Anda di halaman 1dari 2

CV.

TIRTA ADINUGROHO LAPORAN HIDROLOGI

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN
1. Debit andalan yang digunakan dalam analisa ketersediaan air adalah dari data
debit pengukuran dilapangan, dan model perhitungan debit aliran rendah metode
FJ. Mock. Ketersediaan data AWLR Karang Anyar dan AWLR Karang Makam
cukup lengkap yaitu dari tahun 1992 – 2013, akan tetapi juga data debit yang
tercatat pada kedua AWLR tersebut tidak murni merupakan debit pada catchment
areanya, sehingga proses kalibrasi model dengan menggunakan data AWLR
Karang Anyar dan AWLR Karang Makam tidak bisa dilakukan.

2. Pola tanam eksisting di daerah sekitar lokasi embung saat ini adalah :
 Embung Pantek : Padi – Palawija/Jagung, Intensitas Tanam = 80 %
 Embung T. Kateng : Padi – Palawija (Kacang – kacangan), Intensitas Tanam = 150 %
 Embung Bajak : Palawija – Palawija, Intensitas Tanam = 100 %
 Embung Tanaq Embang : Padi – Palawija (Kacang/kedelai), Intensitas Tanam = 150
%
 Embung Mutiara : Padi – Palawija (Kacang kedelai), Intensitas Tanam = 150%
 Embung Rumbang : Padi – Palawija – Palawija, Intensitas Tanam = 175 %
 Embung Puri Mandana : Padi – Palawija, Intensitas Tanam = 150 %

3. Dari perhitungan Simulasi Pola Operasi Embung kondisi pola tanam yang bisa
diterapkan di daerah sekitar lokasi embung adalah sebagai berikut :
 Embung Pantek : Padi (33,51 ha) – Palawija (33,51 ha) – Palawija (20 ha), IP
Total = 260 %
 Embung T. Kateng : Padi (45,11 ha) – Palawija (31 ha), IP = 169 %
 Embung Bajak : Padi (60,14 ha) – Palawija (60,14 ha) - Palawija (25 ha), IP
total = 257 %

Detail Desain Jaringan Irigasi Embung-Embung Seluas 500 Ha Tersebar di BAB VI - 1


Pulau Lombok
CV.TIRTA ADINUGROHO LAPORAN HIDROLOGI

 Embung Tanaq Embang : Padi (80,25 ha) – Palawija (80,25 ha) – Palawija (46
ha), IP total = 257 %
 Embung Mutiara : Padi (73,35 ha) – Palawija (64 ha) – Palawija (17 ha), IP
total = 210 %
 Embung Rumbang : Padi (57,37 ha) – Palawija (57,37 ha) – Palawija (14 ha),
IP total = 224 %
 Embung Puri Mandana : Padi (87,85 ha) – Palawija (87,25 ha), IP total = 200
%

6.2. SARAN
 keterkaitan DI. Embung – embung tersebut mengharuskan adanya kesamaan sikap,
baik dari pemerintah daerah masing-masing, masyarakat petani dan dinas-dinas
terkait, untuk selalu berbijak pada konsep awal pengembangan system irigasi.
 Penerapan pola tanam hendaknya dilakukan dengan mengoptimalkan
pemakaian air irigasi pada sistem irigasi DI. Embung tersebut, dan disiplin
yang tinggi karena akan sangat berpengaruh dalam kebutuhan air.
 Pada saat MT II dan MT III diwajibkan bagi petani untuk menanam palawija karena
ketersediaan air yang terbatas, dengan pertimbangan terhadap Consumtive Use
tanaman (kebutuhan air irigasi), kemudahan dan kebiasaan berbudidaya pertanian
petani setempat, nilai ekonomi yang tinggi dan kemudahan pemasaran.

Detail Desain Jaringan Irigasi Embung-Embung Seluas 500 Ha Tersebar di BAB VI - 2


Pulau Lombok

Anda mungkin juga menyukai