Anda di halaman 1dari 73

Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kuliah Kerja Nyata Praktek (KKN-P) merupakan wujud proses belajar yang

dilaksanakan diluar lingkungan kampus dan merupakan salah satu mata kuliah yang

harus diselesaikan oleh mahasiswa, yang telah menempuh SKS yang ditentukan pada

tiap-tiap semester. Kuliah Kerja Nyata Praktek dilaksanakan di PG. Krebet Baru I

dengan berbagai pertimbangan. Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok

manusia. Dapat dibayangkan jika dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat

menemukan gula dipasaran, maka semua makanan dan minuman akan terasa asing,

tawar atau pahit. Oleh sebab itu manusia berusaha membuat gula dengan teknologi

yang semakin berkembang.

PG. Krebet Baru I merupakan salah satu wadah partisipasi dalam menunjang

industri di Indonesia khususnya dalam memenuhi kebutuhan gula dalam negeri.

Keberhasilan dalam bidang indusrialisasi dapat dicapai jika dilakukan suatu

penelitian, perencanaan serta pengembangan dan dukungan dari berbagai departemen

terkait yang saling menunjang.

Salah satu faktor yang menunjang adalah departemen pendidikan yang

merupakan bagian dalam menyediakan tenaga-tenaga ahli yang berbobot, sehingga

secara aktif dan kreatif turut memikirkan guna mencari terobosan-terobosan baru

yang sesuai dengan perkembangan teknologi industri di Indonesia.

Jurusan Teknik Mesin 1


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Selain faktor diatas industri gula juga merupakan tempat yang sesuai untuk

melaksanakan praktik kerja karena semua peralatannya dapat dijadikan sebagai obyek

pengamatan, penelitian dan pengembangan bagi lembaga pendidikan.

1.2 Tujuan

Kegiatan KKN-P yang kami laksanakan di PG. Krebet Baru I ini bertujuan

untuk :

 Mengetahui tentang PT PG. Krebet Baru khususnya KB I.

 Mengetahui dan membandingkan ilmu yang telah diperoleh selama dalam

perkuliahan dengan kenyataan yang ada di lapangan.

 Mengetahui secara langsung situasi dan kondisi di perusahaan yang

bersangkutan.

 Mengetahui dan memahami proses pembuatan gula di PT PG. Krebet Baru.

 Memperluas wawasan mahasiswa dengan mengenalkan sistem nyata pada


perusahaan baik jasa maupun manufaktur.

1.3 Manfaat
Dengan mengadakan penelitian di PT. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru I
Bululawang Malang, maka ada beberapa manfaat yang diharapkan :
1. Memperluas wawasan mahasiswa dengan mengenalkan sistem nyata pada
perusahaan baik jasa maupun manufaktur.
2. Melihat langsung dan membuktikan aplikasi dan kebenaran teori yang diterima
di bangku kuliah.
3. Mahasiswa mendapatkan pengalaman yang berharga melalui ketrelibatannya
secara langsung di dalam dunia kerja yang nyata. Dan juga melihat situasi
Jurusan Teknik Mesin 2
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

kerja di lapangan dan hubungan antara pekerja dengan pekerja maupun antara
pekerja dengan pimpinan.
4. Mengetahui proses pembuatan gula mulai dari tebu sampai menjadi gula.
5. Mempercepat hubungan antara perusahaan sebagai instansi teknik dengan
perguruan tinggi sebagai instansi pendidikan, sehingga akan menghasilkan
suatu kerjasama yang saling menguntungkan diantara kedua pihak.

1.4 Ruang Lingkup Kuliah Kerja Nyata Praktek


Ruang lingkup dari pelaksanaan KKN-P di PT. Rajawali I Unit PG. Krebet
Baru I Bululawang Malang adalah sebagai berikut :
 Manajemen Perusahaan.
 Proses Produksi (proses pembuatan gula).
 Bagian-bagian Ketel.

1.5 Metode Pengambilan Data


Metode yang digunakan dalam KKN-P ini ada dua jenis yaitu :
1. Studi Pustaka (Library Research)
Membaca teori-teori mengenai proses produksi dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kebutuhan untuk menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata
Praktek ini didapat dari perpustakaan.
2. Metode Penelitian Lapangan (Field Research)
Mencari, mengamati dan mencatat data yang diperlukan secara langsung terjun
pada obyek penelitiannya. Cara yang dipakai dalam Field Research ini adalah :
a) Interview
Mengadakan tanya jawab secara langsung dengan petugas perusahaan /
operator mesin sehubungan dengan masalah yang akan diperlukan atau dibahas
dalam penyusunan praktek ini.

Jurusan Teknik Mesin 3


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

b) Observasi
Dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada saat perusahaan
melakukan kegiatan sehari-hari terhadap masalah yang dianggap penting.
3. Studi Kasus
Metode yang diterapkan dengan pengaplikasian sudut pandang
akademik terhadap kondisi riil di lapangan.

BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan


PT. Pabrik Gula Krebet Baru didirikan tahun 1906 oleh pemerintah Hindia
Belanda yang kemudian dimiliki oleh Mayor Oci Tiong Concern, pada masa revolusi
tahun 1945 sampai tahun 1947 perusahaan ini mengalami kerusakan yang cukup
parah akibat peperangan, sehingga pabrik menghentikan semua kegiatan produksinya,
petani yang semula menggiling tebu di pabrik, mengalihkan penggilingannya ke
pengolahan tebu secara tradisional yang menghasilkan gula merah.
Pada 1954 atas desakan petani yang tergabung dalam IMAPETERMAS
(Indonesia Maskapai Andai-Pertanian Tebu Rakyat Malang Selatan), PT. Pabrik Gula
Krebet Baru melakukan rehabilitasi dan dapat beroperasi kembali.
Berdasarkan Indonesian Sugar Studies Januari 1972 areal untuk tanaman tebu
di daerah Malang Selatan tersedia 12.000 Ha, sedangkan untuk PT. Pabrik Gula
Krebet Baru telah tersedia lahan seluas 4.000 Ha.
Budi daya tanaman tebu di sekitar PT. Pabrik Gula Krebet Baru terus
berkembang sehingga kapasitas yang semula sebesar 2.000 TDC tidak mampu
menampung tebu yang ada. Untuk meningkatkan kapasitas giling, maka pada tahun
1976 dibangun pabrik gula lagi yang diberi nama PT. Pabrik Gula Krebet Baru II
dengan kapasitas giling 3.000 TDC. Dengan demikian mulai saat itu PT. Pabrik Gula
Krebet Baru terdiri dari 2 (unit) yaitu PT. Pabrik Gula Krebet Baru I (KB I) dan PT.
Pabrik Gula Krebet Baru II (KB II) dengan kapasitas giling secara keseluruhan
Jurusan Teknik Mesin 4
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

sebesar 5.000 TDC (50.000 Ku tebu per hari). Pada tahun 1987 kapasitas
ditingkatkan menjadi 6.000 TDC dan pada tahun 1988 kapasitas ditingkatkan kembali
menjadi 6.500 TDC.Tahun 2006 kedua pabrik meningkatkan kapasitas sebesar 8500
TCD.

2.2 Lokasi Perusahaan


PT. Pabrik Gula Krebet Baru terletak di Desa Krebet Kecamatan Bululawang
Kabupaten Malang, jarak dari kota Malang ± 13 km ke arah selatan. Tanah di daerah
Malang Selatan cukup menguntungkan bagi petani tebu, yang terdiri dari dua bagian
yaitu Historis dan daerah Ekspansi (perluasan) dimana daerah historis merupakan
tanah tegalan (lahan kering). Apabila ditinjau dari segi kemudahan memperoleh
bahan baku, bahan jadi dan tenaga kerja, maka lokasi tersebut dapat dikatakan
strategis karena tenaga kerja mudah diperoleh di sekitar pabrik. Listrik maupun air
mudah diperoleh dan transportasi mudah didapat karena PT. Pabrik Gula Krebet Baru
berada pada persimpangan jalan antara Malang – Gondanglegi – Wajak – Dampit dan
terdapat lori yang dapat mencapai areal tanaman tebu yang letaknya dekat dengan
lokasi pabrik.
Jika ditinjau dari segi lokasi, PG.Krebet Baru memiliki beberapa faktor yang
mendukung kelancaran produksi, yaitu:
a. Penyediaan Bahan Mentah
Sumber bahan mentah dapat diperoleh dari penduduk di sekitar pabrik, sehingga
tidak mengalami kesulitan bahan baku. Pabrik juga memberikan kredit kepada
petani tebu untuk keperluan para petani seperti pupuk yang dimaksudkan untuk
meningkatkan keinginan para petani tebu untuk menanam tebu.
b. Tenaga Kerja
Tenaga kerja diperoleh dari penduduk sekitar pabrik sehingga tidak mengalami
kesulitan bila sewaktu – waktu memerlukan tenaga kerja.
c. Penyediaan Air

Jurusan Teknik Mesin 5


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Pabrik tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air untuk proses
produksi karena disekitar pabrik tersedia sumber air yang cukup banyak. Di sini
pabrik juga bekerjasama dengan pengairan.
d. Transportasi
Faktor pengangkutan bukan merupakan hambatan karena tempat bahan mentah
tidak terlalu jauh dari lokasi perusahaan, demikian juga biaya transportasi tidak
terlalu tinggi. Lokasi pabrik terletak di pinggir jalan raya sehingga memudahkan
transportasi bagi pabrik untuk mengangkut bahan mentah maupun barang jadi.
e. Iklim
Faktor iklim sangat menetukan dalam penanaman tebu terutama dalam
pertumbuhannya. Adapun unsur – unsur yang mempengaruhi penanaman tebu
meliputi : panas matahari, tekanan udara, kelembaban udara, curah hujan, dan
intensitas air yang terkandung di dalam tanah.
f. Pemasaran Hasil Produksi
PG.Krebet Baru tidak mengalami kesulitan dalam pemasarannya, karena
pemasaran hasil produksi ditangani oleh KUD.

2.3 Bentuk Badan Usaha


PT. Pabrik Gula Krebet Baru merupakan BUMN yang berada di bawah
naungan Departemen Keuangan RI yang merupakan anak perusahaan dari PT (PPEN)
Rajawali Nusantara RI yang berkedudukan di Jakarta. PT (PPEN) Rajawali
Nusantara Indonesia merupakan perusahaan induk yang tidak menjalankan aktivitas
usahanya sendiri. Kegiatan operasional perusahaan dilakukan oleh anak perusahaan.
Perusahaan ini sebagai BUMN mempunyai hak otonomi yang luas, yang
berarti tidak ada campur tangan dalam hal ini Departemen Keuangan RI dalam
mengelola perusahaan.
Anak-anak perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki oleh PT. Rajawali
Nusantara Indonesia adalah :
1. PT. PG Redjo Agung Baru – Madiun.

Jurusan Teknik Mesin 6


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

2. PT. PG Krebet Baru – Malang.


3. PT. Perusahaan Ekspor Impor Rajawali Nusindo.
4. PT. Nelayan Jasa Umum Mutiara Rajawali.
5. PT. Bandareksa Rajawali.
6. PT. Apotik Bima.
7. PT. Industrial Management Company.
8. PT. Perkebunan Karet Cimayak.
9. PT. Perkebunan Karet Cileles.

2.4 Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur organisasi adalah merupakan sesuatu yang sangat diperlukan
keberadaannya oleh perusahaan, karena struktur organisasi merupakan bagian untuk
mengatur dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan serta tanggung jawab tugas
masing-masing jabatan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan memudahkan
pengelolaan suatu perusahaan, sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.
Dalam organisasi, fungsi, wewenang dan tanggung jawab melekat terhadap
proses atau fungsi di seluruh departemen organisasi. Dengan demikian, fungsi para
manager bertanggung jawab mengawasi bawahannya sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Setiap anggota fungsi tidak dibenarkan mengerjakan fungsi lainnya,
karena wewenang dan tanggung jawab setiap fungsi telah digariskan dengan sangat
jelas.
Adapun struktur organisasi yang terdapat pada PG. Krebet Baru adalah
merupakan struktur organisasi dengan bentuk garis, dimana kekuasaan dan tanggung
jawab berjalan dari pimpinan tertinggi sampai ke bawah menurut garis vertikal.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat analisa jabatan PG. Krebet Baru sebagai berikut :

2.4.1 Analisa Jabatan


Secara garis besar tugas dari masing-masing pejabat pada PG. Krebet Baru
Malang adalah sebagai berikut :

Jurusan Teknik Mesin 7


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

1. General Manager
General Manager merupakan wakil direksi yang dikuasainya. Direksi adalah
pimpinan dari suatu perusahaan yang menguasai beberapa buah pabrik.
 Fungsi : Mengelola perusahaan secara keseluruhan sesuai dengan kebijaksanaan
yang telah ditetapkan oleh direksi.
 Tugas General Manager adalah :
1.Merumuskan sasaran dalam kerangka tujuan yang telah ditetapkan.
2.Menetapkan strategi untuk mencapai sasaran perusahaan.
3.Membantu direksi dalam menyusun rencana jangka panjang perusahaan.
4. Melaksanakan kebijakan direksi dalam bidang keuangan, personalia, produksi,
teknik dan umum.
5.Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditentukan direksi.
 Wewenang :
1. Memilih dan menetapkan strategi untuk mencapai sasaran perusahaan.
2. Mengendalikan pelaksakaan anggaran perusahaan.
3. Mengangkat dan memberhentikan karyawan non-staff perusahaan.
 Tanggung Jawab
1. Tercapainya sasaran yang telah ditetapkan.
2. Penjagaan terhadap rahasia perusahaan.
3. Tercapainya suasana kerja yang baik dalam perusahaan.

2. Manager HRD
 Fungsi : Membantu General Manager dalam melaksanakan kebijakan direksi
dan ketentuan-ketentuan administrator dalam bidang personalia dan
umum.
 Tugas :
1. Melaksanakan recruitment calon karyawan perusahaan.
2. Melaksanakan ketentuan-ketentuan mengenai pendidikan pengembangan
karyawan.

Jurusan Teknik Mesin 8


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

3. Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh General Manager.


 Wewenang :
1. Menyelenggarakan recruitment calon karyawan perusahaan.
2. Menghitung tunjangan dan jaminan sosial karyawan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
3. Menetapkan anggaran untuk pengembangan Sumber Daya Manusia yang akan
diusulkan oleh General Manager.
 Tanggung Jawab :
1. Ketelitian perhitungan upah, gaji serta tunjangan karyawan.
2. Kelancaran pelaksanaan recruitment calon karyawan perusahaan.
3. Ketelitian dan kebenaran administrasi karyawan.
a. Kepala Seksi Personalia
 Fungsi : Membantu Manager HRD dalam menyiapkan perhitungan gaji dan upah
karyawan, tunjangan dan hak jaminan sosial karyawan yang lain.
 Tugas :
1. Mengumpulkan data untuk pembuatan daftar gaji, upah dan pendapatan lain
karyawan perusahaan.
2. Melaksanakan pembuatan daftar gaji dan upah sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
3. Melaksanaan perhitungan upah lembur, deklarasi perjalanan dinas dan jaminan
sosial karyawan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
 Tanggung Jawab
1. Ketelitian dan kebenaran administrasi karyawan.
2. Mengkoordinasi semua karyawan yang ada dalam seksinya.
b. Kepala Seksi Umum
 Fungsi : Membantu Manager HRD dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
mencakup bidang umum.
 Tugas :
1. Mengurus dan mengatur keperluan tamu-tamu perusahaan

Jurusan Teknik Mesin 9


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

2. Mempersiapkan tempat untuk rapat-rapat dinas serta pertemuan lainnya.


3. Melakukan administrasi perumahan dinas karyawan dan membuat usulan
penghunian atas rumah-rumah kosong bagi karyawan yang berhak.
 Wewenang : Mengatur cara-cara untuk menciptakan dan menjaga keamanan
perusahaan.
 Tanggung Jawab
1. Ketertiban administrasi perumahan dinas karyawan dan penghuninya.
2. Kebersihan dan kerapian gedung, kantor dan perlengkapannya.

3. Financial Manager
 Fungsi : Melaksanakan kebijakan Direksi dan ketentuan Administrator dalam
bidang anggaran keuangan, akuntansi, umum dan personalia serta
memimpin bagian Tata Usaha dan Keuangan untuk mencapai tujuan dan
sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.
 Tugas :
1. Merencanakan peredaran keuangan dan memantau realisasi serta mengadakan
analisis atas penyimpangannya.
2. Melaksanakan penerimaan, pengeluaran dan penyimpangan perusahaan.
3. Melaksanakan pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi
keuangan bagi pihak-pihak yang memerlukan.
4. Melaksanakan kebijakan penggajian karyawan, kesejahteraan, pelayanan
kesehatan dan keselamatan kerja sejalan dengan peraturan yang berlaku.
5. Menyusun rencana anggaran yang akan diusulkan kepada direksi.
 Wewenang :
1. Menolak pengeluaran dan penerimaan dana yang tidak sesuai dengan sistem
dan prosedur yang berlaku.
2. Meminta informasi yang diperlukan dalam rangka tugas yang berhubungan
dengan pengolahan data akuntansi dari kepala bagian dan kepala seksi dalam
perusahaan.

Jurusan Teknik Mesin 10


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

3. Menetapkan cara-cara pelaksanaan penarikan dan penempatan karyawan non-


staff.
4. Menetapkan rencana anggaran yang akan diusulkan kepada administrator.
5. Meminta pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan wewenang yang
didelegasikan kepada bawahannya..
a. Kepala Seksi Keuangan dan Anggaran
 Fungsi : Membantu Manager bagian Akuntansi dan keuangan dalam
melaksanakan kebijakan direksi dan ketentuan-ketentuan General
Manager dalam bidang keuangan dan anggaran untuk mencapai tujuan
dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.
 Tugas :
1. Melaksanakan penerimaan, pengeluaran dan penyimpanan uang perusahaan
sesuai dengan sistem otorisasi yang berlaku.
2. Menyiapkan informasi untuk menyusun cash flow.
3. Membantu melaksanakan kebijakan penyimpanan keuangan.
 Tanggung Jawab :
1. Ketelitian penyusunan rencana anggaran perusahaan.
2. Ketepatan waktu penyajian rencana anggaran perusahaan.
3. Kedisiplinan karyawan dalam seksinya.
b. Kepala Seksi Gudang Gula
 Fungsi : Membantu Manager bagian akuntansi dan keuangan dalam melaksanakan
penerimaan, pengeluaran dan penyimpanan keperluan barang
 Tugas :
1. Membantu pengaturan penerimaan, pengeluaran dan penyimpanan keperluan
barang.
2. Menyelenggarakan catatan mutasi dan sisa persediaan yang disimpan di gudang
material.
3. Memberi informasi yang diperlukan oleh tim pembeli untuk kelancaran
pengadaan barang.

Jurusan Teknik Mesin 11


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

 Wewenang :
1. Menolak permintaan barang gudang yang tidak sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
2. Menolak barang yang dikirim ke gudang perusahaan yang tidak memenuhi
persyaratan yang dicantumkan dalam prosedur pembelian.
 Tanggung Jawab :
1. Terjaganya keamanan dan kondisi barang-barang yang tersimpan di gudang
material.
2. Kebenaran barang yang diserahkan kepada seksi atau bagian lain yang
memintanya.
3. Ketelitian catatan mutasi dan sisa barang yang disimpan di gudang material.
c. Kepala Seksi Gudang Gula
 Fungsi : Membantu Manager bagian akuntansi dan keuangan dalam melaksanakan
penyimpanan, pelayanan, pengeluaran dan penjagaan kondisi gula, tetes
dan produk lainnya yang disimpan di gudang.
 Tugas :
1. Membantu dalam penyimpanan gula, tetes dan produk lainnya di gudang.
2. Menyelenggarakan catatan mutasi dan sisa gula, tetes dan produk lainnya di
gudang.
3. Mengawasi penimbangan dan pembungkusan gula.
 Wewenang :
1. Menolak pengeluaran gula, tetes dan produk lainnya dari gudang yang tidak
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
2. Menandatangani dokumen dan laporan sesuai dengan sistem otorisasi yang
berlaku.
 Tanggung Jawab :
1. Keamanan kondisi gula, tetes dan produk lainnya yang disimpan di gudang.
2. Kebenaran kuantitas gula, tetes dan produk lainnya yang dikeluarkan dari
gudang.

Jurusan Teknik Mesin 12


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

3. Kelancaran pelayanan pengeluaran gula, tetes dan produk lainnya di gudang.


d. Kepala Seksi Gudang Distribusi
 Tugas :
1. Membantu Kepala Seksi Keuangan dan Anggaran dalam penyimpanan barang-
barang distribusi.
2. Menyelenggarakan catatan mutasi dan sisa-sisa barang distribusi.
3. Membuat laporan mengenai sisa-sisa barang distribusi.
4. Menegakkan disiplin kerja karyawan yang ada dalam sub seksi.
 Wewenang
1. Menolak pengeluaran gula dan barang distribusi lain yang tidak sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
2. Menilai dan mengusulkan promosi dan demosi karyawan yang ada dalam sub
seksinya.
 Tanggung Jawab
1. Keamanan dan kondisi barang-barang distribusi yang disimpan di gudang.
2. Kebenaran kuantitas barang-barang distribusi yang dikeluarkan dari gudang.
e. Kepala Seksi Akuntansi dan Keuangan
 Fungsi : Melakukan kebijakan direksi dan ketentuan-ketentuan General Manager
dalam bidang akuntansi serta memimpin seksi akuntansi dan keuangan
untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.
 Tugas :
1. Melakukan verifikasi terhadap dokumen pendukung yang dipakai sebagai
dasar pengeluaran dana perusahaan.
2. Melakukan pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan informasi
keuangan bagi pihak yang memerlukan.
3. Melaksanakan penimbangan dan pencatatan berat tebu yang akan digiling,
hasil produksi dan barang-barang lain yang akan dikeluarkan dari perusahaan
serta barang pemasok yang akan diterima perusahaan.
4. Mengontrol dokumen dan laporan atas dasar sistem wewenang yang berlaku.

Jurusan Teknik Mesin 13


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

 Wewenang :
1. Mengumpulkan dokumen pendukung transaksi keuangan.
2. Menolak dokumen pendukung yang tidak memenuhi syarat atau peraturan
yang berlaku.
3. Menetapkan rancangan anggaran seksinya yang akan diusulkan kepada kepala
bagiannya.
 Tanggung Jawab :
1. Kewajaran angka atau informasi lain yang disajikan dalam informasi
keuangan.
2. Ketelitian penimbangan dan administrasi tebu rakyat.

f. Kepala Seksi EDP


 Fungsi : Membantu Manager bagian akuntansi, menyajikan informasi keuangan,
serta memimpin sub seksinya untuk mencapai tujuan dan sasaran
perusahaan yang telah ditetapkan.
 Tugas :
1. Membantu Manager bagian akuntansi dalam melaksanakan dokumen yang
mendukung transaksi keuangan.
2. Membantu Manager bagian akuntansi dalam pengolahan transaksi sesuai
dengan prinsip akuntansi yang lazim dan kebijakan akuntansi yang ditetapkan
direksi.
3. Memberikan otoritas atau dokumen dan laporan sesuai dengan sistem
wewenang yang berlaku.
 Wewenang :
1. Menandatangani dokumen-dokumen sesuai dengan sistem otorisasi yang
berlaku.
2. Memberi peringatan lisan kepada karyawan subseksinya yang melanggar
disiplin kerja yang berlaku.
 Tanggung Jawab :

Jurusan Teknik Mesin 14


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

1. Pengumpulan data akuntansi dan data non akuntansi yang akan diolah menjadi
informasi keuangan.
2. Ketelitian penggolongan transaksi keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang lazim dan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh direksi.
3. Terkoordinasinya kegiatan karyawan yang berada dalam sub seksinya.

g. Kepala Seksi Administrasi Tebu Rakyat (ATR)


 Fungsi : Membantu Manager bagian akuntansi dalam melaksanakan pencatatan
tebu rakyat serta kewajiban petani tebu rakyat serta memimpin sub
seksinya untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah
ditetapkan.
 Tugas :
1. Membantu Manager bagian akuntansi dalam mencatat penerimaan tebu milik
tiap petani.
2. Menyelenggarakan administrasi utang piutang KUD dan pengeluaran gula
serta tetes termasuk administrasi pembayaran cukai dan pajak-pajak lainnya.
 Wewenang :
1. Menandatangani dokumen serta laporan sesuai dengan otorisasi yang berlaku.
2. Memberi peringatan lisan kepada karyawan subseksinya yang melanggar
disiplin kerja yang berlaku.
 Tanggung Jawab :
1. Ketertiban administrasi pemasukan dan pengeluaran barang gudang.
2. Kelancaran penyusunan anggaran belanja dan daftar untuk perincian
pemakaian alat-alat untuk pemeliharaan dan perluasan.

h. Kepala Seksi APK


 Fungsi : Membantu Manager bagian akuntansi dalam melaksanakan administrasi
persediaan kantor dan pemeriksaan fisik secara berkesinambungan atas

Jurusan Teknik Mesin 15


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

barang gudang serta memimpin sub seksinya untuk mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan.
 Tugas : Meneliti keabsahan bon-bon masukan dan pengeluaran barang gudang
dan kebenaran tagihan pembelian lokal barang-barang atas dasar surat
pesanan/kontrak pembelian.
 Wewenang : Menandatangani dokumen dan laporan sesuai dengan sistem
otorisasi yang berlaku.
 Tanggung Jawab :
1. Ketertiban administrasi pemasukan dan pengeluaran barang gudang.
2. Kelancaran penyusunan anggaran belanja dan daftar untuk perincian
pemakaian alat-alat untuk pemeliharaan dan perluasan.

i. Kepala Seksi Timbangan


 Fungsi : Membantu Manager bagian akuntansi dalam melaksanakan penimbangan
tebu yang akan digiling, hasil produksi dan barang lain yang dikeluarkan
dari perusahaan, barang pemasok yang akan diterima oleh perusahaan
serta memimpin sub seksinya untuk mencapai tujuan dan sasaran
perusahaan yang telah ditetapkan.
 Tugas :
1. Membantu Manager bagian akuntansi dalam penimbangan tebu yang akan
digiling.
2. Membuat laporan timbangan tebu dan mendistribusikan kepada seksi
pengolahan.
 Tanggung Jawab :
1. Ketelitian dan kebenaran hasil penimbangan tebu.
2. Ketelitian dan ketepatan waktu penyampaian laporan timbangan.
3. Ketelitian dan kebenaran administrasi upah tebang.

4. Kabag Tanaman (Plantation Manager)

Jurusan Teknik Mesin 16


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

 Fungsi : Melaksanakan kebijakan direksi dan ketentuan General Manager dalam


bidang pengadaan tebu, pemeriksaan areal tebu, sarana angkutan,
penyuluhan dan bimbingan kultural teknis.
 Tugas :
1. Mengadakan penyuluhan kepada para petani tebu.
2. Mengadakan pendaftaran areal tebu yang akan digiling.
3. Mengadakan pemeriksaan areal.
4. Memberikan bimbingan kultur teknis kepada para petani tebu.
5. Mengadakan penebangan tebu.
6. Menggarap kebun percobaan.
 Wewenang :
1. Menyusun program-program kerja untuk mencapai target-target areal lahan
hasil tebu bibit dan tebu giling yang ditetapkan oleh Administratur.
2. Mengawasi pelaksanaan penanaman dan penebangan tebu.
3. Menyusun laporan rutin dan insidental tentang kegiatan bagian tanaman.
4. Mengadakan hubungan yang terkait dengan program tebu rakyat intensifikasi
(TRI)
a. Seksi Tebang dan Angkutan
 Tugas :
1. Bertanggung jawab atas tebangan dan angkutan tebu siap digiling.
2. Mengadakan koordinasi dengan bagian-bagian lain.
3. Menjaga kelancaran pemasukan tebu yang siap digiling.
b. Seksi Bina Sarana Tani
 Tugas :
1. Mengadakan pengolahan kebun percobaan.
2. Bertanggung jawab atas pengembangan produksi tanaman.
c. Seksi Rayon Wilayah
 Tugas :
1. Bertanggung jawab atas tugas kesinderan.

Jurusan Teknik Mesin 17


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

2. Mengadakan koordinasi dengan instalasi yang terkait yang lebih tinggi dari
tugas-tugas kesinderan.
3. Membantu dan bertanggung jawab kepada kepala bagian.
d. Kesinderan
 Tugas :
1. Mengolah kebun bibit dan kebun percobaan/peragaan.
2. Mengadakan pendaftaran petani peserta TRI.
3. Membantu memantau pelaksanaan tebang dan angkutan tebu.
4. Memberi laporan sesuai dengan yang berlaku.

5. Kabag Instalasi (Engineering Manager)


 Fungsi : Membantu General Manager dalam melaksanakan kebijaksanaan direksi
dan ketentuan administratur dalam pengoperasian, pemeliharaan, reparasi
mesin, equipment pabrik, lori, loko, kendaraan, traktor, pompa dan
bangunan. Juga pada penyediaan tenaga listrik dan memimpin bagian
instalasi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
 Tugas :
1. Melaksanakan pemeliharaan dan reparasi mesin dan peralatan pabrik sehingga
siap dioperasikan.
2. Mempertahankan operasi mesin dan peralatan pabrik untuk menjaga
kontinyuitas penyediaan bahan guna memenuhi kebutuhan pabrikasi.
3. Bekerjasama dengan kepala bagian tanaman dalam melakukan pengolahan,
pemeliharaan dan reparasi lori, loko, pompa dan traktor.
4. Melaksanakan pengolahan, pemeliharaan dan reparasi kendaraan perusahaan.
 Wewenang :
1. Mengatur penggunaan mesin, peralatan dan bangunan pabrik untuk kebutuhan
perusahaan.
2. Dalam masa giling dapat menghentikan proses jika dipandang perlu dan harus
segera melaporkan kepada kepala pabrik.

Jurusan Teknik Mesin 18


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

3. Menetapkan rancangan anggaran bagiannya yang diusulkan kepada kepala


pabrik.
a. Kepala Seksi Kendaraan
 Tugas :
1. Menerima permohonan pemakaian kendaraan yang telah disetujui oleh semua
kepala bagian.
2. Mengatur dan mendisposisikan kendaraan yang akan dipakai.
3. Membuat surat perintah jalan kendaraan.
4. Melaksanakan perbaikan dan perawatan kendaraan.
b. Kepala Bagian Rupa-Rupa atau Bangunan
 Tugas :
1. Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan bagian rupa-rupa atau bangunan
2. Melaporkan semua kegiatan yang dilakukan kepala bagian teknik atau
Engineering Manager.

c. Kepala Seksi Besali


 Tugas :
1. Bertanggung jawab atas lancarnya pekerjaan pada bagian besali.
2. Melaporkan semua kejadian yang dilakukan pada bagian besali.
3. Mengawasi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada bagian besali.
d. Kepala Seksi Stasiun Gilingan
 Tugas :
1. Bertanggung jawab atas lancarnya pekerjaan pada stasiun gilingan.
2. Membuat laporan kepada bagian teknik tentang kegiatan yang telah dilakukan
dan rencana-rencana yang akan dilakukan.
e. Kepala Seksi Stasiun Pabrik Tengah
 Tugas :
1. Melaporkan semua kegiatan di stasiun pabrik tengah kepada kepala bagian.
2. Bertanggung jawab atas lancarnya pekerjaan pada stasiun tengah.

Jurusan Teknik Mesin 19


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

3. Mengawasi secara langsung semua pekerjaan pada stasiun pabrik tengah


terutama pada waktu di luar giling.
f. Kepala Seksi Stasiun Puteran
 Tugas :
1. Bertanggung jawab atas lancarnya pekerjaan pada bagian puteran.
2. Melaporkan semua kegiatan yang dilakukan pada stasiun puteran kepada
kepala bagian mekanik.
3. Mengawasi secara langsung semua pekerjaan yang dilakukan pada bagian
puteran.
g. Kepala Seksi Stasiun Listrik
 Tugas :
1. Bertanggung jawab atas lancarnya pekerjaan pada stasiun listrik.
2. Melaporkan semua kegiatan yang dilakukan pada stasiun listrik kepada kepala
bagian mekanik.
3. Mengawasi secara langsung semua pekerjaan yang dilakukan pada stasiun
listrik.
h. Kepala Seksi Stasiun Ketel
 Tugas :
1. Bertanggung jawab atas lancarnya pekerjaan pada stasiun ketel.
2. Mengawasi secara langsung semua pekerjaan yang dilakukan pada stasiun
ketel.
i. Kepala Seksi Remise
 Tugas :
1. Menerima laporan kerusakan dan mengadakan pemeriksaan kembali pada lori
dan loko untuk sarana angkutan tebu.
2. Melaksanakan laporan pekerjaan perbaikan lori dan loko yang mengalami
kerusakan dan siap direparasi.

6. Processing Manager

Jurusan Teknik Mesin 20


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

 Fungsi : Membantu General Manager dalam melaksanakan kewajiban direksi dan


ketentuan administratur dan memimpin bagaimana untuk mencapai tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan.
 Tugas :
1. Melaksanakan produksi gula.
2. Mengawasi mutu, penimbangan dan pengemasan gula.
3. Mengendalikan proses produksi gula agar memenuhi target.
4. Membantu kepala pabrik dalam pengadaan bahan pembantu.
5. Menjaga kelancaran proses produksi gula.
6. Menghitung kebenaran angka-angka rendemen dan daftar bagi hasil gula
petani.
7. Membantu bagian instalasi dalam peralatan dan pemeliharaan mesin-mesin di
luar mesin giling.
8. Melaporkan kegiatan yang berhubungan dengan pengolahan gula kepada
instansi pemerintah yang terkait.
9. Membantu rancangan anggaran pabrikasi untuk diajukan kepada kepala
pabrik.
10. Memonitori dokumen-dokumen dan laporan-laporan atas dasar sistem
wewenang yang berlaku.
 Wewenang :
1. Menghentikan proses produksi jika dipandang perlu dan melaporkannya
kepada pabrik.
2. Menyusun laporan rutin dan insidental mengenai bagian pabrik.
3. Menetapkan anggaran yang akan diusulkan kepada kepala pabrik.
4. Memberi otoritas atas dokumen dan laporan sesuai dengan sistem wewenang
yang berlaku.
5. Meminta pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan wewenang yang
didelegasikan kepada bawahannya.
a. Seksi Laboratorium

Jurusan Teknik Mesin 21


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

 Tugas :
1. Mengontrol bahan-bahan kimia yang ada dipabrik gula.
2. Melakukan analisa terhadap nira mentah, nira kental, nira encer, masakan,
stroop dan gula.
b. Seksi Pengolahan
 Tugas :
1. Menentukan kebutuhan anggaran direksi pengolahan pabrikasi.
2. Mengawasi proses produksi dan alat.

2.5 Manajemen Personalia


Untuk kelangsungan proses produksi PG. Krebet Baru adalah adanya tenaga
kerja atau karyawan.
a. Status Tenaga Kerja
Dalam ini ada tiga status karyawan yang terdiri dari :
1. Karyawan Tetap yaitu karyawan yang diangkat oleh administratur atas
persetujuan Direksi dan bekerja pada masa giling maupun diluar masa giling
2. Karyawan Tidak Tetap yaitu karyawan yang mempunyai hubungan kerja dengan
perusahaan untuk jangka waktu tertentu yaitu saat masa giling saja.
Karyawan Tidak Tetap terdiri dari :
a) Karyawan Kampanye
Tugas dari karyawan kampanye adalah melaksanakan pekerjaan – pekerjaan
dari permulaan tebu diangkut dari timbangan tebu, pekerjaan digilingan,
pekerjaan disekitar emplasement yang ada hubungan langsung dengan
penggilingan tebu, pekerjaan di dalam pabrik sampai dengan pengangkutan
gula di atas alat pengangkut. Jangka waktu hubungan kerja bagi karyawan
adalah satu masa (musim giling pada pabrik gula).
b) Karyawan Musiman
Dibagi menjadi tiga, yaitu :

Jurusan Teknik Mesin 22


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

1. Karyawan musiman tebangan, yaitu karyawan yang melaksanakan


pekerjaan–pekerjaan pada permulaan tebu ditebang, termaksud persiapan
tebangan dan pemuatan tebu ke alat pengangkut sampai dengan
timbangan tebu.
2. Karyawan musiman tanaman, yaitu karyawan yang melaksanakan
pekerjaan–pekerjaan dari permulaan pembukaan tanah, persiapan tanam,
dan pemeliharaan tebu pabrik sampai tebu siap ditebang.
3. Karyawan musiman lain – lain, yaitu karyawan yang bekerja disekitar
emplasement, namun tidak ada hubungan langsung dengan penggilingan
tebu.
c) Karyawan Borongan
Karyawan borongan yaitu karyawan yang bekerja secara insidentil dan tidak
dapat diukur hasil maupun waktu yang diperlukan dan ditugaskan sesuai
dengan kebutuhan dan urgensi perusahaan.
d) Karyawan Honorer
Karyawan honorer yaitu karyawan yang dipekerjakan untuk jangka waktu
dan jenis pekerjaan tertentu.
b. Jam Kerja
Hari kerja pada PG Krebet Baru Malang dimulai dari hari Senin sampai Sabtu
dan jam kerja karyawan yang ditetapkan adalah sebagai berikut :
Masa Giling
Waktu kerja bagi karyawan disesuaikan dengan waktu operasi pabrik, yaitu 24
jam pada masa giling yang terbagi menjadi tiga shif, yaitu :
Untuk Karyawan Tetap :
a) pukul 07.00 – 16.00
b) pukul 16.00 – 24.00
c) pukul 24.00 – 07.00
Untuk Karyawan Tidak Tetap
a) pukul 05.30 – 13.30

Jurusan Teknik Mesin 23


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

b) Pukul 13.30 – 21.30


c) Pukul 21.30 – 05.30
Diluar masa giling
Diluar masa giling seluruh karyawan masuk pagi dengan jadwal kerja sebagai
berikut :
Senin sampai Kamis : 06.30 – 15.00
Istirahat : 11.30 – 12.30
Jumat : 06.30 – 11.00
Sabtu : 06.30 – 12.00
c. Kesejahteraan Karyawan
Kesejahteraan karyawan di PG. Krebet Baru diperhatikan dengan pemberian
berbagai tunjangan struktur antara lain :
(a) Tunjangan Khusus
Karyawan diberi tunjangan-tunjangan khusus disamping tunjangan pokok
yang besarnya ditetapkan sesuai golongan. Kenaikan tunjangan khusus
ditinjau setiap tahun sesuai dengan perkembangan perekonomian yang
ditetapkan oleh direksi dan dimusyawarahkan bersama serikat pekerja
dengan tetap mempertimbangkan kemampuan perusahaan.
(b) Tunjangan Struktural
Sesuai dengan tugasnya, kepada karyawan golongan IX – XVI diberikan
tunjangan struktural. Kenaikan tunjangan struktural ditinjau setiap tahun
sesuai dengan perkembangan perekonomian bersama serikat pekerja dengan
tetap mempertimbangkan kemampuan perusahaan.
(c) Tunjangan Fungsional
1. Cuti tahunan 12 hari kerja.
2. Pakaian dinas.
3. Diberikan gula jatah.
4. Piagam penghargaan.

Jurusan Teknik Mesin 24


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

5. Transportasi yang berupa bis sekolah untuk anak-anak karyawan, bis


rekreasi dan mobil khusus yang dapat dipinjam jika ada keperluan
penting.
6. Dibentuk suatu tim atau pengurus harian P2K3 (Panitia Pembina
Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
7. Untuk Memenuhi ketentuan ASTEK perusahaan membayar iuran atas
nama peserta yang bersangkutan sebesar 2,54 % dari upah bersih
seluruhnya setiap bulan dengan perincian sebagai berikut :
- Asuransi kecelakaan kerja 0,54%
- Tabungan hari tua 1,5 %
- Asuransi kecelakaan 0,5%
8. Pemberian tunjangan cacat.
9. Kesempatan tugas belajar dan pengambangan karir.
10. Pemberian bantuan biaya pemakaman dan uang duka kepada pada ahli
waris apabila seorang karyawan meninggal dunia.
11. Pemberian uang jasa bagi karyawan yang mempunyai masa kerja 5 tahun
atau lebih.
12. Memberikan kesempatan pada karyawan untuk menyampaikan keluhan
menurut jalur hirarki yang berlaku.

(d). Kenaikan jabatan


Dimana untuk setiap pekerja diberi kesempatan untuk mendapatkan
kenaikan jabatan dengan syarat tersebut memenuhi syarat–syarat yang telah
ditentukan oleh perusahaan. Dimana syarat–syarat tersebut antara lain :
adanya promosi, minimal berprestasi baik. Masih batas jenjang
golongannya, minimal telah mencapai angka prestasi dalam masa kerja.

(e). Jaminan sosial


Setiap pekerja yang ada di PG. Krebet Baru didaftarkan menjadi peserta
JAMSOSTEK antara lain : Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan

Jurusan Teknik Mesin 25


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Kematian (JK), Jaminan Hari tua (JHT), diadakannya Tabungan Asuransi


Pensiun (TAP).
d. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(a) Kesehatan Kerja
Bagi karyawan tetap atau kampanye di PG. Kebet Baru diberikan kartu
berobat untuk mendapatkan pelayanan dokter perusahaan. Pelayanan
kesehatan dilaksanakan di balai pengobatan PG. Krebet Baru, sedangkan
untuk pemeriksaan keluar terlebih dahulu harus melewati dokter perusahaan.
Pelayanan yang diberikan antara lain :
- Perawatan pengobatan mata.
- Perawatan pengobatan gigi.
- Karyawan tetap wanita dan istri karyawan tetap, biaya persalinan
ditanggung perusahaan.
- Pengobatan yang dilakukan di luar ketentuan perusahaan, maka
biayanya diganti sebesar ongkos yang dikeluarkan.
(b) Keselamatan Karyawan
Usaha-usaha yang dilakukan untuk perlindungan keselamatan kerja antara
lain :
- Pemasangan gambar di tempat kerja tentang keselamatan kerja agar
mudah dilihat.
- Pengaturan letak peralatan sedemikian rupa sehingga operator dapat
bekerja dengan leluasa terutama pada peralatan yang bergerak.
- Memakai penerangan yang cukup dan memasang penangkal petir pada
bangunan yang tinggi.
- Menyelenggarakan pembinaan tenaga kerja tentang pencegahan
kecelakaan serta pemberantasan kebakaran serta peningkatan
keselamatan kerja.
- Penyediaan alat pemadam kebakaran, dan mobil pemadam kebakaran di
tempat yang strategis.

Jurusan Teknik Mesin 26


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

- Memberikan perlengkapan keamanan kepada setiap karyawan yang


disesuaikan dengan tempat kerjanya, seperti safety helmet dan
sebagainya.
- Pengaturan ventilasi yang cukup dan pemasangan sistem alarm untuk
tanda bahaya.
- Menetapkan rancangan anggaran bagian yang diusulkan kepada kepala
pabrik.
e. Sistem Perekrutan Karyawan
Penerimaan, pengangkutan dan penempatan pekerja di PG. Krebet Baru
Malang adalah wewenang Direksi. Penerimaan, pengangkatan dan penempatan
Pekerja Golongan IX sampai dengan XVI menjadi wewenang Direksi. Penerimaan,
pengangkatan dan penempatan Pekerja Golongan I sampai VIII menjadi wewenang
General Manager PG yang dilaksanakan secara obyektif dan sistem pelaksanaannya
dimusyawarahkan dengan Serikat Pekerja. Penerimaan dan pengangkatan disesuaikan
dengan kebutuhan Perusahaan bahwa setiap calon pekerja harus memenuhi syarat
kerja dan dapat menyediakan serta menyerahkan kepada pengusaha. Syarat – syarat
tersebut antara lain :
1. Surat keterangan berkelakuan baik dari pihak kepolisisan Indonesia.
2. Salinan atau rekaman ijasah atau surat keterangan yang telah disahkan.
3. Salinan atau rekaman surat keterangan dari majikan lama bagi yang sebelumnya
sudah pernah bekerja.
Calon pekerja pada PG Krebet Baru Malang juga disyaratkan lulus ujian
seleksi pemeriksaan psikologi jika dipandang perlu serta lulus pemeriksaan kesehatan
yang dilakukan oleh dokter perusahaan. Calon pekerja tetap wajib menjalani masa
percobaan selama 3 (tiga) bulan dan selama masa percobaan pekerja atau pengusaha
bebas setiap waktu untuk memutuskan hubungan kerja dengan pemberitahuan secara
tertulis. Pembagian item pekerjaan untuk calon pekerja tetap yaitu :

Jurusan Teknik Mesin 27


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

a. Untuk pekerja Golongan I s/d VIII diutamakan dari pekerja kampanye


musiman, honorer/kontrak, sesuai dengan kebutuhan perusahaan sepanjang
memenuhi syarat – syarat yang digariskan perusahaan.
b. Untuk pekerja Golongan IX s/d XVI diutamakan dari kader pekerja yang ada di
unit PG Krebet Baru yang memenuhi syarat–syarat yang digariskan oleh
perusahaan.

Jurusan Teknik Mesin 28


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Jurusan Teknik Mesin 29


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

BAB III
PROSES PRODUKSI

3.1 Pengertian Proses Produksi


Proses adalah cara kerja, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber
–sumber misal tenaga kerja, bahan dan dana yang ada diubah untuk memeperoleh
suatu hasil, sedangkan produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah
kegunaan suatu barang atau jasa. Jadi proses produksi dapat diartikan sebagai cara,
metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau
jasa dengan menggunakan sumber–sumber (tenaga kerja, mesin dan dana yang
tersedia).
Dalam menciptakan produksi gula tentunya perusahaan memerlukan faktor–
faktor produksi yang saling berkaitan diantaranya mesin–mesin, alat pembantu,
tenaga kerja dan fasilitas lain yang diperlukan dalam kegiatan tersebut.

3.2 Bahan Baku yang Digunakan


Bahan baku yang digunakan di PG Krebet Baru adalah tebu. Bahan baku ini
diperoleh dari tanaman rakyat ( petani ) yang dikenal dengan nama Tebu Rakyat
Indonesia. Namun demikian pabrik gula yang menyediakan bibit tebu yang baik
untuk kemudian ditanam oleh petani yang sebelumnya sudah mengadakan transaksi
kontrak dengan pabrik gula.
Dalam hal pengiriman tebu dari kebun ke pabrik gula dikoordinir oleh
Koperasi Unit Desa sesuai dengan Inpres tahun 1975. Akan tetapi pabrik
menyediakan angkutan berupa loko diesel dengan lori – lorinya bagi kebun yang
dekat dengan jalur rel ban.

3.2.1 Bahan Baku Utama

Bahan baku utama dalam proses pembuatan gula adalah tebu itu sendiri dan
komponen-komponen dalam tebu. Komposisi tebu adalah sebagai berikut :
1. air (64-75)%
Jurusan Teknik Mesin 30
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

2. sukrosa (6-15)%
3. gula reduksi (0,5-1)%
4. zat organik lain (0,5-1)%
5. zat organik (0,2-0,6)%
6. nitrogen (0,5-1)%
7. abu (0,3-0,8)%
8. sabut (10-16)%
Dalam proses pembuatan gula harus menggunakan tebu yang baik agar hasil yang
didapatkan dapat maksimal.

3.2.2 Bahan Baku Penunjang

Bahan pembantu yang ditambahkan dalam proses pembuatan gula tersebut


adalah sebagai berikut :
1. Susu kapur [Ca(OH)2]
Susu kapur digunakan untuk menaikkan ph, mengendapkan kotoran dalam
nira mentah dan penetral nira mentah yang bersuasana asam agar tidak
terjadi gula inversi.
2. Gas belerang (SO2)
Gas belerang berfungsi sebagai bahan untuk pemurnian nira
3. Flokulan
Flokulan berfungsi untuk mempercepat pengendapan kotoran pada nira
mentah dengan membentuk gumpalan – gumpalan.
4. Asam phospat
Asam phospat digunakan menaikkan kadar phospat dalam nira agar
menghasilkan nira yang jernih.

3.3 Spesifikasi Produk

Jurusan Teknik Mesin 31


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

PG. Krebet Baru Bululawang memiliki spesifikasi produk yang telah


ditentukan oleh pusat yaitu PT. Rajawali Nusantara dimana spesifikasi produk
tersebut antara lain :
 Produk Utama
Yaitu gula kristal putih (Super High Sugar 1) dengan bahan baku utama tebu
dengan kualitas yang paling bersih.

 Produk Sampingan
Produk sampingan yang dihasilkan PG. Krebet Baru antara lain :
1. Tetes tebu
Tetes tebu merupakan hasil sampingan yang digunakan sebagai bahan baku
pada industri alkohol, spirtus, dan penyedap masakan.
2. Ampas
Ampas merupakan sisa produksi yang dapat digunakan sebagai bahan bakar
ketel pada pabrik guna menghasilkan tenaga uap bagi mesin produksi.
3. Blotong
Blotong merupakan sisa produksi yang tidak bermanfaat lagi bagi pabrik gula,
tapi dimanfaatkan oleh petani sebagai pupuk.

3.4 Mesin, Peralatan dan Tata Letak Fasilitas

Mesin dan peralatan yang digunakan dalam pabrik gula untuk memproses dari
bahan baku sampai menajdi gula akan dijelaskan lebih rinci pada halaman berikutnya.
Menurut Wingnosoebroto (1996), tata letak merupakan tata cara pengaturan fasilitas
– fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Bentuk lay out pabrik
dipengaruhi oleh sifat, urutan proses produksi, macam produk serta modernnya
perlengkapan yang digunakan. Menurut Assari (1980), lay out dapat dibagi menjadi
tiga macam, yaitu :
1. Lay Out By Product (Line Lay Out)

Jurusan Teknik Mesin 32


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Lay out by product adalah yang terbaik bagi proses produksi yang terus
menerus dan besar – besaran. Mesin – mesin dan penyusunan ini ditempatkan
menurut urutan yang dikehendaki oleh proses produksi yaitu urutan yang
merupakan satu baris.

2. Lay Out By Process


Lay out by process digunakan untuk proses produksi yang aliran
materialnya terputus – putus dan mesinnya disusun menurut kelompok atau
departemen. Jadi dalam hal ini operasi yang sama dilakukan semuanya di suatu
tempat atau departemen tertentu.
3. Lay Out By Stationery
Lay out by stationery ini digunakan untuk proses produksi yang besar. Tata
letak ini mengatur orang dan perlengkapan yang didekatkan material yang
ditempatkan pada suatu tempat.
Pabrik Gula Krebet Baru Bululawang ini hanya memproduksi satu produk saja
yaitu gula SHS, produk yang dibuat juga dalam jumlah yang sangat besar,
penanganan dalam setiap inspeksi dalam jumlah yang sedikit, dan satu mesin hanya
digunakan untuk satu proses produksi saja. Karena beberapa hal tersebut, PG. Krebet
Baru Bululawang ini menggunakan lay out by product dimana mesin dan fasilitas
produksi diatur menurut urutan proses produksi atau diletakkan berdasarkan gasris
aliran dari proses produksi tersebut dan bahan baku akan dipindahkan dari satu
operasi ke operasi berikutnya yang bertujuan untuk memudahkan pengawasan dalam
setiap aktivitas proses produksi.

3.5 Proses Produksi

Proses produksi adalah suatu proses untuk mengubah bahan mentah menjadi
barang jadi dimana tebu diproses menjadi gula. Dalam proses produksi ada beberapa
bahan yang digunakan antara lain :

Jurusan Teknik Mesin 33


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

1. Bahan mentah, bahan mentah yang digunakan adalah tebu yang sesuai
dengan standart yang ditetapkan oleh perusahaan.
2. Bahan pembantu, bahan pembantu yang digunakan adalah susu kapur,
belerang, air imbibisi, air tawar, kaporit, anti buih, soda cair, klorida dan
phospat.
Produk yang dihasilkan dalam pembuatan gula ini adalah SHS (Super High
Sugar) yang berwarna putih. Hasil samping dari pabrik gula ini adalah blotong yang
digunakan untuk pupuk dan ampas untuk bahan bakar ketel serta tetes yang dapat
digunakan sebagai bahan dasar alkohol, vetsin dan lain–lain. Dalam proses produksi
pada PG Krebet Baru akan melalui beberapa tahapan proses yaitu :
1. Stasiun Gilingan
2. Stasiun Pemurnian
3. Stasiun Penguapan
4. Stasiun Masakan (kristalisasi)
5. Stasiun Putaran
6. Stasiun Listrik
7. Stasiun Penyelesaian (packing)

3.5.1 Stasiun Gilingan

Alat – alat yang digunakan tebu meliputi :


1. Alat pengangkut tebu (cane unloading crane)
Alat ini berfungsi untuk mengangkat tebu dari lori ke meja tebu (cane table),
cane ini berjumlah dua buah, dimana satu buah hanya bisa mengangkat tebu dari
lori dan satu buah dapat digunakan untuk mengangkat tebu dari lori dan dari truk.
Cara kerja :
Cane unloading crane diarahkan diatas lori atau truk tebu, kemudian operator
mengikat tebu dengan rantai dan menekan tombol kontrol untuk mengangkut tebu
ke atas meja tebu. Selanjutnya menekan tombol untuk melepaskan katrol pengikat
sehingga tebu terlepas ke atas meja.

Jurusan Teknik Mesin 34


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

2. Meja Tebu (cane table)


Alat ini digunakan sebagai tempat penampungan tebu yang diangkat oleh
cane unloading crane dari lori atau truk sebelum tebu masuk ke cane carrier I.
Jumlah dari meja tebu ini ada dua buah, dimana satu buah sebagai penampungan
tebu dari lori saja dan satu lagi dapat menampung tebu dari lori dan dari truk.

Cara kerja :
Motor listrik dijalankan sehingga rantai yang berada di dasar meja tebu
membawa tumpukan tebu bergerak turun dari meja tebu turun ke cane carrier I
secara perlahan – lahan.
3. Leveler
Alat ini berfungsi untuk mengatur tebal-tipisnya tebu yang akan masuk ke
cane carrier I agar merata dan kontinuitas gilingan dapat tercapai.
Cara Kerja :
Tebu yang ada di cane table akan bergerak dan mempunyai ketinggian yang
tidak sama sehingga tumpukan yang terlalu tinggi akan terhalang oleh leveler
sehingga tebu yang masuk ke cane carrier akan stabil.
4. Cane Carrier
Berfungsi untuk membawa tebu yang jatuh dari meja tebu menuju cane
cutter.
Cara Kerja :
Tebu yang jatuh dari meja tebu dibawa cane carrier yang digerakkan oleh
motor listrik dengan variable speed dimana maximumnya 1200 rpm menuju cane
cutter. Kecepatan cane carrier I disesuaikan dengan kapasitas gilingan yang telah
ditentukan, sehingga tidak mengalami masalah kelebihan tebu yang nantinya akan
menyebabkan slip pada gilingan dan kelebihan tebu yang akan menyebabkan
kapasitas tebu tidak tercapai. Cara kerja otomatis dari cane carrier I adalah apabila
jumlah tebu yang jatuh pada cane carrier I melebihi kapasitas, maka kecepatan

Jurusan Teknik Mesin 35


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

dari cane carrier akan berkurang dari 400 rpm secara otomatis, demikian juga
sebaliknya.
5. Cane Cutter
Alat ini berfungsi untuk mencacah tebu dan memotong tebu hingga
menjadi bagian – bagian yang kecil. Cane cutter digerakkan oleh turbin yang
memiliki kecepatan 3500 rpm yang kemudian direduksi oleh gear box menjadi
600 rpm dan memiliki daya serap 660 hp. Jumlah pisau pada cane cutter adalah 36
buah.
6. Unigrator
Alat ini terletak pada ujung cane carrier I. Alat ini berfungsi untuk
mencacah tebu menjadi ukuran yang lebih kecil lagi agar memudahkan
pemerahan nira pada gilingan. Unigrator terdiri dari pemukul atau hammer tip
yang berputar dan landasan yang bergerigi (anvil). Unigrator digerakkan turbin
yang memiliki daya 750 HP dan putarannya 4500 rpm. Putaran turbin ini
kemudian direduksi oleh gear box sehingga putarannya menjadi 664 rpm. Jumlah
pisau pada unigrator adalah 40 buah.
Hasil dari unigrator adalah serabut tebu. Ampas dari pemerahan unigrator
dijatuhkan ke cane carrier II untuk diteruskan ke gilingan I. Gilingan merupakan alat
pemerahan nira tebu sehingga terpisah dari ampas. Pemerahan ini dilakukan dalam
lima tahapan gilingan, tiap – tiap gilingan terdiri dari tiga rol belakang. Arah
pengeluaran nira selalu berlawanan dengan arah pengeluaran ampas untuk
menghindari nira terpisah kembali oleh ampas.
Penggilingan ini dibagi menjadi lima tahapan :
a. Gilingan I
Penggilingan ini bertujuan untuk memerah ampas pertama kali dan nira
hasil perahan ini dinamakan Nira Perahan Pertama (NPP). Yang selanjutnya
dialirkan ke tanki penampungan nira, sedangkan ampas yang dihasilkan terlebih
dahulu disiram dengan nira dari gilingan III sebagai umpan pada gilingan II.
Turbin pada gilingan I ini berkekuatan 740 HP.

Jurusan Teknik Mesin 36


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

b. Gilingan II
Ampas dari gilingan I dimasukan ke gilingan II dengan intermediate carrier
I (IMC I) setelah mendapat imbibisi dari nira perahan III. Tipe dari IMC I ini
seperti elevator yang memiliki seperti cakar – cakar untuk mengangkut ampas
tebu. Nira hasil gilingan ini akan diproses lebih lanjut yaitu pada stasiun
pemurnian. Turbin pada gilingan II ini berkekuatan 740 HP.
c. Gilingan III
Ampas gilingan II dan imbibisi nira perahan IV dibawa dengan
intermediate carrier II (IMC II) ke gilingan III dan nira yang dihasilkan untuk
imbibisi pada ampas gilingan I. Tipe dari IMC II ini sama seperti IMC I, yaitu
seperti elevator yang memiliki cakar – cakar untuk mengangkut ampas tebu.
Turbin pada gilingan III ini berkekuatan 740 HP.
d. Gilingan IV
Ampas gilingan III juga berimbibisi nira perahan V sebelum masuk
gilingan IV melalui intermediate carrier III (IMC III). Nira hasilnya juga
digunakan untuk imbibisi pada ampas gilingan II. Tipe dari IMC III ini berbeda
dari IMC I dan II. Bentuknya seperti elevator yang permukaannya bergelombang
agar dapat menarik ampas tebu. Turbin pada gilingan IV ini berkekuatan 740 HP.
e. Gilingan V
Ampas dari gilingan IV diberikan imbibisi air panas pada suhu 60 – 70 0C
dan digiling pada gilingan V. Nira hasilnya digunakan untuk imbibisi gilingan IV.
Ampas gilingan V dibawa ke conveyor menuju ketel untuk bahan baku
pembakaran. Turbin pada gilingan V ini berkekuatan 825 HP.

Jurusan Teknik Mesin 37


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Gambar 3.1 Unit Gilingan


Sumber : Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang Malang

Keterangan :
1. top roll
2. roll muka
3. roll belakang
4. voiding roll
5. bukaan muka
6. bukaan belakang
7. ampas plate
8. ampas balk
9. lubang laluan nira
10. base plate

Jurusan Teknik Mesin 38


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

11. pelat nira

Stasiun Pemurnian
Tujuan dari stasiun pemurnian ini adalah :

1. Mendapatkan nira dari kotoran sehingga didapat nira yang bersih.


2. Mendapatkan saccharosa dari nira sebanyak-banyaknya.
3. Menekan pecahnya saccharosa dan terbentuknya gula reduksi.
4. Menghilangkan sebanyak mungkin bagian-bagian yang bukan komponen gula
dalam nira mentah sehingga kerugian yang ditimbulkan sekecil mungkin.
Nira yang berasal dari stasiun gilingan masih berwarna kuning keruh dan

banyak mengandung kotoran-kotoran berupa larutan koloid yang lolos dari

penyaringan maupun pemisahan Lumpur akan diproses dalam stasiun pemurnian ini.

Komponen niram mentah secara kasar menurut Soerjadi (1995) adalah sebagai

berikut:

1. Sukrosa 140 gr

2. Gula reduksi 5-19 gr

3. Air 840 gr

4. Zat organik 2-5 gr

5. Zat anorganik 3-10 gr

Jurusan Teknik Mesin 39


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Gambar 3.2 Boulougne

Sumber : Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang Malang

Boulougne (timbangan Nira Mentah) digunakan untuk mengetahui berat nira

mentah yang dihasilkan dari stasiun gilingan sehingga diperoleh data pengawasan

sebagai standar perhitungan gilingan pabrikasi.

Proses pemurnian ini dibagi dalam beberapa tahap :

1. Pemanasan pertama
Jurusan Teknik Mesin 40
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Nira menah yang telah ditimbang ditambahkan larutan TSP (Triple Super

Pospat) dengan berat tertentu, kemudian nira dipompa menuju Juice Heater

I yang dipanaskan pada suhu 70 C.

Pemanasan ini bertujuan untuk :

 Menonaktifkan jasad renik yang masih ada.

 Mempercepat reaksi nira mentah dan susu kapur.

Pada juice heater I dengan suhu 70 C panas diambil dari up exchausting

turbin. Sedangkan pada Juice Heater II nira yang telah diberi susu kapur

dan telah tersulfitir sampai pH netral akan dipanasi sampai suhu 105°C

Gambar 3.3 Juice Heater

Sumber : Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang Malang

2. Penambahan nira dengan susu kapur

Jurusan Teknik Mesin 41


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Nira Juice Heater 1 dialirkan ke Kalk Dozer Aparatus yang berfungsi untuk

mengatur perbandingan antara nira dengan susu kapur kaldoser, kemudian

pencampurannya dilakukan dalam bejana defektor I sehingga terjadi

kenaikan Ph dari 5,2 menjadi 7,1. Setelah itu nira dialirkan ke defektor II dan

ditambahkan susu kapur sehingga terjadi kenaikan Ph menjadi 8,2.

Penambahan susu kapur ini ditujukan untuk membentuk endapan dengan

mengikat kotoran dalam nira. Pengontrolan Ph dilakukan setiap saat dengan

menggunakan PAN (Para Alpha Naptatal).

Jurusan Teknik Mesin 42


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Gambar 3.4 Kalk Dozer

Sumber : Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang Malang

3. Defekator

Jurusan Teknik Mesin 43


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Tujuan peti ini adalah sebagai alat pencampur antara nira mentah dengan

susu kapur. Pada defekator I nira dikapuri sampai ph 7 – 7,2 dengan

kecepatan pengadukan 70 rpm dan waktu tinggal 3 menit. Pada defekator II

dikapuri sampai ph 8,9 dengan kecepatan pengadukan 90 rpm dan waktu

tinggal 1 menit.

Gambar 3.5 Defekator

Sumber : Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang Malang

4. Sulfitasi

Nira yang keluar dari defektor dialiri gas SO 2 dalam bejana Sulfitasi sehingga

Ph turun menjadi 7 (netral). Gas SO 2 ter sebut berasal dari pembakaran

belerang padat dengan udara keringa yang berasal dari kemudifier dalam

oven belerang. Pengontrolan ini juga dilakukan setiap 15 menit dengan

Jurusan Teknik Mesin 44


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

menggunakan BTB (Broom Timol Blue) atau PAN. Bila Ph–nya terlalu asam

akan merusak nira sedangkan bila terlalu basa akan menghasilkan gula

merah, karena nira banyak mengikat koloid. Dengan penurunan Ph ini akan

terjadi dirosiasi asam sulfit max sehingga membentuk endapan CaCO 3

dengan susu kapur yang merupakan inti kotoran-kotoran lainnya tertarik dan

terikat sehingga pengendapan lebih cepat.

Cara kerja Bejana Sulfitasi:

Mula-mula nira terkapur dialirkan ke bejana sulfitasi melalui bagian bawah

bejana. Sedangkan gas SO2 diinjeksikan dari atas sehingga terjadi kontak dan

reaksi. Nira tersulfitir keluar melalui bagian samping bawah reaktor.

Over Flow
Box
Nira
Masuk Parabolik
Skot Nira
Keluar

Gas SO2
Gambar 3.6 Bejana Masuk
Sulfitasi

Sumber : Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang Malang

Jurusan Teknik Mesin 45


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

5. Pemanasan kedua

Setelah proses Sulfitasi nira akan dipanaskan lagi dalam Juice Heater Ii pada

suhu antara 100 C - 105 C.

Pemanasan ini berfungsi untuk :

 Menyempurnakan reaksi Sulfitasi.

 Memperbesar daya ikat CaCO3 terhadap koloid.

6. Pemisahan gas-gas

Setelah proses ini dilakukan dalam flash tank dengan menggunakan aliran

tangensial, maka gas-gas yang terbentuk pada proses sebelumya (O2 , NH3)

akan keluar.

Gambar 3.7 Open Belerang

Sumber : Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang Malang

Jurusan Teknik Mesin 46


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

7. Pengendapan

Untuk mempercepat proses pengendapan maka nira yang berasal dari Flash

Tank ditambah dengan Flaculant sebelum diendapkan dalam SRI.

Aturan pemakaian Superfloc dalam 200 Lt air bersih adalah :

 Larutan 2 Kg superfloc dalam 200 Lt air bersih.

 50 Lt larutan pertama diencerkan hingga 200 Lt.

 larutan kedua dimasukkan dalam SRI dengan kadar max 2 ppm

dibanding tebu.

SRI menggunakan sistem single tray yang terbagi dalam 4 compartement.

Ciri kerjanya adalah nira masuk ke feed compartement yang berfungsi untuk

memasukkan busa dengan cara diskrap. Nira kemudian dialirkan melalui

center tube agar tiap compartement mendapat umpan nira yang sama banyak.

Setiap nira yang masuk ke dalam compartement ditampung terlebih dahulu

dalam fuel urel untuk mengatur kecepatan aliran sehingga memberi

kesempatan floculant untuk mengikat kotoran. Setelah pengendapan akan

diperoleh nira jernih yang keluar untuk disaring dalam DSM screen dibawa

ke preevaporator.

Jurusan Teknik Mesin 47


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Gambar 3.8 Door Clarifier

Jurusan Teknik Mesin 48


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Sumber: Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang-Malang

8. Pemisahan blotong

Endapan atau nira kotor yang keluar dari SRI dicampur dengan ampas halus

(bagasillo) mud juice dan susu kapur yang kemudian disaring dalam vacum

filter yang berfungsi untuk menyaring nira kotor dari hasil pengendapan

sehingga didapat nira bersih dan blotong. Nira bersih dialirkan ke bak

penampung sedangkan blotong diangkut oleh truk untuk digunakan sebagai

pupuk.

Gambar 3.9 Vacum Filter

Sumber: PG. Krebet Baru I

Cara kerja vacum filter

Drum berputar dengan kecepatan 0,1-1,5 rpm pada bagian yang tercelup

dengan sektor hampa rendah sehingga larutan kental menempel pada

jaringan, selanjutnya pada bagian hampa tinggi disemprotkan dengan iar

Jurusan Teknik Mesin 49


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

imbibisi 2-5% dibanding dengan berat tebu masuk. Air imbibisi ini akan

melarutkan nira yang masih tertinggal diatas saringan dialirkan ke defektor II

untuk dialirkan kembali.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengendapan :

 Pengaruh luar kualitas tebu,kualitas nira, lama penyimpanan tebu.

 Pengaruh dalam yaitu pemberian larutan kapur dan pengaruh Ph pada

proses pemurnian.

3.5.3 Stasiun Penguapan


Stasiun penguapan bertujuan untuk menghilangkan sebagian air yang ada
dalam nira dengan cara diuapkan sehingga didapatkan kepekatan yang diharapkan.
Panas yang digunakan untuk menguapkan air adalah uap bekas dari turbin dan mesin
uap.
Proses penguapan dilakukan dengan cara menguapkan sebagian air sehingga
konsentrasi larutan nira lebih pekat sesuai yang diharapkan (± 60 oBrix). Pada stasiun
penguapan terdapat sebuah vookocker dan 5 buah evaporator. Pada umumnya
evaporator yang digunakan hanya 4 saja, sedangkan yang satunya digunakan sebagai
cadangan apabila evaporator yang sedang digunakan mengalami kerusakan.
Pada stasiun penguapan ini memiliki 4 (empat) bejana yang memiliki tekanan
diatas 0 kg/cm2, yaitu vookocker, evaporator 1, evaporator 2 dan evaporator 3.
Sedangkan evaporator 4 memiliki tekanan vakum. Vakum digunakan untuk menarik
larutan nira yang kental dan untuk menurunkan titik didih nira.
cara kerja evaporator yaitu :
Sistem pemanasan pada voorkocker dan evaporator 1 menggunakan uap bekas
dari turbin (ablas), sedangkan untuk evaporator 2 menggunakan uap yang telah

Jurusan Teknik Mesin 50


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

digunakan pada evaporator 1, evaporator 3 menggunakan uap proses dari evaporator


2, dan evaporator 4 menggunakan uap proses dari evaporator 3.
Dimulai dari pemompaan nira bersih ke voorkocker dari clarifier, yang
sebelumnya dilakukan penyaringan terlebih dahulu dalam DSM screen.
Dari Single Tray Clarifier ini mempunyai temperatur kurang lebih 100 0C dan
dalam voorkocker suhu dinaikkan menjadi 120oC dengan maksud untuk
mengembalikan suhu nira yang berkurang selama proses pengendapan.
Nira encer dari voorkocker mengalami penguapan yang menghasilkan bleeding
dan air kondensat. Kemudian nira mengalir ke evaporator 1 melalui bagian bawah
badan evaporator, sehingga suhunya mencapai 110o C. Nira mengalami penguapan
yang menghasilkan bleeding dan air kondensat. Bleeding (uap nira) dari voorkocker
dan evaporator 1 digunakan untuk proses pada juice heater dan pan masakan,
sedangkan air kondensat digunakan sebagai air pengisi ketel.
Dari evaporator 1 kemudian nira mengalir menuju evaporator 2 melalui bagian
bawah badan dan mengalami penguapan yang menghasilkan air kondensat. Suhu
pada evaporator 2 ini mencapai 90oC.

Gambar 3.10 Stasiun Penguapan


Sumber : Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang Malang

Jurusan Teknik Mesin 51


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Nira yang keluar dari evaporator 2 masuk ke evaporator 3 melalui bagian


bawah dan mengalami penguapan mencapai suhu 86 oC yang menghasilkan air
kondensat.
Setelah itu nira mengalir ke evapoator 4 yang dibuat vakum dengan
menggunakan jet condensor. Jet condensor berfungsi untuk menurunkan tekanan
dalam badan evaporator sehingga menurunkan tiitk didih nira. Uap dari badan
terakhir kemudian menuju Sap Vanger yang berfungsi untuk menangkap nira yang
masih terikat oleh aliran uap. Nira kental yang keluar dari evaporator terakhir
kemudian ditampung di dalam tangki nira kental belum tersulfitir. Nira kental
tersebut dikenai proses sulfitasi dengan gas SO2. Tujuannya adalah untuk mereduksi
senyawa ferri yang berwarna coklat kehitaman menjadi senyawa ferro yang tidak
berwarna. Pemberian gas SO2 diatur alirannya sehingga didapat nira kental dengan ph
5,6 dan sakrosa akan terhidrolisis menjadi glukosa fluktosa.

Jurusan Teknik Mesin 52


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Gambar 3.11 Evaporator


Sumber : Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang Malang

Jurusan Teknik Mesin 53


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Gambar 3.12 Kondensor Evaporator


Sumber : Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang Malang
3.5.4 Stasiun Masakan (Kristalisasi)
Kristalisasi bertujuan untuk mengambil sebagian besar gula yang terkandung
dalam larutan nira pekat menjadi bentuk kristal yang mempunyai ukuran dan kerataan
yang diharapkan.
Proses masakan ini adalah kelanjutan dari proses penguapan dimana nira pekat
dari stasiun penguapan belum maksimal, sehingga untuk mendapatkan kristal gula,
nira pekat harus diuapkan lagi mencapai kepekatan ± 98 oBrix memperhatikan bentuk
kristal, ukuran serta kerataannya.
A. Aktivitas Dalam Proses Kristalisasi
1. Membuat ruang hampa
Proses memasak dilakukan pada kondisi vacum. Pembuatan vacum pada pan
dapat dilakukan dengan menutup semua kran yang menghubungkan pan kristalisasi
dengan kondensor. Perubahan kehampaan pada pan dapat diikuti dari ketinggian air
raksa pada manometer. Apabila tekanan sudah mencapai 60 – 65 cm Hg, maka kran
besar yang menghubungkan pan dengan kondensor dibuka. Perubahan tekanan
dilakukan pelan – pelan sehingga perubahan tekanan dalam pipa pan juga perlahan.
Steam yang dibutuhkan adalah 0,5 Kg/cm2.
2. Menarik bahan – bahan masakan
Setelah memenuhi syarat, nira kental ditarik kedalam pan masakan setinggi
tube pipa.
Sedangkan bahan – bahan yang digunakan adalah:
a. Nira kental sulfitasi
b. Leburan gula
c. Stroop A
d. Klare SHS untuk masakan A
3. Membuat Bibit

Jurusan Teknik Mesin 54


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Untuk memepercepat waktu masakan, serta agar didapatkan kristal yang


homogen, maka dilakukan pembuatan bibit yaitu pembuatan bibit dengan Fondan
untuk masakan D.

4. Membesarkan kristal
Dalam pembesaran kristal ini diusahakan menempelnya molekul sacrosa pada
inti kristal sebanyak – banyaknya dalam waktu yang relatif singkat. Penambahan nira
kental dan stroop dilakukan secara kontinue ke dalam pan masakan.
5. Memasak Tua
Memasak tua adalah melanjutkan prose pengkristalan dengan penambahan
larutan. Pada memasak tua ini diusahakan tercapai kepekatan setinggi – tingginya dan
air yang serendah – rendahnya.
6. Menurunkan masakan
Setelah masakan tua selanjutnya diturunkan dalam palung pendingin. Proses
penurunan masakan dengan cara menutup semua kran yang menghubungkan kran
kristalisasi denagn kondensor. Menghentikan aliran steam panas secara perlahan,
kemudian membuka kran yang menghubungkan dengan pan udara luar sehingga
kehampaan semakin berkurang, selanjutnya membuka pintu pengeluaran dan
masakan turun ke palung pendingin.
7. Mencuci pan masak
Proses pencucian pan masakan bertujuan untuk melarutkan kristal gula yang
menempel pada permukaan pemanas. Pan kristalisasi dicuci dengan menggunakan
semburan steam dari air panas. Pencucian ini penting karena dapat menghindari
terbentuknya gula karamel. Gula karamel adalah gula kristal yang kosong yang dapat
menurunkan mutu gula pada proses pemasakan selanjutnya.

Jurusan Teknik Mesin 55


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Gambar 3.13 Pan Masakan


Sumber : Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang Malang

Jurusan Teknik Mesin 56


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Gambar 3.14 Flow Sheet Stasiun Masakan


Sumber : Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang Malang

B. Cara Masakan
Bahan dasar :
Bahan dasar yang digunakan adalah nira pekat tersulfitasi yang brixnya adalah
60 – 65 oBrix. Bahan dasar tersebut disimpan dalam peti – peti tunggu yang
dilengkapi dengan pipa – pipa steam (uap) untuk memanasi nira kental, stroop atau
klare yang akan dialirkan ke pan masakan.
Pemanasan dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan suhu dan untuk
menurunkan kekentalan atau melarutkan kristal yang mungkin telah terbentuk.
1. Pemakaian bibit oleh fondan

Jurusan Teknik Mesin 57


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Untuk mengurangi kemungkinan yang terjadi, usaha yang dilakukan adalah


pemberian bibit fondan, inti sepenuhnya dibuat diluar pan masak. PG Krebet Baru
tidak memproduksi bibit fondan, maka didatangkan dari P3GI. Bibit FCS dan bisa
dipakai pada masakan D yang mana untuk memenuhi syarat pol tetes harus dapat
diambil gula kristal secara maksimal. Selain dipakai untuk pembibitan pada masakan
A,B maupun C pada awal giling.
2. Pembuatan bibit einwurf
Dari hasil pemisahan kristal lewat saringan puteran C diperoleh kristal dengan
ukuran kecil (lebih kecil dari ukuran yang disyaratkan). Bisa dipakai untuk biang C
yang digunakan untuk pembibitan pada masakan A bila sistem masakan 3 tingkat
A,C, dan D
3. Cara memasak tipa tingkat
Memasak gula A
Tujuan memasak gula A adalah mengkristalkan suchrosa yang ada pada nira. Bahan
gula A :
a. Nira kental (diksap).
b. Klare.
c. Einwurf C (Babonan C).
Proses pemasakan ini dilakukan setelah nira encer diupakan oleh badan
penguapan menjadi nira pekat (60-70)oBrix. Untuk memproduksi gula SHS nira pekat
perlu disulfitasi lagi, guna memancarkan warna sehingga diperoleh gula yang benar –
benar berwarna putih (Kualitas SHS).
Cara Memasak :
Ditarik nira kental kira – kira 120 HI kedalam pan sampai volume tertentu
sampai fase pengontrolan pada konsentrasi kurang lebih 1,2. Pengontrolan dapat
dilakukan dengan piring kaca yang disinari lampu untuk mengetahui rapat tidaknya
nira kental. Setelah mencapai konsentrasi tertentu ditariklah einwurf C (masak kira –
kira 40 HI) dikontrol dan diamati.

Jurusan Teknik Mesin 58


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan pasir palsu karena bila ikut


berputar akan mengganggu kelancaran pemutaran (menyumbat lubang saringan).
Pencucian dilanjutkan menambah air sampai kristal palsu dirasa hilang. Setelah itu
dilakukan penguapan lagi dengan menambah uap pemanas. Terakhir melanjutkan
pembesaran kristal hingga sampai pada batas tertentu dan masakan siap diturunkan.
Memasak Gula C
Tujuannya untuk mengkristalkan sacharosa yang terkandung dalam stroop
sebagai bibit masakan A. Bahan yang digunakan:
a. Stroop A.
b. Nira Kental (diksap).
c. Babonan D (einwurf D).
d. Klare III.
Cara memasak:
Ditarik nira kental dan klare III sampai volume ± 200 HI ke dalam pan
masakan dan kemudian dikentalkan mendekati titik jenuhnya. Memasukkan bibitan
gula D ± 40 HI, setelah terbentuk inti kristal kurang lebih 10 menit kemudian dicuci
dengan air agar kristalnya rata. Selanjutnya dikentalkan sampai kristalnya rapat dan
masakan cukup tua/kental. Penambahan klare D, stroop A ataupun nira kental dengan
komposisi tertentu sesuai dengan hasil analisa sogokan sehingga volume mencapai
400 HI masakan C diturunkan hingga 70 – 71. Setelah itu masakan diturunkan ke
palung pendinginan C untuk diproses di stasiun berikutnya.
Memasak Gula D
Tujuannya untuk mengkristalkan sisa sachrosa yang masih terkandung dalam
stroop C, bahan yang digunakan:
a. Stroop C.
b. Klare III.
c. Fondam.
d. Stroop A.
Cara memasak :

Jurusan Teknik Mesin 59


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Masakan gula D masakan melase yang mana didalam pengerjaannya ditekan


sekecil mungkin gula yang terkandung dalam melase. Untuk itu diusahakan agar
kristal gula yang terbentuk halus dan merata sehingga didapatkan agar kristal gula
yang terbentuk halus dan merata sehingga didapatkan luas permukaan kristal yang
besar. Masakan D tidak untuk gula produksi, tetapi sebagau einwurf untuk masakan C
atau dilebur bersama diksap (nira kental). Disinilah pentingnya masakan D dalam
menentukan kualitas gula produksi.

C. Cara menurunkan masakan


a. Semua alfuiter pemasukan bahan – bahan ditutup.
b. Alfuiter pemasukan udara dibuka/vacuum dihilangkan.
c. Membuka pipa jiwa dengan sistem hidrolik.
d. Karena gaya tarik bumi, masquite jatuh pada talang dan mengalir ke
palung pendingin.

D. Palung Pendingin
Dalam proses kristalisasi, udara pokok mengerjakan nira lekat menjadi
masakan (masquite) di dalam bejana masakan (vacuum pan), juga dilakukan usaha
lain guna memperoleh hadil yang lebih banyak yaitu dengan adanya proses
kristalisasi lanjut dengan cara pendinginan dalam palung pendingin. Palung
pendingin merupakan sebuah silinder berbentuk U, didalamnya dilengkapi dengan
pengaduk semacam spiral panjang, yang fungsinya adalah :
a. Sebagai tempat penampungan masakan sebelum dibawa ke stasiun
pemutaran.
b. Sebagai tempat terjadinya proses pendinginan sehingga terjadi
proses kristalisasi lanjut.

Jurusan Teknik Mesin 60


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Gambar 3.15 Palung Pendingin


Sumber : Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang Malang

E. Pengaduk
Fungsi pengaduk adalah :
a. Mempercepat pendinginan secara merata.
b. Mengaduk masakan sehingga terjadi pembagian suhu secara merata atau
homogen.
c. Untuk mendorong keluarnya masakan yang akan diputar terutama masakan
hampir habis.
d. Mencegah agar jangan sampai masakan membeku karena pendinginan,
terutama masakan yang mempunyai harga kemurnian tinggi.

Jurusan Teknik Mesin 61


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

3.5.5 Stasiun Putaran


Fungsi dari stasiun putaran adalah untuk memisahkan kristal gula yang
terkandung dalam bubur masquite, sehingga dapat terpisah antara kristal yang berisi
dengan stroop atau milase. Di PG Krebet Baru terdapat dua macam putaran, yaitu :
1. Putaran discontinue dipakai untuk memutar masakan A dan gula SHS secara
bertahap artinya pemasukan bahan dan pengeluaran dipisahkan oleh waktu
2. Putaran kontinue biasanya dipakai untuk memutar masakan C, gula D I dan D II
secara terus menerus dari bahan masuk sampai bahan bakar
1. Putaran Continue
Putaran kontinue digunakan untuk masakan C dan D. Hasil dari masakan ini
dimasukkan ke dalam putaran yang berada ditengah – tengah yang berbentuk seperti
kerucut. Selanjutnya dilakukan penyemprotan dengan air dan stroop turun melalui
lubang saringan dan masuk ruang stroop. Untuk selanjutnya masuk ke peti stroop
bagian bawah. Kemudian kristalnya turun menuju srew conveyor, yang kemudian
dipompa ke peti gula C dan D.
Sistem Putaran
Sistem putaran yang terdapat di KB 1 berjumlah 5 buah yaitu 2 mesin puteran
A dan 3 mesin puteran SHS. Namun saat penggilingan ini yang dipakai hanya 4 saja
karena 1 mesin puteran SHS mengalami kerusakan dan masih dalam perbaikan.
a. Putaran A
Memutar gula A akan menghasilkan kristal A dan stroop A. Stroop ini
digunakaan sebagai masakan C dan D, sedangkan gula A masih diputar lagi pada
putaran SHS, sehingga akan diperoleh gula produk. Puteran A memiliki kecepatan
putar 1250 rpm.

Jurusan Teknik Mesin 62


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Gambar 3.16 Putaran Continue


Sumber : Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang Malang

Jurusan Teknik Mesin 63


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

b. Putaran SHS
Memutar dari gula putaran A, maka sebagai hasilnya adalah kristal gula produk
dan klare SHS, dimana klare SHS ini digunakan untuk bahan masakan A. Mesin
puteran SHS berjumlah 3 buah dan yang dioperasikan hanya 2 buah yaitu puteran
jenis ASEA dan yang baru yaitu jenis WS CentrifugaL, yang mana mesin puteran WS
ini baru dioperasikan kurang lebih 1 bulan yang lalu (september 2005) dari Hamilton,
Ohio USA, Puteran WS memiliki kecepatan putaran sampai 1200 rpm dan yang
dipakai dalam pengoprasionalnya hanya 1000 rpm saja dan yang paling rendah 50
rpm. Sedangan putaran ASEA yaitu 1250 rpm. Perbedaan yang dapat diamati antara
WS dan ASEA yaitu mesin putaran WS memakai air sebagai alat yang membantu
dalam memisahkan klare dengan gula dimana air dikondisikan mencapai 800C. air ini
dilakukan 2 kali penyiraman dimana air diambil dari bak penampungan sebanyak 25
cc, Volume atau kapasitas bak puteran SHS WS ini mencapai 10 kwintal. Untuk
mendapatkan ketebalan gula yang diinginkan selama proses puteran, mesin SHS WS
ini menggunakan sensor sedangkan SHS ASEA menggunakan indikator. Mesin
puteran ASEA menggunakan uap (steam) yang diambil dari ketel hal ini merupakan
kelemahan mesin ASEA karena kalau terjadi kerusakan pada ketel maka mesin
puteran SHS ASEA tidak dapat beroperasi karena uap (steam) yang dibutuhkan untuk
memisahkan klare dengan gula tidak dapat digunakan. Volume atau kapasitas bak
puteran SHS ASEA mencapai 6 kwintal. Dari keseluruhan puteran SHS yang masuk
ke puteran sebanyak 450 hekto liter sedangkan yang menjadi produk sebanyak 225
hekto liter.
Hal – hal yang dapat menganggu dalam pemutaran adalah :
a. Kristal dari pan masakan tidak rata.
b. Kristal gula terlalu halus dan bawah, karena masih banyak mengandung tetes.
c. Adanya pasir palsu sehingga akan menyumbat lubang – lubang saringan.
d. Masakan terlalu viscus.

Jurusan Teknik Mesin 64


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

e. Sistem pengontrolan mesin putaran yang tidak terpadu artinya antara petugas satu
dengan yang lainnya dalam melakukan pengawasan setelah jam kerjanya mesin
tidak dikondisikan dalam keadaan yang normal. Hal ini dapat membuat petugas
lain yang menjaga setelah petugas pertama harus melakukan pengontrolan dan
penyetingan normal kembali, sehingga waktu kerja tidak lagi menjadi efektif.

Jurusan Teknik Mesin 65


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Gambar 3.17 Putaran Discontinue


Sumber : Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang Malang

Jurusan Teknik Mesin 66


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Gambar 3.18 Putaran Discontinue Centrifugal

Jurusan Teknik Mesin 67


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Sumber : Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang Malang
3.5.6 Stasiun Listrik
Pada KB 1 terdapat 3 buah turbine dan dua buah diesel. Untuk menggerakan
turbine dipakai uap dari ketel Yoshimine dan Chen – chen, dimana kapasitas uap
yang dibutuhkan dalam kondisi batas normal yaitu sekitar 17 kp/cm 2. Dalam
pengoperasiannya mesin turbin yang digunakan cukup satu saja yaitu jenis steam
turbin generator yang ketiga hal ini dikarenakan telah memenuhi ketersediaan daya
yang dibutuhkan dan memiliki kemampuan sampai 3000 A. Namun jika turbin
generator ketiga mengalami kerusakan maka digunakan turbin generator kesatu dan
kedua. Dalam pengontrolannya jika uap yang tersedia kurang dari batas normal atau
kurang dari 17 kp/cm2, maka disini terdapat tanda pemberitahuan kepada setiap unit
terutama unit putaran untuk dapat mengurangi beban pemakaiannya dan
menggunakan daya listrik yang dipakai oleh perumahan karyawan untuk dipakai oleh
stasiun listrik sebagai upaya agar sistem produksi tetap berjalan lancar. Dalam
pengoperasian pada masa giling tahun depan direncanakan akan ditambah satu unit
pembangkit listrik lagi jenis turbine generator yang memiliki frekuensi 50 Hz, karena
akan diselesaikannya pembangunan 1 unit ketel uap jenis Yoshimine yang
berkapasitas 80 ton. Untuk jenis yang memakai 60 Hz telah mengalami kesulitan
dalam perawatannya karena suku cadang yang tersedia sangatlah terbatas. Sistem
pengawasan yang dilakukan pada stasiun listrik yaitu setiap satu setengah jam
dilakukan pencatatan kondisi masing – masing unit berdasarkan data yang ada di
panel dalam pemakaian beban listrik, pencatatan dilakukan secara dokumentasi dalam
buku catatan kerja.

3.5.7 Stasiun Penyelesaian


Bertujuan untuk menyelesaikan hasil putaran (gula produk yang masih agak
basah). Tugas utama dari stasiun ini adalah mengeringkan kristal gula, karena gula A
yang turun dari putaran masing – masing yaitu batch centrifuge dan akan diputar lagi
satu putaran. Gula hasil putaran tersebut masih agak basah dan belum kering 100 %.

Jurusan Teknik Mesin 68


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

Pengeringan ini menggunakan talang goyang, gula basah yang turun dalam talang
goyang yang bergetar oleh gaya eksentrik digerakkan oleh motor yang berfungsi
sebagai pengeringan, pengadukan, dan penyaringan gula produk.
Gula kering yang dihasilkan diangkut oleh elevator ke hammer screen yang
berfungsi untuk memisahkan kristal gula yang memiliki ukuran kristal yang tidak
sama. Kristal gula hasil saringan ditampung di dalam sugar bin. Bila gula yang masuk
ke dalam karung sudah mencapai beratnya maka karung akan terjatuh dengan
sendirinya. Selanjutnya ditimbang untuk ketepatan dan dijahit lalu diangkut ke
gudang. Adapun peralatan pada stasiun penyelesaian :
1. Talang goyang, berupa talang yang bergetar oleh gaya eksentrik yang digerakkan
oleh motor untuk mengeringkan gula dan mengangkut serta menyaring gula
pasir, berbentuk persegi empat panjang yang berkaki, bentuknya terbuka
sehingga gula masuk basah dikeringkan dengan udara bebas.
2. Elevator gula berfungsi untuk membawa kristal gula kering dari talang goyang ke
hammer screen dan sugar bin.
3. Hammer screen berfungsi sebagai saringan untuk memisahkan kristal gula yang
berukuran tidak sama. Ukuran kristal yang sesuai adalah 0,8 – 1,00 mm dan
apabila ada yang tidak sama dilakukan pemisahan.
Hammer screen terdiri dari saringan bertingkat dengan susunan sebagai berikut:
a. Saringan I : untuk menahan kristal gula yang berukuran kasar, terletak
paling atas.
b. Saringan II : terletak dibawah saringan I, kristal gula saringan II ini sebagai
gula SHS yang digunakan oleh konsumen.
c. Saringan III : menahan kristal gula yang berukuran halus.
4. Sugar Bin
Kristal II hasil saringan I ditampung di sugar bin, alat ini berbentuk segi empat
dengan bagian bawah berbentuk piramida terbalik untuk mengeluarkan gula.
Dilengkapi sejenis timbangan untuk mengukur berat gula (netto 50 Kg). Bila gula
yang masuk ke dalam karung sudah mencapai beratnya maka karung akan jatuh

Jurusan Teknik Mesin 69


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

dengan sendirinya. Selanjutnya ditimbang lagi secara manual agar tepat,


kemudian dijahit dan selanjutnya dibawa ke gudang untuk penyimpanan sebelum
dipasarkan. Gula produk sebelum dimasukkan ke gudang harus memenuhi
syarat–syarat sebagai berikut :
a. Mempunyai ukuran kristal yang rata dan sesuai dengan syarat yang telah
ditentukan.
b. Warna kristal harus memenuhi syarat karena ada kualifikasi mutu kristal.
c. Telah ditimbang dan sesuai dengan berat netto ( 50 Kg ).
d. Karung gula harus kering dan tidak bocor.

3.5.8 Pengolahan Limbah Pabrik


PG. Krebet Baru Bululawang Malang dalam proses produksinya selain
menghasilkan gula SHS 1 juga mengolah limbah yang dikeluarkan dari proses
produksi. Dimana limbah tersebut antara lain : limbah padat, dan limbah cair. Limbah
padat berupa blotong dan abu ketel yang dimanfaatkan lagi oleh para petani sebagai
pupuk. Sedangkan limbah cair oleh pabrik diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke
sungai. Pengolahan limbah tersebut bertujuan untuk ramah lingkungan sehingga
menghindari adanya pencemaran lingkungan. Proses pengolahan limbah cair dari
pabrik tersebut adalah sebagai berikut :
Limbah cair dari pabrik akan dialirkan ke bak penampungan minyak dimana bak
tersebut akan diberi skat 1/4 luas bagian bawah minyak, dari skat tersebut minyak
akan naik ke atas dan diadakan penyaringan. Dari bak penangkap minyak tersebut,
setelah diadakan penyaringan minyak maka limbah tersebut akan dialirkan ke
equaliser. Equaliser ini berfungsi untuk mengurangi bau limbah sehingga pada proses
ini diadakan penambahan arang atau karbon. Setelah proses pada equaliser selesai,
limbah dialirkan ke bak aerasi. Bak aerasi ini terdapat VII buah bak aerasi. Bakteri
yang terdapat pada bak aerasi adalah bakteri Mishopilie akan mengolah limbah
menjadi lebih bersih secara biologis. Dan biasanya bakteri Mishopilie disebut sebagai
lumpur aktif. Dari penguraian pada aerasi, maka limbah akan dialirkan ke bejana

Jurusan Teknik Mesin 70


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

clarifier yang berfungsi sebagai proses pengendapan. Pengendapan yang dilakukan


secara grafitasi ini dipengaruhi oleh bakteri, jika nutrisi pada bakteri baik maka
proses pengendapan juga akan cepat dan sebaliknya. Bejana clarifier akan
menghasilkan endapan dan air jernih, dimana endapan yang dihasilkan akan dialirkan
lagi masuk ke aerasi untuk diproses lagi. Sedangkan untuk air hasil pengendapan
akan dialirkan ke kolam ikan. Pada kolam ikan akan diketahui apakah limbah tersebut
masih berbahaya atau tidak, jika air tersebut sudah tidak berbahaya maka akan
dialirkan ke sungai yang ada disekitar pabrik. Untuk proses pengolahan limbah pada
PG. Krebet Baru Bululawang Malang dilakukan secara sirkulasi dan terus menerus.

Jurusan Teknik Mesin 71


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

BAB IV

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas secara garis besar dapat ditarik kesimpulan


sebagai berikut:
1. Proses pembuatan gula di PG Krebet Baru I menggunakan sistim Sulfitasi,

dengan menggunakan kapur dan belerang sebagai pembantu proses yang

utama. Dalam proses pembuatan gula dilakukan dalam beberapa bagian

diantaranya bagian gilingan, pemurnian, penguapan, masakan dan bagian

putaran.

2. Keberhasilan mutu suatu perusahaan disamping dipengaruhi performance dari

alat-alat yang digunakan juga di pengaruhi oleh kondisi operasional yang

setiap saat dapat berubah.

3. Berkaitan dengan bidang ilmu yang kami tekuni, ternyata kenyataan yang ada

di lapangan untuk hal-hal yang prinsip dan mendasar dalam pelaksanaannya

tidak jauh berbeda dengan yang kami terima di bangku perkuliahan.

7.2 Saran

Dari pengamatan kami selama kerja praktek di PG. Krebet Baru I terdapat

berbagai masalah yang hendaknya menjadi perhatian bagi segenap jajaran di Krebet

Baru I antara lain :

Jurusan Teknik Mesin 72


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
Laporan Kuliah Kerja Nyata- Praktek

1. Peningkatan produktifitas karyawan dalam penggunaan mesin dan perangkat

produksi secara maksimal sehingga dapat mencapai produksi yang maksimal.

2. Selalu memelihara kerja sama yang baik antar masing-masing divisi agar

produksi dapat berjalan tanpa adanya gangguan.

3. Perlu adanya pembenahan penjadwalan rutin untuk maintenance peralatan

pabrik sehingga kegiatan maintenance dapat berjalan dengan lancar.

4. Keselamatan dan kesehatan pekerja supaya ditingkatkan diantaranya peralatan

pelindung mesin, pelindung pernafasan, kebisingan dan ventilasi.

5. Pada saat bekerja hendaknya alat pelindung di pakai sesuai dengan

kententuan, agar terhindar dari kecelakaan kerja, selain itu juga menjaga

kesehatan agar tetap dalam kondisi yang baik, sehngga tidak menurunkan

produktifitas kerja.

6. Perlunya adanya peningkatan kesadaran akan kebersihan lingkungan PG.

Krebet baru I, sehingga tercipta suasana yang sehat dan asri.

Jurusan Teknik Mesin 73


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang

Anda mungkin juga menyukai