Anda di halaman 1dari 7

JISO: Journal Of Industrial And Systems Optimization ISSN 2622-8971 online

Volume 2, Nomor 1, Bulan 2019, 11-17 ISSN 2522-898X print

PENGGUNAAN METODE MARKOV CHAIN DALAM PENJADWALAN


PERAWATANMESIN UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA KERUSAKAN
MESIN DAN PERAWATAN MESIN MILL 303
DI PT. STEEL PIPE INDUSTRY OF INDONESIA UNIT 3
Indra Irdianto1, Suhartini2

email : indrairdianto@gmail.com, suhartini@itats.ac.id


Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Adhi Tama Surabaya
Kampus ITATS Arief Rachman Hakim Surabaya 60117

ABSTRAK

PT. Steel Pipe Industry Of Indonesia adalah perusahaan pembuat pipa baja dan pipa baja lapis
galvanis yang berdiri sejak 1971 yang berlokasi di Desa Waru Gunung, Kecamatan Karang Pilang, Kota
Surabaya. PT. Steel Pipe Industry Of Indonesia memiliki beberapa mesin dalam proses produksinya salah
satu mesin yang digunakan yaitu mesin mill untuk membuat pipa. Penelitian ini bertujuan Untuk
meminimalkan biaya kerusakan pada mesin mill 303 dan merencanakan perawatan mesin mill 303
sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Markov chain. Metode Markov Chain dapat memprediksi atau meramalkan keadaan masa yang akan
datang hanya dengan mengetahui sifat-sifat dari masa lampau dan perhitungan yang digunakan tidak
terlalu rumit. Sehingga dapat menjadi solusi untuk melakukan perencanaan penjadwalan dan
pemeliharaan mesin Mill 303. Hasil pengolahan yang didapat dengan menggunakan metode markov chain
Selisih biaya PM dan CM yang diusulkan ringan adalah Rp 372,937,335 (68%). Pada kondisi kerusakan
sedang adalah Rp 307.124,864 (56%). Pada kondisi kerusakan berat adalah Rp 471,656,042 (86%).
Pemeliharaan optimal akan didapatkan saat perusahaan melakukan penjadwalan maintenance usulan
dengan jangka waktu 12 hari.

Kata kunci : Markov Chain, penjadwalan mesin, kerusakan mesin, mesin Mill 303

PENDAHULUAN Karang Pilang, Kota Surabaya. Pada awalnya


perusahaan ini merupakan perusahaan patungan
Industri merupakan kegiatan ekonomi yang (Joint Venture) antara Pihak Swasta Indonesia
mengolah bahan mentah menjadi barang yang dengan Pihak Jepang yaitu dari Kawasaki Steel
bermutu tinggi dalam penggunaanya. Pada proses Corp. (Indonesia) dengan Citoh & Co.Ltd (Jepang).
produksi dalam sebuah manufaktur, dimana bahan Pada tahun 1990, status perusahaan berubah dari
mentah akan diolah sehingga menghasilkan barang perusahaan modal asing menjadi perusahaan
yang bernilai tinggi bagi konsumen. Suatu Industri modal dalam negeri. Perubahan tersebut diiringi
di Indonesia merupakan hal yang sangat penting dengan peningkatan kapasitas produksi dari
dalam salah satu komponen perekonomian. 12.000 ton/tahun menjadi 42.000 ton/tahun..
PT. Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk PT. Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk yang
adalah perusahaan dalam bidang pipa baja dimana merupakan suatu perusahaan manufaktur,
dalam melakukan proses produksinya banyak bergerak dalam produksi pembuatan pipa baja.
menggunakan mesin dan peralatan. Permasalahan Pemeliharaan mesin yang ada di perusahaan pada
yang sering terjadi dalam proses produksi akan saat ini tidak dilakukan dengan baik sehingga
berpengaruh terhadap kelancaran pencapaian sering terjadi kerusakan pada mesin, kerusakan
tujuan perusahaan. Perusahaan mempunyai tujuan yang sering terjadi adalah khususnya mesin cutting
proses produksi berjalan lancar maka untuk yang sering tumpul, selang HF Welding sering
mencapai tujuan tersebut maka kondisi peralatan bocor dan motor cutoff sering terbakar, sehingga
dan mesin harus dalam kondisi terjaga dan mengganggu proses produksi dan menyebabkan
terpelihara dengan baik. Kondisi mesin dan pembengkakan biaya perawatan akibat downtime
peralatan yang ada di perusahaan harus terjadwal kerusakan mesin mill 303. Data downtime teknik
dalam pemeliharaannya. periode Januari–September 2017, rata-rata
PT. Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk Frekuensi downtime HF welding adalah 20.4 %
merupakan perusahaan pembuat pipa baja dan perbulan dibandingkan dengan rata-rata frekuensi
pipa baja lapis galvanis yang berdiri sejak 1971 downtime Teknik sedangkan rata-rata waktu
yang berlokasi di Desa Waru Gunung, Kecamatan downtime HF welding adalah 15.2 % perbulan

11
Indra, dkk / JISO, Vol. 2, No.1, Bulan 2019, 11-17

dibandingkan dengan rata-rata waktu downtime METODE PENELITIAN


Teknik. Perusahaan, apabila tidak melakukan
penanganan downtime kerusakan mesin yang lebih Metode penelitian merupakan uraian
serius maka akan mengakibatkan presentase langkah-langkah penelitian sebagai kerangka
frekuensi downtime tinggi sehingga proses pemikiran dalam memecahkan masalah agar
produksi akan berjalan tidak lancar dan secara penelitian yang dilakukan berjalan secara
tidak langsung akan mengurangi kapasitas sistematis dan terarah. Pada bab ini akan dibahas
produksi yang sudah di targetkan. Kapasitas yang tentang langkah-langkah dalam penelitian ini.
tidak maksimal akan mengakibatkan produk yang Langkah-langkah tersebut akan terbagi menjadi
tersedia di pasar akan berkurang sehingga beberapa tahapan. Adapun tahapan-tahapan
permintaan konsumen tidak bisa terpenuhi. tersebut adalah sebagai berikut:
Dari permasalahan yang sudah dibahas di atas 1. Tahap Identifikasi
maka metode yang digunakan dalam penelitian ini 2. Tahap Pengumpulan
adalah metode Marko Chain. Metode cocok untuk 3. Tahap Pengolahan Data
masalah yang ada di PT. Steel Pipe Industry of 4. Tahap Analisa dan Pembahasan
Indonesia Tbk. khususnya di bagian produksi. 5. Tahap Kesimpulan dan Saran
Metode Markov Chain memiliki keunggulan untuk Berikut ini adalah penjelasan-penjelasan dalam
mendapatkan biaya pemeliharaan yang optimal. metodologi penelitian yang digunakan dalam
Sedangkan kekurangan adalah sistem stochastic penyusunan laporan penelitian ini.
yang hanya mempunyai karakter bahwa terjadinya Berikut adalah flowchart dari metodologi
suatu state pada suatu saat bergantung pada dan penelitian yang dapat dilihat pada gambar 1
hanya pada state yang bisa di gunakan dengan dibawah ini.
metode Markov Chain. Pada sistem penjadwalan
yang teratur maka proses produksi yang dilakukan Identifikasi Masalah
akan berjalan lancar dan secara tidak langsung
akan berpengaruh pada mendapat biaya sehingga
akan mengoptimalkan biaya. Perusahaan harus Perumusan masalah
melakukan penjadwalan mesin Mill 303 secara
berkala dan teratur, dengan kegiatan perbaikan, Tujuan penelitian
pengontrolan, dan penggantian suku cadang, maka
hal ini akan dapat memberikan hasil produksi yang
menjanjikan. Permasalahan yang ada di Studi Lapangan
Studi Literatur
perusahaan adalah perawatan mesin mill 303
dimana pada mesin tersebut pada bagian mesin
cutting yang sering tumpul, bagian selang HF
Welding sering terjadi kebocoran dan motor cutoff Pengumpulan Data:
sering terbakar, dari kejadian kerusakan yang 1. Jenis kerusakan mesin
terjadi pada mesin akan mengganggu jalannya 2. Data waktu pemeliharaan
proses produksi sehingga menyebabkan pencegahan dan perbaikan
3. Pengelompokkan status mesin
pembengkakan biaya perawatan akibat downtime 4. Transisi Status mesin
kerusakan mesin mill 303. 5. Data waktu kerusakan dan biaya
Berdasarkan permasalahan diatas, maka downtime
penelitian ini membahas penjadwalan preventive
maintenance yang ada pada PT. Steel Pipe Industry
of Indonesia Tbk dan bagaimana meminimalkan
Analisa Data dan Pembahasan
biaya kerusakan pada mesin mill 303 dan
perencanaan preventive maintenance sehingga
dapat mengurangi biaya pemeliharaan. Kesimpulan dan Saran
Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi
biaya pemeliharaan mesin mill 303 dan
penjadwalan preventive maintenance, metode yang
digunakan adalah Markov Chain. Kelebihan metode Selesai
Markov Chain adalah didapatkan biaya
pemeliharaan yang optimal dan kelemahannya
adalah pada sistem stochastic yang mempunyai Gambar 1. Flowchart Metode
karakter terjadinya suatu state bergantung pada Penelitian
state yang bisa di gunakan dengan metode Markov
Chain.

12
Indra, dkk / JISO, Vol. 2, No.1, Bulan 2019, 11-17

Tahap Identifikasi Masalah kinerja mesin. Pada penelitian ini yang dijadikan
Dalam tahap identifikasi ini adalah tahapan obyek penelitian adalah di perusahaan PT. Steel
untuk merumuskan suatu masalah sebagai Pipe Industry of Indonesia unit 3 yang berlokasi di
penyelesaiannya yang bertujuan untuk Surabaya yang memproduksi pipa baja.
mengidentifikasi latar belakang masalah dibuat
penelitian ini, perumusan masalah yang difokuskan Tahap Pengumpulan Data
pada kecacatan, penetapan tujuan penelitian, Yaitu melakukan pengumpulan data dengan
menentukan batasan dan asumsi yang nantinya melakukan riset lapangan, suatu cara untuk
akan digunakan dalam penelitian. Cara yang memperoleh data dengan pengamatan terhadap
digunakan untuk memudahkan peneliti untuk suatu proyek yang diteliti (teknik observasi dan
menyelesaikan suatu permasalahan dengan interview) juga menggunakan metode
mengidentifikasi terlebih dahulu dari suatu dokumentasi, teknik pengumpulan data dengan
permasalahan yang akan diteliti nantinya. Selain cara menyalin catatan-catatan yang ada dalam
itu juga akan ditentukan studi apa saja yang harus perusahaan. Data – data yang dikumpulkan antara
dilakukan selama penelitian. lain :
a. Data Primer
Perumusan Masalah Data primer diperoleh dengan melakukan riset
Pada tahap ini akan dilakukan perumusan lapangan. Riset lapangan (field research)
masalah yang akan diupayakan untuk diselesaikan merupakan suatu cara untuk memperoleh data
dengan metode-metode tertentu. Karena masalah dengan pengamatan terhadap suatu obyek yang
yang akan berkaitan dengan tujuan penelitian ini diteliti. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
sangat penting. Pada tahap ini langkah selanjutnya memperoleh data sebenarnya di perusahaan
adalah menentukan penyebab suatu permasalahan yang berkaitan dengan penelitian.
yang lebih riil dan sebagai latar belakang dalam Adapun teknik yang digunakan adalah :
penelitian ini. 1. Observasi
Pengumpulan data dengan melakukan
Penentuan Tujuan Penelitian pengamatn aktifitas langsung pada obyek
Pada tahap ini akan dilakukan dengan tujuan dilapangan.
yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian. Karena 2. Interview
tujuan penelitian adalah hal-hal yang ingin Pengumpulan data dengan melakukan
diidentifikasi dan didasarkan pada perumusan wawancara / tanya jawab langsung tentang
masalah. Dalam tahapan ini tujuan penelitian permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini
didapatkan sutu tujuan, yaitu untuk penjadwalan yang akan di mintai wawancara adalah
Preventive Maintenance dan untuk meminimalkan pimpinan perusahaan, staff dan karyawan.
biaya kerusakan mesin tersebut.
b. Data Sekunder
Studi Literatur Pada data Sekunder akan diperoleh dengan cara
Studi literatur bertujuan sabagai studi yang melakukan pencatatan data-data dari dokumen
dilakukan dengan mempelajari teori-teori perusahaan dan juga dari studi pustaka yang
sehubungan dengan judul penelitian. Hal ini berhubungan dengan masalah di dalam
dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam penelitian ini.
pemecahan masalah yang telah ditentukan (1) Tinjauan Pustaka
sebelumnya. Dalam memperoleh informasi ini yang Tinjauan pustaka dalam penelitian akan
bersifat konseptual dan berkaitan dengan dilakukan dengan maksud untuk
penelitian ini diperoleh dengan cara membaca dan memperoleh data pustaka sebagai
memahami dari berbagai sumber literatur yang narasumber yang dapat dijadikan pedoman
ada, misalnya seperti di buku, jurnal atau dari didalam memecahkan masalah yang
penelitian yang sudah ada. Teori yang dipelajari dihadapi oleh perusahaan
dalam penelitian ini adalah definisi perawatan, (2) Dokumen Perusahaan
definisi analisa biaya, metode Markov Chain. Dokumen ini berupa data yang diperoleh
atau dikumpulkan dari laporan-laporan
Studi Lapangan tersimpan milik perusahaan.
Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui
kondisi riil objek penelitian. Studi lapangan dalam Data tersebut terdiri dari :
penelitian kali ini akan dilakukan pada internal (a) Jenis dan jumlah mesin produksi yang
perusahaan dan eksternal perusahaan mencakup mengalami kerusakan beserta komponen
pelanggan sesuai dengan batasan penelitian. Pada yang menyebabkan kerusakan
internal perusahaan akan diidentifikasi upaya apa (b) Jika mesin yang mempunyai status baik,
saja yang sudah dilakukan dalam meningkatkan kerusakan ringan, kerusakan sedang,

13
Indra, dkk / JISO, Vol. 2, No.1, Bulan 2019, 11-17

kerusakan berat untuk masing-masing didapat dari tabel 2 frekuensi perhitungan jumlah
mesin. kegiatan maintenance dari perusahaan dan yang
(c) Mesin yang mengalami transisi status untuk diusulkan.
setiap item.
(d) Waktu pemeliharaan pencegahan. Tabel 2. Probabilitas transisi Kegiatan Maintenance
(e) Waktu pemeliharaan perbaikan. Mesin Mill 303
(f) Data waktu kerusakan dan biaya downtime. Status akhir 1 (j) 2 (j) 3 (j) 4 (j)
Jumlah
Status wal Baik Ringan Sedang berat
Tahap Analisa dan Pembahasan
1 (i) Baik 10 0 0 0 10
Dalam tahap ini dilakukan analisa dan
pembahasan dari tahap pengolahan data. Analisa 2 (i) Ringan 13 46 0 0 59
data merupakan proses lanjutan dari tahap 3 (i) Sedang 0 28 50 0 78
pengolahan data. Hasil dari pengolahan data akan 4 (i) Berat 0 0 2 11 13
diinterprestasikan lebih rinci. Hasil tersebut
dianalisis dan dibahas untuk menjawab Jumlah 23 74 52 11 160
permasalahan yang dihadapi dan mendapatkan
solusi dari permasalahan penjadwalan perawatan Berikut adalah hasil dari perhitungan untuk
mesin produksi. menentukan biaya rata-rata perawatan mesin Mill
303.
Tahap Kesimpulan dan Saran
Tahap ini merupakan tahap terakhir, hasil dari Menentukan Biaya Rata – rata Perawatan Mesin
pengolahan data dan analisa pembahasan akan Mill 303
digunakan untuk menarik kesimpulan agar bisa Biaya rata-rata perawatan Mesin Mill 303
diperoleh ringkasan jawaban dari perumusan yang ada di Perusahaan selama 2 tahun.
masalah dan tujuan. Selain itu dalam tahap ini • Biaya Rata – rata PM (Preventive Maintenance)
peneliti juga dapat memberikan solusi kepada untuk mesin Mill 303 adalah sebagai berikut:
perusahaan terkait dengan penjadwalan
perawatan mesin yang diberikan.
= Rp. 347.773.182
HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah maintenance PM selama 2 tahun yaitu
tahun 2016 dan 2017 adalah 10 kali perawatan.
Pada penelitian ini ditentukan status, kelas, • Biaya Rata – rata CM (Corrective Maintenanace)
kondisi mesin, downtime dan biaya yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan untuk kerusakan Rp. = RP. 200.664.408,-
mesin Mill 330.
Jumlah maintenance CM selama 2 tahun yaitu
Tabel 1. Klasifikasi Kerusakan Mesin Mill 303 tahun 2016 dan 2017 adalah 139 kali
Status Kelas Kondisi mesin Downtime Biaya perawatan.
1 Baik  Mesin berjalan Sesuai
dengan baik jadwal PM Biaya PM (Preventive Maintenance) dan CM
(normal) (Corrective Maintenance) di Perusahaan
 Tidak mengalami
kerusakan
2 Ringan  Kotor < 100 < Rp Perhitungan biaya Preventive Maintenance dan CM
 Limit switch menit 100 Corrective Maintenance yang ada di Perusahaan
pintu belum juta berdasarkan pada probabilitas transisi kerusakan
nempel mesin Mill 303 PM dan CM yang ada di perusahaan:
 Air welding
kurang
3 Sedang  Tidak mau on / < 320 >Rp Kondisi status ringan pada kerusakan ringan mesin
Standby menit 500 Mill 330 adalah:
 Tekanan cooling juta
tidak normal
= ((0.09 x Rp. 548.437.272.,-) + (0.91 x Rp.
 Selang air bocor
4 Berat  Rusak > 320 >Rp 548.437.272,-))
 Breaker trip menit 500 = Rp. 548.437.272
 Tidak berfungsi juta
Kondisi status sedang pada kerusakan mesin Mill
Perubahan status mesin Mill 303 dari jenis 330 adalah:
kerusakan pada mesin Mill 303 pada kondisi
sebelumnya yaitu ( status ringan, status sedang, = ((0.30 x Rp. 548.437.272,-) + (0.70 x Rp.
status berat). Pada perubahan status mesin ini 548.437.272,))

14
Indra, dkk / JISO, Vol. 2, No.1, Bulan 2019, 11-17

= Rp. 548.437.272 mengeluarkan total biaya preventive maintenance


Kondisi status berat pada kerusakan mesin Mill dan corrective maintenance adalah sebesar Rp.
330 adalah : 10.433.195.460.

= (0,5x Rp 548.437.272)+(0,5 x Rp 548.437.272) Pada tabel 4 berikut adalah biaya Preventive


= Rp. 548.437.272 Maintenance dan Corrective Maintenance yang akan
diusulkan ke perusahaan, dari tabel menunjukkan
Biaya PM (Preventive Maintenance) dan CM bahwa kerusakan mesin Mill 303 dengan status
(Corrective Maintenance) yang disarankan ringan mempunyai biaya sebesar Rp. 175.499.992.
untuk Perusahaan Kerusakan mesin Mill 303 dengan status sedang
Pada perhitungan Preventive Maintenance dan adalah sebesar Rp. 241.312.393, dan kerusakan
Corrective Maintenance didasarkan pada mesin Mill 330 dengan status berat adalah Rp.
probabilitas transisi mesin Mill 303, hal ini 76.781.215.
digunakan sebagai usulan ke perusahaan. Berikut
adalah perhitungan biaya Preventive Maintenance Tabel 4. Biaya Preventive Maintenance dan
dan Corrective Maintenance pada mesin Mill 303 Corrective Maintenance Usulan ke Perusahaan
dalam kondisi status ringan, sedang dan berat. Status Biaya PM dan CM yang di
• Kondisi status ringan pada kerusakan mesin Mill Kerusakan usulkan
330 adalah: mesin Hasil usulan
= ((0.03 x Rp. 548.437.272,-) + (0.29 x Rp. Ringan Rp. 175.499.992
548.437.272,-)) Sedang Rp. 241.312.393
= Rp.175.499.992 Berat Rp. 76.781.215

• Kondisi status sedang pada kerusakan mesin Biaya yang akan diusulkan ke perusahaan pada
Mill 330 adalah: status ringan, sedang dan berat adalah total adalah
= ((0.13 x Rp. 548.437.272,-) + (0.31 x Rp. Rp. 493.593.600. Dari biaya tersebut dilihat pada
548.437.272,-)) status kerusakan mesin yang sedang yang
= Rp.241.312.393 membutuhkan biaya yang besar yaitu Rp.
241.312.393, hal ini menunjukkan bahwa biaya
• Kondisi status berat pada kerusakan mesin Mill preventive maintenance dan corrective
303 adalah: maintenance sehingga akan lebih sedikit
= ((0.07 x Rp. 548.437.272,-) + (0.07 x Rp. dibandingkan dengan status kerusakan yang lain.
548.437.272,-))
= Rp.76.781.215 Tabel 5. Selisih Biaya Preventive Maintenance dan
Corrective Maintenance
Pada tahapan selanjutnya adalah melakukan Biaya Preventive Maintenance
Selisih Biaya
Status dan Corrective Maintenance
perhitungan biaya Preventive Maintenance dan Kerusakan PT. Steel Pipe Hasil usulan
PM dan CM
Corrective Maintenance pada mesin Mill 303 yang yang di
mesin Industry Of
usulkan
ada di perusahaan, perhitungan yang dilakukan Indonesia
untuk mengetahui perubahan biaya Preventive Ringan 548.437.272 175.499.992 372,937,335
Maintenance dan Corrective Maintenance yang
Sedang 548.437.272 241.312.393 237.834.661
mengalami penurunan diantara keduanya. Berikut
adalah hasil perhitungan dari perubahan biaya Berat 548.437.272 76.781.215 471,656,042
Preventive Maintenance dan Corrective
Maintenance yang ada di perusahaan adalah
sebagai berikut :
Pada tabel diatas menunjukan bahwa biaya
masing-masing perawatan Preventive Maintenance
Tabel 3. Biaya Preventive Maintenance dan dan Corrective Maintenance pada status ringan,
Corrective Maintenance di Perusahaan status sedang dan status berat adalah sebesar Rp.
Status Kerusakan PT. Steel Pipe Industry Of
mesin Indonesia 548.437.272. Sedangkan dari hasil perhitungan
Ringan Rp. 3.477.731.820 biaya Preventive Maintenance dan Corrective
Maintenance yang akan diusulkan ke perusahaan
Sedang Rp. 3.477.731.820
Berat Rp. 3.477.731.820
adalah untuk status kerusakan ringan adalah Rp.
175.499.992, sedangnya status kerusakan mesin
Dari tabel menunjukan bahwa status kerusakan dikatakan sedang adalah sebesar Rp. 241.312.393,
mesin dengan status ringan, sedang dan berat sedangkan status kerusakan mesin dikatakan
adalah Rp. 3.477.731.820 dengan demikian dapat berat adalah sebesar Rp. 76.781.215.
diartikan bahwa perusahaan setiap tahunnya

15
Indra, dkk / JISO, Vol. 2, No.1, Bulan 2019, 11-17

Dari data di tabel menunjukkan bahwa biaya Berikut adalah periode waktu preventive
Preventive Maintenance dan Corrective maintenance setiap tahun yang ada di perusahaan,
Maintenance yang membutuhkan biaya terbesar pada tabel terlihat bahwa kondisi kerusakan status
adalah pada status sedang pada kerusakan mesin sedang membutuhkan preventive Maintenance
Mill 303 hal ini menunjukkan bahwa pada status untuk setiap 1 tahun di perusahaan selama 2028
kerusakan sedang harus dilakukan perawataran menit dan membutuhkan waktu 2,7 bulan.
sesuai dengan jadwal yang ditentukan sehingga
dapat mengurangi biaya perbaikan. Tabel 8. Periode Waktu Preventive Maintenance
Berikut adalah total biaya Preventive Maintenance setiap 1 Tahun di Perusahaan
2017 dan 2018 yang ada di perusahaan, dimana Preventive Jumlah
dalam biaya tersebut didapatkan dari total waktu Kondisi Maintenance (PT. (bulan/
Bulan
Kerusakan Steel Pipe Industry tahun)
Preventive Maintenance dan biaya yang Of Indonesia)(menit)
dikeluarkan oleh perusahaan. Ringan 2028 12 1.9
Sedang 2028 12 2.7
Tabel 6. Total Waktu dan Biaya Preventive
Maintenance 2017 dan 2018 di Perusahaan Berat 2028 12 0.4
Kondisi Waktu Pemeliharaan (menit)
Kerusa PT. Steel Pipe Total Berikut adalah periode waktu preventive
Perusa-
- Industry Of Waktu maintenance setiap tahun yang diusulkan ke
haan
kan Indonesia PM perusahaan, pada tabel terlihat bahwa kondisi
Ringan Rp. 3.477.731.820 2028 1023 kerusakan status sedang selama 460 menit dan
Sedang Rp. 3.477.731.820 2028 1407
membutuhkan 2,7 bulan.
Berat Rp. 3.477.731.820 2028 447
Hal ini dapat berguna bagi perusahaan untuk dapat
memberikan biaya yang lebih rendah dibandingkan
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kondisi dengan prenventive maintenance sebelumnya
kerusakan mesin status sedang memerlukan waktu
yang lama untuk preventive maintenance dari Tabel 9. Periode Waktu
mesin Mill 303 yang ada di perusahaan pada saat
Preventive Maintenance setiap 1 Tahun Usulan ke
ini adalah sebesar dengan biaya Rp. 3.477.731.820. Perusahaan
Berikut adalah total waktu dan biaya preventive Preventive Jumlah
maintenance yang diusulkan perusahaan. Dalam Kondisi Maintenance (bulan/
tabel didapat total waktu Preventive Maintenance (hasil usulan) tahun) Bulan
Kerusakan
dari kerusakan mesin Mill 303 dengan status (menit)
sedang adalah 1407 dengan biaya sebesar Rp. Ringan 327 12 1.9
2.413.123.930. Hal ini menunjukkan bahwa total Sedang 460 12 2.7
biaya yang diusulkan berdasarkan perhitungan
preventive maintenance lebih kecil daripada biaya Berat 63 12 0.4
yang dikeluarkan oleh di perusahaan.
PENUTUP
Tabel 7. Total Waktu dan Biaya Preventive
Maintenance 2017 dan 2018 Usulan ke Perusahaan Berdasarkan analisa yang sudah dilakukan
Kondisi Waktu Pemeliharaan (menit)
Kerusa-
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Hasil usulan Perusa- Total
kan (RP) haan Waktu PM
Ringan Rp. 1.754.999.222 2028 1023 1. Perencanaan perawatan mesin Mill 303 pada
Sedang Rp. 2.413.123.930 2028 1407 kondisi mesin dalam kerusakan sedang dan
Berat Rp. 767.812159 2028 447 berat membutuhkan rata-rata biaya
pemeliharaan perusahaan sebesar Rp.
Dari perhitungan yang dilakukan maka dapat 548.437.272. Biaya pemeliharaan usulan mesin
dikatakan bahwa pemeliharaan mesin Mill 303 Mill 303 pada kondisi kerusakan ringan adalah
melakukan pemeliharaan sebanyak 10 kali selama Rp.175.499.992,- dengan selisih dari biaya
2 tahun dalam jangka waktu per 2,4 bulan akan pemeliharaan perusahan sebesar Rp
membutuhkan waktu : 372,937,335 (68%). Pada kondisi kerusakan
 Mesin dalam kondisi rusak ringan selama 1023 sedang adalah Rp.241.312.393,- dengan selisih
menit dengan biaya sebesar Rp 1.754.999.222 dari biaya pemeliharaan perusahan sebesar Rp
 Mesin dalam kondisi rusak sedang selama 1407 307.124,864 (56%). Pada kondisi kerusakan
menit dengan biaya sebesar Rp 2.413.123.930 berat adalah Rp.76.781.215,- dengan selisih
 Mesin dalam kondisi kerusakan berat selama dari biaya pemeliharaan perusahan sebesar Rp
447 menit dengan biaya sebesar Rp 471,656,042 (86%). Selisih antara biaya rata-
767.812159 rata perawatan perusahaan dan biaya yang di

16
Indra, dkk / JISO, Vol. 2, No.1, Bulan 2019, 11-17

usulan ke perusahaan yang bernilai besar akan Kurniawan, F. (2013) Manajemen Perawatan
acuan untuk perusahan dalam melakukan Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
perawatan pada periode berikutnya.
Kusuma, F. (2018) ‘Penjadwalan Perawatan Mesin
2. Berdasarkan hasil dari perhitungan markov Di Industri Menggunakan Metode Markov
chain dapat dijadwalkan bahwa Preventive Chain’. Available At:
Maintenance yang diusulkan yaitu setiap 0,4 Http://Repository.Unpas.Ac.Id/Id/Eprint/325
bulan selama 1 tahun, sedangkan schedule 11 (Accessed: 10 April 2018).
perawatan usulan dapat di asumsikan
tersedianya spare part pada saat dibutuhkan. Manzini, R. Et Al. (2010) Maintenance For
Industrial Systems. London: Springe.

DAFTAR PUSTAKA
Pudji, E. And Ilma, F. (2012) ‘Perencanaan
Anshori, Nachnul, Mustajib, M. I. (2013) Sistem Pemeliharaan Mesin Dengan Menggunakan
Perawatan Terpadu (Integrated Maintenance Metode’, (November).
System). Pertama. Yogyakarta, Graha Ilmu.
Riyardi, A. (2011) ‘Kapasitas Sumber Daya
Anshori, N. & M. I. . (2013) Sistem Perawatan Manusia’, 4(September), Pp. 91–101.
Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu. Yogyakarta:
Graha Ilmu. Rochmoeljati, R (2014) Perencanaan Perawatan
Mesin Menggunakan Metode Markov Chain
Handayani, P. Dan T. Y. (2018) Teknik Untuk Meminimumkan Biaya Perawatan
Pemeliharaan Dan Perbaikan Sistem Rr.Rochmoeljati’, Pp. 63–76.
Elektronika. Jilid 1. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Sudrajat, A. (2011) Pedoman Praktis Manajemen
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Perawatan Mesin Industri. Bandung: Retika
Dasar Dan Menengah. Departemen Aditama.
Pendidikan Nasional.
Suparjo (2014) ‘Mencapai Ekspektasi Pendapatan
Hartono Dan Mas’udin (2002) ‘Perencanaan Maksimum Dengan Pendekatan Rantai
Perawatan Mesin Dengan Menggunakan Markov Di Cv . Alextra Travel’, Pp. 612–618.
Metode Markov Chain Guna Menurunkan
Biaya Perawatan.’, Jurnal Optimum., Vol. 3. No, Toyiba, R. (2012) Analisis Perencanaan
P. Hal 173-184. Pemeliharaan Mesin Power Pack Plant
Dengan Menggunakan Metode Markov Chain
Ilma, F. (2012) Perencanaan Pemeliharaan Mesin Untuk Meminimumkan Biaya Pemeliharaan Di
Dengan Menggunakan Metode Markov Chain Pt. Laser Jaya Sakti Gempol – Pasuruan.
Untuk Mengurangi Biaya Pemeliharaan Di Pt. Surabaya.
Philips Indonesia. Surabaya. Available At:
Http://Eprints.Upnjatim.Ac.Id/Id/Eprint/388
5.

17

Anda mungkin juga menyukai