Anda di halaman 1dari 9

MENILAI KARYA MELALUI

KRITIK DAN ESAI


Pengertian Kritik Sastra dan
Esai
Kritik sastra adalah analisis terhadap suatu karya sastra untuk
mengamati atau menilai baik dan buruknya suatu karya secara objektif. 
 Esai diartikan sebagai karangan singkat yang membahas suatu masalah
dari sudut pandang pribadi penulisnya.
Objek Kajian Penilaian

Kritik: Objek kajiannya Kritik: Penilaian dilakukan


hanya berupa karya, seperti secara objektif dengan didukung
seni, sastra, dan film data, alasan logis, dan kajian
Esai: Objek kajiannya teori yang sudah mapan
meliputi karya dan fenomena Esai: Penilaian dilakukan
Deskripsi secara subjektif berdasarkan
pendapat penulis esai dan hampir
Kritik: Terdapat deskripsi tidak pernah mencantumkan
berupa ringkasan atau sinopsis kajian teori
Esai: Tidak ada sinopsi atau Cakupan Pembahasan
ringkasan karya Kritik: Pembahasan terhadap
Data
karya secara utuh dan
Kritik: Data yang disajikan menyeluruh
bersifat objektif Esai: Objek kajian tidak
Esai: Tidak selalu dibahas menyeluruh, hanya pada
membutuhkan data aspek yang dinilai menarik

Perbedaan Kritik Sastra dan Esai


Prinsip Penulisan Kritik dan Esai

1. Pokok persoalan yang dibahas harus layak untuk diulas. Hasil


ulasannya pun harus memberikan keterangan atau memperlihatkan
sebab-musabab yang berkaitan dengan suatu peristiwa yang
nyata. Jadi, yang terpenting bukan apa yang diulas, tetapi bagaimana
cara penulis memberikan ulasannya.
2. Pendekatan yang digunakan harus jelas,  apakah persoalan 
didekati dengan pendekatan faktual atau imajinatif.
3 Ulasan yang menggunakan pendekatan faktual harus didukung oleh
fakta yang nyata dan objektif. Penulis tidak boleh mengubah fakta
untuk mendukung pandangannya. 
4. Pernyataan yang diungkapkan harus jelas, tidak samar-samar,
harus dapat dipercaya, tidak disangsikan atau disangkal, dan dapat
dibuktikan kebenarannya.
Struktur Kritik Sastra dan
Esai

1. Pernyataan Pendapat
Dalam esai, pendapat atau tesis menyajikan pandangan penulis terhadap objek atau
fenomena yang disoroti.
2. Argumentasi
Argumen atau pendapat yang disajikan berupa alasan yang logis serta bersifat subjektif.
Penegasan Ulang
3. Reiterasi
Penegasan ulang dalam esai, juga berupa ringkasan atau pengulangan kembali hal yang
sudah disampaikan dan menjadi penegasan dari bagian argumentasi.
Kaidah Kebahasaan
Kritik Sastra dan Esai
1. Pernyataan Persuasif
Pernyataan persuasif pada teks berbentuk kritik sastra dan esai, kalimat yang digunakan tidak secara
jelas mencirikan kalimat persuasif secara umum. Pernyataan yang disampaikan penulis, mengulas hal
dengan data atau kalimat yang logis bertujuan agar menggugah pemikiran pembaca sehingga akhirnya
pembaca setuju dengan ide yang disampaikan penulis.
2. Pernyataan Fakta
Dalam kritik dan esai, pendapat penulis disajikan berdasarkan interpretasi ataupun penafsiran dari
sudut pandang tertentu dengan disertai fakta-fakta pendukung. Kehadiran fakta berfungsi sebagai
sarana untuk memperjelas pendapat.
3. Pernyataan Menilai
Pernyataan yang bersifat menilai atau mengomentari sangat diperlukan untuk mengetahui kurang dan
lebihnya suatu karya, yang nantinya akan menjadi bahan evaluasi bagi penulis.
4. Istilah Teknis
Istilah teknis merupakan kosakata yang berkaitan pada bidang ilmu pengetahuan tertentu. Hal ini
terkadang perlu dilakukan agar penulis dan pembaca dapat sepaham pada suatu pembahasan tertentu
yang perlu dijelaskan secara detail.
5. Kata Kerja Mental
Kata kerja mental adalah kata kerja yang melibatkan perasaan atau respons terhadap suatu tindakan
atau kejadian, bukan berupa tindakan atau aksi yang bisa diamati secara fisik.
Contoh: mengingat, merasakan, memikirkan.
a. Ciri-Ciri Kritik Sastra

 Memberikan tanggapan terhadap  Berbentuk prosa.


b. Ciri-Ciri Esai
hasil karya.
 Memberikan pertimbangan baik
 Singkat, dapat dibaca
dan buruk (kelebihan dan dengan santai dalam
kekurangan) sebuah karya sastra. waktu dua jam.
 Pertimbangan bersifat objektif.
 Memaparkan kesan pribadi kritikus
 Memiliki gaya pembeda.
terhadap sebuah karya sastra.  Selalu tidak utuh.
 Memberikan alternatif perbaikan
 Memenuhi keutuhan
atau penyempurnaan.
 Tidak berprasangka. penulisan.
 Tidak terpengaruh siapa  Mempunyai nada pribadi
penulisnya.
atau bersifat personal.

Ciri-Ciri Kritik Sastra dan Esai


Mimpi Anak Belitung pada Novel Sang Pemimpi
Sebuah Kritik Sastra
Mimpi adalah bagian kehidupan. Tanpa mimpi kita akan kurang bersemangat untuk
menjalani kehidupan. Novel Sang Pemimpi adalah sebuah novel kedua karya Andrea
Hirata yang merupakan bagian tetralogi Laskar Pelangi.
Sang Pemimpi adalah judul yang tepat untuk novel ini karena memang kisah yang
disajikan membuat pembaca yakin akan kekuatan mimpi. Tentunya, dengan cinta,
pengorbanan, dan rahmat Tuhan, kita akan dapat mewujudkan mimpi yang kita miliki.
Tiga tokohnya, Arai, Ikal, dan Jimbron, yang digambarkan sebagai pemimpi telah
menamatkan SMP dan akan melanjutkan ke SMA. Dari sinilah perjuangan dan mimpi
mereka dimulai. 
Tidak tanggung-tanggung, Arai dan Ikal bermimpi untuk kuliah ke Perancis, sedangkan
Jimbron memutuskan untuk menetap di Belitung. Demi impian tersebut, apapun
mereka lakukan.
Impian Arai dan Ikal untuk kuliah di Prancis terwujud, Namun, ini barulah awal
perjuangan yang sesungguhnya. 
Kekuatan novel ini terdapat dalam nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Pembaca
diajarkan agar menjadi orang yang senantiasa bersyukur. Walaupun di tengah
kekurangan, jangan mengeluh dan tetap berusaha serta berdoa. Selain itu, dengan
kekuatan mimpi, jangan pernah menyerah dan larut dalam kesedihan. Selain itu,
penulis mengajarkan tentang nilai-nilai untuk path pada perkataan orang tua.
Dalam novel Sang Pemimpi, juga terdapat kekurangan yang dapat menjadi masukan
bagi penulis. Pembaca dapat mengalami kesulitan dalam memahami bahasa yang
digunakan karena ada penggunaan bahasa daerah dan bahasa Inggris yang tidak
dijelaskan di glosarium. Sebaiknya penulis melengkapi kosakata berbahasa daerah dan
asing pada glosarium sehingga pembaca tidak bingung dengan istilah-istilah tersebut.
Hal yang digambarkan lewat kata-kata dari kutipan. "Lalu kami beralih menjadi part
time office boy di kompleks kantor pemerintah. (hal. 69),
Contoh Esai
 
CANDU. Sebuah kata yang tepat untuk menggambarkan keterikatan masyarakat
kita pada media sosial. Semua kalangan seakan "terjerat" dalam rutinitas yang
sama setiap harinya. Terlebih lagi kaum remaja. Remaja larut dalam aktivitas
yang satu ini hampir sepanjang hari. Tentunya ada keasikan tersendiri sehingga
remaja betah berlama-lama dalam menggunakannya. Salah satunya, sebagai
wadah menuangkan berekspresinya.
Penggunaan media sosial di kalangan remaja akan memberikan dampak bagi
penggunanya. Remaja yang tentunya masih dalam usia belajar, sering
terganggu waktu belajarnya. Ditambah lagi, sebaran informasi melalui media
sosial dapat membentuk opini di kalangan remaja. Misalnya tentang standar
kecantikan di kalangan remaja perempuan. Hal lainnya yang sangat berbahaya
dari media sosial adalah pornografi dan kejahatan melalui internet. 
Walaupun demikian, kita tidak menampik bahwa media sosial pun memiliki
dampak positif, di antaranya untuk menjaga silaturahmi dengan keluarga
ataupun saudara yang jauh jarak tempat tinggalnya, mendapatkan ilmu
pengetahuan baru, sebagai sumber penyebaran informasi, memperluas jaringan
pertemanan, dan sebagai media media promosi bisnis.
Penggunaan teknologi modern tentunya tidak lepas dari pengaruh positif dan
negatif. Tentu saja hal ini bergantung dari penggunanya, Remaja diharapkan
dapat membatasi diri sendiri serta control dari orang tua sangat diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai