Anda di halaman 1dari 5

Laporan Pendahuluan

Perawatan Mulut pada Klien dengan Penurunan Kesadaran (Oral Care)

A. Definisi
Oral care berupa merupakan tindakan hygiene untuk meningkatkan well-being klien dan
mencegah kerusakan rongga mukosa oral. Oral hygiene yang buruk mengakibatkan
kolonisasi bakteri pada sekresi orofaringeal dan pathogen respirasi. Sedangkan, oral
hygiene yang dilakukan dengan rutin dan efektif, akan meningkatkan kesehatan dan
membatasi pertumbuhan pathogen di area orofaringeal dan menurunkan kejadian
aspiration pneumonia, dan gangguan sistemik lainnya. Tindakan oral care setidaknya
dilakukan sebanyak dua kali sehari sesuai indikasi dan kondisi klien.

B. Tujuan
- Untuk mempertahankan keutuhan integritas dan kesehatan bibir, lidah, dan membran
mukosa pada mulut
- Untuk mencegah infeksi oral
- Untuk membersihkan dan melembabkan membran mukosa mulut dan bibir.

C. Indikasi
- Klien yang tidak sadar atau memiliki keterbatasan fisik dalam melakukan oral hygiene,
umumnya berisiko pada kekeringan membran mukosa mulut. Hal tersebut kemudian
berakibat pada kemungkinan infeksi oral dan kerusakan gigi.
- Saliva memiliki fungsi anti-viral, anti-bakteri, sehingga kekeringan mulut (xerostomia)
akibat penurunan produksi saliva pada klien tidak sadar. Umumnya kondisi tersebut
merpakan efek samping dari medikasi yang diberikan, seperti obat-obat jenis anti-
histamin, anti-hipertensi, anti-depressan, terapi oksigen, atau klien dengan status NPO
(klien tidak sadar)
- Kekeringan mulut kemudian akan membuat mukosa mulut lebih mudah teriritasi,
sehingga menimbulkan inflamasi dan risiko infeksi
- Oral care juga dilakukan berdasarkan kebutuhan dan kondisi mulut klien.

D. Kontraindikasi
- Pada klien dengan post-operasi oral yang membutuhkan oral care secara khusus
(specialized oral care).
- Pada mukosa oral klien dengan kemoterapi, cenderung kering, dan memiliki gusi yang
sensitif dan mudah berdarah.

E. Prinsip
- Oral care dilakukan dengan kondisi (prinsip) tindakan bersih
- Tindakan oral care pada aspek keperawatan fokus pada menghilangkan plak dan
mikroorganisme demi kenyamanan klien
- Penggunaan alat seperti sikat gigi berbulu halus juga lebih baik, karena lebih efektif
mengangkat plak
- Penggunaan pasta gigi dengan kandungan sodium bikarbonat juga dapat membantu
melarutkan mukus dan mengurangi keasaman saliva, sehingga dapat mengurangi
bakteri
- Jika klien tidak dapat menggunakan sikat gigi, perawat dapat menggunakan oral swab
atau kasa yang telah dibasahi normal saline dan dililitkan pada jari
- Hindari penggunaan bahan pembersih mengandung gliserin-lemon, karena dapat
mengiritasi dan membuat mukosa mulut lebih kering, serta membat gigi lebih rapuh
- Bahan pelembab mulut dari mineral oil juga perlu dihindari karena jika terjadi aspirasi,
hal tersebut dapat menginisiasi infeksi berupa lipid pneumonia
- Sebaiknya gunakan pelembab mulut yang larut air
- Perhatikan kemungkinan terjadinya aspirasi.

F. Alat dan Bahan


- Handuk kecil
- Perlak
- Basin/Bengkok
- Sarung tangan bersih
- Bite-block, untuk memepertahankan mulut terbuka
- Sikat gigi bulu halus
- Foam swab
- Kasa
- Segelas air, untuk membilas
- Kateter tip, untuk menyedot sisa air di mulut
- Bahan pembersih (normal saline, pasta gigi)
- Pelembab bibir yang larut air
- Kateter suction jika perlu (terjadi aspirasi)

G. Aspek Pengkajian dan Tindakan

No Tindakan Rasional
1 Kaji kebutuhan dan kondisi klien untuk Megidentifikasi kebutuhan pasien,
dilakukan oral care : meyakinkan kembali perawat untuk
- Inspeksi mulut, bibir, gusi, lidah, melakukan tindakan apa saja yang
palatum, gigi. Identifikasi adanya harus dilakukan dan mencegah
abnormalitas, kekeringan, lesi, patch kesalahan tindakan
kuning/putih (thrush), pendarahan, dsb
- Identifikasi adanya karies gigi, halitosis,
gingivitis, gigi yang tanggal, dan
gangguan lain
- Kaji adanya gag reflex, jika mungkin
2 Identifikasi pasien sesuai prosedur, Penjelasan tindakan membuat keluarga
kenalkan diri, dan jelaskan pada klien serta klien memahami dan mengetahui
keluarga apa manfaat dan kenapa tindakan pentingnya tindakan tersebut.
perlu dilakukan Keluarga juga mampu dlibatkan dalam
edukasi mengenai kebersihan oral
klien.
3 Persiapkan diri dengan cuci tangan Merupakan upaya kontrol infeksi
4 Perhatikan privasi klien dengan menutup Hygiene adalah preferensi personal,
tirai atau menutup pintu/jendela dan seringkali berkaitan dengan rasa
malu serta citra tubuh.

5 Persiapkan klien : Posisi ini membuat saliva dan cairan


- Posisi klien tidak sadar adalah berbaring lain mengalir mengikuti gravitasi,
miring, dengan kepala pada posisi sehingga mencegah aspirasi
terendah
- Letakkan handuk pada dagu klien
- Letakkan perlak diarea pembersihan
- Letakkan bengkok dekat dengan area
mulut klien
- Gunakan bite-lock jika ada indikasi
6 Kenakan sarung tangan bersih Kontrol infeksi dan perlindungan diri
7 Bersihkan gigi dan seluruh mukosa mulut Penggunaan sikat gigi, dan teknik
klien dengan sikat (jika masih ada gigi mengusap dibutuhkan untuk
alami). Hindari melukai gusi. Atau gunakan membersihkan area dengan plak atau
variasi teknik lain sesuai indikasi adanya penumpukan tartar
8 Bilas mulut klien dengan air hingga bersih, Membilas membantu membersihkan
kemudian basuh dengan mouthwash tanpa kotoran dari mulut. Jika didorong
alkohol sekitar 10 ml melalui dengan kencang, cairan dapat mengalir
syringe/kateter tip, pada tiap sisi mulut ke tenggorokan klien dan
secara perlahan mengakibatkan aspirasi
10 Lihat kembali apakah seluruh cairan bilasan Jika cairan sisa dalam mulut dibiarkan,
sudah tumpah ke bengkok. Jika ada sisa, kemudian akan teraspirasi oleh klien
lakukan suction perlahan
11 Jika masih belum bersih gunakan kasa
lembab untuk membersihkannya kembali
12 Keringkan jaringan mukosa mulut dengan Hal ini mencegah perpindahan
foam swab atau kasa lembab. Satu bagian mikroorganisme antara bagian mulut
mulut menggunakan satu kali swab yang
baru.
13 Keringkan dengan urutan dinding pipi, Urutan teratur dari paling dalam ke
palatum, basal mulut, dan lidah paling luar
14 Observasi adanya kerusakan jaringan, Sebagai data dilakukannya
inflamasi, dan kekeringan perencanaan lebih lanjut
15 Bereskan begkok dan perlak, kemudian Kenyamanan dan kebersihan klien
keringkan area mulut klien dengan handuk
16 Berikan pelembab larut air di area mulut dan Pelembab mencegah kekeringan dan
bibir pecahnya kulit area mulut serta infeksi
karenanya
17 Lepas sarung tangan, lakukan terminasi, dan Membang sarung tangan sekali pakai
cuci tangan mencegah transmisi bakteri dan
kontrol infeksi
18 Lakukan dokumentasi
H. Dokumentasi
- Hasil pengkajian pada mulut : Penampakan dan struktur mulut, lidah, gigi, gusi, mukosa
oral, serta gangguan yang ada
- Indikasi dilakukannya oral care, kapan tindakan dilakukan, siapa yang melakukan,
telah dilakukan informed consent sebelumnya, dan apa saja bahan (pembersih mulut,
pelembab, edukasi) yang diberikan pada klien
- Respon dan kondisi klien selama dilakukan tindakan

I. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan membran mukosa oral
- Risiko gangguan membrane mukosa oral
- Gangguan pergigian (Impaired dentition)
- Risiko aspirasi

Referensi
Berman, A., & Snyder, S.J. (2012). Kozier & Erb’s: Fundamentals of nursing. (9th Ed.). New
Jersey : Pearson Education
Lynn, P. (2011). Taylor’s clinical nursing skills : A nursing process approach. (3rd Ed.).
Philadelphia: Lippincott William and Wilkins

Anda mungkin juga menyukai