Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Puskemas Darul imarah merupakan salah satu Puskesmas yang terdapat di
wilayah kecamtan Aceh Besar. Puskesmas Darul Imarah terletak di kecamatan
Darul Imarah. Wilayah kecamatan Darul Imarah sebagian merupakan daerah
pertanian dan berbatasan dengan wilayah kotamadya sehingga Puskesmas
letaknya strategis dengan kota dengan daerah pertokoan. Adapun batas-batas
wilayah admnistratif Puskesmas Darul Imarah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Banda Aceh & wilayah Kerja
Puskesmas Peukan Bada.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Darul Kamal.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Lhoknga &
wilayah kerja Puskesmas Peukan Bada.
4. sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Ingin Jaya.
Kecamatan Darul Imarah mempunyai luas wilayah 32,95 km 2, yang dibagi
menjadi 32 desa, 117 dusun ddan 4 mukim. Desa yang terluas yaitu desa Punie
seluas 1,60km2, sedangkan desa-desa yang lainnya mempunyai luas rata-rata0,50
km2 hingga 1,60 km2. Jarak tempuh antara kecamatan Darul Imarah ke ibu kota
kabupaten Aceh Besar sekitar 60 km.

B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Sampel
Penelitian ini menggunkan data sekunder.Data yang dikumpulkan berupa
hasil rekapan bulanan pelaksanaan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Darul
Imarah tahun 2017. Rekapan yang dikumpulkan berjumlah 384 lembar yang yang
didapatkan dari 32 desa. Datanya berupa jumlah seluruh balita, balita yang
memiliki KMS, balita yang ditimbang, balita yang naik berat badan dan balita

31
32

yang mendapatkan ASI eksklusif.. Berikut ini penyajian distribusi jenis kelamin
sampel penelitian
Tabel 5
Distribusi jenis kelamin sampel penelitian periode Januari – Desember 2017

Desa Laki-laki Perempuan


N % N %
Deunong 7 58,3 5 41,7
Leugeu 4 50,0 4 50,0
Lamsiteh 2 50,0 2 50,0
Lampeneuen 3 42,9 4 57,1
Ulee Tuy 6 42,9 8 57,1
Punie 13 44,8 16 55,2
Lheu ue 8 53,3 7 46,7
Gendring 3 50,0 3 50,0
Pasheu Beutong 3 37,5 5 62,5
Lampasi engking 17 63,0 10 37,0
Jeumpet 19 57,6 14 42,4
Garot 25 44,6 31 55,4
Gue Gajah 23 54,8 19 45,2
Ulee Lueng 9 75,0 3 25,0
Lambheu 13 43,3 17 56,7
Kandang 2 50,0 2 50,0
Daroy Kameu 6 54,5 5 45,5
Tingkeum 4 40,0 6 60,0
Lamtheun 4 40,0 6 60,0
Lamsidaya 3 30,0 7 70,0
Kuta Karang 5 45,5 6 54,5
Lamkawe 4 57,1 3 42,9
Lheu Blang 4 57,1 3 42,9
Lagang 5 55,6 4 44,4
Lamblang Manyang 4 44,4 5 55,6
Lamblang Trieng 4 50,0 4 50,0
Payaroh 4 44,4 5 55,6
Lampeneurut. UB 11 44,0 14 56,0
Lampeneurut. GP 11 68,8 5 31,3
Lamcot 10 45,5 12 54,5
Lamreung 13 46,4 15 53,6
Bayu 6 42,9 8 57,1
Jumlah 255 258
Rata-rata 8 49,5 8 50,5

Jumlah balita 0 – 6 di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah adalah 513


balita. Balita laki-laki sejumlah 255 (49,8%) dan perempuan 258 (50,2%). Rata-
33

rata balita laki-laki periode Januari s/d Desember sebesar 8 (50%) dan perempuan
8 (50%). Presentase balita laki-laki tertinggi di desa Ulee Lueng 75% dan yang
terendah di desa Lamsidaya 30%. Sedangkan balita perempuan tertinggi di desa
Lamsidaya sebesar 70% dan terendah di desa Ulee Lueng 25%.
Tabel 6
Distribusi SKDN dan ASI Eksklusif Puskesmas Darul Imarah
Periode Januari – Desember 2017

Desa Presentase indikator Progrm ASI


K/S D/S N/D Eksklusif
Deunong 100 97,3 78,8 46,7
Leugeu 100 100,0 96,8 52,2
Lamsiteh 100 100,0 95,8 70,2
Lampeneuen 100 98,8 77,4 63,2
Ulee Tuy 100 86,3 87,7 50,2
Punie 100 92,0 92,2 54,9
Lheu ue 100 99,4 93,6 50,6
Gendring 100 100,0 100,0 29,0
Pasheu Beutong 100 97,9 95,2 41,0
Lampasi engking 100 94,4 92,4 50,0
Jeumpet 100 74,0 91,3 40,0
Garot 100 80,1 86,9 49,8
Gue Gajah 100 85,5 88,1 60,8
Ulee Lueng 100 92,4 81,7 49,9
Lambheu 100 95,3 85,6 51,9
Kandang 100 100,0 97,9 76,6
Daroy Kameu 100 84,8 90,6 50,2
Tingkeum 100 87,5 93,5 65,1
Lamtheun 100 89,2 81,8 32,1
Lamsidaya 100 78,3 79,6 63,0
Kuta Karang 100 99,2 90,4 41,9
Lamkawe 100 86,9 97,8 63,6
Lheu Blang 100 97,6 75,7 61,1
Lagang 100 79,6 70,7 32,6
Lamblang Manyang 100 90,7 98,8 56,9
Lamblang Trieng 100 83,3 72,3 60,2
Payaroh 100 95,4 93,6 35,4
Lampeneurut. UB 100 83,0 80,9 50,6
Lampeneurut. GP 100 72,9 83,3 58,5
Lamcot 100 80,7 89,0 52,9
Lamreung 100 56,5 86,5 41,8
Bayu 100 93,5 80,5 47,4
Rata-rata 100 89,1 87,7 51,6
34

Cakupan program puskesmas mencapai 100%. Seluruh balita KMS atau


buku KIA di seluruh desa. Selanjutnya partisipasi masyarakat ke posyandu masih
kurang. Rata-rata partisipasi masyarakat ke posyandu 89,1%. Hal ini masih di
bawah target nasional yang menargetkan 100% partisipasi masyarakat ke
posyandu. Namun ada 4 desa yang mencapai target nasional yaitu desa Legeu,
Lamsiteh, Gendring dan Kandang. Sedangkan keberhasilan program sebesar
87,7% dan ada 1 desa yang 100% yaitu Gendring. Keberhasilan ASI eksklusif di
wilayah Puskesmas darul imarah sebesar 51,6%.

Selanjutnya data pada tabel 6 dikategorikan kedalam 2 kategori yaitu baik


dan kurang. Berikut ini akan disajikan hasil penilitian dalam bentuk kategori.

Tabel 7
Capaian SKDN dan ASI Eksklusif Puskesmas Darul Imarah
Periode Januari – Desember 2017

Variabel Baik Kurang


n % n %
ASI Eksklusif 15 46,9 17 53,1
Cakupan Program 32 100 0 0
Partisipasi masyarkat 18 56,3 14 43,7
Keberhasilan Program 18 56,3 14 43,7

Tabel 6 menyajikan pencapaian hasil pemantauan program dan ASI


eksklusif. Pencapaian ASI eksklusif dalam kategori baik sebesar 46,9. Pencapaian
100%. Untuk partisipasi masyarakat sebesar 56,3% dan untuk keberhasilan
program juga 56,3%.

1. Analisa Bivariat
a. Hubungan Cakupan Program (K/S) dengan Pemberian ASI Eksklusif
Hasil cakupan program (K/S) Puskesmas menunjukkan 100%. Artinya
desa tersebut berhasil dalam cakupan program. Namun dalam hal ASI eksklusif
tidak berhasil. Ini dibuktikan dengan presentase pemberian ASI eksklusif 46,9%
berbanding 54,1%. Hasil tidak bisa dihubungkan kedua variabel penelitian karena
hanya satu kategori. Sedangkan untuk pengujian uji Chi Square harus tabel 2x2.
35

Tabel 8
Hubungan Cakupan Program (K/S) dengan Pemberian ASI Eksklusif
Puskesmas Darul Imarah Periode Januari – Desember 2017

Cakupan Program ASI Eksklusif P- Value


(K/S) Baik Kurang Total
n % n % n %
Baik 15 46,9 17 54,1 32 100

b. Hubungan Partisipasi Masyarakat dengan ASI Eksklusif

Tabel 9
Hubungan Partisipasi Masyarakat (D/S) dengan Pemberian ASI Eksklusif
Puskesmas Darul Imarah Periode Januari – Desember 2017

Partisipasi ASI Eksklusif P- Value


Masyarakat (D/S) Baik Kurang Total
N % n % n %
Baik 8 44,4 10 55,6 18 100 .755
Kurang 7 50 7 50 14 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa masyarakat yang sering


datang ke posyandu lebih banyak tidak menyusui secara eksklusif yaitu sebesar
55,6%. Sedangkan masyarakat yang jarang ke posyandusama besarnya jumlahnya
antara ASI eksklusif dengan yang tidak eksklusif yaitu sebesar 50%.
Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji chi square test pada
tingkat kepercayaan 95%, diperoleh p= .755 hal ini menunjukkan Ho diterima dan
Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
partisipasi masyarakat (D/S) dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di
wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah tahun 2017.
c. Hubungan Keberhasilan Program dengan ASI Eksklusif
Tabel 10
Hubungan Keberhasilan Program (N/D) dengan Pemberian ASI Eksklusif
Puskesmas Darul Imarah Periode Januari – Desember 2017

Keberhasilan ASI Eksklusif P- Value


Program (N/D) Baik Kurang Total
N % n % n %
Baik 9 50,0 9 50,0 18 100 .688
Kurang 6 42,9 8 57,1 14 100
36

Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa keberhasilan program baik di


posyandu sebanding antara menyusui secara eksklusif dengan tidak menyusui
eksklusif yaitu sebesar 50,0%. Sedangkan keberhasilan program dalam kategori
kurang lebih banyak tidak menyusui secara eksklusif yaitu sebesar 57,1%.
Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji chi square test pada
tingkat kepercayaan 95%, diperoleh p= .688 hal ini menunjukkan Ho diterima dan
Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
keberhasilan program (N/D) dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di
wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah tahun 2017.

2. Pembahasan Hasil
Posyandu adalah kegiatan kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan
oleh, dari dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu
wilayah kerja Puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan di balai dusun,
balai kelurahan maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh
masyarakat (Purwati, 2011). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa 100% semua
balita memiliki kartu menuju sehat (KMS). Artinya cakupan program yang
ditetapkan pemerintah sudah terlaksana. Hasil penelitian ini tidak searah dengan
penelitian yang dilakukan Febri (2017) yang menyatakan bahwa hanya 30,5%
balita memiliki KMS.
Variabel partisipasi masyarakat dan keberhasilan program tidak
berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Darul
Imarah tahun 2017. Artinya kegiatan posyandu tidak memberi dampak langsung
terhadap keberhasilan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah
tahun 2017. Ida (2012) menyatakan bahwa faktor pendukung keberhasilan ASI
eksklusif di Kecamatan Kemiri adalah dukungan suami, sarana dan tenaga
kesehatan dan keluarga (ibu dan mertua). Hal serupa juga disampaikan Nasution,
dkk (2014), dukungan suami berhubungan bermakna dengan pemberian ASI
eksklusif (p=0,000).
37

Selain faktor dukungan suami dan mertua, faktor pengetahuan dan sikap
ibu juga mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif. Widiyanto, dkk (2012)
menyimpulkan dalam penelitiannya ada hubungan bermakna antara pengetahuan,
pendidikan dan pengetahuan ibu dengan sikap pemberian ASI. penelitian Aisha et
al (2016) di RS Tentara Rawalpindi Pakistan menyatakan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara pengetahuan ibu, sikap ibu dan praktek pemberian
kolostrum pada bayi baru lahir. Pengetahuan menyusui yang baik akan
mendorong ibu untuk menyusui dibandingkan dengan ibu yang memiliki sedikit
informasi tentang menyusui.
Penelitian yang dilakukan oleh Astuti dkk (2015) di RS. Panembahan
Senopati Bantul, Yogyakarta bahwa adanya hubungan yang kuat (r = 0,632)
antara pengetahuan ibu nifas dengan motivasi pemberian kolostrum. Hal serupa
juga disimpulkan dalam penelitian Papona dkk (2013) di Puskesmas Ulu
Kabupaten Kepulauan Sitaro bahwa adanya korelasi antara pengetahuan dan sikap
ibu terhadap pemberian kolostrum pada bayi.
Bayi yang tidak mendapatkan ASI secara eksklusif berpeluang 2 kali lebih
besar mengalami perkembangan psikomotorik di bawah standar (Al Rahmad,
2016). Pemberian ASI eksklusif akan meningkatkan status gizi balita ,dimana ibu
yang memberikan ASI Eksklusif akan semakin baik status gizi balitanya dari pada
ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif kepada balita yang berusia 6 – 24 bulan
(Giri, dkk 2013).

Anda mungkin juga menyukai