Anda di halaman 1dari 116

PERSYARATAN K3 PADA

PENGGUNAAN
PERALATAN UJI LISTRIK

1
Unit Kompetensi :
Menggunakan / mengoperasikan
Alat Uji Listrik

Unit kompetensi ini berkaitan dengan


pengetahuan dan keahlian dalam melakukan
pemeriksaan dan pengujian terhadap instalasi
listrik meliputi pemeriksaan dan pengujian
berbagai macam tanda pengenal dan papan
peringatan; perlengkapan listrik yang dipasang;
cara pemasangan perlengkapan; polaritas;
pembumian; resistansi isolasi; kesinambungan
pembumian; fungsi proteksi system instalasi
pada pemasangan atau pemakaian baik
pertama, berkala, ulang atau khusus 2
Elemen Kompetensi 1 :
Mengenal Alat Uji Ukur
Kriteria unjuk kerja :
• Dapat mengidentifikasi jenis-jenis alat uji
listrik
• Dapat mengidentifikasi fungsi alat uji listrik
• Dapat mengidentifikasi cara penggunaan alat
uji listrik
• Dapat mengidentifikasi kalibrasi alat uji listrik
• Dapat mengidentifikasi penggunaan APD
untuk alat uji listrik

by t_tohir@yahoo.com 3
Elemen Kompetensi 2 :
Menjelaskan tindakan keamanan penggunaan Alat
Uji Listrik

Kriteria unjuk kerja :


• Menjelaskan prosedur tindakan keamanan
alat uji listrik
• Menjelaskan alat pengaman pada alat uji
listrik

by t_tohir@yahoo.com 4
Elemen Kompetensi 3 :
Menjelaskan tindakan keamanan penggunaan Alat
Uji listrik

Kriteria unjuk kerja :


• Menjelaskan secara visual
• Menjelaskan dengan gambar instalasi
• Menjelaskan tanda pengenal pada ala uji
listrik
• Menjelaskan perlengkapan listrik yang
dipasang
• Menjelaskan cara pemasangan
by t_tohir@yahoo.com 5
Elemen Kompetensi 4 :
Menjelaskan pengujian polaritas

Kriteria unjuk kerja :


• Menjelaskan pengujian Resistansi Isolasi
• Menjelaskan kesinambungan sirkuit
• Menjelaskan fungsi proteksi sistem
instalasi listrik
• Menjelaskan uji coba pengoperasian
instalasi

6
Elemen Kompetensi 5 :
Mempersiapkan instalasi yang akan dilakukan pemeriksaan
dan pengujian pengukuran

Kriteria unjuk kerja :


• Instalasi listrik telah dipersiapkan pada
kondisi siap dilakukan pemeriksaan dan
pengujian/pengukuran

7
Elemen Kompetensi 6 :
Melaksanakan pemeriksaan dan pengukuran/
pengujian

Kriteria unjuk kerja :


• Pemeriksaan dan pengujian/pengukuran
berbeban dan tanpa beban telah dilakukan
• Mengidentifikasi bahaya

8
Elemen Kompetensi 7 :
Memeriksa kelaikan lay out uji listrik

Kriteria unjuk kerja :


• Memeriksa baterai / power suplai
• Memeriksa seting zero alat uji ukur
• Memeriksa kesesuain name plate alat uji

9
Elemen Kompetensi 8 :
Membuat laporan hasil pemeriksaan dan pengujian

Kriteria unjuk kerja :


• Membuat laporan pemeriksaan dokumen peralatan
• Membuat laporan pemeriksaan kinerja peralatan
• Membuat laporan pemeriksaan Pengujian
performance peralatan
• Membuat laporan pemeriksaan kondisi lingkungan
Kerja
• Membuat laporan pemeriksaan persyaratan personil
• Membuat dokumen rekomendasi

10
PENDAHULUAN
Alat Ukur Listrik adalah instrumen yang
digunakan untuk menunjukan nilai besaran
elektrik dari suatu sistem tenaga listrik. (Arus,
Tegangan, Daya, Frekuensi, Beda Fasa, dll).

Pengukuran Listrik adalah upaya untuk


menentukan nilai besaran-besaran listrik pada
suatu sistem jaringan tenaga listrik.

by t_tohir@yahoo.com 11
………………. Lanjutan

• Alat Ukur Listrik merupakan salah satu andalan


peneraan yang teliti. Besaran listrik seperti arus,
tegangan, daya dsb. tidak dapat secara langsung kita
tanggapi dengan panca indra.
• Untuk memungkinkan pengukuran maka kebesaran
listrik ditransformasikan melalui suatu phenomena fisis
yang akan memungkinkan pengamatan melalui panca
indra kita, misalnya kebesaran listrik seperti arus
ditransformasikan melalui suatu phenomena fisis
kedalam kebesaran mekanis.
Ketelitian hasil ukur ditentukan oleh 2 ( dua ) hal, yaitu :
• Kondisi alat ukur, yaitu ketelitiannya harus sesuai dengan yang
dipersyaratkan untuk pengukuran pada pemeliharaan kubikel.
• Ketelitian alat ukur dapat berkurang disebabkan antara lain, umur
alat ukur yang memang sudah melebihi yang direncanakan
sehingga mengalami kerusakan atau sumber listrik yang harusnya
terpasang dengan kondisi tertentu, sudah tidak memenuhi seperti
yang dipersyaratkan.
• Operator atau pengguna alat ukur tidak memahami cara yang
benar, sehingga terjadi kesalahan pemakaian atau cara membaca
skala salah padahal alat ukur pada kondisi yang baik.

by t_tohir@yahoo.com 13
SYARAT – SYARAT ALAT UKUR LISTRIK

• Alat ukur tidak boleh membebani / mempengaruhi yang diukur atau


disebut mempunyai impedansi masuk yang besar
• Mempunyai keseksamaan yang tinggi, yaitu alat harus mempunyai
ketepatan dan ketelitian yang tinggi (mempunyai accuracy error dan
precision error yang tinggi)
• Mempunyai kepekaan (sensitifitas) yang tinggi, yaitu batas input
signal yang sekecil-kecilnya sehingga mampu membedakan gejala-
gejala yang kecil
• Mempunyai stabilitas yang tinggi sehingga menolong dalam
pembacaan dan tidak terganggu karena keadaan yang tidak
dikehendaki
• Kemampuan baca (readibilitas) yang baik, hal ini banyak tergantung
dari skala dan alat penunjuknya serta piranti untuk menghindari
kesalahan paralak

by t_tohir@yahoo.com 14
KESALAHAN PADA PENGUKURAN
Kesalahan sistem (systematic error) disebut pula kesalahan
tetap :
– Kesalahan kalibrasi, yaitu pada waktu peneraan semula,
sehingga harga skalanya tidak benar atau karena suatu hal misal
temperatur, kelembaban yang tidak sesuai dengan kondisi di
kala peneraan
– Kesalahan manusia (human error), yaitu si pengukur dapat
menyebabkan kesalahan tertentu, misalnya adanya paralak,
optimisme atau pasimisme. Hal ini dapat ditanggulangi dengan
pengukuran ulang atau pengukur yang lain
– Experimental error, yaitu kesalahan yang diakibatkan karena
cara pengukuran yang salah
– Kesalahan teknik (error of technique), yaitu kesalahan yang
diakibatkan oleh adanya bagian alat ukur yang bekerja tidak
semestinya
by t_tohir@yahoo.com 15
– Kesalahan statistik (random error), kesalahan ini disebabkan
karena sesuatu hal yang tidak diketahui dari luar dan timbulnya
tidak menentu. Karena sumbernya tidak diketahui, maka
kesalahan jenis ini tidak dapat dihilangkan dan hanya dapat
diperkirakan dengan cara statistic

16
Kesalahan karena salah (illegitimate error)

• Kesalahan ini adalah memang bersifat kesalahan dan sumbernya


dapat diketahui :
– Blunder : yaitu kesalahan yang bodoh dan sebetulnya tidak perlu
terjadi
– Computational error : yaitu kesalahan dalam cara
menghitungnya
– Chaotic error : yaitu kesalahan yang diakibatkan oleh karena
adanya gangguan keadaan atau sarana / prasarana pengukuran
misalnya gangguan listrik, halilintar, getaran yang keras dan
lain-lain dan cara mengatasinya adalah mengisolir alat ukur
terhadap gangguan

by t_tohir@yahoo.com 17
Beberapa Contoh

KD/Indikator

Beberapa Contoh

Cara Memasang

Cara Mengukur

Tugas

Penilaian

Uji Kompetensi

Uli Basa Sidabutar 18


Cara Memasang

KD/Indikator

Beberapa Contoh

Cara Memasang

Cara Mengukur

Tugas

Penilaian

Uji Kompetensi

Uli Basa Sidabutar 19


Cara Mengukur

Mengukur harus dilakukan dengan teliti sesuai


KD/Indikator skala yang digunakan alat ukur
Beberapa Contoh
Hasil pengukuran = angka
xN ( AlatUkur )
skalaMaks
Cara Memasang

Cara Mengukur
Angka 10
Contoh:
Tugas Hasil pengukuran= (10x5)/50
Maks = 50 = 1 A
Penilaian

Uji Kompetensi
Kabel 5A

Uli Basa Sidabutar 20


Uli Basa Sidabutar 21
MACAM – MACAM ALAT
UKUR DAN
PENGGUNAANYA
by.toto.tohir@polban.ac.id

23 07/10/2021
Alat Ukur & Penggunaannya menurut macam arus :
• Arus searah
• Arus bolak balik
• Arus searah dan arus bolak balik
Alat Ukur & Penggunaannya menurut tipe / jenis
• Tipe Jarum Petunjuk
Harga / nilai hasil ukur yang dibaca adalah yang ditunjuk
oleh jarum petunjuk, harga tersebut adalah harga sesaat
pada waktu meter tersebut dialiri arus listrik
• Tipe Recorder
Harga / nilai hasil ukur yang dibaca adalah harga yang ditulis
/ dicatat pada kertas, pencatat ini dilakukan secara otomatis
dan terus menerus selama meter tersebut dialiri arus listrik.
• Tipe Integrator
Harga / nilai hasil ukur yang dibaca adalah harga dari hasil
penjumlahan yang dicatat pada selang waktu tertentu
selama alat tersebut digunakan
• Digital
Harga / nilai hasil ukur yang dibaca adalah harga sesaat
Alat Ukur & Penggunaannya menurut prinsip kerja :
 Besi putar, tanda ( S )
Prinsip kerja : gaya elektromagnetik pada suatu inti besi dalam
suatu medan magnet. (kumparan tetap, besi yang berputar)
penggunaan pada rangkaian AC/DC.

 Kumparan putar, tanda (M)


Prinsip kerja : gaya elektromagnetik antar medan magnet suatu
tetap dan arus (kumparan berputar magnit tetap), pengunaan
pd rangkaian DC, alat ukur yg menggunakan sistem ini V/A/Ω.

 Elektrodinamik, tanda (D)

Prinsip kerja: gaya elektromagnetik antar arus-arus. (kumparan


tetap & kumparan berputar), pemakaian pada rangkaian
AC/DC, alat yang menggunakan system ini V / A / W / F.

 Induksi, tanda (I)


Prinsip kerja : gaya elektromagnetik yang ditimbulkan oleh medan
magnit bolak-balik dan arus yang terimbas oleh medan
magnet, (arus induksi dalam hantaran).

 Kawat panas
Prinsip kerja : gerakan jarum diakibatkan oleh pemuaian panas
dan tarikan pegas, (pemakaian pada rangkaian AC/DC, alat
yang menggunakan sistem ini A/V/.
Alat Ukur & Penggunaannya
menurut sumber tegangan :

Pengukuran untuk kebesaran arus DC


= searah
Pengukur untuk kebesaran arus bolak- AC
 balik
Pengukur untuk kebesaran arus searah AC DC
=  dan bolak-balik
Pengukur phasa tiga AC 3
3 
Alat Ukur & Penggunaannya menurut
tegangan pengujiannya :

2 Tegangan uji 2 kv

3 Tegangan uji 3 kv

4 Tegangan uji 4 kv
Alat Ukur & Penggunaannya menurut
posisi pengoperasian :

Dipasang untuk posisi mendatar .

Di pasang dengan posisi tegak.

60o Di pasang dengan posisi miring 60o


Gambar Alat Ukur dengan Posisi Mendatar

Gambar Alat Ukur Dengan Posisi Tegak


Gambar Alat Ukur dengan Posisi Miring
600
Alat Ukur menurut sifat
penggunaannya :
Portable
• Alat ini mudah dipergunakan dan dibawa
pergi kemana-mana sesuai kehendak hati
kita dalam pengukuran.
Papan hubung/panel
• Alat ini dipasang pada panel secara
permanent atau tempat-tempat tertentu,
sehingga tidak dapat dibawa pergi untuk
mengukur ditempat lain.
Alat Ukur & Penggunaannya menurut
besaran yang diukur

NAMA ALAT BESARAN YANG TANDA SATUAN RANGKAIAN KETERANGAN


UKUR DIUKUR PENGGUNAAN
AMPER METER ARUS A AC & DC V/R

VOLT METER TEGANGAN V AC & DC V/R

WATT MAEAR DAYA W AC & DC V I Cos Φ

OHM METER TAHANAN Ω DC V/I

kWh METER ENERGI kWh AC & DC V I t Cos Φ

kVAh METER ENERGI kVAh AC & DC V I t Sin Φ

FREKUENSI GETARAN/DETIK Hz AC -
METER
COS PHI METER FAKTOR KERJA COS Φ AC -
Alat Ukur & Penggunaannya
menurut pengawatan
a. Ampere-meter .
• Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui besarnya
arus/aliran listrik baik berupa :
– Arus listrik yang diproduksi mesin pembangkit, maupun
– Arus listrik yang didistribusikan ke jaringan distribusi
• Cara penyambungan ammeter adalah menghubungkan seri
dgn sumber daya listrik (power source).
Amperemeter

Harus dihubungkan seri dengan rangkaian


yang akan diukur karena mempunyai tahanan
dalam ( RA ) yang kecil.
Apabila ammeter dihubungkan paralel akan
terjadi dua aliran (I1 dan I2), maka
pengukuran tidak benar (salah) dan akan
merusak ammeter karena dihubung singkat
dengan batere/tegangan sumber alat ukur
tersebut.
1. Amperemeter 1 ( A1 )  RA = 100 
Tegangan antara P dan Q misalkan 1000 volt
Req = 100  +100  = 200   I = 1000/200 = 5 A

2. Amperemeter 2 ( A2 )  RA = 10 
Tegangan antara P dan Q tetap 1000 volt
Req = 100  + 10  = 110   I = 1000/110 = 9,09 A
3. Amperemeter 3 ( A3 )  RA = 0,1 
Tegangan antara P dan Q tetap 1000 volt
Req = 100  + 0,1  = 100,1   I = 1000/100,1 = 9,99
A . Tahanan ammeter harus kecil, agar pengaruh terhadap
rangkaian berupa daya yang hilang menjadi kecil.
P = I2 R
Volt-meter .
Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui
besarnya tegangan
Cara penyambungan dari Volt-meter adalah
menghubungkan paralel dengan sumber daya
listrik (power source)

P
sumber beban
~ daya V
Voltmeter harus dihubungkan paralel dengan rangkaian
yang akan diukur karena mempunyai tahanan dalam ( RA )
yang besar.

Tahanan voltmeter harus besar , agar tidak mempengaruhi


sistem pada saat digunakan, juga agar daya yang hilang
pada voltmeter itu kecil.
2
E
P Losses 
RV
Cosphi meter (Cos φ).
Alat ini digunakan untuk mengetahui, besarnya factor kerja (power factor) yang
merupakan beda fase antara tegangan dan arus. Cara penyambungan adalah
tidak berbeda dengan watt meter sebagaiman gambar dibawah ini :

Cos phi meter banyak digunakan dan terpasang pada :


 Panel pengukuran mesin pembangkit
 Panel gardu hubung gardu induk
 Alat pengujian, alat penerangan, dan lain-lain.
FREKWENSI METER
Frekwensi meter digunakan untuk mengetahui frekwensi
atau gelombang sinusoidal arus bolak balik yg merupakan
jumlah siklus gelombang sinusoidal tersebut perdetiknya
( cycle / second )
Cara penyambungannya :

P P
Sumber
~
Sumber
daya Hz beban ~ daya beban Hz

Frekwensi meter mempunyai peranan cukup penting untuk


mensin kronisasikan ( paralelkan ) 2 unit mesin pembangkit
dan stabilnya frekwensi merupakan petunjuk kestabilan
mesin pembangkit.
Watt Meter
Alat ukur ini untuk mengetahui besarnya daya nyata (daya aktif). Pada watt
meter terdapat spoel/belitan arus dan spoel / belitan tegangan, sehingga cara
penyambungan watt pada umumnya merupakan kombinasi cara penyambungan
volt meter dan ampere meter sebagaimana pada gambar dibawah ini :

Jenis lain dari watt meter berdasarkan besarannya adalah :


 KW – meter (kilo watt meter)
 MW – meter (mega watt meter)
Watt Meter
Alat untuk mengukur daya pada beban atau pada rangkaian daya itu adalah
nilai-nilai rata-rata dari perkalian e. i , yaitu nilai sesaat dari tegangan dan arus
pada beban atau rangkaian tersebut

Rangkaian potensial wattmeter dibuat bersifat resistip, sehingga arus dan


tegangan pada rangkaian tersebut iV satu fasa dengan e karena Zv = Rv
Wattmeter berdasarkan azas
instruments elektrodinamik .
dM
TORSI pada alat ini  d  K. .i1 .i2
d

dM
Maka  d  K. .iv .i
d

e e  i d  K .
dM e
dimana iv   .
Z v Rv d R v

Nilai rata-rata dalam 1 (satu ) Siklus ( Cycle ) :

T
1 dM e.i
 d rata  rata   K . . .dt
T 0 d Rv
KWH METER
KWH meter dugunakan untuk mengukur energi listrik yang
menentukan besar kecilnya rekening listrik pemakai.
Mengingat sangat
pentingnya arti kwh meter, baik bagi PLN maupun
sipemakai maka perlu diperhatikan benar² cara
penyambungannya.
DIAGRAM PENGAWATAN
METER KWH 1
FASE

Menentukan Pembatas ( Zekring )

1 3 4 6 A = VA : V = 900 : 220 = 4,09 A


L DIPILIH = 4 A
N
Gambar penyambungan kWh meter
1 3 4 6 7 9 10 12

R
S
T
N

MENENTUKAN PEMBATAS
( ZEKRING )
Daya tersambung = 33 kVA A= VA = 33.000 = 50,19 A
Tegangan = 220/ 380 V VPP x V3 380 x 1,73

Besar Arus = …… A DIPILIH = 50 A


DIAGRAM PENGAWATAN KWH METER TARIF GANDA DAN KVARH METER

kWh Meter kVarh Meter

1 3 4 6 7 9 10 12 13 15 1 3 4 6 7 9

R
S
T
N
Time Switch

7 8 1 2 3
INSULATION TESTER
Insulation Tester digunakan untuk
mengukur tahanan isolasi dari alat² listrik atau
instalasi² tenaga listrik misalnya : kabel
,trafo , OCB, Jaring SUTM dll,.
Tegangan alat ukur ini umumnya tegangan
Tinggi arus searah yg besarnya berkisar 500
s/ 10.000 Volt
Tegangan Insulation Tester dipilih berdasar
tegangan kerja daripada sistem tegangan
kerja peralatan atau instalasi yang akan diuji
Hasil pengujian ditetapkan bahwa harga
penahan isolasi minimum = 1000 X tegangan
GAMBAR RANGKAIAN INSULATION TESTER
R
A
Ώ Cara kerjanya

-
Penahan isolasi dipasang
D pada apitan A dan E
X
+
P Tangkai generator D diputar
dengan cepat
E

Saklar P dipijat hingga jarum petunjuk menyimpang kekanan


ke angka Nol
Bila kondisi ini sudah tercapai saklar P dilepas, sambil
memutar terus tangkai generator dg kecepatan yang sama.
Maka jarum akan bergerak kembali dan berhenti pada suatu
harga penahan isolasi dengan satuan M.Ohm
Gambar rangkaian dasar megger adalah seperti berikut :

Megger banyak digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi pada :


 Kabel instalasi pada rumah-rumah / bangunan
 Kabel tegangan rendah
 Kabel tegangan tinggi
Transformator, OCB dan peralatan listrik lainnya
ALAT UKUR DENGAN CT
Alat ukur mempunyai 2 type penunjukan
a. Pembacaan langsung = alat ukur yg mempunyai batas kuat
hantar arus lebih tinggi dari besaran arus yg akan diukur
b. Pembacaan tidak langsung = untuk mengukur besaran arus
yang lebih dari kemampuan batas kuat hantar arus dari alat
ukur tersebut. Maka perlu ditambah alat bantu ( CT )

BEBAN
A
Phasa squence
Alat ini untuk mengetahui benar/ tidaknya urutan phasa system teg.
Listrik 3 Ph. Ini sangat penting khususnya dalam penyambungan
gardu² atau konsumen listrik, karena kesalahan urutan phasa dapat
menimbulkan :
 Kerusakan pada peralatan / mesin antara lain putaran motor terbalik
 Putaran piringan kWH meter menjadi lambat atau berhenti dll

Phasa Squence
R Sumber daya/
S tegangan
RST T
ALAT UKUR PENAHAN TANAH

I1 Cara kerja :
Pada penahan Ohm PQ digeser kontak
M geser Q’ yg tersambung pada tanah
pembantu Y melalui telepon kepala T.
I1 I2
Titik A dan P disambung terus untuk
memastikan bahwa titik² tsb benar²
I2
ER
~S mempunyai satu tegangan yang sama.
A Q Besarnya tegangan antara titik P dan
P
Q’ tanah pembantu Y tergantung dari
T letak kontak geser Q’, jadi tergantung
EX dari besarnya penahan R antara titik P
X Y Z
dan kontak geser Q’
Menitik arah aliran I1 di dlm Rx dan
I1
aliran I2 di dlm R itu, teranglah bahwa
Ex dan Er harus bertengan arahnya.
BATAS UKUR PADA ALAT ² UKUR LISTRIK

Setiap alat ukur mempunyai batus ukur tertentu, artinya alat ukur
tersebut hanya mampu mengukur sampai harga max. tertentu
dimana jarum petunjuk akan menyimpang penuh sampai pada batas
maximal dari pada skala yang tersedia.
Pada alat ukur cermat yg dipakai untuk mengukur ber-macam²
rangkaian, biasanya dilengkapi dgn dua, tiga atau lebih batas ukur

Contoh sebuah Volt Meter Anngka penunjukan


Angka skala max
Angka batas ukur
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
CARA MEMBACANYA
V
P
HS = X BU
0 2 5 10 15 SM

B
FAKTOR-FAKTOR ALAT UKUR YANG
MEMPENGARUHI HASIL PENGUKURAN
1. Ketelitian (Accuracy), menunjukan kemampuan Alat
Ukur dalam mendapatkan harga yang mendekati
harga sebenarnya.
2. Ketepatan (Prececion), menunjukan tingkat
keberhasilan Alat Ukur dari suatu sistem pengukuran.
3. Sensitivitas (Sensitivity), Menggambarkan
perbandingan antara harga pengukuran dengan
besaran responnya.
4. Resolusi (Resolution), Kemampuan Alat Ukur untuk
memberikan respon terhadap perubahan terkecil dari
nilai yang diukur.
5. Kesalahan (Error), Penyimpangan variabel yang
diukur terhadap harga sebenarnya.

by t_tohir@yahoo.com 54
PROSEDUR PENGUKURAN

1. Melakukan pengukuran berulang-


ulang dengan Alat Ukur yang sama.
2. Melakukan pengukuran yang sama
dengan menggunakan beberapa Alat
Ukur yang berbeda.
3. Menguasai teknik lebih lanjut teknik
pengukuran.

by t_tohir@yahoo.com 55
TEORI KESALAHAN ALAT UKUR

Kesalahan dari suatu Alat Ukur dinyatakan


dengan rumus

M–T=Є

T : Menyatakan harga sebenarnya dari


besaran yang diukur
M : Harga hasil pengukuran

Є/T : Kesalahan Relativ (Rasio Kesalahan)


T – M = α disebut Koreksi, yaitu perbedaan dari
harga ukur M dengan harga sebenarnya.

by t_tohir@yahoo.com 56
Contoh

Arus dengan harga sebenarnya 25 A, diukur


dengan Alat Ukur Amperemeter
mendapatkan harga ukur 24,3 A.
Kesalahan, Koreksi dari Alat Ukur
Amperemeter adalah -0,7 A, 0,7 A.

by t_tohir@yahoo.com 57
KLASIFIKASI KELAS ALAT UKUR
Menurut standard IEC No 13 B-23 ada 8 Kelas Alat Ukur.
Kelas 0,05, 0,1, 0,2 Alat Ukur dengan ketelitian
yang tinggi digunakan pada laboratorium.

Kelas 0,5 Alat Ukur yang mempunyai ketelitian


lebih rendah dari kelas 0,2 (Alat Ukur Portable).

kelas 1,0 Alat Ukur yang mempunyai presisi


lebih rendah dari Alat Ukur kelas 0,5

Kelas 1,5 , 2,5 atau 5 Alat Ukur dipergunakan


pada panel-panel dimana faktor ketelitian tidak
begitu penting/tidak memperhatikan kepresisian

by t_tohir@yahoo.com 58
PERALATAN BANTU UKUR

 POTENSIAL TRANSFORMATOR
(PT)
 CURRENT TRANSFORMER (CT)
 SHUNT RESISTOR
 SELEKTOR-AMP SWITCH
 SELEKTOR VOLT SWITCH

by t_tohir@yahoo.com 59
Contoh penunjukan pengukuran
(Analog dan Digital)

by t_tohir@yahoo.com 60
RANGE STANDAR ALAT
UKUR LISTRIK

Volt Meter

(0-6, 0-10, 0-15, 0-25, 0-40, 0-


60, 0-100, 0-150, 0-250, 0-300,
0-400, 0-500, 0-600) volt.
by t_tohir@yahoo.com 61
RANGE STANDAR ALAT
UKUR LISTRIK
Amper Meter

(0-1, 0-1,5, 0-2,5, 0-4, 0-5, 0-6,


0-10, 0-15, 0-20, 0-40, 0-50, 0-
60, 0-100, 0-150, 0-250, 0-300, 0-
400, 0-500, 0-600) A
by t_tohir@yahoo.com 62
RANGE STANDAR ALAT
UKUR LISTRIK

Cos phi Meter


0,5 Cap – 0,5 Ind
0,9 Ind – 0,9 Cap
by t_tohir@yahoo.com 63
PENGUKURAN RESISTANS ISOLASI

A. Antara dua – Penghantar (Phase-Netral/nol)

Pelaksanaan :
1. Buka / lepaskan lengkapan dari jala-jala (cabut
sekering, alat ukur volt meter dan saklar utama /
induk).
2. Buka semua saklar dari alat-alat pemakaian dan
cabut semua steker (tusuk kontak) dari stop
kontak (kotak kontak) serta beban lampu.
3. Ukur resistans antara semua penghantar.
B. Antara Penghantar dan Tanah (Phase-Bumi/Tanah)

Pelaksanaan :
1. Buka / lepaskan lengkapan dari jala-jala (cabut
sekering, alat ukur volt meter dan saklar utama).
2. Buka semua saklar dari alat-alat pemakaian dan
cabut semua tusuk kontak dari stop kontak serta
beban lampu.
3. Ukur resistans antara jala-jala (penghantar) dan
tanah.
C. Antara seluruh lengkapan (phasa) dan bumi (phasa +
beban dan bumi)

Pelaksanaan :
1. Buka / lepaskan lengkapan dari jala-jala
(cabut sekering, alat ukur volt meter dan
saklar utama).
2. Tutup semua saklar dari alat-alat pemakaian.
3. Ukur tahanan antara salah satu penghantar /
phasa dan bumi.
D. Antara Netral (nol) dan Bumi

Pelaksanaan :
1. Buka / lepaskan lengkapan dari jala-jala (cabut sekering
dan saklar utama).
2. Lepaskan beban lampu, sambungan alat ukur, voltmeter
dan saklar motor.
3. Ukur resistans antara penghantar netral dan bumi.
RESISTAN ISOLASI

PANEL R-S R-T T-S R-N R-G S-N S-G T-N T-G N-G

P1- P1.1

p1-P1.2

P1-P1.3 1000 Ohm /Volt (diruang normal)


P1.P1.4

P1.P1.5

P1-P1.6

07/10/2021 68
Pengukuran Tahanan Tanah
by t_tohir@yahoo.com 70
Ilustrasi pengukuran Tahanan pembumian
Dengan metoda 3 Titik

by t_tohir@yahoo.com 71
Ilustrasi pengukuran Tahanan pembumian
Dengan metoda Clam On

by t_tohir@yahoo.com 72
Contoh work sheet JSA
JOB SAFETY ANALYSIS

Jenis pekerjaan : Tanggal :


Unit/Seksi : AHLI K3 :

No tahapan pekerjaan potensi bahaya pengendalian

Tim JSA

No Nama Jabatan Tanda tangan

07/10/2021 73
Work sheeet
ANALISA POTENSI BAHAYA

No. Komponen Kegagalan Pengaruh Tk. bahaya Frequensi Metoda


deteksi
Nilai Resistans Isolasi Minimum
Tegangan
Tegangan Uji Resistans
Sirkit
Arus Searah Isolasi
Nominal
(Volt) (MΩ)*
(Volt)
< 50 250 > 0.25

50 – 500 500 > 0.5

> 500 1000 > 1.00

* Minimal utk setiap volt tegangan


nominal
SEBAB-SEBAB KESALAHAN ALAT UKUR
1. Adanya medan magnit luar
Medan magnit alat ukur terganggu akibat adanya medan
magnit luar yg kuat atau digunakan pd penghantar yg
berarus besar.
2. Temperatur keliling
Bila beda temperatur mencapai 200 (ekstrim).
3. Pemanasan sendiri
Adanya arus dalam alat ukur shg temp. naik 
penunjukan tdk stabil. Perlu temp. konstan.
4. Pergeseran dari titik nol
Setelah lama digunakan, titik nol bergeser, perlu set
ulang.
5. Gesekan-gesekan
Pada alat ukur dg sumbu & bantalan, terdapat gesekan
antara sumbu & bantalan shg nilai pengukuran berbeda.
……………….lanjutan

6. Umur plat ukur


Setelah jangka waktu tertentu, kinerja komponen dan
elemen alat ukur berubah  kesalahan pengukuran.
Perlu kalibrasi antara setengah thn s/d satu thn.
7. Letak dari alat ukur
Letak alat ukur yg tdk tepat  nilai pengukuran yg
berbeda. (Posisi tidur; Posisi tegak lurus; Posisi dengan
sudut kemiringan)_
PEMELIHARAAN ALAT UKUR

1. Perlakukan dengan hati-hati


2. Bersihkan setelah pemakaian
3. Keluarkan baterai bila tidak dipergunakan
4. Coba terlebih dahulu sebelum dipergunakan
5. Bila baterai lemah segera diganti
6. Simpan ditempat kering pada posisi yang benar
pada suhu normal
7. Lakukan kalibrasi
Prosedur Pengukuran
Tahanan Pembumian
ABSTRAK
Tujuan dan Batasan
Dasar Teori
Prosedur Pengukuran
Persiapan
lanjutan
Pelaksanaan
Hasil Pengukuran
lanjutan
Hasil Pengukuran
Analisa
Kesimpulan dan Saran
Prosedur Pemeriksaan
Persiapan
Pelaksanaan
lanjutan
Temuan Pemeriksaan
lanjutan
lanjutan
lanjutan
lanjutan
lanjutan
Pengukuran
lanjutan
lanjutan
lanjutan
4. Tahanan Isolasi dan Indeks Polarisasi
Tahanan isolasi
 Tahanan isolasi adalah ukuran kebocoran arus yang melalui isolasi
 Pengujian tahanan isolasi digunakan untuk mengetahui kriteria kering atau
tidaknya belitan motor, juga mengetahui apakah ada bagian yang terhubung singkat
 Pengukuran dilakukan antara fasa dengan body/grounding

Indeks Polarisasi (Polarization Index = PI)


 Tujuan pengujian PI adalah untuk mengetahui kwalitas isolasi belitan motor
karena pengaruh lingkungan seperti penyerapan air atau pengotoran debu
 Indeks polarisasi diperoleh dengan memberikan tegangan DC secara kontinyu
selama sepuluh menit, IP dihitung dengan cara pembagian hasil pembacaan
tahanan isolasi pada menit ke-10 dengan menit ke-1
5. Pengujian
• Membuka kotak sambungan kabel motor
• Pengetesan tegangan pada terminal motor
• Melakukan pembumian terminal belitan motor
• Pengukuran tahanan isolasi dan PI
Hasil Pengujian

Menit
ke
Pengukuran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Fasa -
Ground ( G
) 5,09 9,7 13,7 16,0 18,8 19,0 18,5 17,0 16,2 15,3
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT
Toto Tohir
Laboratorium Instalasi dan Kendali
Politeknik Negri Bandung
Phone office : (022) 2013789 eks (263)
Phone mobile : (+62) 8122017245
Email : t_tohir@yahoo.com

by t_tohir@yahoo.com 116

Anda mungkin juga menyukai