Anda di halaman 1dari 13

SAJAK NOMOR 21

Sekalipun"Law of attraction" sudah


engkau implementasikan dalam hidupmu,
tidak menjamin semua orang akan
mencintaimu, wahai kekasihku, karena
banyak orang yang otaknya macet. Setiap
dialog dan kemunikasi yang engkau
bangun bersama orang-orang dungu,
sama dengan bercakap dengan orang tuli
dan memberi isyarat kepada orang buta.

Bukan hanya undang-undang daya tarik


saja, melainkan semua undang-undang,
mungkin sekarang kita buat, cocok untuk
sekarang. Akan tetapi tak lama kemudian,
hanya berselalng beberapa waktu saja,
ternyata sudah tidak relevan lagi.

Selanjutnya ingin aku sampaikan


kepadamu, wahai kekasihku, apapun yang
tidak pernah engkau lihat langsung
2
dengan matamu sendiri, sebaiknya tidak
usah meenjadi topik pembicaraanmu.
Sebetulnya apa yang engkau dengar
tentang diriku hanyalah gosip, tetapi
engkau terburu mempercayainya. Bahkan

sampai engkau berani mengambil


kesimpulan dan keputusan. Lalu engkau
mengatakan kepadaku, bahwa engkau
sudah berhasil melupakan diriku.
berani
Percayaalah wahai kekasihku, aku
bersumpah, setelah engkau menyatakann
telah melupakan diriku, dipastikan engkau
akan selalu dan semakin memikirkan
diriku. Sampai nanti rasa kantukmu akan
hilang, sehingga engkau akan mengalami
kesulitan mencari tidur.

Engkau pernah mengatakan, bahwa


cintamu kepadaku, adalah cinta pertama,

yang tidak akan pernah mati. Memang


sangat betul sekali, wahai kekasihku,
D D

3
(D
(D D
3
D (D D
.
D

D
(D

3 (D
CO
E
E
E. E
CO
Q (O
E Sa
E E
E
E
3ue anpayos, neje ajqej auwg, epe yep
'nquaiai jempef eÁund yepu 'nHYIseyy
eyem 'n! ueejseyeqa eÁuJeuaqas
UIpuas nyuIp Suojouau
euej-eweuad eduej uje| Suejo 3uojouau
1edep nye uysunu yepp jesues
yejepe nyyiseyay eyem 'ejeÁu Su!jed
SueA uednpiyay eYej ejnd ejeÁuiaj
uey-iueyas uexnye neysua SueA
ede ueyISYeÁUBUu uep uo]uouau yn]un
efes ueydnynony 'Bueinyuaq uyewas
nujeqeja uep nuuewa1-uewa1 epeday
ueeey neysua 3ueA ede depeyua
nyuegeyjad ewej uyewas ejeÁuual
e u ynun
ueu3uia eÁund yepg nexaua ejekua
Idea 'essuej 1eluewaw nuauioopuaw
uBu 'enwas nyueujsujay eÁujnjaqas
S
6
dipastikan, melainkan tergantung kepada
kita bagaimana mencipta kebahagiaan.
Demikian ini, apabila kita telah dapat
memahami kehidupan dengan
sebenarnya.

Sejak engkau meninggalkan diriku, wahai


kekasihku, ketika aku berusaha untuk
menghindar dari berbagai masalah dan
kesulitan, bukan berarti jiwaku lemah,
melainkan karena aku percaya diri dan

punya kemampuan untuk melihat,


mendengar dan mengamati kehidupan.
Sebenarnya bukan situasi yang
berkembang, bukan kondisi yang berubah,
melainkan diri kita sendiri yang berubah
dan berkembang terus menerus.
Perubahan dalam diri kita lebih cepat dari
perubahan situasi dan kondisi.
7
Boleh jadi pemberontakan, perlawan dan
pembangkangan, merupakan gejala-gejala
awal dari suatu kebebsan dan
kemerdekan, sedangkan kepatuhan dan
ketaatan serta kesetiaan, adalah
mengabadikan perbudakan. Aku ingin
bebas merdeka, untuk itu aku tetapkan
sejak sekarang, bahwa kesetiaanku hanya
untuk Tuhan.

Setelah manusia bebas dan merdeka di


masyarakat manapun, bukan lalu
menikmati kemerdekaannya dan
berpangku tangan, melainkan juga harus
berani melawan segala undang-undang
yang dzalim dan anti kemanusiaan.

Ataukah mungkin saja perpisahan kita ini


karena miskomunikasi, karena bahasa
yang jadi alat komunikasi, bukanlah hanya
berbentuk kalimat-kalimat, melainkan
makna-makna yang terkandung di balik
kalimat dan termasuk gerak tubuh kita.
Oleh karena itulah, maka yang penting
bukan hanya sekedar apa yang engkau
lihat, wahai kekasihku, tetapi yang paling
penting adalah apa yang engkau
perhatikan. Juga yang penting bukan apa
yang engkau lakukan, setelah engkau
mencapai tujuan, melainkan nanti engkau
akan menjadi apa, setelah engkau
menggapai tujuan

Ternyata tidak terjadi secara kebetulan,


aku mendapat seorang sahabat yang
selalu setia dengan diriku. Ternyata
kutemukan pada saat aku sendirian.
Ternyata sahabat yang selalu setia, adalah
diriku sendiri.
Kebohongan-kebohongan yang malang
9
melintang diantara teman-temamu,
menyebar gosip dan menabur rumor,
tidaklah ada artinya sama sekali bila
dibandingkan dengan kebohongan yang
telah lama bersarang di otakmu sendiri.
Untuk melihat diri sendiri sangatlah tidak
mudah, wahai kekasihku, seperti orang
ingin melihat belakang tanpa memutar
badan.

Gagap, ragu, bimbang dan banyak bohong


serta seluruh watak dan tabiat kita ini,
adalah diwariskan dari ketidak
harmonisan kedua orang tua kita. Bila
engkau tidak kuasa untuk mengatakan
sesuatu yang benar, maka paling tidak
cobalah jangan bertepuk tangan seperti
itu, wahai kekasihku, karena tepuk
tanganmu terasa menusuk jantungku dan
memecah kepalaku.
10
di
Belenggu-belenggu cinta yang melilit
hatiku, wahai kekasihku, tidak jauh
bebeda dengan jeruji-jeruji penjara,
bahkan membuat nafasku
semakin sesak.

jilid buku
Aku dapat mengarang seratus
sangat sulit
novel dengan mudah, tetapi
merumuskan satu prinsip hidup yang
dapat diimplementasikan dalam
betul.
kehidupan sehari hari secara

mencintai diriku,
Berapa banyak orang
itulah kekayaan hakiki yang aku miliki.
Memang aku punya banyak teman yang
mencintaiku, tetapi kehilangan cintamu,
sepertinya aku kehilangan segalanya.

Mungkin sekarang aku sedang di uji,


dalam rangka mendidikku untuk
mengetahui secara pasti batas-batas
territorial diiriku, dan batas-batas
11
pengetahuanku terhadap potensi diriku
sendiri.

Akhirnya aku mencoba untuk memutar


otakku, supaya aku tidak terlalu bersedih
hati kehilangan dirimu, barangkali ini yang
terbaik. Bisa saja aku berhasil merebut
cintamu, tetapi kemudian berakibat aku
harus menanggung kesedihan seumur

hidupku.

Di tengah aku sedang berhipotesa dan


menyusun premis-prelis silogisme, tiba-
tiba ada suara pintu diketuk sangat
perlahan. Setelah kubuka ternyata engkau
berdiri tegak di depan pintu, dengan
wajah kusut masai banjir air mata.
Tanpa basa basi dan tanpa pendahuluan
engkau berucap dengan nada sendu: "Aku
12
datang untuk menyerahkan diriku
kepadamu".
"Silahkan masuk", kutarik tanganmnu
sambil kudorong daun pintu.

Engkau langsung masuk kamar tidurku,


duduk di kursi menghadap cermin, sambil
memainkan rambutmu yang terurai.
Sambil kupegangi pundakmu dari
belakang, sambil kutatapi wajahmu
melalui cermin, engkau raba tanganku
yang sedang menyandar di pundakmu.

Sambil menatap cermin didepanmu,


pandangan matamu tertuju ke wajahku
lewat cermin, lalu engkau katakan seperti
ragu-ragu: "Orang tuaku bercerai.
Sekarang di rumah sedang terjadi
peperangan sengit. Sengaja aku melarikan
13
diri ke sini. Aku tidak ingin membela
Siapapun".
"Mengapa bisa terjadi seperti itu, padahal
usia
kedua orang tuamu sidah masuk
senja", ulasku penasaran.
"Entahlah, tidak masuk akal", jelasmu
kemudian.
dapat aku bantu ?".
"Lalu apa yang
tanyaku kemudian.

"Izinkanlah aku, untuk sementara waktu,

tinggal di sini bersamamu", pintamu


dengan rendah hati.

"Untuk selamanya juga boleh".


Aku
mencoba untuk menghiburmu.
Lalu
engkau tersenyum kecil.

Indramayu. 24-11-2022

Abdul Syakur Yasin.

Anda mungkin juga menyukai