Anda di halaman 1dari 86

Bank Naskah Teater_matahri

OBROK OWOK - OWOK


EBREG EWEK - EWEK
Oleh : D A N A R T O

Peran – peran:

1. SLENTEM , tukang sapu pasar.

2. PROFESOR SENI RUPA

3. NYONYA PROFESOR SENI RUPA

4. SUMIRAH, Juragan batik.

5. ATI, Pedagang batik.

6. SARIYEM, Ledek.

7. TUKANG KENDANG.

8. TUKANG SULING.

9. TUKANG CLEMPUNG.

10. WARTI, Pengamen cassette tape recorder.

11. KUSNINGTYAS, Putri professor, mahasiswi kedokteran.

12. TOMMY HENDRONEGORO, Pelukis.

-------

MASA LALU, MASA KINI, MASA YANG AKAN DATANG MENJADI SATU, RUANG

DAN WAKTU KEMPAL DALAM SATU SUASANA DAN KEADAAN: PASAR

BERINGHARJO YOGYAKARTA ADALAH RUANG UJIAN ADALAH KAMAR TIDUR

ADALAH TEMPAT NGAMEN ADALAH HARI KETUAAN MENANTI MAUT….

ADALAH…. ADALAH….

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SUMIRAH : Lha ini lho Jeng Ati, yang kemarin sudah saya bilang, batik baru

disain Tommy.

ATI : Waduh, ini baru lagi. Bagus betul. Namanya apa ini, Mabkyu

Sumirah?

SUMIRAH : Ini karya Tommy yang paling lama ia kerjakan. Judulnya

“Shadow of your smile”.

ATI : C, C, C,…. Artistik betul.

SLENTEM : Betul- betul elok, smile-nya siapa, Mbakyu? Mas Tommy atau

smile-nya Mbakyu?

ATI : Kamu ini pigi mana sih, Tem, Tem! Tentunya senyumnya

Mbakyu Sumirah, to!

SUMIRAH : Sudahlah, Tem. Kamu pigi sana, jauh! Sebelah sana masih

banyak yang harus kau sapu.

PROFESOR : (membaca Koran)

Kalau batik-batik sudah begini sexy , saya kawatir mahasiswa-

mahasiswa saya bakalan kuliah di pasar Beringharjo.

NY. PROFESOR : Ya, Pap? (Memandang heran sambil melanjutkan jahitannya)

ATI : Cuma satu ini mbakyu?

SUMIRAH : Jeng Ati ini pigimana sih. Lha wong ini batik tulis.

SLENTEM : Ya, Cuma satu dong. Ini saja si Tommy menunggu inspirasinya

sebulan lamanya.

ATI : Dikasih harga berapa, Mbakyu?

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SUMIRAH : Lima belas ribu.

ATI : Ya, cocok sudah dengan kreatipiteitnya.

SLENTEM : Ini saja Cuma pas-pasan dengan mahalnya inspirasi sekarang.

PROFESOR : (Masih membaca)

Apa memang naik sekarang.

NY. PROFESOR : Ya, Pap? (Memandang heran lalu melanjutkan jahitannya lagi).

PROFESOR : (Masih membaca)

Bungkus dah, bungkus situ. Terus terang saja saya khawatir,

kalau judul-judul batik tidak direm, bisa jadi Hollywood akan

bangkrut judul.

NY. PROFESOR : Pap? (heran dan menjahit lagi).

SUMIRAH : Memang judul amat penting peranannya untuk promosi batik,

lebih-lebih ke luar negeri, Jeng.

SLENTEM : Orang harus tahu namanya dulu, sebelum lihat orangnya.

SUMIRAH : Jadi pertama: Judul dulu. Kedua: Motip yang melahirkan judul

itu.

SLENTEM : Ketiga: Berapa lama inspirasinya bisa di gaet. Sebab ini

menyangkut ongkos-ongkos. Untuk merenung sehari saja sudah

dua bungkus Dji Sam Soe dan lima gelas kopi.

PROFESOR : Oh…. Ilham. (Membaca terus)

NY. PROFESOR : Pap! Ada apa sih kok ngomong sendiri. Dapat ilham apa? (Heran

sejenak, lalu menjahit lagi).

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
ATI : Memang semuanya harus terperinci dan tepat, ya Mbakyu.

SUMIRAH : Dengan begitu bisa melahirkan karya yang bagus.

SLENTEM : Dan harga yang mahal.

SUMIRAH : Sudahlah, Tem, kamu pigi ke sana. Kerja!

SLENTEM : Mbakyu tidak merokok?

SUMIRAH : Kenapa, memangnya kalau saya merokok kenapa?

SLENTEM : Saya juga suka……..

SUMIRAH : Lantas?

SLENTEM : Mbok ya ngrokok.

SUMIRAH : Nanti!

SLENTEM : Mbok ya sekarang.

SUMIRAH : Kenapa, memangnya kenapa kalau sya uka ngrokok, nanti-nanti

saja?

SLENTEM : Ini sudah waktunya ngrokok.

SUMIRAH : Lantas?

SLENTEM : Jam-jam begini, baik bagi kesehatan kalau ngrokok.

SUMIRAH : Lantas?

SLENTEM : O, alah, mbaktu ini kok tidk jelas-jelas, mbok ya saya ini cepat-

cepat dilempar sepuluh rupiah biar cepat-cepat pergi.

SUMIRAH : Duwit logamnya masih batangan, nih!

SLENTEM : Duwit kertas juga kagak apa-apa, malah mudah menyimpannya.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SUMIRAH : Tem! He Tem! Kesini! Tak bilangi ya! Kalau kamu mungsih

nrambul terus kalau ada orang ngomong. Sekali lagi, kamu akan

saya….

SLENTEM : Kremus! (Tangannya bergerak mencakar)

SUMIRAH : Nah, betul! Kremus!

SLENTEM : Pada pokoknya, saya tak pernah mengganggu orang lain.

SUMIRAH : Mbok kamu diam saja kalau ada orang sedang ngomong

urusan… urusan… urusan….

SLENTEM : Bisnis….

SUMIRAH : Hiya bisnis… Hingga saya dan…. dan….

SLENTEM : Relasi….

SUMIRAH : Hiya relasi, hingga saya dan relasi saya tidak terganggu….

SLENTEM : Baiklah mbakyu Sumirah. Saya berjanji tidak mengganggu,

angsal dipenuhi syaratnya…

SUMIRAH : Kamu ini memangnya siapa. Ha!

SLENTEM : Saya sa’betulnya memang… Slentem.

PROFESOR : Saya sebetulnya bukan professor…

NY. PROFESOR : Kenapa, pap? Siapa yang sebetulnya bukan professor?

PROFESOR : Banyak yang belum saya kerjakan.

SUMIRAH : Banyak yang belum saya kerjakan, sana Tem….

Saya harus menyiapkan sesuatu untuk Tommy.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
ATI : Lha hiya mbkyu. Ngomong-ngomong pigi mana ini kabarnya

Mas Tommy?

SUMIRAH : Ah, laki-laki! Saya dengar sebentar lagi diambil menantu sama

profesornya.

ATI : Mbok jangan begitu to Mbakyu.

SUMIRAH : Tenan kok jeng. Dia memang pantes dapat Kusningtyas.

SLENTEM : Asmara memang suka berbelit-belit.

ATI : Percintaan dua tahun masak bisa guyah hanya karena sedas-

desus.

SLENTEM : Gosip bisa bikin grogi.

SUMIRAH : Ini benar Lho jeng.

SLENTEM : Ada faktanya?

ATI : Sejak kapan Mbakyu dengar tentang hubungan Mas Tommy

dengan…

SLENTEM : Kusningtyas, mahasiswi Fakulteit Kedokteran tingkat 3, putrid

pak Professor Senirupa.

SUMIRAH : Sudah lama sebenarnya, tapi sengaja saya diamkan saja, sebelum

melihat sendiri buktinya.

PROFESOR : Aku juga kepingin lihat buktinya sendiri. (Sambil terus

membaca)

NY. PROFESOR : Bukti apa, Pap?

PROFESOR : Tentang Tommy.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
NY. PROFESOR : Kenapa?

PROFESOR : Aku dengar dia sudah pacaran, bahkan sudah lama hidup

bersama dengan juragan batik Beringharjo

NY. PROFESOR : Ah, mosok. Dengar dari siapa?

PROFESOR : dari kawan dosen.

NY. PROFESOR : Kus sudah dengar?

PROFESOR : Belum.

NY. PROFESOR : Jangan main tuduh dulu, Pap, sebelum lihat sendiri buktina dan

jangan sampai terdengar oleh Kus.

SUMIRAH : Tetapi aku sudah lama dengar.

ATI : Dari siapa, Mbakyu?

SUMIRAH : Dari Slentem.

SLENTEM : Maut ! …. Ini maut namanya. Lha wong saya tidak tahu apa-apa

kog dituduh dengan sewenang-wenang.

SUMIRAH : Tem! Kesini! Kalau kamu tidak ngaku, tau rasa!

SLENTEM : Ajinomoto! Saya tidak pernah ngomong apa-apa tentang apa-apa

terhadap siapa-siapa.

SUMIRAH : Kamu terus terang saja atau dipecat sebagai tukang sapu!

SLENTEM : Ogah semuanya!

ATI : Lho bagai mana tho. Kog Mbakyu bisa dengar dari Slentem

sedang slentem mengelak?

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SUMIRAH : Slentem pernah ngomong-ngomong dengan Tukijo, itu yang jual

burjo di Pintu Utara, tentang hubungannya Tommy dengan Kus.

Dia tidak tahu kalau saya ada di balik pagar di toko besi. Serta

merta aku mendekat setelah dengar dia dengan Tukijo asyik

sekali dan lama ngomong-ngomongnya.

SLENTEM : Ngarang! Ngarang! Ntar saya bawain mesin tik sama kertas, deh!

SUMIRAH : (Mengepal) Ngaku cepat atau saya kremus!

ATI : Kapan itu Mbak?

SLENTEM : Sudah lama sekali.

PROFESOR : Sudah lama sekali.

NY. PROFESOR + ATI : Sudah lihat buktinya?

SUMIRAH + PROFESOR : Belum.

PROFESOR : Saya ingin cari orang yang namanya Slentem, tukang sapu pasar.

Kata kawan dosen saya itu, dia dengar dari dia, ketika dia makan

bubur kacang ijo di Pasar Beringharjo.

SLENTEM : Ngarang! Ngarang! Aku telah dituduh habis-habisan campur

debu!

SUMIRAH : Pokoknya momot kepalamu nanti.

ATI : Sudahlah Tem, kamu ngaku saja. Supaya persoalannya cepat

selesai.

SLENTEM : Buktinya apa?

SUMIRAH : Apa perlu saya larak kemari Tukijo?

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SLENTEM : Please…..

SUMIRAH : Atau kamu saya seret ke warungnya!

SLENTEM : No!

ATI : Kalau kamu cepat ngaku dan menceritakan semua hubungan

Tom dan Kus, itu lebih baik daripada kamu diam saja. Kalau

begini terus dan berlarut-larut, semuanya akan menjadi resah dan

suaana menjadi panas. Kamu senang kalau udara menjadi umob?

SLENTEM : Apa yang musti saya ceritakan kalau tidak ada dongeng? Apa

yang musti saya lihat kalau tidak ada pemandangan?

SUMIRAH : Jangan pura-pura, ya? Kamu katanya pernah lihat Tommy

boncengan vespa sama Kus nonton di Rahayu.

SLENTEM : Tak pernah! Mustahil!

ATI : Ayolah, Tem. Kok kaya kita ini bukan kawan lama. Kalau kamu

sedang repot sering dibantu Mbakyu Sum. Sekrang mengaku

dongeng sedikit saja tidak mau. Apa sih keberatanmu?

SLENTEM : Pada hakekatnya aku tidak tahu apa-apa tentang hubungan

Tommy dan Kusningtyas. Titik!

SUMIRAH : O, begitu to balasanmu, terhadap kebaikan orang lain? Awas

kalau kamu pada suatu ketika nanti merengek-rengek kepada

saya. Ora ciut!

SLENTEM : Mustahil terjadi!

SUMIRAH : E’ e’ e’, baru saja merengek-rengek minta rokok. Sudah lupa ya?

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SLENTEM : Aku Cuma mengatakan bahwa kita punya selera yang sama,

bahwa kita sama-sama suka merokok.

SUMIRAH : Baiklah! Baiklah.

Mulai sekarang kita tak usah berkawan dan tak usah ngomong.

SLENTEM : Okey! Okey! Semaumu.

Orang tidak ngaku kog dipaksa-paksa.

NY. PROFESOR : jangan maksa-maksa lho Pap.

PROFESOR : Buat apa. Sama tukang sapu kog maka-maksa. Dipancing rokok

sebatang saja kan terus ndongeng.

SLENTEM : Aku tak butuh diberi rokok. Aku bisa beli sendiri.

SUMIRAH : Awas nanti kalau sebentar saya merokok, kamu boleh pusing

sendiri. Pokoknya kita tidak berkawan lagi dan tidak ngomong

lagi.

SLENTEM : Sesukamu! Aku bisa beli rokok sendiri dan bisa ngomong

sendiri.

SUMIRAH : Coba beli sekarang. Saya kepingin lihat kamu beli rokok.

SLENTEM : Nanti saya beli.

SUMIRAH : Saya pingin lihat sekarang.

SLENTEM : Mbok nanti saja.

SUMIRAH : Coba sekarang?

SLENTEM : Okey, saya berangkat. (PERGI)

ATI : Slentem itu memang terlalu. Tidak tahu terima kasih.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SUMIRAH : Ingin rasanya saya menangis menjerit-jerit kalau begini ini.

Tommy. Oh Tommy.

ATI : Sudahlah Mbak. Semuanya kan belum pasti. Harus kita selidiki

dulu.

SUMIRAH : Semuanya sudah jelas. Tommy sudah tak suka lagi kepada saya.

ATI : Tidak semudah itu Mbak.

SUMIRAH : Jelas dong Jeng, Jelas.

ATI : Ditunggu saja perkembangan selanjutnya.

SUMIRAH : Buat apa?.... Dua tahun kita bina bersama. Berat dan penuh

pertengkaran. Jika dia kesukaran aku sanggup membantunya.

Sedang jika aku sedang membutuhkan sesuatu, Tommy bisa

mengatasi keadaan dengan baik.

ATI : Itulah Mbakyu. MAs Tommy dan Mbakyu, sudah merupakan

pasangan yang manis. Sayang kalau terjadi bentrokan-bentrokan.

Mas Tommy pelukis laris, sedang Mbakyu juragan yang bisa

menghargai uang. Klop! Mas Tommy juga sungging batik yang

ahli, sedang Mbakyu bisa memanfaatkan kepandaian-

kepandaiannya hingga tepat mengenai sasarannya. Klop! Hasil

usaha bersama yang saling isi mengisi demikian jarang bisa

dilakukan orang lain. Seluruh pasar Beringharjo boleh di cari

juragan-juragan batik yangmampu berpasangan begitu serasi

seperti Mbakyu dan Mas Tommy. Boleh di hitung, berapa orang

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
yang benar-benar pasangan yang menggairahkan, yang bisa bikin

iri orang, yang tidak saja rukun, tapi juga pandai memajukan

usahanya hingga berkembang dengan baik dan menguntungkan.

Coba, siapa yang mampu, siapa? Dengan demikian adalah amat

sayang kalau bertengkar terus, lantas menjadi panas, apalagi

berpisahan. Ini sayang, sayang sekali, tak mungkin mampu

diulangi lagi, tidak oleh saya, ataupun Sumiati, ataupun oleh Siti,

ataupun oleh siapa saja. Ini adalah cocok, benar-benar pasangan

yang mesra, benar-benar yang….

NY. PROFESOR : Harmonis! Papi lihat, kalau dia ngobrol di kamar tamu dengan

Kus, benar-benar pasangan yang sudah satu, tak mungkin

berpisah, Pap, begitu aku merasakan kebahagiaan kalau mereka

sudah mulai nyruput the bersama-sama.

PROFESOR : Tetapi mulai sekarang harus dicurigai.

NY. PROFESOR + ATI : Harus diselidiki dulu secara hati-hati jangan gegabah.

TOMMY MASUK.

SERTA MERTA SUMIRAH CERAH DAN

MENYAMBUTNYA DENGAN MESRA.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
TOMMY : Piye Sum, sudah kumpulkan kritikan-kritikan seluruh kawan-

kawan di sini tentang batik baru kita? Bagaimana pendapat pak

Suryo, Ibu Dibyo dan Jeng Mari?

SUMIRAH : Tom, seluruh kawan-kawan pada dasarnya senang. Cuma Pak

Suryo, Bu Dibyo dan Mari tidak.

TOMMY : Kritikan-kritikan dari ketiga orang ini yang penting Sum, demi

kemajuan usaha kita. Apa kata maereka?

SLENTEM : Rutin!

SUMIRAH : Tem! Berapa kali aku peringatkan! Kenapa ih? Ada apa sih

sukamu nrambul melulu?!

SLENTEM : Kita tidak berkawan dan tidak beromong lagi.

(MENGELUARKAN SEBUNGKUS ROKOK)

SUMIRAH : Kamu hari ini kok perayaan betul?!

(MELIHAT ROKOK SLENTEM)

Lho, darimana kau copet itu, ha?

SLENTEM : (Bersiul-siul, berlagak, sambil menyulut rokoknya)

SUMIRAH : Kamu nyolong dari mana Tem! Wah, drawasi ini.

SLENTEM : Kita tidak berkawan dan tidak beromong lagi.

ATI : Wah Slentem mulai kumat.

SLENTEM : Jangankan sebungkus, lha mbok sekarang seluruh kios rokok…

MENEPUK-NEPUKSAKUNYA)

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SUMIRAH : Tom, darimana dia garong itu? Padahal barusan dia merengek

rengek minta saya.

SLENTEM : (CEPAT-CEPAT BERLALU)

TOMMY : Saya yang kena bajak tadi.

SUMIRAH : O,…. Lagaknya….( SAMBIL MENCARI SLENTEM, YANG

DICARI SUDAH TIDAK ADA)

TOMMY : Bagaimana kata mereka?

SUMIRAH : Apa?

ATI : Itu lho Mbak… Pak Suryo….

SUMIRAH : o, hiya…. Kritikan mereka… ya… rutin seperti kata Slentem

tadi.

TOMMY : Ah, begitu saja selalu dalam mengritik… Sementara disai batik

begitu maju pesat, kritikan-kritikan tak pernah maju-maju.

ATI : Janganlah di ambil serius, kritikan-kritikan itu Mas Tom.

TOMMY : Soalnya bukan serius atau tidak, tetapi bunyi kritikan itu selalu

sama saja dari dulu hingga sekarang. Dan mereka senada.

Aku telah berusaha keras untuk menciptakan motip-motip baru,

warna-warna baru, dan tidak jarang aku bekerja terlalu lama

hingga aku lupa sama Sumirah, bahwa ada seorang yang selama

ini selalu setia mendampingiku.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
ATI : Sebenarnya Pak Suryo, Ibu Dibyo dan Marie mestinya juga

berusaha keras untuk membuat kritik-kritik yang lain dan lebih

maju dari yang sudah-sudah.

TOMMY : Itulah yang saya maksud. Mereka tidak tahu betapa cintaku

kepada batik…

SUMIRAH : Juga sampai sekarang kan masihcinta, Tom?

ATI : (SADAR) Mbakyu?!

TOMMY : Lebih-lebih sekarang. Aku tambah yakin lagi setelah aku

ciptakan “Shadow of your smile”.

SUMIRAH : Soalnya itu senyum siapa, Tom.

ATI : Mbakyu.

TOMMY : Apa maksudmu, Sum?

SUMIRAH : Senyuman kan banyak dan manis-manis.

TOMMY : Tentu saja senyummu, sweet heart. (SAMBIL MEMELUK

SUMIRAH)

SUMIRAH : Apa benar, Tom?

ATI : (RESAH) Sudahlah Mabk Sum.

TOMMY : Ada apa memangnya?

SUMIRAH : Laki-laki sering mempunyai maksud yang bercabang.

TOMMY : Cabangnya memang banyak, tapi realisainya Cuma satu.

SUMIRAH : Apa benar, Tom.

TOMMY : Tentu, sayang. (MEREKA BERPELUKAN)

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SLENTEM : (MENYANYI) Fly me to the moon. (SELANJUYNYA

DENGAN SIULAN)

ATI : (GEMAS SEKALI KEPADA SLENTEM, SECARA HATI-

HATI MENYURUH SLENTEM MENYINGKIR, TAPI

SLENTEM PURA-PURA TAK TAHU, SUMIRAH DAN

TOMMY TERUS DUDUK BERDAMPINGAN MESRA

SEKALI.

SLENTEM : (MENIRUKAN SUARA SUMIRAH)

Jika aku semesta, engkau apanya, Tom?

SLENTEM (MENIRUKAN SUARA TOMMY)

Akulah Apollo sebelas.

(SUMIRAH DAN TOMMY SALING BERPANDANGAN)

SLENTEM : (SUMIRAH) Jika aku bulan…

SLENTEM : (TOMMY) Akulah Neil Armstrong.

ATI : Tem!

SLENTEM : (ROMEO) (MENGELUARKAN BUKU ROMEO & JULIET

DAN MEMBACANYA)

Duh Juliet sayang. Aku bukan mualim juga bukan pilot, tapi

andaikata kau jauh, sejauh pantai dibasuh laut tak terhingga.

Tetaplah kusabung untung untuk pahala ini.

SLENTEM : (JULIET)

Oh, Romeo…. Alpha Romeo!

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SLENTEM MENDEKATI TEMPAT DUDUK PROFESOR YANG TERTIDUR,LALU

BERSEMBUNYI DI BELAKANGNYA.

SLENTEM : (MENIRUKAN SUARA PROFESOR)

Aku bisa membayangkan bagaimana si Tommy dan juragan

batik itu berpelukan dengan mesranya. Sementara itu ekor si

Tommy menggayut-gayut pinggang Kusningtyas.

NY. PROFESOR : Lha illah, sampai demikian curigamu, Pap?

SLENTEM : (PROFESOR)

Mengerikan….

NY. PROFESOR : Pikiranmulah yang mengerikan, Pap!

(MENDEKATI SUAMINYA DAN MENYAMPER KORAN

BACAANNYA, SADAR BAHWA SUAMINYA TERTIDUR,

IA JADI KAGET DAN TERDUDUK KEHERAN-HERANAN,

SEMENTARA SLENTEM SUDAH KE SAMPING)

MASUK TUKANG NGAMEN: TUKANG NGAMEN KENDANG, TUKANG SULING,

TUKANG KEMPUNG (SITER), DAN LEDEK.

SLENTEM : Mari-mari. Waduh, kebetulan sekali ini.

SARIYEM : Mas Slentem. Kok dengaren sih. Gropyok betul.

TUKANG KENDANG : Sedang panen barangkali.

SLENTEM : Ah, lumayan sja bajakannya hari ini.

TUKANG SULING : Wajahmu kok begitui plempas-plempus, to Tem.

SLENTEM : Biarlah, asal mulut mengepul terus.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
TUAKANG KLEMPUNG : Mbok sekali-sekali kamu nembang, Tem.

SLENTEM : Kalau saya mau nembang, o… sudah kemarin-kemarin saya naik

mobil.

SARIYEM : Lha mbok ya hiya, to Mas Slentem.

SLENTEM : Biarlah kamu saja, Yem, yang naik mobil. Saya sudah bosan.

TOMMY : Kalau kamu pidato terus, lantas kapan ada lagu yang boleh

nyelinap di telinga saya?

SLENTEM : Baiklah, baiklah. Bersiaplah anak-anak. Mas Tommy mau pesen

lagu. Atur posisi masing-masing.

Coba kerongkonganmu diurut dulu , Yem.

Lha Mas Tommy, ini semua sudah oke’. Silahkan.

TOMMY : Mau gending apa Sum?

SUMIRAH : Terserah. Asal romantis.

TOMMY : “Yen ing tawang ana lintang”. Coba. Yang keras ya, Yu.

TUKANG NGAMEN ITUPUN MULAI.

SUMIRAH : Aku ingat ketika kita sedang membangun percintaan yang

pertama kali, Tom.

TOMMY : Tentu. Inilah lagu yang tak mungkin kita lupakan.

SUMIRAH DAN TOMMY NGOMONG TERUS, KALIMAT

MULUTNYA TERBUKA DAN TERTUTUP TANPA

KEDENGARAN SUARANYA KARENA SUARA-UARA

TUKANG NGAMEN ITU.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
BEBERAPA PENONTON DIAJAK BERJOGED OLEH

SARIYEM.

MUNCUL TUKANG NGAMEN PEREMPUAN, SENDIRIAN,

MEMBAWA CASSETTE TAPE RECORDER: WARTI.

SLENTEM : Lho , ini Warti

WARTI : Hallu , Tem.

Hallu Mas Tommy dan Makyu Sumirah.

TOMMY : Stop! “Lintang di tawang”. Stop!

(MEREKA MENGHENTIKAN TEMBANGNYA DAN

TETABUHANNYA)

(BEBERAPA PENONTON YANG DIAJAK MENARI

KEMBALI DUDUK)

SLENTEM : Ada cassette baru, Ti?

WARTI : ADA DONG… Banyak.

SUMIRAH : Apa?

WARTI : Apa saja dong.

SLENTEM : Hayo coba apa?

WARTI : Mau apa?

SUMIRAH : Kenes banget kamu sekarang. Sebutkan saja.

WARTI : When I First saw you, ada. Rolling love, ada. Moonlight country,

ada.

SLENTEM : Cuma itu?

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
WARTI : Ambumu, kamu mintaapa memangnya?

SLENTEM : You and me and sex?

WARTI : Trombakanmu, memangnya sejak kapan kau bisa ngarang lagu?

SLENTEM : Jadi belum ada lagu itu? Ntar saya tulis, deh.

TOMMY : Sum, lagu apa maumu?

SUMIRAH : Love story aja deh, Tom.

WARTI : Love story mahal. Rp. 25.

SUMIRAH : Mahal betul.

WARTI : Habis,ngambilnya aja sudah Rp.20. Belum perhitngan sekarang

masih menduduki anak tangga yang ke : 3 di R.R.I. Pusat.

TOMMY : Sudahlah, sudahlah. Putar aja, deh….

WARTI MEMUTAR CASSETTE LOVE STORY.

SEMENTARA TUKANG NGAMEN LAINNYA

BERSUNGUT-SUNGUT.

SARIYEM BANGKIT TAK TAHAN, KETIKA LAGU “LOVE

STORY” BARU SAJA MULAI.

SARIYEM : Silahkan! Silahkan! Terus!

Memngnya aku dianggap apa atas dasar ini semua. Pada

hakekatnya kami adalah orang-orang yang menurut. Tetapi kalau

dibeginikan terus, apa yo kuwat! Ti! Warti! Mentang-mentang

kamu sugih, ya! Punya tape’ rekorder, ya! Memangnya aku

sundal bulukan, kok main-mainken terus.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
(SARIYEM MEMATIKAN TAPE RECORDER)

Sudah sejak dari prapatan ngGayam sampai peristiwa di

Gampingan. E, E di pasar Beringharjo sini, jebul kamu

mengulang sejarah lagi.

TOMMY + SUMIRAH : Sabar, Yem, Sabar.

SARIYEM : Diam kamu semua!

WARTI : Sebentar Yem.

SARIYEM : Diam! Aku belum habis membeberkan fakta.

(UNTUK ANCANG ANCANG MARAH LAGI)

Begitu ya tabiatmu. Padahal kita dulu teman sekolah lho, Ti.

Laha kok sekarang kamu berani nracak. Otakmu ini mau kamu

taruh dimana to, Ti, Ti, Ti.

Aku, yang suaraku lebih bagus dari seluruh pita tapemu, gigi-

gigiku lebih bagus, bibirku lebih bagus, lidahku lebih bagus,

tenggorokanku lebih bagus, lha kok kamu seenaknya saja

membajak segala jerih payah kami. Kamu pada hakekatnya

sudah bertindak kriminil dan tak sopan.

Benar-benar aku tak mengira bahwa kamu berani bertindak

sejorok itu. Warti! Warti! Edan tenan kowe!

WARTI : Aku adalah aku. Aku bertindak hanya karena disuruh. Kita

memang teman sekolah. Dulu, sekarang kita saingan.

ATI+SLENTEM+TOMMY+SUMIRAH : E, E, E…….

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
(GERAKAN KEEMPAT ORANG INI SEPERTI PENYANYI

KWARTET YANG GERAKAN-GERAKANNYA SIMETRIS

MENARIK)

SARIYEM : Tidak Cuma saingan, tetapi musuh.

WARTI : Jadilah, Kita musuh!

(SEMENTARA ITU KETIGA TUKANG NGAMEN

LAINNYA TERTIDUR PADA INSTRUMENNYA MASING-

MASING)

SLENTEM KELUAR LALU MASUK LAGI MEMBAWA

DUA BUAH BUSUR DAN PANAHNYA LALU DIBERIKAN

MASING-MASING KEPADA SARIYEM DAN WARTI!

SOUND SYSTEM MENGUMANDANGKAN GENDING

JAWA UNTUK MENGIRINGI PERTANDINGAN ANTARA

DUA ORANG KSATRIA PUTRI.

SARIYEM : Mati kamu, Mustakaweni!

WARTI : Srikandi, Go to hell!

(LALU SARIYEM DAN WARTI KEJAR MENGEJAR SA,BIL

MERENTANGKAN BUSURNYA SEBAGAI PENARI-

PENARI SECARA HALUS, MEMERANKAN MUSTAKA

WENI DAN SRIKANDI YANG MELAKUKAN DUEL. LALU

MENGHILANG KELUAR PANGGUNG)

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
ATI+SLENTEM+TOMMY+SUMIRAH : (TERHERAN-HERAN MELONGO SEPERTI

PENYANYI YANG MENYDAHI NYANYIANNYA)

SLENTEM SADAR LALU MEMBANGUNKAN KETIGA

TEMAN SARIYEM YANG KAGET LAU BURU-BURU

PERGI BERLARIAN.

TOMMY DAN SUMIRAH KEMBALI DUDUK.

SLENTEM MASIH MENGAWASI MEREKA, LALU

MENDEKATI TOMMYDAN SUMIRAH.

SLENTEM MENADAHKAN TANGAN TANDA MINTA

KEPADA MEREKA BERDUA.

TOMMY+SUMIRAH : Kumat kamu, Tem! Hh…

Apa? Apa?...

SLENTEM : (MESEM) Mewakili mereka eh, eh…. Atas nama mereka.

TOMMY + SUMIRAH : Apa? Apa? Hah?

SLENTEM : Come on! Selak pegal, nih.

TOMMY + SUMIRAH : Kolokan amat kamu, Tem!

SLENTEM : Ini kanhak mereka. (SAMBIL MENIMANG-NIMANG

TANGANNYA YANG MENADAH)

TOMMY + SUMIRAH : Sialan!

(SAMBIL TERPAKSA MENGAMBIL UANG DARI

SAKUNYA DAN DILEMPARKAN KE LANTAI SECARA

GEMAS)

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SLENTEM : Begitu dong! (SAMBIL BERSIUL-SIUL)

SUMIRAH : Acaramu kemana Tom sekarang?

TOMMY + PROFESOR : Ujian.

TOMMY : Aku berangkat sekarang. Professor pasti sudah menunggu, nih.

PROFESOR : Aku sudah lama menunggu, sialan.!

NY. PROFESOR : Menunggu siapa, Pap?

PROFESOR : Menantumu.

TOMMY : (GUMAM) Mertua… mertua…

SUMIRAH : (HERAN MENATAP) Ada apa, Tom?

TOMMY : Mana “Shadow of your smile”, saya unjukin sama professor.

TOMMY BERANGKAT TERSENYUM-SENYUM.

MENGITARI PANGGUNG SEKALI LALU SAMPAI KE

RUMAH PROFESOR.

TOMMY : Selamat siang Profesor.

PROFESOR : Selamat atau bencana.

NY. PROFESOR : Apa-apaan sih pap, kamu ini. Selamat siang nak Tommy

Silahkan. Silahkan.

TOMMY : Terima kasih, Bu.

PROFESOR : Aku kira kamu nggak ingat ujian Tom….

TOMMY : Tidak mungkin professor. Saya toh ingin lulus secepatnya.

PROFESOR : Seandainya tidak lulus, Tom?

SUMIRAH : Tak jenggung kepalamu.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SLENTEM : (HERAN) Ya Sumirah uring-uringan melulu.

ATI : Sedang melamun apa dia?

SLENTEM : Sedang fly….

PROFESOR : Bagaimana, Tom?

NY. PROFESOR : Tidak takut menakut-nakuti begitu,pap.

PROFESOR : Saya tidak menakut-nakuti. Kadang-kadang semua kan sukar di

tempuh.

TOMMY : Bapak memang benar, Bu. Dan saya harus merasa wajar

menerima itu semua.

NY. PROFESOR : Itu bukan prinsip. Semua bisa di bikin-bikin.

SUMIRAH : Jelas, semua bisa dibikin-bikin.

SLENTEM : (HERAN) Maut….

ATI : Mbakyu Sumirah… Yu Sum….

SLENTEM : Fly-nya sudah tinggi sekali.

PROFESOR : Tinggi sekali kamu ngelantur mam. Aku toh sudah secara jujur

mengutarakan sesuatu. Aku tak pernah bikin-bikin. Biar soal

ujian, itu tidak saya bikin-bikin. Begitu muncul saja dari pikiran.

TOMMY : Bapak memang benar, Bu. Juga jawaban- jawaban saya , begitu

saja menghambur.

NY. PROFESOR : Itu karena kamu sudah keras belajar.

PROFESOR : Tom, kamu membawa disain batik baru?

TOMMY : “Shadow of your smile” ini prof.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
NY. PROFESOR : Wah, hebat Tom kamu. Ini bagus untuk ibu Tom,

TOMMY : Memang pantas untu Ibu, memang inimaksudnya untuk Ibu.

NY. PROFESOR : Terima kasih, Tom.

TOMMY : Tetapi, Bu ini satu-satunya contoh yang ingin saya perlihatkan ke

Jakarta. Jadi bolehkah saya pnjam dulu. Nanti saya antar kembali

ke sini.

NY. PROFESOR : Janji ya, jadi kamu pinjem dulu ya.

TOMMY : Ya, Bu saya pnjam dulu. Saya juga sedang mempersiapkan

beberapa disain lagi.

PROFESOR : Tetapi Tom, kamu nggak maju-maju. Begini-begini doing

disainmu.

TOMMY : (INGAT KRITIKAN DI PASAR JADI MARAH)

Bapak juga nggak maju-maju. Begini-begini doing kritiknya.

PROFESOR : Kamu bagaimana sih, dikritik begitu saja marah, seolah-olah

kamu bukan seniman saja.

NY. PROFESOR : Papa sih, ngritiknya Cuma begitu.

PROFESOR : Kamu juga ikut-ikut menghambat kemajuan seniman saja.

Mengkritik secara keras itu penting untuk kemajuan. Dan

kamuyang Cuma mendengar kritik saja sudah tidak kuat. Itu

berarti kamu menghambat segala sesuatu yang diusahakan maju.

TOMMY : Saya datang untuk ujian prof, tidak untu mendengar kritikan-

kritikan.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
PROFESOR : Ini semua termasuk ujianmu.

NY. PROFESOR : Pap, kendali, pap… Kendali.

TOMMY : Aku tidak mau semua diujikan kepada ku.

PROFESOR : Sudah terlanjur.

TOMMY : Tidak mungkin.

PROFESOR : Mungkin saja.

TOMMY : Aku tidak mau.

PROFESOR + SUMIRAH : Aku mau.

TOMMY + SLENTEM : Tidak! Nooooo!

PROFESOR + SUMIRAH : Bukaaaan!

TOMMY + SLENTEM : No! No! No! No! No! No!

PROFESOR + SUMIRAH : Yes! Yes! Yes! Yes! Yes! Yes! Yes!

ATI + POFESOR : Bukan! Bukan! Bukan! Bukan! Bukan! Bukan!

TOMMY + SLENTEM : O! O! O! O! O! O! O! O! O! O! O!

PROFESOR + SUMIRAH : E! E! E! E! E! E! E! E! E! E! E! E!

ATI + PROFESOR : U! U! U! U! U! U! U! U! U! U! U! U!

(LALU MEREKABERPINDAH KELOMPOK: PPEREMPUAN

JADI SATU: ATI + SUMIRAH + NY,PROFESOR, DAN

LAKI-LAKI MENJADI SATU: TOMMY + PROFESOR +

SLENTEM, SEPERTI PENYANYI)

ATI+SUMIRAH+NY.PROFESOR : O! O! O! O! O! O! O! O! O! O! O!

TOMMY+PROFESOR+SLENTEM : U! U! U! U! U! U! U! U! U! U! U!

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
(KEMUDIAN MEREKA KEMBALI LAGI KE TEMPAT

MASING-MASING, ADEGANPUN KEMBALI SEPERTI

SEMULA)

MEREKA TENANG SEJENAK.

NY. PROFESOR : Tom…. Selama ini disain-disain ini dibabar dimana? Pakah

kamu udah mempunyai langganan tetap?

SLENTEM : Rasain lu, Tom.

TOMMY : Sudah, Bu.

NY. PROFESOR : Dimana dan siapa itu? Tom?

TOMMY : Ada jauh disana , Bu. Dia juga orang.

NY. PROFESOR : Bukn begitu maksud Ibu. Kalau kamu sudah punya langganan

tetap, itu berarti akan lebih murah.

PROFESOR : (BERBICARA SEPERTI SERENTETN TEMBAKAN YANG

TAK PUTUS-PUTUS) Seorang disainer seperti kamu Tom,

untuk menambah pengalaman tentulah kamu sudah sewajarnya

berhubungan dengan orang yang dekat dengan batik; apakah itu

pembatikan ataukah pengusaha pembatikan atau pengecer-

pengecer, setidak-tidaknya kamu sudah biasa pergi ke pasar

untuk melihat sendiri sampai dimana kegiatan batik

diselenggarakan orang-orang yang tradisionil maupun yang

modern dan temporer, bahwa akhirnya semuanya diterima wajar

sebagai suatu kebutuhan yang salingmelengkapi,apapun dan

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
bagaimanapun bentuknya, sehingga kritikan yang bagaimanapun

pedasnya adalah pada hakekatnya untuk pemenuhan kebutuhan

yang belum memadai dan itu haruslah diterima secara terbuka

dan wajar bagi para creator, konsumen maupun produsen demi

utuhnya jalunan persaudaraan di dalam koperasi serba ragam

seribu satu malam keuntungan material maupun ruhani yang

selalu terwujud dalam setiap manifestai dari kehendak mayarakat

yang ingin selalu maju dan membangun adalah suatu khabar

telegram yang menggembirakan manakala setiap warga sudah

mau ngomong dan jalinan-jalinan segera tersusun apakah itu

baru dalam taraf pacaran ataupun sudah lebih jauh lagi menjadi

misalnya telah hidup bersama lama walaupun tanpa peresmian

sebab jamannya sudah lain sehingga batik yang modern tampak

lucu bagi orang-orang desa, sedang batik yang tradisionil

membuat orang0orang kota tidak suka membentak-bentak lagi

dalam bis kota, setidaknya suka mempertimbangkan apa-apanya

dulu kata-kata maupun tindakan dan itu semua karena motip-

motip batik yang apik-apik dan penuh irama.

Itulah semua yang menyebabkan batik sekarang makin maju,

apakah dengan motip ragam hias Yogja, Solo, Pekalongan,

Cirebon, Bali, Timor dan lain-lain sebagainya, diusahakan ecara

rapi…..

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
NY. PROFESOR, TOMMY, SUMIRAH, SLENTEM, ATI,

SEMUANYA PINGSAN.

PROFESOR : Kamu tidak lulus, Tom.

ORANG ORANG YANG PINGSAN KEMBALI SIUMAN

DAN PADA TEMPATNYA MASING-MASING.

TOMMY : (KAGET)

Bagaimana prof?

PROFESOR : Kamu tidak lulus.

TOMMY : Apa saya sudah ujian, prof?

PROFESOR : Kamu tidak lulus.

TOMMY : Yang mana ujiannya, prof?

PROFESOR : Semuanya tadi.

TOMMY : Aku tidak mau semuanya diujikan unuk saya seorang. Lagi pula

ujian ini curang, sembunyi-sembunyi.

PROFESOR : Ini ujian terang-terangan dan kamu telah diberi undangan

sebelumnya, mana mungkin ini ujian curang, sembunyi-

sembunyi.

TOMMY : Ogaaaaah!

PROFESOR : Kamu tidaklulus.

TOMMY : Saya menolak.

PROFESOR : Silahkan.

TOMMY : Saya protes.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
PROFESOR : Sama siapa?

SLENTEM : Sama Kusningtyas.

SUMIRAH : Lho , kamu tahu nama itu, Tem.

SLENTEM : Saya tukang ngarang nama.

SUMIRAH : Tak mungkin, tak mungkin.

SLENTEM : Ya, Sum, kepingin nama apa? Hayo, sebentar saya karangkan.

PROFESOR : Kamu jangan suka ngarang-ngarang ya, Tom. Apa kamu minta

tidak lulus dua kali?

TOMMY : Ini tidak adil.

PROFESOR : Seorang penguji bisa mengajukan persoalan apa aja sama yang

diuji.

TOMMY : Tapi ini ujian seni rupa.

PROFESOR : Kuping keman, ha?! Kupingmu tadi kemana?

Aku banyak sekali menyebut persoalan seni rupa yang tradisionil

maupun kontemporer. Hubungan dengan pasar, koprasi dan

pacaran dan hidup bersama.

TOMMY : Tetapi tidak satu pertanyaanpun yang sampai ke telinga saya.

PROFESOR : Apakah ujian itu bentuknya selalu pertanyaan? Apakah tidak

boleh dongeng, ngobrol…..

TOMMY : Tapi yang mana soal ujiannya?

PROFESOR : Lho lha kog malah tanya. Terus saya juga nanti yang menjawab.

Begitu maumu, ha?!

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
TOMMY : Ini membingungkan!

PROFESOR : Apakah soal ujian harus tidak membingungkan?

TOMMY : Tetapi inimenggelikan. Profesor bersenda gurau, ya?

PROFESOR : Saya serius, serius sekali.

TOMMY : Tidak mungkin.

PROFESOR : Profesornya itusaya, dan bukan kamu!

TOMMY : Saya tidak mau.

PROFESOR : Harus mau.

MASUK KUNINGTYAS.

KUSNINGTYAS : Hallo, Tom, darling, sweet heart.

TOMMY : (MENOLEH KEPADA KUSNINGTYAS)

Saya tidak mau.

KUSNINGTYAS : (KAGET)

Apa?

TOMMY : Oh…. Saya mau.

PROFESOR : Nah, begitu. Harus mau.

KUSNINGTYAS : Lama kamu kagak kemari, kenapa?

TOMMY : Saya sibuk mencipta disai-disain baru, sayang.

KUSNINGTYAS : Mana yang untuk saya.

(TOMMY SADAR LALU BURU-BURU MENGAMBIL

BATIK DI MEJA ANTARA TEMPAT DUDUK PROFESOR,

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
NYONYA, SEHINGGA MEREKA BERDUA KEHERAN-

HERANAN).

TOMMY : Ini untukmu, Kus “Shadow of your smile”

SUMIRAH : Aku yakin itu bukan smile saya.

SLENTEM : Jelas bukan.

SUMIRAH : Jelas bukan.

SUMIRAH : Apa, Tem?

SLENTEM : (SADAR) Jelas, bukan?

KUSNINGTYAS : Aduh, darling manis betul.

Aku jahit aja sekarang untukmalam minggu nanti.

TOMMY : Tentu, honey. Cuma sebentar, ijinkan saya pinjam dulu barang

dua tiga hari. Mau saya bawa ke Jakarta. Ada seorang kolektor

yang kepingin lihat. Boleh, sayang?

KUSNINGTYAS : Tentu, baby.

SLENTEM : Tentu, babi!

SUMIRAH : Apa, Tem?

SLENTEM : Anu….. peternakan babi itu paling menguntungkan.

SUMIRAH : Kalau ayam bagaimana?

SLENTEM : Wah, paling gampang musnah.

KUSNINGTYAS : (MERAPAT) Tom……

TOMMY : Hmmm

SUMIRAH : Tem.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SLENTEM : (MERAPAT) Hmm?

KUSNINGTYAS : (GEMAS) Kamu nakal, sudahlama sekali tidak kemari. Ada

yang melarang?

SUMIRAH : Kamu kurang ajar! Kamu gila apa , Tem?

(SAMBIL MEMANDANG SLENTEM YANG MENCOBA

MERAYUNYA)

TOMMY : Demi terbinannya satu rumah tangga yang harmonis, di kelak

kemudian hari, kau wajib memahami cara kerjaku, Kus.

SLENTEM : Ya Sum, Mbok ya memahami saya.

SUMIRAH : Dengkulmu….

KUSNINGTYAS : Demikian juga kau Tom, terhadapku. Kita memang pasangan

yang uniek. Mahasiswa senirupa dengan mahasiswi kedokteran.

PROFESOR : Jelas-jelas badak. (SAMBIL MENJENGUK TOMMY DAN

KUS)

SLENTEM : Blasteran luwak.

NY. PROFESOR : Jangan tergesa-gesa, pap. Tommy anak baik, dia Cuma terlalu

emosionil.

PROFESOR : Semua keburukan-keburukan yang terjadi, justru hanya karena

emosionil. Aku bisa mengambil kesimpulan yang tega, bahwa

dia benar-benar telah punya pacar di Beringharjo.

SUMIRAH : Apa buktinya?

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
TOMMY : Jika memang kita saling mencintai, kita harus saling

membuktikan bahwa hubungan kita terjalin dengan mesranya

dan pembinaan yang terus menerus harus kita pupuk bersama.

KUS + SUMIRAH : Apakah pupukmu juga tidak kau taburkan di tempat lain, tom?

TOMMY+SLENTEM+PROFESOR : Jelas tidak…. (DENGAN NADA YANG BERDEBAR-

DEBAR)

TOMMY : Cuma padamu seorang.

KUS + SUMIRAH : Ini benar, Tom?

TOMMY+SLENTEM+PROFESOR : Benar, sayang. (DENGAN NADA YANG BERDEBAR-

DEBAR)

KUSNINGTYAS : Kita akan menjumpai kesibukan sendiri-sendiri, yang saling

mengasikkan sehingga betah nanti kalau telah lulus.

KUS + SUMIRAH : Kau menginginkan anak berapa?

SLENTEM+PROFESOR : Dua puluh tujuh , darling!

KUS + SUMIRAH : Banyak amat!

SLENTEM+PROFESOR : Biar mendirikan sekolah sendiri.

TOMMY : Anak? Masing-masing tiga cukup.

KUSNINGTYAS : Masing-masing tiga? Memangnya siapa saja?

TOMMY : (SADAR) Maksud saya… maksud saya…. Saya kira masing-

masing harus menentukan usul dulu.

KUSNINGTYAS : Kalau kamu berapa?

TOMMY : Kamu yang bakal melahirkan, kamu kuat berapa?

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
KUS + SUMIRAH : Tujuh.

TOMMY : Kalau begitu seluruhnya empat belas.

KUS + SUMIRAH : Apa?

TOMMY : (SADAR) Maksud saya kalau dikalikan dua.

KUS + SUMIRAH : Kenapa musti dikalikan?

TOMMY : Andaikata.

KUS + SUMIRAH : Ini mesti ada orang lain lagi.

PROFESOR+SLENTEM : Pasti.

TOMMY : Jangan curiga. Masak orang nggak boleh salah.

KUS + SUMIRAH : Pasti dah. Aku tidak curiga. Cemburu juga tidak. Sebelum diusut,

kamu sudah buka kartu sendiri.

TOMMY : Jadi kamu mau mengusut?

KUS + SUMIRAH : Jels, lha ini sudah makin jelas.

TOMMY : Apanya yang diusut.

(KUS DAN SUM MAKIN MENDEKAT DIANTARA

TOMMY)

KUS + SUMIRAH : Kau punya simpanan, ya?

SLENTEM : Ya, di First National City Bank.

TOMMY : Sudahlah, sayang.lama kita tidak bertemu, masak kita memberi

waktu kepada pertengkaran.

KUSNINGTYAS : Aku takut kehilangan kau. (MENYANDARKAN KEPALA KE

BAHUNYA)

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SLENTEM : Sama luwak kog sayang.

TOMMY : Kita terlalu banyak cekcok soal tetek bengek. Energi kita

terperas percuma. Cepat tua. (MEMELUK)

KUSNINGTYAS : Baiklah, darling.

SLENTEM : (NEMBANG) Yen ing tawang ana gledeg, cah ayu….

KUSNINGTYAS : Aku berjanji, sehidup semati di sampingmu.

TOMMY : Itu lebih baik. Aku juga berjanji. Jika aku tak menepati janji

lebih baikujianku tak lulus, deh.

PROFESOR : Nah, itu sudah cukup dari jelas, Mam.

NY. PROFESOR : KELIHATANNYA Kus sudah tresno betul.

(TOM DAN KUS KELIHATAN BERCAKAP-CAKAP TERUS

MESKIPUN TAK KEDENGARAN DAN SEDIKIT

BERPELUKAN. INI MEMBERI PELUANG BAGI

PENONTON UNTUK DIALOG-DIALOG PROFESOR DAN

NYONYA)

PROFESOR : Itu sih bukn tresno. Itu namanya kebius.

Saya harus segera menyelidiki ke Beringharjo.

NY.PROFESOR : Kalau benar-benar Tommy sudah punya pacar, apa usaha kita?

PROFESOR : Harus segera kita bikin pecah.

NY.PROFESOR : Siapa yang pecah?

PROFESOR : Kamu ini pigi mana sih, Mam. Ya yang pecah ya Tom supaya

minggat dari Kus.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
NY.PROFESOR : Bagaimana tentang Kus?

PROFESOR : Dia sudah gede dan laki-laki banyak yang nglamar dia.

NY.PROFESOR : Saya kira begini, Pap. Kita tanting Tommy, kalau benar-benar

dia tresno ama Kus, supaya meninggalkan pacarnya.

PROFESOR : Tidak bisa! Seolah-olah Tommy itu berharga sekali. Banyak

cowok-cowok yang melebihi Tommy. Dokter-dokter. Insinyur-

insinyur!

NY.PROFESOR : Itu bukan penyelesaian, Pap. Itu tidak bijaksana!

PROFESOR : Ini kebijaksanaan saya yang terakhir.

NY.PROFESOR : Itu peraturan sepihak, Pap.

PROFESOR : Lantas kita mau berlemah-lemah saja dan membiarkan anak kita

dikibulin.

NY.PROFESOR : Tapi itu semua belum tentu.

PROFESOR : KAmu ini selalu! Selalu saja! Seolah-olah kamu lupa. Padahal

baru saja kamu dikecewakan. Sebentar tadi batik itu dijanjikan

untukmu. Sebentar kemudian dibawa untuk Kus. Dan pasti

sebentar lagi dia bawa untuk cewek yang lain!

(TOMMY PAMITAN PADA KUSNINGTYAS SAMBIL

MEMBAWA BATIKNYA MENUJU KEMBALI KE PASAR.

KUS KELUAR)

PROFESOR : Sudah to Bune’. Pasti kita dikibulin habis-habisan oleh dia. Aku

segera menguntitin dia.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
NY.PROFESOR : Apakah aku ikut, Pap?

PROFESOR : Nggak usah. Kamu masak saja di rumah.

(NYONYA PROFESOR KELUAR)

SUMIRAH : (MENYAMBUT) Tom, bagaimana ujianmu?

TOMMY : Nggak lulus.

SLENTEM : Lho kog bodone nggak tambah-tambah.

ATI : Slentem kamu….

TOMMY : Profesor curang.

PROFESOR : Kecurangan harus dibalas dengan kecurangan.

(SAMBIL SEOLAH-OLAH BERJALAN)

ATI + SUMIRAH : Curang pigimana? (SLENTEM MENGAWASI ATI DAN

SUMIRAH)

TOMMY : Perasaan belum diuji kog dibilang sudahan.

ATI + SUMIRAH : Sampai begitu?

TOMMY : Aku marah-marah bertahan.

ATI + SUMIRAH : Lantas?

TOMMY : Dia berkeras, bilang sudah.

ATI + SUMIRAH : Lantas?

TOMMY : Aku bilang belum.

ATI + SUMIRAH : Lantas?

TOMMY : Dia bilang aku tidak lulus.

ATI + SUMIRAH : Lantas?

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SLENTEM : Ini duet Pattie bersaudara, apa ya!!!

ATI + SUMIRAH SADAR LALU MENGENDORKAN KETEGANGAN.

TOMMY : Batik ini menurut dia juga jelek.

SLENTEM + PROFESOR : Memang jelek.

ATI + SUMIRAH : (MENGGUMAM) Jangan-jangan memang jelek.

(MENELITI BATIKNYA LAGI)

TOMMY : Ini yang paling bagus yang pernah saya cipta!

ATI + SUMIRAH + SLENTEM + PROFESOR, KAGET.

TOMMY KELUAR.

SUMIRAH + SLENTEM : KEMANA SAYANG? (SUMIRAH LALU MELOTOTIN

SLENTEM)

(SUMIRAH KELUAR DIIKUTI ATI)

SLENTEM : Saudara-saudara penonton. Dodonya yu Sumirah itu who.

Dikibulin sama Tommy. Lulus dan nggak lulus itu kan nggak

penting bagi Tommy, angsal dia bisa pacaran sama Kus.

Kusningtyas ini juga demikian, lha mbik cari sesama fakultas

kedokteran, begitu. Jadi dokter dapat dokter. Atawa cari ininyur.

Dokter dapat pelukis. Yang satu bersih, yang satu jorok.

(SLENTEM DUDUK DIANTARA PENONTON)

Apa kus itu juga nggak punya pikiran, apa ya kalau pelukis batik

itu saben hari dirubung bakul-bakul batik yang cantik-cantik.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
Saya kira para penonton sependapat dengan saya, kalau tidak

ya… keterlaluan.

(MENGAMBIL BATIK YANG MASIH LIPATAN)

Cobalah perhatikan, para penonton. Bagaimana Yu Sumirah ini

tidak kaya, lha wong caranya ngejual batik kayak begini….

(LIPATAN ITU DI LEMPAR DAN SEBATANG PAPAN

JATUH DAN TINGGALLAH SECABIK KAIN DI TANGAN

SLENTEM YANG DIPERLIHATKAN BERPUTAR KEPADA

PENONTON)

Pigimana hal ini bisa dia lakukan bertahun-tahun.

(PROFESOR SAMPAI DI TEMPAT SLENTEM)

SLENTEM : Saudara siapa?

PROFESOR : Guru…

SLENTEM : Dan kita begitu patuh terhadapnya dan setiap saat membeli batik-

batiknya. Ini kan namanya pembeli yang keterlaluan.

Cobalah para penonton pikir, kalau [permainan sandiwara begini

bisa bertahan bertahun-tahun, betapa Pusat Kesenian akan

mengongkosi terus permainan pertunjukan itu. Inikan luar biasa.

SLENTEM : Saudara perlu apa?

PROFESOR : Saya mencari…

SLENTEM : Dan saudara-saudara sebagai penonton patuh sekali menunggu

perkataan-perkataan dan adegan-adegan, itu luar biasa lho,

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
saudara lho, Seandainya saudara-saudara bukan penonton, lho

ngapain duduk-duduk di sini saling berpandangan satu sama lain

dan tidak saling kenal mengenal. Coba pikir itu, kan luar biasa.

PROFESOR : Apa saudara sedang jual obat?

SLENTEM : Jual bacot… jadi, jadi…

Kedua perempuan itu pada hakekatnnya memang punya selera

yang sama. Padahal cinta biasanya amat sangat pribadi……

sifatnya, sehingga lekukan-lekukannya berbeda satu sama lain,

pinggulnya yang satu berbeda dari yang lain, dadanya berbeda

sekali pahatannya.

PROFESOR : Saya mau Tanya….

SLENTEM : Saya mau ngomong… misalnya seorang itu tidak berhak kepada

yang lain itu adalah memang peraturannya….

PROFESOR : Siapa?

SLENTEM : Rahasia!.... Dimana-mana memang begitu, Lha setelah saling

jatuh cinta, lalu hak itu kemana? Cobalah misalnya… nah, ini

seorang nona, ini (MENUNJUK SEORANG PENONTON) dan

misalnya, dengan… noh, noh disono itu seorang jentelmen….

(MENUNJUK SEORANG PENONTON PRIA)

Ini misalnya saja, saling jatuh cinta, terus apa yang akan anda

lakukan dengan hak yang anda miliki. Mula-mula anda tak

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
berhak satu sama lain, hak itu lantas bikin gemes, kan? Ya? Ya?

Lalu gemes-gemesan ya?

(MASUK TUKANG NGAMEN, PEMAIN KENDANG,

ULING, CLEMPUNG, YANG BERLARIAN TERBURU-

BURU)

SLENTEM : (KAGET) Apa-apaan nih?

TUKANG KENDANG+SULING+CLEMPUNG : Sariyem sama warti nggak lewat sini, Tem?

SLENTEM : Jadi kejar-kejaran sejak setahun yang lalu belum habis-habis?

TUKANG KENDANG+SULING+CLEMPUNG : Punya primadona satu saja…

(KETIGA ORANG INI TERUS KELUAR)

PROFESOR : Siapa mereka itu?

SLENTEM : Tanyakan sendiri.

PROFESOR : Mas, saya mau bertanya…

SLENTEM : (MENYANYI) Jangan ditanya kemana aku pergi….

PROFESOR : Mas, saya bertanya betul-betulan.

SLENTEM : Ya, cepat dong Tanya: Apa?

PROFESOR : Mas kenal Slentem?

SLENTEM : Kenal….

PROFESOR : Dimana dia?

SLENTEM : Keluar negeri

PROFESOR : Ah, mosok? Keluar negeri? Dia tukang sapu pasar, kan?

SLENTEM : Tukang sapu pasar nggak boleh keluar negeri?

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
PROFESOR : Boleh.

SLENTEM : Lantas?

PROFESOR : Ya, sudah.

SLENTEM : Ada perlu apa kog Tanya Slentem.

PROFESOR : Nggak prlu apa-apa.

SLENTEM : Kok Tanya?

PROFESOR : Apa nggak boleh?

SLENTEM : Boleh, tapi harus bayar.

PROFESOR : Memangnya Mas ini siapa? Tukang obat? Pantas banyak omong

dengan penonton.

SLENTEM : Dukun.

PROFESOR : Dukun?

SLENTEM : Yes.

PROFESOR : Wah, kebetulan nih, e’ siapa tahu, cocok.

SLENTEM : Ada apa?

PROFESOR : Begini mas. Saya itu kepingin lihat orang jarak jauh. Apa mas

bisa ngasih jampi-jampinya?

SLENTEM : Bisa. Malah juga bisa nyubit jarak jauh.

PROFESOR : Nyubit jarak jauh?

SLENTEM : Bisa.

PROFESOR : Ongkosnya berapa mas?

SLENTEM : Mahal.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
PROFESOR : Berapa sih?

SLENTEM : Dua ribu lima ratus.

PROFESOR : Sebanyak itu? Tapi ini benar-benar ces pleng Mas?

SLENTEM : Tok cer!

PROFESOR : Jampi-jampinya apa itu?

SLENTEM : Bayar dulu atau nggak usah saja.

PROFESOR : Baiklah mas, nih. (MEMBAYAR)

SLENTEM LALU MENCABUT RAMBUTNYA SEHELAI

LALU DIKASIKAN SAMA PROFESOR.

PROFESOR : Cuma begini?

SLENTEM : Percaya nggak? Kalau nggak nih ambil uangnya kembali.

PROFESOR : Percaya.

SLENTEM : Seratus prosen.

PROFESOR : Seratus prosen.

SLENTEM : Saudara saya ijinkan pergi sekarang.

PROFESOR : Nggak pakai doa-doa?

SLENTEM : Kog Tanya saja, percaya nggak?

PROFESOR : Percaya.

SLENTEM : Ya, sudah pergi sana.

PROFESOR : Waktu kapan saya bisa membuktikannya?

SLENTEM : Waktu tidur.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
PROFESOR PERGI SAMBIL SEDIKIT MENOLEH KEARAH

SLENTEM DAN MELIHAT RAMBUT YANG DIBAWANYA.

(KELUAR) MASUK ATI + SUMIRAH, KAGET MELIHAT

SLENTHEM TERSENYUM-SENYUM DENGAN

MENGHITUNG-HITUNG UANG.

ATI + SUMIRAH : Lho kau curi dari mana duwit sebanyak itu?

SLENTEM : (PURA PURA SERIUS) Sst! (MENARUKAN

TELUNJUKNYA DI BAWAH BIBIRNYA)

ATI + SUMIRAH : Ada apa sih koq gawat bener kelihatannya?

SLENTEM : Ssssttt!

ATI + SUMIRAH : Jangan berlagak kamu, Tem ayo ngaku, duwit sebanyak itu dari

mana?

SLENTEM : (SERIUS) Jangan main-main, ssttt!

ATI + SUMIRAH : Kamu ini apa-apaan sih, Tem?

SLENTEM : Hari ini aku jadi dukun.

ATI + SUMIRAH : Dukun? Memangnya kamu mau nipu orang?

SLENTEM : Nipu bagaimana, nih, orangnya telah ngasih sebanyak ini karena

orang percaya sama saya.

ATI + SUMIRAH : Lantas dia kamu kasih apa?

SLENTEM : Sebatang rambut saya.

ATI + SUMIRAH : Rambut? Kmu jangan main-main, Tem.

SUMIRAH : Lantas apa kasiatnya rambut itu?

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SLENTEM : Bisa melihat jarak jauh dan mencubit jarak jauh.

ATI + SUMIRAH : Mosok iyo?

SUMIRAH : Kamu nggladrah betul, Tem!

SLENTEM : Ini serius.

ATI + SUMIRAH : Omong kosong.!

SLENTEM : Lebih baik tutup mulut kalau nggak percaya.

SUMIRAH : Jelas-jelas kamu telah menipu orang dan kau bisa ditangkap

polisi.

SLENTEM : Siapa saja boleh menangkap saya. Kalau nggak maut khasiatnya,

boleh uang kembali.

SUMIRAH : Sejak kapan kamu dapat wangsiat begini?

SLENTEM : Baru saja.

SUMIRAH : Ini kamu betul-betulan, Tem?

SLENTEM : E, e, e, apa pernah saya main-main?

ATI : Jangan percayaMbak.

SLENTEM : Saya tak butuh dipercaya, saya butuh uang.

SUMIRAH : Tiba-tiba koq tertarik juga.

SLENTEM : Boleh.

ATI : Jangan percaya Mbak.

SLENTEM : Boleh.

ATI : Tukang bohong ini tak akan sembuh-sembuh dari bohongnya.

SLENTEM : Boleh.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SUMIRAH : Baiklah Tem, saya kepingin juga bisa melihat jarak jauh dan

mencubit jarak jauh.

SLENTEM : Boleh.

ATI : Jangan kayak orang kena sihir Mbak.

SUMIRAH : Biar saja Jeng. Untuk iseng-iseng.

SLENTEM : Tak boleh iseng-iseng. Harus percaya seratus prosen dan dua

ribu lima ratus kontan.

SUMIRAH : Oke! (MENGAMBIL UANG DAN MENYERAHKAN

KEPADA SLENTEM)

ATI : Oo alah Mbak, masak begitu saja percaya.

SLENTEM : Yang tidak percaya tidak usah bayar dan boleh omong

sesukanya. (MENCABUT RAMBUT KEPALANYA)

Nih , rambutku.

SUMIRAH : Cuma begini doing?

SLENTEM : Cuma begini doing.

ATI : Tanpa doa-doa?

SLENTEM : Tanpa doa-doa.

ATI : Ampuh?

SLENTEM : Maut.

SUMIRAH : Waktu kapan saya bisa membuktikannya?

SLENTEM : Waktu tidur.

ATI : Waktu tidur?

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SUMIRAH : Jangan mbanyol kamu , Tem.

SLENTEM : Saya nggak butuh dipercaya. Saya butuh duwit.

SUMIRAH : Hiya, tapi kalau nggak terbukti….

SLENTEM : Duwit kembali.

SUMIRAH : Awas kalau duwitnya keburu kau habisin.

SLENTEM : Aku tak akan pernah kehabisan duwit.

ATI : Sombongnya!

SLENTEM : Bukan sombong, ini beneran.

SUMIRAH : Awas, ya!

SLENTEM : Saya masih awas.

ATI : Tem, kamu berlagak betul, kayak hiya-hiya o saja.

SUMIRAH +ATI KELUAR.

SLENTEM : Para penonton yang baik-baik hatinya, demikianlah pada

dasarnya orang berhati baik walau tahu kalau ditipu. Bagaiman

mungkin mereka percaya saja dengan omongan saya, padahal

semua itu akal bulus yang terlalu amat sering dilakukan orang.

Aku jadi terharu terhadap orang-orang, suasana, tempat dan

cuaca, kalau demikian mudah usaha bisa dilakukan.

Saya sendiri kadang-kadang heran, kenapa orang percaya saja

kepada saya ehingga perlu orang-orang berbondong-bondong

datang nonton saya.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
(GENIT) Sesungguhnya ini betul-betul Cuma ingin nonton saya,

apa jatuh cinta kepada saya. Tentu saja saya sudah tua juga

karena digaris belakang siap palang-palang pintu dari yang jaga

rumah.

Ha, belum dua menit sudah tergenggam duwit lima ribu rupiah.

Ini gaji saya dua bulan. Tapi saya masih belum percaya, ini duwit

sungguhan apa etok-etokan. O, sungguhan ding. Habis begitu

mudah didapat, hingga hampir aku tak percaya.

Terang tidak bakalan terbukti dan saya bakal di kejar-kejar dua

orang yang menuntut duwitnya kembali. Ah, tetapi itu bukan

persoalan bagiku, dimana aku yang sudah sereing terbebas dari

saat-saat yang paling mengkhawatirkan, bagaimana aku harus

mengelak?

Sebentar para penonton. Saya berpikir sebentar. Atau , o, hiya,

kalau ada diantara para penonton yang kepingin menyumbang

pikiran kepada saya. Sepuluh prosen? Wah, banyak sekali.

(BERPIKIR)

O, hiya, ketemu sudah. Tapi tak mungkin say ceritakan kepada

para penonton, nanti dibilangin sama orang-orang saya kibulin

itu, kan bisa berabe. Jadi sekarang sebaiknya saya panggilkan

kawan TEATER ALAM yang lain untuk mengatur set, karena

adegan selanjutnya adalah adegan tempat tiur, tapi jangan harap,

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
ini bukan “Last Tanggo in Paris”, ini tidak lebih dari Last

Gambus in Ngayogyakarto.

Ayo teman-teman, cepat dikit, para penonton sudah nggak tahan

lagi melihat kelanjutan cerita ini.

Lha di tempat tidur masing-masing ini kedua orang yang telah

saya tipu mencoba memakai keampuhan ilmu-ilmunya masing-

masing karena adegan-adegannya malam hari, tentu saja saya

juga sedang tidur, jauh di tempat lain. Tapi dasar saya orang

beruntung, saya ya seneng-seneng saja mesti tidur dimana saja

dan kapan saja dan siapa saja.

ADEGAN TEMPAT TIDUR: TOMMY DENGAN SUMIRAH DAN PROFESOR DENGAN

NYONYA. SLENTEM TIDUR DI BAGIAN DEPAN.

SUMIRAH + PROFESOR : Apa mungkin aku bisa betul-betul melihatnya dalam jarak yang

demikian jauhnya?

TOMMY + NY. PROFESOR : Kamu ini ngomong soal apaan?

SUMIRAH + PROFESOR : Oh, mendebarkan… ini jelas-jelas penipuan, tetapi saya koq ya

percaya saja sih. Tak akan mungkin bisa terjadi, tetapi biarlah

saya coba dulu, soalnya ini lama-lama bisa bikin gemes.

PROFESOR : Juragan batiknya kayak apa sih, manisnya kayak apa sih, koq

Tommy hidup begitu lama dengannya.

SUMURAH : Profesornya kayak apa sih, kok begitu dengki sama Tommy,

sampai-sampai nggak diluluskan.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
TOMMY + NY. PROFESOR : Ini apa-apaan?

PROFESOR : Sebenarnya rencanaku begini. Setelah Tommy lulus tahun ini

biarlah dia terus menikah sama Kusningtyas dan Kus harus tetap

kuliah terus. Tetapi rencana ini menjadi berantakan karena tidak

mengikuti yang saya gariskan. Saya tidak yakin benar bahwa

Tommy mencintai juragan batik itu, tetapi kalau ikatannya sudah

begitu lama, bahwa bantuan seorang juragan batik pada para

mahasiswa begitu besar, itu membuat harapan saya benar-benar

berantakan.

Saya dengar dan saya lihat sendiri banyak mahasiswa mahasiswa

kedokteran, tekhnik, juga ekonomi, banyak bisa meneruskan

studinya lantaran bantuan moril maupun materiil dari juragan-

juragan batik ini. Saya juga sadar dan yakin, bahwa para juragan

batik memang lebih matang jiwanya dan masak sepak terjannya,

luwes dalam melayani, lebih menarik dari cewek-cewek

kontemporer, hingga harapan menjadi tipis jika saya senantiasa

tergantung dari teori-teori lama.

NY. PROFESOR : Pap! Pap ini sedang gandrung sama seorang juragan batik apa?

Koq olehnyagetol menganalisa.

SUMIRAH : Gandrung sih boleh saja, angsal Tommynya diluluskan dulu.

Sebab seluruh rencana sudah terpancang kuat-kuat antara kami

berdua. Sebab seluruh kekuatan pikiran dan harta benda

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
diarahkan untuk mencapai sasaran utama tahun ini, yaitu: Titel

Doktorandus, yang amat penting bagi usaha perluasan bisnis dan

menunjang usaha-usaha yang lebih tinggi lagi.

Profesor ini keliwatan sentimennya. Sentiment ya mbok

sentiment, angsal Tommy lulus. Apa dia tidak tahu betapa

pentingnya title untuk tiap usaha apa saja. Di dalam suatu

masyarakat yng sedang berkembang kea rah lebih modern lagi,

title Doktorandus adalah amat berat tanggung jawab dan tugas-

tugasnya. Ia tidak saja berat bagi pelaksana tugas-tugasnya ke

segala pelosok masyarakat, akan tetapi juga beban yang harus

dipikul sejujur-jujurnya setiap dia melangkah walaupun beratnya

kayak apa.

TOMMY : Kamu koq nggrundel terus, itu ada apa to, dear?

NY. PROFESOR : Pap, kamu ngigau to, Pap?

PROFESOR : Memang ada sebuah teori yang modern, bahwa orang bisa

omong-omong jarak jauh, tetapi kalau melihat jarak jauh, apalagi

cubit-cubitan, rasanya tak mungkin.

SLENTEM : Lha wong belum dicoba, koq menyangkal.

SUMIRAH : Soalnya akan menakutkan kalau benar-benar bisa.

SLENTEM : Mangkanya dicoba dulu. Menakutkan tidak kan ketahuan nanti.

SUMIRAH + PROFESOR : Aku jadi takut.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SLENTEM : Pertama kali memang menakutkan, tapi lama-lama nanti

menyenangkan.

PROFESOR : Soalnya yang menjengkelkan adalah dikarenakan ilmu ini bisa

dilakukan dengan baik dari tempat tidur.

SUMIRAH : Opo ora edan iki?

TOMMY + NY. PROFESOR : Eling, ingat, tadi kemasukan apa ini?

NY. PROFESOR : Pap, eling, Pap. Sesungguhnya kamu itu apa kemaukan atau apa-

apa. Koq ngomong terus. Saya lama-lama kan bisa takut. Mbok

coba cerita sedikit-sedikit. Siang habis dari pasar koq malamnya

terus ngomong saja perkara juragan batik, ini terpikat atau kena

guna-guna. Cobalah, Pap, ceritalah sedikit.

TOMMY : Sum, Sum, sayang. Kamu ada apa sih?

SLENTEM : Saya kemasukan setan.

TOMMY : Cobalah ceritakan kepada saya, nanti kamu kan bisa terbebas

walaupun Cuma sedikit. Soal tidak lulusnya saya itu jangan

dipikir betul. Saya kan bisa menempuh lagi sebentar. Dan siapa

tahu profesornya sudah lilih hatinya, tidak kayak dulu sehingga

ia akhirnya sadar bahwa ia telah membuat kekeliruan dan lantas

merasa salah dan diluluskan aya kemudian.

Waktu itu hati professor agaknya sedang beku. Dan kamu harus

percaya bahwa professor-profesor memang demikian dan cerita-

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
cerita tentangnya semuanya adalah benar: pelupa, mau menang

sendiri, lupa daratan.

SLENTEM : Lupa lautan. Sudah makan bilang belum makan, hujan-hujan

siram tanaman,panas-panas sepakbola sendirian.

TOMMY : Cerita-cerita itu adalah benar semata-mata dan tidak di karang-

karang.

SUMIRAH : Tapi, Tommy, baby, target kita meleset tahun ini.

SLENTEM : Ya tahundepan pemasangan spiral yang paling tepat, dong.

TOMMY : Sebenarnya soal title tidaklah menjadi pemikiran saya benar.

SUMIRAH : Tapi kenapa kamu getol ujian?

TOMMY : Orang sekolah kan wajar kalau ujian?

SUMIRAH : Apa karena putrid professor.

TOMMY : Alah, kamu Sum, Sum, lha saya kenal juga kagak.

SUMIRAH : Sumpah?

TOMMY : Sumpah.

SLENTEM : Brani sumpah tapi takut mati.

TOMMY : Sungguh koq sum. Yakin dah bahwa tahu saja tidak bahwa

professor itu punya anak perempuan. Darimana kamu dengar

tentang itu semua?

SUMIRAH : Saya mempunyai telinga, Tom.

TOMMY : Apa saya juga tidak punya?

SLENTEM : Juga ekor dan cula.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
TOMMY : Kita akan bertengkar lagi.

SUMIRAH : Bertengkar lebih baik.

SLENTEM : Daripada perang dingin…

PROFESOR : Lebih baik cepat-cepat meletus, daripada keadaan adem panas

kayak begini.

NY. PROFESOR : Apanya yang panas dingin, Pap?

SLENTEM : Masuk angin dikerok saja.

SUMIRAH : Tom, aku takut kehilangan kau.

SLENTEM : O, alah koyo bagus-bagusa kae.

TOMMY : Jangan khawatir, dear, tak mungkin aku meninggalkanmu.

TANGAN PROFESOR TANPA DISADARI MERAYAP KESEBELAH DIMANA SUMIRAH

TERBARING.

SUMIRAH : Aduh biyung, pantat saya di cubit etan, Tom! To!

PROFESOR : Masyaallah, lha koq tangan saya bisa mencubit pantat betul-

betul. (MEMELUK NYONYA PROFESOR)

TOMMY+NY.PROFESOR : Ada apa? Ada apalagi ini?

SUMIRAH : Aduh menakutkan Tom. (MEMELUK TOMMY)

TOMMY : Kamu setanen ya? Hiya?

SUMIRAH : Ndak! Saya terasa dicubit betul. (MEMELUK LEBIH ERAT)

SLENTEM : (BANGUN HERAN, KAGET)

Lha koq bisa betul? Ah mustahil! Musyahil!

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
TIBA-TIBA SUMIRAH DAN PROFESOR SALING

MENOLEH, LALU SALING MELIHAT SATU SAMA LAIN,

JADI KAGET DAN MASING-MASING MELONCAT DARI

TEMPAT TIDUR.

SUMIRAH : Jadi kamu professor, ya?

PROFESOR : Jadi kamu juragan batik, to?

TOMMY MENGEJAR SUMIRAH DAN MEMANDANGNYA

ANEH JUGA SELALU MELIHAT KE ARAH TEMPAT

YANG DILIHAT SUMIRAH. DEMIKIAN JUGA NY.

PROFESOR.

TOMMY : Apa-apaan nih Sum? Kamu lihat setan ya?

NY. PROFESOR : Pap, ingat, Pap. Apa yang dilihat? Ada setan?

SUMIRAH : O, ini to tampangmu professor yang tidak meluluskan Tommy.

TOMMY : Sum sadarlah.

NY. PROFESOR : o, Gusti Kus ayahmu kesurupan. (MASUK KUS)

KUSNINGTYAS : Papi, Papi, sadar, Pap, sadar.

SUMIRAH : O, alah Cuma begitu kwalitetmu.

PROFESOR : O, alah Cuma begitu keluwesanmu.

SUMIRAH : Engkau tahu professor, apa jadinya akibat kamu tidak

meluluskan Tommy? Segala rencana kami akan berantakan tak

tentu arah. Sentiment macam apa sih yang tekandung dalam hati

sanubarimu sampai kamu begitu tega berbuat sekejam itu?

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
PROFESOR : Aku adalah seorang professor lulusan Berkely University, yang

bersih dari segala sentiment-sentimen yang kamu tuduhkan itu.

Ia tidak lulus hanya karena ia tidak mampu menjawab

pertanyaan-pertanyaanku.

SUMIRAH : Bo’ong belaka. Janji palsu belaka.

Aku tahu kecerdasan Tommy. Seluruh dosen telah ditempuhnya

dan lulus. Cuma sebiji kamu saja yang rewel.

SLENTEM : Tobat! Lha koq bisa betul! Fantastis!

Kalau begitu aku ini benar-benar dukun.

TOMMY+NY.PROF+KUS : Sadar! Alah tobat! Sadar!

SLENTEM : Guyur air! Guyur air!

(MASUK SARIYEM DAN WARTI DENGAN BUSUR DAN

PANAHNYA MASIH TERUS KEJAR-KEJARAN DIIRINGI

GENDING PEPERANGAN)

SLENTEM : Alah! Brontoyudo, lha koq nggak habis-habis!

SARIYEM : Ayo Mustaka weni, jangan lari!

WARTI : Lho lha wong saya ini mengejar kamu koq, Srikandi!

(MEREKA BERKEJAR-KEJARAN TERUS MELINGKAR)

SUMIRAH : Tommy luluskan! Luluskan!

PROFESOR : Tidak mungkin! Tidak mungkin!

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SARIYEM DAN WARTI SEGERA MENARIK BUSURNYA

DAN TERPARLAH PROFESOR DAN SUMIRAH TERKENA

PANAH)

SUMIRAH : Waduh matik wong jaratan!

PROFESOR : Adoooooooo ken ague.

(TOMMY + NY. PROFESOR + KUS, RIBUT MENOLONG)

SARIYEM DAN WARTI KELUAR MASIH BERKEJARAN

DISUSULNYA KEMBALI TIGA TEMAN SARIYEM YANG

MENCARI-CARI TERUS.

LAMPU MEREDUP – LAMPU KHUSUS MENERANGI

SLENTEM YANG DUDUK TERMENUNG KAYAK

PATUNG “PEMIKIR RODIN” , LALU LAMPU MATI.

SETTING DIATUR KEMBALI SEPERTI SEMULA.

SUMIRAH : Jeng Ati, saya merasa kecewa betul dengan tidak lulusnya

Tommy.

ATI : Itu semua kan belum tentu to Mbakyu.

PROFESOR : Semuanya sudah pasti.

NY. PROFESOR : Jadi Papi tetap bersikera untuk tidak meluluskan Tommy?

PROFESOR : Bukannya aku yang tidak meluluskan, tapi diri dia sendiri.

SUMIRAH : Apa benar demikian, itu lah soalnya.

SLENTEM : Manakah yang lebih luhur, menerima satu lontaran nasib buruk

ataukah mengurangi lautan bencana dan memeranginya?

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
ATI : Keadilan memang tidak datang begitu saja to Mbak? Harus

diperjuangkan.

SUMIRAH : Atau harus dibeli. Dia minta di sogok, berapa sih?

PROFESOR : Lha mbok hartamu tumplek bleg di depan saya, tak bakalan

Tommy saya luluskan.

NY. PROFESOR : Apa kamu etabah itu, Pap?

SLENTEM : Pemberang memang serba merepotkan.

ATI : Siapa yang merepotkan, Tem?

SLENTEM : Profesor itu pada sebenarnya adalah pemberang. Ia seorang

pemberang memang sukar atau tak mungkin disogok sama

sekali. tapi juga nggak mau mengulangi kembali ujiannya.

ATI : Itu kan tidak adil namanya.

PROFESOR : Bagi saya itu sudah seadil-adilnya.

NY. PROFESOR : Tapi juga bagi semua dong, Pap.

PROFESOR : Ya artinya itu juga bagi semuanya.

ATI : Tapi kan Tommy belum mengajukan minta ujian lagi. Siapa tahu

professor mau mengulangnya sekali.

PROFESOR : Mungkin saya mau, saya pikir-pikir dulu.

SLENTEM : Ya, maunya kan ogah-ogahan.

SUMIRAH : Kalau begini saya jadinya malas untuk bekerja. Tubuh jadi

pegel-pegel lungkrah. Ini juga banyak mempengaruhi usaha

dagang. Jadi mundur. Pembeli jadi sedikit. Efeknya kepada

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
kantong juga hebat. Tiba-tiba jadi pemboros. Ini kan di luar

pemikiran sama sekali. inginnya jajan melulu. Lha lama-lama

kan bisa kobol-kobol.

ATI : Sudahlah Mbakyu. Pada hakekatnya ketenaran toh tak

membutuhkan title. Mas Tommy sudah tenar. Sudah jajah

kemana-mana, orang lupa melihat apakah ia bnertitel atau tidak.

Dan duwit mengalir terus tak henti-hentinya.

SUMIRAH : Tapi title itu soal prinsip bagi saya, Jeng. Usah kita akan lebih

maju lagi kalau kita punya title.

SLENTEM : Ya, Sumirah kalau srimbitan sama Mas Tommy kan banyak

orang ngrasani, itu lho suaminya Sumirah sudah ngganteng,

pandai cari duwit, dokteorandus lagi, opo ora hebat?

SUMIRAH : Yah, bukan itu maksud saya , Tem. Sama sekali bukan itu.

Seolah-olah aku ini wanita apa; koq begitu memburu-buru title.

Apa kamu tidak ngerti sama sekali, betapa usaha kita bisa lebih

maju lagi, kalau orang-orangnya mampu meyakinkan

masyarakat. Itu rumusan yang wajar, tiap orang tahu.

Kalau sekarang usaha begini saja bisa lancar, apalagi kalau yang

usaha itu punya title lagi. Betapa akan lebih lancar lagi.

SLENTEM : Oke! Oke! Aku setuju teorimu Mbak Sum. Sekarang

persoalannya adalah mungkinkah Mas Tommy itu bisa lulus

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
tahun ini dan bagaimana mendekati pak professor yang enggan

diajak berunding sejak beliau beli rambut saya lebih-lebih lagi.

SUMIRAH : Sekarang saya mencoba mengkalkulir seluruh kekayaan saya

dulu, usaha kami berdua, lalu nanti saya bandingkan dengan

kemungkinan-kemungkinan kekayaan bisa bertambah dari

setelah Tommy bertitel Doktorandus.

ATI : O, jadi dua kemungkinan kemajuan dari dan sesudah

doktorandus to Mbakyu?

SLENTEM : Membuka rahasia perusahaan dimuka umum itu kurang baik who

Mbak. Perusahaan itu jadi tidak bertuah. Apalagi kalau ini

menyangkut soal kekayaan.

SUMIRAH : Kamu betul, Tem. Aduh tangkas benar otakmu.

SLENTEM : Otak yang diasah terus sudah sepantanya cekatan.

ATI : Sekarang dicari saja kemungkinan-kemungkinan yang lain dari

Mas Tommy yang belum dan sesudah bertitel doktorandus.

SUMIRAH : Lha itu betul juga. Jeng. Kemungkinan-kemungkinan yang lain.

Hiya, hiya, apa ya?

SLENTEM : Soalnya kreatipiteit dalam seni menyeni.

ATI + SUMIRAH : Betul Tem, betul.

PROFESOR : Jelas Tommy tidak kreatip. Pekerjaannya dari dulu begitu-begitu

saja.

NY. PROFESOR : Apakah itu bukan penilaian yang terburu-buru, Pap?

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
PROFESOR : Jelas tidak dan ini yang memberatkan ketidak lulusan dia.

SUMIRAH : Itu tidak benar. Ia kreatip. Kalau tidak lulus itu hanya sentiment

belaka.

ATI : Aku sendiri begitu terkesima memandangi “shadow of your

smile”

PROFESOR : “Shadow of your smile” jelas tidak bisa menolong.

NY. PROFESOR : Sama sekali, Pap?

PROFESOR : Sama sekali! Sebuah karya yang paling menjengkelkan.

NY. PROFESOR : Tetapi aku senang sekali jika bisa memiliki “Shadow of your

smile”

SUMIRAH : Aku juga bangga sekali jika bisa memakai kain itu.

PROFESOR + SLENTEM : Ah, perempuan! apa sih yang tidak disenanginya?

ATI+NY.PROF+SUMIRAH : Jangan menghina… Visi kami cukup hebat.

PROFESOR + SLENTEM : Ah, perempuan! Apa sih yang tidak disebutnya hebat?

SLENTEM : Jangan-jangan ketidak lulusan Tommy justru berpangkal pada

“Shadow of your smile”

PROFESOR : Itu jelas.

SUMIRAH : Jadi kamu diam-diam kagak suka to sama karya Tommy?

PROFESOR + SLENTEM : Tertarik sedikitpun kagak.

ATI+NY.PROF+SUMIRAH : Alasannya?

PROFESOR + SLENTEM : Membosankan.

SUMIRAH : Jadi kamu suka rokoknya aja to?

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SLENTEM : Soal saya suka rokok itu lain. Rokok dan sebuah kritik itu lain.

Kondisinya lain. Jangan dicampur adukkan. Lha Mbakyu apa

tidak uka rokoknya Tommy?

SUMIRAH : Ah, sudahlag nggak usah bicara. Wong edan.

PROFESOR : Cobalah Mam lihat saja sebuah sket sebuah motip yang kreatip

dn nanti ketahuan betapa tidak kreatipnya Tommy.

(PROFESOR DAN SUMIRAH MENUJU KE PAPAN TULIS)

PROFESOR : (MENGAMBIL KAPUR DAN SIAP MENGGAMBAR)

Lihatlah betapa sesungguhnya…. (WAKTU MAU

MENGGAMBAR, KAPUR TIBA-TIBA DIAMBIL OLEH

SUMIRAH YANG JUGA MAU MENGGAMBAR)

PROFESOR : (KAGET SETENGAH MATI)

Lho ! Gandrik putune Ki Ageng Selo Sumarjan… (MELONGO)

SUMIRAH : (MENGGAMBAR DENGAN ENAK)

Lihatlah Ti, Tem. Garis-garis Tommy yang begini

(MENGGARIS DI PAPAN TULIS) Sungguh-sungguh

menggetarkan. Apalagi kalau garis ini dilanjutkan demikian….

(MENGGARIS LAGI) Ih… sungguh ngenes deh….

NY. PROFESOR : Ada apa, Pap? Koq kayak lihat setan.

PROFESOR : Mam! Kapurnya ilang! (SUMIRAH MENGGAMBAR TERUS)

NY. PROFESOR : Jangan bercanda, Pap. Aku nggak suka.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
PROFESOR : E e e e e, malah ngledek. Aku ini sungguhan, sungguh mati deh.

Kapur barumau untuk menggambar koq tiba-tiba lenyap.

(SUMIRAH MENGGAMBAR TERUS)

NY. PROFESOR : Nggak demen deh, kalau peristiwa yang kemarin diulang lagi.

PROFESOR : Sungguh separo hidup, deh, kalau saya main-main.

(SUMIRAH MENGGAMBARKAN DAN NGOMONG TERUS

TAK BERSUARA)

NY. PROFESOR : Lha mbok ambil kapur yang lain.

PROFESOR : Itu kapur satu-satunya.

ATI : Nah garis yang itu yang bikin geme.

SLENTEM : Ah perempuan….

PROFESOR : Jangan-jangan khasiat rambut itu masih ada.

(LALU DENGAN INSTINK SAJA TANGAN PROFESOR

MERAIH RAIH UDARA UNTUK MENDAPATKAN

KAPURNYA KEMBALI, LALU MEREBUT DARI TANGAN

SUMIRAH, DAN DAPAT…)

SUMIRAH : Gandrik! Saya cucunya pak Selo Sumarjan juga lho.

(PROFESOR HERAN MEMANDANGI KAPURNYA)

ATI + SLENTEM : Ada apa Mbak?

SUMIRAH : Kapurnya hilang! Hilang dari tangan saya!

PROFESOR : Mam, ini saya dapatkan lagi, dari udara.

(NYONY PROFESOR GELENG-GELENG)

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
ATI + SLENTEM : Ah, jangan main-main Mbak.

SUMIRAH : Aduh, Ti. Pasti ada setn lewat.

SLENTEM : Setannya koq genit amat sih.

ATI+ NY. PROFESOR : Ini kebetulan ataumain-main.

SUMIRAH + PROFESOR : Ini betul-betul, bukan main-main.

(PROFESOR MENUNJUKKAN KAPURNYA KEPADA

ISTRINYA. SUPMIRAH MENUNJUKKAN TANGAN

HAMPANYA KEPADA ATI DAN SLENTEM)

SUMIRAH : Jangan-jangan ini khasiat rambutmu masih ada di sekitar ini

Tem.

ATI : Aku jadi takut.

SLENTEM+NY.PROFESOR: Sudahlah jangan diteruskan.

ATI + NY.PROFESOR : Cukup. Cukup. Stop.

(SUMIRAH DAN PROFESOR MUNDUR DARI PAPAN

TULIS. PROFESOR DUDUK LAGI DAN MEMBACA.

SEKALI-SEKALI MENOLEH KE PAPAN TULIS, BEGITU

JUGA SUMIRAH)

SUMIRAH + PROFESOR : Aneh sekali…..

ATI+SLENTEM+NY.PROF : Sudahlah…..

SUMIRAH + PROFESOR : Aneh…..

ATI+SLENTEM+NY.PROF : Stop…

SUMIRAH + PROFESOR : Aaaa….

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
ATI+SLENTEM+NY.PROF : Sssssss,,,, (MENARUH TELUNJUKNYA DI BIBIR).

(H E N I N G…….)

SLENTEM : Sebenarnya sedari tadi saya sedang berpikir lain….

ATI + SUMIRAH : (MASIH KEHERAN-HERANAN MEMANDANG PAPAN

TULIS)

SLENTEM : Sakbenarnya sedari tadi saya sedang berpikir lain…..

ATI + SUMIRAH : (ACUHTAK ACUH, PERHATIANNYA MASIH PADA

PAPAN TULIS)

SLENTEM : (JENGKEL, TERIAK) Sakbenernya…..

ATI+SUMIRAH+PROFESOR+NY. PROFESOR : (KAGET)

SLENTEM : Papan tulis itu kan nggak terbang to.

ATI + SUMIRAH : (SADAR) Ada apa, Tem?

SLENTEM : Aku sedang berpikir lain.

ATI + SUMIRAH : Berpikir apa?

(MASUK SARIYEM DAN WARTI DENGAN

GENDEWANYA, LOYO, DIIKUTI OLEH TUKANG

KENDANG, SULING, DAN CLEMPUNG YANG BERJALAN

TAK BERSEMANGAT JUGA)

SLENTEM : Hallo apa khabar? Brotoyudanya pigimana nih? Siapa yang

kalah? Siapa yang menang? Koq loyo semuanya? Apa pada kena

lesu darah, hiya?

SARIYEM : Kita ini istirahat, kecapaian.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
WARTI : Kitatiga hari bertempur terus.

SLENTEM : (DUDUK SEPERTI PATUNG PEMIKIR RODIN)

Saya kira saya punya jalan keluar yang bisa saya tawarkan

kepada saudara-saudara semua.

SARIYEM+WARTI+TK. NGAMEN LAINNYA : Bagaimana?

SLENTEM : Saya mendapat ilham.

SARIYEM+WARTI+TK. NGAMEN LAINNYA : Ilham?

SLENTEM : Benar ilham.

SARIYEM+WARTI : Apa itu?

SLENTEM : Harus cepat ditelorkan sebuah undang-undang supaya kamu

semua bisa bekerja dalam suasana tenang.

SARIYEM+WARTI : Undang-undang?

SLENTEM : Ya, undang-undang.

SARIYEM+WARTI : Undang-undang apa itu?

SLENTEM : Undang-undang tentang ngamen.

SARIYEM+WARTI : Undang-undang tentang ngamen? Pigimana bunyinya?

SLENTEM : Pokoknya begini. Nah, coba semuanya mencatat. Cepat. Ini

semua demi kepentingan kalian sendiri. Cari kertas dan ballpoint.

Inspirasiku keburumenguap, nih.

(SEMUA MENYIAPKAN BALLPOINT DAN KERTAS IAP

MENCATAT

SLENTEM : Tulis ya, tulis sekarang.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SARIYEM+WARTI+3 ORANG LAINNYA : Ya, saya tulis.

SLENTEM : Lhoo yang ini jangan ditulis. Ini baru aba-aba.

SARIYEM+WARTI+TK. NGAMEN LAINNYA : Baik….

SLENTEM : Begini, undang-undang ngamen diciptakan oleh Slentem. Lhoo

ini ditulis koq diam saja.

SARIYEM+WARTI+TK. NGAMEN LAINNYA : O, baik… baik…

SLENTEM : Undang-undang ngamen oleh Slentem.

Bahwasannya (PELAN-PELAN), Adalah dibenarkan tiap orang

ngamen dimana aja, kapan saja, sebab pada hakikatnya ngamen

adalah soal instink yang mana adalah wajar.

Untuk menjaga tata tertib ngamen. Supaya tidak terjadi suatu

perselisihan yang mengeruhkan suasana arena perngamenan,

maka harus ditaati peraturan-peraturan sebagai berikut:

Satu. Yang ngamen dengan instrument hidup yang tradisionil,

misalnya kendang, suling, clempung, gong, gender, dan lain-

lainnya, hanya dibenarkn membawakan gending-gending

tradisionil saja.

Dua. Yang ngamen dengan instrument hidup yang luar negeri,

misalnya gitar, cello, biola, bas, trompet, dan sebagainya hanya

dibenarkan membawakan lagu-lagu yang berbahasa Indonesia

saja.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
Tiga. Yang ngamen dengan cassette tape recorder hanya

dibenarkan membawakan lagu-lagu luar negeri saja.

Peraturan-peraturan lain yang mungkin masih ada bisa

berkembang dari perundang-undangan ini.

Demikian pemerintah harap maklum.

Terima kasih.

Sampai ketemu. Slentem.

Pasar beringharjo, 4 Agustus 1973.

SARIYEM+WARTI+3 ORANG LAINNYA : (MENCATAT)

Terima kasih. Sampai ketemu. Slentem

Pasar Beringharjo , 4 Agustus 1973

SLENTEM : Nah saudara-saudara, itu semua sekedar saja. Suatu peraturan

yang amat sederhana untuk menjaga perasaan masing-masing.

Harap terus di ketik dan terus disebarluaskan.

SARIYEM+WARTI+3 ORANG LAINNYA : Terima kasih, Tem. Permisi.

SLENTEM : Lhoo permisi pigimana. Masak hak cipta nggak dikasih

honorarium. Sini duwit beli rokok.

SARIYEM+WARTI+3 ORANG LAINNYA : (MEROGOH KANTONG DAN MEMBERIKAN

SLENTEM UANG LOGAM)

Pembajakan…….

SLENTEM : Nah, itu namanya tahu menhargai kreatipiteit orang. Selamat.

Silahkan pergi.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SARIYEM+WARTI+3 ORANG LAINNYA : Pembajakan… pembajakan…. Pembajakan….

(MEREKA KELUAR)

ATI + SUMIRAH : Tem….

SLENTEM : Ssstttt….

(BERLAGAK SERIUS TANPA MENGUBAH POSISI

DUDUKNYA SEPERTI PATUNG “PEMIKIR RODIN”)

ATI + SUMIRAH : Lagakmu…. Ada apa lagi nih…

SLENTEM : Sstttt…. Aku sedang menangkap ilham.

ATI + SUMIRAH : Ambumu…………

SLENTEM : Sssstttt….. Ini serius…….

ATI + SUMIRAH : Alaaaahhhh…..

SLENTEM : Akan saya ancam professor…..

ATI+SUMIRAH+NY.PROFESOR+PROFESOR : (KAGET) Aaaa………

ATI + SUMIRAH : Ancam bagaimana?

SLENTEM : Akan saya kirimi surat kaleng….

PROFESOR : Aku tak mungkin diperas….

SUMIRAH : Itu pemikiran yang cemerlang, Tem.

ATI + NY.PROFESOR : Apa maksudmu?

SLENTEM : Pokoknya kalau Mas Tommy tidak diluluskan, akan saya cegat

di depan kantor pos.

SUMIRAH : Bagus, bagus, Tem.

ATI : Aku tak setuju.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
PROFESOR : Bagus itu.

NY. PROFESOR : Ada apa, Pap?

PROFESOR : Aku adalah orang yang tabah.

NY. PROFESOR : Memangnya kenapa?

PROFESOR : Mereka sedang merencanakan sesuatu.

NY. PROFESOR : Mereka siapa?

PROFESOR : Yang tidak senang Tommy tidak saya lulukan.

SUMIRAH+NY.PROFESOR: Itu wajar.

ATI : Tidak. Aku tidak setuju.

Ini sudah kejahatan.

SLENTEM : Apakah professor tidak melakukan kejahatan?

SUMIRAH : Ayo, kita lakukan segera.

SLENTEM : Jadi begini. Kita kirim surat kaleng segera. Bunyinya begini:

Profesor, jika tidakmeleluskan Tommy, saya cegat di depan

Kantor Pos. Pikir masak-masak. Tertanda Slentem Pasar

Beringharjo.

SUMIRAH : Surat kaleng koq pakai nama dan alamat lengkap, itu pigimana.

Lha sebentar kan polisi bisa menangkap kamu.

SLENTEM : Lho, Mbak Sum ini Pigimana sih. Yang disebut surat kaleng

adalah surat yang dikirim did lam kaleng.

SUMIRAH : O….. Goblogmu nggak mundak-mundak Tem.

SLENTEM : Sudahlah… ini ilhamku dan bukan ilham Mak Sum.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SUMIRAH : Yah, terserah kamu, Pokoknya kalau ada polisi datang

menangkapmu, aku nggak mau ikut-ikut.

SLENTEM : Oke… aku bertindak sendirian.

(LALU MENGAMBIL KERTAS DAN MENULIS. SETELAH

ELESAI SLENTEM MENCARI KALENG BEKAS. DAPAT

KALENG SUSU. TERUS DILOBANGI DENGAN ALAT

PEMBUKA KALENG. SURAT ITU DIMASUKKAN KE

DALAMNYA)

SLENTEM : Nah, selesai…. Saya antar sekarang.

SUMIRAH : Pokoknya aku nggak mau ikut-ikut.

SLENTEM : Jangan takut, Slentem tak akan membawa nama orang-orang

lain.

(SLENTEM BERJALAN MENGITARI STAGE SEKALI.

LALU SAMPAI DI RUMAH PROFESOR. IA MERUNDUK-

RUNDUK, BERJALAN PERLAHAN-LAHAN. KALENG

YANG BERISI SURAT ITU DILETAKKAN PERLAHAN-

LAHAN. IA TERUS BBERLARI. DI JALAN IA BERSIUL-

SIUL. PROFESOR MELIHAT KALENG ITU)

PROFSOR : Nah, coba lihat kaleng itu bu. Bawa kemari.

(NYONYA PROFESOR MENGAMBIL DAN

MENYERAHKAN KEPADA SUAMINYA)

PROFSOR : (MEMBACA)

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
Profesor jika tidak meluluskan Tommy saya cegat di depan

Kantor Pos. Pikir masak-masak. Tertanda Slentem. Pasar

Beringharjo.

Lho Slentem termasuk komplotan mereka?

NY. PROFESOR : Pap, jangan keluar rumah, Pap.

PROFSOR : Justru itulah saya kepingin membuktikan keberanian mereka.

NY. PROFESOR : Lapor polisi, Pap.

PROFSOR : Nggak usah, ini soal kecil.

NY. PROFESOR : Soal kecil bagaimana?

PROFSOR : Tenang, tenang kamu, Mam.

NY. PROFESOR : Ini mengancam nyawa, Pap.

PROFSOR : Mereka nggak akan berani apa-apa.

SLENTEM : Aku nggak berani bertindak?

SUMIRAH : Beranimu kalau ada orang banyak. Itulah sebabnya kamu mau

mencegat professor di depan Kantor Pos.

SLENTEM : Aku?

ATI : Ya, kamu!

SLENTEM : Aku?

SUMIRAH : Ah, lagakmu. Dibilangi tapi kepala batu.

SLENTEM : Aku tak berani sama tua bangka itu?

PROFESOR : Aku masih kuat memukul orang sampai pingsan.

SUMIRAH : Nah, rasain.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
ATI+NY.PROFESOR : Sudahlah, jangan.

SLENTEM+PROFESOR : Akan aku gabrak dia, sekali pukul, iiih, mampus.

ATI+NY.PROF+SUMIRAH : Mbok ya tahu diri.

SLENTEM+PROFESOR : Biar tahu rasa. Biar berpikir seribu kali dia.

ATI+NY.PROF+SUMIRAH : Alaaaaah…..

SLENTEM+PROFESOR : Aku bukan sembarangan orang.

ATI+NY.PROF+SUMIRAH : Pasti kalah deh, kamu.

SLENTEM+PROFESOR : Tak mungkin.

ATI+NY.PROF+SUMIRAH : Jelas…..

SLENTEM+PROFESOR : Mustahil…..

Dulu aku jago pukul

Orang-orang takut terhadapku.

ATI+NY.PROF+SUMIRAH : Ya, itu dulu.

SLENTEM+PROFESOR : Sekarang aku masih kuat.

SLENTEM : Aku yangbiasa kerja kasar, angkat junjung, bongkar pasang,

angkutan darat, angkutan laut, angkutan udara, semua menjagoi

otot-ototku, lenganku, kaki-kakiku, jago gulat, jago gelut, jago

karate, jago yudo, jago silat, jago sepak bola, volley, basket,

renang, loncat indah, lari seratus meter, 1000 meter, balap mobil,

auti rally, jackpot, halo, toto koni, hailai, stembath, niteclub,

amusement center, Jakarta Teater, Presiden Teater, Bengkel

poster, Bengkel Dekor, Bengkel Asmara, Asmara dahana,

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
Asmara Nababan, Tigor Sihombing, Wahyu sihombing, Sri

Wahyuni,

ATI+SUMIRAH : Kamu ini kesurupan apa, Tem?

SLENTEM : Ngomong-ngomong sudah eminggu, kok nggak ada reaksi apa-

apa dari professor.

SUMIRAH : Jangan-jangan kamu salah taruh, Tem.

SLENTEM : Salah taruh gimana, jelas itu rumahnya professor.

ATI : atau jangan-jangan diambil tukang kebunnya, terus di buang.

SLENTEM : Mustahil. Kaleng itu menarik dan pasti dilihat dalamnya.

SUMIRAH : Menariknya kayak apa sih sebuah kaleng bekas.

SLENTEM : Pokoknya nggak mungkin apa-apa. Mbak Sum dan Ati, tenang

saja deh.

SUMIRAH : Siapa yahu.

ATI : Ini semua menyenangkan saya. Toh sejak semula saya sudah

nggak setuju.

SLENTEM : Ati yang membawa sial nih.

SUMIRAH : Atau suratnya jatuh di jalan, Cuma kalengnya doing yang kamu

antarkan ke rumahnya.

SLENTEM : Ah, lebih nggak mungkin lagi.

Sudah, pokoknya surat itu sudah sampai.

SUMIRAH : Tapi kenapa, koq nggak ada balasan sama sekali.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SLENTEM : Profesor pigimana sih. Mosok dikirimi surat kaleng koq nggak

takut. Betul-betul mbandel.

PROFEOR : Saya tak mungkin diperas.

NY. PROFESOR : Asal tetap wapada, hindari Kantor Pos. Kalau mau kirim apa-apa

suruhan saja.

PROFESOR : Pokoknya kita jangan takut, Mam.

SLENTEM : Mabandel….

SUMIRAH : Kamu yang mbandel.

ATI : Atau professor menganggap sepele semua itu.

SLENTEM : Profesor seorang tua. Seorang tua itu kan selalu hati-hati,

sehingga ada apa-apa sedikit saja sudah takut. Tentu dia

ketakutan.

PROFESOR : Sedikitpun aku tak merasa berdiri bulu kudukku.

SLENTEM : Terlalu…..

SUMIRAH : Orang nggak dianggap kok marah-marah.

SLENTEM : Ini sudah keterlaluan. Melewati batas kesabaranku. Apakah dia

mengharap aku menyerbu ke rumahnya?

PROFESOR : Coba saja kalau berani.

SLENTEM : Terlalu kalau aku tak berani.

ATI : Profesornya diam saja, sebaliknya kamu yang gelisah terus.

SLENTEM : Bukan gelisah. Tetapi menentukan siasat.

SUMIRAH+PROFESOR : Siasat tai mbenjret!

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SLENTEM : Jangan main-main, aku serius.

ATI+NY.PROFESOR : Sudahlah jangan gelisah.

PROFESOR : Ini betah-betahan, coba betah siapa?

SLENTEM : Aku yang nggak betah kalau begini terus.

SUMIRAH : Apa siasatmu kemudian.

SLENTEM : Aku akan mendatangi rumahnya.

ATI + SUMIRAH : Gila! Kamu mau menyerbu kesana?

Jangan Tem ! Kamu merusak segala-galanya.

Tommy kalau tahu soal ini pasti kamu digantungnya.

Jangan.

SLENTEM : Tiada jalan lain.

ATI + SUMIRAH : Jangan Tem, Cukup sampai disini.

SLENTEM : Tak akan kulepaskan.

ATI + SUMIRAH : Kamu sudah gila Tem.

SLENTEM : Tiada maaf bagimu.

ATI + SUMIRAH : Cari cara lain Tem.

SLENTEM : Hanya satu jalan.

ATI + SUMIRAH : Kamu ini memang sinting.

SLENTEM : Cinta dibatas peron.

ATI + SUMIRAH : Engkau sungguh-sungguh?

SLENTEM : Catatan harian seorang gadis, lima jahanam. Si Doel Anak

Betawi. Ratapan Anak Tiri….

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
(SLENTEM BERANGKAT)

ATI DAN SUMIRAH MERONTA SEPERTI DITINGGAL

KEKASIH- DRAMATIS. SLENTEM MENGELILINGI

STAGE SEKALI, SAMPAI DI RUMAH PROFESOR.

SLENTEM : Selamat siang professor, selamat siang Ibu.

PROFESOR+NY. PROF : Selamat siang….

SLENTEM : Minggu-minggu nggak kemana-mana ni prof….

PROFESOR+NY. PROF : Nggak….

ATI + SUMIRAH : O, alaah… mbok ya sudah ti Tem, Tem.

SLENTEM : Nggak berlibur ke tempat-tempat dingin….

PROFESOR+NY. PROF : Nggak….

ATI + SUMIRAH : Cari gara-gara saja….

SLENTEM : Kaliurang, Tawangmangu, Sriwedari….

PROFESOR+NY. PROF : Nggak…..

ATI + SUMIRAH : Maunya apa sih……

SLENTEM : Apa……..

PROFESOR+NY. PROF : Saudara siapa sih….

SLENTEM : Saya orang tua murid…

PROFESOR+NY. PROF : O, ……….siapa itu…..

SLENTEM : Saya orang tua Joko….

ATI + SUMIRAH : Bikin puyeng saja….

PROFESOR : JOKO SIAPA, YANG MANA….

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SLENTEM : Joko yang tinggi-tinggi itu lho prof.

PROFESOR : Yang tinggi-tinggi yang mana…

SLENTEM : alah mook professor pangling.

PROFESOR : O,… yang kumisan….

SLENTEM : Hah… Yang barusan kumisnya dicukur?

PROFESOR : Nah…

SLENTEM : Ada keparluan apa?

PROFESOR : Sebenarnya aya nggak ada keperluan apa-apa. Cuma main-main

saja.

PROFESOR+NY. PROF : Ooooo….

ATI + SUMIRAH : Neko-neko saja….

SLENTEM : anu professor….

PROFESOR : Ya….

ATI + SUMIRAH : Apa dirumah nggak punya cermin, apa….

SLENTEM : Punya saja…

PROFESOR : Apa?

SLENTEM : O… Nggak….. anu…..

PROFESOR : Bagaimana?

SLENTEM : Apa, apa , selama ini nggak ada apa-apa yang datang.

PROFESOR : Apa maksud saudara?

SLENTEM : Nggak ada sesuatu yang datang?

PROFESOR : Apa ya? Apa yang datang, Mam?

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
NY. PROFESOR : Yang datang? Perasaan nggak ada yang datang.

PROFESOR : Coba ingat-ingat, Mam.

SLENTEM : Bener, coba diingat-ingat dulu bu….

ATI + SUMIRAH : Alah….

NY. PROFESOR : Ya, ada kiriman dendeng dari eyang di Malang.

SLENTEM : Yang lainnya nggak ada? Majalah umpamanya

NY.PROFESOR : Majalah? Kita nggak pernah langganan.

PROFESOR : Selalu beli eceran.

SLENTEM : Ooooo…. Yang lainnya e e e …. Misalnya surat-surat apa

nggak pernah ada yang datang?

PROFESOR : Surat? Ya ada surat undangan rapat dari rector yang baru.

SLENTEM : (GEMES, JENGKEL, GONDOK, PANAS, TAPI TETAP DI

TAHAN) Jadi selama ini nggak pernah ada surat-surat yang aneh

sifatnya?

PROFESOR+ NY.PROF : Surat aneh bagaimana?

Perasaan nggak pernah datang surat yang aneh-aneh.

SLENTEM : (NAIK PITAM MELEDAK)

Seminggu yang lalu saya kirim surat kaleng yang isinya penuh

ancaman untuk professor!

Dasar Profesor mbandel!..... (NGGEBRAK)

PROFESOR : (MELEDAK)

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
o…….. Jadi kamu to yang namanya Slentem! Kamu termasuk

gang mereka ya! (MNGEJAR LENTEM)

SLENTEM MELONCAT TERUS LARI MASUK PINTU KIRI,

TERUS DIKEJAR PROFESOR. LALU KELUAR PINTU

KANAN SAMPAI DI PASAR KEMBALI, ATI DAN

SUMIRAH MELONGO MELIHAT SLENTEM DIKEJAR

PROFESOR.

SLENTEM MASUK PINTU KIRI LAGI, DIKEJAR TERUS

OLEH PROFESOR.

NY. PROFESOR TERIAK-TERIAK: Sudah Pap! Sudah Pap!

Stop!

TAPI PROFESOR TERUS MENGEJAR. SLENTEM KELUAR

PINTU KANAN, KEMBALI SAMPAI DI PASAR, ATI DAN

SUMIRAH GELENG-GELENG MLONGO. MASUK LAGI

PINTU KIRI DIIKUTI TERUS OLEH PROFESOR YANG

TERENGAH-ENGAH.

LAMPU MATI.

ISTIRAHAT 15 MENIT, UNTUK MAKE – UP MENJADI

TUA, KECUALI SLENTEM. STAGE DIBERSIHKAN DARI

BATIK-BATIK DAN KURSI-KURSI

TOMMY DIAPIT SUMIRAH DAN KUSNINGTYAS DI

TEMPATNYA. NY. PROFESOR DI TEMPATNYA. KOSTUM

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
LEBIH SEDERHANA. KELIHATAN PROFESOR

MENGEJAR SLENTEM KETUKA LAMPU REMANG-

REMANG DI NYALAKAN. MASUK PINTU KIRI KELUAR

PINTU KANAN, AKHIRNYA PROFESOR KTINGGALAN

JAUH, DAN WAKTU MEMASUKI STAGE LAMPU

MENYALA TERANG. PROFESOR TERENGAH-ENGAH,

SLENTEM BERSIUL-SIUL. PROFESOR SUDAH

TERBONGKOK-BONGKOK JALANNYA DAN TERBATUK-

BATUK DISAMBUT ISTRINYA YANG SUDAH BONGKOK

JUGA.

KECUALI SLENTEM, SELURYH PEMAIN BERDIRI

KAYAK MAU DI POTRET.

PROFESOR : Aku mengejar dia terus, tapi ia ketinggalan jauh di belakang

(TERENGAH-ENGAH)

NY. POFESOR : Jarak kita sudah jauh dengan dia.

TOMMY + SUMIRAH + KUSNINGTYAS : Kita lari terus ke depan, tetapi dia kebalikannya.

ATI : Ayolah Tem, ikuti kami

SLENTEM : Ogah…. (BERSIUL)

SLENTEM YANG BERDIRI DI TEPI MEMANDANGI

MEREKA DENGAN ACUH TAK ACUH, JALAN MONDAR

MANDIR DI DEPANNYA MELIRIK MEREKA LAGI,

SEPERTI SEORANG KOMANDAN BARISAN.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SUASANA JADI LENGANG. MEREKA YANG BERBARIS

ITU TETAP TAK MERUBAH SIKAPNYA SEOLAH-OLAH

ADA KAMERA FOTODI DEPANNYA.

SLENTEM : Siap! (TERIAK)

YANG BERBARIS ITU SERTA MERTA TEGAK DAN

MERAPIKAN BARIANNYA. SLENTEM MENGONTROL

BARISANNYA. TIBA-TIBA MAUKLAH TUKANG

NGAMEN JUGA BERJALAN TERBONGKOK-BONGKOK.

SARIYEM, WARTI DENGAN CASSETTE TAPE

RECORDERNYA, TUKANG KENDANG, TUKANG

SULING, TUKANG CLEMPUNG. KELIMA ORANG INI

MEMBERI SALAM ATU PERSATU KEPADA YANG

SEDANG BERBARIS, SEBELUM BERBARIS MEREKA

DIPANGGIL SLENTEM UNTUK NGAMEN KECUALAI

WARTI.

MEREKA MULAI DUDUK, MEMUKUL INSTRUMENNYA

DAN MULAILAH. SARIYEM MULAI NEMBANG. TAPI

HANYA MULUTNYA YANG KELIHATAN CUMA

MENGANGA DAN MENUTUP, TANPA ADA SUARA

YANG KELUAR.

SLENTEM : Kenapa mulutmu, Yem? (GEMELAN BERHENTI)

TUKANG KENDANG : Karena sudah terlalu tua, suaranya nggak ada lagi.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
SLENTEM MEMBERI ISYARAT UPAYA MEREKA IKUT

BERBARI. KEMUDIAN MEREKA IKUT BERJAJAR.

SLENTEM : Para penonton semuanya, inilah mereka yang senantiasa

bergerak maju terus: MAs Tommy, Yu Sumirah, Kusningtyas,

Ati, Profesor, Nyonya Profesor, sariyem, Warti, Tukang

kendang, Tukang Suling, Tukang clemung.

TApi aku sendiri yang nggak mau. Sementara mereka bertambah

terus tiap 1 januari, sedang aku nggak mau, aku selalu meloncat

kembali ke desember yang silam dan akhirnya kuputuskan untuk

berhenti sama sekali.

Bagi mereka, aku adalah masa silam mereka, sedang mereka

bagiku adalah masa akan datangku yang enggan aku jalani.

Koq mau-maunya mereka itu menjadi tua. Sedang masa kini ada

di mana-mana. Begitu mungkin para penonton bertanya.

Masa kini sebenarnya ada pada parapenonton. Tentu saja

professor menjadi orang yang berbahagia. Beliau lepas dari surat

kaleng saya ditambah lima orang cucu, tiga dari Mbakyu

Sumirah, dan dua dari Kusningtyas.

Semuanya sudah menta, dan ada yang masih getol study terus.

Ada di Akademi Atom di Jerman, Akademi Senirupa di Perancis,

Kedokteran di London.

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9
Bank Naskah Teater_matahri
Dari ke lima cucu unu, lahir dua puluh tiga buyut yang gagah-

gagah dan manis-manis dan lucu-lucu, yang tidak mungkin

dihadirkan emuanya di sini untuk di tonton. Stagenya ini bisa

njomplang. Sedang Ati sebenarnya ada rasa dengan saya, tetapi

saya menolak.

ATI : Nggak usah ya…

SLENTEM : Kemudian tukang-tukang ngamen masih terus ngamen tapi

karena undang-undang yang saya ciptakan, mereka bisa

berdampingan secara damai. Sariyem yang sudah tidak punya

suara lagi, kabarnya mau beli cassette tape recorder

Nah, para penonton yang baik, cukup sekian malam ini, selamat

besok boleh saja kalau mau nonton lagi. Selamat malam.

--------

J l. Ta n ju n g X III Blk . IV N o . 9 6 Rt/ Rw - 0 2 0 / 0 0 6


K e l S u n g a i M i a i K e c . B . M a s i n U t a ra
E - m a i l : t e a t e r_ m a t a h a ri @ y a h o o . C o m
Blo g s :th e a tre m a ta h a rifra c a in d o .w o rd p re s s . c o m i
M o b ile : 0 8 1 9 3 3 7 8 4 2 5 5 - 0 8 1 9 1 0 2 5 8 3 0 9

Anda mungkin juga menyukai