planning program for
the victims, the absence of facilities for conducting the socialization, the absence of the fund given by
the government to the Police officers for the socialization, defining the right time to conduct
collaboration with the Integrated Services Center for Women and Children; and choosing the right
Civil Society Organizations. The obstacles in the repressive actions for the preliminary investigation is
the difficulty to find out the information to ensure that there is a crime. While the obstacles for the full
investigation include the difficulty in finding out the evidence and finding out the interpreter to interpret
the communication with women with disabilities. The Police officers therefore conduct several efforts
to overcome the obstacles in the preventive actions by collaborating with Center of Improving Qualified
Activity in Life of People with Disabilities in finding the women with disabilities, inviting the interpreter
from Center of Improving Qualified Activity in Life of People with Disabilities, using the facilities and
providing additional facilities needed by the women with disabilities, inviting the external speaker,
planning the collaboration between the Police officers and Integrated Services Center for Women and
Children, and collaborating with the Center of Improving Qualified Activity in Life of People with
Disabilities and Women and Children’s Advocacy Center. While for the repressive actions, in the
preliminary investigation, the Police officers dig information from the near neighbour of the suspect.
In the full investigation, the Police officers collaborate with the doctor to conduct the medical report of
the women with disabilities who are the victims of sexual abuse, and requesting the interpreter and
assistance from the Civil Society Organizations.
Keywords: Efforts, Police officers, Sexual abuse, Women with disabilities
Upaya Polisi Dalam … (Ahmat Sahit) 99

PENDAHULUAN untuk mewujudkan keamanan dalam negeri


Untuk menciptakan ketertiban hukum yang meliputi terpeliharanya keamanan dan
perlu adanya upaya-upaya dari penegak ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya
hukum. Penegak hukum di Indonesia hukum, terselenggaranya perlindungan,
merupakan faktor utama terciptanya pengayoman, dan pelayanan kepada
ketertiban. Dengan adanya penegak hukum masyarakat, serta terbinanya ketenteraman
Undang-Undang yang sudah disahkan akan masyarakat dengan menjunjung tinggi hak
mudah untuk dilaksanakan. Namun dalam asasi manusia (Pasal 4 Undang-Undang
penegakan hukum tentu tidak lepas dari Nomor 2 Tahun 2002).
adanya kendala-kendala di lapangan. Baik Berbagai penjelasan tersebut, maka
kendala yang datangnya dari intern penegak sebaiknya Polisi harus bisa memberikan
hukum maupun ekstern. Pihak intern penegak perlindungan kepada siapapun. Hal ini
hukum ini biasanya berasal dari dalam dikarenakan pada prinsipnya bahwa semua itu
penegak hukum tersebut, sedangkan dari pihak sama kedudukanya di muka hukum, tidak ada
ekstern lebih ke perilaku masyarakat dalam yang diistimewakan dan diberlakukan secara
menerapkan hukum yang ada. tidak adil. Hal ini sangat berkaitan erat dengan
Di Indonesia salah satu lembaga adanya perlindungan Hak Asasi Manusia serta
pemerintah yang memegang peranan penting prinsip dasar dari adanya Pancasila yang
dalam penegakan hukum adalah Kepolisian berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Republik Indonesia. Kepolisian adalah segala Indonesia”.
hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan Berdasarkan penjelasan di atas, di
lembaga Polisi sesuai dengan peraturan Indonesia penegakan hukum terhadap
perundang-undangan Hal ini ditentukan dalam penyandang disabilitas sejauh ini masih belum
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 diterapkan dengan baik, terutama penegakan
Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara hukum yang berkaitan dengan kekerasan
Republik Indonesia. Ketentuan Pasal 1 ayat (2) seksual terhadap perempuan disabilitas.
juga menjelaskan bahwa anggota Kepolisian Sejauh ini penanganan terhadap kekerasan
Negara Republik Indonesia adalah pegawai seksual terhadap perempuan disbilitas masih
negeri pada Kepolisian Negara Republik banyak yang belum bisa diselesaikan sampai
Indonesia. tuntas. Ketika ada permasalahan tentang
Suatu lembaga kepolisian dibentuk kekerasan seksual terhadap perempuan
tentu mempunyai tujuan yang bermanfaat bagi disbilitas kemudian dilaporkan ke kepolisian
Warga Negara Indonesia. Tujuan dibentuknya setempat maka kebanyakan Polisi tidak segera
Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah menangani kasus tersebut dengan alasan
Upaya Polisi Dalam … (Ahmat Sahit) 100

belum ada bukti yang cukup dan undang- partisipasi penyandang disabilitas dalam
undang khusus yang mengatur tentang segala aspek kehidupan seperti pendidikan,
kekerasan seksual terhadap perempuan kesehatan, pekerjaan, politik, olah raga, seni
disabilitas tersebut. dan budaya, serta pemanfaatan teknologi,
Mengacu pada Undang-Undang No. 19 informasi dan komunikasi.
tahun 2011 tentang Pengesahan Konvensi Dari pemaparan di atas menunjukan
mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas, bahwa disabilitas juga mempunyai hak-hak
bagian isi pokok konvensi disebutkan bahwa, yang harus dilindungi oleh Negara. Hak
setiap penyandang disabilitas harus bebas dari tersebut bisa berupa mental maupun fisik yang
penyiksaan atau perlakuan yang kejam, tidak harus mendapatkan penghormatan integritas.
manusiawi, merendahkan martabat manusia, Oleh karena itu sudah seharusnya pemerintah
bebas dari eksploitasi, kekerasan dan memberikan perlakuan yang sama terhadap
perlakuan semena-mena, serta memiliki hak disabilitas, baik melalui aparat penegak
untuk mendapatkan penghormatan atas hukum maupun instansi-instansi lain yang
integritas mental dan fisiknya berdasarkan relevan. Kedepanya apabila ada persoalan
kesamaan dengan orang lain. Termasuk di yang berkaitan dengan penyandang disabilitas
dalamnya hak untuk mendapatkan dapat diselesaikan secara tuntas.
perlindungan dan pelayanan sosial dalam Proses hukum terhadap perempuan
rangka kemandirian, serta dalam keadaan disabilitas yang berjalan masih jauh dari
darurat. menghadirkan rasa keadilan bagi korban,
Selain karena hak disabilitas yang seperti yang diamanatkan Undang-Undang
harus dipenuhi di atas mengacu pada Undang- No. 19 tahun 2011 tentang Pengesahan
Undang No. 19 tahun 2011 tentang Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang
Pengesahan Konvensi mengenai Hak-hak Disabilitas, bahwa disabilitas mengalami
Penyandang Disabilitas bahwa negara juga kerentanan. Kerentanan ini dengan tegas
mempunyai kewajiban sebagai berikut: disebutkan dalam Pasal 6 Konvensi Hak-Hak
Kewajiban negara merealisasikan hak Penyandang Disabilitas yang menyatakan
yang termuat dalam Konvensi, melalui bahwa penyandang disabilitas perempuan
penyesuaian peraturan perundang-undangan, rentan terhadap diskriminasi ganda. Salah satu
hukum dan administrasi dari setiap negara, yang membuat perempuan korban disabilitas
termasuk mengubah peraturan perUndang- rentan adalah Substansi Hukum dalam Kitab
Undangan, kebiasaan dan praktik-praktik yang Undang Undang Hukum Acara Pidana
diskriminatif terhadap penyandang disabilitas, (KUHAP) dan Kitab Undang Undang Hukum
baik perempuan maupun anak, menjamin
Upaya Polisi Dalam … (Ahmat Sahit) 101

Pidana (KUHP) (www.lbh-apik.or.id. Diakses seksual tidak dapat dijerat hukum secara
tanggal 17 Desember 2015. jam 10.06). maksimal. LBH APIK mencatat, dari 6 kasus
Seperti dalam KUHAP Pasal 178 yang yang didampingi hanya 1 kasus yang sampai
menyatakan penyediaan penterjemah hanya diproses di pengadilan. Namun hukuman yang
diperuntukan bagi disabilitas jenis bisu dan dijatuhkan bukan hukuman maksimal, yakni
tuli pada proses kesaksian di Pengadilan. Pasal hanya 6 bulan penjara kurungan (www.lbh-
ini menjadi awal bagaimana proses hukum apik.or.id. Diakses tanggal 17 Desember 2015.
pelaporan di Kepolisian tidak menyediakan jam 10.06).
penterjemah bagi disabilitas. Padahal peran Menurut Kementerian Sosial
penterjemah dalam proses pelaporan disabilitas di Indonesia diperkirakan sebesar
disabilitas sangat vital. Karena penterjemah ini 3,11%, dan menurut data Kementerian
yang memiliki pengetahuan dan kemampuan Kesehatan jumlahnya 6%. Data Badan Pusat
untuk menjelaskan keterangan yang diberikan Statistik menyebutkan penduduk difabel di
oleh disabilitas. KUHAP yang ada juga belum Indonesia sebanyak 2.126.785 (BPS Susenas
mengakomodir kebutuhan disabilitas jenis lain 2009). Selain itu, paradigma malu dan aib
seperti mental, intelektual, netra, autism, bila ada anggota keluarga menyandang
gangguan perilaku dan hiperaktivitas disabilitas membuat pihak keluarga
(ADHD), Bipolar, Gangguan Kesehatan Jiwa, cenderung menutupi kenyataan tersebut dari
Tuna Grahita, beberapa jenis disabilitas ini publik, dan menutup akses bagi pendataan.
tidak berhak atas pendampingan psikologis Catatan Word Healt Organitation
dan penterjemah. Di dalam KUHP juga melaporkan bahwa rata-rata 10% dari jumlah
belum mengakui usia mental. Padahal untuk penduduk di negara-negara berkembang
membuktikan usia mental juga dibutuhkan termasuk Indonesia mengalami difabilitas.
serangkaian tes salah satunya pemeriksaan Maka Indonesia yang jumlah penduduknya
psikologis dan psikiater (www.lbh-apik.or.id. sekarang mencapai 200 juta orang, sekitar 20
Diakses tanggal 17 Desember 2015. jam juta orang penduduknya adalah difabel.
10.06). Apabila mengacu perbandingan laki-laki
Menurut Catatan Lembaga Bantuan perempuan (1:3) maka kira-kira akan terdapat
Hukum (LBH) APIK Jakarta, selama ini angka 13,7 juta orang perempuan disabilitas.
perempuan disabilitas sangat rentan Sumber (journal.unair.ac.id/download-
mengalami kekerasan ganda. Selain menjadi fullpapers-mkp29d2a43bf3full.pdf. Diakses
korban kekerasan seksual, kesaksian mereka tanggal 16 Desember 2015 jam 15.20).
sering diabaikan karena kurang lengkapnya Di Daerah Istimewa Yogyakarta
alat bukti. Akibatnya, pelaku kekerasan khususnya di Kabupaten Sleman menurut
Upaya Polisi Dalam … (Ahmat Sahit) 102

salah satu pengurus Lembaga Swadaya pidana kekerasan seksual terhadap perempuan
Masyarakat peduli terhadap disabilitas dengan disabilitas, sedangkan dari tahun 2014 sampai
nama Center of Improving Qualified Activity in 2015 kenaikan yang terjadi sebanyak 7 kasus
Life of People with Disabilities (CIQAL) pada kekerasan seksual terhadap perempuan
tangal 8 januari 2016 jam 14.30, Ibu Bonnie disabilitas di Kabupaten Sleman. Berbagai
mengungkapakan bahwa banyak terjadi penjelasan dan permasalahan yang dijelaskan
kekerasan seksual terhadap perempuan di atas, dapat disimpulkan bahwa upaya Polisi
disabilitas di Yogyakarta ini selama tahun dalam menanggulangi tindak pidana
2015, tetapi untuk melakukan proses ke ranah kekerasan seksual terhadap perempuan
pengadilan masih mengalami kesulitan baik disabilitas belum optimal, sehingga disinyalir
dalam penyelidikan maupun dalam mencari ada hambatan yang dihadapi polisi dalam
bukti-bukti yang dibutuhkan. Kesulitan ini upaya menanggulangi tindak pidana kekerasan
dipicu karena belum adanya undang-undang seksual tersebut.
yang secara khusus menjelaskan tentang METODE PENELITIAN
pelangaran kekerasan seksual terhadap Jenis dan Pendekatan Penelitian
disabilitas. Selain itu kesaksian korban juga Jenis penelitian ini merupakan
sulit untuk dipahami mengunakan bahasa penelitian deskriptif dengan pendekatan
keseharian. kualitatif. Metode penelitian ini dimaksudkan
Selain itu menurut data yang diperoleh untuk menggambarkan dan menguraikan
dari LSM CIQAL Yogyakarta bahwa selama upaya Polisi dalam menanggulangi tindak
tahun 2015 tercatat 38 kasus kekerasan pidana kekerasan seksual terhadap perempuan
terhadap perempuan disabilitas yang disabilitas di Kabupaten Sleman, hambatan
didampingi LSM tersebut. Data tersebut yang dihadapi Polisi dan upaya dalam
menunjukan bahwa kekerasan yang terjadi mengatasi hambatan dalam menanggulangi
pada perempuan disabilitas masih cukup tindak pidana kekerasan seksual terhadap
tinggi, sedangkan menurut data kepolisian perempuan disabilitas.
Sleman ditemukan bahwa ada 26 kasus yang Waktu dan Tempat Penelitian
berkaitan dengan kekerasan seksual terhadap Penelitian ini dilakukan di Kepolisian
perempuan disabilitas selama 2015. Resort Sleman Yogyakarta. Kepolisian Resort
Data dari kepolisian juga menunjukan Sleman ini berada di Jalan. Magelang Km 12
bahwa kekerasan seksual selama tiga tahun Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman.
terakhir mengalami kenaikan. Jumlah Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April
kenaikan tersebut yaitu, dari tahun 2013 2016 sampai dengan Juni 2016.
sampai tahun 2014 sebanyak 4 kasus tindak
Upaya Polisi Dalam … (Ahmat Sahit) 103

Subjek Penelitian Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Penentuan subjek penelitian pada Pemeriksaan keabsahan data pada
penelitian ini menggunakan teknik purposive penelitian ini menggunakan teknik cross
yang didasarkan atas kriteria atau check. Cross check ini dilakukan untuk
pertimbangan tertentu. Kriteria subjek mendapatkan data yang dapat dipercaya, yaitu
penelitian yang ditentukan oleh peneliti adalah dengan membandingkan atau mengecek
Polisi yang pernah melakukan upaya kesesuaian atau kecocokan antara hasil
pencegahan tindak pidana kekerasan seksual wawancara dengan dokumen yang peneliti
terhadap perempuan disabilitas, Polisi yang peroleh.
pernah mendampingi korban dalam Teknik Analisis Data
penyelesaian tindak pidana kekerasan seksual Teknik analisis yang digunakan dalam
bagi perempuan disabilitas, dan Polisi selaku penelitian ini secara induktif. Analisis induktif
penyidik dalam kasus tindak pidana kekerasan tersebut dilakukan melalui, pengumpulan data,
seksual perempuan disabilitas yang bertugas di reduksi data, penyajian data, dan menarik
Kepolisian Kabupaten Sleman. Subjek kesimpulan/verifikasi.
penelitian ini adalah Kepala bagian Unit HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
Perlindungan Perempuan dan Anak, dua orang A. Upaya Polisi dalam Menanggulangi
penyidik, satu orang penyidik pembantu dan Tindak Pidana Kekerasan Seksual
dua orang perempuan sebagai penyidik Terhadap Perempuan Disabilitas di
pembantu. Kabupaten Sleman
Teknik Pengumpulan Data 1. Upaya Preventif dilakukan dengan
Teknik pengumpulan data yang cara
digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik a. Sosialisasi peraturan perundang-
wawancara dan dokumentasi. Wawancara undangan yang terkait dengan
dilakukan dengan menggunakan pedoman perlindungan perempuan disabilitas
wawancara yang berisi petunjuk secara garis Sosialisasi tersebut dilakukan Polres
besar pokok-pokok yang akan ditanyakan Sleman khususunya di Unit PPA, terkait
dengan maksud agar data-data yang Undang-Undang yang mengatur tentang
dibutuhkan dapat tercakup seluruhnya. Selain disabilitas, cara mencegah terjadinya
itu, penelitian ini juga menggunakan kekerasan seksual terhadap perempuan
dokumentasi, karena kajiannya ada yang disabilitas, serta masalah-masalah hukumnya.
berupa peraturan perundang-undangan yang Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun
relevan. 2011 Tentang Konvensi mengenai Hak-hak
Penyandang Disabilitas dan Peraturan Daerah
Upaya Polisi Dalam … (Ahmat Sahit) 104

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor dan Pemberdayaan Perempuan


4 Tahun 2012 Tentang Perlindungan dan (BKBPMPP)
Pemenuhan Hak-hak Penyandang Disabilitas. Kerjasama tersebut berupa pemberian
Sosialisasi ini dilaksanakan 1 kali pada pengarahan terhadap perempuan disabilitas
bulan Desember 2015 bertempat di Pendopo terkait dengan kesehatan reproduksi,
Kabupaten Sleman, dengan sasaran harapannya perempuan disabilitas bisa
perempuan disabilitas yang mendapatkan menjaga dirinya dari hal-hal yang tidak
pendampingan dari LSM, dengan target bisa sewajarnya, sehingga tidak menjadi korban
menjaring peserta perempuan disabilitas kekerasan seksual. Selain itu dilaksanaan
sebanyak 100. Dalam kenyataanya karena program KB (Keluarga Berencana) bagi
berbagai faktor sosialisasi ini hanya di hadiri perempuan disabilitas yang pernah menjadi
40 perempuan penyandang disabilitas. korban lebih dari satu kali sampai melahirkan
b. Kerjasama dengan instansi instansi dan perempuan disabilitas tersebut sudah
terkait dengan perlindungan bersuami isteri.
perempuan disabilitas 3) Kerjasama dengan Pusat Pelayanan
1) Kerjasama dengan Dinas Sosial Terpadu Perlindungan Perempuan
Bentuk kerjasamanya selama ini antara dan Anak (P2TP2A)
polisi dengan Dinas Sosial dalam melakukan Adapun bentuk kerjasamanya yang
pencegahan terjadinya kekerasan seksual pernah dilakukan Polisi dengan P2TP2A
terhadap perempuan disabilitas adalah berupa permohonan pemateri ketika polisi
pemberian pelatihan. Pelatihan tersebut berupa melakukan sosialisasi tentang pencegahan
pelatihan yang berhubungan dengan tindak pidana kekerasan seksual bagi
keterampilan (skill) bagi perempuan perempuan disabilitas. Selain itu
disabilitas, seperti pelatihan menjahit dan pendampingan kasus tindak pidana kekerasan
membuat kue. Selain itu dilaksanakan seksual yang menimpa perempuan disabilitas
pelatihan dalam mengatasi apabila ada orang c. Bekerjasama dengan LSM (Lembaga
lain yang ingin berbuat tindak asusila dengan Swadaya Masyarakat)
perempuan disabilitas. Dinas Sosial juga Kerjasama yang pernah dilakukan
memberikan rehabilitas serta pendampingan Polres Sleman bagian UPPA dalam mencegah
perempuan disabilitas yang menjadi korban terjadinya tindak pidana kekerasan seksual
kekerasan seksual. terhadap perempuan disabilitas berupa
2) Kerjasama dengan Badan Keluarga pendampingan perempuan disabilitas dalam
Berencana Pemberdayaan Masyarakat pelaksanaan sosialisasi tentang Undang-
Undang perlindungan disabilitas, mulai dari
Upaya Polisi Dalam … (Ahmat Sahit) 105

mengumumkan pelaksanaan sosialisasi, mengungkapkan bahwa mereka mengetahui


mengumpulkan disabilitas sampai dengan IWS masuk ke rumah SM sendiri. Setelah
terlaksananya sosialisasi tersebut pada bulan kurang lebih 1 jam JMR dan PR mendengar
Desember 2015 bertempat di Pendopo ada suara rintihan perempuan yang berasal
Kabupaten Sleman, bertepatan dengan dari rumah SM, sehingga JMR dan PR curiga.
peringatan hari disabilitas. Karena kecurigaan tersebut JMR dan PR
2. Upaya Represif yang Dilakukan Polisi kemudian memasuki rumah SM. Ternyata
dalam Tindak Pidana Kekerasan disitu diketahui SM dan IWS sedang
Seksual Terhadap Perempuan bersetubuh telanjang. Setelah diketahui JMR
Disabilitas dan PR masuk ke rumah SM, SM kemudian
a. Penyelidikan bergegas memakai celana dan mengatakan
Penyelidikan yang telah dilakukan kepada JMR dan PR bahwa SM hanya
oleh Unit Pelayanan Perempuan dan Anak mencukur rambut kemaluan IWS. Dari
Polres Sleman atas kasus tindak pidana informasi-informasi tersebut maka patut di
kekerasan seksual pada perempuan disabilitas duga bahwa telah terjadi pemerkosaan
yaitu, ketika UPPA mendapatkan salah satu terhadap IWS. Selanjutnya untuk
laporan tentang kasus pemerkosaan membuktikan kebenaran informasi tersebut,
perempuan penyandang disabilitas, tanggal 29 polisi bagian UPPA kemudian melakukan
Februari 2016, yang disampaikan oleh bapak tindakan penyidikan.
dan ibu dari pihak korban, bahwa anaknya b. Penyidikan
yang berinisial IWS (22 tahun) salah satu 1) Penangkapan
perempuan disabilitas mental, beralamat di Penangkapan yang dilakukan Polres
Senuko, Sidoagung, Godean, telah diperkosa Sleman bagian UPPA adalah penangkapan
oleh SM (60 tahun). Dari informasi tersebut terhadap SM yang diduga melakukan tindak
salah satu Polisi anggota UPPA langsung pidana kekerasan seksual berupa pemerkosaan
melakukan observasi dan surveillance ke perempuan disabilitas, dalam hal ini IWS,
tempat tingal SM untuk mengali informasi dengan Nomor Perintah Surat Penangkapan
dengan melakukan interview kepada tetangga- 65/RES.SLM/2016. SM ditangkap
tetangga dekat SM. Kemudian melakukan olah dirumahnya di Desa Senuko RT 1 RW 1,
TKP terkait kasus pemerkosaan yang Sidoagung, Godean, Sleman. Kemudian SM
menimpa IWS. dibawa ke Polres Sleman untuk dimintai
Pengalian informasi tersebut keterangan terkait kasus pemerkosaan yang
menghasilkan keterangan dari JMR dan PR menimpa IWS.
warga sekitar tempat tinggal SM. JMR dan PR 2) Pengeledahan
Upaya Polisi Dalam … (Ahmat Sahit) 106

Pengeledahan yang dilakukan oleh merusak barang bukti dan mengulangi tindak
Polisi bagian UPPA Polres Sleman dalam pidana yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan
kasus tindak pidana pemerkosaan IWS, ketentuan Pasal 21 ayat (1) KUHAP bahwa
dilakukan di Rumah SM sebagai tersangka, perintah penahanan atau penahanan lanjutan
ditemukan barang bukti berupa gunting. hanya dilakukan terhadap seorang tersangka
Pengeledahan tersebut disaksikan 2 orang atau terdakwa yang diduga keras melakukan
tetangga SM yaitu BD dan SRJ, 1 Ketua RT tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup,
dengan inisial AG. Maksud dari menghadirkan dalam hal adanya keadaan yang menimbulkan
para saksi tersebut adalah untuk menghindari kekhawatiran bahwa tersangka atau terdakwa
adanya asumsi bahwa polisi melakukan akan melarikan diri, merusak atau
pengeledahan itu atas kehendak sendiri bukan menghilangkan barang bukti dan atau
perintah dari Ketua Pengadilan Negeri mengulangi tindak pidana yang telah
Sleman. dilakukan.
3) Penyitaan 5) Pemeriksaan
Polisi bagian UPPA, dalam hal ini a) Tersangka
penyidik dalam kasus pemerkosaan IWS Pemeriksaan yang telah dilakukan
hanya menemukan barang bukti berupa Polres Sleman bagian UPPA adalah
gunting yang diduga sebagai alat untuk pemeriksaan terhadap SM sebagai tersangka
mencukur kemaluan IWS sebelum dilakukan dalam pemerkosaan IWS seorang disabilitas
pemerkosaan, dan ditemukan rambut mental. Pemeriksaan tersangka ini dilakukan
kemaluan IWS. Gunting dan rambut kemaluan di Polres Sleman bagian UPPA. Dalam
tersebut, untuk sementara waktu Polisi bagian pemeriksaan tersebut polisi bisa menyingkap
UPPA menyimpan di Polres Sleman sebagai kronologi kejadian pemerkosaan IWS yang
barang bukti. dilakukan oleh SM.
4) Penahanan b) Saksi
Kasus yang menimpa IWS dalam Kasus kekerasan seksual terhadap
penyidikan ditemukan 2 (dua) barang bukti perempuan disabilitas yang menimpa IWS,
berupa gunting dan rambut kemaluan IWS. ditemukan dua saksi yaitu JMR dan PR. JMR
Berdasarkan barang bukti tersebut maka SM dan PR tersebut kemudian diperiksa oleh
kemudian di tahan di Polres Sleman bagian penyidik Polres Sleman bagian UPPA, untuk
UPPA selama 5 hari untuk proses penyidikan. menjelaskan kronologi terjadinya
Setelah 5 hari SM kemudian dilepas karena pemerkosaan terhadap IWS yang dilakukan
tidak adanya kekhawatiran polisi terhadap SM SM.
akan melarikan diri, menghilangkan atau c) Korban
Upaya Polisi Dalam … (Ahmat Sahit) 107

Polisi juga melakukan pemeriksaan Perempuan Disabilitas di Kabupaten


terhadap korban (IWS) untuk mendapatkan Sleman
kejelasan kasus pemerkosaan yang sedang 1. Hambatan Polisi dalam Upaya Preventif
ditangani Polisi. Pemeriksaan korban (IWS) Terhadap Tindak Pidana Kekerasan
dilakukan dengan melakukan introgasi kepada Seksual pada Perempuan Disabilitas
IWS terkait kasus yang dialaminya, namun a. Hambatan dalam melaksanakan sosialisasi
dikarenakan IWS mempunyai keterbatasan peraturan perundang-undangan yang terkait
mental, dalam memberikan jawaban atas dengan perlindungan perempuan disabilitas
pertanyaan dari Polisi tersebut banyak yang meliputi, kesulitan mengumpulkan
tidak sesuai dengan harapan dan sulit perempuan disabilitas, kesulitan dalam
dipahami, sehingga Polisi meminta memahami komunikasi yang digunakan
pendampinggan dari salah satu anggota LSM perempuan disabilitas, tidak adanya sarana
CIQAL. prasarana fisik dan mobilitas dalam
6) Pemberkasan pelaksanaan sosialisai.
Hasil penyidikan UPPA atas perkara b. Hambatan dalam melakukan kerjasama
tindak pidana kekerasan seksual terhadap dengan instansi-instansi terkait: (1)
perempuan disabilitas yang menimpa IWS, kesulitan mencari pemateri dalam
dengan pelaku SM berisi, surat laporan dari pelaksanaan sosialisai; (2) kesulitan dalam
keluarga (bapak dan ibu) IWS, laporan pelaksanaan program KB bagi perempuan
penyelidikan, Surat perintah penyidikan, surat disabilitas korban kekerasan seksual; (3)
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan kesulitan mencari waktu yang tepat untuk
(SPDP), berita Acara pemeriksaan di rumah melakukan kerjasama dengan P2TP2A.
SM, berita Acara pemeriksaan saksi, berita c. Hambatan dalam melakukan kerjasama
Acara pemeriksaan tersangka, surat perintah dengan LSM, yaitu Polisi kesulitan
penangkapan, surat perintah penahanan, surat memilih LSM yang sesui dengan tindak
perintah pengeledahan, surat izin penyitaan pidana yang sedang ditangani.
dari Ketua Pengadilan Negeri Sleman, surat 2. Hambatan Polisi dalam Upaya Represif
penyitaan barang bukti, surat keterangan hasil Terhadap Tindak Pidana Kekerasan
visum dari ahli forensik Rumah Sakit Umum Seksual Perempuan Disabilitas
Daerah Sleman a. Hambatan dalam proses penyelidikan
Kesulitan dalam menemukan
B. Hambatan Polisi dalam Upaya informasi-informasi yang dibutuhkan, karena
Menanggulangi Tindak Pidana tindakan kekerasan seksual kebanyakan terjadi
Kekerasan Seksual Terhadap dalam kehidupan pribadi. Seperti contoh kasus
Upaya Polisi Dalam … (Ahmat Sahit) 108

yang menimpa IWS terjadinya di rumah SM 2. Upaya Polisi dalam mengatasi hambatan
sebagai tersangka, sehingga sulit mengungkap represif
informasi tersebut. Upaya Polisi dalam mengatasi
b. Hambatan dalam proses penyidikan hambatan pada penyelidikan terhadap kasus
1) Kesulitan dalam menemukan barang tindak pidana kekerasan seksual yang
bukti menimpa IWS dilakukan dengan cara mengali
2) Polisi kesulitan mencari pembantu informasi dari tetangga dekat SM yang
penerjemah komunikasi yang bernisial JMR (25) dan PR (32). Kemudian
digunaakan oleh perempuan disabilitas dalam proses penyidikan upaya yang
dalam melakukan pemeriksaan korban. dilakukan dalam mengatasi hambatan yaitu,
C. Upaya Yang Sudah Dilakukan Polisi bekerjasama dengan dokter ahli forensik untuk
Dalam Mengatasi Hambatan Dalam melakukan visum terhadap korban (IWS),
Upaya Menanggulangi Tindak Pidana bekerjasama dengan LSM untuk memberikan
Kekerasan Seksual Terhadap bantuan penerjemah komunikasi yang
Perempuan Disabilitas di Kabupaten digunakan perempuan disabilitas dalam proses
Sleman. pemeriksaan korban.
1. Upaya dalam mengatasi hambatan SIMPULAN DAN SARAN
preventif Simpulan
a. Bekerjasama dengan LSM dalam Berdasarkan hasil penelitian dan
mencari audiensi perempuan pembahasan yang telah dikemukakan
disabilitas dalam pelaksanaan mengenai upaya Polisi dalam menanggulangi
sosialisasi peraturan perundang- tindak pidana kekerasan seksual terhadap
undangan. perempuan disabilitas di Kabupaten Sleman,
b. mengundang penerjemah dari LSM maka dapat dipaparkan kesimpulan sebagai
CIQAL untuk membantu berikut:
menerjemahkan komunikasi yang 1. Upaya Polisi dalam menanggulangi tindak
diterangkan pemateri sosialisasi. pidana kekerasan seksual terhadap
c. mengunakan sarana prasarana yang perempuan disabilitas di Kabupaten
ada serta menyediakan fasilitas Sleman
tambahan yang dibutuhkan perempuan a. Upaya Preventif yang telah dilakukan
disabilitas dan mengunakan dana dari Polres Sleman, yaitu:
sumber lain selain APBD khusus 1) Sosialisai Peraturan Perundang-undangan
penyandang disabilitas. yang terkait dengan perlindungan
perempuan disabilitas, sosialisasi ini
Upaya Polisi Dalam … (Ahmat Sahit) 109

berkaitan dengan Undang-Undang yang c). Kerjasama dengan P2TP2A (Pusat


mengatur tentang disabilitas, yaitu Undang- Pelayanan Terpadu Perlindungan
undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Perempuan dan Anak), berupa permohonan
Konvensi mengenai Hak-hak Penyandang pemateri ketika sosialisasi pencegahan
Disabilitas dan Peraturan Daerah Provinsi terjadinya kekerasan seksual perempuan
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 disabilitas.
Tahun 2012 tentang Perlindungan dan 3) Kerja sama dengan LSM (Lembaga
Pemenuhan Hak-hak Penyandang Swadaya Masyarakat) ketika sosialisasi
Disabilitas, dilaksanakan pada bulan peraturan perundang-undangan yang terkait
Desember 2015 di Pendopo Kabupaten dengan perlindungan perempuan
Sleman dan di hadiri 40 perempuan disabilitas. Kerjasama tersebut dimulai dari
penyandang disabilitas dari target 100 mengumumkan pelaksanaan,
orang perempuan penyandang disabilitas. mengumpulkan perempuan disabilitas
2) Melakukan kerjasama dengan instansi- sampai dengan terlaksananya sosialisasi.
instansi terkait Adapun LSM yang terlibat adalah LSM
a) Kerjasama dengan Dinas Sosial, berupa CIQAL dan LSM SAPDA.
pemberian pelatihan keterampilan terhadap b. Upaya Represif yang telah dilakukan Polres
perempuan disabilitas yaitu, menjahit dan Sleman.
membuat kue. Selain pelatihan 1) Penyelidikan
keterampilan juga pelatihan cara mengatasi Proses Penyelidikan yang dilakukan
apabila ada orang lain yang akan oleh Polisi UPPA Polres Sleman terhadap
melakukan tindak asusila dengan kasus tindak pidana kekerasan seksual yang
perempuan disabilitas. menimpa IWS yaitu, mengali informasi
b) Kerjasama dengan BKBPMPP (Badan dengan melakukan interview kepada tetangga-
Keluarga Berencana Pemberdayaan tetangga dekat SM sebagai tersangka untuk
Masyarakat dan Pemberdayaan memastikan adanya tindak pidana kekerasan
Perempuan), berupa pemberian pengarahan seksual yang sedang di tangani Polisi.
kepada perempuan disabilitas berkaitan 2) Penyidikan
dengan kesehatan reproduksi, harapannya Setelah penyelidikan selesai dan
disabilitas tersebut menjadi sadar akan ditemukan tindak pidana, maka dilanjutkan
kesehatan alat reproduksinya dan bisa penyidikan. Tindakan UPPA dalam
menjaga dengan baik sehingga tidak penyidikan terhadap kasus IWS yaitu,
menjadi korban kekerasan seksual. penangkapan dengan hasil SM sebagai
tersangka, penahanan SM selama 5 hari,
Upaya Polisi Dalam … (Ahmat Sahit) 110

pengeledahan di rumah SM dengan hasil b. Hambatan dalam upaya represif


gunting, penyitaan barang bukti berupa 1) Dalam penyelidikan
gunting dan rambut kemaluan IWS, kemudian Dalam penyelidikan ini polisi bagian
pemeriksaan tersangka, saksi dan korban oleh UPPA mengalami kesulitan memperoleh
pihak kepolisian, setelah pemeriksaan selesai informasi-informasi untuk memastikan adanya
maka dibuatlah pemberkasan. tindak pidana kekerasan seksual pada
2. Hambatan Polisi bagian UPPA dalam perempuan disabilitas yang menimpa IWS.
upaya menangulangi tindak pidana 2) Dalam proses penyidikan
kekerasan seksual terhadap perempuan Adapun hambatan yang dihadapi
disabilitas di Kabupaten Sleman. dalam penyidikan yaitu, kesulitan dalam
a. Hambatan dalam upaya preventif menemukan barang bukti dan kesulitan dalam
1) Hambatan dalam melakukan sosialisasi mencari penerjemah bahasa yang digunakan
peraturan perundang-undangan, berupa perempuan penyandang disabilitas.
kesulitan mengumpulkan perempuan 3. Upaya Yang Sudah Dilakukan Polisi
disabilitas dalam pelaksanaan sosialisasi, bagian UPPA Dalam Mengatasi Hambatan.
kesulitan dalam memahami komunikasi a. Upaya dalam mengatasi hambatan preventif
yang digunakan perempuan disabilitas, 1) Upaya dalam mengatasi hambatan dalam
tidak adanya sarana prasarana fisik dan melakukan sosialisasi
mobilitas, dan tidak ada dana yang Bekerjasama dengan LSM dalam
diberikan oleh pemerintah kepada mencari audiensi perempuan penyandang
kepolisian dalam sosialisasi. disabilitas, mengundang penerjemah dari LSM
2) Hambatan dalam melakukan kerjasama CIQAL, mengunakan sarana prasarana yang
dengan instansi-instansi terkait berupa, ada, menyediakan fasilitas tambahan yang
kesulitan mencari pemateri dalam dibutuhkan perempuan disabilitas dan
pelaksanaan pelatihan, kesulitan dalam mengunakan dana dari sumber lain selain
pelaksanaan program KB (Keluarga APBD khusus penyandang disabilitas.
Berencana) bagi perempuan disabilitas 2) Upaya dalam mengatasi hambatan
korban kekerasan seksual yang sudah kerjasama dengan instansi- instansi
bersuami isteri, kesulitan mencari waktu terkait
yang tepat dalam melakukan kerjasama Mendatangkan pemateri dari luar
dengan P2TP2A. Kepolisian maupun Dinas Sosial dan
3) Hambatan bekerjasama dengan LSM pembuatan agenda rencana kerjasama antara
berupa, kesulitan dalam pemilihan LSM Kepolisian dengan P2TP2A.
yang tepat.
Upaya Polisi Dalam … (Ahmat Sahit) 111

3) Upaya dalam mengatasi hambatan c. Menyediakan pembantu penerjemah


kerjasama dengan LSM komunikasi secara khusus dari pihak
Upaya untuk mengatasi kesulitan Kepolisian (UPPA) sendiri bagi perempuan
memilih LSM yang tepat dilakukan kerjasama penyandang disabilitas, sehingga dapat
dengan LSM CIQAL dan LSM SAPDA. membantu/mempermudah dalam
b. Upaya dalam mengatasi hambatan represif penyelesaian kasus tindak pidana kekerasan
1) Upaya dalam mengatasi hambatan seksual yang menimpa perempuan
penyelidikan disabilitas.
Mengali informasi dari tetangga dekat 2. Bagi Masyarakat
di sekitar tempat tinggal tersangka. Perlu adanya peningkatan kesadaran
2) Upaya dalam mengatasi hambatan masyarakat ysng peduli akan keberadaan
penyidikan disabilitas, untuk memberikan sumbangan
Adapun upaya yang telah dilakukan kemanusiaan terhadap penyandang disabilitas,
yaitu, Polisi mengadakan kerjasama dengan dan memberikan dukungan serta semangat
dokter ahli untuk melakukan visum terhadap kepada penyandang disabilitas, serta
perempuan disabilitas korban kekerasan melibatkan disabilitas dalam setiap acara-
seksual, dan permohonan penerjemah serta acara desa, sehingga disabilitas merasa
pendampingan dari LSM. nyaman dan merasa diperhatikan oleh
Saran masyarakat.
1. Bagi Kepolisian Resort Sleman
a. Meningkatkan upaya preventif melalui
poster-poster atau slogan-slogan yang DAFTAR PUSTAKA
berkaitan dengan tindak pidana kekerasan Danar. 2014. Seksual Dominasi Kasus
Kekerasan Terhadap difabel.
seksual bagi perempuan disabilitas,
http://krjogja.com/read/239659/sek
sehingga dapat meminimalisir terjadinya sual-dominasi-kasus-kekerasan-
terhadap difabel.kr. Diakses selasa
korban tindak pidana kekerasan seksual
15 Desember 2015. Jam 14.21.
pada perempuan disabilitas. Sukoco. 2015. Upaya Penguatan layanan
berbasis komunitas terhadap
b. Melaksanakan sosialisasi secara berkala
perempuan disabilitas
atau intensif terkait perlindungan http://solider.or.id/2015/02/21/upay
a-penguatan-layanan-berbasis-
perempuan disabilitas dan setelah
komunitas terhadap-perempuan-
pelaksanaan sebaiknya ada follow up disabilitas-korban. Diakses selasa.
15 Desember 2015. Jam 14.31 WIB.
(tindak lanjut) agar perempuan penyandang
Tri Joko Sriharyono dkk. 2013. Akses dan
disabilitas benar-benar menerima informasi bagi perempuan
penyandang disabilitas dalam
manfaatnya secara nyata.
pelayanan kesehatan reproduksi dan
Upaya Polisi Dalam … (Ahmat Sahit) 112

seksualitas. dan-seksualitas-article-8656-
http://journal.unair.ac.id/akses-dan- media-15-category-8.html. Diakses
informasi-bagi-perempuan- pada tanggal 17 Desember 2015
penyandang-disabilitas-dalam- Jam 15.20 WIB.
pelayanan-kesehatan-reproduksi-

Anda mungkin juga menyukai