Anda di halaman 1dari 3

9.3.

Sistem Pengapian Elektronik


Sistem pengapian ini memanfaatkan transistor untuk memutus dan
mengalirkan arus primer koil. Jika pada sistem pengapian konvensional
pemutusan arus primer koil dilakukan secara mekanis dengan membuka dan
menutup kontak pemutus, maka pada sistem pengapian elektronik pemutusan
arus primer koil dilakukan secara elektronis melalui suatu power transistor yang
difungsikan sebagai saklar (switching transistor).

Sistem Pengapian Semi Elektronik


Sistem pengapian semi elektronik adalah sistem pengapian yang proses
pemutusan arus primer koil menggunakan transistor, tetapi masih
menggunakan
kontak pemutus sebagai pengontrol kerja transistor. Pada sistem ini kontak
pemutus
hanya dilewati arus yang sangat kecil sehingga tidak terjadi percikan api pada
kontak- kontaknya dan efek baiknya adalah kontak pemutus awet dan tidak cepat
aus. Kontak pemutus ini hanya digunakan untuk mengalirkan arus basis pada
transistor yang sangat kecil jika dibandingkan dengan langsung digunakan
untuk memutus arus primer koil seperti pada sistem pengapian konvnesional.
Meskipun model pengapian ini sudah tidak banyak digunakan, ada baiknya
untuk dibahas secara singkat. Sebelum lebih jauh mempelajari sistem pengapian
elektronik, berikut dijelaskan kembali simbol dan prinsip kerja transistor jenis
PNP dan NPN.
Gambar 9.34 (a) memperlihatkan transistor jenis PNP. Bila ada arus
mengalir (1) dari E ke B, maka transistor akan bekerja (ON) sehingga kaki emitor E
dan kolektor C terhubung (seperti saklar yang kontaknya terhubung) yang
mengakibatkan arus lebih besar (2) juga dapat mengalir dari kaki E ke kaki C.
Untuk transistor jenis NPN gambar (b), bila ada arus mengalir (1) dari kaki basis B
ke kaki emitor E, maka transistor akan bekerja (ON) sehingga kaki kolektor C dan
kaki emitor E terhubung yang mengakibatkan arus lebih besar (2) juga dapat
mengalir dari kaki kolektor C ke kaki emitor E. Aliran arus (2) yang besar tersebut
mengalir ke kumparan primer koil. Jadi, kerja kontak pemutus dalam pada sistem
pengapian elektronik digantikan oleh transistor. Proses ON dan OFF transistor
dapat berlangsung jauh lebih cepat dibanding dengan proses mekanis membuka
dan menutupnya kontak pemutus. Diagram sistem pengapian semi transistor
adalah sbb.
(a) (b)

(c)

Gambar. Transistor dan sistem pengapian semi elektronik saat


kontak pemutus tertutup

Kerja sistem tersebut adalah sebagai berikut. Perhatikan gambar (c) di


atas. Apabila kontak pemutus tertutup, maka arus dari positif baterai mengalir ke
kaki emitor E transistor, ke kaki basis B, ke kontak pemutus, kemudian ke massa.
Aliran arus ke kaki basis ini menyebabkan transistor ON sehingga kaki emitor dan
kolektor dari transistor terhubung. ON-nya transistor ini menyebabkan arus
mengalir juga (perhatikan gambar di bawah) dari baterai ke kaki emitor E, ke
kaki kolektor C, ke kumparan primer koil, kemudian ke massa. Aliran arus ini
menyebabkan terjadinya medan megnet pada koil.

Gambar . Aliran arus ke kumparan primer koil


Cam selalu berputar pada saat mesin hidup, sehingga pada saat tertentu
cam akan mendorong kontak pemutus. Dorongan cam ini menyebabkan kontak
terbuka dan arus primer koil dengan cepat terhenti sehingga medan magnet
yang tadi terbentuk dengan cepat hilang. Perubahan garis-garis gaya magnet yang
sangat cepat ini menyebabkan terjadinya tegangan tinggi pada kumparan
sekunder koil yang kemudian diteruskan ke busi melalui distributor. Dengan
demikian pada elektroda busi akan terjadi percikan bunga api yang digunakan
untuk membakar campuran udara bahan bakar di dalam ruang bakar.

Gambar. Sistem pengapian semi elektronik saat kontak pemutus terbuka

Anda mungkin juga menyukai