Anda di halaman 1dari 3

BAB. VI.

KRITIK SASTRA DAN ESAI

Kritik dan esai adalah dua jenis tulisan yang hampir sama. Keduanya sama-sama 
mengungkapkan pendapat atau argumen. Namun, penulis kritik dan esai haruslah 
melakukan analisis dan penilaian secara objektif terlebih dahulu agar dapat dipercaya.

Kritik 
Kritik adalah penilaian terhadap suatu karya secara seimbang baik kelemahan maupun 
kelebihannya. 

Prinsip-prinsip yang menyusun kritik sastra  


,adalah sebagai berikut. 
1) Kritikus harus memahami karya yang akan dikritik. 
2) Kritikus berbekal pengetahuian tentang karya yang akan di kritik 
3) Kritikus harus mengumpulkan data dan alasan logis pendukung penilaian. 
4) Kritik yang seimbang antara kelebihan dan kelemahan. 
5) Kritikus menggunakan kajian teori yang relevan pendukung penilaian.

Esai 
Esai membahas objek atau fenomena dari sudut pandang yang dianggap menarik oleh 
penulisnya. Kritik dan esai fungsinya dapat dimasukan dalam teks eksposisi. 

Struktur Teks Kritik dan Esai  


terdiri dari pernyataan (tesis), argumen, dan penegasan ulang, berikut penjelasannya. 
1) Tesis adalah pandangan penulis terhadap fenomena. 
2) Argumen berupa alasan yang logis yang subjektif. 
3) Penegasan ulang berupa ringkasan atau pengulangan kembali. 

Menganalisis Kebahasaan Kritik Sastra dan Esai 


1) Banyak menggunakan pernyataan-pernyataan persuasif. 
contoh: 
Oleh karena itu, berhadapan dengan novel model ini, kita (pembaca) mesti memulainya 
tanpa prasangka dan menghindari dari jejalan pikiran yang berpresentasi pada sejumlah 
barisan harapan. Bukanlah banyak pula novel kanon yang peristiwa-peristiwa awalnya 
dibangun melalui narasi yang lambat? 
2) Banyak menggunakan pernyataan yang menyatakan fakta untuk membuktikan ataupun 
mendukung kebenaran argumentasi penutur. 
3) Banyak menggunakan pernyataan atau ungkapan yang bersifat menilai atau 
mengomentari. 
4) Banyak menggunakan istilah teknis berkaitan dengan topik yang dibahasnya. 
contoh: 
Istilah yang berkaitan dengan novel yakni mitos, biografi, dan narator. 
5) Banyak menggunakan kata kerja mental. 
Hal ini terkait dengan karakteristik teks eskposisi yang bersifat argumentatif dan 
bertujuan mengemukakan pendapat. Kata kerja yang dimaksud antara lain, memendam, 
mengandalkan, mengidentifikasi, mengingatkan, menegaskan, dan menentukan. 
contoh: Sebuah yang juga masih memendam semangat eksperimentasi. 
 
Prinsip penulisan kritik dan esai 
 
a. Pokok persoalan yang dibahas harus layak untuk diulas. Hasil ulasannya pun harus 
memberikan keterangan atau memperlihatkan sebab-musabab yang berkaitan dengan 
suatu peristiwa yang nyata. Jadi, yang terpenting bukan apa yang diulas, tetapi bagaimana 
cara penulis memberikan ulasannya. 
b. Pendekatan yang digunakan harus jelas, apakah persoalan didekati dengan pendekatan 
faktual atau imajinatif. 
c. Ulasan yang menggunakan pendekatan faktual harus didukung oleh fakta yang nyata dan 
objektif. Penulis tidak boleh mengubah fakta untuk mendukung pandangannya. Pernyataan 
yang diungkapkan harus jelas, tidak samar-samar, harus dapat dipercaya, tidak disangsikan 
atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya. 
d. Pernyataan yang diungkapkan harus jelas, jangan samar-samar, harus dapat dipercaya, 
tidak disangsikan atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya. 

Ciri-Ciri Kritik Sastra dan Esai

a. Ciri-ciri Kritik Sastra yaitu:

- Memberikan tanggapan terhadap hasil karya.

- Memberikan pertimbangan baik dan buruk (kelebihan dan kekurangan) sebuah karya sastra.

- Pertimbangan bersifat obyektif.

- Memaparkan kesan pribadi kritikus terhadap sebuah karya sastra.

- Memberikan alternatif perbaikan atau penyempurnaan.

- Tidak berprasangka.

- Tidak terpengaruh siapa penulisnya.

b. Ciri-ciri Esai yaitu :


- Berbentuk prosa.

- Singkat, dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.

- Memiliki gaya pembeda.

- Selalu tidak utuh.

- Memenuhi keutuhan penulisan.

- Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal.

Anda mungkin juga menyukai