0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
570 tayangan3 halaman
Sistem pengapian elektronik dan semi elektronik menggunakan transistor untuk memutus arus primer koil secara elektronik. Sistem semi elektronik masih menggunakan kontak pemutus untuk mengontrol kerja transistor, dimana kontak hanya mengalirkan arus kecil ke basis transistor. Proses ON dan OFF transistor lebih cepat daripada kontak mekanis, sehingga dapat memutus arus koil dengan cepat untuk menghasilkan percikan pada busi.
Sistem pengapian elektronik dan semi elektronik menggunakan transistor untuk memutus arus primer koil secara elektronik. Sistem semi elektronik masih menggunakan kontak pemutus untuk mengontrol kerja transistor, dimana kontak hanya mengalirkan arus kecil ke basis transistor. Proses ON dan OFF transistor lebih cepat daripada kontak mekanis, sehingga dapat memutus arus koil dengan cepat untuk menghasilkan percikan pada busi.
Sistem pengapian elektronik dan semi elektronik menggunakan transistor untuk memutus arus primer koil secara elektronik. Sistem semi elektronik masih menggunakan kontak pemutus untuk mengontrol kerja transistor, dimana kontak hanya mengalirkan arus kecil ke basis transistor. Proses ON dan OFF transistor lebih cepat daripada kontak mekanis, sehingga dapat memutus arus koil dengan cepat untuk menghasilkan percikan pada busi.
Sistem pengapian ini memanfaatkan transistor untuk memutus dan mengalirkan arus primer koil. Jika pada sistem pengapian konvensional pemutusan arus primer koil dilakukan secara mekanis dengan membuka dan menutup kontak pemutus, maka pada sistem pengapian elektronik pemutusan arus primer koil dilakukan secara elektronis melalui suatu power transistor yang difungsikan sebagai saklar (switching transistor).
Sistem Pengapian Semi Elektronik
Sistem pengapian semi elektronik adalah sistem pengapian yang proses pemutusan arus primer koil menggunakan transistor, tetapi masih menggunakan kontak pemutus sebagai pengontrol kerja transistor. Pada sistem ini kontak pemutus hanya dilewati arus yang sangat kecil sehingga tidak terjadi percikan api pada kontak- kontaknya dan efek baiknya adalah kontak pemutus awet dan tidak cepat aus. Kontak pemutus ini hanya digunakan untuk mengalirkan arus basis pada transistor yang sangat kecil jika dibandingkan dengan langsung digunakan untuk memutus arus primer koil seperti pada sistem pengapian konvnesional. Meskipun model pengapian ini sudah tidak banyak digunakan, ada baiknya untuk dibahas secara singkat. Sebelum lebih jauh mempelajari sistem pengapian elektronik, berikut dijelaskan kembali simbol dan prinsip kerja transistor jenis PNP dan NPN. Gambar 9.34 (a) memperlihatkan transistor jenis PNP. Bila ada arus mengalir (1) dari E ke B, maka transistor akan bekerja (ON) sehingga kaki emitor E dan kolektor C terhubung (seperti saklar yang kontaknya terhubung) yang mengakibatkan arus lebih besar (2) juga dapat mengalir dari kaki E ke kaki C. Untuk transistor jenis NPN gambar (b), bila ada arus mengalir (1) dari kaki basis B ke kaki emitor E, maka transistor akan bekerja (ON) sehingga kaki kolektor C dan kaki emitor E terhubung yang mengakibatkan arus lebih besar (2) juga dapat mengalir dari kaki kolektor C ke kaki emitor E. Aliran arus (2) yang besar tersebut mengalir ke kumparan primer koil. Jadi, kerja kontak pemutus dalam pada sistem pengapian elektronik digantikan oleh transistor. Proses ON dan OFF transistor dapat berlangsung jauh lebih cepat dibanding dengan proses mekanis membuka dan menutupnya kontak pemutus. Diagram sistem pengapian semi transistor adalah sbb. (a) (b)
(c)
Gambar. Transistor dan sistem pengapian semi elektronik saat
kontak pemutus tertutup
Kerja sistem tersebut adalah sebagai berikut. Perhatikan gambar (c) di
atas. Apabila kontak pemutus tertutup, maka arus dari positif baterai mengalir ke kaki emitor E transistor, ke kaki basis B, ke kontak pemutus, kemudian ke massa. Aliran arus ke kaki basis ini menyebabkan transistor ON sehingga kaki emitor dan kolektor dari transistor terhubung. ON-nya transistor ini menyebabkan arus mengalir juga (perhatikan gambar di bawah) dari baterai ke kaki emitor E, ke kaki kolektor C, ke kumparan primer koil, kemudian ke massa. Aliran arus ini menyebabkan terjadinya medan megnet pada koil.
Gambar . Aliran arus ke kumparan primer koil
Cam selalu berputar pada saat mesin hidup, sehingga pada saat tertentu cam akan mendorong kontak pemutus. Dorongan cam ini menyebabkan kontak terbuka dan arus primer koil dengan cepat terhenti sehingga medan magnet yang tadi terbentuk dengan cepat hilang. Perubahan garis-garis gaya magnet yang sangat cepat ini menyebabkan terjadinya tegangan tinggi pada kumparan sekunder koil yang kemudian diteruskan ke busi melalui distributor. Dengan demikian pada elektroda busi akan terjadi percikan bunga api yang digunakan untuk membakar campuran udara bahan bakar di dalam ruang bakar.
Gambar. Sistem pengapian semi elektronik saat kontak pemutus terbuka