Anda di halaman 1dari 113

A. Asesmen Kebutuhan 3.

Peserta didik dapat membuktikan bahwa


Alat Ungkap Masalah Umum SMP toleransi adalah kunci dari kerukunan umat
beragama
B. Identitas Layanan Komponen :
Layanan Dasar Bidang : F. Pelaksanaan
Pribadi 1. Pendahuluan : 5 Menit
Fungsi : Pemahaman - Guru BK/Konselor membuka dengan
Topik : Kami Bhinneka, Kami salam dan berdoa lewat WAG
Indonesia! - Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Sasaran : Kelas 8 serta menanyakan kesiapan peserta didik
Melalui WAG
C. Materi, Metode Media
Materi : Toleransi antar umat 2. Tahap Inti : 30 Menit
beragama (Terlampir) - Menjelaskan materi awal tentang
Metode : Branstorming, think pair kerukunan umat beragama melalui
share, permainan kelompok Voice note
Media : spidol, papan tulis, lembar - Membuka sesi diskusi mengenai
TTS penyebab konflik antar umat beragama
di Indonesia melalui WAG
D. Alokasi Waktu - Meminta peserta didik
1 x 45 Menit mendiskusikan dengan teman sebangku
mengenai cara menjaga kerukunan antar
E. Tujuan Kegiatan umat beragama, dan membagikan hasil
pemikirannya melalui WAG
Umum : melaksanakan ibadah atas
- Memberikan evaluasi dari hasil jawaban
keyakinan sendiri disertai sikap toleransi
peserta didik melalui WAG
- Mengajak peserta didik
Khusus : melakukan permainan kelompok.
1. Peserta didik dapat mengemukakan
pendapatnya mengenai konflik antar agama 3. Tahap Penutup : 10 Menit
yang terjadi di Indonesia - Membagikan lembar evaluasi dan
2. Peserta didik dapat menerima dan menghargai closing statement
perbedaan agama yang ada di Indonesia

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan Peserta didik lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman Peserta didik dan memberikan pernyataan
mengenai sikap/perasaan yang dimiliki Peserta didik setelah menerima layanan.

Mengetahui : Pagar Alam, 13 Juli 2020


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

AHMAD RIFAI.S.Pd.M.Pd MITA ANGRIANI.S.Pd


NIP. 197206271998021001 NIP. 198703042010012014
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN

Kami Bhinneka, Kami Indonesia!


Oleh : Yovita Vina Permatasari

A. Pengertian
Toleran adalah bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian
(pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau
bertentangan dengan pendirian sendiri, sedangkan toleransi berarti bersikap toleran (Setiawan, 2019).

B. Penyebab Konflik Antar Umat Beragama (Kemendikbud, 2015)


1. Kurangnya umat memahami dan mendalami agamanya secara benar, sehingga mudah dihasut dan
diprovokasi oleh pihak lain yang mempunyai niat jahat.
2. Fanatisme beragama yang berlebihan yang disertai dengan sikap dan pandangan negatif terhadap
agama yang lain.
3. Kurang mengenal, atau tidak mau mengenal agama dan kepercayaan lain, sehingga selalu
mengukur kebenaran berdasarkan agamanya sendiri dan berasumsi mengenai agama lain tanpa tahu
kebenarannya.
4. Menganggap agama dan kepercayaan lain sebagai ancaman terhadap agama yang dianutnya.
5. Adanya kecemburuan sosial dalam hal tertentu, misalnya dalam hal kesejahteraan hidup, sehingga
memakai agama untuk melampiaskan kekesalannya.

C. Merawat Kerukunan Antar Umat Beragama


Walaupun memiliki banyak perbedaan, namun setiap agama memiliki tujuan mulia yang sama, yaitu
menghantar dan membimbing kita para penganutnya untuk menuju kepada kebaikan dan kebenaran
yang memungkinkan kita semua berbahagia baik di dunia maupun di kehidupan yang akan datang
(Kemendikbud, 2015).
Oleh sebab itu, usaha yang bisa dilakukan untuk merawat kerukunan antar umat beragama adalah
sebagai berikut:
1. Berusaha untuk berteman dengan semua orang dengan tanpa membedakan agama dan kepercayaan.
2. Selalu berpandangan secara positif terhadap orang lain termasuk yang berbeda agama.
3. Berkeinginan untuk hidup rukun dan saling membantu antarumat beragama.
4. Saling memberikan salam dan ucapan selamat pada teman yang merayakan hari besar agamanya.
5. Menghargai ajaran dan juga peribadahan dari agama lain.

Daftar Pustaka :
Setiawan, Ebta. (2019). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa (Pusat Bahasa)
Kemendikbud. (2015). Pendidikan agama Katolik dan budi pekerti. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang
LAMPIRAN 2. LEMBAR KERJA KELOMPOK

Kelas dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok Bhinneka, Tunggal, dan Ika. Tiap kelompok diminta menyelesaikan TTS berikut, kelompok
tercepat dengan jawaban benar terbanyak adalah pemenangnya.

TTS KERUKUNAN UMAT BERAGAMA


Pertanyaan
1.T O L E R A 2.
N Mendatar:
A Y o bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan,
3. F
membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan,
kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau
S 2. E N G H A R G A I bertentangan dengan pendirian sendiri.
M o Tidak makan dan minum di depan orang yang sedang
B P N menjalankan ibadah puasa adalah bentuk sikap….
o Kitab suci agama Buddha
o Kerukunan umat beragama adalah tanggungjawab
I I A seluruh …… Indonesia
o Tidak melakukan hal yang dilarang oleh agama yang kita
H 5. A A T percaya meskipun diajak oleh teman adalah bentuk sikap ….
T Pada agama yang dipercaya.

I
Menurun:

3.T 4.R I 5. I T A K A 1. Salah satu alat bantu berdoa (dzikir) umat Muslim
P adalah biji …
2. Hari Raya umat Hindu
O A 3. Salah satu sikap yang menjadi faktor penyebab konflik umat
beragama
4. A S Y A R A K A T 4. Orang yang diberikan wewenang untuk menyelenggarakan
M upacara keagamaan (imam) dalam agama Katolik
5. Salah satu hari Raya agama Kristen
O K

H
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL

INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Mengapa kita perlu menciptakan kerukunan di tengah perbedaan umat beragama di
Indonesia?

2. Jelaskan makna Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupanmu sebagai remaja SMA masa kini.

B. SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE)


Berilah tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan berilah
tanda cek (V) pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda!

TIDAK
NO PERNYATAA SETUJU
SETUJU
N
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang kerukunan
1. umat beragama
Setelah menerima materi layanan BK tentang kerukunan umat beragama,
2. timbul kesadaran saya untuk lebih
menghargai perbedaan agama yang ada di Indonesia
Setelah menerima materi layanan BK tentang kerukunan umat beragama,
3. saya menyadari bahwa saya sering tidak
bersikap toleran pada penganut agama lain
Materi layanan BK tentang kerukunan umat beragama,
4. menyadarkan saya akan pentingnya toleransi.
)

A. Asesmen Kebutuhan F. Pelaksanaan


Alat Ungkap Masalah Umum SLTA 1. Pendahuluan : 8 Menit
- Guru BK/Konselor membuka
B. Identitas Layanan
dengan salam dan berdoa.
Komponen : Layanan Dasar Bidang
- Ice Breaking “Satu Cerita Saja”
: Pribadi dan Sosial
(Terlampir)
Fungsi : Pemahaman
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Topik : Manfaat dan aturan
serta menanyakan kesiapan peserta didik.
dalam Self Disclosure
Sasaran : Kelas 10, 11, 12
2. Tahap Inti : 30 Menit
- Guru BK memberikan
C. Materi, Metode Media materi yang telah disiapkan
Materi : Self Disclosure (Terlampir) - Guru BK mengajak peserta didik untuk
Metode : Ceramah dan Diskusi Media berdiskusi mengenai topik. Seperti
: PPT, HVS dan Pulpen contoh kasus dan dampaknya dalam
kehidupan.
D. Alokasi Waktu - Guru BK menjelaskan hubungan ice
1 x 45 Menit breaking dengan materi. Dimana kita
harus memahami bahwa keterbukaan
E. Tujuan Kegiatan diri setiap orang berbeda-beda dan kita
Umum : Mengekspresikan perasaan dalam cara- harus memahami manfaat dan aturan
cara yang bebas, terbuka dan tidak menimbulkan dalam Keterbukaan Diri (Self
Disclosure).
konflik
- Guru BK memberikan lembar kerja dan
menjelaskan langkah- langkah
Khusus : pengerjaannya.
1. Peserta Didik dapat menjelaskan mengenai - Guru BK mengajak peserta didik
Keterbukaan Diri (Self Disclosure) dan aspek- berdiskusi mengenai hasil lembar kerja
aspek yang ada didalamnya. dan mengevaluasinya.
2. Peserta Didik dapat menunjukan ciri- ciri
dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam 3. Tahap Penutup : 7 Menit
Keterbukaan Diri (Self Disclosure). - Guru BK menyimpulkan dan memberikan
apresiasi kepada kelas.
- Membagikan lembar evaluasi

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai
sikap/perasaan yang dimiliki siswa setelah menerima layanan.

Mengetahui : ………….., …………….


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. Ice Breaking

Ice Breaking
“Satu Cerita Saja”

Tujuan :
1. Peserta didik dapat melatih kepercayaan diri
2. Peserta didik dapat menunjukan sikap keterbukaan diri

Langkah-langkah Kegiatan :
1. Pada Tahap ini peserta didik diminta secara sukarela untuk bercerita satu hal yang menarik yang
mereka alami di pagi hari ini
2. Kemudian jika ada yang menjadi sukarela, Guru BK meminta kepada semua peserta didik
diminta untuk mendengarkan peserta didik yang bercerita.
3. Kemudian minta secara berulang kepada peserta didik lain untuk menjadi sukarela hingga yang
bersedia telah habis. Jika waktu tidak memungkinkan bisa dibatasi jumlah peserta didik yang
diminta untuk bercerita.
4. Kemudian Guru BK bisa melihat seberapa banyak yang berani dan seberapa banyak yang takut
atau malu untuk bercerita.
5. Guru BK bisa menyampaikan kepada siswa bahwa keterbukaan diri setiap orang berbeda-beda,
sehingga wajar jika ada yang tidak mau bercerita tentang dirinya atau bahkan mungkin disatu
kelas tidak ada yang berani bercerita sama sekali adalah suatu yang wajar.
6. Diakhir waktu yang ditentukan Guru BK bisa memberikan pemahaman hubungan ice breaking
“Satu Cerita Saja”, yang dilakukan di awal kegiatan dengan Keterbukaan Diri (Self
Disclosure) diri, dimana kita harus memahami bahwa keterbukaan diri setiap orang berbeda-
beda. Maka dari itu kita harus memahami mengenai manfaat dan aturan dalam melakukan
Keterbukaan Diri (Self Disclosure).
LAMPIRAN 2. MATERI KEGIATAN

KETERBUKAAN DIRI (SELF DISCLOSURE)


Oleh Aviv Fathoni, S.Pd

A. Pendahuluan
Salah satu indikator penguasaan keterampilan sosial yang baik dalam menjalin hubungan dengan
seseorang adalah dapat melakukan komunikasi yang efektif. Komunikasi akan lebih efektif dan
menyenangkan jika seseorang mampu dan berani mengungkapkan pikiran dan perasaan secara terbuka
dan lancar. Kemampuan seseorang mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara terbuka terhadap
orang lain di sebut Self Disclosure(Ifdil, I., & Ardi, Z., 2013). Sehingga memiliki sikap kurang terbuka
terhadap orang lain dapat menjadi suatu hal yang menyulitkan dalam menjalin hubungan dengan
seseorang.
Bagi remaja keterbukaan diri ini merupakan masalah yang umum dimiliki hal ini dapat diketahui
berdasarkan penelitian yang dilakukukan oleh Dian, 2000 ( dalam Gainau, 2009: 2) menunjukkan bahwa
35% siswa mengungkapkan diri secara terbuka. Penelitian yang dilakukan Dewi, 2004 (dalam Gainau,
2009: 3) menunjukkan bahwa hanya 24,55% siswa yang terampil dalam membuka diri, sedangkan
sebagian besar 43,63% siswa yang kurang terampil dalam membuka diri. Sedangkan penelitian yang
dilakukan Maharani, 2000 (dalam Gainau, 2009: 3) 68,80% mempunyai keterbukaan diri yang bersifat
dangkal (dalam Fadilah, N, 2015).

B. Definisi
Menurut Morton (dalam Hidayat, 2012) keterbukaan diri merupakan kegiatan membagi perasaan
dan informasi yang akrab dengan orang lain. Informasi di dalam keterbukaan diri bersifat deskritif atau
evaluatif. Deskritif artinya individu melukiskan berbagai fakta mengenai diri sendiri yang mungkin
belum diketahui oleh pendengar seperti jenis pekerjaan, alamat dan usia. Sedangkan evaluatif artinya
individu mengemukakan pendapat atau perasaan pribadinya seperti tipe orang yang disukai atau hal-hal
yang tidak disukai atau dibenci.
Menurut wheeles ( dalam Gainau, 2009; Permatasari Novianna, 2012). “Self
Disclosuredidefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengungkapkan informasi tentang diri
sendiri kepada orang lain. Lebih lanjut “Person (dalam Gainau, 2009) mengartikan Self Disclosure
sebagai tindakan seseorang dalam memberikan informasi yang bersifat pribadi pada orang lain secara
sukarela dan disengaja untuk maksud memberi informasi yang akurat tentang dirinya”. Seterusnya Self
Disclosuremerupakan kemampuan dalam memberikan informasi (Devito, 1996).
Menurut Jourard (1971) (dalam Khanan, 2013: 16) Informasi yang bersifat pribadi tersebut
mencakup aspek: (1) Sikap atau Opini, mencakup pendapat atau sikap mengenai keagamaan dan
pergaulan remaja, (2) Selera dan Minat, mencakup selera dalam berpakaian, selera makanan dan
minuman, kegemaran akan hobi yang disukai,
(3) Pekerjaan atau Pendidikan, mencakup keadaan di lingkungan sekolah dan pergaulan di lingkungan
sekolah, (4) Fisik, mencakup keadaan fisik dan kesehatan fisik,
(5) Keuangan, mencakup keadaan keuangan, seperti sumber keuangan, pengeluaran yang dibutuhkan,
cara mengatur keuangan, (6) Kepribadian, hal-hal yang mencakup
keadaan marah, cemas, sedih serta hal-hal yang berhubungan dengan lawan jenis (dalam Fadilah, N,
2015).

C. Karakteristik Self Disclosure


Devito (dalam Gainau, 2009) mengemukakan bahwa Self Disclosure mempunyai beberapa
karakteristik umum antara lain:
a. keterbukaan diri adalah suatu tipe komunikasi tentang informasi diri yang pada umumnya tersimpan,
yang dikomunikasikan kepada orang lain,
b. keterbukaan diri adalah informasi diri yang seseorang berikan merupakan pengetahuan yang
sebelumnya tidak diketahui oleh orang lain dengan demikian harus dikomunikasikan,
c. keterbukaan diri adalah informasi tentang diri sendiri yakni tentang pikiran, perasaan dan sikap,
d. keterbukaan diri dapat bersifat informasi secara khusus. Informasi secara khusus adalah rahasia yang
diungkapkan kepada orang lain secara pribadi yang tidak semua orang ketahui, dan
e. keterbukaan diri melibatkan sekurangkurangnya seorang individu lain, oleh karena itu keterbukaan
diri merupakan informasi yang harus diterima dan dimengerti oleh individu lain.

Selain itu menurut Menurut Jourard(1964) Self Disclosure memiliki tiga karakteristik, antara
lain :
1. Keluasan (breadth), Dimensi ini berkaitan dengan materi yang diungkapkan atau topik
pembicaraanya. Ada enam kategori informasi tentang diri sendiri yang biasanya diungkapkan, yaitu:
(1) sikap dan pendapat, (2) rasa dan minat, (3) pekerjaan atau kuliah, (4) uang, (5) kepribadian dan
(6) tubuh. Penelitian Mulcahey (Jourard 1971), mengenai perbedaan topik pada laki-laki dan
perempuan menunjukan bahwa topik yang sering dibicarakan perempuan adalah seputar selera dan
kegemaran, serta kepribadian. Sedangkan laki-laki lebih suka mengungkapkan seputar selera dan
kegemaran, pelajaran, juga sikap dan pendapat.
2. Ke dalaman (depth), Dimensi ini berkaitang dengan ke dalaman pengungkapan diri atau seberapa
terbuka seseorang dalam mengungkapkan dirinya pada orang lain. Ada empat tingkatan: (1) tidak
pernah bercerita kepada orang lain tentang aspek diri, (2) berbicara secara umum, (3) bercerita secara
penuh dan sangat mendetail,
(4) berbohong atau memberikan gambaran diri yang salah pada orang lain.
3. Target/sasaran, Dimensi ini berkaitan dengan orang yang menjadi sasaran seseorang dalam
melakukan pengungkapan diri. Ada lima target/sasaran yang biasanya menjadi objek pengungkapan
diri yaitu: (1)ayah, (2)ibu, (3)teman pria, (4)teman wanita, dan (5)pasangan. Biasanya pada masa
kanakkanak hingga remaja awal remaja lebih sering mengungkapkan diri pada orang tua mereka,
namun semakin mereka menuju dewasa mereka lebih sering mengungkapkan diri pada teman sebaya
atau lawan jenis

D. Ciri – Ciri Self DisclosureSeseorang


a. Self Disclosuretinggi
Brooks dan Emmert (Rachmat, 2007) mengemukakan ciri-ciri orang terbuka
sebagai berikut:
a. Menilai pesan secara obyektif dengan menggunakan data dan logika.
b. Mampu membedakan dan melihat nuansa dengan mudah.
c. Lebih menekankan pada isi.
d. Berusaha mencari informasi dari sumber lain.
e. Bersifat profisional dan berusaha mencari informasi serta bersedia mengubah keyakinannya
jika tidak sesuai dengan keadaan.
f. Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian
kepercayaannya.
b. Self Disclosurerendah
Menurut Sania N Hanifa Sugiyo dan Ninik Setiawati (dalam Maharani 2015) mengemumakan
pendapatnya bahwa peserta didik yang memiliki keterbukaan diri rendah akan memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a) kesulitan untuk menyesuaikan diri; b) pemalu; c) sulit berkomunikasi; d) pesimis;
e) tidak bisa mengeluarkan pendapat; dan f) Memiliki sikap curiga yang tinggi terhadap orang lain
(susah untuk percaya)

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self Disclosure


1. Budaya (culture), Nilai-nilai dan budaya yang dipahami seseorang mempengaruhi tingkat Self
Disclosure.Begitu pula kedekatan budaya antar individu. Baik budaya yang dibangun dalam
keluarga, pertemanan, daerah, negara memainkan peranan penting dalam mengembangkan Self
Disclosureseseorang.
2. Gender, Laki-laki lebih tertutup dibandingkan perempuan (Pearson, 1987). Wanita lebih terbuka,
intim dan penuh emosi. Dalam hal pengungkapan diri. “Wanita maskulin”, relatif “kurang membuka
diri ketimbang wanita yang nilai dalam skala maskulinitasnya lebih rendah”. “Pria feminin”
membuka diri lebih besar ketimbang pria yag nilai dalam skala feminitasnya lebih rendah.
3. Besar kelompok, Self Disclosurelebih banyak terjadi dalam kelompok kecil ketimbang kelompok
besar. Hal ini karena sejumlah ketakutan yang dirasakan oleh individu dalam mengungkapkan cerita
tentang diri sendiri, lebih sering terjadi dalam kelompok yang kecil daripada kelompok yang besar.
Dengan pendengar lebih dari satu seperti monitoring sangatlah tidak mungkin karena respon yang
nantinya bervariasi antara pendengar. Alasan lain adalah jika kelompoknya lebih besar dari dua,
pengungkapan diri akan dianggap dipamerkan dan terjadinya pemberitaan publik. Kemudian akan
dianggap hal yang umum karena sudah banyak orang yang tahu.
4. Perasaan menyukai/mempercayai, Seseorang lebih membuka diri kepada orang- orang yang
disukai/dicintai, begitupula sebaliknya (Derlega, dkk.,1987).
5. Kepribadian, Orang yang pandai bergaul (sociable) dan ekstrovet melakukan pengungkapan diri
lebih banyak dibandingkan mereka yang kurang pandai bergaul dan lebih introvet.
6. Usia, Terdapat perbedaan frekuensi pengungkapan diri dalam grup usia yang berbeda.
Pengungkapan diri pada teman dengan gender berbeda meningkat dari usia 17-50 tahun dan
menurun kembali.
F. Pedoman dalam Keterbukaan Diri
Berikut ini adalah pedoman dalam keterbukaan diri menurut Dewi (Lubis, 2008: 24) antara lain:
1. Pertimbangan akan motivasi melakukan keterbukaan diri
2. Pertimbangan pantas atau tidaknya keterbukaan diri
3. Pertimbangan akan respon yang terbuka dan jujur
4. Pertimbangan akan kejelasan dari keterbukaan diri
5. Pertimbangan kemungkinan keterbukaan diri pendengar
6. Pertimbangan akan resiko yang mungkin terjadi akibat keterbukaan diri
Selain ke 6 hal tersebut tentunya menentukan orang yang tepat dalam penyampaian informasi juga
penting dilakukan apalagi jika informasi tersebut menyangkut hal yang sensitive, sehingga dianjurkan
bercerita kepada orang yang dipercaya atau kepada ahli dibidang nya seperi Guru BK/Konselor, Psikolog
dan lain sebagainya karna setiap ahli pastinya memiliki asas kerahasiaan sehingga tidak diperbolehkan
nya membongkar rahasia setiap klien nya. Untuk mendapatkan ahli tersebut pastikan juga mengenai
lisensi yang mereka miliki agar tidak terjadi malpraktek seperti kasus DS yang belum lama terjadi.

G. Hubungan dengan Aspek Lain


1. Interaksi Sosial
Interaksi dalam hubungan interpersonal dapat terjalin dengan siapa saja meliputi teman akrab
(sahabat), orang tua/saudara, teman biasa, maupun kenalan (Rahmawati, 2014). Selanjutnya
hubungan antara interaksi sosial dan keterbukaan diri sangatlah signifikan, hal ini dibuktikan oleh
penelitian yang dilakukan Maharani, L., & Hikmah, L. (2015) sehingga dapat diketahui bahwa pada
umum nya orang yang memiliki sikap tertutup cenderung memiliki interaksi sosial rendah.
2. Guru sebagai pendukung
Penelitian yang dilakukan oleh Kumalasari, A. G., & Desiningrum, D. R. (2017) menunjukan bahwa
semakin positif dukungan sosial guru yang dirasakan remaja maka semakin tinggi pengungkapan diri
remaja. Diketahui bahwa sumbangan efektif dukungan sosial guru terhadap pengungkapan diri
sebesar 9%, sedangkan 91% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam
penelitian ini

Daftar pustaka
Fadilah, N. (2015). Penerapan Solution Focused Brief Therapy (SFBT) untuk Meningkatkan Keterbukaan
Diri pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Prambon. Jurnal BK UNESA, 5(3).
Gainau, M. B. (2009). Keterbukaan diri (Self Disclosure) siswa dalam perspektif budaya dan implikasinya
bagi konseling. Jurnal Ilmiah Widya Warta, 33(1), 95-112.
Hidayat, D. (2012). Komunikasi Antar Pribadi dan Medianya Fakta Penelitian Fenomenalogi Orang Tua
Karir Anak Remaja. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ifdil, I., & Ardi, Z. (2013). Konsep Dasar Self Disclosuredan Pentingnya Bagi Mahasiswa Bimbingan dan
Konseling. Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 13(1), 110-117.
Kumalasari, A. G., & Desiningrum, D. R. (2017). Hubungan antara dukungan sosial guru dengan
pengungkapan diri (Self Disclosure) pada remaja. Empati, 5(4), 640-644.
Maharani, L., & Hikmah, L. (2015). Hubungan Keterbukaan Diri dengan Interaksi Sosial Peserta Didik d
Sekolah Menengah Pertama Minhajuth Thullab Way Jepara Lampung Timur. KONSELI: Jurnal
Bimbingan dan Konseling (E-Journal), 2(2), 13-32.
LAMPIRAN 3. LEMBAR KERJA
Tempat dan Tanggal lahir :

Tulislah hal yang ingin kamu ceritakan :

Kepada siapa kamu ingin menceritakan hal tersebut :

Tulislah alasan mengapa kamu ingin menceritakan hal tersebut dan kenapa harus kepada orang yang kamu
pilih!

(Bagian dibawah ini di isi oleh peserta didik lain)


Bantulah teman mu untuk mempertimbangkan hal yang ingin diceritakan di kolom atas berdasarkan hal – hal dibawah ini
:

Pertimbangn Hasil Analisis


Apa sekiranya motivasi teman mu ingin
menceritakan hal tersebut?

Apakah pantas atau tidak hal tersebut


diceritakan?
Apakah respon orang yang mendengar
akan terbuka dan jujur saat mendengar apa yang
ingin diceritakan?
Bisakah orang yang mendengar mendapatkan
kejelasan dari hal yang
diceritakan?
Apakah ada kemungkinan keterbukaan diri dari si
pendengar ?

Tuliskan resiko yang mungkin terjadi akibat


menceritakan hal tersebut!

- setiap siswa mengisi lembar kerja bagian Pribadi, kemudian mengumpulkan lembar kerja yang telah di isi.
- Bagikan lembar kerja secara acak ke siswa lain untuk di isi kemudian dikumpulkan kembali
- Membagikan kembali ke pemilik lembar kerja
LAMPIRAN 4. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL

INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Perbedaan antara bullying dan cyberbullying terletak pada?
a. Jenis hinaan c. Waktu kejadian
b. Media atau tempat perlakuan d. Individu yang berbuat

2. Perkelahian online menggunakan pesan elektronik dengan bahasa yang marah dan vulgar
merupakan jenis cyberbullying ?
a. Harassment and Stalking c. Outing dan trickery
b. Flaming d. Exsclusion

3. Menurut mu apakah ada hubungan nya cyberbullying dengan perasaan marah, sakit hati, iri, balas
dendam?
a. Ya b. Tidak

4. Undang-undang /Hukuman bagi pelaku cyberbullying di Indonesia kecuali?


a. Pasal 80 ayat 1 c. Pasal 28 ayat 1
b. Pasal 378 UU d. Pasal 29 UU ITE

B. SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE)


Berilah tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan berilah
tanda cek (V) pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda!

TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang
1.
cyberbullying

Setelah menerima materi layanan BK tentang cyberbullying, timbul


2. kesadaran saya untuk selalu berhati-hati dalam menggunakan media
sosial

Setelah menerima materi layanan BK tentang cyberbullying saya


3. menyadari bahwa saya pernah/sering mengeluarkan pendapat atau kritik
yang bisa membuat seseorang depresi

Materi layanan BK tentang cyberbullying , menyadarkan saya akan


4. pentingnya memiliki rasa hati-hati dalam berkomentar di media sosial
A. Asesmen Kebutuhan 3. Peserta didik dapat membuktikan bahwa
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA dengan bersosialisasi ia bisa mengenali
keunikan teman-temannya
B. Identitas Layanan Komponen :
Layanan Dasar Bidang : F. Pelaksanaan
Pribadi 1. Pendahuluan : 5 Menit
Fungsi : Pemahaman - Guru BK/Konselor membuka dengan
Topik : Memahami Keunikan Teman salam dan berdoa.
karena Bersosialisasi - Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Sasaran : Kelas 10 serta menanyakan kesiapan peserta didik.

C. Materi, Metode Media 2. Tahap Inti : 30 Menit


Materi : Kekhasan dalam diri - Mempresentasikan materi
manusia (Terlampir) - Membuka sesi tanya jawab tentang
Metode : Brainstorming, mading kekhasan dalam diri manusia
sahabat - Meminta peserta didik
Media : LCD Projector, laptop, spidol menempelkan fotonya di kertas hvs dan
warna-warni, foto siswa 3x4, hvs meminta semua teman- temannya di
per siswa kelas menuliskan keunikan dirinya
dengan spidol warna-warni
D. Alokasi Waktu - Meminta peserta didik
1 x 45 Menit menempelkan kertas berisikan keunikan
dirinya di mading kelas
- Meminta pendapat peserta didik
E. Tujuan Kegiatan mengenai ada tidaknya keunikan teman
Umum : mempelajari pentingnya bersosialisasi yang tidak diketahuinya dan
untuk memahami keunikan teman menjelaskan kaitannya dengan
bersosialisasi
Khusus :
1. Peserta didik dapat mengemukakan kelebihan 3. Tahap Penutup : 10 Menit
dan kekurangan teman- temannya dalam - Membagikan lembar evaluasi dan
kelompok kecil closing statement
2. Peserta didik dapat menerima pendapat
teman-temannya mengenai kelebihan dan
kekurangan dirinya
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan Peserta didik lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman Peserta didik dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang
dimiliki Peserta didik setelah menerima
layanan.
Mengetahui : ………….., …………….
Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN

Memahami Keunikan Teman karena Bersosialisasi Oleh


: Yovita Vina Permatasari

 Memahami Kekhasan dalam Diri Manusia


Manusia dihiasi oleh kekayaan rohani, yaitu karakter dan sifat, seperti sifat ramah tamah,
pemarah, setia, penuh pengertian dan sebagainya. Di dalam diri individu, ada sesuatu yang sulit untuk
dilukiskan yang keluar dari dirinya, sehingga orang lain mengatakan individu ini baik, kalian peramah,
kalian suka mengerti, kalian penuh belas kasih, dan lainnya. Manusia memiliki karakter dan sifat, yang
tidak ada pada ciptaan lain. Semuanya itu dimiliki secara khas (KWI, 2013).

 Karena unik maka sebagai individu, seseorang perlu bersikap:


1. Saling membutuhkan
2. Saling melengkapi
3. Saling menghargai perbedaan atau kekhasan yang ada (KWI, 2013).

 Pentingnya Bersosialisasi
1. Bersosialisasi menjadi penting karena manusia adalah makhluk sosial, yang tentunya membutuhkan
orang lain untuk berkembang (Muslim, 2013).
2. Manusia bisa mengembangkan dirinya secara optimal dengan bantuan orang lain, karena tidak ada
manusia yang sempurna, maka kita perlu saling melengkapi. Untuk bisa saling melengkapi, tentu
kita perlu bersosialisasi untuk memahami keunggulan dan keunikan orang lain dan perlu refleksi
untuk mengenali kelemahan diri.

Daftar Pustaka :
KWI, K. K. (2013). Pendidikan agama Katolik dan budi pekerti. Jakarta: Kemendikbud. Muslim, A. (2013).
Interaksi sosial dalam masyarakat multietnis. Jurnal diskursus Islam, 1(3),
484-494.
LAMPIRAN 2. LEMBAR KERJA

KEUNIKAN YANG AKU MILIKI

Nama :

TTL :

No Absen :
LAMPIRAN 2. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL

INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Mengapa kita perlu memahami keunikan yang ada pada orang lain?

2. Jelaskan pengaruh bersosialisasi bagi pengembangan dirimu

B. SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE)


Berilah tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan berilah
tanda cek (V) pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda!

TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang Memahami
1. Keunikan Teman karena Bersosialisasi
Setelah menerima materi layanan BK tentang Memahami Keunikan
2. Teman karena Bersosialisasi, timbul kesadaran
saya untuk lebih mengenali keunikan teman-teman saya
Setelah menerima materi layanan BK tentang Memahami Keunikan
Teman karena Bersosialisasi, saya menyadari bahwa saya sering tidak
3. memperhatikan orang lain di
sekitar saya dengan segala keunikannya
Materi layanan BK tentang Memahami Keunikan Teman karena
4. Bersosialisasi, menyadarkan saya akan pentingnya
bersosialisasi untuk lebih mengenali teman-teman saya
A. Asesmen Kebutuhan 3. Peserta Didik dapat melatih
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA bagaimana menjadi teman yang

B. Identitas Layanan Komponen : F. Pelaksanaan


Layanan Dasar Bidang : 1. Pendahuluan : 5 Menit
Sosial - Guru BK/Konselor membuka dengan
Fungsi : Pemahaman salam dan berdoa.
Topik : Menjadi Teman yang Baik - Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
dengan Pribadi yang Baik serta menanyakan kesiapan peserta didik.
Sasaran : Kelas 11
2. Tahap Inti : 30 Menit
C. Materi, Metode Media - Memberikan materi yang telah
Materi : Aku adalah teman yang disiapkan berupa Power Point
Menyenangkan (Terlampir) - Mengajak peserta didik untuk berdiskusi
Metode : Diskusi dan Bermain Peran dengan teman sebangkunya mengenai
Media : Laptop dan Proyektor cara menjadi teman yang baik dan
menuliskannya di lembar kerja yang
D. Alokasi Waktu telah disediakan (Terlampir).
1 x 45 Menit - Meminta peserta didik untuk
memeragakan pribadi yang
E. Tujuan Kegiatan menyenangkan sebagai seorang teman
Umum : mempelajari cara memiliki teman dan - Mengajak peserta didik untuk berdiskusi
memiliki hubungan sosial yang baik di keluarga mengenai hal yang telah peragakan tadi.
maupun di lingkungan social lainnya
3. Tahap Penutup : 10 Menit
Khusus : - Guru BK memberikan penguatan atau
1. Peserta Didik dapat menyebutkan beberapa merencanakan tindak lanjut.
teman akrab dirumah, disekolah dan di - Membagikan lembar evaluasi
lingkungan sosial lainnya
2. Peserta Didik dapat mengkategorikan teman
yang akrab dan teman yang biasa

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian program,
(Terlampir) dan antusias/perhatian peserta didik) dan didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi
proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai
sikap/perasaan yang dimiliki siswa setelah menerima layanan.

Mengetahui : ………….., …………….


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN

15 Cara Menjadi Pribadi yang Menyenangkan dan Menarik Oleh:


Ina

Masing masing manusia memiliki tipe kepribadian yang berbeda- beda. Tipe kepribadian yang paling banyak
disukai oleh orang yaitu tipe pribadi yang menyenangkan. Arti menyenangkan bisa menjadi sangat luas.
Menyenangkan memiliki arti dapat diterima oleh orang di sekitarnya dan disukai oleh orang lain. Menjadi
orang dengan tipe pribadi yang menyenangkan akan memiliki banyak teman, banyak relasi, dan dimudahkan
segala urusannya karena banyak orang yang bersedia membantu.
Orang dengan tipe menyenangkan pada umumnya supel, mudah bergaul, dan easy going atau sederhana.
Orang dengan tipe ini memiliki kemampuan menjadi orang yang menyenangkan sudah dari bawaan, namun
tidak ada salahnya apabila kita ingin belajar menjadi orang yang menyenangkan dan merubah kepribadian
kita menjadi lebih baik.
Berikut ini adalah beberapa Cara Menjadi Pribadi yang Menyenangkan yang bisa Anda lakukan :
1. Tunjukkan Minat pada Orang Lain
Perhatikan hal hal kecil terkait lawan bicara Anda. Berikan komentar baik padanya seakan
menunjukkan perhatian atau minat yang lebih padanya. Berikan respon dengan pertanyaan – pertanyaan
singkat yang memancing cerita bagi lawan bicara yang sedang berbincang- bincang. Pasang ekspresi
wajah dan senyuman yang menunjukkan ketertarikan Anda untuk mendengarkan cerita dari lawan
bicara. Gunakan nada yang antusias. Hindari sikap cuek dan tidak peduli.
2. Seringlah Memberikan Pujian
Semua orang suka dipuji yang baik- baik. Memiliki sikap percaya diri memang baik, namun
percaya diri yang berlebihan pun juga tidak baik. Sikap percaya diri yang berlebihan menganggap diri
sendiri dapat melakukan banyak hal yang hebat, akan mengurangi rasa kebanggaan kita pada orang lain.
Hargai usaha keras orang lain dan berikan pujian karena sudah berusaha. Setiap orang memiliki target
hidup yang berbeda- beda dan belum tentu target Andalah yang paling baik. Bersikaplah menghargai
orang lain dan berikan pujian pada mereka sebagai ungkapan perhatian dan juga dukungan.
3. Jadilah Pendengar yang Baik
Menjadi pendengar yang baik lebih mulia daripada menjadi seorang yang aktif berbicara.
Pendengar yang baik adalah sosok yang paling dibutuhkan oleh semua orang. Dengarkanlah cerita atau
obrolan dengan lawan bicara dengan baik tanpa memotong pembicaraannya jika tidak perlu. Jangan
memberikan penilaian atau nasehat jika tidak diminta.
4. Jadikan Orang Lain merasa Dirinya Penting
Tunjukkanlah sikap dan ucapan yang menghormati orang lain. Anggap orang lain sebagai orang
penting yang Anda hormati setiap saat. Ucapkan maaf apabila Anda terlambat atau membuatnya
menunggu terlalu lama. Tepatilah janji, berikan alasan yang pantas apabila Anda berhalangan untuk
bertemu.
5. Selalu Menyapa Orang dengan Menyebutkan Namanya
Jika orang lain mengetahui dan memanggil nama, akan ada perasaan sengan dan mengenal yang
lebih dekat. Umumnya orang tidak suka namanya dipanggil
dengan salah, sehingga hindari kemungkinan keliru. Tanyakan terlebih dahulu jika Anda ragu. Usahakan
menyebutkan namanya ketika berinteraksi. Menyebutkan nama seseorang akan terdengar lebih baik
daripada hanya dengan kata sapaan seperti ibu atau bapak saja.
6. Bersikap Ramah
Keramahan merupakan salah satu bagian dari sopan santun. Kita sudah diajarkan untuk menjadi
orang yang ramah kepada orang lain. Orang juga akan sangat senang jika menerima keramahan dari
orang lain. Keramahan membuat orang merasa betah berinteraksi dengan Anda.
7. Lakukan Kontak Mata
Saat berkomunikasi atau berbincang dengan orang lain, salah satu cara agar lawan bicara merasa
dihargai adalah dengan menatap matanya. Kontak mata menunjukkan ketulusan hati dan perhatian yang
lebih terhadap lawan bicara, sehingga lawan bica menjadi lebih senang dan nyaman saat berinteraksi
dengan Anda.
8. Berempati dengan Tulus
Ketika ada yang sedang terkena musibah, sebaiknya Anda bersikap empati. Anda harus
menunjukkan keinginan diri untuk menolong. Jangan merasa bahwa Anda tidak perlu menolong karena
orang lain mungkin tidak membutuhkan pertolongan Anda.
9. Hindari Penggunaan Kata- kata yang Mencela atau Mengkritik
Tidak ada orang yang suka diremehkan. Umumnya orang juga tidak suka kelemahannya
diketahui banyak orang dan dipermalukan. Hal hal yang bersifat menurunkan harga diri seseorang akan
berdampak negatif untuk Anda. Hal semacam itu juga bisa memunculkan pertengkaran antara kedua
belah pihak.
10. Bersikap Asertif
Setiap orang memiliki pemikirannya masing- masing dan tidak harus menuruti atau berjalan
sesuai alur yang ada. Apabila ada suatu hal yang tidak cocok dengan diri Anda, boleh Anda
mengucapkan tidak pada hal tersebut.
Orang tidak harus selalu berkata iya namun juga boleh berkata tidak pada beberapa hal. Jangan
takut untuk berbeda dengan orang lain apabila hal tersebut Anda yakini benar.
Perbedaan tidak selalu buruk, apabila ada rasa saling pengertian maka perbedaan tidak akan
menimbulkan konflik. Orang dengan sikap asertif akan lebih dihargai daripada tipe orang yang selalu
menurut.
11. Selalu Berfikir Positif
Berfikir positif dinyatakan dapat mengurangi tingkat stres. Menjadi orang yang selalu berfikir
positif itu adalah sesuatu yang menyenangkan. Pikiran positif akan disertai dengan perbuatan positif
pula. Orang- orang dengan pikiran positif juga akan lebih diterima dalam komunitasnya dan banyak
teman.
12. Sering Tersenyum
Menjadi orang yang murah senyum. Bukan berarti selalu tersenyum tanpa sebab, namun
senyum yang menunjukkan keramahan dan kebaikan hati Anda. Selalu tersenyumlah pada orang yang
Anda kenal, orang yang lebih tua. Tentu Anda juga harus mampu menggunakan senyum di waktu dan
tempat yang tepat. Senyum membuatmu menjadi orang yang santai dan orang lain akan senang
mendekati Anda.
13. Dapat Menjaga Rahasia dan Bisa Dipercaya
Menjadi seorang teman yang bisa dipercaya merupakan hal baik yang tidak semua orang bisa.
Ketika seseorang bercerita tentang kisah hidupnya yang cukup rahasia dan meminta Anda untuk tidak
menceritakannya ke siapapun, maka Anda harus bisa menepati janji dan menjaga rahasia tersebut.
14. Berteman dengan Semua Orang Tidak Pilih- pilih
Cara Menjadi Pribadi yang Menyenangkan yang lain adalah tidak pilih – pilih teman. Orang
memang memiliki banyak karakter individu yang berbeda- beda. Tidak semua orang baik dan juga tidak
semua orang buruk. Jangan pilih- pilih teman, bertemanlah dengan siapa saja asalkan orang tersebut
baik dan tidak menularkan dampak buruk pada diri Anda. Orang baik juga akan dikelilingi oleh orang –
orang baik juga. Jangan memilih teman hanya karena latar belakang keluarga, ekonomi, atau latar
belakang lainnya. Asalkan orang tersebut baik, maka sebaiknya anda tidak pilih- pilih.
15. Humoris/ Suka Bercanda
Poin terakhir ini sangat membantu Anda menjadi orang yang menyenangkan. Orang yang
menyenangkan akan lebih banyak bercanda dan tertawa lepas. Orang dengan banyak humor juga
dianggap menyenangkan karena bisa membuat orang lain tertawa. Tidak semua orang memiliki bakat
untuk melucu, namun Anda yang tidak memiliki bakat itu tidak perlu pesimis. Anda hanya perlu untuk
merilekskan pikiran Anda dan tahu kapan harus serius dan kapan harus bercanda. Jangan enggan untuk
tertawa bersama orang lain dengan lepas.
Menjadi orang yang menyenangkan memang tidak mudah, namun juga bukan hal yang sulit.
Tidak semua orang memiliki karakteristik seperti diatas dan disebut sebagai orang yang menyenangkan.
Namun Anda bisa berlatih, Anda bisa melakukan intropeksi diri pada diri Anda terhadap apa yang
dirasa kurang baik dan merubah sikap dan perilaku menjadi sosok yang menyenangkan.
Menjadi orang yang menyenangkan, mendatangkan cinta dan kasih sayang dari banyak orang.
Orang yang menyenangkan pasti memiliki banyak teman, kegiatannya berjalan lancara karena banyak
yang mau membantu, dan dirinya selalu bahagia. Orang orang yang melihat sosok seperti diatas juga
akan tertular virus kebahagiaan dan merasa senang berteman dengannya.
Banyak hal baik yang menguntungkan jika kita mampu menjadi orang yang menyenangkan
untuk orang lain desekitar kita. Jadilah orang yang menyenangkan, dengan merubah perilaku Anda
sesuai dengan poin- poin diatas. Menjadi orang yang menyenangkan juga membuat hidup Anda lebih
tenang dan bahagia. Menjadi orang yang memiliki pengaruh positif bagi orang lain disekitar kita
merapakan hal yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Ina. 15 Cara menjadi pribadi yang menarik dan menyenangkan. https://dosenpsikologi.com/cara-
menjadi-pribadi-yang-menyenangkan (diakses pada 20 April 2020)
LAMPIRAN 2. LEMBAR KERJA

CARA MENJADI TEMAN YANG


BAIK

NAMA : 1.
2.
3.

Tuliskan hasil diskusi dengan teman mu mengenai cara menjadi teman yang baik dikolom
berikut!
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL

INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Berikut contoh perilaku teman yang baik, kecuali?
a. Selalu membantu teman
b. Bersikap Postif
c. Dapat menjaga rahasia
d. Pilih teman-teman hanya yang setara dengannya
2. Berikut contoh perilaku pribadi teman yang baik?
a. Suka murung
b. Tidak mau bergabung dengan siapapun
c. Selalu membanggakan kemampuan
d. Suka bercanda/humoris
3. Menurut mu apakah ada hubungan nya memiliki pribadi yag baik dengan pertemanan?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah teman yang baik menegur saat kita berbuat salah?
a. Ya b. Tidak

B. SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE)


Berilah tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan berilah
tanda cek (V) pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda!

TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang Menjadi
1. Teman yang Baik dengan Pribadi yang Baik
Setelah menerima materi layanan BK tentang Menjadi Teman
2. yang Baik dengan Pribadi yang Baik, timbul kesadaran saya untuk
selalu memiliki pribadi yang baik
Setelah menerima materi layanan BK tentang Menjadi Teman yang
Baik dengan Pribadi yang Baik, saya menyadari bahwa saya sering
3. lupa menjadi pribadi yang
baik
Materi layanan BK tentang Menjadi Teman yang Baik dengan Pribadi
yang Baik, menyadarkan saya akan pentingnya menjadi pribadi yang
4. menyenangkan sebagai
teman
A. Asesmen Kebutuhan sehari-hari dan dalam bersaing di era industry
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA 4.0

B. Identitas Layanan Komponen : F. Pelaksanaan


Layanan Dasar Bidang : 1. Pendahuluan : 5 Menit
Sosial
- Guru BK/Konselor membuka dengan
Fungsi : Pemahaman salam dan berdoa
Topik : Penggunaan Gadget (Hp) - Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Bagi Remaja Di Era 4.0 serta menanyakan kesiapan peserta didik
Sasaran : Kelas 12
2. Tahap Inti : 30 Menit
C. Materi, Metode Media - Guru BK Menampilkan dan
Materi : Gadget dalam genggamanku menjelaskan materi berupa PPT dan
(Terlampir) video
Metode : Project infografis, Ceramah - Mengajak peserta didik untuk berdiskusi
dan Diskusi mengenai materi
Media : LCD, Laptop, video, dan - Memberikan lembar kerja dan
Canva menjelaskan langkah – langkah
Video 1 : shorturl.at/kqIOX mengerjakannya (Terlampir)
Video 2 : shorturl.at/xAD16 - Membagi peserta didik menjadi 4
kelompok
D. Alokasi Waktu - Memberikan tugas dan
1 x 45 Menit menjelaskannya (Terlampir)

E. Tujuan Kegiatan 3. Tahap Penutup : 10 Menit


Umum : menerapkan fungsi gadget dalam - Guru BK memberikan penguatan
menghadapi industri 4.0 - Membagikan lembar evaluasi

Khusus :
1. Peserta didik dapat menjelaskan
definisi gadget
2. Peserta didik dapat menyebutkan manfaat
gadget bagi kehidupan

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan
(Terlampir) kesesuaian program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur
(Terlampir) tingkat pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang
dimiliki siswa setelah menerima layanan.

Mengetahui : ………….., …………….


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... ........................................
A. Asesmen Kebutuhan F. Pelaksanaan
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA
1. Pendahuluan : 5 Menit
- Guru BK/Konselor membuka dengan
B. Identitas Layanan Komponen :
salam dan berdoa
Layanan Dasar Bidang :
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Sosial
serta menanyakan kesiapan peserta didik
Fungsi : Pemahaman
Topik : Penggunaan Gadget (Hp) 2. Tahap Inti : 30 Menit
Bagi Remaja Di Era 4.0 - Guru BK menentukan urutan kelompok
Sasaran : Kelas 12 presentasi infografis yang telah dibuat
- Meminta peserta didik untuk bersiap-
C. Materi, Metode Media siap melakukan
Materi : Gadget dalam genggamanku presentasi
(Terlampir) - Mengajak peserta didik lain untuk
Metode : Project infografis, memperhatikan presentasi
Presentasi, dan Diskusi - Mengajak peserta didik untuk
Media : LCD, Laptop dan Canva memberikan tanggapan
mengenai presentasi yang telah
D. Alokasi Waktu dilakukan
1 x 45 Menit - Mengupload hasil infografis yang dibuat
ke akun social media dengan tagar
E. Tujuan Kegiatan #BijakMenggunakanGadget
Umum : menerapkan fungsi gadget dalam #ManfaatkanGadgetmu
menghadapi industri 4.0
3. Tahap Penutup : 10 Menit
Khusus : - Guru BK memberikan penguatan
1. Peseta didik dapat menganalisis manfaat - Membagikan lembar evaluasi
gadget bagi pembelajaran, sosialisasi, dan
kesempatan berbisnis

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang dimiliki
siswa setelah menerima layanan.

Mengetahui : ………….., …………….


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN

GADGET BAGI PARA PELAJAR

Dengan kemajuan teknologi yang begitu cepat dan pesat ini, manusia berbondong-bondong
mengikuti arus perkembangan dunia yang menuntut mereka menuju zaman yang semakin serba canggih dan
mudah, salah satunya adalah memanfaatkan gadget.
Di era serba digital sekarang ini teknologi menjadi kebutuhan primer yang harus dipenuhi untuk
membantu dan memudahkan manusia dalam segala bidang. Masyarakat yang tidak paham
teknologi dituntut untuk mempelajari dan memanfaatkannya, agar tidak dianggap sebagai orang yang
ketinggalan zaman.
Dewasa ini yang menjadi tren utama salah satu teknologi yang ada adalah Gadget, seperti: handpone,
tablet, laptop, kamera, dll. Seakan-akan gadget menjadi makanan semua orang baik dari semua kalangan,
laki-laki perempuan, besar kecil, tua maupun muda.
Gadget merupakan alat untuk mempermudah segala kebutuhan dan kegiatan manusia, sehingga
digemari dan menjadi pilihan dari berbagai kalangan, termasuk kalangan pelajar pada saat ini, seperti untuk
mengakses informasi, menambah wawasan, sebagai gaya hidup, dan eksistensi diri. Gadget sekarang ini
layaknya seperti teman sendiri karena gadget memiliki aplikasi dan pembaharuan dari hari ke hari yang
disukai banyak orang dan membuat hidup bisa dikatakan lebih instan.
Banyak pelajar yang menggunakan gadget di sekolah, seperti: HP Android, laptop dan sejenisnya,
karena memang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini kehadirannya sangat membantu dan bermanfaat
bagi mereka, salah satunya dalam proses pembelajaran.
Adapun manfaat adanya gadget bagi kalangan pelajar antara lain:
1. Membantu para pelajar dalam mengerjakan tugas sekolah
Dengan adanya gadget, para pelajar dapat mencari referensi atau informasi yang mereka butuhkan
dalam menyelesaikan tugas sekolah dengan mudah sehingga cepat terselesaikan.
2. Memudahkan komunikasi
Dengan adanya gadget kita dapat melakukan komunikasi jarak jauh tanpa jeda, tak perlu menulis surat
seperti komunikasi zaman dulu sebelum terciptanya alat-alat yang memudahkan kita dalam
berkomunikasi.
3. Sebagai media refresing
Dengan gadget yang mereka miliki, dapat dijadikan media refreshing, seperti berfoto bersama teman-
teman, mendengarkan musik, bernyanyi dalam sebuah aplikasi, selain menyalurkan bakat, gadget
merupakan media hiburan ketika lelah, dan membuang jenuh setelah menyelesaikan tugas sekolah.
4. Mengakses informasi
Dengan gadget mereka dapat lebih mudah membuka berbagai situs untuk menambah wawasan yang
mereka perlukan. Selain itu mereka tidak akan ketinggalan berita-berita aktual yang sedang hangat dan
ramai dibicarakan.
5. Eksistensi diri
Bagi para pelajar yang memiliki kemampuan menulis, mereka dapat membuat cerita positif atau
menulis tentang pengalaman mereka di media sosial sehingga dapat menyalurkan kemampuan yang
mereka miliki.

Daftar Pustaka
Rara. (2018) Manfaat Gadget Bagi Para Pelajar. duniafintech.com. https://www.duniafintech.com/manfaat-
gadget-bagi-pelajar/ (Diakses pada 1 April 2020).

LAMPIRAN 2. PENUGASAN

PROJECT INFOGRAFIS
Petunjuk :
1. Buatlah sebuah infografis berdasarkan 4 ranah (sosial, pribadi, belajar dan karir)
2. Tema infografis yaitu pemanfaat gadget dalam menghapi industry 4.0 (pertemuan 1)
3. Pembuatan infografis dapat menggunakan canva atau apps yang lainnya
4. Jika sudah tentukan siapa di kelompokmu yang akan
mempresentasikannya di pertemuan selanjutnya
5. Uploadlah hasil infografis kelompokmu di akun media sosial yang kamu punya
dengan sertakan tagar #BijakMenggunakanGadget #ManfaatkanGadgetmu
LAMPIRAN 3. LEMBAR
KERJA
MANFAAT GADGET
Petunjuk :
1. Siapkan alat tulis alat
2. Isilah pertanyaan-pertanyaan berikut
3. Jika sudah selesai, kumpulkan ke Guru BK

Diskusikan dan tulislah manfaat gadget bagi kehidupan pribadi, sosial dan belajarnya di kolom berikut!
LAMPIRAN 4. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL

INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Tuliskan manfaat gadget bagi pembelajaran, sosialisasi, dan kesempatan berbisnis?

2. Tuliskan pentingnya menyaring informasi dalam penggunaan gadget dan media sosial?

3. Tuliskan perbedaan dari penggunaan gadget untuk pembelajaran dan sharing informasi?

4. Tuliskan dampak positif dan negatif dalam penggunaan gadget?

B. SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE) (ubahlah sesuai topik dan materi) Berilah


tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan berilah tanda cek
(V) pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda!

TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang
1. “Penggunaan gadget (HP) bagi remaja di era industry 4.0”

Setelah menerima materi layanan BK tentang “Penggunaan gadget (HP)


bagi remaja di era industry 4.0”, timbul kesadaran saya untuk
2. menggunakan gadget dengan bijak

Setelah menerima materi layanan BK tentang “Penggunaan gadget (HP)


bagi remaja di era industry 4.0”, timbul kesadaran saya mengenai
3. dampak positif dan negatif penggunaan gadget

Materi layanan BK tentang “Penggunaan gadget (HP) bagi remaja di


era industry 4.0”, menyadarkan saya akan pentingnya pengunaan
4. gadget dalam pembelajaran, sosialisasi dan pribadi
A. Asesmen Kebutuhan F. Pelaksanaan
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA
1. Pendahuluan : 5 Menit
- Guru BK/Konselor membuka dengan
B. Identitas Layanan
salam dan berdoa
Komponen : Layanan Dasar Bidang
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
: Pribadi dan Sosial
serta menanyakan kesiapan peserta didik.
Fungsi : Pemahaman
Topik : Etika Pergaulan 2. Tahap Inti : 33 Menit
Sasaran : Kelas 10 - Guru BK/Konselor menampilkan sebuah
video bertemakan etika pergaulan
C. Materi, Metode Media - Guru BK / Konselor meminta peserta
Materi : Etika Pergaulan (Terlampir) didik untuk
Metode : Menonton Video, Ceramah brainstorming/curah pendapat mengenai
Brainstorming video yang telah ditayangkan
Media : Laptop, Sepaker dan LCD - Guru BK/Konselor menjelaskan secara
Video : shorturl.at/izIZ1 garis besar mengenai materi Etika
Pergaulan
D. Alokasi Waktu
1 x 45 Menit 3. Tahap Penutup : 7 Menit
- Guru BK memberikan penguatan atau
E. Tujuan Kegiatan merencanakan tindak lanjut.
Umum : Mengenal keragaman sumber norma yang - Memberikan lembar evaluasi hasil
berlaku di masyaraakat

Khusus :
1. Peserta didik dapat menjelaskan Etika
pergaulan dengan teman sebaya yang beragam
latar belakangnya
2. Peserta didik dapat membedakan perilaku
yang boleh dan tidak boleh dilakukan sesuai
dengan etika
3. Peserta didik dapat menunjukan etika
pergaulan

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur
(Terlampir) tingkat pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang
dimiliki siswa setelah menerima layanan.

Mengetahui : ………….., …………….


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... ........................................
A. Asesmen Kebutuhan 1. Pendahuluan : 5 Menit
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA
- Guru BK/Konselor membuka dengan
salam dan berdoa
B. Identitas Layanan
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Komponen : Layanan Dasar Bidang serta menanyakan kesiapan peserta didik.
: Pribadi dan Sosial
Fungsi : Pemahaman 2. Tahap Inti : 33 Menit
Topik : Etika Pergaulan - Guru BK/Konselor membagi peserta
Sasaran : Kelas 10 didik ke dalam 6 kelompok.
- Guru BK/Konselor membagikan lembar
C. Materi, Metode Media kerja dan menjelaskan cara
Materi : Etika Pergaulan (Terlampir) mengerjakanya
Metode : Diskusi dan Presentasi Media : - Guru BK/Konselor meminta tiap
LCD, HVS dan Pulpen kelompok secara bergantian untuk
mempresentasikan hasil diskusi. dan
D. Alokasi Waktu mempersilahkan kelompok lain untuk
1 x 45 Menit menanggapinya.
- Mengevaluasi hasil diskusi peserta didik
E. Tujuan Kegiatan - Membuat catatan-catatan
Umum : mempelajari norma-norma dalam observasi selama proses layanan
masyarakat serta dapat bersosialisasi dan bergaul
3. Tahap Penutup : 7 Menit
dengan teman sebaya sesuai dengan etika yang
- Guru BK menagjak peserta didik untuk
baik
membuat kesimpulan dan memberikan
penguatan atau merencanakan tindak
Khusus :
lanjut.
1. Peserta didik dapat menjelaskan Etika
- Membagikan lembar evaluasi hasil
pergaulan dengan teman sebaya yang beragam
latar belakangnya
2. Peserta didik dapat membedakan perilaku
yang boleh dan tidak boleh dilakukan sesuai
dengan etika
3. Peserta didik dapat menunjukan etika
pergaulan

F. Pelaksanaan

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai
sikap/perasaan yang dimiliki siswa setelah menerima layanan.

Mengetahui : ………….., …………….


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN

Etika Pergaulan
Oleh Cahyani Wulandari, S.Pd.

A. Pendahuluan
Dalam bersosialisasi di lingkungan diperlukan etika dalam pergaulan untuk kelangsungan
hubungan yang sehat dan baik, banyak hal yang perlu diperhatikan untuk bergaul dalam lingkungan.
Etika merupakan nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah laku. Makmun (2005) menyatakan bahwa pada fase remaja,
seseorang sudah dapat memisahkan antara sistem nilai-nilai atau kaidah-kaidah normatif yang universal.
Sehingga dapat diartikan bahwa pada masa remaja, seseorang sudah dapat membedakan sesuatu yang
baik dan yang buruk baginya.
Fakta yang terjadi di lingkungan belum sesuai yang diharapkan, hal ini ditunjukan oleh
beberapa perilaku peserta didik yang belum memahami dengan baik cara bergaul yang baik (Novita
Anggriani, 2016). Apabila seorang remaja tidak menyadari dan memahami situasi yang ada di
sekitarnya maka bisa saja akan melakukan suatu hal yang melanggar norma-norma yang berlaku dalam
lingkungan tersebut. Oleh karena itu penting bagi peserta didik untuk memahami etika pergaulan agar
dapat mengaplikasikan dalam kehidupannya.

B. Definisi Etika Pergaulan


Bertens (2002) menyatakan bahwa etika adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi
pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Menurut Priatna (2012)
menyatakan bahwa etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam antara sesamanya dan
menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dalam
hubungan pertemanan tentu diperlukannya norma dalam berteman, sehingga ketika dalam hubungan
pertemenan terdapat norma atau aturan yang mengatur bagaimana seseorang dalam menjalin
pertemanan maka hal tersebut dapat mendukung keberlangsungan hubungan pertemanan itu sendiri.
Etika pergaulan adalah suatu hubungan tingkah laku individu yang didalamnya terdapat suatu norma
dan nilai-nilai yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, serta merupakan tolak ukur tingkah laku
individu yang digunakan masyarakat untuk menentukan baik buruknya suatu tindakan manusia dalam
kehidupan sehari-hari (Novita, 2015).

C. Etika yang perlu diperhatikan dalam Pergaulan


Hubungan pertemanan pun tentu menunjukkan bahwa dalam setiap pertemanan terdiri dari
setiap orang yang berbeda-beda dan beragam. Sehingga tentu diperlukannya cara untuk menjaga
hubungan dengan teman yang dapat dilakukan dengan berbagai hal yang tentunya dengan menerapkan
aturan dalam berteman (Bertens, 2002), yaitu:
1. Hormatilah teman. Pada hubungan pertemanan, tentu antar teman harus saling menghormati dan
menghargai satu sama lain.
2. Menjaga perkataan, jangan mengejek atau menyindir karena biasanya ada teman yang mudah
tersinggung.
3. Tidak bercanda keterlaluan.
4. Kumpul bersama. Biasanya jika ada waktu senggang ajak teman teman kita untuk main, makan
ataupun sekadar jalan jalan, hal ini berfungsi untuk mengakrabkan diri kita.
5. Membantu teman jika mengalami kesulitan, ingat membantu dalam yang postif. Jangan sesekali
membantu teman jika berbuat salah apalagi melanggar hukum.
6. Saling mengingatkan antar teman, apabila ada kesalahan yang telah dilakukan.
7. Berbagi, saling memberi jika mempunya rezeki lebih.
8. Memberi dan menerima inilah inti persahabatan. Salah satu tips menjaga persahabatan yang paling
ampuh.
9. Minta maaf dan saling memaafkan apabila terlibat dalam perselisihan antar teman.
10. Saling menyayangi dan memahami antar teman.
11. Bersikap ramah dan menyapa teman.
12. Menjalin komunikasi yang baik dalam hubungan pertemanan.
13. Tidak membeda-bedakan teman berdasarkan etnis, kekayaan dan sebagainya.

Daftar Pustaka
Abin Syamsuddin Makmun (2005). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Bertens, K.
2002. Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Novita Anggriani, M. H. (2016). Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Etika
Pergaulan Siswa. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP Unsyiah.
Novita, Yani. 2015. Peran Orang Tua dalam Membentuk Etika Pergaulan Peserta Didik di Kelas XI SMA N
14 Padang. Skripsi. Padang: Program Studi Bimbingan dan Konseling PGRI Sumatera Barat.
Priatna, Tedi. 2012. Etika Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
LAMPIRAN 2. LEMBAR KERJA

Petunjuk:
1. Tuliskan nama kelompokmu.
2. Diskusikanlah pertanyaan dibawah ini bersama teman kelompokmu!

 Tindakan apa saja yang harus kalian lakukan untuk bisa memahami sesama teman dari tata krama,
lalu bagaimana caranya?
 Permasalahan atau sikap yang kurang baik apa saja yang sering kalian alami dalam lingkungan
pergaulan?
 Bagaimana cara menyelesaikan permasalahan tersebut?
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL

INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Pernyataan
diatas merupakan pengertian dari?
a. Etika Pergaulan
b. Profesi
c. Adat
d. Tanggung jawab
2. Berikut contoh perilaku etika yang baik dalam pergaulan?
a. Berkata kasar
b. Menyindir teman
c. Saling menghormati antar sesama
d. Bersikap diskriminasi
3. Berikut contoh perilaku etika yang tidak baik dalam pergaulan?
a. Menjaga perkataan
b. Bersikap ramah
c. Meminta maaf saat melakukan kesalahan

B. SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE)


Berilah tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan
berilah tanda cek (V) pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi
Anda!
TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang Etika
1.
Pergaulan

Setelah menerima materi layanan BK tentang Etika Pergaulan,


2. timbul kesadaran saya untuk selalu bersikap baik pada orang lain

Materi layanan BK tentang Etika Pergaulan, menyadarkan saya akan


3. pentingnya memiliki etika yang baik dalam bersosialisasi di lingkungan
?
A. Asesmen Kebutuhan F. Pelaksanaan
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA
1. Pendahuluan : 5 Menit
- Guru BK/Konselor membuka dengan
B. Identitas Layanan Komponen :
salam dan berdoa.
Layanan Dasar Bidang :
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Sosial
serta menanyakan kesiapan peserta didik.
Fungsi : Pemahaman dan
Pengembangan
2. Tahap Inti : 30 Menit
Topik : Apa itu Cyberbullying ?
- Guru BK memberikan
Sasaran : Kelas 10, 11, 12 materi yang telah disiapkan
- Peserta didik mengamati video yang
C. Materi, Metode Media ditampilkan
Materi : Cyberbullying dan - Guru BK mempersilahkan peserta didik
karakteristiknya (Terlampir) untuk bertanya mengenai materi yang
Metode : Ceramah, Diskusi dan sudh disampaikan
Demonstrasi - Guru BK mengajak peserta didik untuk
Media : PPT, Video dan Speaker bermain game untuk menentukan
Video 1 : shorturl.at/cipR9 teman sekelompoknya, satu kelas dibagi
Video 2 : shorturl.at/BRV06 menjadi lima kelompok
- Guru BK memberikan lembar kerja
kepada perwakilan kelompok dan
D. Alokasi Waktu
menjelaskan instruksi pengerjaan
1 x 45 Menit - Guru BK menanggapi hasil diskusi
peserta didik
E. Tujuan Kegiatan
Umum : mempelajari cara menggunakan internet 3. Tahap Penutup : 10 Menit
secara bijak - Guru BK meminta perwakilan peserta
didik untuk menyampaikan
Khusus : kesannya dalam mengikuti pembelajaran
1. Peserta didik dapat mempelajari tentang hari ini.
Cyberbullying beserta dampaknya - Guru BK menyimpulkan pertemuan dan
2. Peserta didik dapat menulisakan tips- tips memberikan apresiasi kepada kelas.
menghadapi Cyberbullying - Membagikan lembar evaluasi

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai
sikap/perasaan yang dimiliki siswa setelah menerima layanan.

Mengetahui : ………….., …………….


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... ........................................

LAMPIRAN 1. MATERI
KEGIATAN
Cyberbullying

A. Pengertian
Menurut Hertz (2008),Cyberbullying adalah bentuk penindasan atau kekerasan dengan bentuk
mengejek mengatakan kebohongan, melontarkan kata-kata kasar, menyebarkan rumor maupun
melakukan ancaman atau berkomentar agresif yang dilakukan melalui media-media seperti email, chat
room, pesan instan, website (termasuk blog) atau pesan singkat (SMS). Dapat kita ketahui bahwa
Cyberbullying merupakan tindakan bullying melalui media elektronik yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok
Cyberbullying terdiri dari dua individu
1. Pelaku adalah seseorang yang secara langsung melakukan agresi baik fisik, verbal atau psikologis
kepada orang lain dengan tujuan untuk menunjukkan kekuatan atau mendemonstrasikan pada orang
lain pada cybermedia (Hernandika, 2012).
2. Korban adalah seseorang yang menjadi sasaran atau target dari penindasan yang dilakukan oleh
pelaku pada cybermedia.
Dikatakan sebagai kasus Cyberbullying adalah apabila pelaku dan korban merupakan remaja yang
berusia kurang dari 18 tahun dan secara hukum belum dianggap dewasa. Apabila pelaku dan korban
kejahatan berusia diatas 18 tahun atau secara hukum sudah dianggap dewasa, maka kasus tersebut
dikategorikan sebagai kasus cyber crime atau cyber stalking.

B. Jenis-jenis Cyberbullying
1. Flaming : Perkelahian online menggunakan pesan elektronik dengan bahasa yang marah dan vulgar
2. Harassment and Stalking : Berkali-kali mengirim pesan yang kejam, kejam, dan / atau mengancam
3. Denigration : Mengirim atau postingan gosip atau rumor tentang seorang orang u ntuk merusaknya
atau reputasinya atau persahabatan
4. Impersonation : Melanggar menjadi seseorang email akun dan menggunakan itu untuk mengirim
setan atau bahan memalukan untuk orang lain
5. Outing dan trickery : Melibatkan seseorang di instan messaging, menipu dia atau di a ke
mengungkapkan sensitif informasi, dan forwarding informasi ke orang lain
6. Exsclusion : Mengecualikan seseorang dari grup online (Willard, 2007a)

C. Faktor - Faktor yang melatarbelakangi pelaku melakukan Cyberbullying


1. Adanya perasaan marah, sakit hati, iri, balas dendam atau karena frustasi.
2. Haus kekuasaan dengan menonjolkan ego karena dia ingin terlihat hebat dibandingkan dengan yang
lain dan menyakiti orang lain.
3. Merasa dan memiliki kepandaian melakukan hacking.
4. Sebagai hiburan, menertawakan atau mendapatkan reaksi.
5. Ketidaksengajaan, misalnya berupa reaksi atau komentar implusif dan emosional.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh University of Essex UK menyimpulkan bahwa orang-
orang yang terlibat dalam kasus bullying, baik pelaku maupun korban
memiliki resiko enam kali lipat terserang penyakit kronis saat beranjak dewasa. Selain itu, pelaku
maupun korban bullying tidak menutup kemungkinan akan memiliki kebiasaan tidak baik seperti
merokok dan mengidap gangguan psikiatri tertentu. Dampak- dampak lainnya antara lain yaitu, sakit
jantung, penurunan prestasi korban maupun pelaku bullying, memunculkan perilaku agresif, hingga
bunuh diri.

D. Karakteristik pelaku Cyberbullying


Karakteristik dari pelaku Cyberbullying yaitu seseorang yang agresif dan intimidatif. Agresif,
menurut Rigby (2002) menyimpulkan bahwa perilaku agresif merupakan situasi dimana seseorang
memperoleh sesuatu dengan menggunakan kekuatan namun dominansinya terhadap target atau korban
merupakan hal yang insidental dan tidak disengaja, sementara bullying merupakan situasi akhir yang
diinginkan dan dicapai melalui penggunaan kekuatan secara bertujuan untuk menyakiti orang lain dan
untuk menunjukkan dominansi seseorang terhadap orang lain. Kemudian, berdasarkan Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), perilaku intimidatif adalah tindakan menakut-nakuti (terutama untuk
memaksa orang atau pihak lain berbuat sesuatu), gertakan, ancaman.

E. Undang-undang /Hukuman bagi pelaku Cyberbullying di Indonesia


1. Pasal 80 ayat 1 yang berbunyi, “Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman
kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta
rupiah)”.
2. Pasal 28 ayat 1 yang bebunyi, “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita
bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.
Ancaman pidanya ialah penjara maksimal 6 tahun dan/atau denda maksimal 1 milyar”.
3. Pasal 29 UU ITE yang berbunyi, “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan
informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-
nakuti yang ditunjukkan secara pribadi”. Ancaman hukuman atas pelanggaran pasal tersebut adalah
Hukuman pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
2.000.000.000,00 (Pasal 45 ayat 3). Berdasarkan Undang-Undang tersebut dapat disimpulkan bahwa
kasus Cyberbullying merupakan suatu tindak kejahatan yang tidak dapat diremehkan.

F. Beberapa cara tepat yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kasus
Cyberbullying, antara lain :
1. Jangan merespon. Para pelaku bullying menunggu-nunggu reaksi korban.
2. Untuk itu, jangan terpancing untuk merespon aksi pelaku agar mereka tidak lantas merasa
diperhatikan.
3. Jangan membalas aksi pelaku. Membalas apa yang dilakukan pelaku Cyberbullying
akan membuat Anda ikut menjadi pelaku dan semakin menumbuhsuburkan aksi Cyberbullying.
4. Bercerita kepada orang yang dipercaya. Jika anak-anak yang menjadi korban, mereka harus melapor
kepada orang tua, guru, atau tenaga konseling di sekolah. Selain untuk mengamankan korban,
tindakan ini akan membantu memperbaiki
sikap mental pelaku.
5. Simpan semua bukti. Karena Cyberbullying berlangsung di media digital atau media sosial, maka
korban akan lebih mudah meng-capture, lalu menyimpan pesan, gambar atau materi pengganggu
lainnya yang dikirim pelaku, kemudian menjadikannya sebagai barang bukti saat melapor ke pihak-
pihak yang bisa membantu.
6. Segera blokir aksi pelaku. Jika materi-materi pengganggu muncul dalam bentuk instan, teks, atau
komentar profil, gunakan tool preferences/privasi untuk memblokir pelaku. Jika terjadi saat chatting,
segera tinggalkan obrolan.
7. Selalu berperilaku sopan di dunia maya. Perilaku buruk yang dilakukan, seperti membicarakan orang
lain, bergosip, atau memfitnah, akan meningkatkan resiko seseorang menjadi korban Cyberbullying.
8. Jadilah teman, jangan hanya diam. Ikut meneruskan pesan fitnah atau hanya diam dan tidak berbuat
apa-apa akan semakin menumbuhkan aksi bullying dan menyakiti perasaan korban. Kemudian
menyuruh pelaku menghentikan perbuatannya, atau jika pelaku tidak diketahui bantu korban
menenangkan diri dan melaporkan kasus tersebut ke pihak yang berwenang.

Daftar Pustaka
Feinberg, T., & Robey, N. (2009). Cyberbullying: Intervention and prevention strategies.
National Association of School Psychologists, 38(4), 22-24.
LAMPIRAN 2. LEMBAR KERJA KELOMPOK

Nama :.............................................................................................................
Kelas/Peminatan :.............................................................................................................
Tempat,Tanggal :.............................................................................................................
Diskusikanlah bersama teman sekelompokmu mengenai tips menghadapi Cyberbullying bagi
pelajar, setelah itu tuliskan dibawah ini boleh dikreasikan sesuai kreatifitas kelompok!
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL

INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Perbedaan antara bullying dan Cyberbullying terletak pada?
a. Jenis hinaan c. Waktu kejadian
b. Media atau tempat perlakuan d. Individu yang berbuat

2. Perkelahian online menggunakan pesan elektronik dengan bahasa yang marah dan vulgar
merupakan jenis Cyberbullying ?
a. Harassment and Stalking c. Outing dan trickery
b. Flaming d. Exsclusion

3. Menurut mu apakah ada hubungan nya Cyberbullying dengan perasaan marah, sakit hati, iri, balas
dendam?
a. Ya b. Tidak

4. Undang-undang /Hukuman bagi pelaku Cyberbullying di Indonesia kecuali?


a. Pasal 80 ayat 1 c. Pasal 28 ayat 1
b. Pasal 378 UU d. Pasal 29 UU ITE

B. SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE)


Berilah tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan berilah
tanda cek (V) pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda!

TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang
1.
Cyberbullying

Setelah menerima materi layanan BK tentang Cyberbullying, timbul


2. kesadaran saya untuk selalu berhati- hati dalam menggunakan media
sosial

Setelah menerima materi layanan BK tentang Cyberbullying saya


3. menyadari bahwa saya pernah/sering mengeluarkan pendapat atau kritik
yang bisa membuat seseorang depresi

Materi layanan BK tentang Cyberbullying , menyadarkan saya akan


4. pentingnya memiliki rasa hati-hati dalam berkomentar di media sosial
A. Asesmen Kebutuhan F. Pelaksanaan
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA 1. Pendahuluan : 5 Menit
- Guru BK/Konselor membuka dengan
B. Identitas Layanan Komponen :
salam dan berdoa.
Layanan Dasar Bidang :
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Pribadi
serta menanyakan kesiapan peserta didik.
Fungsi : Pemahaman
Topik : Persahabatan 2. Tahap Inti : 30 Menit
Sasaran : Kelas 11 - Menanyakan kepada peserta didik
mengenai pengetian sahabat dan
C. Materi, Metode Media
bagaimana seorang sahabat yang baik
Materi : Persahabatan (Terlampir)
- Menampilkan dan menjelaskan materi
Metode : Diskusi, Ceramah, & Games
berupa PPT dan Video (Terlampir)
Media : HVS, LCD, PPT, Laptop dan
Speaker Aktif - Memberikan games mengenai kata pujian
Video 1 : shorturl.at/jrzH9 untuk sahabat dan teman (Terlampir)
- Memberikan kesempatan kepada peserta
D. Alokasi Waktu didik untuk membacakan kertas pujian
1 x 45 Menit - Memberikan tanggapan terhadap hasil
games pujian
E. Tujuan Kegiatan - Memberikan kesempatan kepada peserta
Umum : mempelajari cara-cara membina didik untuk menanyakan hal yang belum
kerjasama dan toleransi dalam pergaulan dengan dipahami
teman sebaya.
3. Tahap Penutup : 10 Menit
Khusus : - Guru BK memberikan penguatan atau
1. Peserta didik mampu mempelajari cara merencanakan tindak lanjut.
menjalin persahabatan - Membagikan lembar evaluasi hasil
2. Peserta didik mampu mengemukakan cara
menjalin dan menjaga pertemanan

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang dimiliki
siswa setelah menerima layanan.

Mengetahui : ………….., …………….


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN

MAKNA PERSAHABATAN
Oleh : Yunisa Asih Prasetya, M.Pd
A. Definisi Persahabatan
Persahabatan adalah hubungan yang penting dalam semua kebudayaan dan sepanjang rentang
kehidupan yang memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) hubungan dyadic; (2) adanya unsur perhatian
dan kepedulian (afeksi) yang saling berbalasan (hubungan timbal-balik); (3) bersifat sukarela; (4)
bersifat egalitarian; (5) sebagai kawan dalam melakukan kegiatan bersama-sama. Persahabatan memiliki
fungsi yaitu, menyediakan sumber dukungan dan kesempatan bagi individu untuk penyingkapan diri dan
keakraban. (Craighead& Nameroff, 2004)
Menurut Dariyo (2004) persahabatan merupakan hubungan emosional antara dua atau lebih
individu, baik antara sejenis maupun berbeda jenis kelamin, yang didasari saling pengertian, menghargai,
mempercayai antar satu dan lainnya. Hal yang membuat mereka mengadakan hubungan akrab adalah
unsur komitmen, yaitu tekad untuk mempertahankan ikatan emosinal itu.

B. Tahap Pekembangan Persahabatan


Menurut Damon (2004) perkembangan persahabatan dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Persahabatan sebagai Teman dalam Kegiatan Bermain, Anak-anak awal (early childhood) usia
4-7 tahun, biasanya memerlukan teman untuk melakukan kegiatan bermain
2. Persahabatan sebagai upaya untuk Saling Membantu dan Saling Mempercayai satu dan yang
lain, Anak-anak tengah (middle childhood) usia 8-10 tahun mempunyai konsep persahabatan yang
lebih mendalam dibandingkan dengan anak-anak awal (pra sekolah). Pada usia ini persahabatan
terjadi karena masing-masing anak memiliki rasa percaya dan dapat memberi bantuan kepada anak
yang membutuhkan
3. Persahabatan sebagai suatu kehidupan relasi yang diwarnai dengan Keakraban dan
Kesetiaan, Jenis persahabatan ini berlangsung pada individu yang berusia antara 11-15 tahun. Anak
remaja beranggapan bahwa unsur keakraban ataupun kesetiaan merupakan hal yang sangat penting
guna membangun dan mempertahankan persahabatan.

C. Estetika Dalam Persahabatan


Membangun persahabatan bisa diumpamakan seperti sebuah rumah. Rumah dibangun oleh
pondasi yang kuat, namun tetap memunculkan sisi estetika keindahan. Begitu pula dengan persahabatan,
pondasinya dibangun melalui nilai-nilai kemanusiaan, namun estetikanya nampak dalam setiap gerak
langkah proses dari persahabatan tersebut.
1) Persahabatan akan melahirkan suatu makna bagi perkembangan jiwa dan pribadi yang menjalaninya,
2) Persahabatan yang didasari ketulusan dan keikhlasan akan membawa ke arah penghargaan yang tinggi
akan nilai kemanusian, 3) Terdapat hubungan emosional tanpa disadari, karena muncul dari hati dan
batin, 4) Persahabatan memberi dampak positif dan menampakkan nilai luhur bagi manusia
sekitarnya, 5) Persahabatan akan menggerakkan manusia dan memberi inspirasi apa arti sebuah
persahabatan, 6) Persahabatan akan membawa manusia melihat pribadi- pribadi yang unik dan khas, 7)
Persahabatan membawa cara pandang, bahwa manusia terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh, 8)
Tersalurkannya kebutuhan memiliki teman dalam hidup sebagai tempat berbagi kebahagian dan
kesedihan, 9) Persahabatan akan mengajak manusia melewati dinamika pendewasaan diri, pertumbuhan,
dan pengelolaan emosi, 10) Persahabatan membawa manusia menikmati nilai kehidupan dan
menjauhkan manusia dari kehancuran peradaban.
D. 10 Kiat Menjadi Sahabat Yang Baik
Berikut adalah 10 kiat-kiat yang bisa kita lakukan untuk menjadi sahabat yang baik :
1) Bersikap terbuka, 2) Ciptakan keseimbangan antara memberi dan menerima, 3) Terimalah sahabat
anda sebagaimana adanya, 4) Bila sahabat anda mempunyai sifat atau kebiasaan yang umumnya tidak
disukai orang lain dan bisa menghambat pergaulan, ingatkanlah pada waktu yang tepat, 5) Bermurah
hatilah, 6) Berikanlah perhatian, 7) Bersikap penuh toleransi, 8) Hargai sahabat anda sebagai seorang
pribadi yang punya harga diri, 9) Hormatilah privasi sahabat anda, 10) Bila terjadi konflik, selesaikanlah
segera

Daftar Pustaka :
Dariyo, Agoes (2004). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta:Grasindo Craighead, W.E., &
Nemeroff, C.B (Eds). (2004). The Concise Corsini Encyclopedia of
psychology and behavioral Science. John Wiley &Sons
Makna Persahabatan. Di unduh dari www.layananinfobk.blogspot.com.
http://layananinfobk.blogspot.com/2013/04/bk-sosial-persahabatan.html?m=1.
Diunduh pada tanggal 30 April 2020

LAMPIRAN 2. PETUNJUK PERMAINAN (Games)

GAMES
KATA PUJIAN UNTUK SAHABAT DAN
A. Tujuan Penugasan TEMAN
1. Penugasan bertujuan melatih peserta didik untuk terbiasa memberikan pujian untuk temannya
2. Peserta didik mengetahui bagaimana pandangan teman terhadap dirinya.

B. Petunjuk pelaksanaan penugasan melalui games Kata Pujian :


1. Guru membagikan kertas kosong kepada setiap peserta didik dan memintanya untuk menuliskan
namanya di bagian tengah, atas, atau bawah pada kertas
2. Kumpulkan kertas pada meja paling depan di baris tempat duduk masing-masing
3. Kertas akan dibagikan secara acak
4. Ikuti aba-aba dari guru untuk mengumpulkan kertas tersebut
5. Peserta didik menuliskan 2-3 kata positif atau lebih mengenai kebaikan/pujian/sifat yang disukai
dari teman yang tertara namanya di kertas yang ia pegang
6. Sebisa mungkin jangan tuliskan atau sebutkan kembali kata positif yang sudah tertulis di
kertas
7. Kertas akan terus di acak sampai semua mendapatkan kesempatan menuliskan kata pujian untuk
temannya, kemudian kumpulkanke Guru BK.
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL

INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Jelaskan definisi persahabatan menurut anda……

2. Persahabatan sebagai upaya untuk Saling Membantu dan Saling Mempercayai


satu dan yang lain merupakan perkembangan persahabatan pada individu…

3. Sebutkan 3 estetika persahabatan yang anda ketahui……..

4. Sebutkan kiat-kiat menjadi sahabat yang baik……

B. SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE)


Berilah tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan berilah
tanda cek (V) pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda!
TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang Persahabatan
1.

Setelah menerima materi layanan BK tentang Persahabatan, timbul


2. kesadaran saya untuk menjadi sosok sabahat yang baik

Setelah menerima materi layanan BK Persahabatan. Saya mengetahui


3. cara-cara menjadi sahabat yang baik

Materi layanan BK tentang Pesahabatan, memberikan saya kesadaran


4. bahwa menjaga hubungan dengan teman itu penting
A. Asesmen Kebutuhan F. Pelaksanaan
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA 1. Pendahuluan : 5 Menit
- Guru BK/Konselor membuka dengan
B. Identitas Layanan Komponen :
salam dan berdoa.
Layanan Dasar Bidang :
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Sosial
serta menanyakan kesiapan peserta didik.
Fungsi : Pemahaman dan
Pencegahan
2. Tahap Inti : 30 Menit
Topik : Bijak berinternet dengan
- Menayangkan materi berupa video
nettiquette
(Terlampir) dan PPT.
Sasaran : Kelas 10
- Membagi peserta didik menjadi 6
kelompok
C. Materi, Metode Media
Materi : Etika berinternet dan - Memberikan dan menjelaskan penugasan
Mengatasi ketergantungan kampanye yang diberikan
internet (Terlampir)
Metode : Curah Pendapat, Ceramah, 3. Tahap Penutup : 10 Menit
Kampanye - Guru BK memberikan penguatan atau
Media : LCD, Laptop dan Speaker merencanakan tindak lanjut.
Video 1 : shorturl.at/bFMT8 - Membagikan lembar evaluasi hasil

D. Alokasi Waktu
1 x 45 Menit

E. Tujuan Kegiatan
Umum : mempelajari cara menggunakan internet
secara bijak

Khusus :
1. Peserta didik dapat menjelaskan etika
berinternet
2. Peserta didik dapat mempraktikkan langkah
mengatasi ketergantungan internet

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang dimiliki
siswa setelah menerima layanan.

Mengetahui : ………….., …………….


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... ........................................
A. Asesmen Kebutuhan F. Pelaksanaan
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA 1. Pendahuluan : 5 Menit
- Guru BK/Konselor membuka dengan
B. Identitas Layanan Komponen :
salam dan berdoa.
Layanan Dasar Bidang :
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Sosial
serta menanyakan kesiapan peserta didik.
Fungsi : Pemahaman dan
Pencegahan
2. Tahap Inti : 30 Menit
Topik : Bijak berinternet dengan
- Memandu pelaksanaan kampanye
nettiquette
etika ber-internet
Sasaran : Kelas 10 - Meminta tiap kelompok
menampilkan kampanye etika ber-
C. Materi, Metode Media internet
Materi : Etika berinternet dan - Setiap kelompok memberi tanggapan
pencegahan ketergantungan hasil karya dari kelompok lain.dan
internet (Terlampir) memberikan penilaian sebaya terhadap
Metode : Kampanye karya yang ditampilkan
Media : LCD, Laptop dan Speaker
3. Tahap Penutup : 10 Menit
D. Alokasi Waktu - Guru BK memberikan penguatan atau
1 x 45 Menit merencanakan tindak lanjut.
- Membagikan lembar evaluasi hasil
E. Tujuan Kegiatan
Umum : mempelajari cara menggunakan internet
secara bijak

Khusus :
1. Peserta didik dapat menjelaskani etika
berinternet
2. Peserta didik dapat mempraktikkan langkah
pencegahan ketergantungan internet

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan
(Terlampir) kesesuaian program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur
(Terlampir) tingkat pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang
dimiliki siswa setelah menerima layanan.

Mengetahui : ………….., …………….


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN

BIJAK BERINTERNET DENGAN


NETTIQUETTE
Oleh : Uripah Nurfatimah, S.Pd

A. ETIKA BERINTERNET (NETTIQUETTE)


Di era globalisasi saat ini, penggunaan internet sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Internet sudah
tersentuh oleh banyak aspek kehidupan seperti bekerja, belajar, berbisinis, ataupun bersosialisasi.
Seperti halnya dikehidupan dunia nyata, pengguna dunia maya juga saling berkomunikasi. Dalam
interaksi yang terjadi, perlu adanya etika yang dijadikan pedoman para netizen dalam menggunakan
internet sesuai dengan norma dan aturan yang ada. Nettiqutte (“internet etiquette” atau “network
etiquette”), adalah etika-etika dalam penggunaan Internet. Nettiquette ini dapat dijadikan pedoman bagi
netizen dalam berinteraksi di media sosial, dengan harapan terciptanya keharmonisan dan cara terbaik
dalam memanfaatkan internet (Modul Pembatik, 2020).
Pemerintah telah mengatur penggunaan internet di Indonesia melalui UU ITE. Undang Undang
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) adalah Undang Undang yang mengatur perlindungan atau
penjaminan hukum atas aktivitas yang memanfaatkan internet. UU ITE yang berlaku saat ini ialah
Undang Undang Nomor 19 tahun 2016.
Hal yang menjadi alasan mengapa etika dalam penggunaan internet penting untuk diperhatikan,
antara lain:
1. Pengguna internet berasal dari berbagai negara yang memiliki budaya, bahasa, dan adat istiadat
yang berbeda.
2. Penggunaan internet tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi sehingga tidak
menutup kemungkinan orang dapat menggunakan identitas palsu untuk kepentingan tertentu.
3. Bermacam fasilitas di internet memungkinkan seseorang untuk bertindak etis dan tidak etis.
4. Pengguna internet akan selalu bertambah setiap saat sehingga perlu diberi petunjuk agar memahami
budaya internet.
Sementara itu, hal-hal yang peril diperhatikan berkaitan dengan etika penggunaan internet,
diantaranya :
1. Fokus pada dampak positif
Penggunaan internet sendiri memiliki dampak positif dan negative bagi para penggunanya. Setiap
individu baiknya memastikan bahwa penggunaan internet yang dilakukan hanyalah untuk hal-hal
yang bersifat positif sehingga tidak dilakukan untuk hal yang negatif.
2. Saring sebelum sharing
Penggunaan internet menyebabkan kemudahan penyebaran berita atau informasi dimanapun dan
kapanpun. Adakalanya informasi yang datang bukanlah sebuah kebenaran melainkan berita salah
atau palsu. Berpikir kritislah dalam menanggapi informasi ataupun sesuatu yang sedang viral. Jangan
mudah terprovokasi. Jika ingin menyebarkan sebuah informasi ke ranah publik pastikan terlebi
dahulu bahwa
informasi tersebut sudah benar dan bukan merupakan hoax. Apabila kita
menemukan informasi hoax di media elektronik, kita dapat melaporkannya ke
https://www.kominfo.go.id/content/all/laporan_isu_hoaks
3. Berhati – hati dalam memberi komentar di dunia maya
Meskipun disampaikan melalui dunia maya, hal yang ingin disampaikan tetaplah seperti di dunia
nyata yang tidak bisa secara sembarangan kita sampaikan. Sebelum berkomentar pikirkan dahulu
apakah komentar tersebut baik atau buruk. Tidak menutup kemungkinan akan ada orang lain yang
salah mengartikan atau merasa tersinggung dengan komentar yang kita tulis.
4. Hindari perdebatan di media sosial
Berdebat di sosial media bukan lah sesuatu hal yang pantas dilakukan terlebih jika perdebatan bukan
untuk mencari sebuah solusi melainkan perselisihan.
5. Tidak memposting hal - hal yang bersifat pribadi.
Kebanyakan orang sekarang sering sekali menjadikan dunia maya sebagai tempat dalam
mencurahkan segala sesuatu, termasuk hal yang tidak semestinya orang lain tahu. Sebaiknya kita
tidak melakukan hal ini, karena hal ini akan dapat manjadi bumerang bagi diri kita.
6. Bimbingan Orangtua terhadap anak dalam penggunaan internet
Bukan hanya orang dewasa, saat ini anak-anak pun mulai terbiasa dengan penggunaan internet.
Maka dari itu perlu adanya bimbingan orang tua terhadap penggunaan internet oleh anak – anak.
Arahkan anak untuk mengenal konten - konten yang dapat diakses, dan berikan pengertian terhadap
beberapa konten yang tidak bisa diakses.
7. Bersikap saling menghargai dan menghormati dalam penggunaan media sosial. Jika dahulu kite
kenal pepatah “mulutmu harimaumu” maka saat ini berlaku “jempolmu harimaumu”. Pastikan setiap
pendapat atau komentar yang kita post tidak menyakiti perasaan orang lain yang membacanya.
8. Abaikan jika ada orang yang melakukan intimidasi dunia maya (cyberbullying). Segera laporkan
kepada pihak berwajib jika menemui kejadian seperti itu dan hindari pertikaian yang tidak berujung.
9. Hindari melakukan ujaran kebencian di media sosial ataupun hinaan yang berkaitan dengan fisik dan
SARA (Suku, Ras, Agama, dan Antargolongan).

B. LANGKAH MENGATASI KETERGANTUNGAN INTERNET


Ketergantungan pada internet tentunya akan membawa kita pada kerugian. Waktu yang terbuang
percuma karena tidak dapat berhenti berselancar di dunia maya sehingga terhambat menyelesaikan
aktivitas lainnya. Belum lagi biaya yang perlu dikeluarkan untuk memiliki akses internet. Keinginan
untuk mengurangi ketergantungan pada internet tentunya harus didasari dengan kesungguhaan niat.
Adapun langkah – langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada internet antara
lain :
1. Matikan notifikasi aplikasi
Notifikasi yang muncul dari aplikasi di handphone kita mengundang rasa ingin tahu dan akhirnya
kembali menggunakan handphone kembali.
2. Nonaktifkan jaringan internet sementara waktu
Notifikasi muncul karena internet dalam kondisi sedang aktif. Agar notifikasi tidak muncul ke layar
smartphone, sebaiknya non-aktifkan paket data untuk sementara
waktu terutama jika sedang melakukan pekerjaan.
3. Hapus aplikasi yang membuat kita kecanduan
Apabila waktu kita banyak habis untuk bermain game karena sudah kecanduan, tidak ada salahnya
untuk menghapus game tersebut. Demikian juga apabila waktu banyak digunakan untuk bermedia
sosial, pilihlah media sosial yang sifatnya penting untuk dimiliki, sementara yang lainnya dapat
dihapus.
4. Letakkan smartphone, di tas ketika sedang berpergian
Letakkanlah handphone sehingga kita dapat lebih fokus dengan orang yang kita temui atau kegiatan
yang kita lakukan ketika di luar rumah dibanding terus fokus ke handphone masing-masing.
5. Lakukan kegiatan yang menyenangkan
Pada umumnya, gadget menjadi solusi terbaik untuk mengisi waktu kosong di hari libur untuk
menghilangkan rasa bosan. Padahal ada banyak hal menyenangkan lainnya yang bisa dilakukan
untuk mengisi weekend. Misalnya bersih-bersih rumah, memasak, atau menonton film secara
marathon dan masih banyak lagi.
6. Menghindari dampak negatif gadget bagi tubuh
Tak banyak yang menyadari bahwa penggunaan gadget dapat menyebabkan berbagai gangguan
kesehatan seperti sakit mata, leher, meningkatkan resiko kanker otak, juga bahaya radiasi bagi
tubuh.
7. Bersosialisasi dengan teman dan orang terdekat
Sering terjadi ketika orang aktif bersosialisasi di dunia maya justru ia melupakan sosialisasinya di
dunia nyata.
8. Mematikan gadget 1 jam sebelum tidur
9. Pasang timer ketika menggunakan handphone
Tentukan batas pribadi penggunaan gadget dengan memasang timer.

Daftar Pustaka :
Martasari, Hendri Puspa. 2020. Modul Pembelajaran Berbasis TIK 02 Internet Sehat, Bijak, dan Aman,
Jakarta : Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
LAMPIRAN 2. LEMBAR PENUGASAN

KAMPANYE ETIKA BERINTERNET


Petunjuk :
1. Bagilah anggota kelas ke dalam 6 kelompok
2. Buatlah sebuah kampanye yang bertema etika berinternet yang dapat berupa (pilih salah satu) :
- Yel Yel
- Nyanyian
- Puisi
- Iklan
- Tampilan video
- Poster
3. Presentasikan kampanye kelompokmu di depan kelas
4. Isilah lembar berikut untuk menilai hasil karya teman dari kelompok yang lain.

Format Penilaian Sosiodrama oleh Teman Sebaya


Nama Kelompok : ……………….
Nama Anggota Kelompok : ………………

No. Kelompok Penampilan Materi yang Kekompakkan


yang dinilai keseluruhan disampaikan anggota
kampanye (75 – 100) kelompok
(75 – 100) (75 – 100)
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL

INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang berlaku saat ini ialah
a. UU Nomor 18 Tahun 2003 c. UU Nomor 19 Tahun 2016
b. UU Nomor 16 Tahun 2019 d. UU Nomor 3 Tahun 2018
2. Sanksi tegas bagi pelanggar UU ITE ialah …
a. Hukuman penjara c. Pemblokiran akun media sosial
b. Dikucilkan dari masyarakat d. DIrehabilitasi
3. DI bawah ini yang merupakan penerapan etika berinternet ialah …
a. Memberikan komentar apapun sesuai pemikiran dan perasaan kita
b. Tidak menggunakan identitas asli agar apabila kita melakukan kesalahan orang lain tidak
mengenali
c. Berkeluh kesah di media sosial karena itu merupakan media untuk berbagi
d. Senantiasa memanfaatkan internet untuk hal yang positif seperti memperluas jejaring bisnis
4. Di bawah ini yang bukan langkah untuk mengurangi ketergantungan dari memegang handphone
ialah …
a. Mematikan jaringan internet sementara waktu
b. Mengisi waktu luang dengan menyalurkan hobi
c. Menonaktifkan notifikasi
d. Menginstall banyak aplikasi media sosial agar tidak ketinggalan zaman

B. SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE)


Berilah tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan berilah
tanda cek (V) pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda!

TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang Bijak
1. berinternet dengan nettiquette

Setelah menerima materi layanan BK Bijak berinternet dengan


2. nettiquette timbul kesadaran saya untuk menerapkan etika dalam
berinternet

Setelah menerima materi layanan BK tentang Bijak berinternet dengan


3. nettiquette, saya mengetahui besarnya pengaruh menerapkan etika
berinternet

Materi layanan BK tentang Bijak berinternet dengan nettiquette,


4. memberikan saya kesadaran bahwa penting untuk mengurangi
ketergantungan internet
A. Asesmen Kebutuhan F. Pelaksanaan
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA 1. Pendahuluan : 5 Menit
- Guru BK/Konselor membuka dengan
B. Identitas Layanan Komponen :
salam dan berdoa
Layanan Dasar Bidang :
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Sosial
serta menanyakan kesiapan peserta didik
Fungsi : Pemahaman
Topik : Fenomena Pacaran di 2. Tahap Inti : 30 Menit
Kalangan Remaja - Guru BK meminta peserta didik untuk
Sasaran : Kelas 10 mengungkapkan pendapat mengenai
pacaran versi mereka
C. Materi, Metode Media - Guru BK menampilkan dan menjelaskan
Materi : Pacaran di kalangan materi berupa PPT dan video
Remaja Masa Kini - Mengajak peserta didik untuk berdiskusi
(Terlampir) mengenai materi
Metode : Diskusi dan Penugasan Media : - Memberikan lembar kerja dan
LCD, Laptop dan Speaker Video : menjelaskan cara
shorturl.at/eFJN0 mengerjakanya
- Setelah selesai mengerjakan lembar
D. Alokasi Waktu kerja Guru BK meminta peserta didik
1 x 45 Menit untuk mengungkapkan pendapatnya
mengenai gaya pacaran pada remaja
E. Tujuan Kegiatan masa kini beserta dampak positif
Umum : mempelajari cara menilai baik buruknya maupun negatif nya
pacaran di kalangan remaja masa kini
3. Tahap Penutup : 10 Menit
Khusus : - Guru BK memberikan penguatan atau
3. Peserta didik dapat mencirikan pacaran di merencanakan tindak lanjut
kalangan remaja masa kini - Membagikan lembar evaluasi hasil
4. Peserta didik dapat membandingkan gaya
pacaran yang baik dan buruk, sehat dan tidak
sehat
5. Peserta didik menentukan langkah positif
yang diambil dalam menjalin hubungan

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan
(Terlampir) kesesuaian program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur
(Terlampir) tingkat pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang
dimiliki siswa setelah menerima layanan.

Mengetahui : ………….., …………….


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN

Pengaruh Pacaran terhadap Remaja Pelajar

Masa remaja adalah masa yang indah. Sering sekali masa remaja diidentikkan masa remaja dengan
masa pencarian identitas. Satu proses masa yang semua anak manusia sedang dan akan terjadi dalam sebuah
proses tumbuh kembang remaja. Dunia remaja memang unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering menciptakan
ide-ide cemerlang dan positif. Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi.
Salah satu hal yang menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari
sebagian remaja walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya. Bahkan ada rumor yang
menarik, bahwasannya bila ada remaja yang belum punya pacar berarti belum mempunyai identitas diri yang
lengkap. Memang tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan fenomena tersendiri dikalangan remaja,
serta menjadi salah satu penumbuh rasa percaya diri untuk beberapa anak remaja.

A. Pengertian pacaran.
Menurut Guerney dan Arthur (Dacey & Kenney, 1997) pacaran adalah aktifitas sosial yang
membolehkan dua orang yang berbeda jenis kelaminnya untuk terikat dalam interaksi sosial dengan
pasangannya yang tidak ada hubungan keluarga.
Menurut Erickson (dalam Santrock, 2003) pengalaman romantis pada masa remaja dipercaya
memainkan peran yang penting dalam perkembangan identitas dan keakraban. Pacaran pada masa
remaja membantu individu dalam membentuk hubungan romantis selanjutnya dan bahkan pernikahan
pada masa dewasa.
Menurut DeGenova & Rice (2005) pengertian pacaran adalah menjalankan suatu hubungan
dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling mengenal
satu sama lain. Menurut Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan bersenang-senang antara pria dan
wanita yang belum menikah, dimana hal ini akan menjadi dasar utama yang dapat memberikan
pengaruh timbal balik untuk hubungan selanjutnya sebelum pernikahan di Amerika.
Benokraitis (1996) menambahkan bahwa pacaran adalah proses dimana seseorang bertemu
dengan seseorang lainnya dalam konteks sosial yang bertujuan untuk menjajaki kemungkinan sesuai
atau tidaknya orang tersebut untuk dijadikan pasangan hidup. Menurut Saxton (dalam Bowman,
1978), pacaran adalah suatu peristiwa yang telah direncanakan dan meliputi berbagai aktivitas bersama
antara dua orang (biasanya dilakukan oleh kaum muda yang belum menikah dan berlainan jenis).
Kyns (1989) menambahkan bahwa pacaran adalah hubungan antara dua orang yang berlawanan
jenis dan mereka memiliki keterikatan emosi, dimana hubungan ini didasarkan karena adanya perasaan-
perasaan tertentu dalam hati masing-masing. Menurut Reiss (dalam Duvall & Miller, 1985) pacaran
adalah hubungan antara pria dan wanita yang diwarnai keintiman. Menurut Papalia, Olds & Feldman
(2004), keintiman meliputi adanya rasa kepemilikan. Adanya keterbukaan untuk mengungkapkan
informasi penting mengenai diri pribadi kepada orang lain (self disclosure) menjadi elemen utama dari
keintiman.
B. Pengertian Remaja
Menurut Zakiah Darajat (1982 : 28) remaja adalah umur yang menjembatani antara umur anak-
anak dan umur dewasa. Pada usia ini terjadi perubahan-perubahan cepat pada jasmani, emosi, sosial,
akhlak dan kecerdasan. Sedangkan menurut Y. Singgih D. Gunarso (1998 : 8) bahwa masa remaja
adalah permulaannya ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan seksual.
Sofyan Willis (1986 : 23) mengemukakan bahwa usia remaja berkisar antara usia 13 sampai 21
tahun, dengan pembagian pubertas antara 13 sampai 15 tahun dan fase pubertas antara 16 sampai 19
tahun. Menurut Moh. Surya (1990 : 90) bahwa masa adolesen berawal dari 13 sampai 15 tahun untuk
perempuan, 15 sampai 17 tahun untuk laki-laki sedangkan masa adolesen yang sebenarnya antara 15
sampai usia 18 tahun untuk perempuan, 17 sampai 19 tahun untuk laki-laki.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian pacaran adalah
adanya keterikatan emosi antara pria dan wanita yang belum menikah dengan tujuan untuk saling
mengenal dan melihat kesesuaian antara satu sama lain sebagai pertimbangan sebelum menikah.
Sedangkan pengertian remaja adalah masa peralihan individu dari usia anak- anak dengan usia
dewasa dimana rata-rata usianya antara 13 sampai 19 tahun. Dalam hal ini remaja pelajar yang
dimaksud penulis adalah remaja yang menjalani pendidikan lebih spesifiknya sedang duduk dibangku
SMP dan SMA

C. Penyebab Pacaran di Usia Remaja


 Globalisasi
Globalisasi pada masa sekarang ini tidak dapat lagi dibendung. Globalisasi yang paling
mempengaruhi para remaja sekarang adalah globalisasi akibat berkembangnya internet. Dari situlah
para remaja mendapat dorongan untuk mencontoh budaya bangsa barat yang tidak sesuai diterapkan
di Indonesia seperti konsumtif, hedonisme dan gonta-ganti pasangan hidup. Sehingga mendorong
para remaja untuk berpacaran di usia remaja.
 Membuktikan diri cukup menarik
Pada saat ini, para remaja sudah melewati batas bergaul yang telah di tetapkan oleh orang tua.
Mereka sudah mengenal pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan salah satu
bentuk gensi yang membanggakan. Selain itu, pacar merupakan sesuatu yang dapat membuktikan
bahwa mereka cukup menarik dan patut untuk mendapat perhatian dari lingkungan sekelilingnya.
 Adanya pengaruh kawan
Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan merupakan salah satu bentuk prestasi tersendiri. Makin
banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Akan tetapi, jika tidak dapat
dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecawaan. Sebab kawan dari kalangan tertentu
pasti juga mempunyai gaya hidup tertentu pula seperti halnya berpacaran. Apabila si remaja berusaha
mengikuti tetapi tidak sanggup memenuhinya maka remaja tersebut kemunginan besar akan di jauhi
oleh teman-temannya.
D. Dampak Pacaran Di Usia Remaja
1. Dampak Positif
a. Belajar bersosialisasi
Dengan berpacaran kita akan mampu bersosialisasi dengan pasangan kita, sehingga kita mampu
mengetahui karakteristik seseorang dan membuat kita tidak canggung dalam bersosialisasi
dengan orang asing yang baru kita jumpai. Karena kita telah belajar bersosialisasi dengan
pasangan kita.
b. Mempelajari karakteristik berbagai macam orang
Namun, kalau kita perhatikan apa yang dapat remaja lakukan ketika dia mendapati bahwa
pasangannya itu tidak cocok dengannya? Kata yang keluar adalah ‘putus’! Bukannya mencoba
untuk bisa mengerti satu sama lain, para remaja hanya mempelajari untuk bercerai. Bagaimana
tidak? Karena faktor usia yang dibawakan dalam diri hanya emosi sesaat.
Jika dikatakan alangkah lebih menyenangkan untuk mempelajari diri sendiri dulu,
membenahi diri, dan berupaya untuk bisa beradaptasi dengan banyak orang. Ketimbang
mengikatkan diri dengan satu orang yang kadang kala membuat sakit hati, lebih baik seorang
remaja mencoba untuk berbaur dengan yang lainnya. Di situ dia bisa ‘mempelajari karakteristik
orang lain’. Dan, dia juga sedang mempelajari dirinya sendiri tentunya.
Setelah dia bisa mengendalikan emosinya, merupakan saat yang tepat untuk berpacaran
tentunya dia sudah berani berkomitmen. Jadi, berpacaran bukan hanya untuk having fun.
Tidaklah pantas menurut penulis jika seseorang mempermainkan perasaan orang lain. Lagipula,
masa remaja yang penuh gejolak ini akan sangat memberikan keragu-raguan dalam hal
berpacaran. Maka dari itu, beberapa orang tua melarang anaknya untuk berpacaran (walau ada
juga yang tidak).
2. Dampak Negatif
a. Kekerasan fisik
Bentuknya seperti mendorong, memukul, mencekik, dan membunuh. Kejahatan tersebut sangat
tertutup karena pihak korban ataupun pelaku tidak mengakui adanya masalah selama hubungan
kencan. Penyebab kekerasan fisik pada remaja di antaranya kecemburuan, sifat posesif, dan
temperamen dari pasangan si anak remaja. Pelaku, misalnya, mengontrol cara berpakaian si
anak. Hal itu sebenarnya adalah bentuk kekerasan, yang sering kali dilihat oleh si anak sebagai
bentuk perhatian.
b. Kekerasan seksual
Pemerkosaan dalam pacaran adalah bentuk kekerasan seksual dalam pacaran. Komisi
Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas
Perempuan) Indonesia mengategorikan kekerasan jenis itu sebagai kekerasan dalam pacaran
(KDP). KDP secara seksual terjadi ketika seseorang diserang secara seksual oleh orang lain
yang dikenal dan dipercaya, seperti teman kencan. Kekerasan seksual dapat juga terjadi saat
korban mabuk di suatu pesta, misalnya. Pesta menjadi ajang yang paling mudah bagi pelaku
untuk mengincar remaja dengan lebih dahulu memberikan narkoba, kemudian menjadikannya
korban kekerasan seksual.
c. Cenderung menjadi pribadi yang rapuh
Anak remaja yang mulai pacaran sejak usia dini lebih banyak mengalami sakit kepala, perut dan
pinggang. Mereka juga lebih banyak depresi dibanding rekan seusianya yang belum pernah
pacaran. Seseorang, yang mengenal cinta lebih dini cenderung menjadi pribadi yang rapuh,
sakit-sakitan, merasa tidak aman dan mudah depresi, contohnya remaja, akan memiliki alarm
rasa sakit yang lebih tinggi, terutama jika remaja itu menjalin hubungan yang buruk dengan
pasangannya.
d. Kehamilan dan penularan penyakit menular seksual
Anak yang berpacaran di usia dini mengarah pada kemungkinan yang lebih besar untuk
melakukan hubungan seksual. Hal itu sangat memungkinkan terjadinya kehamilan dan
penularan penyakit menular seksual (PMS). Menurut The Centers for Disease Control (CDC),
kelompok remaja dan dewasa muda (15- 24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko
paling tinggi untuk tertular PMS.
e. Menurunkan konsentrasi
Hal ini terjadi jika remaja telah mengakhiri hubungan dengan pacarnya sehingga emosinya
menjadi labil, konsentrasi menjadi buyar karena terus memikirkan pacarnya sehingga remaja
tersebut tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan kepadanya dan mengerjakan
ulangan dengan baik sehingga dapat menurunkan prestasi remaja tersebut.
f. Menguras harta
Akan menguras harta, karena orang yang pacaran akan selalu berkorban untuk pacarnya, bahkan
uang yang seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk membelikan hadiah untuk pacarnya.

E. Dampak Berpacaran Terhadap Prestasi Belajar


Bagi remaja (siswa) pacaran merupakan sesuatu yang sudah biasa dilihat atau juga dilakukan oleh
para remaja (siswa), secara langsung maupun tidak langsung hal tersebut dapat berpengaruh terhadap
prestasi belajar mereka menjadi menurun atau semakin giat belajar, Berpacaran dapat membuat prestasi
belajar seorang siswa menurun antara lain contoh-contoh tersebut adalah sebagai berikut, ketika belajar
seorang siswa yang berpacaran pasti akan terganggu konsentrasinya untuk belajar karena pasanganya
selalu mengirim SMS kepadanya dan siswa tersebut pasti hanya fokus untuk membalas SMS pasangan
dan melupakan waktu belajarnya, kemudian siswa yang berpacaran juga dapat membuat malas untuk
masuk sekolah di saat bertengkar dengan pasangan atau berpisah dengan pasangan karena malas
bertemu denganya di sekolah, mungkin beberapa contoh tadi dapat mewakili dampak negative yang
ditimbulkan berpacaran pada saat usia remaja mesi masih banyak contoh-contoh lainya.
Berpacaran dapat pula membuat prestasi belajar seorang remaja (siswa) meningkat dan semakin
giat belajar antara lain contoh-contoh tersebut adalah sebagai berikut, pada saat seorang siswa yang
sedang berpacaran mereka dapat merasa tidak ingin kalah dari pasanganya dalam hal apapun karena di
saat dia kalah dari pasanganya maka dia akan merasa malu dan ingin melebihi apa yang di raih
pasanganya itu terutama dalam hal pelajaran teradang mereka membuat suatu permainan kecil dimana
apabila salah satu seorang pasangan mendapat nilai yang
jelek dari pasanganya maka pasangan yang menang dia dapat meminta apa saja pada pasanganya tetapi
dalam batas kewajaran seperti dibelikan coklat,snack dll. Hal tersebut juga dapat membuat mereka
menjadi giat belajar dan apabila seoarang siswa yang sedang berpacaran maka mereka akan selalu ingin
masuk sekolah setiap hari karena ingin bertemu pasanganya hal ini juga dapat mempengaruhi absensi
siswa dapat juga menjadi dorongan semangat untuk lebih giat belajar.
Dari beberapa hal diatas seorang remaja (siswa) yang berpacaran hendaknya mendapt bimbingan
dari guru terutamanya adalah orang tua sehingga mereka dapat mendapat sisi positif dan terhindar dari
sisi negative yang di timbulkan.

E. Kiat-Kiat Menghindari Dampak Negatif Dalam Pacaran Di Usia Remaja


1. Hati-hati berpacaran
Setelah melalui fase “ketertarikan” maka mulailah pada fase saling mengenal lebih jauh alias
berpacaran. Saat ini adalah saat paling tepat untuk mengenal pribadi dari masing-masing pasangan.
Sayangnya, tujuan untuk mengenal pribadi lebih dekat, sering disertai aktivitas seksual yang
berlebihan. Makna pengenalan pribadi berubah menjadi pelampiasan hawa nafsu dari masing-masing
pasangan. Ungkapan kasih sayang tidak seharusnya diwujudkan dalam bentuk aktivitas seksual.
Saling memberi perhatian, merancang cita-cita serta membuka diri terhadap kekurangan masing-
masing merupakan bagian penting dalam masa berpacaran. Aktivitas fisik seperti saling menyentuh,
mengungkapkan perasaan kasih sayang, ciuman kasih sayang adalah hal tidak terlalu penting, namun
sering dianggap sebagai bagian yang indah dari masa berpacaran. Pada batas-batas tertentu hal ini
dapat diterima, namun lebih dari aktivitas tersebut, apalagi pada hal-hal yang menjurus pada
hubungan seksual tidak dapat diterima oleh norma yang kita anut. Karena justru aktivitas seksual
akan mengotori makna dari pacaran itu sendiri.
2. No Seks
Katakan “tidak pada seks”, jika pasangan menghendaki aktivitas berpacaran melebihi batas.
Terutama bagi remaja putri permintaan seks sebagai “bukti cinta”, jangan dipenuhi, cuma ngapusi !
Karena yang paling rugi adalah pihak wanita. Ingat, sekali wanita kehilangan kegadisannya, seumur
hidup ia akan menderita, karena norma yang dianut dalam masyarakat kita masih tetap
mengagungkan kesucian. Berbeda dengan wanita, keperjakaan pria tidak pernah bisa dibuktikan,
sementara dengan pemeriksaan dokter kandungan dapat ditentukan apakah seorang gadis masih utuh
selaput daranya atau tidak. Kepuasan cuma sesaat , penderitaan akan selalu menghantui . Ingat !!!
3. Tingkatkan Keimanan
Iman, merupakan rambu- rambu yang kuat dalam berpacaran. Justru penilaian kepribadian pasangan
dapat dinilai saat berpacaran. Mereka yang menuntut hal- hal yang melanggar norma-norma yang
dianut, tentunya tidak dapat diharapkan menjadi pasangan yang baik. Untuk itu, “Say Good Bye”
sajalah…! Masih banyak pria dan wanita lain yang mempunyai iman dan moral yang baik yang
kelak dapat membantu keluarga bahagia.
4. Kiat Sadar Diri
a. Niatkan bahwa tujuan berpacaran adalah untuk saling mengenal lebih dekat dan belajar untuk
memahami karakter lawan jenis.
b. Hindari pacaran di tempat yang terlalu sepi atau tempat yang mengandung atau mendukung
untuk aktivitas seksual.
c. Hindari makan dan minuman yang merangsang sebelum/selama pacaran.
d. Hindari bacaan/film porno yang merangsang sebelum/selama pacaran.
e. Jangan dituruti kalau pasangan menuntut aktivitas pacaran yang berlebihan.

Oleh karena itu bahwa gaya pacaran yang sehat merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan agar terhindar
dari hal-hal yang tidak diinginkan. Gaya pacaran yang sehat mencakup berbagai unsur yaitu sebagai berikut:
1. Sehat Fisik.
Tidak ada kekerasan dalam berpacaran. Dilarang saling memukul, menampar ataupun menendang.
2. Sehat Emosional.
Hubungan terjalin dengan baik dan nyaman, saling pengertian dan keterbukaan. Harus mengenali
emosi diri sendiri dan emosi orang lain. Harus mampu mengungkapkan dan mengendalikan emosi
dengan baik.
3. Sehat Sosial.
Pacaran tidak mengikat, maksudnya hubungan sosial dengan yang lain harus tetap dijaga agar tidak
merasa asing di lingkungan sendiri. Tidak baik apabila seharian penuh bersama dengan pacar.
4. Sehat Seksual.
Dalam berpacaran kita harus saling menjaga, yaitu tidak melakukan hal-hal yang beresiko. Jangan
sampai melakukan aktivitas-aktivitas yang beresiko, seperti berciuman hebat (kissing), berpelukan
hebat (petting), meraba-raba bagian sensitif wanita dan apalagi melakukan hubungan seks. ” SAY NO
TO SEKS “

Daftar Pustaka
Bertha Sinaga. (2019). PENGARUH PACARAN TERHADAP REMAJA PELAJAR. indonesiana.id.
https://www.indonesiana.id/read/95872/pengaruh-pacaran-terhadap-remaja- pelajar (Diakses
pada 1 April 2020).
LAMPIRAN 2. LEMBAR
KERJA
GAYA BERPACARAN
Petunjuk :
1. Siapkan alat tulis alat
2. Tulislah nama dan no absenmu
3. Tulislah pendapatmu tentang pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
4. Jika ada yang kamu ragukan bias tanyakan ke Guru BK
5. Jika sudah selesai, kumpulkan !

Nama :
No Absen :

1. Tulislah pendapatmu mengenai gaya pacaran pada remaja masa kini yang pernah
kamu rasakan atau pernah kamu lihat !
2. Tulislah dampak positif dan negatif dari pacaran!
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL

INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)

1. Tuliskan ciri-ciri gaya pacaran di era remaja masa kini?

2. Tuliskan dampak negatif dan positif dari berpacaran/menjalin hubungan dengan lawan jenis?

3. Bandingkan gaya berpacaran yang sehat dan tidak sehat, serta yang baik dan yang buruk?

4. Tuliskan langkah positif yang harus saya ambil ketika menjalin hubungan?

B. SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE) (ubahlah sesuai topik dan materi) Berilah


tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan berilah tanda cek (V)
pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda!

TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang
1. “Fenomena Pacaran di Kalangan Remaja”

Setelah menerima materi layanan BK tentang “Fenomena Pacaran di


Kalangan Remaja”, timbul kesadaran saya untuk memikirkan manfaat
2. apabila saya menjalin hubungan

Setelah menerima materi layanan BK tentang “Fenomena Pacaran di


Kalangan Remaja”, timbul kesadaran saya untuk mengingat dampak
3. positif dan negatif dalam berpacaran

Materi layanan BK tentang “Fenomena Pacaran di Kalangan Remaja”,


menyadarkan saya akan pentingnya selektif apabila ingin menjalin
4.
hubungan
A. Asesmen Kebutuhan F. Pelaksanaan
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA 1. Pendahuluan : 5 Menit
- Guru BK/Konselor membuka dengan
B. Identitas Layanan
salam dan berdoa
Komponen : Layanan Dasar Bidang
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
: Pribadi dan Sosial
serta menanyakan kesiapan peserta didik.
Fungsi : Pemahaman
Topik : Penyesuaian Diri di 2. Tahap Inti : 33 Menit
Lingkungan Sekolah
- Menayangkan PPT materi
Sasaran : Kelas 10
- Membagi peserta didik menjadi
C. Materi, Metode Media
berkelompok dengan tiap kelompok
Materi : Penyesuaian Diri (Terlampir)
terdiri dari 3 hingga 4 orang.
Metode : Jigsaw dan Ceramah Media : - Membagikan lembar kerja ke tiap
PPT, HVS dan Pulpen kelompok dan
menjelaskan cara
D. Alokasi Waktu pengerjaannya.
1 x 45 Menit - Meminta tiap kelompok untuk
menginformasikan keputusan
E. Tujuan Kegiatan kelompok nya.
Umum : Mempelajari keunikan diri dalam konteks - Mengajak peserta didik untuk
kehidupan sosial berdiskusi mengenai hasil diskusi tiap
kelompok dihubungkan dengan
Khusus : materi.
1. Peserta didik dapat menjelaskan mengenai
Penyesuaian Diri dan 2 aspek didalamnya. 3. Tahap Penutup : 7 Menit
2. Peserta didik dapat menunjukan Penyesuaian - Guru BK memberikan penguatan atau
Diri dengan kelompok yang berbeda merencanakan tindak lanjut.
- Memberikan lembar evaluasi hasil

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang dimiliki
siswa setelah menerima layanan.

Mengetahui : ………….., …………….


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN

PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH


Oleh Aviv Fathoni, S.Pd
A. Pendahuluan
Setiap siswa tahun pertama pastinya harus melalui penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah, hal ini
dikarnakan setiap siswa baru akan akan memasuki tempat dan juga lingkungan sosial yang baru
sehingga perlu kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan keadaan sekolah. Kemampuan dalam
menyesuaikan diri dengan sekolah merupakan suatu hal yang penting karna bagus tidaknya kemampuan
penyesuain diri individu akan berpengaruh terhadap Harga diri (self esteem) (dalam penelitian Sandha,
2018), Kepercayaan diri (self confidence) (dalam penelitian Wahyuhadi, 2015), Kesejahteraan
psikologis (psychological well-beings) (dalam wulandari 2016) hingga prestasi belajar (dalam
Supriyantini, 2006).

B. Definisi
Penyesuaian diri berasal dari kata adaptasi dalam biologi yang berarti usaha individu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat ia hidup. Dalam psikologi ini dikenal dengan kata
adjustment (penyesuaian diri), selama hidupnya manusia selalu dituntut untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Menurut Schneiders dalam bukunya yang berjudul “Personal Adjustment and
Mental Health” (1984) yang memberikan definisi sebagai berikut: “Sosial adjustment signifies the
capacity to react affectively and wholesomely to social realities, situation and relations do that the
requirement for social living are fulfilled in an acceptable and satisfactory manner”. Schneiders
mendefinisikan penyesuaian diri (adjustment) sebagai suatu proses dimana individu berusaha keras
untuk mengatasi atau menguasai kebutuhan dalam diri, ketegangan, frustasi, dan konflik, tujuannya
untuk mendapatkan keharmonisan dan keselarasan antara tuntutan lingkungan dimana dia tinggal
dengan tuntutan didalam dirinya. Batasan ini mempunyai arti bahwa penyesuaian diri merupakan
kemampuan untuk bereaksi secara efektif dan memadai terhadap realitas, situasi dan hubungan sosial.
Penyesuaian biasanya dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Adjustment di lingkungan keluarga
2. Adjustment di lingkungan sekolah
3. Adjustment di lingkungan masyarakat

C. Aspek – Aspek Penyesuaian Sosial


Menurut Schneiders (1984) dalam Sari, E. (2015), penyesuaian sosial memiliki beberapa
aspek- aspek sebagai berikut:
1. Recognition (Pengakuan)
Adalah menghormati dan menerima hak-hak orang lain. Dalam hal ini individu tidak melanggar
hak-hak orang lain yang berbeda dengan dirinya, untuk menghindari terjadinya konflik sosial.
Menurut Schneiders ketika kita dapat menghargai dan menghormati hak-hak orang lain maka
orang lain akan menghormati dan menghargai hak-hak kita sehingga hubungan sosial antar
individu dapat terjalin dengan sehat dan harmonis
2. Participation (Partisipasi)
Adalah Melibatkan diri dalam berelasi. Setiap individu harus dapat mengembangkan dan melihara
persahabatan. Seseorang yang tidak mampu membangun relasi dengan orang lain dan lebih
menutup diri dari relasi sosial akan menghasilkan penyesuain diri yang buruk. Individu ini tidak
memiliki ketertarikan untuk berpartisipasi dengan aktivitas dilingkungannya serta tidak mampu
untuk mengekspresikan diri mereka sendiri, sedangkan bentuk penyesuaian akan dikatakan baik
apabila individu tersebut mampu menciptakan relasi yang sehat dengan orang lain,
mengembangkan persahabatan, berperan aktif dalam kegiatan sosial, serta menghargai nilai- nilai
yang berlaku dimasyarakat.

D. Ciri – Ciri penyesuaian diri di lingkungan sekolah


Menurut Schneiders (1984) dalam Kusdiyati, S., & Halimah, L. (2011) Adapun ciri- ciri
penyesuaian diri di lingkungan sekolah yaitu :
1. Mau menerima dan menghormati otoritas sekolah
Mau menerima otoritas sekolah dan mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku, dalam hal ini
adalah peraturan sekolah, kepala sekolah dan guru tanpa disertai rasa marah dan rasa enggan.
2. Berminat dan berpartisipasi pada aktivitas sekolah.
3. Membina relasi yang baik dengan teman sekolah, guru, dan unsur-unsur sekolah.
4. Mau menerima tanggung jawab.
5. Membantu sekolah dalam mewujudkan tujuan.

E. Proses penyesuaian diri


Proses penyesuaian diri setidaknya melibatkan tiga unsur, yaitu: 1) motivasi; 2) sikap terhadap
realitas, dan; 3) pola dasar penyesuaian diri (Schneiders dalam Ali, 2005: 176-177).
1. Motivasi dan Proses Penyesuaian Diri Faktor motivasi dapat dikatakan sebagai kunci untuk
memahami proses penyesuaian diri. Motivasi, sama halnya dengan kebutuhan, perasaan, dan emosi
merupakan kekuatan internal yang menyebabkan ketegangan dan ketidakseimbangan dalam
organisme. Ketegangan dan ketidakseimbangan merupakan kondisi yang tidak menyenangkan
karena sesungguhnya kebebasan dari ketegangan dari kekuatan- kekuatan internal lebih wajar
dalam organisme apabila dibandingkan dengan kedua kondisi tersebut.
2. Sikap terhadap Realitas dan Proses Penyesuaian Diri Berbagai aspek penyesuaian diri ditentukan
oleh sikap dan cara individu dan cara individu bereaksi terhadap manusia di sekitarnya, benda-
benda, dan hubungan-hubungan yang membentuk realitas. Sikap yang sehat terhadap realitas dan
kontak yang baik terhadap realitas itu sangat diperlukan bagi proses penyesuaian diri yang sehat.
Berbagai tuntutan realitas, adanya pembatasan, aturan, dan norma-norma menuntut individu untuk
terus belajar menghadapi dan mengatur suatu proses ke arah hubungan yang harmonis antara
tuntutan internal yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap deangan tuntutan eksternal dar realitas.
3. Pola Dasar Penyesuaian Diri Proses penyesuaian diri dalam kehidupan sehari-hari terdapat suatu
pola dasar penyesuaian diri. Misalnya, seorang anak yang
membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya yang selalu sibuk. Dalam keadaan tersebut, anak
akan mengalami frustasi dan berusaha menemukan pemecahan yang berguna mengurangi
ketegangan antara kebutuhan akan kasih sayang dengan frustasi yang dialami. Akhirnya dia akan
beralih melakukan kegiatan lain untuk mendapatkan kasih sayang yang dibutuhkannya, misalnya
dengan mengisapisap ibu jarinya.

Sesuai dengan konsep dan prinsip-prinsip penyesuaian diri yang ditujukan kepada diri sendiri, orang
lain, maupun lingkungannya maka proses penyesuaian diri menurut (Sunarto dalam, Ali & M. Asrori
2005: 178), dapat ditunjukkan sebagai berikut:
1. Mula-mula individu di satu sisi merupakan dorongan keinginan untuk memperoleh makna dan
eksistensi dalam kehidupannya dan di sisi lain dapat mendapat peluang atau tuntutan dari luar
dirinya sendiri.
2. Kemampuan menerima atau menilai kenyataan lingkungan di luar dirinya secara objektif sesuai
dengan pertimbangan-pertimbangan rasional dan perasaan.
3. Kemampuan bertindak sesuai dengan potensi kemampuan yanga ada pada dirinya dan kenyataan
objektif di luar dirinya.
4. Kemampuan bertindak secara dinamis, luwes, dan tidak kaku sehingga menimbulkan rasa aman
tidak dihantui oleh kecemasan atau ketakutan.
5. Dapat bertindak sesuai dengan potensi-potensi positif yang layak dikembangkan sehingga dapat
menerima dan diterima lingkungan, tidak disingkirkan oleh lingkungan maupun menentang
dinamika lingkungan.
6. Rasa hormat pada sesama manusia dan mampu bertindak toleran, selalu menunjukkan perilaku
hormat sesuai dengan harkat dan martabat manusia, serta dapat mengerti dan menerima keadaan
orang lain meskipun sebenarnya kurang serius dengan keadaan dirinya.
7. Kesanggupan merespons frustasi, konflik, dan stres secara wajar, sehat dan profesional, dapat
mengontrol dan mengendalikan sehingga dapat memperoleh manfaat tanpa harus menerima
kesedihan yagn mendalam.
8. Kesanggupan bertindak secara terbuka dan sanggup menerima kritik dan tindakannya dapat bersifat
murni sehingga sanggup memperbaiki tindakan- tindakan yang sudah tidak sesuai lagi.
9. Dapat bertindak sesuai dengan norma yang dianut oleh lingkungannya serta selaras dengan hak dan
kewajbannya.
10. Secara positif ditandai oleh kepercayaan terhadap diri sendiri, orang lain, dan segala sesuatu di luar
dirinya sendiri sehingga tidak pernah merasa tersisih dan kesepian.

F. Pengaruh Penyesuaian diri


Berikut beberapa pengaruh penyesuain diri terhadap diri kita antara lain :
1. Harga diri (self esteem)
Penelitian yang dilakukan oleh Sandha (2018) diketahui bahwa adanya hubungan positif dan sangat
signifikan yang menunjukan bahwa adanya hubungan positif antara Harga diri (self esteem) dengan
penyesuain diri seseorang.
2. Kepercayaan diri (self confidence)
Penelitian yang dilakukan Wahyuhadi (2015) diketahui bahwa Semakin tinggi penyesuaian diri di
sekolah, maka semakin tinggi kepercayaan dirinya, dan
sebaliknya semakin rendah penyesuaian diri di sekolah maka semakin rendah kepercayaan dirinya.
3. Kesejahteraan psikologis (psychological well-beings)
Penelitian yang dilakukan wulandari (2016) diketahui bahwa adanya korelasi positif dan signifikan
antara kesejahteraan psikologis dan penyesuaian diri dan hasil ini mengimplikasikan semakin
tinggi kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi pula penyesuaian dirinya.
4. Prestasi belajar (dalam Supriyantini, 2006).
Penelitian yang dilakukan Supriyantini (2006) diketahui bahwa adanya hubungan positif dan
signifikan antara penyesuaian diri anak disekolah dengan prestasi belajar.

Daftar pustaka
Ali, Muhammad dan Muhammad Asrori, (2005). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Bumi Aksara.
Kusdiyati, S., & Halimah, L. (2011). Penyesuaian diri di lingkungan sekolah pada siswa kelas XI SMA
pasundan 2 bandung. Universitas Ahmad Dahlan.
Sandha, T., Hartati, S., & Fauziah, N. (2018). Hubungan antara self esteem dengan penyesuaian diri pada
siswa tahun pertama SMA Krista Mitra Semarang. Empati, 1(1), 47-82.
Sari, E. (2015). Hubungan Antara Konsep Diri, Kematangan Emosi Dan Penyesuaian Sosial Pada Siswa
Sma Negeri 1 Ujung Batu (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau).
Wahyuhadi, I. R. (2015). Hubungan antara penyesuaian diri di sekolah dengan kepercayaan diri pada siswa
kelas X MAN 1 Kota Magelang. Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling, 4(6).
Wulandari, S. W. (2016). Hubungan Antara Kesejahteraan Psikologis dan Penyesuaian Diri Siswa Kelas X
SMK Santa Maria Jakarta. Psiko Edukasi, 14(2), 94-100.
LAMPIRAN 2. LEMBAR KERJA
Nama Anggota 1 :
Nama Anggota 2 :
Nama Anggota 3 :
Nama Anggota 4 :

DISKUSI HASIL
DISKUSI

Kelompok

Dengan
Perwakilan
Kelompok Lain
Yang Datang

Perwakilan
Kelompok
dengan
Kelompok Lain
Yang
Didatangi

HASIL AKHIR

Langkah-langkah pengisian :
1. Tuliskan nama-nama anggota kelompok
2. Diskusikan dan tuliskan hasil diskusi kelompok mengenai hal yang paling sulit dalam
penyesuaian diri di sekolah pada kolom “Hasil Diskusi Kelompok”
3. Berikan perwakilan kelompok untuk pergi ke kelompok lain untuk berdiskusi
4. Tuliskan hasil diskusi kelompok dengan perwakilan peserta lain yang datang pada kolom
“Hasil Diskusi Dengan Perwakilan Kelompok Lain Yang Datang”
5. Tuliskan hasil diskusi perwakilan kelompok dengan kelompok lain yang didatangi pada kolom “Hasil
Diskusi Dengan Perwakilan Kelompok dengan Kelompok Lain Yang Didatangi”
6. Tuliskan hasil diskusi kelompok mengenai hal yang paling sulit dalam penyesuaian diri di sekolah pada
kolom “Hasil Akhir”dengan mempertimbangkan informasi-informasi yang didapat .
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL

INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Penyesuaian biasanya dibagi menjadi tiga, Kecuali?
a. lingkungan keluarga
b. lingkungan sekolah
c. lingkungan masyarakat
d. lingkungan kerja
2. Menurut Schneiders (1984) Penyesuain Diri memiliki …. Aspek
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
3. Menurut mu apakah ada hubungan nya Penyesuaian Diri dengan prestasi belajar?
a. Ya b. Tidak
4. Berikut ciri-ciri penyesuaian diri di lingkungan sekolah, Kecuali?
a. Menerima dan menghormati tata tertib sekolah
b. Ikut dalam lomba yang diadakan osis
c. Mengerjakan tugas dan PR
d. Mendukung sahabat meraih cinta sejatinya

B. SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE)


Berilah tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan berilah
tanda cek (V) pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda!
TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang Penyesuaian
1.
Diri

Setelah menerima materi layanan BK tentang Penyesuaian Diri, timbul


2. kesadaran saya untuk selalu berusaha beradaptasi dengan lingkungan
sekolah

Setelah menerima materi layanan BK tentang Penyesuaian Diri saya


menyadari bahwa saya sering lupa untuk berperan aktif dalam
3. mengikuti atau mendukung kegiatan sekolah. Atau tidak
menghormati/melanggar tata tertib yang ada disekolah.

Materi layanan BK tentang Penyesuaian Diri, menyadarkan saya akan


4. pentingnya memiliki kemampuan Penyesuaian Diri.
A. Asesmen Kebutuhan F. Pelaksanaan
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA 1. Pendahuluan : 8 Menit
- Guru BK/Konselor membuka dengan
B. Identitas Layanan Komponen :
salam dan berdoa.
Layanan Dasar Bidang :
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Sosial
serta menanyakan kesiapan peserta didik.
Fungsi : Pemahaman
Topik : Problematika Hubungan 2. Tahap Inti : 30 Menit
Remaja Antar Lawan Jenis - Guru BK Menampilkan materi berupa
Sasaran : Kelas 10, 11, 12 Video dan PPT
- Mengajak peserta didik untuk berdiskusi
C. Materi, Metode Media mengenai materi yang telah
Materi : Problematika Hubungan disampaikan, seperti contoh kasus
Remaja Antar Lawan Jenis dalam kehidupan sehari-hari .
(Terlampir) - Guru BK menjelaskan beberapa
Metode : Ceramah dan Diskusi pertanyaan dari peserta didik mengenai
Media : LCD dan Laptop materi dari hasil diskusi.
Video : shorturl.at/npJNV
3. Tahap Penutup : 7 Menit
D. Alokasi Waktu - Guru BK menyimpulkan pertemuan dan
1 x 45 Menit memberikan apresiasi kepada kelas.
- Membagikan lembar evaluasi
E. Tujuan Kegiatan
Umum : Mempelajari cara-cara membina
kerjasama dan toleransi dalam pergaulan teman
sebaya

Khusus :
1. Peserta didik dapat menafsirkan konsep
remaja dan cinta
2. Peserta didik dapat memutuskan batasan
perasaannya dalam menjalin hubungan
terhadap lawan jenis
3. Peserta didik dapat membangun hubungan
yang sehat dan tidak beresiko dengan lawan
jenis

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan
(Terlampir) kesesuaian program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur
(Terlampir) tingkat pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang
dimiliki siswa setelah menerima layanan.

Mengetahui : ………….., …………….


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN

Problematika Hubungan Remaja Antar Lawan Jenis

A. Konsep Remaja
Masa remaja (adolescence) adalah merupakan masa yang sangat penting dalam rentang
kehidupan manusia, merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju kemasa
dewasa. Ada beberapa pengertian menurut para tokoh- tokoh mengenai pengertian remaja seperti:
Elizabeth B. Hurlock Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin (adolescene), kata bendanya
adolescentia yang berarti remaja yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa‟‟ bangsa orang-
orang zaman purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode-periode
lain dalam rentang kehidupan anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan
reproduksi.
Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkannya untuk
mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang
umum dari periode perkembangan ini. Pendapat dari (World Health Organization) WHO 1974 remaja
adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda
seksualitas sampai saat ini mencapai kematangan seksualitasnya, individu mengalami perkembangan
psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa, dan terjadi peralihan dari
ketergantungan sosial yang penuh, kepada keadaan yang relative lebih mandiri. Perubahan yang
menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang
menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak- kanak digantiakan dengan hal menarik yang baru dan
lebih menantang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa
remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih
penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhungan
dengan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama,
tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.

B. Cinta pada Remaja Awal dan Akhir


Pada zaman remaja adalah puncak wujudnya perasaan cinta romantis. Remaja yang mempunyai
ciri-ciri romantis adalah remaja yang mengalami ketertarikan heteroseksual (tarikan remaja yang
berlainan kelamin) melalui pendampingan mereka dengan remaja lain. Pada akhir remaja, mereka
memilih satu lawan jenis yang paling disayangi (Yusuf, 2005).
Remaja pada usia 11 hingga 13 tahun yang dipicu oleh pubertas, remaja menjadi sangat tertarik
pada keromantisan dan hal itu mendominasi pada banyak percakapan dengan kawan sesame gender.
Perasaan tertarik pada seseorang lawan jenis akan diceritakan kepada kawan sesama gendernya. Remaja
mungkin atau tidak mungkin dapat dengan muda berintraksi dengan individu yang disukainya tersebut.
Namun ketika kencan terjadi, biasanya berlangsung dalam setting kelompok.
Pada remaja berusia 14 hingga 16 tahun terjadi dua jenis keterlibatan romantis yaitu pacaran biasa
(casual dating), pengalaman pacaran seperti ini hanya berlangsung beberapa bulan atau beberapa
minggu saja. Berikutnya yaitu pacaran secara kelompok (dating in groups), biasanya terjadi dan
mencerminkan ketertarikan pada konteks kawan sebaya.
Pada akhir masa sekolah menengah keatas pada jenjang usia 17 hingga 19 tahun, terbentuk relasi
romantis yang semakin serius. Ikatan emosi ini lebih stabil dan tahan lama disbanding ikatan
sebelumnya, dan biasanya bertahan satu tahun atau lebih (Santrock, 2000).

C. Pacaran
1. Definisi Pacaran
Menurut DeGenova & Rice (2005) pacaran adalah menjalankan suatu hubungan dimana dua
orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling mengenal satu sama
lain. Menurut Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan bersenang-senang antara pria dan wanita
yang belum menikah, dimana hal ini akan menjadi dasar utama yang dapat memberikan pengaruh
timbal balik untuk hubungan selanjutnya sebelum pernikahan di Amerika.
2. Penyebab atau Alasan Berpacaran
Menurut DeGenova & Rice (2005) ada beberapa hal yang menyebabkan individu-
individu berpacaran, antara lain:
a. Pacaran sebagai bentuk rekreasi. Satu alasan bagi pasangan untuk keluar secara sederhana
adalah untuk bersantai-santai, menikmati diri mereka sendiri dan memperoleh kesenangan.
Pacaran merupakan suatu bentuk hiburan an ini jugalah yang menjadi tujuan akhir dari
pacaran itu sendiri.
b. Pacaran memberikan pertemanan, persahabatan dan keintiman pribadi. Banyak kaum muda
yang memiliki dorongan yang kuat untuk mengembangkan kedekatan dan hubungan yang
intim melalui pacaran.
c. Pacaran adalah bentuk sosialisasi. Pacaran membantu seseorang untuk mempelajari kealian-
keahlian sosial, menambah kepercayaan diri dan ketenangan, dan mulai menjadi ahli dalam
seni berbicara, bekerjasama, dan perhatian terhadap orang lain.
d. Pacaran berkontribusi untuk pengembangan kepribadian. Salah satu cara bagi individu untuk
mengembangkan identitas diri mereka adalah melalui berhubungan dengan orang lain.
Kesuksesan seseorang dalam pengalaman berpacaran merupakan bagian dari perkembangan
kepribadian. Satu dari alasan-alasan kaum muda berpacaran adalah karena hubungan tersebut
memberi mereka keamanan dan perasaan dihargai secara pribadi.
e. Pacaran memberikan kesempatan untuk mencoba peran gender. Peran gender harus
dipraktekkan dalam situasi kehidupan nyata dengan pasangan. Banyak wanita saat ini
menyadari bahwa mereka tidak dapat menerima peran tradisionalnya yang pasif; pacaran
membantu mereka mengetahui hal ini dan belajar jenis peran apa saja yang mereka temukan
dalam hubungan yang dekat.
f. Pacaran adalah cara untuk memenuhi kebutuhan akan cinta dan kasih sayang. Kebutuhan akan
kasih sayang ini merupakan satu dari motif utama orang berpacaran.
g. Pacaran memberikan kesempatan bagi pencobaan dan kepuasan seksual. Pacaran menjadi
lebih berorientasi seksual, dengan adanya peningkatan jumlah kaum muda yang semakin
tertarik untuk melakukan hubungan intim (Michael dalam DeGenova & Rice, 2005).
h. Pacaran adalah cara untuk menyeleksi pasangan hidup. Kesesuaian dari seleksi pasangan
menganjurkan agar individu-individu yang memiliki kecocokan yang baik dalam karakteristik-
karakteristik pokok untuk dapat menikah satu sama lain karena kecocokan dapat
meningkatkan kemungkinan bahwa mereka akan mampu membentuk hubungan yang saling
memuaskan.
i. Pacaran mempersiapkan individu menuju pernikahan. Pacaran dapat mengembangkan
pemahaman yang lebih baik tentang sikap dan perilaku pasangan satu sama lain; pasangan
dapat belajar bagaimana cara mempertahankan hubungan dan bagaimana mendiskusikan dan
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi.

D. Resiko Pacaran
Pacaran memiliki berbagai resiko bagi remaja dan terlebih bagi usia sebelum remaja. Resiko yang
paling terlihat adalah remaja dapat mengalami penurunan prestasi akademik dan terlibat dalam perilaku
nakal (Berk, 2014). Lebih lanjut lagi, pacaran dapat menjadi pintu masuk pada hubungan yang lebih
dalam lagi yaitu hubungan seksual pra nikah sebagai wujud kedekatan antara dua orang yang sedang
jatuh cintai (De Guzman & Diaz, 1995).
Menurut Agoes Dariyo bahwa remaja memasuki usia subur dan produktif, artinya secra fisiologis
mereka telah mencapai kematangan organ-organ reproduksi baik remaja laki-laki maupun wanita.
Kematangan organ reproduksi tersebut, mendorong individu untuk melakukan hubungan sosial baik
dengan sesama jenis maupun dengan lawan jenis. Perilaku negatif pelajar terutama hubungannya
dengan penyimpangan seksualitas seperti seks pra-nikah, pada dasarnya belum murni tindakan diri
mereka saja (faktor internal) melainkan ada faktor pendukung atau mempengaruhi dari luar (faktor
eksternal). Faktor-faktor tersebut antara lain adalah tempat tinggal, keluarga, kawan, dan komunitas.
Menurut Sarwono, faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya perilaku seks pra-nikah terbagi
menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor yang mempengaruhi remaja melakukan perilaku seks pranikah dikalangan pelajar
secara umum adalah: a. Kurangnya informasi tentang seks yang benar dan jelas. b. Hubungan percintaan
yaitu persepsi yang salah dalam mengartikan suatu perasaan dan hubungan dalam berpacaran. c. Jauh
dari orang tua, akhirnya pelajar merasa mempunyai kelonggaran dan kebebasan dalam bertingkah laku.
d. Media masa yaitu mudahnya akses informasi dari majalah internet, dll. e. Kualitas religiusitas
(keimanan) diri pelajar itu sendiri. f. Kematangan biologis yang berkaitan dengan pengendalian dan
kontrol diri.
Dampak seks pra nikah dapat menimbulkan dampak negative pada remaja diantaranya sebagai
berikut : a. Dampak psikologis Dampak psikologis dari perilaku seksual pranikah pada remaja
diantaranya perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa; b. Dampak
Fisiologis Dampak fisiologis dari perilaku seksual pranikah tersebut diantaranya dapat menimbulkan
kehamilan tidak diinginkan dan aborsi; c. Dampak sosial Dampak sosial yang timbul akibat perilaku
seksual yang dilakukan sebelum saatnya antara lain dikucilkan, putus sekolah pada remaja perempuan
yang hamil, dan perubahan peran menjadi ibu. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela dan
menolak keadaan tersebut; d. Dampak fisik Dampak fisik lainnya sendiri menurut Sarwono adalah
berkembangnya penyakit menular seksual di kalangan remaja, dengan frekuensi penderita penyakit
menular seksual (PMS) yang
tertinggi antara usia 15-24 tahun. Infeksi penyakit menular seksual dapat menyebabkan kemandulan dan
rasa sakit kronis serta meningkatkan risiko terkena PMS dan HIV/AIDS. Bukan hanya itu saja kondisi
psikologis akibat dari perilaku seks pranikah, pada sebagian pelajar lain dampaknya bisa cukup serius,
seperti ketegangan mental dan kebingunan untuk menghadapi segala kemungkinan resiko yang akan
terjadi, perasaan seperti itu akan timbul pada diri remaja jika remaja menyesali perbuatan
yang sudah dilakukannya.
Kehamilan remaja, pengguguran kandungan (aborsi), terputusnya sekolah, perkawinan di usia
muda, perceraian, penyakit kelamin, penyalahgunaan obat merupakan akibat buruk petualangan cinta
dan seks yang salah saat remaja masih sebagai seorang pelajar. Akibatnya, masa depan mereka yang
penuh harapan hancur berantakan karena masalah cinta dan seks. Untuk itulah, pendidikan seks bagi
remaja SMP dan SMA sebaiknya diberikan agar mereka sadar bagaimana menjaga organ reproduksinya
tetap sehat dan mereka mempunyai pengetahuan tentang seks yang benar.
Resiko-resiko yang menyangkut kesehatan bagi para pelaku hubungan seksual dini meliputi
trauma seksual, meningkatnya pertumbuhan kanker servix (leher rahim), terkena penyakit menular
seksual dan juga kehamilan di usia muda.

E. Tips Membangun Hubungan Lawan Jenis Tanpa Baper


Ikatan pertemanan acap menimbulkan rasa nyaman. Sementara nyaman memang tanda huungan
itu sehat. Tapi kadang kenyamanan menjadi rancu ketika ada perasaan lain yang kamu rasakan dengan
teman yang notabene lawan jenismu. Kalau sudah begitu rasanya keputusannya cuma dua, tetap
melanjutkan pertemanan namun salah satu pihak memendam rasa atau mengutarakan perasaan dan jika
beruntung, pertemanan berlanjut ke hubungan yang lebih serius. Lantas bagaimana jika salah satu dari
kalian sedang punya pasangan? Karena itu kamu perlu tahu batas-batas pertemanan supaya tidak
memicu masalah. Berikut tips yang dpat diperhatikan dalam pertemanan lawan jenis agar tidak baper.
1. Demi mengontrol perasaan, komunikas 24 jam sah saja, tapi baiknya kamu tetap punya ruang
untuk berhubungan teman lainnya.
Untukmu, baik yang sudah punya pacar atau belum, sejatinya menjaga hubungan dengan teman itu
penting dan jangan terlalu pemilih. Sebagaimana fungsi teman yang sewaktu-waktu bisa menolong
di kala kamu mendapat kesulitan. Namun yang mesti diperhatikan adalah tentang bagaimana porsi
kamu berhubungan dengannya. Baiknya nggak terus-terusan. Berikan kesempatan untukmu
menjalin hubungan dengan orang lain. Berhubungan dekat dengan sahabat acap membuat perasaan
kita rancu, kadang justru malah jadi cinta.
2. Sama-sama nyaman, tapi yang disertai cinta biasanya ada perasaan canggung bila di dekatnya.
Karena itu sadari sedari sekarang.
Memiliki perasaan nyaman kepada teman dengan kepada seseorang yang kita cintai berbeda.
Memang sih sama-sama nyaman, tapi jelas ada perbedaan terkait mana nyaman biasa dengan yang
spesial. Kalau nyaman spesial biasanya ketika kita berada di dekat seseorang yang kita cintai ada
perasaan deg-degan, perasaan canggung dan jaim ketika sedang bersama dia. Ketika itu tumbuh
kamu harus segera menyadarinya, jangan sampai salah langkah karena hubungan pertemananmu
taruhannya.
3. Jangan sering meminta bantuan kepadanya, bukan soal kemandirian tapi biar kamu tak
ketergantungan.
Sebagai makhluk sosial kamu memang membutuhkan kehadiran orang lain, terlebih saat dirimu
sedang kesulitan. Tapi setidaknya kamu tahu batasan untuk meminta tolong kepada teman dekatmu
ini. Bukan karena kekhawatiran akan merepotkan dirinya atau kemandirianmu yang dipertanyakan
lagi kualitasnya. Tapi biar kamu tak lantas terlalu bergantung dengan sosoknya. Karena
ketergantungan pun bisa jadi awal rasa-rasa lain datang menyergap hatimu ini.
4. Tak perlu berharap lebih sebab perasaanmu sendiri yang akan merugi
Kamu ataupun dia memang tak pernah tahu soal jodoh di masa depan. Bisa saja beberapa tahun ke
depan ternyata kalian berdua melangkah ke pelaminan. Tapi bisa saja kalian berpisah di tengah
jalan, saat kamu dan dia fokus dengan pasangan masing-masing. Jadi sebelum ada rambu yang
jelas soal perasaannya ke kamu yang lebih dari teman dekat, sudah seharusnya dirimu tak perlu
berharap lebih. Ingat perasaanmu yang terlalu di sayangkan kalau harus terluka karena harapanmu
sendiri.
5. Dekat boleh, tapi untuk terlalu mesra dengannya tolong dipikirkan ulang, jangan sampai kamu
terjebak dalam status yang abu-abu.
Karena di luar sana ada banyak teman yang ternyata kelewat mesra, kamu sudah seharusnya
memikirkan dengan bijak fenomena ini. Jangan sampai i tu terjadi kepadamu. Bukan soal khawatir
dimanfaatkan olehnya. Tapi ini soal harga dirimu, kalau memang dia teman yang baik, sudah
seharusnya tak memanfaatkan keadaan. Sementara status pertemanan yang abu-abu pun hanya akan
membuat rugi perlahan.
6. Kalau sama-sama jomblo baper sebenarnya tidak masalah. Asal kamu dan dia tahu langkah apa
yang harus ditempuh
Sejatinya nggak ada masalah sih saat kamu jatuh cinta dengan sahabatmu sendiri. Semua sah-sah
saja selama kamu dan dia dalam posisi sama-sama sendiri. Yang jelas sebelum memutuskan untuk
berpacaran, ada baiknya kamu memikirkan konsekuensi yang mesti kamu terima saat memutuskan
untuk bersama. Ketika kamu sudah tahu baik dan buruknya, lakukan saja. Dan yang paling penting,
jangan sampai hubungan pertemanan yang telah dibangun sebelumnya rusak seiring dengan
retaknya hubungan cintamu.

Daftar Pustaka
Rahmat Hidayat, Dede. (2011). Psikologi Kepribadian dalam Konseling. Bogor: Galia Indonesia
De Guzman, E.A, & Diaz, G.S. (1995). Dating Open Doors for Intimate Behaviour Among Youth. Young
Adult Fertility and Sexuality Study II,29.
Knight, J.F. (2004). So you’re a teenager. Bandung: Indonesia Publishing House.
LAMPIRAN 2. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL

INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
Tentukan bagaimana perasaan Kamu terhadap orang tersebut, dan perasaan apa yang dia miliki
untuk Kamu. Jujurlah dengan diri sendiri.
1. Apakah Kamu mendapati diri sendiri pernah berkhayal seperti apa rasanya menjalin hubungan
dengannya ?

2. Jika Kamu tidak terikat hubungan tertentu, sementara dia juga jomblo, atau jika tidak ada hambatan
apapun, apakah Kamu akan tertarik secara romantis terhadapnya ?

3. Apakah Kamu merasa dia memiliki perasaan tertentu terhadap Kamu ? Ingatlah bahwa tindakan bisa
mengungkapkan lebih banyak hal dibandingkan kata-kata. Percayalah pada insting Kamu.

4. Apakah Kamu benar-benar percaya bahwa dia lebih cocok menjadi teman dibanding
sebagai pasangan romantis? Mengapa? Jawaban Kamu atas pertanyaan ini akan sangat menentukan
dan dapat membantu mempertahankan persahabatan tetap bersifat platonik ketika atau jika batasan
yang telah ditetapkan sebelumnya menjadi tidak jelas.

B. SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE)


Berilah tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan berilah
tanda cek (V) pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda!

TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang Problematika
1.
Hubungan Remaja Antar Lawan Jenis
Setelah menerima materi layanan BK tentang Problematika Hubungan
2. Remaja Antar Lawan Jenis timbul kesadaran saya untuk mengatahui
perasaan saya terhadap teman lawan jenis saya

Setelah menerima materi layanan BK tentang Problematika Hubungan


Remaja Antar Lawan Jenis saya menyadari batasan apa saja yang harus
3.
saya lakukan ketika menjalin
hubungan dengan lawan jenis
Materi layanan BK tentang Problematika Hubungan Remaja Antar
Lawan Jenis menyadarkan saya akan pentingnya pentingnya memahami
4.
perasaan sendiri terhadap lawan jenis agar tidak bimbang
A. Asesmen Kebutuhan F. Pelaksanaan
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA 1. Pendahuluan : 5 Menit
- Guru BK/Konselor membuka dengan
B. Identitas Layanan Komponen :
salam dan berdoa
Layanan Dasar Bidang :
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Sosial
serta menanyakan kesiapan peserta didik
Fungsi : Pemahaman
Topik : Sikap empati terhadap 2. Tahap Inti : 30 Menit
teman - Guru BK menampilkan dan menjelaskan
Sasaran : Kelas 10 materi berupa PPT dan video
- Mengajak peserta didik untuk berdiskusi
C. Materi, Metode Media mengenai materi
Materi : Belajar berempati Yuk! - Meminta peserta didik memilih satu
(Terlampir) teman untuk bercerita
Metode : Diskusi - Menginstruksikan kepada setiap
Media : LCD, Laptop dan Video pasangan untuk menceritakan masalah
Video : shorturl.at/wEY05 yang sedang dihadapi secara bergantian
- Disaat mendengarkan cerita
D. Alokasi Waktu pasangannya peserta didik diminta
1 x 45 Menit untuk berlatih cara untuk berempati
- Setelah itu, peserta didik dimintai
E. Tujuan Kegiatan pendapatnya apakah bisa berempati atau
Umum : menjalin pertemanan yang lebih baik tidak. Sulit atau tidak
dengan teman sebaya
3. Tahap Penutup : 10 Menit
Khusus : - Guru BK memberikan penguatan
1. Peserta didik dapat menjelaskan sikap empati - Membagikan lembar evaluasi
terhadap teman
2. Peserta didik dapat membedakan sikap empati
dan simpati terhadap teman
3. Peseta didik dapat menerapkan sikap empati
dalam pergaulan di kehidupan sehari-hari

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai
sikap/perasaan yang dimiliki siswa setelah menerima layanan.

Mengetahui : ………….., …………….


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN

CARA MENUNJUKKAN EMPATI


Kemampuan menunjukkan empati merupakan salah satu keterampilan utama yang bisa dipelajari. Dalam
situasi kehidupan saat ini yang suka mencari-cari kesalahan sehingga menyulut amarah dan rasa takut
banyak orang, empati bisa menjadi air sejuk yang memadamkan api kemarahan dan ketakutan. Dengan
berempati, kehidupan seseorang, termasuk kehidupan Anda sendiri, akan menjadi lebih bahagia dan lebih
sejahtera. Berempati artinya menempatkan diri kita di posisi orang lain sambil berusaha memahami masalah
yang ia hadapi, merasakan apa yang ia alami, dan membantu mengatasi masalah.

1. Belajarlah mendengarkan orang lain.


Mendengar adalah cara yang baik untuk menunjukkan empati kepada orang lain. Anda harus
punya tujuan tertentu agar bisa mendengarkan seseorang secara aktif. Jangan meremehkan orang lain
dengan sibuk mengutak-atik ponsel atau memikirkan ingin makan apa malam ini, tetapi berusahalah
mendengarkan dengan sepenuh hati apa yang sedang ia ceritakan kepada Anda.

 Jika perhatian Anda teralihkan saat mendengarkan karena muncul pikiran tentang makan malam atau
apa yang ingin Anda katakan, kembalikan lagi perhatian Anda pada pembicaraan yang sedang
berlangsung dengan mengatakan, “Barusan
saya terpikir tentang (apa yang baru saja ia ceritakan) . Kalau tidak
keberatan, tolong jelaskan sekali lagi agar saya lebih mengerti persoalan yang
sebenarnya”.
 Cobalah melakukan kontak mata dengan orang yang sedang berbicara, tetapi jangan terus
menatapnya dan duduklah saling berhadapan. Jangan sering-sering melihat ke tempat lain sebab akan
terlihat bahwa Anda mengabaikannya dan menganggap remeh apa yang ia katakan.
 Ada tiga hal yang harus Anda lakukan agar bisa mendengarkan orang lain secara aktif. Pertama,
tunjukkan bahwa Anda mengerti ucapannya dengan mengulangi apa yang baru saja ia ceritakan
menggunakan kata-kata Anda sendiri. Kemampuan memahami ucapan orang lain merupakan
keterampilan mendengar secara umum. Kedua, tunjukkan reaksi emosional Anda. Kemampuan ini
adalah salah satu aspek penting dalam berempati sebab dengan menunjukkan emosi, Anda bisa
membantu orang lain sehingga ia lebih memahami dan lebih mampu mengendalikan emosinya
sendiri. Kita juga membutuhkan empati dari orang lain dengan alasan yang sama. Reaksi emosional
orang lain akan membantu kita mengendalikan emosi dan memahami perasaan kita sendiri. Ketiga,
kenali bagaimana respons Anda memengaruhi sikap Anda sendiri. Menunjukkan sikap adalah aspek
penting lainnya dalam berempati sebab sikap Anda bisa menunjukkan bahwa Anda mengerti apa
yang ia rasakan dan membantunya menentukan sikap.

2. Bersikap membuka diri.


Anda akan sulit terhubung dengan orang lain hanya dengan mendengar. Membuka diri secara
emosional adalah hal yang sangat sulit dilakukan dan
membutuhkan keberanian, tetapi inilah cara terbaik agar Anda berdua menjadi lebih dekat satu sama lain.

 Empati adalah komunikasi dua arah yang terjalin dengan saling mengungkapkan kesedihan dan
emosi. Agar bisa berempati dengan baik, ceritakan juga apa yang Anda alami saat ia menceritakan
pengalamannya.
 Meski demikian, jangan menceritakan kisah hidup Anda kepada setiap orang. Tentukan siapa yang
akan mendengarkan cerita Anda. Tetapi, agar bisa berempati, Anda harus siap membuka diri di
setiap kesempatan, terutama kepada orang-orang yang tidak Anda sukai.
 Setelah menentukan ingin membuka diri kepada siapa, coba ikuti cara ini: alih-alih mengandalkan
pikiran dan perasaan dalam percakapan, berusahalah mengungkapkan perasaan Anda tentang topik
tertentu. Mulailah kalimat Anda dengan kata “Saya” atau kata ganti orang pertama. Contohnya,
“Saya senang sekali kita bisa pergi bersama hari ini”. Namun, jangan menjawab pertanyaan dengan
“Saya tahu”, apalagi saat menjawab pertanyaan pribadi. Berikan jawaban yang benar-benar
mengungkapkan perasaan Anda.

3. Berikan afeksi secara fisik.


Jangan gunakan cara ini untuk setiap orang. Selain itu, Anda juga harus bertanya dahulu jika
ingin memberikan afeksi fisik untuk memastikan bahwa perlakuan Anda bisa diterima (walaupun Anda
sudah mengenal orang ini). Menunjukkan afeksi fisik bisa meningkatkan kadar hormon oksitosin dan
memperbaiki perasaan Anda berdua

 Jika Anda sudah mengenal orang ini dengan baik, peluklah, rangkullah pundaknya, atau sentuhlah
tangannya. Cara ini bukan hanya menunjukkan bahwa Anda benar-benar memperhatikannya, tetapi
bisa membangun keterhubungan di antara Anda berdua.
 Hormon oksitosin terbukti sangat membantu kita memahami emosi orang lain. Jadi, pelukan yang
sesuai dengan konteks hubungan bisa meningkatkan kecerdasan emosi Anda berdua.

4. Fokuskan perhatian pada kondisi di sekitar Anda.


Perhatikan keadaan yang sedang terjadi termasuk perasaan, ekspresi, dan tindakan orang-orang
di sekeliling Anda. Pikirkan juga apa yang mungkin dirasakan oleh orang-orang yang Anda ajak
berinteraksi.

 Perhatikan semua yang ada di sekitar Anda secara mendetail. Amati setiap bunyi, bau, dan apa
yang Anda lihat, lalu ingatlah dengan penuh kesadaran. Banyak orang yang melakukan berbagai
hal tanpa mereka sadari. Coba pikirkan contoh ini, berapa kali Anda berjalan atau mengemudi ke
suatu tempat, tetapi tidak ingat lagi kalau Anda pernah pergi dari A menuju B. Jadi, berusahalah
mengenali situasi di sekitar Anda dengan penuh kesadaran.
 Riset membuktikan bahwa kebiasaan memperhatikan keadaan dan orang-orang di sekitar dengan
penuh kesadaran membuat Anda lebih mampu berempati dan membantu orang lain yang
membutuhkan.
5. Jangan menilai.
Sikap ini sangat diperlukan jika Anda ingin berempati dan memperhatikan dengan penuh
kesadaran. Menahan diri agar tidak menilai bukanlah hal yang mudah, apalagi di saat Anda baru
pertama kali bertemu atau berinteraksi dengan seseorang. Meski demikian, Anda harus bisa bersikap
seperti ini agar mampu berempati.

 Berusahalah agar Anda bisa lebih mengerti cara pandang seseorang tanpa langsung menilainya
sebagai buruk atau baik. Dengan tidak terburu-buru menilai, Anda memiliki kesempatan untuk
memahami orang lain secara lebih mendalam. Memilih bersikap seperti ini bukan berarti
mengatakan bahwa orang yang berinteraksi dengan Anda selalu benar atau baik, tetapi Anda akan
lebih mampu berempati dengan mendalami cara pandangnya.
 Akan tetapi, dengan bersikap seperti ini bukan berarti bahwa Anda harus berdiam diri dan tidak
bilang apa-apa jika seseorang berperilaku tercela (berbicara tentang perbedaan ras, gender, atau
suka merundung). Menyatakan pendirian adalah tindakan seseorang yang berani dan mampu
mengasihi.
 Kebiasaan langsung menilai orang lain adalah sifat yang manusiawi. Kemampuan yang turun-
temurun ini kita kembangkan untuk mengenali adanya potensi bahaya dari orang-orang atau situasi
tertentu. Akan tetapi, kebiasaan yang sudah tertanam ini sangat sulit diatasi.
 Ketika Anda sadar sedang menilai orang lain, cobalah mengatasi kebiasaan ini dengan cara: 1)
Berusaha memahami orang lain untuk mencari cara berempati yang sesuai dengan masalah yang
sedang ia hadapi. 2) Cari tahu apakah orang ini memiliki kesamaan dengan Anda (biasanya kita
tidak suka menilai orang yang memiliki kesamaan universal dengan kita). 3) Ajukan pertanyaan
agar Anda bisa lebih mengenal orang lain melalui kisahnya yang unik

Daftar Pustaka
Tasha Rube, LMSW. (2014). Cara Menunjukkan Empati. id.wikihow.com.
https://id.wikihow.com/Menunjukkan-Empati. (Diakses pada 1 April 2020).
LAMPIRAN 2. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL

INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)

1. Tuliskan pengertian dari empati ?

2. Tuliskan pentingnya memiliki rasa empati dengan teman ?

3. Tuliskan perbedaan empati dan simpati ?

4. Tuliskan bagaimana cara menerapkan sikap empati di kehidupan sehari-hari ?

B. SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE) (ubahlah sesuai topik dan materi) Berilah


tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan berilah tanda cek (V)
pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda!

TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang
1. “Sikap Empati terhadap Teman”
Setelah menerima materi layanan BK tentang “Sikap Empati terhadap
2. Teman”, timbul kesadaran saya untuk menunjukkan sikap empati
terhadap teman
Setelah menerima materi layanan BK tentang “Sikap Empati terhadap
3. Teman”, timbul kesadaran saya untuk menolong
sesama
Materi layanan BK tentang “Sikap Empati terhadap Teman”,
4. menyadarkan saya akan pentingnya sikap empati
terhadap teman di kehidupan sehari-hari
A. Asesmen Kebutuhan Khusus :
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA 1. Peserta didik dapat menjelaskan etika
pergaulan dan bentuk – bentuk pergaulan
B. Identitas Layanan Komponen :
remaja
Layanan Dasar Bidang :
2. Peserta didiki dapat memformulasikan kiat
Sosial
mengatasi canggung bergaul dengan lawan
Fungsi : Pemahaman dan
jenis
Pemeliharaan
Topik : Sukses Bergaul dengan F. Pelaksanaan
Teman Sebaya 1. Pendahuluan : 5 Menit
Sasaran : Kelas 10 - Guru BK/Konselor membuka dengan
salam dan berdoa.
C. Materi, Metode Media - Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Materi : Kiat mengatasi canggung serta menanyakan kesiapan peserta didik.
bergaul dengan lawan jenis
(Terlampir) 2. Tahap Inti : 30 Menit
Metode : Curah Pendapat, Ceramah - Menayangkan materi berupa video
dan Sosiodarama (Terlampir) dan PPT.
Media : LCD, Laptop dan Speaker
- Membagi peserta didik menjadi 6
Video 1 : shorturl.at/s1379
kelompok
- Memberikan dan menjelaskan penugasan
D. Alokasi Waktu
1 x 45 Menit sosiodrama yang diberikan
- Memantau peserta didik dalam
E. Tujuan Kegiatan pembuatan naskah.
Umum : mempelajari hubungan antar teman
sebaya dalam perannya sebagai pria dan wanita 3. Tahap Penutup : 10 Menit
sehingga dapat bergaul secara efektif - Guru BK memberikan penguatan atau
merencanakan tindak lanjut.
- Membagikan lembar evaluasi hasil

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang dimiliki
siswa setelah menerima layanan.

Mengetahui : ………….., …………….


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... ........................................
A. Asesmen Kebutuhan F. Pelaksanaan
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA 1. Pendahuluan : 5 Menit
- Guru BK/Konselor membuka dengan
B. Identitas Layanan Komponen :
salam dan berdoa.
Layanan Dasar Bidang :
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Sosial
serta menanyakan kesiapan peserta didik.
Fungsi : Pemahaman dan
Pemeliharaan
2. Tahap Inti : 30 Menit
Topik : Sukses Bergaul dengan
- Memandu penayangan hasil karya
Teman Sebaya
video kelompok
Sasaran : Kelas 10 - Meminta tiap kelompok
menampilkan rekaman video
C. Materi, Metode Media sosiodrama yang telah dibuat
Materi : Kiat mengatasi canggung - Setiap kelompok memberi tanggapan
bergaul dengan lawan jenis hasil karya dari kelompok lain.dan
(Terlampir) memberikan penilaian sebaya terhadap
Metode : Sosiodarama karya yang ditampilkan
Media : LCD, Laptop dan Speaker
3. Tahap Penutup : 10 Menit
D. Alokasi Waktu - Guru BK memberikan penguatan atau
1 x 45 Menit merencanakan tindak lanjut.
- Membagikan lembar evaluasi hasil
E. Tujuan Kegiatan
Umum : mempelajari kematangan dalam
hubungan antar teman sebaya dalam perannya
sebagai pria dan wanita sehingga dapat bergaul
secara efektif

Khusus :
1. Peserta didik dapat menjelaskan etika
pergaulan dan bentuk – bentuk pergaulan
remaja
2. Peserta didiki dapat memformulasikan kiat
mengatasi canggung bergaul dengan lawan
jenis

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai
sikap/perasaan yang dimiliki siswa setelah menerima layanan.

Mengetahui : ………….., …………….


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN

SUKSES BERGAUL DENGAN TEMAN SEBAYA


Oleh : Uripah Nurfatimah, S.Pd

A. Etika Pergaulan
Etika pergaulan yaitu sopan santun / tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan
keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum
dan lain-lain. Etika adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan
antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan.

B. Bentuk Pergaulan Remaja


Remaja diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa
yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional (Santrock, 2007). Pergaulan remaja
adalah kontak sosial di antara remaja, atau dalam kelompok sebaya (peer group). Kelompok sebaya ini,
di samping dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan remaja sebagai anggota
kelompok tersebut, juga menimbulkan pengaruh yang negatif. Pengaruh negatif itu maksudnya, bahwa
kelompok teman sebaya itu bisa menjadi racun bagi perkembangan remaja yaitu apabila pola perilaku
para anggotanya tidak dilandasi moral, atau melecehkan norma agama.
Dilihat dari kajian psikologis, pergaulan itu dipandang sebagai wahana untuk mewujudkan atau
memenuhi kebutuhan insani (manusia), yaitu kebutuhan sosial, seperti :
a. Kebutuhan akan pengakuan sosial (need for affiliation)
b. Kebutuhan akan keterikatan (persaudaraan) dan cinta kasih (belongingness and love needs)
c. Kebutuhan akan rasa aman, perlindungan (safety needs)
d. Kebutuhan akan kebebasan (independence)
e. Kebutuhan akan harga diri, hasrat untuk dihargai orang lain (self-esteem needs)

Bentuk pergaulan remaja dapat berupa :


a. Pergaulan Persahabatan
Pergaulan ini sifat hubungannya untuk berteman yang didasari adanya kesamaan di antara mereka,
seperti : kesamaan sekolah, agama, hobi, tempat tinggal, pekerjaan, dan latar belakang status sosial
ekonomi.
b. Pergaulan Percintaan
Masa remaja ditandai dengan mulai matangnya (terjadi perubahan fungsional) organ-organ
reproduksi dan postur tubuh. Perubahan-perubahan itu dapat menimbulkan hasrat libido pada lawan
jenisnya. Pada masa ini, remaja hidupnya makin romantis, senang berhias diri, menyusun atau
mengarang puisi-puisi cinta, dan senang membaca novel-novel percintaan. Remaja mulai berminat,
atau menaruh perhatian yang lebih dalam untuk bergaul lebih akrab dengan lawan jenisnya.
Keinginan remaja untuk menjalin cinta kasih dengan lawan jenisnya, merupakan fitrah manusiawi
yang tidak mungkin dihilangkan atau dihalang-
halangi. Persoalannya adalah bagaimana agar dalam menyalurkan fitrah cinta kasihnya itu tidak
melanggar norma agama atau adat istiadat.

C. Etika Pergaulan Teman Sebaya


Ada beberapa strategi yang perlu dikembangkan dalam bergaul (Santrock, 2017) yaitu :
a. Menciptakan interaksi sosial yang baik dari mulai menanyakan nama, usia, dan aktivitas favorit.
b. Bersikap menyenangkan, baik dan penuh perhatian.
c. Tingkah laku yang prososial seperti jujur, murah hati dan mau bekerja sama.
d. Menghargai diri sendiri dan orang lain.
e. Menyediakan dukungan sosial seperti memberikan pertolongan, nasihat, duduk berdekatan,

Sementara itu, hal yang dapat kita lakukan dalam membina hubungan pergaulan yang baik dengan
teman sebaya, antara lain:
a. Tidak bercanda keterlaluan.
Hal ini banyak terjadi di pergaulan sesama teman sebaya padahal dapat menjadi sebuah masalah
apabila sudah diluar batas. Saling jaga perasaan satu sama lain demi terjaganya hubungan baik.
b. Saling menghargai
Menghargai orang lain bukanlah sebuah hal yang sulit untuk dilakukan, tetapi bisa dimulai dari hal
yang sederhana. Seperti menghargai pendapat orang lain. Jika kita tidak menghargai orang lain,
maka orang lain pun belum tentu akan menghargai kita.
c. Saling menghormati
Ciptakanlah suasana saling menghormati satu sama lain.
d. Berikan pujian
Berilah pujian pada teman apabila terjadi hal yang positif pada dirinya. Pemberian pujian akan
memberikan pengaruh positif bagi teman kita, meskipun pujian yang diberikan itu dalam bentuk
sekecil apapun.
e. Berikan motivasi
Jika teman kita sedang berada pada keadaan seperti kehilangan semangat, malas, atau tidak
bergairah, berilah motivasi (dorongan), sehingga teman kita tadi akan tumbuh kembali rasa percaya
dirinya.
f. Saling bersikap pengertian
Sikap pengertian atau mencoba merasakan apa yang orang lain rasakan tentunya akan berdampak
positif bagi sebuah hubungan karena adanya perasaan “satu rasa” satu sama lain.
g. Jangan pernah mengkhianati kepercayaan sahabat kita.

D. Kiat mengatasi canggung bergaul dengan lawan jenis


Membuka pembicaraan dengan sesama jenis memang mudah, tetapi bagaimana jika dengan
lawan jenis? Seringkali rasa gerogi atau canggung timbul saat kita berbicara dengan lawan jenis. Rasa
gerogi itu akan muncul tanpa kita sadari. Padahal interaksi tersebut sangat diperlukan seperti saat
mengerjakan tugas kelompok bersama. Sebenarnya tidak ada yang perlu kita takuti/khawatirkan,
karena pada dasarnya dia juga sama seperti kita. Pada saat kita berkenalan jadikan perkenalan
seakrab-akrabnya dengan lawan jenis agar dapat menjadi sebuah momen yang membuat kita merasa
nyaman.
Adapun kiat mengatasi canggung ketika bergaul dengan lawan jenis antara lain :
a. Jangan ragu untuk memulai percakapan
Latihlah diri sendiri untuk memulai berkomunikasi, jika sudah sering dilakukan perasaan
canggung pun akan hilang.
b. Awali dengan tersenyum
Dengan senyuman dan wajah yang ramah, orang lain akan membuka dirinya untuk berkomunikasi
dengan kita.
c. Hilangkan rasa takut atau malu
Cobalah berbicara dengan perasaan santai dan nyaman.
d. Gunakan pakaian yang nyaman
Dengan pakaian yang nyaman, kita akan merasa lebih percaya diri berkomunikasi dengan orang
lain.
e. Memberi kesempatan untuk saling bicara
Percakapan tidak boleh dikuasai atau diambil alih oleh salah satu pihak tetapi lakukanlah secara
dua arah.
f. Menjadi pendengar yang baik
Mendengar atau menyimak merupakan kunci penting dalam berkomunikasi. Saat lawan bicara
sedang menceritakan pendapat atau pengalamannya, cobalah untuk menjadi pendengar yang baik.
g. Terus lakukan dan berlatih

Daftar Pustaka :
Lee, P. 2010. Friendships after break-ups: Relational maintenance strategies in cross-gender post-dating
relationships in Taiwan. Taiwan : Intercultural Communication Studies
Santrock, John W. 2007. Perkembangan Remaja.Jakarta : Erlangga
LAMPIRAN 2. LEMBAR PENUGASAN

Sosiodrama
Petunjuk :
1. Susunlah sebuah naskah sosiodrama yang berdurasi 5 – 7 menit dan menampilkan sikap atau etika
pergaulan dalam sehari-hari.
2. Setalah naskah sudah siap, lakukan proses perekaman video sosiodrama sekreatif mungkin dengan latar
yang sesuai.
3. Edit video dengan memberikan teks berupa keterangan dari sikap yang ditampilkan.
4. Adegan yang ditampilkan boleh bersifat positif atau negative, yang penting penjelasan yang ditampilkan
di adegan dalam video tersebut sudah sesuai.
5. Siapkan penampilan video mu saat pertemuan berikutnya, kemudian siapkan lembar berikut untuk
menilai hasil karya teman dari kelompok yang lain.

Format Penilaian Sosiodrama oleh Teman Sebaya


Nama Kelompok : ……………….
Nama Anggota Kelompok : ………………

No. Kelompok Sikap/ Etika Kesesuaian Tampilan


yang dinilai pergaulan adegan keseluruhan
yang muncul dengan teks video
dalam video penjelasan sosiodrama
(75 – 100) yang tampil (75 – 100)
(75 – 100)
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL

INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Berikut ini yang dimaksud dengan etika pergaulan ialah ….
a. Norma, adat, kebiasaan, dan tradisi dalam pergaulan
b. Tata karma dalam pergaulan
c. Kewajiban dalam pergaulan menurut agama
d. Hal yang sebaiknya tidak dilakukan dalam pergaulan
2. Hal yang tidak boleh dilakukan untuk menjaga hubungan baik dengan teman ialah
a. Saling pengertian c. Mendominasi teman yang akrab
b. Memberi motivasi satu sama lain d. Memberi pujian
3. Apakah melakukan becanda yang berlebihan boleh dilakukan pada seseorang
yang sudah sangat akrab dengan diri kita? ….
a. Ya b. Tidak
4. Yang bukan merupakan strategi yang perlu dikembangkan dalam bergaul ialah ?
a. Bersikap menyenangkan, baik dan penuh perhatian.
b. Tingkah laku yang prososial seperti jujur, murah hati dan mau bekerja sama.
c. Tetap menjadi diri sendiri meskipun membuat banyak teman merasa tidak nyaman
d. Menghargai diri sendiri dan orang lain.

B. SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE)


Berilah tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan berilah
tanda cek (V) pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda!
TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang Sukses
1. bergaul dengan teman sebaya
Setelah menerima materi layanan BK tentang Sukses bergaul dengan
2. teman sebaya, timbul kesadaran saya
untuk melakukan etika pergaulan dengan teman sebaya
Setelah menerima materi layanan BK tentang Sukses bergaul dengan
teman sebaya ,saya mengetahui besarnya pengaruh menerapkan etika
3. pergaulan dengan teman
sebaya
Materi layanan BK tentang Menggapai Impian,
4. memberikan saya kesadaran bahwa penting menerapkan etika pergaulan
dengan teman sebaya
A. Asesmen Kebutuhan F. Pelaksanaan
Alat Ungkap Masalah Umum SMA/K 1. Pendahuluan : 5 Menit
- Guru BK membuka dengan salam dan
B. Identitas Layanan Komponen :
berdoa.
Layanan Dasar Bidang :
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Sosial
serta menanyakan kesiapan peserta didik.
Fungsi : Pemahaman
Topik : Berkomunikasi dengan 2. Tahap Inti : 35 Menit
teman sebaya - Memberikan materi berupa PPT dan
Sasaran : Kelas 10 dan 11 Video (Terlampir)
- Meminta peserta didik
C. Materi, Metode Media berkelompok dan mendiskusikan materi
Materi : Etika pergaulan dengan yang telah disampaikan dengan teman
teman sebaya (Terlampir) sebelahnya.
Metode : Cinema Therapy, dan Diskusi - Meminta peserta didik untuk
Media : Proyektor, powerpoint, mengungkapkan pendapat hasil diskusi
Laptop, dan Speaker Aktif - Membuka sesi tanya jawab mengenai
Video : shorturl.at/moGH9 materi

3. Tahap Penutup : 5 Menit


D. Alokasi Waktu
- Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan
1 x 45 Menit
dari pertemuan hari ini
E. Tujuan Kegiatan - Untuk menghargai semua proses belajar
Umum : mempelajari cara-cara membina kerja tadi, rayakanlah dengan meminta setiap
sama dan toleransi dalam pergaulan dengan teman peserta didik untuk menyalami orang
sebaya yang ada di kanan dan kiri sambil
mengatakan, “saya bangga dengan
Khusus : kelebihan kamu”.
1. Peserta didik dapat menghargai nilai- nilai - Guru BK menutup kegiatan layanan
kerja sama dan toleransi sebagai dasar untuk dengan mengajak peserta didik
menjalin persahabatan dengan teman sebaya bersyukur/berdoa, mengakhiri
2. Peserta didik dapat mempererat jalinan dengan salam dan tepuk tangan yang
persahabatan yang lebih akrab dengan meriah.
memperhatikan norma yang berlaku

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan Peserta didik lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman Peserta didik dan memberikan pernyataan
mengenai sikap/perasaan yang dimiliki Peserta didik setelah menerima layanan.

Mengetahui : ………….., …………….


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN

ETIKA PERGAULAN DENGAN TEMAN SEBAYA


--------------------------------------------------------------------------------------------------
Masalah pergaulan remaja dewasa ini sering menjadi topik pembicaraan, dan sekaligus menjadi
sumber kerisauan, atau keprihatinan para orang tua, pendidik, dan semua pihak yang mempunyai kepedulian
terhadap nasib masa depan generasi muda.
Munculnya keprihatinan itu, memang cukup beralasan, mengingat masih ada pergaulan remaja itu
yang berdampak negatif baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain (terutama orang tuanya). Pergaulan
yang berdampak negatif ini, disebabkan oleh faktor kelompok remaja itu sendiri yang kurang
memperhatikan norma, baik agama maupun adat istiadat. Apabila kelompok pergaulan itu berkembang
sesuai dengan norma, tidak menyimpang dari agama, atau perundang-undangan, maka sangatlah baik bagi
perkembangan anggota kelompok tersebut.
Dilihat dari kajian psikologis, pergaulan itu dipandang sebagai wahana untuk mewujudkan atau memenuhi
kebutuhan insani (manusia), yaitu kebutuhan sosial, seperti:
1. Kebutuhan akan pengakuan sosial (need for affiliation)
2. Kebutuhan akan keterikatan (persaudaraan) dan cinta kasih (belongingness and love needs)
3. Kebutuhan akan rasa aman, perlindungan (safety needs)
4. Kebutuhan akan kebebasan (independence)
5. Kebutuhan akan harga diri, hasrat untuk dihargai orang lain (self-esteem needs)

Pergaulan remaja adalah kontak sosial di antara remaja, atau dalam kelompok sebaya (peer group).
Kelompok sebaya ini, di samping dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan remaja
sebagai anggota kelompok tersebut, juga menimbulkan pengaruh yang negatif. Pengaruh negatif itu
maksudnya, bahwa kelompok teman sebaya itu bisa menjadi racun bagi perkembangan remaja yaitu apabila
pola perilaku para anggotanya tidak dilandasi moral, atau melecehkan norma agama, seperti: meminum
minuman keras, kecanduan obat-obat terlarang (drug addiction), kriminalitas, sadisme, pacaran bebas (free
love), dan bahkan free sex (samen leven atau kumpul kerbau).
Peristiwa demi peritiwa yang berkaitan dengan masalah di atas, makin sering muncul kepermukaan,
baik diketahui berdasarkan pengamatan langsung maupun informasi dari media massa. Dilihat dari
kecenderungannya tampak semakin mengkhawatirkan.
Munculnya peristiwa di atas, merupakan sisi gelap dari kondisi kehidupan modern yang kurang
memedulikan nilai-nilai moral. Banyak manusia sudah terbius dengan kesenangan hidup duniawi dengan
melecehkan (merendahkan) nilai hidup ukhrawi.
Bagi Anda, yang sekarang berada dalam masa remaja, masalah di atas perlu menjadi perhatian atau
perenungan, agar tidak teracuni oleh pola-pola perilaku teman sebaya yang tidak berpegang pada nilai moral.
Untuk memahami labih lanjut, tentang bagaimana bentuk pergaulan remaja, yang mungkin juga
sedang anda alami sekarang, adalah sebagai berikut :
1. Pergaulan Persahabatan
Pergaulan ini sifat hubungannya hanya sebatas berteman yang didasari adanya kesamaan di
antara mereka, seperti : kesamaan sekolah, agama, hobi, tempat tinggal, pekerjaan, dan latar belakang
status sosial ekonomi.
2. Pergaulan Percintaan
Masa remaja ditandai dengan mulai matangnya (terjadi perubahan fungsional) organ-organ
reproduksi dan postur tubuh. Perubahan-perubahan itu dapat menimbulkan hasrat libido pada lawan
jenisnya. Pada masa ini, remaja hidupnya makin romantis, senang berhias diri, menyusun atau
mengarang puisi-puisi cinta, dan senang membaca novel-novel percintaan. Remaja mulai berminat, atau
menaruh perhatian yang lebih dalam untuk bergaul lebih akrab dengan lawan jenisnya.
Keinginan remaja untuk menjalin cinta kasih dengan lawan jenisnya, merupakan fitrah
manusiawi yang tidak mungkin dihilangkan atau dihalang-halangi. Persoalannya adalah bagaimana agar
dalam menyalurkan fitrah cinta kasihnya itu tidak melanggar norma agama atau adat istiadat.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka bagi Anda sebagai remaja yang mempunyai keinginan
untuk menjadi generasi yang memiliki kualitas pribadi yang mantap, cerdas, terampil, dan bermoral,
maka dalam pergaulan berteman atau berpacaran itu perlu memperhatikan etika atau norma-norma yang
dijunjung tinggi oleh masyarakat, yaitu norma agama. Di antara beberapa unsur etika yang perlu
diperhatikan dalam pergaulan dengan teman sebaya itu, adalah :
1) Pilihlah teman yang berakhlak baik
2) Bertemanlah dengan orang yang memiliki semangat belajar yang tinggi
3) Kembangkanlah sikap saling membantu dan memberi saran dalam kelompok Anda
4) Kembangkanlah sikap saling menghormati dan menghargai di antara teman
kelompok
5) Jauhkanlah sikap solidaritas semu (buta) di antara teman, seperti solidaritas terhadap teman
yang melakukan tawuran
6) Hindarilah pola perilaku yang melawan norma agama (tidak bermoral)
7) Jadikanlah kelompok Anda itu sebagai wahana untuk belajar bersama, seperti mendiskusikan
pelajaran, tugas-tugas, atau pemecahan masalah, baik oleh pribadi masing-masing maupun bersama-
sama
8) Apabila Anda sudah mempunyai kekasih jangan dinodai oleh perilaku amoral, atau melanggar norma
agama (seperti melakukan perbuatan yang hanya boleh apabila telah menikah). Alangkah baiknya,
apabila pacaran itu dijadikan motivasi untuk lebih bersemangat dalam belajar, saling membantu
dalam mengembangkan wawasan keilmuan, bersama-sama aktif dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan, atau acara-acara keagamaan.

Daftar Pustaka :
Nurbowo dkk. 2010. Pengembangan Materi Bimbingan konseling berbasis Multimedia.
Yogyakarta: Paramitra Publishing
LAMPIRAN 2. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL

INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Sebutkan cara-cara yang tepat untuk berkomunikasi dengan teman sebaya!

2. Sebutkan manfaat beretika dengan hubungan teman sebaya!

B. SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE)


Berilah tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan berilah
tanda cek (V) pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda!

TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang
1. berkomunikasi dengan teman sebaya
Setelah menerima materi layanan BK berkomunikasi
2. dengan teman sebaya, timbul kesadaran saya untuk selalu beretika dalam
berkomunikasi dengan teman sebaya
Setelah menerima materi layanan BK tentang berkomunikasi dengan
teman sebaya saya menyadari bahwa saya sering tidak beretika ketika
3. berkomunikasi
dengan teman sebaya
Materi layanan BK tentang berkomunikasi dengan teman sebaya,
4. menyadarkan saya akan pentingnya memiliki etika
dalam berhubungan dengan teman sebaya
Materi layanan BK tentang berkomunikasi dengan teman
5. sebaya memberikan manfaat dan saya butuhkan
A. Asesmen Kebutuhan F. Pelaksanaan
Alat Ungkap Masalah Umum SMA/K 1. Pendahuluan : 5 Menit
- Guru BK membuka dengan salam dan
B. Identitas Layanan Komponen :
berdoa.
Layanan Dasar Bidang :
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Sosial
serta menanyakan kesiapan peserta didik.
Fungsi : Pemahaman
Topik : Bersosialisasi dengan orang 2. Tahap Inti : 35 Menit
lain dan lingkungan sekitar - Memberikan materi berupa PPT
Sasaran : Kelas 10 - Memberikan lembar kerja dan
menjelaskan langkah – langkah
C. Materi, Metode Media mengerjakannya. (Terlampir).
Materi : Nilai-nilai dalam kehidupan - Meminta beberapa peserta didik untuk
(Terlampir) menjadi relawan bermain peran dalam
Metode : Role play/bermain peran satu kelompok dengan naskah cerita
Media : PPT, Laptop dan LCD yang dibuat oleh kelompok tersebut dan
bertemakan materi yang telah
D. Alokasi Waktu disampaikan.
- Mengajak peserta untuk memberikan
1 x 45 Menit
tanggapan terhadap drama yang
dimainkan
E. Tujuan Kegiatan
Umum : mempelajari sikap toleran terhadap ragam 3. Tahap Penutup : 5 Menit
ekspresi perasaan diri sendiri dan orang lain - Guru BK mengucapkan rasa bangganya
dengan peserta didik dengan segala
Khusus : kelebihan dan kekurangan dan ditutup
1. Peserta didik mampu menjalin hubungan yang dengan tepuk tangan yang meriah.
baik dengan orang lain - Memberikan lembar evaluasi hasil.
2. Peserta didik mampu menentukan perilaku - Guru BK menutup kegiatan layanan
yang sesuai dengan nilai sosial yang berlaku dengan mengajak peserta didik
dalam masyarakat bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan
salam.

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan
(Terlampir) kesesuaian program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan Peserta didik lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman Peserta didik dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang
dimiliki Peserta didik setelah menerima
layanan.

Mengetahui : ………….., …………….


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN

Nilai Kehidupan

A. Pengertian Nilai
Pada usia remaja seringkali merasakan kebingungan dalam menentukan nilai yang baik untuk
diikuti. Di sisi lain, menjalankan peran sebagai remaja hal yang biasanya diajarkan seperti menyontek,
berkelahi, atau mencuri merupakan tindakan yang tidak baik karena bertentangan dengan nilai yang
berlaku di masyarakat. Di lain hal, ketika seseorang membantu orang lain sebenarnya orang tersebut
sedang menerapkan nilai atau norma. Apa sebetulnya nilai atau norma itu? Nilai adalah gambaran akan
sesuatu yang dianggap baik, benar, indah, atau apa yang diinginkan atau diperbolehkan oleh masyarakat
pada umumnya. Contoh nilai-nilai kehidupan yang diakui secara umum oleh masyarakat adalah
kejujuran, keadilan, tanggungjawab, dan disiplin.
Nilai-nilai kehidupan akan sangat memengaruhi sikap atau perilaku kita. Nilai berfungsi sebagai
landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatan kita. Nilai yang kita pilih hari
ini akan memengaruhi hidup kita ke depan. Masa remaja sangatlah singkat, namun masa yang singkat
tersebut akan memengaruhi tahun-tahun sisa hidupmu.

B. Macam-Macam Nilai
Nilai yang dimiliki satu individu dengan individu lain memiliki perbedaan yang menunjukkan
bahwa hal yang dianggap baik, sesuai, dan penting oleh seseorang belum tentu sesuai dengan nilai yang
dianut oleh orang, masyarakat/kelompok, atau bangsa dan negara lain.
- Nilai-nilai pribadi, gambaran sesuatu yang dianggap baik, sopan, sesuai, penting yang diperbolehkan
secara pribadi.
- Nilai-nilai orang lain, gambaran sesuatu yang dianggap baik, sopan, sesuai, penting yang
diperbolehkan oleh orang lain.
- Nilai-nilai kelompok/masyarakat, gambaran sesuatu yang dianggap baik, sopan, sesuai, penting yang
diperbolehkan oleh suatu kelompok atau masyarakat.
- Nilai-nilai bangsa dan negara, gambaran sesuatu yang dianggap baik, sopan, sesuai, penting yang
diperbolehkan oleh sebuah bangsa dan negara.

Daftar Pustaka :
Nurbowo dkk. 2010. Pengembangan Materi Bimbingan konseling berbasis Multimedia.
Yogyakarta: Paramitra Publishing
LAMPIRAN 2. LEMBAR KERJA

Bacalah beberapa kasus di bawah ini. Tuliskan apa tindakanmu ketika berada pada situasi tersebut.

1. Kamu adalah pramugari/pramugara di sebuah supermarket. Kamu melihat seorang ibu membawa
beberapa barang yang dia beli. Dia kelihatan repot sekali membawa barang belanjaan, karena dia juga
membawa seorang anak kecil.
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
2. Ada siswa baru di sekolahmu, Dia sangat pemalu, ketika jam istirahat dia kelihatan bingung karena
belum tahu di mana dia bisa membeli makanan.
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
3. Kamu berada di lobi sekolah, kebetulan petugas piket sedang tidak ada di tempat, tiba-tiba ada tamu
datang ingin bertemu dengan salah seorang guru di sekolahmu.
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
4. Kamu sedang belajar di kelas, dan di kelas sebelah kelas kamu berisik sekali karena guru yang mengajar
di kelas sebelah kebetulan hari itu tidak masuk.
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………

Berdirilah di sekolah, di lingkungan rumah, atau di jalan. Perhatikan orang-orang, temukan kesempatan di
mana kamu menemukan peluang untuk membantu seseorang yang membutuhkan bantuan dia meskipun dia
tidak meminta bantuan. Misalnya membantu menyeberangkan orangtua, mendorong mobil mogok,
memungut sampah yang dibuang dari dalam mobil, tulis pengalaman mu di sini !

…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL

INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Jelaskan apa arti dari nilai dalam kehidupan menurut kamu!

2. Sebutkan macam-macam nilai dalam kehidupan!

3. Sebutkan manfaat bersosialisasi dengan orang lain dan lingkungan sekitar yang baik dalam
kehidupan!

B. SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE)


Berilah tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan berilah
tanda cek (V) pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda!

TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang bersosialisasi
1. dengan orang lain dan lingkungan sekitar
Setelah menerima materi layanan BK mengenai bersosialisasi dengan
orang lain dan lingkungan sekitar, timbul kesadaran saya untuk selalu
2. beretika dalam
bersosialisasi dengan orang lain dan lingkungan sekitar
Setelah menerima materi layanan BK tentang bersosialisasi dengan
orang lain dan lingkungan sekitar, saya menyadari bahwa saya sering
3. tidak beretika ketika bersosialisasi
dengan orang lain dan lingkungan sekitar
Materi layanan BK tentang bersosialisasi dengan orang lain dan
lingkungan sekitar, menyadarkan saya akan pentingnya memiliki etika
4. dalam bersosialisasi dengan
orang lain dan lingkungan sekitar
Materi layanan BK tentang bersosialisasi dengan orang lain
5. dan lingkungan sekitar memberikan manfaat bagi saya
A. Asesmen Kebutuhan untuk mengatasi dampak negatif pacaran
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA
F. Pelaksanaan
B. Identitas Layanan Komponen :
1. Pendahuluan : 5 Menit
Layanan Dasar Bidang :
- Guru BK membuka dengan salam dan
Sosial
berdoa.
Fungsi : Pemahaman
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Topik : Dampak pacaran
serta menanyakan kesiapan peserta didik.
Sasaran : Kelas 11
2. Tahap Inti : 35 Menit
C. Materi, Metode Media
- Memberikan materi berupa PPT dan
Materi : Dampak pacaran bagi Video (Terlampir)
kaum muda (Terlampir) - Meminta peserta didik untuk
Metode : Studi kasus dan Diskusi menanggapi materi video yang
Media : Proyektor, powerpoint, ditayangkan
Laptop, dan Speaker Aktif - Bersama peserta didik melakukan
Video : shorturl.at/cenpL Brainstorming mengenai materi
shorturl.at/ijwDS
shorturl.at/cCLY3 3. Tahap Penutup : 5 Menit
- Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan
D. Alokasi Waktu dan memberikan penguatan.
1 x 45 Menit - Membagikan lembar evaluasi hasil.
- Guru BK menutup kegiatan layanan
E. Tujuan Kegiatan dengan mengajak peserta didik
Umum : Berkolaborasi secara harmonis dengan bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan
lain jenis dalam keragaman peran. salam dan tepuk tangan yang meriah.

Khusus :
1. Peserta didik dapat menjelaskan
dampak pacaran
2. Peserta didik menunjukan sikap positif dan
membuat rencana kegiatan

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan
(Terlampir) kesesuaian program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan Peserta didik lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman Peserta didik dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang
dimiliki Peserta didik setelah menerima
layanan.

Mengetahui : ………….., …………….


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PACARAN BAGI KAUM MUDA


--------------------------------------------------------------------------------------------------
Banyak kaum muda yang saat ini ingin ataupun sudah merasakan yang nama nya pacaran. dalam
pacaran ada beberapa dampak yang terjadi pada kaum muda. berikut ulasannya

A. DAMPAK POSITIF
1. Prestasi akan meningkat
Ini salah satu dampak positif pacaran yang sering di sebut sebut kaum muda. Mengapa pacaran
dapat meningkatkan prestasi?. hal tersebut bisa terjadi karena para kaum muda akan termotivasi
oleh pasangannya untuk selalu menjadi lebih baik (katanya sih gengsi kalau pacar nya pinter ya dia
harus menyeimbangkan). Dan juga pacaran sering disebut dapat meningkatkan prestasi karena saat
pacaran kaum muda bisa belajar bersama dan saling mengajari satu sama lain.
2. Punya tempat curhat yang bisa di percaya
Bagi yang pacaran pasti dong sering cerita masalah masalah yang terjadi pada diri sendiri atau pun
orang lain yang ada di sekitar kita sama pacar. Mulai dari hal yang menyenangkan ataupun
menyedihkan bahkan sampai hal hal yang memalukan bisa di ceritain sama pacar.
3. Pergaulan bisa lebih luas
Otomatis teman teman dari pacar akan jadi teman kita juga. Karena sering bareng pacar kita juga
sering jumpa dan berkenalan sama teman ataupun keluarganya si dia. Ya ngga bisa di pungkiri kita
juga bakalan punya kenalan yang lebih banyak dari sebelumnya.
4. Dapat mengisi waktu kosong dengan hal yang lebih variatif
Ini khususnya di malam minggu. Para jomblo mungkin sering merasa sendiri saat malam minggu
karena teman temannya bakalan pergi ke luar mau itu nonton jalan jalan makan ataupun melakukan
hal lain bersama pacar. So buat yang sering ngenes di malam minggu karena sendirian cari pacar
gih..
5. Perasaan Aman, Tenang, Nyaman, dan Terlindung.
Hubungan emosional (saling mengasihi, menyayangi, dan menghormati) yang terbentuk ke dalam
pacaran dapat menimbulkan perasaan aman, nyaman,dan terlindungi. Perasaan seperti ini dalam
kadar tertentu dapat membuat seseorang menjadi bahagia, menikmati hidup.
6. Lebih jaga sikap dalam melakukan sesuatu
Orang pacaran akan berusaha meminimumkan untuk melakukan kesalahan karena akan ada yang
menegur saat dia melakukan kesalahan, yaitu si doi.
7. Saat kita jatuh akan ada yang memotivasi
Ini salah satu dampak pacaran yang sering di rasakan kaum muda. Mungkin kalau dari keluarga
kita juga dapat motivasi saat kita jatuh, namun motivasi akan terasa lebih nyata saat itu datang dari
sosok pacar.

B. DAMPAK NEGATIF
1. Prestasi akan menurun
Mungkin ini akan terjadi sama kaum muda yang lupa akan tugas utamanya belajar karena pacaran.
Ini terjadi jika dia lebih memayoritaskan pacaran daripada belajar. Yang dulunya juara kelas bisa
jadi murid biasa aja di kelas dan bahkan ada yang bisa jadi mahasiswa abadi akibat pacaran.
2. Pergaulan menyempit
Kalau tadi dampak positif nya pergaulan meluas itu jika kedua pihak terbuka pada orang baru namun
akan berakibat pergaulan menyempit jika hal sebaliknya terjadi. Karena mereka sudah pacaran jadi
ngga perpu peduli terhadap orang lain. Toh ada pacar yang akan selalu ada buat dia.
3. Seks bebas
Pacaran adalah salah satu cara seseorang akan melakukan seks bebas. Beawal dari mulai terlalu
dekat hingga akhirnya terbuka akan hal yang negatif.
4. Penuh masalah hingga stress
Pacaran ngga akan selalu penuh dengan kesenangan seperti di sinetron. Akan ada saatnya pacaran
akan melalui masalah misalnya hal simpelnya cemburu yang berlebihan. Ya kalau bisa di lewati
dengan kepala dingin ini akan baik hanya saja jika sebaliknya seseorang bisa menjadi stres karena
terlalu memikirkan hal tersebut.
5. Kebebasan pribadi berkurang
Ini akan terjadi jika pacar anda adalah orang yang suka mengekang secara berlebihan.
6. Melatih kemunafikan
Mungkin dalam pacaran yang nama nya bohong terhadap pacar adalah hal yang biasa. Seperti
misalnya saat jalan bersama teman wanita (bagi kaum pria) kamu berkata kepada pacar bahwa ka mu
pergi antar ibu belanja agar sang pacar tidak marah.
7. Hidup boros
Ini biasanya terjadi kepada kaum pria yang sering ke mana mana bayarin sang cewe atau sebaliknya.
8. Terjadinya pertengkaran akibat pacar atau gebetan
Hal ini sering terjadi pada kaum muda. Bahkan sekarang di sosial media sering kita lihat
pertengkaran yang diakibatkan berebut gebetan ( padahal mungkin si doi ngga suka sama salah satu
dari mereka). Atau sering juga terjadi persahabatan yang rusak akibat sahabat yang berhianat
selingkuh dengan pacar temn sendiri.

Mungkin itu beberapa dampak positif dan negatif dari pacaran untuk kaum muda. Pacaran bukan hal
yang salah. Semua tergantung pada orang yang menjalankan. Jika orang tersebut bisa menjalankan hal
positifnya maka hubungan tersebut akan berjalan dengan baik dan sebaliknya jika seseorang lebih
mengambil tindak negatifnya maka hubunagn tersebut akan berjalan dengan tidak baik. So buat kaum muda
yang lagi pacaran, jalanin hal posif nya ya :) :) :)

Daftar Pustaka :
Set Diana Stephani. (2016). Dampak Positif dan Negatif Pacaran Bagi Kaum Muda. kompasiana.com.
https://www.kompasiana.com/setdiana/58076d978d7e61f428c410d8/dampak- positif-dan-negatif-
pacaran-bagi-kaum-muda?page=2. (Di akses pada 8 mei 2020)
LAMPIRAN 2. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL

INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Menurut kamu, apa arti dari pacaran?

2. Menurut kamu, pentingkah kita untuk berpacaran?

3. Sebutkan dampak positif dan negatif dari pacaran!

B. SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE)


Berilah tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan berilah
tanda cek (V) pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda!

TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang dampak
1. pacaran
Setelah menerima materi layanan BK mengenai dampak
2. pacaran, saya mengetahui dampak positif dan negatif dari pacaran

Materi layanan BK tentang dampak pacaran,


3. menyadarkan saya akan pentingnya mengetahui dampak
dari pacaran
Materi layanan BK tentang dampak pacaran memberikan
4. manfaat bagi saya
Materi layanan BK tentang dampak pacaran saya
5. butuhkan
A. Asesmen Kebutuhan F. Pelaksanaan
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA 1. Pendahuluan : 5 Menit
- Guru BK membuka dengan salam dan
B. Identitas Layanan Komponen :
berdoa.
Layanan Dasar Bidang :
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Sosial
serta menanyakan kesiapan peserta didik.
Fungsi : Informasi
Topik : Tanggung Jawab Remaja 2. Tahap Inti : 35 Menit
Sasaran : Kelas 10 dan 11 - Memberikan materi PPT dan Film
- Peserta didik menonton film dengan
C. Materi, Metode Media saksama
Materi : Tanggung jawab remaja - Meminta Peserta didik untuk
(Terlampir) mengungkapkan pendapat
Metode : Cinema Therapy mengenai film yang sudah ditonton
Media : LCD, PPT, Laptop & Speaker - Membuka sesi tanya jawab mengenai
Film : Keluarga Cemara materi
-
D. Alokasi Waktu 3. Tahap Penutup : 5 Menit
2 x 45 Menit - Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan
dari pertemuan hari ini
E. Tujuan Kegiatan - Guru BK menugaskan untuk melanjutkan
Umum : Mempelajari keunikan diri dalam konteks menonton film tersebut dirumah sampai
kehidupan sosial selesai, dan memberikan tugas.
(Terlampir)
Khusus : - Merencanakan pertemuan
1. Peserta didik mampu menjalin hubungan baik berikutnya untuk presentasi individu hasil
dengan anggota keluarga kerjanya.
2. Peserta didik bersyukur terhadap keluarganya - Guru BK menutup kegiatan layanan
dengan mengajak peserta didik
bersyukur/berdoa, mengakhiri
dengan salam dan tepuk tangan yang
meriah.

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan
(Terlampir) kesesuaian program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan Peserta didik lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman Peserta didik dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang
dimiliki Peserta didik setelah menerima
layanan.

Mengetahui : ………….., …………….


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... ........................................
A. Asesmen Kebutuhan F. Pelaksanaan
Alat Ungkap Masalah Umum SMA/K 1. Pendahuluan : 5 Menit
- Guru BK membuka dengan salam dan
B. Identitas Layanan Komponen :
berdoa.
Layanan Dasar Bidang :
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Sosial
serta menanyakan kesiapan peserta didik.
Fungsi : Informasi - Review pertemuan sebelumnya dan
Topik : Tanggung Jawab Remaja menyampaikan peraturan presentasi
Sasaran : Kelas 10, 11 individu

C. Materi, Metode Media 2. Tahap Inti : 35 Menit


Materi : Tanggung jawab remaja - Guru BK memanggil peserta didik
(Terlampir) secara acak untuk presentasi
Metode : Presentasi individu - Peserta didik presentasi hasil kerjanya
Media : LCD, PPT, Laptop & Speaker didepan kelas secara bergiliran
- Guru BK membuka sesi tanya jawab
D. Alokasi Waktu
2 x 45 Menit 3. Tahap Penutup : 5 Menit
- Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan
E. Tujuan Kegiatan dari pertemuan
Umum : Mempelajari keunikan diri dalam konteks sebelumnya dan hari ini.
kehidupan sosial. - Memberikan Lembar Evaluasi hasil.
- Guru BK menutup kegiatan layanan
Khusus : dengan mengajak peserta didik
1. Peserta didik mampu menjalin hubungan baik bersyukur/berdoa, mengakhiri
dengan anggota keluarga dengan salam dan tepuk tangan yang
2. Peserta didik bersyukur terhadap keluarganya meriah.

G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan Peserta didik lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman Peserta didik dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang
dimiliki Peserta didik setelah menerima
layanan.

Mengetahui : ………….., …………….


Kepala Sekolah Guru BK/ Konselor

....................................... .......................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN

----------------------------------------------------------------------------------------------
TANGGUNG JAWAB REMAJA
----------------------------------------------------------------------------------------------

A. Tanggung Jawab
Seorang ayah termangu di hadapan kepala sekolah. Putranya yang selama ini dia anggap
“anak manis” terbukti menghancurkan kaca-kaca mobil sang kepala sekolah. Persoalannya jadi
panjang karena selepas mengumbar aksi hooligan-nya itu, si anak berteriak-teriak lantang, “Ayo …
siapa berani tangkap gue, artinya bakal berurusan sama babe gue!”
Sumber: www.pikiran-rakyat.com
Apa yang kalian tangkap dari cerita di atas? Cerita di atas menggambarkan perilaku teman kita
yang tidak terpuji. Dia bertindak criminal yang menyebabkan orangtuanya malu. Perilaku teman kita ini
adalah sebuah contoh remaja yang tidak bertanggung jawab. Berperilaku buruk, kemudian menjadikan
orangtua sebagai tameng dari risiko perbuatannya tersebut.
Bagaimana dengan kita?
Pada umumnya, tinggi badan kita saat ini sudah hampir mencapai ukuran tinggi badan orang
dewasa, namun terkadang perkembangan fisik tersebut kurang diiringi dengan perkembangan perilaku
yang sesuai. Tak heran jika apa yang kita lakukan sering mendapat kritik dari orangtua. Para pendidik,
khususnya orangtua, kadang mengeluh bahwa kita sudah dianggap dewasa tetapi belum dapat
bertanggung jawab, bahkan untuk hal-hal yang ringan sekalipun. Misalnya, untuk bangun pagi dan
berangkat ke sekolah saja kita harus dibangunkan oleh orangtua.
Pertumbuhan fisik dan pertambahan usia yang kita alami saat ini, sudah seharusnya diikuti
dengan perkembangan psikologis dan moral, serta perilaku kea rah yang lebih baik. Seorang remaja
seharusnya sudah mampu menampilkan perilaku sosial yang bertanggung jawab. Dia seharusnya sadar
dengan segala tindakannya dan juga memiliki kesadaran untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya
dengan baik. Memang, harus diakui kadang kita begitu malas untuk melakukan rutinitas seperti belajar,
membantu orangtua, atau mandi. Sekalipun demikian, sebagai remaja yang baik kita perlu berusaha
untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh orangtua dan guru walaupun terkadang hasilnya
dianggap masih kurang memuaskan. Usaha yang kita lakukan untuk melaksanakan berbagai tugas dan
tanggung jawab menunjukkan kalau kita sudah dewasa.
Sebenarnya, sejauh mana kita bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas- tugas kita?
Sebelum kita berbicara lebih jauh, ada baiknya bila kita memahami dulu apa yang dimaksud dengan
tanggung jawab.
Sukiat, dalam desertasinya yang berjudul Tanggung Jawab dan Pengukurannya, mengutip
definisi tanggung jawab dari Certo yaitu kewajiban untuk menyelesaikan suatu ugas yang telah
diterimanya secara untas dengan usaha yang maksimal sesuai kemampuan yang dimiliki. Masih dalam
desertasi yang sama, hellziegel mendefinisikan tanggung jawab sebagai suatu kewajiban yang telah
disepakati individu untuk diterima sebagai tugas. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
tanggung jawab adalah
kewajiban untuk menyelesaikan tugas yang telah diterimanya secara tuntas dengan ikhlas melalui usaha
yang maksimal serta berani menanggung segala akibatnya. Individu yang bertanggung jawab adalah
individu yang memenhi tugas dan kebutuhan dirinya sendiri, serta dapat memenuhi tangung jawab
terhadap lingkungan sekitarnya dengan baik. Sebagai contoh, Dina selalu mengerjakan tugas sekolah
dengan baik, tidak pernah datang terlambat, dan memperoleh nilai yang baik. Prestasi Dina tersebut
sesuai dengan harapan orangtua dan guru agar ia menjadi siswa teladan di sekolahnya.

B. Tanggung Jawab terhadap Diri Sendiri


Tanggung jawab terhadap diri sendiri merupakan dasar untuk melaksanakan kewajiban-
kewajiban lainnya. Tanggung jawab terhadap diri sendiri berarti kita melaksanakan tugas dan kewajiban
sehari-hari untuk kepentingan diri sendiri secara rutin. Jika kita melalaikan tanggung jawab terhadap diri
sendiri, bagaimana mungkin kita dapat melaksanakan tanggung jawab terhadap yang lainnya? Sebagai
contoh, siswa yang tidak rajin belajar sehingga memiliki nilai rendah tidak mungkin bisa mewakili
perlombaan suatu mata pelajaran.
Orang yang terbiasa melaksanakan tanggung jawabnya dengan rela maka tidak akan
kesulitanuntuk melakukan tanggung ajwab lainnya. Sebagai contoh, kalian terbiasa membantu pekerjaan
orangtua di rumah, ketika ada kerja bakti di sekolah, kalian tidak akan kesulitan untuk mengerjakannya
karena telah terbiasa bekerja. Oleh karena itu, kita sebagai remaja yang akan menjadi orang dewasa
harus mulai belajar bertanggung jawab karena salah satu cirri manusia dewasa adalah bertanggung
jawab.

C. Tanggung Jawab sebagai Anggota Keluarga


Setiap keluarga membutuhkan anggotanya untuk melaksanakan tugas dan peran degnan baik
agar keterauran dan keharmonisan dalam keluarga tetap terjaga. Sebagai contoh, ayah bertugas mencari
nafkah untuk biaya hidup keluarga, ibu mendidik anak dan mengatur keperluan rumah, anak belajar
dengan baik dan membantu pekerjaan ibu di rumah. Selain sebagai bukti cinta pada keluarga, tugas yang
dijalankan dengan ikhlas juga menunjukkan kepedulian pada apa yang dirasakan, diinginkan, dan
dibutuhkan oleh anggota keluarga yang lain. Jika kita melaksanakan tanggung jawab sebagai anggota
keluarga, berarti pada diri kita ada dorongan untuk meringankan dan memberi kebahagiaan pada semua
anggota keluarga. Misalkan ketika kita menggunakan telepon dengan hemat, maka saat itu kita telah
meringankan beban orangtua kita dalam membayar rekening telepon. Atau, ketika kita menyiapkan
keperluan sekolah sendiri, maka saat itu kita membuat orangtua bahagia karena melihat kita menjadi
anak yang mandiri.
Salah satu penyebab timbulnya konflik antara anak dan orangtua adalah dilalaikannya tanggung
jawab, baik pada tugas sebagai anggota keluarga maupun tugas-tugas untuk kepentingan diri sendir.
Pelalaian terhadap tanggung jawab dapat mengakibatkan ketidakteraturan atau munculnya konflik dalam
keluarga. Sebagai contoh, anak yang sering terlambat bangun pagi mengakibatkan terlambat datang ke
sekolah. Akibatnya, anak tidak boleh mengikuti pelajaran dan orangtua dipanggil ke sekolah. Orangtua
pun merasa perlu menasihati anak agar tidak tidur larut malam.
Banyak remaja yang berpendapat bahwa orangtua adalah orang yang kuno, tidak pengertian,
menyebalkan, atau bahkan dianggap sebagai musuh utama. Akan tetapi, apakah kita pernah berpikir,
bagaimana orangtua dapat memberi kebebasan pada kita kalau tanggung jawab terhadap diri sendiri saja
tidak ada atau kurang memuaskan? Kita harus bisa membuktikan pada orangtua kalau kita bertanggung
jawab, minimal pada diri sendiri sehingga orangtua dapat memberi kebebasan yang kita harapkan.
Contohnya, orangtua, melarang anak putrinya keluar atau pergi di waktu malam. Larangan orangtua
menjadi wajar apabila anak putrinya memang kurang dapat menjaga dirinya, mudah terpengaruh orang
lain, dan tidak bisa memahami arti kebebasan yang diberikan orangtua.
Pamela Wspeland dalam bukunya yang berjudul Buku Pintar Remaja Gaul memberikan 12 cara
yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan pada orangtua kalau kita adalah anak yang baik, mandiri,
dan sangat bertanggung jawab. Kedua belas cara tersebut adalah sebagai berikut.
1. Penjelas semua. Pastikan bahwa kita dan orangtua menyetujui batasan, peraturan, dan harapan-
harapan yang jelas tentang apa yang harus dan tidak boleh dilakukan, apa saja tugas dan tanggung
jawab setiap anggota keluarga, apa imbalan atau konsekuensi yang didapat atas pelaksanaan maupun
pelalaian tugas dan tanggung jawab yang jelas membantu kita untuk berperilaku sesuai standar yang
diharapkan.
2. Buatlah daftar yang memuat sekumpulan tanggung jawab yang sudah disetujui sebelumnya.
Tempelkan daftar ini di tempat-tempat yang bisa dilihat semua orang sehingga anggota keluarga
tidak perlu bertanya tentang tanggung jawabnya.
3. Buatlah sebuah kontrak. Tuliskan berbagai hal serinci mungkin sebagaimana sebuah kontrak kerja
sebagai komitmen antara kamu dan kedua orangtuamu mengenai tanggung jawab dan
pelaksanaannya. Kontrak memuat rincian tanggung jawab dan konsekuensi tanggung jawab tersebut.
4. Buatlah sebuah jadwal. Buat jadwal yang memuat aktivitas apa yang pada waktu tertentu harus
kamu lakukan dapat membantu mengingatkan akan tugas dan tanggung jawab, terutama jika kita
termasuk orang yang pelupa.
5. Saat kamu merasa ragu, mintalah penjelasan. Mintalah penjelasan yang rinci bila kita tidak
memahami peraturan atau harapan orangtua agar semua berjalan dengan baik, tanpa ada
kebingungan dan kesalahpahaman.
6. Perhatikan tingkah lakumu. Kadang-kadang, kita tidak menyadari kalau kita menunjukkan sikap
tidak bertanggung jawab, seperti nonton TV sampai larut malam yang mengakibatkan kita sulit
bangun pagi dan terlambat datang ke sekolah. Introspeksi diri, mengapa orangtua atau guru
memarahi kita, apakah kita kurang serius dalam hal-hal tertentu? Kalau ya, kenapa? Bila kita telah
menemukan jawabannya, perbaiki perilaku kita secara bertahap.
7. Buatlah sebuah catatan. Buatlah catatan mengenai apa yang harus kita lakukan dengan tulisan
yang cukup besar, kemudian disimpan di tempat yang sangat jelas sehinga tidak akan terlewatkan.
8. Lakukan sekarang juga. Jangan biasakan menunda pekerjaan karena bisa saja kita lupa
mengerjakannya atau karena menumpuk, akhirnya kita tidak sanggup mengerjakannya.
9. Hadapi “banteng” tepat di depannya. Bersikaplah aktif, laksanakan tanggung jawab, jangan
biarkan masalah muncul karena kelalaian kita. Jadi, bila ada orang
yang mengatakan kamu tidak bertanggung jawab, kamu dapat meminta penjelasan yang spesifik
tentang pernyataannya itu.
10. Beri peringatan jauh hari sebelumnya. Cobalah mengantisipasi masalah yang mungkin timbul
sehingga kamu bisa menyiapkan penyelesaiannya sebelum masalah tersebut timbul atau menjadi
besar.
11. Terlibat masalah karena kemauan sendiri. Bertanggung jawab terhadap apa yang kita lakukan
atau lalaikan menunjukkan kedewasaan kita. Orangtua akan menyadari bahwa apa yang kamu
lakukan bukan karena kebodohanmu, tapi karena suatu alas an.
12. Teleponlah. Saat kamu tidak pulang sesuai jadwal ang semestinya atau kamu lupa karena terlalu
asyik bermain, teleponlah ke rumah sehingga orangtua tidak khawatir. Hal ini akan membuat
orangtua berpikir bahwa kamu cukup pintar untuk mengetahui hal-hal yang terbaik untukmu dan
juga untuk orangtuamu.

Keluarga adalah tempat pendidikan yang utama dan pertama yang bertanggung jawab
menanamkan nilai-nilai moral, termasuk nilai-nilai agama. Di dalam keluarga, seorang anak pertama kali
diperkenalkan dengan sopan santun, beribadah, menghargai orang lain, mencintai sesame, bertoleransi,
dan sebagainya. Nilai-nolai dasar ini diarapkan dapat tertanam dalam dirinya dan menjadi pedoman
dalam hidup anak tersebut ketika dewasa. Nilai-nilai ini akan terpancar saat dia bergaul dengan
sesamanya, termasuk dengan orang yang berbeda agama. Sebagai contoh, ketika berteman dengan orang
orang yang berbeda agama, dia sadar bahwa mereka berbeda. Oleh karena itu, dia tidak akan melecehkan
keyakinan temannya tersebut. dia akan menghargai perbedaan da menganggapnya sebagai sesuatu yang
wajar.

Daftar Pustaka :
Nurbowo dkk. 2010. Pengembangan Materi Bimbingan konseling berbasis Multimedia.
Yogyakarta: Paramitra Publishing
LAMPIRAN 2. LEMBAR PENUGASAN

PENUGASAN PERTEMUAN
PERTAMA PRESENTASI
INDIVIDU

Petunjuk :
1. Tuliskan makna dari film yang sudah kamu tonton!
2. Ceritakan tentang kamu dikeluarga!
3. Ceritakan kehebatan keluargamu!
4. Ceritakan hal yang paling berkesan ketika bersama keluargamu!
5. Ceritakan harapan yang ingin dicapai bersama keluargamu!
6. Buatlah keseluruhan jawaban pernyataan di atas dalam format PPT dan siapkan dirimu untuk
melakukan presentasi secara individu pada pertemuan selanjutnya
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL

INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL

A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Sebutkan cara-cara yang tepat dalam berhubungan dengan anggota keluarga!

2. Sebutkan tanggung jawabmu didalam keluarga

3. Sebutkan manfaat berhubungan yang baik dengan anggota keluarga!

B. SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE)


Berilah tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan berilah
tanda cek (V) pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda!
TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang keluarga
1.

Setelah menerima materi layanan BK tentang keluarga, timbul kesadaran


2. saya untuk selalu berhubungan yang baik
dengan keluarga
Setelah menerima materi layanan BK tentang keluarga, saya
3. menyadari bahwa saya sering berselisih dengan
keluarga
Materi layanan BK tentang keluarga, menyadarkan saya
4.
akan pentingnya berhubungan baik dengan keluarga
Materi layanan BK tentang keluarga memberikan manfaat
5.
dan saya butuhkan

Anda mungkin juga menyukai