Akad Murabahah
JUDUL
AKAD MURABAHAH
No. 0123/MRB/BS-STA/XI/2013
“Dan Allah SWT telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”
(Qs.Al-Baqarah (2) : 275)
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu....”
(Qs.An – Nisaa’ (4) : 29)
PEMBUKAAN
Dengan memohon petunjuk dan ridho Allah SWT, akad pembiayaan Murabahah ini dibuat dan
ditandatangani pada hari ini, Jumat, 1 November 2013 Pukul 09.00 WIB, bertempat di kantor PT
Bank Syariah STAIN Tulungagung, oleh para pihak sebagai berikut :
KOMPARASI PARA PIHAK
1. Nama : Fahri Wicaksono, SE, M.M
Tempat dan Tanggal Lahir : Kediri, 20 Desember 1985
NIK : 20002197658755
Jabatan : Kepala Divisi Pemasaran
Alamat : Jl.Basuki Rahmat No.12 Kediri
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT Bank Syariah STAIN Tulungagung yang
berkantor dan berkedudukan di Jalan Mayor Sujadi Timur Nomor 46 Plosokandang,
Tulungagung, selanjutnya disebut sebagai Pihak ke-1.
2. Nama : Muhammad Syafi’i
Tempat dan Tanggal Lahir : Tulungagung, 19 Agustus 1983
NIK : 30034798576547
Pekerjaan : Pegawai Perusahaan Swasta
Alamat : Jl.Pattimura No.1 Tulungagung
PRAMEISSE ATAU KETERANGAN/PERNYATAAN PENDAHULUAN
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas namanya sendiri, selanjutnya disebut sebagai Pihak ke-2.
Para pihak terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa Pihak ke-2 telah mengajukan permohonan fasilitas pembiayaan kepada Pihak ke-1
untuk membeli barang berupa satu unit mobil Honda Brio warna putih tahun 2012 (on the road)
dengan uang muka senilai Rp 30.000.000,00, selanjutnya Pihak ke-1 menyetujui, dan dengan
akad perjanjian ini mengikatkan diri untuk menyediakan fasilitas pembiayaan untuk pihak ke-2
sesuai dengan ketentuan tersebut.
2. Bahwa berdasarkan ketentuan Syari’ah, pembiayaan oleh Pihak ke-1 kepada Pihak ke-2 diatur
dan akan berlangsung menurut ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
- Pihak ke-1 membeli barang dari dealer Putra Jaya Surabaya untuk memenuhi
kepentingan Pihak ke-2, dan selanjutnya Pihak ke-1 menjual barang tersebut kepada
Pihak ke-2 dengan harga yang telah disepakati antara Pihak ke-2 dan Pihak ke-1.
- Penyerahan barang tersebut dilakukan oleh dealer langsung kepada Pihak ke-2 dengan
persetujuan dan dengan sepengetahuan Pihak ke-1.
- Pihak ke-2 membayar harga pokok ditambah margin keuntungan atas jual beli setelah
dikurangi dengan jumlah uang muka yang diberikan Pihak ke-2 dalam jangka waktu
yang telah disepakati kedua belah pihak, sehingga sebelum Pihak ke-2 membayar lunas
harga pokok dan margin keuntungan setelah dikurangi dengan jumlah uang muka
kepada Pihak ke-1, Pihak ke-2 berutang kepada Pihak ke-1.
- Selanjutnya kedua belah pihak sepakat menuangkan Akad Perjanjian ini dalam Akad
Pembiayaan Murabahah (selanjutnya disebut “Akad” dengan syarat-syarat serta
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
ISI PERJANJIAN ATAU KETERANGAN DAN PERSYARATAN
PASAL 1
KETENTUAN UMUM
Yang dimaksud dengan :
1. Murabahah adalah Akad jual beli antara Pihak ke-1 dan Pihak ke-2. Pihak ke-1 membeli
barang yang diperlukan pihak ke-2 dan menjual kepada pihak ke-2 sebesar harga pokok
ditambah dengan keuntungan yang disepakati.
2. Barang adalah satu unit mobil Honda Brio warna putih tahun 2012 (on the road).
3. On the road adalah harga kendaraan termasuk surat-suratnya secara lengkap (STNK dan
BPKB)
4. Harga pokok adalah sejumlah uang yang dikeluarkan Pihak ke-1 untuk membeli barang dari
dealer atas permintaan Pihak ke-2.
5. Keuntungan adalah sejumlah uang sebagai tambahan dari harga pokok yang diberikan oleh
Pihak ke-1 atas terjadinya jual-beli yang ditetapkan dalam Akad ini, yang harus dibayar oleh
Pihak ke-2 kepada Pihak ke-1 sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah disepakati.
6. Hari Kerja Pihak ke-1 adalah hari kerja Bank Indonesia yaitu Senin sampai Jumat kecuali hari
libur nasional.
7. Jangka Waktu Akad adalah masa berlakunya Akad ini sesuai kesepakatan.
8. Pembukuan Pembiayaan adalah pembukuan atas nama Pihak ke-2 pada Pihak ke-1 yang
khusus mencatat seluruh transaksi Pihak ke-2 sehubungan dengan pembiayaan, yang
merupakan bukti sah dan mengikat Pihak ke-2 atas segala kewajiban pembayaran, sepanjang
tidak dapat dibuktikan sebaliknya dengan cara yang sah menurut hukum.
9. Cedera Janji adalah peristiwa yang menyebabkan Pihak ke-1 dan Pihak ke-2 dapat dikenakan
sanksi sesuai kesepakatan dalam Akad ini.
10. Keadaan Memaksa atau Force Majeure adalah keadaan dimana salah satu pihak yang
mengadakan akad terhalang untuk melaksanakan prestasinya.
PASAL 2
PEMBIAYAAN DAN TUJUAN PENGGUNAANNYA
Ayat 1
Pihak ke-1 berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menyediakan dan menjual barang
yang dipesan oleh Pihak ke-2 dengan rincian sebagai berikut:
- Harga Pokok Rp 120.000.000,00
- Margin Keuntungan Rp 18.000.000,00
- Jumlah Pembiayaan Rp 138.000.000,00
ASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN
Ayat 1
Hak dan Kewajiban Pihak ke-1:
1. Pihak ke-1 wajib memberitahu Pihak ke-2 tentang harga pokok dan margin keuntungan.
2. Pihak ke-1 wajib menyerahkan barang sesuai spesifikasi dari Pihak ke-2 maksimal 3 (tiga)
hari setelah akad ditandatangani.
3. Pihak ke-1 wajib mengganti barang apabila terdapat cacat tersembunyi setelah barang
diterima oleh Pihak ke-2 dan bukan karena kesalahan Pihak ke-2, kecuali jika Pihak ke-2
dapat menerima kekurangan tersebut dan tidak mempermasalahkannya.
4. Pihak ke-1 berhak menerima pembayaran atas harga barang sampai batas waktu yang telah
disepakati.
5. Pihak ke-1 berhak menahan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) selama jangka
waktu pembayaran sampai Pihak ke-2 dapat melunasi angsuran.
Ayat 2
Hak dan Kewajiban Pihak ke-2:
1. Pihak ke-2 wajib melakukan pembayaran secara tertib kepada Pihak ke-1 selama jangka
waktu yang telah disepakati.
2. Pihak ke-2 wajib memberitahu Pihak ke-1 apabila terjadi hal-hal diluar pengetahuan Pihak
ke-2 mengenai cacat tersembunyi dari barang yang diterima maksimal 3 (tiga) hari setelah
barang diterima oleh Pihak ke-2.
3. Pihak ke-2 berhak menerima barang dari Pihak ke-1 maksimal 3 (tiga) hari setelah akad
ditandatangani.
4. Pihak ke-2 berhak mendapatkan ganti rugi dari Pihak ke-1 apabila terjadi cacat tersembunyi
pada barang yang diterima di luar kesalahan Pihak ke-2.
PASAL 4
JANGKA WAKTU DAN CARA PEMBAYARAN
Ayat 1
Pihak ke-2 berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk membayar kembali jumlah seluruh
utang kepada Pihak ke-1 sebagaimana tersebut pada Pasal 2 ayat 3 Akad ini dalam jangka waktu
24 (duapuluh empat) bulan terhitung sejak tanggal 1 November 2013 sampai dengan tanggal 1
November 2015.
Ayat 2
Cara pembayaran dilakukan secara angsuran setiap tanggal 5-10 terhitung sejak tanggal akad ini
ditandatangani sampai lunas pada saat jatuh tempo 24 (duapuluh empat) bulan.
Ayat 3
Jumlah angsuran setiap bulannya sebesar jumlah utang dibagi dengan jangka waktu pembayaran
yaitu Rp 108.000.000,00 dibagi 24 bulan atau sama dengan Rp 4.500.000 (empat juta lima ratus
ribu rupiah) per bulan.
Ayat 4
Dalam hal jatuh tempo, pembayaran angsuran pembiayaan bertepatan dengan bukan hari kerja
Pihak ke-1, maka Pihak ke-2 berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran pada hari pertama Pihak ke-1 bekerja kembali.
PASAL 5
TEMPAT PEMBAYARAN
Ayat 1
Setiap pembayaran kembali/pelunasan utang oleh Pihak ke-2 kepada Pihak ke-1 dilakukan di
kantor Pihak ke-1 atau di tempat lain yang ditunjuk Pihak ke-1, atau dilakukan melalui rekening
yang dibuka oleh dan atas nama Pihak ke-2 di Pihak ke-1.
Ayat 2
Dalam hal pembayaran dilakukan melalui rekening Pihak ke-2 di Pihak ke-1, maka dengan ini
Pihak ke-2 memberi kuasa yang tidak dapat berakhir karena sebab-sebab yang ditentukan dalam
Pasal 1813 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata kepada Pihak ke-1, untuk mendebet rekening
Pihak ke-2 guna membayar/melunasi utang Pihak ke-2.
PASAL 6
PEMBUKUAN PEMBIAYAAN
Pembukuan pembiayaan dilakukan oleh Pihak ke-1 atas seluruh transaksi yang dilakukan Pihak
ke-2 terkait pembayaran angsuran setiap bulan yang dinyatakan dalam Buku Angsuran
Pembiayaan dan diberikan kepada Pihak ke-2 sebagai bukti pembayaran angsuran yang telah
dibayar.
PASAL 7
CEDERA JANJI DAN AKIBAT CEDERA JANJI
Pihak dapat dianggap melakukan cedera janji, apabila karena kesalahannya:
1. Pihak ke-1 tidak memberitahu Pihak ke-2 tentang harga pokok dan margin keuntungan maka
terjadi pembatalan akad.
2. Pihak ke-1 tidak menyerahkan barang sesuai spesifikasi dari Pihak ke-2 maksimal 3 (tiga)
hari setelah akad ditandatangani maka Pihak ke-2 boleh meminta ganti rugi berupa potongan
biaya angsuran pertama sebesar Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) atau Pihak
ke-2 boleh meminta pembatalan akad.
3. Pihak ke-1 tidak mengganti barang apabila terdapat cacat tersembunyi setelah barang
diterima oleh Pihak ke-2 diluar kesalahan Pihak ke-2 maka Pihak ke-2 boleh menuntut ganti
rugi sebesar biaya yang ditimbulkan oleh cacat barang tersebut, kecuali jika Pihak ke-2 dapat
menerima kekurangan tersebut dan tidak mempermasalahkannya.
4. Pihak ke-2 terlambat melakukan pembayaran kepada Pihak ke-1, maka Pihak ke-2 harus
membayar denda pada Pihak ke-1 sebesar Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk tiap-tiap
hari keterlambatan, terhitung sejak kewajiban pembayaran tersebut jatuh tempo sampai
dengan tanggal dilaksanakannya pembayaran kembali.
5. Pihak ke-2 memberitahu Pihak ke-1 bahwa terjadi hal-hal diluar pengetahuan Pihak ke-2
mengenai cacat tersembunyi dari barang yang diterima lebih dari 3 (tiga) hari setelah barang
diterima oleh Pihak ke-2 maka Pihak ke-1 tidak wajib mengganti rugi sebesar biaya yang
ditimbulkan oleh cacat barang tersebut.
PASAL 8
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
Ayat 1
Apabila terjadi keterlambatan atau kegagalan salah satu pihak untuk memenuhi kewajiban
sebagaiman tercantum dalam akad ini yang disebabkan oleh keadaan yang memaksa seperti
bencana alam, huruhara, dan sabotase, yang tidak dapat dihindari dengan melakukan tindakan
sepatutnya, maka kerugian yang diakibatkan tersebut ditanggung oleh Pihak ke-1 dan Pihak ke-2.
Ayat 2
Dalam hal terjadi keadaan memaksa, pihak yang mengalami peristiwa yang dikategorikan
keadaan memaksa wajib memberitahukan secara tertulis tentang hal tersebut kepada pihak
lainnya dengan melampirkan bukti secukupnya dari kepolisian atau instansi yang berwenang
mengenai kejadian memaksa tersebut selambat-lambatnya 5 (lima) hari terhitung sejak keadaan
memaksa tersebut terjadi.
Ayat 3
Apabila dalam waktu 10 (sepuluh) hari sejak diterimanya pemberitahuan sebagaimana ayat 2
tersebut, belum atau tidak ada tangggapan dari pihak yang menerima pemberitahuan, maka
adanya peristiwa tersebut dianggap telah disetujui oleh Pihak ke-1 dan Pihak ke-2.
Ayat 4
Apabila keadaan memaksa tersebut mengakibatkan kegagalan dalam pelaksanaan ketentuan-
ketentuan dalam akad ini selama 3 bulan, maka akad ini dapat diakhiri dengan suatu perjanjian
antara Pihak ke-1 dan Pihak ke-2.
PASAL 9
PENYELESAIAN SENGKETA
Ayat 1
Apabila terjadi perbedaan pendapat dalam memahami atau menafsirkan bagian-bagian dari isi,
atau terjadi perselisihan dalam melaksanakan akad ini, maka Pihak ke-1 dan Pihak ke-2 akan
berusaha untuk menyelesaikan secara musyawarah.
Ayat 2
Apabila usaha menyelesaikan perbedaan pendapat atau perselisihan melalui musyawarah untuk
mufakat tidak menghasilkan keputusan yang disepakati oleh Pihak ke-1 dan Pihak ke-2, maka
dengan ini Pihak ke-1 dan Pihak ke-2 sepakat untuk menunjuk dan menetapkan serta memberi
kuasa kepada Badan Arbitrase Muamalat Indonesia (BAMUI) untuk memberikan putusannya,
menurut tata cara dan prosedur berarbitrase yang ditetapkan oleh dan berlaku di badan tersebut.
Ayat 3
Apabila usaha penyelesaian perbedaan pendapat atau perselisihan melalui BAMUI tidak
menghasilkan keputusan yang disepakati oleh Pihak ke-1 dan Pihak ke-2, maka dengan ini Pihak
ke-1 dan Pihak ke-2 sepakat untuk melanjutkan perkara ke Pengadilan Agama Kabupaten
Tulungagung.
PASAL 10
ADDENDUM
Pihak ke-1 dan Pihak ke-2 telah bersepakat bahwa segala sesuatu yang belum diatur dalam akad
ini, akan diatur kemudian dalam addendum-addendum dan surat-surat yang akan dibuat dan
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari akad ini.
PASAL 11
PENUTUP
Akad Perjanjian ini ditandatangani dan dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai
cukup dan mempunyai kekuatan pembuktian yang sama, ditandatangani oleh Pihak ke-1 dan
Pihak ke-2 dengan suka rela (saling ridho) tanpa paksaan dari pihak manapun, serta disaksikan
oleh :
1. Sony Prasetyo
2. David Simanjuntak
Tulungagung, 1 November 2013
Pihak ke-1 Pihak ke-2
JUDUL
AKAD IJARAH
No. 018/IJH/PT.KJ/XII/2013
”Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka
penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka
atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan
sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”
(Q.S. Az-Zukhruf: 32)
Dari Saad bin Abi Waqqash, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: “Kami pernah
menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil pertaniannya, maka Rasulullah melarang kami
melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya dengan emas atau
perak.”
(H.R. Abu Dawud)
PEMBUKAAN
Dengan memohon petunjuk dan ridho Allah SWT, akad pembiayaan Ijarah ini dibuat dan
ditandatangani pada hari ini, Senin, 2 Desember 2013 Pukul 09.30 WIB, bertempat di kantor PT.
Kurnia Jaya Tulungagung, oleh para pihak sebagai berikut :
PASAL 2
PENYERAHAN, HARGA, DAN TUJUAN SEWA
Ayat 1
Pihak ke-1 berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menyediakan barang yang dipesan
oleh Pihak ke-2 dan penyerahan barang tersebut dilakukan oleh pihak ke-1 langsung kepada
Pihak ke-2 dengan cara pihak ke-2 mengambil sendiri barang tersebut melalui perwakilannya
dengan sepengetahuan Pihak ke-1.
Ayat 2
Pihak ke-2 berjanji serta dengan ini mengikatkan diri untuk menyewa dan menerima barang serta
membayar harganya kepada Pihak ke-1 dan karenanya telah berutang kepada Pihak ke-1
sejumlah sebagai berikut:
- Harga Sewa (@ Rp 1.800.000,00 x 3 unit) = Rp 5.400.000,00
- Angsuran Tiap Bulan Rp 5.400.000,00 : 24 bulan = Rp 225.000,00
- Angsuran Bulan Pertama (Rp 225.000,00)
- Jumlah Utang (Rp 5.400.000,00 – Rp 225.000,00) = Rp 5.175.000,00
- Terbilang (lima juta seratus tujuh puluh lima ribu rupiah)
Ayat 3
Barang yang disewakan tersebut akan digunakan untuk usaha katering ayam bakar Resto Mawar
Ungu yang dijalankan oleh Pihak ke-2.
PASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN
Ayat 1
Hak dan Kewajiban Pihak ke-1:
1. Pihak ke-1 wajib mengganti barang apabila terdapat cacat tersembunyi setelah barang
diterima oleh Pihak ke-2 dan bukan karena kelalaian Pihak ke-2, kecuali jika Pihak ke-2 dapat
menerima kekurangan tersebut dan tidak mempermasalahkannya.
2. Pihak ke-1 berhak menerima pembayaran atas harga barang sampai batas waktu yang telah
disepakati.
Ayat 2
Hak dan Kewajiban Pihak ke-2:
1. Pihak ke-2 wajib melakukan pembayaran secara tertib kepada Pihak ke-1 selama jangka
waktu yang telah disepakati.
2. Pihak ke-2 wajib memberitahu Pihak ke-1 apabila terjadi hal-hal diluar pengetahuan Pihak
ke-2 mengenai cacat tersembunyi dari barang yang diterima maksimal 3 (tiga) hari setelah
barang diterima oleh Pihak ke-2.
3. Pihak ke-2 berhak menerima barang dari Pihak ke-1 maksimal 3 (tiga) hari setelah akad
ditandatangani.
4. Pihak ke-2 berhak mendapatkan ganti rugi dari Pihak ke-1 apabila terjadi cacat tersembunyi
pada barang yang diterima di luar kesalahan Pihak ke-2.
PASAL 4
JANGKA WAKTU, CARA PEMBAYARAN DAN TEMPAT PEMBAYARAN
Ayat 1
Pihak ke-2 berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk membayar kembali jumlah seluruh
utangnya kepada Pihak ke-1 sebagaimana tersebut pada Pasal 2 Akad ini dalam jangka waktu 24
(dua puluh empat) bulan terhitung dari tanggal 5 Desember 2013 sampai dengan tanggal 5
Desember 2015.
Ayat 2
Cara pembayaran dilakukan secara angsuran setiap tanggal 1-20 terhitung dari tanggal akad ini
ditandatangani sampai lunas pada saat jatuh tempo 24 (duapuluh empat) bulan.
Ayat 3
Jumlah angsuran setiap bulannya sebesar jumlah utang dibagi dengan jangka waktu pembayaran
yaitu Rp 5.400.000,00 dibagi 24 bulan atau sama dengan Rp 225.000,00 (dua ratus dua puluh
lima ribu rupiah) per bulan.
Ayat 4
Dalam hal jatuh tempo, pembayaran angsuran pembiayaan bertepatan dengan bukan hari kerja
Pihak ke-1, maka Pihak ke-2 berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran pada hari pertama Pihak ke-1 bekerja kembali.
Ayat 5
Setiap pembayaran kembali/pelunasan utang oleh Pihak ke-2 kepada Pihak ke-1 dilakukan di
kantor Pihak ke-1 secara tunai.
PASAL 5
JAMINAN
Untuk memperlancar akad ini, dijaminkan oleh Pihak ke-2 berupa Sertifikat Tanah No:
0265/ST/X/1992 Tahun: 1992 Luas: 250m2 Atas nama : Tuan Ahmad Fuadi. Apabila Pihak ke-2
tidak melaksanakan kewajibannya kepada Pihak ke-1 sesuai dengan Perjanjian di atas maka
Pihak ke-2 memberi kuasa kepada Pihak ke-1 untuk memindahkan hak dalam bentuk apapun,
baik di muka umum maupun di bawah tangan atas jaminan tersebut.
PASAL 6
WANPRESTASI DAN AKIBAT WANPRESTASI
Ayat 1
Apabila terjadi perbedaan pendapat dalam memahami atau menafsirkan bagian-bagian dari isi,
atau terjadi perselisihan dalam melaksanakan akad ini, maka Pihak ke-1 dan Pihak ke-2 akan
berusaha untuk menyelesaikan secara musyawarah.
Ayat 2
Apabila usaha menyelesaikan perbedaan pendapat atau perselisihan melalui musyawarah untuk
mufakat tidak menghasilkan keputusan yang disepakati oleh Pihak ke-1 dan Pihak ke-2, maka
dengan ini Pihak ke-1 dan Pihak ke-2 sepakat untuk menunjuk dan menetapkan serta memberi
kuasa kepada Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) untuk memberikan putusannya,
menurut tata cara dan prosedur berarbitrase yang ditetapkan oleh dan berlaku di badan tersebut.
Keputusan tersebut bersifat sementara.
Ayat 3
Apabila usaha penyelesaian sengketa melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) tidak
menghasilkan keputusan yang disepakati oleh kedua belah pihak, maka dengan ini kedua belah
pihak akan menyelesaikan sengketanya sesuai dengan ketentuan hukum.
PASAL 8
PEMBATALAN DAN BERAKHIRNYA AKAD
Ayat 1
Barang dikembalikan ke tempat penyewaan semula dengan mengurus semua penyelesaian
administrasi.
Ayat 2
Barang dikembalikan paling lambat 1 hari setelah berahirnya jangka waktu.
Ayat 3
Apabila barang yang dikembalikan terdapat kerusakan atau kecacatan yang diakibatkan
kelalaiaan oleh pihak ke-2, maka ia wajib untuk mengganti maupun memperbaiki.
PASAL 10
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
Ayat 1
Apabila terjadi keterlambatan atau kegagalan salah satu pihak untuk memenuhi kewajiban
sebagaiman tercantum dalam akad ini yang disebabkan oleh keadaan yang memaksa seperti
bencana alam, huruhara, dan sabotase, maka kerugian yang diakibatkan tersebut ditanggung oleh
Pihak ke-1 dan Pihak ke-2.
Ayat 2
Dalam hal terjadi keadaan memaksa, pihak yang mengalami peristiwa yang dikategorikan
keadaan memaksa wajib memberitahukan secara tertulis tentang hal tersebut kepada pihak
lainnya dengan melampirkan bukti secukupnya dari kepolisian atau instansi yang berwenang
mengenai kejadian memaksa tersebut selambat-lambatnya 5 (lima) hari terhitung sejak keadaan
memaksa tersebut terjadi.
Ayat 3
Apabila dalam waktu 10 hari sejak diterimanya pemberitahuan sebagaimana ayat 2
tersebut, belum atau tidak ada tangggapan dari pihak yang menerima pemberitahuan, maka
peristiwa tersebut dianggap telah disetujui oleh Pihak ke-1 dan Pihak ke-2.
Ayat 4
Apabila keadaan memaksa tersebut mengakibatkan kegagalan dalam pelaksanaan ketentuan-
ketentuan dalam akad ini, maka akad ini dapat diakhiri dengan suatu perjanjian antara Pihak ke-1
dan Pihak ke-2.
PASAL 11
KETENTUAN TAMBAHAN
Segala sesuatu yang belum diatur dalam akad ini, akan diatur kemudian dalam surat perjanjian
tambahan yang akan dibuat dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari akad ini.
PASAL 12
PENUTUP
Akad Perjanjian ini ditandatangani dan dibuat dalam rangkap 2, masing-masing bermaterai dan
mempunyai kekuatan pembuktian yang sama, dengan ditandatangani oleh Pihak ke-1 dan Pihak
ke-2, tanpa adanya paksaan dari pihak manapun, serta disaksikan oleh:
1. Sony Jazuli
2. Dzaky Prasetyo
Saksi-saksi
Saksi 1 Saksi 2
PENUTUP
PASAL 5
1. Sekiranya ada perubahan harga masuk PIHAK PERTAMA akan memberitahukan
perubahan tersebut secara tertulis kepada PIHAK KEDUA selambat-lambatnya 15 (lima belas)
hari sebelum masa berlaku harga yang lama berakhir.
2. Apabila terjadi penyimpangan dari ketentuan-ketentuan dalam perjanjian kerjasama ini
yang dilakukan oleh salah satu pihak, baik disengaja maupun tidak disengaja maka pihak pihak
yang lain berhak mengambil keputusan secara sepihak;
3. Apabila terjadi perselisihan mengenai kerjasama ini, kedua belah pihak sepakat setuju
untuk menyelesaikan secara musyawarah untuk mencapai mupakat.
Demikian Surat Perjanjian ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
AKAD MUSYARAKAH
JUDUL
PERJANJIAN AL-MUSYARAKAH
NOMOR : 001/72.001000/KJKS.UGT/280/X/2013
Perjanjian Al-Musyarakah ini dibuat dan ditandatangani pada Hari Ahad tanggal enam bulan Januari
tahun dua ribu tiga belas (06-01-2013) oleh dan antara :
Dalam hal ini dalam jabatannya tersebut berdasarkan Surat Keputusan (SK) Manager Utama
KJKS BMT-UGT Sidogiri Nomor : 1467/A.1-2/Kop.UGT/V/2011, tanggal 11-05-2011,
berwenang bertindak untuk dan atas nama KJKS BMT-UGT Sidogiri, berkedudukan dan
berkantor pusat di Pasuruan, Jl. Sidogiri barat Kraton Pasuruan 67151 Jawa Timur, untuk
selanjutnya disebut BMT-UGT Sidogiri .
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama pribadi untuk melakukan transaksi hukum ini telah
mendapatkan persetujuan dari Nur Hasanah selaku Istri sesuai lampiran surat persetujuan suami /
istri, selanjutnya disebut ANGGOTA Bahwa BMT dan ANGGOTA telah setuju untuk
menandatangani dan melaksanakan suatu Perjanjian Al-Musyarakah dengan syarat-syarat dan
ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
PENGERTIAN
Al-Musyarakah adalah akad kerja sama antara BMT dan ANGGOTA untuk suatu usaha atau
proyek tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana, dengan kesepakatan
keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama.
Pasal 2
1. BMT akan menyediakan dana sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) Selanjutnya
disebut Pembiayaan.
2. Pembiayaan tersebut akan dipergunakan untuk modal kerja usaha atau proyek jual beli Hand
Phone.
3. ANGGOTA akan bertindak selaku wakil atau kuasa atau agen dari BMT sehubungan dengan
kegiatan usaha atau proyek sebagaimana tercantum dalam ayat 2 pasal 2 Perjanjian ini.
4. ANGGOTA untuk kepentingan BMT akan melakukan dan melaksanakan segala sesuatu yang
berkaitan dengan usaha atau proyek tersebut dengan syarat dan ketentuan yang dapat diterima
atau ditetapkan oleh BMT.
Pasal 3
JANGKA WAKTU
1. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 24 bulan, terhitung sejak tanggal 06-01-2013
ditandatanganinya Perjanjian ini, karenanya akan berakhir pada tanggal 06-01-2015.
2. ANGGOTA wajib melakukan pembayaran kembali kepada BMT secara angsuran dengan
tertib dan teratur sesuai jadwal angsuran, sebagaimana terlampir dalam lampiran jadwal
angsuran.
Pasal 4
2. ANGGOTA wajib melaporkan setiap kegiatan atau peristiwa tentang kegiatan usaha atau
proyek pada BMT.
3. ANGGOTA wajib membuat laporan perkembangan usaha atau proyek dan kondisi keuangan
setiap bulan. Laporan tersebut diserahkan kepada BMT secara tertib dan teratur.
5. Pengangkatan sebagai agen atau wakil hanya akan berakhir jika Perjanjian ini berakhir karena
sebab apapun.
Pasal 5
1. Besar Nisbah Bagi Hasil yang disetujui yaitu 30 % (tiga puluh persen) untuk BMT dan 70 %
(tujuh puluh persen) untuk ANGGOTA dari pendapatan kotor usaha atau proyek yang
dikerjasamakan.
2. ANGGOTA wajib menyerahkan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi
beserta data lainnya yang dianggap perlu oleh BMT selambat-lambatnya tanggal 06 setiap bulan.
3. ANGGOTA selama jangka waktu perjanjian ini memberi kuasa mutlak kepada BMT dan
kuasa mana tidak dapat ditarik kembali oleh ANGGOTA untuk mendebet rekening ANGGOTA
pada BMT atas kewajiban pembayaran angsuran pada setiap tanggal pembayaran.
Pasal 6
JAMINAN
1. Segala harta kekayaan ANGGOTA, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik yang sudah
ada maupun yang akan ada dikemudian hari, menjadi jaminan guna pelunasan hutang
ANGGOTA.
2. ANGGOTA menyerahkan jaminan kepada BMT berupa BPKB mobil Daihatsu Zenia 2011
Nopol N
Pasal 7
EKSEKUSI JAMINAN
BMT dapat mengeksekusi, menyita atau menjual jaminan ANGGOTA sebagaimana diatur dalam
pasal 6 Perjanjian ini guna melunasi seluruh kewajiban ANGGOTA di BMT apabila :
1. ANGGOTA tidak membayar kewajiban sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan,
sebagaimana di atur pada pasal 3 ayat 2 Perjanjian ini atau
2. Pembiayaan ANGGOTA di BMT telah tertunggak selama 3 (tiga) bulan atau lebih atau
3. ANGGOTA melakukan Cidera Janji sebagaimana diatur dalam pasal 8 Perjanjian ini dan atau
ANGGOTA melakukan pelanggaran terhadap Syarat-syarat Perjanjian sebagaimana di atur
dalam pasal 9 Perjanjian ini.
Pasal 8
Apabila terjadi hal-hal dibawah ini, baik secara tersendiri atau secara bersama-sama disebut
sebagai Peristiwa Cidera Janji.
1. Kelalaian ANGGOTA untuk melaksanakan kewajibannya menurut perjanjian ini tepat pada
waktunya, dalam hal lewat waktunya saja telah memberikan bukti bahwa ANGGOTA telah
melalaikan kewajiban. Untuk hal ini BMT dan ANGGOTA sepakat untuk mengenyampingkan
pasal 1238 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
2. Apabila terdapat suatu janji, pernyataan, jaminan atau kesepakatan ANGGOTA menurut
perjanjian ini ternyata tidak benar, tidak tepat atau menyesatkan.
4. Apabila atas barang-barang milik ANGGOTA dan atau penjamin baik sebagian ataupun
seluruhnya dilakukan sita jaminan atau sita eksekusi.
5. Apabila kekayaan ANGGOTA serta nilai barang-barang dan lain-lain yang menjadi
tanggungan nanti menurut penilaian BMT menjadi berkurang sedemikian rupa sehingga tidak
lagi merupakan jaminan yang cukup bagi ANGGOTA. Maka seluruh Pembiayaan tersebut akan
menjadi jatuh tempo dan seluruh kewajiban ANGGOTA harus dibayarkan kepada BMT secara
seketika dan sekaligus dan BMT dapat mengambil tindakan apapun yang dianggapnya perlu
sehubungan dengan perjanjian ini, untuk menjamin pelunasan kembali Pembiayaan.
Pasal 9
1. Jika ANGGOTA menggunakan dana Pembiayaan yang diberikan oleh BMT kepada
ANGGOTA digunakan diluar keperluan dan kepentingan sebagaimana diatur dalam pasal 2
perjanjian ini.
3. Jika ANGGOTA tidak menjalankan usaha sesuai dengan ketentuan teknis yang diwajibkan
oleh BMT seperti tercantum dalam Surat Penawaran (Offering Letter).
Pasal 10
FORCE MAJEURE
1. Gempa bumi, taufan, banjir, tanah longsor, sambaran petir, kebakaran, wabah penyakit dan
bencana alam lainnya.
2. Pemogokan umum, huru hara, sabotase, perang atau pemberontakan yang mengakibatkan
salah satu pihak atau kedua belah pihak tidak dapat melaksanakan kewajibannya menurut
perjanjian ini.
3. Dalam hal terjadi force majeure sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatas sehingga
mempengaruhi pelaksanaan kewajiban salah satu pihak maka pihak yang mengalami force
majeure berkewajiban memberitahukan kepada pihak lainnya dalam perjanjian ini
selambatlambatnya 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak terjadinya force majeure tersebut untuk
diselesaikan secara musyawarah.
4. Apabila pihak yang mengalami force majeure tersebut lalai untuk memberitahukan kepada
pihak lainnya dalam kurun waktu sebagaimana ditentukan pada ayat 2, maka seluruh kerugian,
resiko dan konsekuensi yang timbul menjadi beban dan tanggungjawab pihak yang mengalami
force majeure tersebut.
5. Force majeure dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 Pasal 10 Perjanjian ini tidak dapat dijadikan
alasan oleh ANGGOTA untuk menunda kewajiban pembayaran pembiayaan yang telah jatuh
tempo kepada BMT sebelum terjadinya force majeure.
Pasal 11
GANTI RUGI
1. BMT dapat mengenakan ganti rugi hanya atas kerugian riil yang dapat diperhitungkan dengan
jelas kepada ANGGOTA yang dengan sengaja atau karena kelalaian melakukan sesuatu yang
menyimpang dari ketentuan akad dan mengakibatkan kerugian pada BMT.
2. Besarnya ganti rugi atas kerugian riil ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara BMT dengan
ANGGOTA.
3. Ganti Rugi hanya boleh dikenakan BMT sebagai pemilik dana (shahibul maal) apabila
keuntungan BMT yang sudah jelas tidak dibayarkan oleh ANGGOTA sebagai pengelola dana
(mudharib).
Pasal 12
PEMERIKSAAN
BMT dan atau kuasa yang ditunjuknya adalah berhak untuk memeriksa pembukuan atau segala
sesuatunya yang berhubungan dengan usaha atau proyek yang dikelola oleh ANGGOTA, baik
secara langsung atau tidak langsung.
Pasal 13
Perjanjian ini diatur dan ditafsirkan sesuai dengan ketentuan Hukum Indonesia.
Pasal 14
DOMISILI HUKUM
Sesuatu sengketa yang timbul dari atau dengan cara apapun yang ada hubungannya dengan
perjanjian ini yang tidak dapat diselesaikan secara damai, akan diselesaikan melalui
Kepaniteraan Pengadilan Negeri PAMEKASAN
Pasal 15
KETENTUAN TAMBAHAN
Hal-hal lain yang belum diatur dalam Perjanjian ini, akan diatur berdasarkan kesepakatan kedua
belah pihak ke dalam surat/akta yang merupakan satu kesatuan dengan Perjanjian ini.
PENUTUP
Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak pada hari dan tanggal
tersebut di atas, dibuat rangkap 2 (dua) bermaterai cukup untuk masing-masing pihak yang
mempunyai kekuatan hukum yang sama.
BMT-UGT SIDOGIRI ANGGOTA
Meterai 6000
............................................... ......................................
Kepala Cabang
SAKSI-SAKSI
............................... ..................................
................................... ............................................
AKAD WAKALAH
JUDUL
AKAD WAKALAH
No. 02 /WKL/KJKS-BUM/II/2011
يم
ِ الر ِح
الرحْ َم ِن ه
َّللاِ ه
س ِم ه
ْ ِب
“…maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya dan hendaklah dia bertaqwa kepada Allah Tuhannya...” (Qs. Al –
Baqarah [2]:283)
PEMBUKAAN
Dengan berlindung kepada Allah dan senantiasa memohon RahmatNya. Akad ini dibuat
dan ditandatangani pada hari Senin tanggal enam bulan dua tahun dua ribu sebelas bertempat di
Kantor KJKS Bina Usaha Mandiri oleh para pihak:
1. Nama: Abdulloh, Sekretaris, dalam hal ini berwenang bertindak untuk dan atas nama KJKS
Bina Usaha Mandiri yang berkedudukan dan berkantor di Kalasan untuk selanjutnya disebut
PIHAK I
Pasal 1
1. PIHAK I menyerahkan kekuasaannya kepada PIHAK II secara khusus untuk melakukan hal-
hal sebagaimana berikut: memilihkan untuk PIHAK I barang/barang-barang dengan jumlah,
spesifikasi dan harga yang telah disepakati bersama sebagaimana bunyi
surat perjanjian/waad pemesanan barang nomor No. 01 /PB/KJKS-BUM/ II /2011 yang
dibuat oleh PIHAK III, yang merupakan bagian yang menjadi satu kesatuan dan tidak
terpisahkan dari akad perjanjian ini.
2. Kedua belah pihak telah sepakat bahwa jangka waktu berlakunya akad wakalah ini adalah
..........hari, sehingga selambat-lambatnya terhitung ...........hari setelah ditandatanganinya
akad ini PIHAK II telah menyelesaikan semua kewajibannya sesuai bunyi ketentuan-
ketentuan akad ini.
Pasal 2
Pembayaran Barang
PIHAK I sepakat bahwa untuk terpenuhinya akad Murabahah yang akan dibuat kemudian, maka
PIHAK I akan membayarkan barang/barang-barang sebagaimana yang tersebut dalam pasal 1.
Pasal 3
Addendum
Kedua belah pihak telah bersepakat, bahwa segala sesuatu yang belum diatur dalam akad ini,
akan diatur dalam addendum dan atau surat–surat dan atau lampiran-lampiran yang akan dibuat
dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.
Pasal 4
Pasal Tambahan
Perjanjian ini ditandatangani, dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing mempunyai
kekuatan pembuktian yang sama, ditandatangani kedua belah pihak dengan sukarela (saling
ridlo) tanpa paksaan dari pihak manapun.
PENUTUP
....................,.....................2011
Pihak I Pihak II
(...............................) (..................................)
Saksi:
1.........................................
2........................................