Anda di halaman 1dari 7

DAYA GUNA PARASETAMOL DIBANDINGKAN PLASEBO DALAM MENGATASI NYERI

Akhada Maulana*, Prawito Singodimedjo**


Departemen Urologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RSCM Jakarta
Sub Bagian Urologi, Bagian Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada,
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

Abstract
Objective: To know the efficacy of paracetamol compared with placebo to reduce pain when performing urethral
catheter removal in patient with indwelling urethral catheter.
Material and method: This research used double blind randomized control trial test on 26 indwelling urethral
catheter male patient, who were divided into two groups. Group 1 consisted of 13 patients were given 500 mg
paracetamol; and group 2 consisted 13 patients were given placebo. Patients rated their pain perceptions when
being performed urethral catheter removal with Visual Analague Scale. Then the test result was analyzed using
independent T-Test.
Results: Patients age in both groups was not significant statistically. Perception of pain in both groups was mild.
There was no significant difference of pain perception when removing urethral catheter in both (p = 0,759).
Conclusion: Paracetamol didn’t doesntreduce pain significantly compared with placebo
Keywords: Urethral catheter removal, pain, visual analogue scale, paracetamol, placebo.

Abstrak
Tujuan Penelitian: Mengetahui daya guna parasetamol dalam mengatasi nyeri saat dilakukan penglepasan
kateter uretra pada pasien yang terpasang kateter dibandingkan dengan plasebo.
Bahan dan Cara: Penelitian ini adalah uji klinis secara acak terkontrol tersamar ganda pada 26 orang pasien
pria terpasang kateter uretra, yang dibagi dalam dua kelompok. Kelompok 1 terdiri dari 13 orang diberikan
parasetamol tablet 500 mg dan kelompok 2 terdiri dari 13 orang diberikan plasebo. Pasien akan dinilai persepsi
nyerinya dengan Visual Analog Scale saat dilepas kateternya, kemudian dianalisa statistik dengan
menggunakan independent T-Test.
Hasil Penelitian: Umur pasien pada kedua kelompok tidak berbeda bermakna. Persepsi nyeri pada kedua
kelompok adalah ringan. Tidak terdapat perbedaan bermakna persepsi nyeri pada kedua kelompok saat
dilakukan penglepasan kateter uretra (p = 0,759).
Simpulan: Pemberian parasetamol tidak mengurangi nyeri secara bermakna diandingkan plasebo saat
dilakukan penglepasan kateter uretra.
Kata Kunci: Penglepasan kateter uretra, nyeri, visual analog scale, parasetamol, placebo.

PENDAHULUAN
Kateterisasi uretra merupakan tindakan tersedia berbagai macam tipe dan jenis
yang sering dilakukan pada pasien-pasien kateter uretra, tergantung dari kebutuhan
yang dirawat di rumah sakit, terutama pada yang diperlukan.
kasus urologi. Selain urologi, hampir setiap Indikasi kateterisasi uretra bermacam-
kasus yang memerlukan pembedahan juga macam, baik untuk diagnosis maupun
memerlukan kateterisasi uretra, baik itu tatalaksana. Untuk diagnosis, kateterisasi
dikarenakan penggunaan anestesi regional uretra dilakukan pada wanita untuk
ataupun untuk keperluan monitor produksi mengumpulkan urine bagi keperluan
urine pasca operasi. Tindakan kateterisasi ini pemeriksaan kultur urine untuk menghindari
dapat juga digunakan untuk menunjang kontaminasi dari kuman kulit. Pengukuran
diagnosis maupun sebagai terapi dari urine residu post void juga dapat dilakukan
masalah yang dihadapi oleh pasien. dengan menggunakan kateter apabila tidak
Berkenaan dengan hal tersebut, saat ini telah tersedia ultrasonografi (USG). Instilasi bahan

31
kontras untuk pemeriksaan ureterosistografi yang membawa informasi nyeri yang berasal
juga memerlukan kateterisasi.2 dari inflamasi, kerusakan atau proses
Sedangkan untuk keperluan tatalaksana, rusaknya jaringan, ke medulla spenalis dan
indikasi kateterisasi uretra antara lain adalah otak. Nosiseptif membawa informasi somatik
mengatasi retensi urine yang diakibatkan oleh tanpa disadari sedangkan nyeri merupakan
obstruksi infra vesika, baik itu dikarenakan persepsi dari informasi sensoris.9
oleh pembesaran prostat, jendalan darah di Sebagai bagian dari sistem pertahanan
dalam buli, struktur uretra, maupun proses tubuh, nyeri memicu tingkah laku mental dan
inflamasi. Indikasi lain adalah untuk psikis yang mencari cara untuk mengakhiri
memonitor jumlah urine yang keluar pada keadaan nyeri tersebut. Nyeri juga merupakan
pasien-pasien pasca operasi maupun pasien- mekanisme feedback yang menghasilkan
pasien dengan penyakit non pembedahan.2 proses pembelajaran, sehingga membuat
Bilamana keperluan kateterisasi tersebut kemungkinan terjadinya pengulangan
telah selesai, maka kateter uretra tersebut keadaan nyeri tersebut di masa depan
perlu untuk dilepas atau diganti. Saat kateter berkurang. Sistem nosiseptif
dilepas, pasien akan mengalami nyeri, mentransmisikan sinyal yang memicu sensasi
meskipun sesaat, akibat dari gesekan kateter nyeri, yang merupakan komponen kritis dari
ke dinding uretra. Hal tersebut terjadi kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap
dikarenakan adanya balon kateter yang tidak stimulus yang merusak, dan juga bagian dari
dapat kembali kempes seperti sedia kala saat peringatan cepat yang memerintahkan
kateter belum digunakan, sehingga saat bermacam-macam organ, dan khususnya
bergesekan dengan dinding uretra, maka system saraf sentral, untuk memulai bereaksi
pasien akan merasa nyeri. Hal ini kadang- demi meminimalisir cedera.9
kadang menyebabkan pasien merasa takut Nyeri akibat penglepasan kateter uretra
saat akan dilepas kateternya atau mengalami bisa dikategorikan nyeri akut bisa juga
trauma setelahnya. transient. Nyeri akut terjadi akibat perlukaan
Nyeri menurut International Association for jaringan tubuh dan aktivasi dari tranducer
the study of Pain adalah suatu pengalaman nosiseptif dari kerusakan jaringan lokal dan
sensorik dan emosional yang berkaitan kesembuhan bisa terjadi tanpa dilakukan
dengan kerusakan atau potensi kerusakan intervensi medis. Intervensi medis mungkin
jaringan (Merskey, 1994). Menurut awitannya berguna untuk mencegah atau mengurangi
nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri akut, rasa nyeri. Nyeri transient terjadi oleh aktivasi
nyeri kronik dan nyeri berkaitan dengan tanducer nosiseptif pada kulit atau jaringan
kanker. Berdasarkan jenisnya, nyeri dapat lain dari tubuh tanpa ada kerusakan jaringan.
dibedakan menjadi empat yaitu nyeri Secara klinis nyeri ini terjadi secara insidental
nosiseptif, nyeri neuropatik, nyeri psikogenik atau diakibatkan oleh suatu prosedur
(idiopatik), dan nyeri kronik dengan berbagai misalnya venaseksi atau menyuntik.5
sebab.1 Sampai saat ini, belum pernah ada usaha
Nyeri nosiseptif (kadang-kadang disebut untuk mengurangi nyeri pada saat dilakukan
sebagai nosipersepsi), merupakan sistem tindakan penglepasan kateter uretra tersebut.

32
Dalam penelitian ini akan diteliti daya guna adalah laki-laki dewasa yang baru pertama
parasetamol dibandingkan plasebo dalam kali terpasang kateter bersedia mengikuti
mengatasi nyeri saat penglepasan katetera penelitian; dan merupakan pasien pasca
uretra. Parasetamol dipilih, karena operasi ortopedi, digestif, urologi, tumor jinak,
merupakan terapi lini pertama untuk nyeri dan plastik. Sedangkan kriteria eksklusi
akut.1 Efek analgetiknya juga kuat serta efek adalah penderita diabetes mellitus kronis
sampingnya ringan atau hampir tidak ada, dengan komplikasi neuropati; pasien dengan
kecuali pada penggunaan dengan dosis defisit neurologis; pasca operasi saluran
besar. Harganya murah, tersedia disemua kemih bagian bawah; penderita tumor ganas;
tempat.10 Mekanisme kerja parasetamol dan pasien dengan fraktur pelvis. Data kriteria
dalam menurunkan demam dan mengurangi inklusi dan eksklusi ini didapatkan dari rekam
nyeri memang masih menjadi perdebatan. medis pasien.
Namun saat ini diketahui bahwa parasetamol Sebelum dilakukan penelitian, diperlukan
bekerja malalui sekurang-kurangnya dua ijin berdasarkan persetujuan dari Direktur
mekanisme, mengurangi produksi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan Komite
prostaglandin dan menghambat enzim Etik Penelitian Biomedik pada Manusia
siklooksigenase (COX) (Kis et al., 2005; Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta.
Graham & Scoot 2005; Aronoff et al 2006 and Penelitian ini merupakan uji klinis
Bertolini et al., 2006). penggunaan obat dibandingkan placebo,
sehingga dengan criteria inklusi dan inklusi
TUJUAN yang digunakan diharapkan dapat
Mengetahui daya guna parasetamol menghilangkan efek samping. Obat yang
dibandingkan dengan plasebo dalam digunakan parasetamol merupakan obat yang
mengatasi nyeri saat dilakukan penglepasan digunakan sehari-hari, juga ada dipasaran
kateter uretra pada pasien yang terpasang bebas, sehingga cukup aman. Selain itu,
kateter. pasien juga diberikan informasi yang jelas
mengenai tujuan dan jalannya penelitian; jika
BAHAN DAN CARA telah mengerti dan setuju mengikuti
Penelitian ini menggunakan uji klinis penelitian, pasien menandatangani informed
secara acak terkontrol tersamar ganda consent.
(double blind RCT), yang dilakukan di Bangsal Jumlah sampel yang diperlukan menurut
Bedah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada rumus uji hipotesis terhadap perbedaan
bulan Nopember 2007. proporsi: 6
Populasi target penelitian ini adalah pasien N = (Z2-1/𝛼)2 x p x q
laki-laki dewasa yang terpasang kateter (d)2
uretra. Populasi terjangkau adalah populasi Keterangan:
target penelitian yang dirawat di Bangsal (Z-1/α) = 1,96 (adalah deviat baku α (0,05)
Bedah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada p = 0,07 (70%, didapatkan dari asumsi
bulan Nopember 2007 yang memenuhi prosentase pasien yang tidak mengalami
kriteria inklusi penelitian. Kriteria inklusi

33
nyeri saat dilepas kateternya dengan Karakteristik dasar subjek penelitian yang
pemberian parasetamol) berupa data numeric disajikan sebagai rerata
q = 0,20 (20%, didapatkan dari asumsi dan simpang baku. Perbedaan rerata data
prosentase pasien yang mengalami nyeri saat numerik dari data dasar maupun scoring VAS
dilepas kateternya dengan pemberian antara dua kelompok diuji dengan uji
placebo) independent T-Test. Nilai p <0,05 ditetapkan
d = 0,2 (d = delta : presisi penelitian = 0,2) memiliki kemaknaan secara statistik.
N = 13,4456 (jumlah sampel minimal tiap Perbedaan proporsi data nominal kedua
kelompok) kelompok diuji dengan uji Chi square.
Jadi jumlah sampel yang diperlukan pada
masing-masing kelompok adalah minimal 13 HASIL
orang. Jumlah pasien yang memenuhi kriteria
Penelitian dibantu oleh perawat yang inklusi dan setuju mengikuti penelitian adalah
membantu dalam penelitian ini dan 26 orang. Umur dari para pasien bervariasi,
sebelumnya telah diberi tahu prosedur mulai dari 17 tahun sampai dengan 77 tahun.
penelitian ini. Pasien yang masuk kriteria Saat pasien sudah dijadwalkan untuk dilepas
inklusi diminta untuk menandatangani kateternya, mereka kemudian diberikan
informed consent. Bila pasien setuju ikut perlakuan pemberian obat parasetamol atau
penelitian, maka akan dijelaskan tentang plasebo sebelum dilepas kateternya. Pada
prosedur penelitian dan obat yang diberikan kelompok pertama diberikan parasetamol 500
serta efek kerjanya. Pasien dicatat nama, mg dalam bentuk kapsul dosis tunggal 30
umur, pendidikan, nomor catatan medis, menit sebelum dilepas kateternya.
tanggal masuk, dan lama pemasangan Sedangkan pada kelompok kedua diberikan
kateter. plasebo dalam bentuk kapsul yang berisi
Parasetamol 500 mg dan plasebo, yang laktosa dosis tunggal, 30 menit sebelum
berupa serbuk laktosa, masing-masing dilepas kateternya. Pada pasien pasca
dimasukkan dalam kapsul berwarna putih dan operasi, perlakuan diberikan minimal 6 jam
hijau yang bentuknya sama. Masing-masing setelah pemberian analgetik rutin.
obat ini dimasukkan dalam amplop yang diberi Karakteristik data dasar yang diperiksa dalam
tanda dan hanya peneliti yang tahu mana penelitian ini adalah umur, dikarenakan jenis
amplop berisi obat dan mana yang plasebo. kelamin pasien homogen, yaitu laki-laki. Rata-
Pasien yang masuk penelitian diberikan rata umur pada kedua kelompok adalah
amplop oleh perawat sesuai randomisasi, 43,3077 ± 19,626 tahun, kelompok plasebo
Kapsul ini harus diminum minimal 6 jam 42,3077 ± 19,31055 tahun, dan pada
sesudah pemberian analgetika terakhir. Tiga kelompok parasetamol 44,3077 ± 20,67359
puluh menit sesudah minum kapsul, kateter tahun. Analisis uji Chi square digunakan
uretra dilepas oleh perawat. Segera pasien terhadap data dasar umur. Tidak didapatkan
mengisi derajat nyeri waktu penglepasan perbedaan proporsi yang bermakna secara
kateter dengan skala VAS (Visual Analaogue statistik pada kedua kelompok perlakuan
Scale). untuk umur (p= 0,809) (tabel 1).

34
Karakteristik data dasar lain yang diperiksa Analisis Data Skor VAS
dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan Penilaian skor VAS (visual analaogue
pasien. Tingkat pendidikan dikelompokkan scale) dilakukan oleh pasien sendiri setelah
menjadi tingkat pendidikan dasar (SD), dilepas kateternya. Pasien disuruh untuk
menengah (SMP-SMA), dan tinggi (perguruan menilai rasa nyeri saat pasien dilepas
tinggi). Pada kelompok plasebo didapatkan kateternya oleh perawat. Skor VAS tersebut
jumlah pasien dengan tingkat pendidikan kemudian dianalisis dengan independent T-
dasar sebanyak 3 orang, menengah 8 orang, test untuk menentukan tingkat kemaknaan,
dan tinggi 2 orang. Sedangkan pada dengan variabel tergantungnya berupa
kelompok parasetamol didapatkan jumlah kelompok yang diberikan parasetamol dan
pasien dengan tingkat pendidikan dasar placebo. Rata-rata nilai skor VAS pada kedua
sebanyak 3 orang, menengah 6 orang, dan kelompok adalah sebesar 36,96, kelompok
tinggi 4 orang. Analisis uji Chi square parasetamol 34,462±25,9731, dan kelompok
digunakan terhadap data dasar pendidikan. plasebo 39,462±26,2761. Sehingga
Tidak didapatkan perpedaan proporsi yang interpretasi nyeri pada kedua kelompok rata-
bermakna secara statistik pada kedua rata masuk dalam kriteria nyeri ringan (0 – 40).
kelompok perlakuan untuk tingkat pendidikan Hasil yang didapat dari analisis skor VAS
(p= 0,621) (tabel 1). terhadap kedua kelompok adalah tidak
ditemukan perbedaan yang bermakna secara
Tabel 1. Karakteristik data dasar subjek
penelitian statistic (p = 0,759).
Kelompok Kelompok
No Variabel Plasebo Parasetamol P Tabel 3. Hasil skor VAS untuk nyeri pada
(n = 13) (n = 13)
masing-masing kelompok
1. Umur (SB) 42,3077 ± 44,3077 ± 0,809
Skor Rata- Persepsi Nilai
19,31055 20,67359 No Variabel
rata Nyeri p
2. Pendidikan 0,621
- Dasar 3 3 Kelompok 39,462 ±
1. Ringan
- Menengah 8 6 Plasebo 26,2761
- Tinggi 2 4 0,759
Kelompok 34,462 ±
2. Ringan
Parasetamol 25,9731
Persentase persepsi nyeri pada kelompok
parasetamol sebanyak 10 (77%) orang dan
kelompok plasebo 11 (84,7%) orang. Persepsi PEMBAHASAN

tidak nyeri pada kelompok parasetamol 3 Jenis kelamin bisa mempengaruhi

(23%) orang dan kelompok plasebo hanya 2 persepsi rasa nyeri, karena termasuk variasi

(15,3%) orang (tabel 2). biologi.1 Untuk itulah jenis kelamin subjek
dalam penelitian ini seluruhnya laki-laki,
Tabel 2. Persentasi persepsi nyeri pada dimaksudkan agar populasi penelitian
masing-masing kelompok
homogen. Alasan lainnya, karena ukuran
Persepsi Parasetamol Placebo
nyeri N % N % panjang uretra pada laki-laki lebih panjang
Nyeri 10 77 11 84,7 daripada wanita, yaitu 15-25 cm pada laki-laki
Tidak nyeri 3 23 2 15,3
dan 3-5 cm (rata-rata 4 cm) pada wanita.
Panjang uretra ini akan mempengaruhi nyeri
yang timbul saat dilakukan penglepasan

35
kateter uretra. Karena uretra pria lebih Dari penelitian ini didapatkan bahwa
panjang, sehingga episode nyeri saat tindakan penglepasan kateter uretra ternyata
penglepasan kateter uretra yang terjadi lebih hanya menimbulkan rasa nyeri yang ringan
lama. Diharapkan subjek dalam penelitian ini terhadap pasien, terutama pada kelompok
dapat melukiskan persepsi nyeri yang perlakuan plasebo. Perbedaan nilai skor VAS
dialaminya lebih bermakna dibandingkan pada kedua tersebut tidak bermakna (p =
dengan bila subjeknya wanita. 0,759). Hal ini menunjukkan bahwa
Persepsi nyeri juga bisa dipengaruhi oleh parasetamol tidak berhasil mengurangi rasa
umur. Rata-rata umur pasien kedua kelompok nyeri yang bermaknsa secara statistik
perlakuan 43,3077 ± 19,626 tahun, kelompok dibandingkan dengan pemberian plasebo.
plasebo 42,3077 ± 19,31055 tahun, dan Selain mempunyai efek analgetik,
kelompok parasetamol 44,3077 ± 20,67359 parasetamol juga mempunyai efek antipiretik.
tahun. Perbedaan rata-rata umur pada kedua Parasetamol lebih sering digunakan sebagai
kelompok tidak bermakna (p = 0,809; IK 95%). obat antipiretik dibandingkan sebagai obat
Hal ini menunjukkan pengaruh umur tehadap analgetik. Kemungkinan yang terjadi
intensitas nyeri yang dirasakan saat diberikan mengapa parasetamol tidak dapat
perlakuan pada kedua kelompok tidak mengurangi nyeri secara bermakna
berbeda bermakna. Hal ini sama dengan dibandingkan plasebo adalah efek
penelitian lain yang dilakukan Kertia & antipiretiknya lebih besar dibandingkan efek
Nurdjanah (2006)3, bahwa pengaruh umur analgetiknya atau dosisnya bisa saja kurang.
terhadap intensitas nyeri tidak menunjukkan Namun untuk penderita osteo arthritis,
perbedaan yang bermakna juga. parasetamol merupakan terapi lini pertama
Tingkat pendidikan pasien dalam sebagai analgetik untuk nyeri derajat ringan
penelitian ini dikelompokkan menjadi tingkat sampai sedang.3
pendidikan dasar (SD), menengah (SMP & Nyeri yang dirasakan oleh pasien pada
SMA), dan tinggi (perguruan tinggi). Pada kelompok parasetamol kemungkinan juga
kedua kelompok didapatkan sebagian besar dapat dipengaruhi oleh waktu pemberian
pasien tingkat pendidikannya menengah (14 parasetamol. Dalam penelitian ini pelakuan
orang); kemudian disusul dengan tingkat diberikan setelah pemberian parasetamol 30
pendidikan dasar (6 orang) dan pendidikan menit. Parasetamol diabsorbsi secara cepat
tinggi (6 orang). Perbedaan tingkat pendidikan dan komplet dari saluran cerna dan mencapai
pada kedua kelompok perlakuan tidak kadar puncak dalam plasma sekitar 30-60
bermakna (p = 0,621). Hal ini menunjukkan menit setelah setelah pemberian serta oral
pengaruh tingkat pendidikan pasien terhadap dengan waktu paruh 2 jam. Konsentrasi kadar
intensitas nyeri yang dirasakan saat diberikan terapi dalam serum antara 10-20 mcg/ml.
perlakuan pada kedua kelompok tidak Kemungkinan karena waktu perlakuan
berbeda bermakna. Berbeda dengan dikerjakan pada awal pencapaian kadar
penelitian lain yang menyatakan bahwa puncak parasetamol (30 menit), sehingga
tingkat pendidikan akan mempengaruhi efek menghilangkan nyeri secara maksimal
persepsi nyeri.7 belum tercapai. Akibatnya pasien pada

36
kelompok parasetamol masih mengeluhkan kateternya, meskipun sudah diberikan
nyeri ringan saat dilakukan penglepasan parasetamol.
kateter uretra.
Dari penelitian daya guna pemberian KESIMPULAN
analgetika parasetamol oral, bila dosis 600 Tidak didapatkan perbedaan bermakna
mg belum bisa mengurangi rasa nyeri, maka daya guna parasetamol dibandingkan plasebo
bisa dinaikkan menjadi 1000 mg; atau dengan dalam mengurangi nyeri saat dilakukan
kombinasi analgetika oral lainnya misalnya penglepasan kateter uretra.
codein, menjadi 300 mg parasetamol dengan
30 mg codein. DAFTAR PUSTAKA
Jumlah sampel minimal dalam penelitian 1. Ashbum MA, and Staats PS. 1999
Management of chronic pain. The lancet
ini yaitu 26 orang juga turut berpengaruh
1865-1869
dalam ketidakbermaknaan parasetamol 2. Carter, HB, Chan, DY, 2007. Basic
instrumentation and cystoscopy in Wein,
dalam mengurangi nyeri dibandingkan
AJ, et al (eds.) Campbell-Walsh Urology,
dengan plasebo. Penentuan jumlah sampel 9th ed. Saunders Elseviers, Philadelphian,
p : 161-4
didapatkan dari asumsi pasien yang tidak
3. Kertia, NY, dan Nurdjanah, S, 2006.
mengalami nyeri saat dilepas kateter Pengaruh fisioterapi terhadap perbaikan
rasa nyeri terhadap osteoarthritis lutut
uretranya, dengan diberikan parasetamol,
yang mendapat terapi parasetamol. BIK,
sebesar 70%. Sedangkan pada kelompok hal : 79-88
4. Kis B, Snipes JA, Busija DW (2005).
plasebo sebesar 20%. Namun dalam
“Acetaminophen and and the
penelitian ini didapatkan hanya 3 pasien yang cyclooxygenase-3 puzzle: sorting out
facts, fictions, and uncertainties”. J.
tidak mengalami nyeri sama sekali saat
Pharmacol. Exp. Ther. 315 (1):1-7.
diberikan parasetamol, atau sebesar 23%, DOI:10.1124/jpet.105.085431. PMID
15879007.
dan 2 pasien dari kelompok placebo atau
5. Losser J.D. and Melzach R. 1999 Pain: an
sebesar 15,3%. Sehingga tidak berbeda overview The Lancet 1607-1609.
6. Lwanga, S. K. and Lemeshow, S. 1991.
bermakna secara statistik. Di sisi lain,
Two samples situation. In S. K.Lwanga and
didapatkan 5 orang (38,46%) dari kelompok S.Lemeshow. Samples size determination
in health studies. A practical manual: 6-8
parasetamol mengalami nyeri sedang dan 1
Geneva: WHO.
orang (7,69%) mengalami nyeri berat. 7. McQuay H., Moore A., Justins D. 1997.
Clinical Review Fortinightly review:
Persepsi nyeri dapat dipengaruhi oleh banyak
Treating acute pain in hospital. BMJ; 314:
faktor, seperti jenis kelamin, umur, 1531 (24 May). File://c:\Documents and
setting\HP 08/07/2008
pendidikan, faktor psikologis, dan sosial. Rasa
8. Sokka, T., 2003. Assessment of Pain in
takut, stress, kecemasan, dan faktor Patients with Rheumatic Disease. Best
Pract Res Clin Rheumatol. 17:427-49.
psikologis yang lain juga akan mempengaruhi
9. The American Heritage Stedman’s Medical
timbulnya persepsi nyeri (Losser dan Dictionary, 2nd Edition, Houghton Mifflin,
2004. Cited online at medical-dictionary.
Melzack, 1999)5. Kemungkinan pada 6 orang
The free dictionary. Com
pasien ini, rasa takut dan lebih sensitifnya 10. Wilmana, PF (1995). “Analgesik-Antipiretik
Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid dan
uretra terhadap suatu rangsangan,
Obat Pirai” dalam Ganiswarma, SG (eds.):
menyebabkan timbulnya persepsi nyeri Farmakologi dan Terapi. Penerbit Fakultas
Kedokteran UI Jakarta. 4:207-22.
sedang dan berat saat dilepas uretra

37

Anda mungkin juga menyukai