Peran – peran:
6. SARIYEM, Ledek.
7. TUKANG KENDANG.
8. TUKANG SULING.
9. TUKANG CLEMPUNG.
-------
MASA LALU, MASA KINI, MASA YANG AKAN DATANG MENJADI SATU, RUANG
ADALAH…. ADALAH….
disain Tommy.
ATI : Waduh, ini baru lagi. Bagus betul. Namanya apa ini, Mabkyu
Sumirah?
SLENTEM : Betul- betul elok, smile-nya siapa, Mbakyu? Mas Tommy atau
smile-nya Mbakyu?
ATI : Kamu ini pigi mana sih, Tem, Tem! Tentunya senyumnya
SUMIRAH : Sudahlah, Tem. Kamu pigi sana, jauh! Sebelah sana masih
SUMIRAH : Jeng Ati ini pigimana sih. Lha wong ini batik tulis.
SLENTEM : Ya, Cuma satu dong. Ini saja si Tommy menunggu inspirasinya
sebulan lamanya.
NY. PROFESOR : Ya, Pap? (Memandang heran lalu melanjutkan jahitannya lagi).
bangkrut judul.
SUMIRAH : Jadi pertama: Judul dulu. Kedua: Motip yang melahirkan judul
itu.
NY. PROFESOR : Pap! Ada apa sih kok ngomong sendiri. Dapat ilham apa? (Heran
SUMIRAH : Lantas?
SUMIRAH : Nanti!
saja?
SUMIRAH : Lantas?
SUMIRAH : Lantas?
SLENTEM : O, alah, mbaktu ini kok tidk jelas-jelas, mbok ya saya ini cepat-
nrambul terus kalau ada orang ngomong. Sekali lagi, kamu akan
saya….
SUMIRAH : Mbok kamu diam saja kalau ada orang sedang ngomong
SLENTEM : Bisnis….
SLENTEM : Relasi….
SUMIRAH : Hiya relasi, hingga saya dan relasi saya tidak terganggu….
Mas Tommy?
SUMIRAH : Ah, laki-laki! Saya dengar sebentar lagi diambil menantu sama
profesornya.
ATI : Percintaan dua tahun masak bisa guyah hanya karena sedas-
desus.
dengan…
SUMIRAH : Sudah lama sebenarnya, tapi sengaja saya diamkan saja, sebelum
membaca)
PROFESOR : Aku dengar dia sudah pacaran, bahkan sudah lama hidup
PROFESOR : Belum.
NY. PROFESOR : Jangan main tuduh dulu, Pap, sebelum lihat sendiri buktina dan
SLENTEM : Maut ! …. Ini maut namanya. Lha wong saya tidak tahu apa-apa
terhadap siapa-siapa.
SUMIRAH : Kamu terus terang saja atau dipecat sebagai tukang sapu!
ATI : Lho bagai mana tho. Kog Mbakyu bisa dengar dari Slentem
Dia tidak tahu kalau saya ada di balik pagar di toko besi. Serta
SLENTEM : Ngarang! Ngarang! Ntar saya bawain mesin tik sama kertas, deh!
PROFESOR : Saya ingin cari orang yang namanya Slentem, tukang sapu pasar.
Kata kawan dosen saya itu, dia dengar dari dia, ketika dia makan
debu!
selesai.
SLENTEM : No!
Tom dan Kus, itu lebih baik daripada kamu diam saja. Kalau
SLENTEM : Apa yang musti saya ceritakan kalau tidak ada dongeng? Apa
ATI : Ayolah, Tem. Kok kaya kita ini bukan kawan lama. Kalau kamu
SUMIRAH : E’ e’ e’, baru saja merengek-rengek minta rokok. Sudah lupa ya?
Mulai sekarang kita tak usah berkawan dan tak usah ngomong.
PROFESOR : Buat apa. Sama tukang sapu kog maka-maksa. Dipancing rokok
SLENTEM : Aku tak butuh diberi rokok. Aku bisa beli sendiri.
SUMIRAH : Awas nanti kalau sebentar saya merokok, kamu boleh pusing
lagi.
SLENTEM : Sesukamu! Aku bisa beli rokok sendiri dan bisa ngomong
sendiri.
SUMIRAH : Coba beli sekarang. Saya kepingin lihat kamu beli rokok.
Tommy. Oh Tommy.
ATI : Sudahlah Mbak. Semuanya kan belum pasti. Harus kita selidiki
dulu.
SUMIRAH : Semuanya sudah jelas. Tommy sudah tak suka lagi kepada saya.
SUMIRAH : Buat apa?.... Dua tahun kita bina bersama. Berat dan penuh
iri orang, yang tidak saja rukun, tapi juga pandai memajukan
diulangi lagi, tidak oleh saya, ataupun Sumiati, ataupun oleh Siti,
NY. PROFESOR : Harmonis! Papi lihat, kalau dia ngobrol di kamar tamu dengan
NY. PROFESOR + ATI : Harus diselidiki dulu secara hati-hati jangan gegabah.
TOMMY MASUK.
TOMMY : Kritikan-kritikan dari ketiga orang ini yang penting Sum, demi
SLENTEM : Rutin!
SUMIRAH : Tem! Berapa kali aku peringatkan! Kenapa ih? Ada apa sih
MENEPUK-NEPUKSAKUNYA)
SUMIRAH : Apa?
tadi.
TOMMY : Ah, begitu saja selalu dalam mengritik… Sementara disai batik
TOMMY : Soalnya bukan serius atau tidak, tetapi bunyi kritikan itu selalu
hingga aku lupa sama Sumirah, bahwa ada seorang yang selama
TOMMY : Itulah yang saya maksud. Mereka tidak tahu betapa cintaku
kepada batik…
ATI : Mbakyu.
SUMIRAH)
DENGAN SIULAN)
SEKALI.
ATI : Tem!
DAN MEMBACANYA)
Duh Juliet sayang. Aku bukan mualim juga bukan pilot, tapi
SLENTEM : (JULIET)
BERSEMBUNYI DI BELAKANGNYA.
SLENTEM : (PROFESOR)
Mengerikan….
mobil.
SLENTEM : Biarlah kamu saja, Yem, yang naik mobil. Saya sudah bosan.
TOMMY : Kalau kamu pidato terus, lantas kapan ada lagu yang boleh
TOMMY : “Yen ing tawang ana lintang”. Coba. Yang keras ya, Yu.
SARIYEM.
TETABUHANNYA)
KEMBALI DUDUK)
SUMIRAH : Apa?
WARTI : When I First saw you, ada. Rolling love, ada. Moonlight country,
ada.
SLENTEM : Jadi belum ada lagu itu? Ntar saya tulis, deh.
BERSUNGUT-SUNGUT.
Laha kok sekarang kamu berani nracak. Otakmu ini mau kamu
Aku, yang suaraku lebih bagus dari seluruh pita tapemu, gigi-
WARTI : Aku adalah aku. Aku bertindak hanya karena disuruh. Kita
ATI+SLENTEM+TOMMY+SUMIRAH : E, E, E…….
MENARIK)
MASING)
PERGI BERLARIAN.
Apa? Apa?...
GEMAS)
PROFESOR : Menantumu.
RUMAH PROFESOR.
NY. PROFESOR : Apa-apaan sih pap, kamu ini. Selamat siang nak Tommy
Silahkan. Silahkan.
tempuh.
TOMMY : Bapak memang benar, Bu. Dan saya harus merasa wajar
PROFESOR : Tinggi sekali kamu ngelantur mam. Aku toh sudah secara jujur
ujian, itu tidak saya bikin-bikin. Begitu muncul saja dari pikiran.
TOMMY : Bapak memang benar, Bu. Juga jawaban- jawaban saya , begitu
saja menghambur.
Jakarta. Jadi bolehkah saya pnjam dulu. Nanti saya antar kembali
ke sini.
disainmu.
TOMMY : Saya datang untuk ujian prof, tidak untu mendengar kritikan-
kritikan.
TOMMY + SLENTEM : O! O! O! O! O! O! O! O! O! O! O!
PROFESOR + SUMIRAH : E! E! E! E! E! E! E! E! E! E! E! E!
ATI + PROFESOR : U! U! U! U! U! U! U! U! U! U! U! U!
ATI+SUMIRAH+NY.PROFESOR : O! O! O! O! O! O! O! O! O! O! O!
TOMMY+PROFESOR+SLENTEM : U! U! U! U! U! U! U! U! U! U! U!
SEMULA)
NY. PROFESOR : Tom…. Selama ini disain-disain ini dibabar dimana? Pakah
NY. PROFESOR : Bukn begitu maksud Ibu. Kalau kamu sudah punya langganan
baru dalam taraf pacaran ataupun sudah lebih jauh lagi menjadi
rapi…..
SEMUANYA PINGSAN.
TOMMY : (KAGET)
Bagaimana prof?
TOMMY : Aku tidak mau semuanya diujikan unuk saya seorang. Lagi pula
sembunyi.
TOMMY : Ogaaaaah!
PROFESOR : Silahkan.
SLENTEM : Ya, Sum, kepingin nama apa? Hayo, sebentar saya karangkan.
PROFESOR : Kamu jangan suka ngarang-ngarang ya, Tom. Apa kamu minta
PROFESOR : Seorang penguji bisa mengajukan persoalan apa aja sama yang
diuji.
PROFESOR : Lho lha kog malah tanya. Terus saya juga nanti yang menjawab.
MASUK KUNINGTYAS.
KUSNINGTYAS : (KAGET)
Apa?
HERANAN).
TOMMY : Tentu, honey. Cuma sebentar, ijinkan saya pinjam dulu barang
dua tiga hari. Mau saya bawa ke Jakarta. Ada seorang kolektor
TOMMY : Hmmm
SUMIRAH : Tem.
yang melarang?
MERAYUNYA)
SUMIRAH : Dengkulmu….
KUS)
NY. PROFESOR : Jangan tergesa-gesa, pap. Tommy anak baik, dia Cuma terlalu
emosionil.
KUS + SUMIRAH : Apakah pupukmu juga tidak kau taburkan di tempat lain, tom?
DEBAR)
DEBAR)
TOMMY : Andaikata.
PROFESOR+SLENTEM : Pasti.
KUS + SUMIRAH : Pasti dah. Aku tidak curiga. Cemburu juga tidak. Sebelum diusut,
TOMMY)
BAHUNYA)
TOMMY : Kita terlalu banyak cekcok soal tetek bengek. Energi kita
TOMMY : Itu lebih baik. Aku juga berjanji. Jika aku tak menepati janji
NYONYA)
NY.PROFESOR : Kalau benar-benar Tommy sudah punya pacar, apa usaha kita?
PROFESOR : Kamu ini pigi mana sih, Mam. Ya yang pecah ya Tom supaya
PROFESOR : Dia sudah gede dan laki-laki banyak yang nglamar dia.
NY.PROFESOR : Saya kira begini, Pap. Kita tanting Tommy, kalau benar-benar
insinyur!
PROFESOR : Lantas kita mau berlemah-lemah saja dan membiarkan anak kita
dikibulin.
PROFESOR : KAmu ini selalu! Selalu saja! Seolah-olah kamu lupa. Padahal
KUS KELUAR)
PROFESOR : Sudah to Bune’. Pasti kita dikibulin habis-habisan oleh dia. Aku
SUMIRAH)
TOMMY KELUAR.
SLENTEM)
Dikibulin sama Tommy. Lulus dan nggak lulus itu kan nggak
Apa kus itu juga nggak punya pikiran, apa ya kalau pelukis batik
ya… keterlaluan.
PENONTON)
PROFESOR : Guru…
SLENTEM : Dan kita begitu patuh terhadapnya dan setiap saat membeli batik-
dan tidak saling kenal mengenal. Coba pikir itu, kan luar biasa.
sekali pahatannya.
SLENTEM : Saya mau ngomong… misalnya seorang itu tidak berhak kepada
PROFESOR : Siapa?
jatuh cinta, lalu hak itu kemana? Cobalah misalnya… nah, ini
Ini misalnya saja, saling jatuh cinta, terus apa yang akan anda
BURU)
SLENTEM : Kenal….
PROFESOR : Ah, mosok? Keluar negeri? Dia tukang sapu pasar, kan?
SLENTEM : Lantas?
PROFESOR : Memangnya Mas ini siapa? Tukang obat? Pantas banyak omong
dengan penonton.
SLENTEM : Dukun.
PROFESOR : Dukun?
SLENTEM : Yes.
PROFESOR : Begini mas. Saya itu kepingin lihat orang jarak jauh. Apa mas
SLENTEM : Bisa.
SLENTEM : Mahal.
PROFESOR : Percaya.
PROFESOR : Percaya.
MENGHITUNG-HITUNG UANG.
ATI + SUMIRAH : Lho kau curi dari mana duwit sebanyak itu?
SLENTEM : Ssssttt!
ATI + SUMIRAH : Jangan berlagak kamu, Tem ayo ngaku, duwit sebanyak itu dari
mana?
SLENTEM : Nipu bagaimana, nih, orangnya telah ngasih sebanyak ini karena
SUMIRAH : Jelas-jelas kamu telah menipu orang dan kau bisa ditangkap
polisi.
SLENTEM : Siapa saja boleh menangkap saya. Kalau nggak maut khasiatnya,
SLENTEM : Boleh.
SLENTEM : Boleh.
SLENTEM : Boleh.
SLENTEM : Boleh.
SLENTEM : Tak boleh iseng-iseng. Harus percaya seratus prosen dan dua
KEPADA SLENTEM)
SLENTEM : Yang tidak percaya tidak usah bayar dan boleh omong
Nih , rambutku.
ATI : Ampuh?
SLENTEM : Maut.
ATI : Sombongnya!
semua itu akal bulus yang terlalu amat sering dilakukan orang.
apa jatuh cinta kepada saya. Tentu saja saya sudah tua juga
rumah.
Ha, belum dua menit sudah tergenggam duwit lima ribu rupiah.
Ini gaji saya dua bulan. Tapi saya masih belum percaya, ini duwit
mengelak?
(BERPIKIR)
Gambus in Ngayogyakarto.
juga sedang tidur, jauh di tempat lain. Tapi dasar saya orang
SUMIRAH + PROFESOR : Apa mungkin aku bisa betul-betul melihatnya dalam jarak yang
demikian jauhnya?
SUMIRAH + PROFESOR : Oh, mendebarkan… ini jelas-jelas penipuan, tetapi saya koq ya
percaya saja sih. Tak akan mungkin bisa terjadi, tetapi biarlah
PROFESOR : Juragan batiknya kayak apa sih, manisnya kayak apa sih, koq
SUMURAH : Profesornya kayak apa sih, kok begitu dengki sama Tommy,
biarlah dia terus menikah sama Kusningtyas dan Kus harus tetap
berantakan.
juragan batik ini. Saya juga sadar dan yakin, bahwa para juragan
NY. PROFESOR : Pap! Pap ini sedang gandrung sama seorang juragan batik apa?
kayak apa.
TOMMY : Kamu koq nggrundel terus, itu ada apa to, dear?
PROFESOR : Memang ada sebuah teori yang modern, bahwa orang bisa
menyenangkan.
NY. PROFESOR : Pap, eling, Pap. Sesungguhnya kamu itu apa kemaukan atau apa-
apa. Koq ngomong terus. Saya lama-lama kan bisa takut. Mbok
terus ngomong saja perkara juragan batik, ini terpikat atau kena
TOMMY : Cobalah ceritakan kepada saya, nanti kamu kan bisa terbebas
dipikir betul. Saya kan bisa menempuh lagi sebentar. Dan siapa
Waktu itu hati professor agaknya sedang beku. Dan kamu harus
karang.
TOMMY : Alah, kamu Sum, Sum, lha saya kenal juga kagak.
SUMIRAH : Sumpah?
TOMMY : Sumpah.
TOMMY : Sungguh koq sum. Yakin dah bahwa tahu saja tidak bahwa
kayak begini.
TERBARING.
PROFESOR : Masyaallah, lha koq tangan saya bisa mencubit pantat betul-
TEMPAT TIDUR.
PROFESOR.
NY. PROFESOR : Pap, ingat, Pap. Apa yang dilihat? Ada setan?
tentu arah. Sentiment macam apa sih yang tekandung dalam hati
pertanyaan-pertanyaanku.
GENDING PEPERANGAN)
WARTI : Lho lha wong saya ini mengejar kamu koq, Srikandi!
PANAH)
MENCARI-CARI TERUS.
SUMIRAH : Jeng Ati, saya merasa kecewa betul dengan tidak lulusnya
Tommy.
NY. PROFESOR : Jadi Papi tetap bersikera untuk tidak meluluskan Tommy?
PROFESOR : Bukannya aku yang tidak meluluskan, tapi diri dia sendiri.
SLENTEM : Manakah yang lebih luhur, menerima satu lontaran nasib buruk
diperjuangkan.
PROFESOR : Lha mbok hartamu tumplek bleg di depan saya, tak bakalan
ATI : Tapi kan Tommy belum mengajukan minta ujian lagi. Siapa tahu
SUMIRAH : Kalau begini saya jadinya malas untuk bekerja. Tubuh jadi
SUMIRAH : Tapi title itu soal prinsip bagi saya, Jeng. Usah kita akan lebih
SLENTEM : Ya, Sumirah kalau srimbitan sama Mas Tommy kan banyak
SUMIRAH : Yah, bukan itu maksud saya , Tem. Sama sekali bukan itu.
Apa kamu tidak ngerti sama sekali, betapa usaha kita bisa lebih
Kalau sekarang usaha begini saja bisa lancar, apalagi kalau yang
usaha itu punya title lagi. Betapa akan lebih lancar lagi.
doktorandus to Mbakyu?
SLENTEM : Membuka rahasia perusahaan dimuka umum itu kurang baik who
saja.
SUMIRAH : Itu tidak benar. Ia kreatip. Kalau tidak lulus itu hanya sentiment
belaka.
smile”
NY. PROFESOR : Tetapi aku senang sekali jika bisa memiliki “Shadow of your
smile”
SUMIRAH : Aku juga bangga sekali jika bisa memakai kain itu.
PROFESOR + SLENTEM : Ah, perempuan! Apa sih yang tidak disebutnya hebat?
ATI+NY.PROF+SUMIRAH : Alasannya?
PROFESOR : Cobalah Mam lihat saja sebuah sket sebuah motip yang kreatip
NY. PROFESOR : Nggak demen deh, kalau peristiwa yang kemarin diulang lagi.
TAK BERSUARA)
SLENTEM : Ah perempuan….
Tem.
JUGA SUMIRAH)
ATI+SLENTEM+NY.PROF : Sudahlah…..
ATI+SLENTEM+NY.PROF : Stop…
(H E N I N G…….)
TULIS)
PAPAN TULIS)
kalah? Siapa yang menang? Koq loyo semuanya? Apa pada kena
Saya kira saya punya jalan keluar yang bisa saya tawarkan
SARIYEM+WARTI : Undang-undang?
MENCATAT
tradisionil saja.
saja.
Terima kasih.
Pembajakan…….
Silahkan pergi.
(MEREKA KELUAR)
SLENTEM : Ssstttt….
SLENTEM : Pokoknya kalau Mas Tommy tidak diluluskan, akan saya cegat
SLENTEM : Jadi begini. Kita kirim surat kaleng segera. Bunyinya begini:
Beringharjo.
SUMIRAH : Surat kaleng koq pakai nama dan alamat lengkap, itu pigimana.
SLENTEM : Lho, Mbak Sum ini Pigimana sih. Yang disebut surat kaleng
DALAMNYA)
lain.
PROFSOR : (MEMBACA)
Beringharjo.
SUMIRAH : Beranimu kalau ada orang banyak. Itulah sebabnya kamu mau
SLENTEM : Aku?
SLENTEM : Aku?
ATI+NY.PROF+SUMIRAH : Alaaaaah…..
ATI+NY.PROF+SUMIRAH : Jelas…..
SLENTEM+PROFESOR : Mustahil…..
karate, jago yudo, jago silat, jago sepak bola, volley, basket,
renang, loncat indah, lari seratus meter, 1000 meter, balap mobil,
Wahyuni,
SLENTEM : Pokoknya nggak mungkin apa-apa. Mbak Sum dan Ati, tenang
saja deh.
ATI : Ini semua menyenangkan saya. Toh sejak semula saya sudah
nggak setuju.
SUMIRAH : Atau suratnya jatuh di jalan, Cuma kalengnya doing yang kamu
antarkan ke rumahnya.
NY. PROFESOR : Asal tetap wapada, hindari Kantor Pos. Kalau mau kirim apa-apa
suruhan saja.
SLENTEM : Mabandel….
SLENTEM : Profesor seorang tua. Seorang tua itu kan selalu hati-hati,
ketakutan.
SLENTEM : Terlalu…..
Jangan.
SLENTEM : Apa……..
PROFESOR : Nah…
saja.
PROFESOR : Ya….
PROFESOR : Apa?
PROFESOR : Bagaimana?
SLENTEM : Apa, apa , selama ini nggak ada apa-apa yang datang.
PROFESOR : Surat? Ya ada surat undangan rapat dari rector yang baru.
TAHAN) Jadi selama ini nggak pernah ada surat-surat yang aneh
sifatnya?
Seminggu yang lalu saya kirim surat kaleng yang isinya penuh
PROFESOR : (MELEDAK)
PROFESOR.
OLEH PROFESOR.
Stop!
TERENGAH-ENGAH.
LAMPU MATI.
JUGA.
(TERENGAH-ENGAH)
TOMMY + SUMIRAH + KUSNINGTYAS : Kita lari terus ke depan, tetapi dia kebalikannya.
WARTI.
YANG KELUAR.
TUKANG KENDANG : Karena sudah terlalu tua, suaranya nggak ada lagi.
terus tiap 1 januari, sedang aku nggak mau, aku selalu meloncat
Koq mau-maunya mereka itu menjadi tua. Sedang masa kini ada
Semuanya sudah menta, dan ada yang masih getol study terus.
Kedokteran di London.
saya menolak.
Nah, para penonton yang baik, cukup sekian malam ini, selamat
--------