Disusun Oleh :
M. SULHAN FAUZI ZIKRI AKBAR
020021083
Disusun Oleh
M. SULHAN FAUZI ZIKRI AKBAR
Disahkan Oleh :
A. Latar Belakang
Sustainable Development Goals (SDGs), adalah 17 tujuan dengan 169 capaian
yang terukur dan tenggat yang telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia
pembangunan untuk keselamatan manusia dan planet bumi. Salah satu tujauan SDGs
adalah kehidupan sehat dan sejahtera, mulai dari usia bayi hingga lansia. Selain
Kesehatan fisik, perlu juga diperhatikan Kesehatan psikologis yang meliputi rasa aman
dan nyaman.
Bayi yang baru lahir akan merasa nyaman jika bersama orangtuanya. Dalam
kondisi tertentu bayi baru lahir terkadang harus tidak bersama dengan ibu, misalnya bayi
harus dirawat di ruang NICU. Selain tidak bersama ibu, bayi yang dirawat di ruang
NICU tidak menutup kemungkinan dilakukan tindakan invasive seperti pemasangan
infus, OGT dan lain sebagainya. Kondisi ini jelas membuat anak mengalami
ketidaknyamanan. Dampak dari ketidaknyamanan bisa membuat anak rewel, kurang
terpenuhinya istirahat tidur, dan pada akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan anak
secara tidak langsung.
Dari pengamatan penulis tgl 13 April 2021, dari 8 bayi yang dirawat di ruang
NICU, sebanyak 6 bayi dilakukan tindakan invasif seperti pemasangan infus dan
pemasangan OGT. Tampak bayi tersebut menunjukan ekspresi tidak nyaman, tidur tidak
lelap, pola nafas cepat, dan beberapa bayi kadang tampak menangis. Dari wawancara
dengan perawat di ruang NICU, perawat tersebut mengatakan perawatan difokuskan
untuk mengatasi masalah fisik saja, sedangkan untuk mengatasi masalah
ketidaknyamanan belum ada tindakan alternatif.
Beberapa upaya untuk mengatasi ketidaknyamanan adalah dengan terapi musik,
mengikutsertakan ibu dalam setiap tindakan, menciptakan suasana yang nyaman, terapi
murottal Al-Qur’an, pemberian pacifier dan masih banyak yang lain. Umumnya bayi
mempunyai refleks mengisap yang cukup kuat. Tidak hanya membantu menambah
nutrisi, mengisap juga mempunyai efek menenangkan. Pemberian pacifier selain dapat
memberikan ketenangan pada bayi, kebiasaan menggunakan pacifier pada bayi lebih
mudah dihilangkan dibandingkan kebiasaan menghisap jempol. Pemberian pacifier bisa
dilakukan sebagai penatalaksanaan nyeri pada bayi, dengan kegiatan menghisap
diharapkan masalah nyeri dapat dialihkan. Penulis juga mewawancarai petugas di ruang
NICU, untuk discharge planning belum dilakukan Pendidikan Kesehatan tentang
pemanfaatan penggunanaan pacifier.
Melihat permasalahan di atas penulis ingin memberikan Pendidikan Kesehatan
tentang manfaat pacifier pada ibu yang anaknya sedang dirawat di ruang NICU RSUD
Kota Mataram.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan diharapkan orang tua mampu
memahami manfaat pemberian Pacifier.
2. Media
a. Leaflet
b. Pacifier
c. Phantom bayi
D. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Terapis Orang tua
1. 5 Pembukaan:
menit 1. Membuka dan mengucapkan salam Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Memperkenalkan pembimbing
4. Kontrak waktu dengan ibu bayi
2. 20 Kegiatan bermain:
menit 1. Menanyakan pada ibu kesediaan ikut Mendengarkan
penyuluhan manfaat pacifier Menjawab pertanyaan
2. Menjelaskan tentang pacifier Demonstrasi
(pengertian, manfaat dan kerugian) Redemonstrasi
3. Mendemosntrasikan cara pemberian Mengungkapkan perasaan
pacifier
4. Menanyakan perasaan ibu
3. 5 Penutup:
menit 1. Menghentikan penyuluhan kesehatan Mendengarkan
2. Menyampaikan hasil penyuluhan Menjawab salam
3. Menutup acara
4. Mengucapkan salam
Adlina, A. 2021. Fakta Empeng Bayi, Apa Saja Manfaat dan Kekurangannya?. Diperoleh dari
https://hellosehat.com/parenting/bayi/empeng-bayi/
Adrian, K. 2021. Manfaat dan resiko penggunaan empeng pada bayi. Diperoleh dari
https://www.alodokter.com/pertimbangkan-lagi-penggunaan-empeng-pada-bayi-
bisa-berisiko
Syaifudin, (2011), pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta
Pemberian Pacifier
A. Defenisi
3. Sebuah pacifier dapat mengurangi risiko overfeeding untuk bayi yang diberi
botol
Apa itu overfeeding, yaitu kondisi pemberian minuman yang terlalu banyak
kepada bayi. Dorongan untuk menghisap untuk kenyamanan sering ditanggapi
keliru dan dianggap sebagai tanda kelaparan akan minuman ASI. Resiko ini tidak
akan dijumpai pada bayi yang menyusu langsung ke payudara karena pada bayi
usia muda mereka tidak bisa mengontrol seberapa banyak minuman yang akan
mereka minum dari botol-dot. Dengan pacifier kebutuhan bayi akan menghisap
bisa terpenuhi tanpa takut kondisi overfeeding.
4. lebih mudah untuk berhenti menggunakan pacifier daripada berhenti
mengisap jempol
Banyak orang tua khawatir tentang kegiatan mengisap ibu jari menjadi
kebiasaan yang mungkin sulit untuk dihilangkan, oleh karena itu orang tua lebih
memilih menggunakan pacifier daripada anak mereka ketergantungan dengan
menghisap ibu jari. Kelebihan pacifier dibanding jempol adalah orang tua dapat
dengan mudah mengontrol anak dalam hal penggunaan pacifier. Jika dirasa cukup
orang tua bisa membuang pacifier tapi tidak dengan ibu jari.