Anda di halaman 1dari 13

Ahmad Ainur Dzaky

Faldes Chaniago
Melky Win Onasis
Mira Aulia
M. Rionald
Nindi Nilma Sari
Patimah Tazura
Rio Febryan
Rita Safitri
Yurisa Amelia
Menganilisis
Membandingkan sistematika dan Menyusun Menulis teks
teks Kritik dan kebahsasaan teks Kritik Esai
teks Esai teks Kritik dan sastra
Esai
Teks kritik berisi tentang penilaian kelebihan dan kelemahan
sebuah karya secara objektif, disertai dengan data-data
pendukung baik sinopsis karya, alasan logis, dan teori-teori yang
mendukung.

Sedangkan Teks esai berisi kajian tentang suatu objek atau


fenomena tertentu dari sudut pandang pribadi penulisnya,
bersifat subjektif, dan disajikan dengan gaya bahasa khas
penulisnya.
Berdasarkan pengetahuan (isi) yang dikaji di dalamnya,
perbandingan kritik dan esai dapat dilihat pada tabel berikut ini.

No
Kritik Esai
.

Objek kajian adalah karya, misalnya seni


Obyek kajian dapat berupa karya atau (politik,
1. musik, sastra, tari, drama, film, pahat, dan
kebijakan baru, fenomena sosial, dsb).
lukis.

Ada deskripsi karya, bila karya berwujud buku


2. Tidak ada ringkasan atau sinopsis karya.
deskripsinya berupa sinopsis atau novel

Menyajikan data obyektif yang didapatkan


Tidak selalu membutuhkan data, meskipun
3. dari hasil penelitian atau penulis ahli
melengkapinya adalah hal yang baik.
terdahulu.
Dilihat dari pandangan penulisnya, perbandingan kritik dan sastra dapat
diringkas sebagai berikut

No. Kritik Esai

Penilaian terhadap karya dilakukan


Kajian dilakukan secara subjektif, menurut
1. secara objektif disertai data dan
pendapat pribadi penulis esai
alasan yang logis

Dalam memberikan penilaian


seringkali menggunakan kajian Jarang atau hampir tidak pernah mencantumkan
2.
teori yang sudah mapan untuk kajian teori yang digunakan.
menilai jenis karya tertentu.

Objek atau fenomena yang dikaji tidak dibahas


Pembahasan terhadap karya
menyeluruh, tetapi hanya pada hal yang menarik
3. secara utuh dan ; melakukan
menurut pandangan penulisnya. Meskipun
perbandingan baik dan buruk
demikian, pembahasannya dilakukan secara utuh
B. Menganalisis Sistematika
dan Kebahasaan Kritik
Sastra dan Esai
Sistematika Kritik dan Esai
Berikut adalah sistematika kritik dan esai yang masih berlandaskan struktur teks
eksposisi.

1. Tesis Adalah pendapat atau opini umum yang biasanya berupa pengenalan dan deskripsi
karya pada kritik atau pengenalan dan definisi umum isu pada esai.
2. Rangkaian argumen, Merupakan argumen atau pendapat-pendapat penulis sebagai
penjelasan khusus dari tesis umum yang telah dipaparkan. Pada teks kritik, bagian ini akan
banyak memuat data, fakta, atau teori yang teruji untuk mendukung argumennya. Esai
biasanya tidak terlalu banyak menggunakan fakta atau data karena sifatnya biasanya masih
memiliki hipotesis baru.
3. Penegasan ulang, Merupakan perumusan kembali secara ringkas mengenai tesis dan
berbagai argumen yang telah disampaikan. Hal ini untuk menyilangkan kembali antara tesis
awal dan rangkaian argumen menjadi kesatuan ide utuh yang dapat diserap dengan baik
oleh pembaca. Bagian ini dapat berisi penilaian akhir dan saran konkret dalam teks kritik.
Esai juga sebaiknya memuat solusi alternatif untuk menyelesaikan permasalahan yang
dibahas.
Sebagai salah satu turunan teks eksposisi, teks kritik dan esai secara umum juga memiliki kaidah kebahasaan yang hampir
sama dengan teks eksposisi. Menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm. 208) berikut adalah kaidah kebahasaan kritik dan esai.

1. Menggunakan pernyataan-pernyataan persuasif. 2. Banyak menyisipkan pernyataan yang menyatakan


Contoh dalam kritik: Mengapa terlalu buru-buru fakta untuk mendukung dan membuktikan kebenaran
dalam mengungkap konfliknya? bukankah banyak argumentasi penulisnya. Salah satu caranya bisa
pula novel sukses yang dibangun melalui narasi dengan mengutip pendapat ahli. Selain itu, bisa juga
yang lambat? Dalam esai: Menjaga kesehatan itu dengan mencantumkan data resmi dari penelitian
tidaklah sulit, salah satu caranya hanya dengan terkait, misalnya kutipan data yang dihimpun WHO
rutin mencuci tangan saja. untuk situasi pandemi.

3. Menggunakan ungkapan dan pernyataan yang 4. Banyak menggunakan istilah teknis yang
mengomentari atau menilai. Contoh dalam kritik: berkaitan dengan topik yang dibahasnya.
Narasi antarperistiwa dirangkai dengan sangat apik Contohnya dalam kritik yang membahas novel,
oleh penulisnya. Contoh dalam esai: Tampaknya maka akan banyak menggunakan istilah: diksi,
kebijakan tersebut memang berniat untuk konflik, majas. Jika membahas kesehatan maka
mensejahterakan rakyat, hanya saja fakta lapangan akan menggunakan istilah: virus, bakteri, COVID-
berkata lain. 19.
Sebagai salah satu turunan teks eksposisi, teks kritik dan esai secara umum juga memiliki kaidah kebahasaan yang hampir
sama dengan teks eksposisi. Menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm. 208) berikut adalah kaidah kebahasaan kritik dan esai.

5. Menggunakan kata kerja mental. Karena kritik dan esai sejatinya adalah teks eksposisi yang bersifat
argumentatif. Contohnya: menegaskan, menentukan, memendam, mengandalkan, mengidentifikasi,
mengingatkan.
1. Kritik Sastra
Sebelum menyusun sebuah kritik, Anda harus memahami struktur kritik sastra terlebih dahulu. Adapun struktur kritik
sebagai berikut.
1. Evaluasi: berisi pernyataan umum mengenai suatu yang akan disampaikan.
2. Deskripsi teks: bagian isi teks tanggapan kritis, memuat informasi tentang data-data dan pendapat-pendapat yang
mendukung pernyataan atau melemahkan pernyataan.
3. Penegasan ulang: bagian terakhir teks, berisi penegasan ulang mengenai suatu yang sudah dilakukan atau
diputuskan.
4. Adapun kaidah penulisan kritik sastra sebagai berikut.
5. Kalimat kompleks: kalimat yang memiliki lebih dari dua struktur dan dua verba.
6. Konjungsi: kata penghubung yang menghubungkan setiap kata dan struktur.
7. Kata rujukan: sesuatu yang digunakan oleh penulis untuk memperkuat pernyataan dengan tegas. Dikenal juga
dengan sebutan referensi.
8. Pilihan kata: pemilihan kata yang sesuai dalam penggunaan sekaligus pembuatan teks tanggapan kritis.
Adapun tahapan menulis kritik sebagai berikut.
a. Menentukan tema atau topik yang akan ditulis atau dikritik.
b. Mengumpulkan bahan-bahan referensi pendukung.
c. Mengidentifikasi unsur-unsur yang mendukung dan kontra.
d. Memilih unsur-unsur yang dapat mendukung tema.
e. Memulai untuk menulis kritik.
f. Membaca dan melakukan pengeditan ulang untuk revisi.
g. Mengirimkan ke media massa cetak
2. Esai
Struktur esai sebagai berikut.
1. Pendahuluan: struktur awal pembangun kerangka dari esai. Pendahuluan biasanya akan mengungkapkan secara sekilas
topik atau tema yang akan diangkat pada keseluruhan esai.
2. Bagian isi: bagian ini merupakan bagian inti dari struktur pembangun esai. Pada bagian ini, topik atau tema yang telah
dipilih sebelumnya akan dibahas dan dijelaskan secara lebih terperinci dan mendetail.
3. Penutup atau kesimpulan: seperti namanya, bagian penutup merupakan bagian terakhir dalam menyusun sebuah esai.
Adapun kaidah penulisan esai sebagai berikut:
a. Baku
Struktur yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku, baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian
juga pemilihan kata/istilah dan penulisan sesuai denganPedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
b. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
c. Ringkas
Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan,
tetapi isinya bernas.
d. Runtut
Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya, baik dalam kalimat maupun paragraf.
e. Denotatif
Kata yang diungkapkan dengan kalimat pendek sesai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan, tetapi
isinya bernas.
Contoh esai kritik berjudul “Soe Hok Gie”
Soe Hok Gie

Film ini merupakan sebuah karya tulisan autobiografi yang kemudian difilmkan. Film ini menceritakan
tentang petualangan dari Gie yang ingin mencapai tujuannya untuk menggulingkan pemerintahan
Soekarno. Ia ingin melakukan perubahan-perubahan dalam hidupnya setelah tujuan ini tercapai.
Film Gie ini berhasil memberikan perspektif baru bagi orang-orang dalam melihat nasionalisme etnis
China di Indonesia. Bagi orang-orang yang tidak mengikuti sejarah masa dulu, cukup sulit memahami
latar dan kisah cerita ini. Melalui cerita Soe Hok Gie yang difilmkan, Indonesia belajar bahwa etnis China
sebagai bagian dari masyarakat Indonesia juga punya rasa nasionalisme yang sama dengan kelompok
masyarakat lainnya. Tidak perlu lagi ada yang namanya diskriminasi kelompok.
Film ini dibuat dengan gaya klasik yang pas sehingga penikmat sastra akan takjub melihat karya ini
difilmkan. Walaupun pada akhirnya, seseorang yang ingin merasakan kenikmatan seni harus punya
wawasan tentang latar dari cerita ini.

Anda mungkin juga menyukai