Anda di halaman 1dari 5

Kritik Sastra dan Esai: Definisi, Perbedaan, Ciri, dan

Strukturnya

A. Definisi

Kritik sastra merupakan analisis terhadap suatu karya sastra


untuk mengamati atau menilai suatu karya secara objektif.
Lebih luasnya, kritik sastra sebagai sebuah pengamatan yang
teliti, perbandingan yang tepat, dan pertimbangan yang adil
terhadap kualitas, nilai, serta kebenaran karya sastra.

Sementara itu, esai adalah karangan singkat yang membahas


sebuah masalah dari sudut pandang penulisnya. Masalah
tersebut bersifat aktual dan bisa berasal dari berbagai
bidang, seperti kesusastraan, kebudayaan, IPTEK, atau politik.

Nantinya, kritik terhadap karya sastra dan esai dapat menjadi


panduan bagi pembaca mengenai kualitas karya tersebut.
Selain itu, kritik ini juga bisa menjadi masukan yang bersifat
membangun bagi si penulis karya.

B. Perbedaan Kritik Sastra dan Esai


Walaupun sama-sama menuliskan analisis terhadap sebuah
karya, kritik sastra dan esai memiliki sejumlah perbedaan.
Berikut adalah penjelasannya yang dibedakan berdasarkan isi
dan pandangan penulisnya.
1. Objek Kajian
 Kritik: Objek kajiannya hanya berupa karya, seperti seni,
sastra, dan film
 Esai: Objek kajiannya meliputi karya dan fenomena
2. Deskripsi
 Kritik: Terdapat deskripsi berupa ringkasan atau sinopsis
 Esai: Tidak ada sinopsis atau ringkasan karya
3. Data
 Kritik: Data yang disajikan bersifat objektif
 Esai: Tidak selalu membutuhkan data
4. Penilaian
 Kritik: Penilaian dilakukan secara objektif dengan
didukung data, alasan logis, dan kajian teori yang sudah
mapan
 Esai: Penilaian dilakukan secara subjektif berdasarkan
pendapat penulis esai dan hampir tidak pernah
mencantumkan kajian teori
5. Cakupan Pembahasan
 Kritik: Pembahasan terhadap karya secara utuh dan
menyeluruh
 Esai: Objek kajian tidak dibahas menyeluruh, hanya pada
aspek yang dinilai menarik

C. Ciri-ciri Kritik Sastra dan Esai


Sama halnya dengan jenis teks lain, teks kritik sastra dan esai
memiliki ciri khas tersendiri, yaitu:

Kritik Sastra
1. Memberikan tanggapan terhadap hasil karya
2. Memberikan pertimbangan baik dan buruk (kelebihan
dan kekurangan) sebuah karya sastra
3. Pertimbangan bersifat objektif
4. Memaparkan kesan pribadi kritikus terhadap sebuah
karya sastra
5. Memberikan alternatif perbaikan atau penyempurnaan
6. Tidak berprasangka
7. Tidak terpengaruh siapa penulisnya
Esai
1. Berbentuk prosa
2. Singkat, dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua
jam
3. Memiliki gaya pembeda
4. Selalu tidak utuh
5. Memenuhi keutuhan penulisan
6. Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal

D. Struktur Teks Kritik Sastra dan Esai

Berikut adalah sistematika kritik dan esai yang masih berlandaskan struktur
teks eksposisi.

1. Tesis
Adalah pendapat atau opini umum yang biasanya berupa pengenalan
dan deskripsi karya pada kritik atau pengenalan dan definisi umum
isu pada esai.
2. Rangkaian argumen
Merupakan argumen atau pendapat-pendapat penulis sebagai
penjelasan khusus dari tesis umum yang telah dipaparkan. Pada teks
kritik, bagian ini akan banyak memuat data, fakta, atau teori yang
teruji untuk mendukung argumennya. Esai biasanya tidak terlalu
banyak menggunakan fakta atau data karena sifatnya biasanya masih
memiliki hipotesis baru.
3. Penegasan ulang
Merupakan perumusan kembali secara ringkas mengenai tesis dan
berbagai argumen yang telah disampaikan. Hal ini untuk
menyilangkan kembali antara tesis awal dan rangkaian argumen
menjadi kesatuan ide utuh yang dapat diserap dengan baik oleh
pembaca. Bagian ini dapat berisi penilaian akhir dan saran konkret
dalam teks kritik. Esai juga sebaiknya memuat solusi alternatif untuk
menyelesaikan permasalahan yang dibahas.

E. Kaidah kebahasaan kritik dan esai

Sebagai salah satu turunan teks eksposisi, teks kritik dan esai secara umum
juga memiliki kaidah kebahasaan yang hampir sama dengan teks eksposisi.
Menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm. 208) berikut adalah kaidah
kebahasaan kritik dan esai.

1. Menggunakan pernyataan-pernyataan persuasif. Contoh dalam


kritik: Mengapa terlalu buru-buru dalam mengungkap konfliknya?
bukankah banyak pula novel sukses yang dibangun melalui narasi
yang lambat?  Dalam esai: Menjaga kesehatan itu tidaklah sulit, salah
satu caranya hanya dengan rutin mencuci tangan saja.

2. Banyak menyisipkan pernyataan yang menyatakan fakta untuk


mendukung dan membuktikan kebenaran argumentasi penulisnya.
Salah satu caranya bisa dengan mengutip pendapat ahli. Selain itu,
bisa juga dengan mencantumkan data resmi dari penelitian terkait,
misalnya kutipan data yang dihimpun WHO untuk situasi pandemi.

3. Menggunakan ungkapan dan pernyataan yang mengomentari atau


menilai. Contoh dalam kritik: Narasi antarperistiwa dirangkai dengan
sangat apik oleh penulisnya. Contoh dalam esai: Tampaknya
kebijakan tersebut memang berniat untuk mensejahterakan rakyat,
hanya saja fakta lapangan berkata lain.
4. Banyak menggunakan istilah teknis yang berkaitan dengan topik
yang dibahasnya. Contohnya dalam kritik yang membahas novel,
maka akan banyak menggunakan istilah: diksi, konflik, majas. Jika
membahas kesehatan maka akan menggunakan istilah: virus, bakteri,
COVID-19.

5. Menggunakan kata kerja mental. Karena kritik dan esai sejatinya


adalah teks eksposisi yang bersifat argumentatif.
Contohnya: menegaskan, menentukan, memendam, mengandalkan,
mengidentifikasi.

Anda mungkin juga menyukai