G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan Peserta didik lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman Peserta didik dan memberikan pernyataan
mengenai sikap/perasaan yang dimiliki Peserta didik setelah menerima layanan.
A. Pengertian
Toleran adalah bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian
(pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau
bertentangan dengan pendirian sendiri, sedangkan toleransi berarti bersikap toleran (Setiawan, 2019).
Daftar Pustaka :
Setiawan, Ebta. (2019). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa (Pusat Bahasa)
Kemendikbud. (2015). Pendidikan agama Katolik dan budi pekerti. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang
LAMPIRAN 2. LEMBAR KERJA KELOMPOK
Kelas dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok Bhinneka, Tunggal, dan Ika. Tiap kelompok diminta menyelesaikan TTS berikut, kelompok
tercepat dengan jawaban benar terbanyak adalah pemenangnya.
I
Menurun:
3.T 4.R I 5. I T A K A 1. Salah satu alat bantu berdoa (dzikir) umat Muslim
P adalah biji …
2. Hari Raya umat Hindu
O A 3. Salah satu sikap yang menjadi faktor penyebab konflik umat
beragama
4. A S Y A R A K A T 4. Orang yang diberikan wewenang untuk menyelenggarakan
M upacara keagamaan (imam) dalam agama Katolik
5. Salah satu hari Raya agama Kristen
O K
H
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL
INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Mengapa kita perlu menciptakan kerukunan di tengah perbedaan umat beragama di
Indonesia?
2. Jelaskan makna Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupanmu sebagai remaja SMA masa kini.
TIDAK
NO PERNYATAA SETUJU
SETUJU
N
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang kerukunan
1. umat beragama
Setelah menerima materi layanan BK tentang kerukunan umat beragama,
2. timbul kesadaran saya untuk lebih
menghargai perbedaan agama yang ada di Indonesia
Setelah menerima materi layanan BK tentang kerukunan umat beragama,
3. saya menyadari bahwa saya sering tidak
bersikap toleran pada penganut agama lain
Materi layanan BK tentang kerukunan umat beragama,
4. menyadarkan saya akan pentingnya toleransi.
)
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai
sikap/perasaan yang dimiliki siswa setelah menerima layanan.
....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. Ice Breaking
Ice Breaking
“Satu Cerita Saja”
Tujuan :
1. Peserta didik dapat melatih kepercayaan diri
2. Peserta didik dapat menunjukan sikap keterbukaan diri
Langkah-langkah Kegiatan :
1. Pada Tahap ini peserta didik diminta secara sukarela untuk bercerita satu hal yang menarik yang
mereka alami di pagi hari ini
2. Kemudian jika ada yang menjadi sukarela, Guru BK meminta kepada semua peserta didik
diminta untuk mendengarkan peserta didik yang bercerita.
3. Kemudian minta secara berulang kepada peserta didik lain untuk menjadi sukarela hingga yang
bersedia telah habis. Jika waktu tidak memungkinkan bisa dibatasi jumlah peserta didik yang
diminta untuk bercerita.
4. Kemudian Guru BK bisa melihat seberapa banyak yang berani dan seberapa banyak yang takut
atau malu untuk bercerita.
5. Guru BK bisa menyampaikan kepada siswa bahwa keterbukaan diri setiap orang berbeda-beda,
sehingga wajar jika ada yang tidak mau bercerita tentang dirinya atau bahkan mungkin disatu
kelas tidak ada yang berani bercerita sama sekali adalah suatu yang wajar.
6. Diakhir waktu yang ditentukan Guru BK bisa memberikan pemahaman hubungan ice breaking
“Satu Cerita Saja”, yang dilakukan di awal kegiatan dengan Keterbukaan Diri (Self
Disclosure) diri, dimana kita harus memahami bahwa keterbukaan diri setiap orang berbeda-
beda. Maka dari itu kita harus memahami mengenai manfaat dan aturan dalam melakukan
Keterbukaan Diri (Self Disclosure).
LAMPIRAN 2. MATERI KEGIATAN
A. Pendahuluan
Salah satu indikator penguasaan keterampilan sosial yang baik dalam menjalin hubungan dengan
seseorang adalah dapat melakukan komunikasi yang efektif. Komunikasi akan lebih efektif dan
menyenangkan jika seseorang mampu dan berani mengungkapkan pikiran dan perasaan secara terbuka
dan lancar. Kemampuan seseorang mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara terbuka terhadap
orang lain di sebut Self Disclosure(Ifdil, I., & Ardi, Z., 2013). Sehingga memiliki sikap kurang terbuka
terhadap orang lain dapat menjadi suatu hal yang menyulitkan dalam menjalin hubungan dengan
seseorang.
Bagi remaja keterbukaan diri ini merupakan masalah yang umum dimiliki hal ini dapat diketahui
berdasarkan penelitian yang dilakukukan oleh Dian, 2000 ( dalam Gainau, 2009: 2) menunjukkan bahwa
35% siswa mengungkapkan diri secara terbuka. Penelitian yang dilakukan Dewi, 2004 (dalam Gainau,
2009: 3) menunjukkan bahwa hanya 24,55% siswa yang terampil dalam membuka diri, sedangkan
sebagian besar 43,63% siswa yang kurang terampil dalam membuka diri. Sedangkan penelitian yang
dilakukan Maharani, 2000 (dalam Gainau, 2009: 3) 68,80% mempunyai keterbukaan diri yang bersifat
dangkal (dalam Fadilah, N, 2015).
B. Definisi
Menurut Morton (dalam Hidayat, 2012) keterbukaan diri merupakan kegiatan membagi perasaan
dan informasi yang akrab dengan orang lain. Informasi di dalam keterbukaan diri bersifat deskritif atau
evaluatif. Deskritif artinya individu melukiskan berbagai fakta mengenai diri sendiri yang mungkin
belum diketahui oleh pendengar seperti jenis pekerjaan, alamat dan usia. Sedangkan evaluatif artinya
individu mengemukakan pendapat atau perasaan pribadinya seperti tipe orang yang disukai atau hal-hal
yang tidak disukai atau dibenci.
Menurut wheeles ( dalam Gainau, 2009; Permatasari Novianna, 2012). “Self
Disclosuredidefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengungkapkan informasi tentang diri
sendiri kepada orang lain. Lebih lanjut “Person (dalam Gainau, 2009) mengartikan Self Disclosure
sebagai tindakan seseorang dalam memberikan informasi yang bersifat pribadi pada orang lain secara
sukarela dan disengaja untuk maksud memberi informasi yang akurat tentang dirinya”. Seterusnya Self
Disclosuremerupakan kemampuan dalam memberikan informasi (Devito, 1996).
Menurut Jourard (1971) (dalam Khanan, 2013: 16) Informasi yang bersifat pribadi tersebut
mencakup aspek: (1) Sikap atau Opini, mencakup pendapat atau sikap mengenai keagamaan dan
pergaulan remaja, (2) Selera dan Minat, mencakup selera dalam berpakaian, selera makanan dan
minuman, kegemaran akan hobi yang disukai,
(3) Pekerjaan atau Pendidikan, mencakup keadaan di lingkungan sekolah dan pergaulan di lingkungan
sekolah, (4) Fisik, mencakup keadaan fisik dan kesehatan fisik,
(5) Keuangan, mencakup keadaan keuangan, seperti sumber keuangan, pengeluaran yang dibutuhkan,
cara mengatur keuangan, (6) Kepribadian, hal-hal yang mencakup
keadaan marah, cemas, sedih serta hal-hal yang berhubungan dengan lawan jenis (dalam Fadilah, N,
2015).
Selain itu menurut Menurut Jourard(1964) Self Disclosure memiliki tiga karakteristik, antara
lain :
1. Keluasan (breadth), Dimensi ini berkaitan dengan materi yang diungkapkan atau topik
pembicaraanya. Ada enam kategori informasi tentang diri sendiri yang biasanya diungkapkan, yaitu:
(1) sikap dan pendapat, (2) rasa dan minat, (3) pekerjaan atau kuliah, (4) uang, (5) kepribadian dan
(6) tubuh. Penelitian Mulcahey (Jourard 1971), mengenai perbedaan topik pada laki-laki dan
perempuan menunjukan bahwa topik yang sering dibicarakan perempuan adalah seputar selera dan
kegemaran, serta kepribadian. Sedangkan laki-laki lebih suka mengungkapkan seputar selera dan
kegemaran, pelajaran, juga sikap dan pendapat.
2. Ke dalaman (depth), Dimensi ini berkaitang dengan ke dalaman pengungkapan diri atau seberapa
terbuka seseorang dalam mengungkapkan dirinya pada orang lain. Ada empat tingkatan: (1) tidak
pernah bercerita kepada orang lain tentang aspek diri, (2) berbicara secara umum, (3) bercerita secara
penuh dan sangat mendetail,
(4) berbohong atau memberikan gambaran diri yang salah pada orang lain.
3. Target/sasaran, Dimensi ini berkaitan dengan orang yang menjadi sasaran seseorang dalam
melakukan pengungkapan diri. Ada lima target/sasaran yang biasanya menjadi objek pengungkapan
diri yaitu: (1)ayah, (2)ibu, (3)teman pria, (4)teman wanita, dan (5)pasangan. Biasanya pada masa
kanakkanak hingga remaja awal remaja lebih sering mengungkapkan diri pada orang tua mereka,
namun semakin mereka menuju dewasa mereka lebih sering mengungkapkan diri pada teman sebaya
atau lawan jenis
Daftar pustaka
Fadilah, N. (2015). Penerapan Solution Focused Brief Therapy (SFBT) untuk Meningkatkan Keterbukaan
Diri pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Prambon. Jurnal BK UNESA, 5(3).
Gainau, M. B. (2009). Keterbukaan diri (Self Disclosure) siswa dalam perspektif budaya dan implikasinya
bagi konseling. Jurnal Ilmiah Widya Warta, 33(1), 95-112.
Hidayat, D. (2012). Komunikasi Antar Pribadi dan Medianya Fakta Penelitian Fenomenalogi Orang Tua
Karir Anak Remaja. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ifdil, I., & Ardi, Z. (2013). Konsep Dasar Self Disclosuredan Pentingnya Bagi Mahasiswa Bimbingan dan
Konseling. Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 13(1), 110-117.
Kumalasari, A. G., & Desiningrum, D. R. (2017). Hubungan antara dukungan sosial guru dengan
pengungkapan diri (Self Disclosure) pada remaja. Empati, 5(4), 640-644.
Maharani, L., & Hikmah, L. (2015). Hubungan Keterbukaan Diri dengan Interaksi Sosial Peserta Didik d
Sekolah Menengah Pertama Minhajuth Thullab Way Jepara Lampung Timur. KONSELI: Jurnal
Bimbingan dan Konseling (E-Journal), 2(2), 13-32.
LAMPIRAN 3. LEMBAR KERJA
Tempat dan Tanggal lahir :
Tulislah alasan mengapa kamu ingin menceritakan hal tersebut dan kenapa harus kepada orang yang kamu
pilih!
- setiap siswa mengisi lembar kerja bagian Pribadi, kemudian mengumpulkan lembar kerja yang telah di isi.
- Bagikan lembar kerja secara acak ke siswa lain untuk di isi kemudian dikumpulkan kembali
- Membagikan kembali ke pemilik lembar kerja
LAMPIRAN 4. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL
INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Perbedaan antara bullying dan cyberbullying terletak pada?
a. Jenis hinaan c. Waktu kejadian
b. Media atau tempat perlakuan d. Individu yang berbuat
2. Perkelahian online menggunakan pesan elektronik dengan bahasa yang marah dan vulgar
merupakan jenis cyberbullying ?
a. Harassment and Stalking c. Outing dan trickery
b. Flaming d. Exsclusion
3. Menurut mu apakah ada hubungan nya cyberbullying dengan perasaan marah, sakit hati, iri, balas
dendam?
a. Ya b. Tidak
TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang
1.
cyberbullying
....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN
Pentingnya Bersosialisasi
1. Bersosialisasi menjadi penting karena manusia adalah makhluk sosial, yang tentunya membutuhkan
orang lain untuk berkembang (Muslim, 2013).
2. Manusia bisa mengembangkan dirinya secara optimal dengan bantuan orang lain, karena tidak ada
manusia yang sempurna, maka kita perlu saling melengkapi. Untuk bisa saling melengkapi, tentu
kita perlu bersosialisasi untuk memahami keunggulan dan keunikan orang lain dan perlu refleksi
untuk mengenali kelemahan diri.
Daftar Pustaka :
KWI, K. K. (2013). Pendidikan agama Katolik dan budi pekerti. Jakarta: Kemendikbud. Muslim, A. (2013).
Interaksi sosial dalam masyarakat multietnis. Jurnal diskursus Islam, 1(3),
484-494.
LAMPIRAN 2. LEMBAR KERJA
Nama :
TTL :
No Absen :
LAMPIRAN 2. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL
INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Mengapa kita perlu memahami keunikan yang ada pada orang lain?
TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang Memahami
1. Keunikan Teman karena Bersosialisasi
Setelah menerima materi layanan BK tentang Memahami Keunikan
2. Teman karena Bersosialisasi, timbul kesadaran
saya untuk lebih mengenali keunikan teman-teman saya
Setelah menerima materi layanan BK tentang Memahami Keunikan
Teman karena Bersosialisasi, saya menyadari bahwa saya sering tidak
3. memperhatikan orang lain di
sekitar saya dengan segala keunikannya
Materi layanan BK tentang Memahami Keunikan Teman karena
4. Bersosialisasi, menyadarkan saya akan pentingnya
bersosialisasi untuk lebih mengenali teman-teman saya
A. Asesmen Kebutuhan 3. Peserta Didik dapat melatih
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA bagaimana menjadi teman yang
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian program,
(Terlampir) dan antusias/perhatian peserta didik) dan didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi
proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai
sikap/perasaan yang dimiliki siswa setelah menerima layanan.
....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN
Masing masing manusia memiliki tipe kepribadian yang berbeda- beda. Tipe kepribadian yang paling banyak
disukai oleh orang yaitu tipe pribadi yang menyenangkan. Arti menyenangkan bisa menjadi sangat luas.
Menyenangkan memiliki arti dapat diterima oleh orang di sekitarnya dan disukai oleh orang lain. Menjadi
orang dengan tipe pribadi yang menyenangkan akan memiliki banyak teman, banyak relasi, dan dimudahkan
segala urusannya karena banyak orang yang bersedia membantu.
Orang dengan tipe menyenangkan pada umumnya supel, mudah bergaul, dan easy going atau sederhana.
Orang dengan tipe ini memiliki kemampuan menjadi orang yang menyenangkan sudah dari bawaan, namun
tidak ada salahnya apabila kita ingin belajar menjadi orang yang menyenangkan dan merubah kepribadian
kita menjadi lebih baik.
Berikut ini adalah beberapa Cara Menjadi Pribadi yang Menyenangkan yang bisa Anda lakukan :
1. Tunjukkan Minat pada Orang Lain
Perhatikan hal hal kecil terkait lawan bicara Anda. Berikan komentar baik padanya seakan
menunjukkan perhatian atau minat yang lebih padanya. Berikan respon dengan pertanyaan – pertanyaan
singkat yang memancing cerita bagi lawan bicara yang sedang berbincang- bincang. Pasang ekspresi
wajah dan senyuman yang menunjukkan ketertarikan Anda untuk mendengarkan cerita dari lawan
bicara. Gunakan nada yang antusias. Hindari sikap cuek dan tidak peduli.
2. Seringlah Memberikan Pujian
Semua orang suka dipuji yang baik- baik. Memiliki sikap percaya diri memang baik, namun
percaya diri yang berlebihan pun juga tidak baik. Sikap percaya diri yang berlebihan menganggap diri
sendiri dapat melakukan banyak hal yang hebat, akan mengurangi rasa kebanggaan kita pada orang lain.
Hargai usaha keras orang lain dan berikan pujian karena sudah berusaha. Setiap orang memiliki target
hidup yang berbeda- beda dan belum tentu target Andalah yang paling baik. Bersikaplah menghargai
orang lain dan berikan pujian pada mereka sebagai ungkapan perhatian dan juga dukungan.
3. Jadilah Pendengar yang Baik
Menjadi pendengar yang baik lebih mulia daripada menjadi seorang yang aktif berbicara.
Pendengar yang baik adalah sosok yang paling dibutuhkan oleh semua orang. Dengarkanlah cerita atau
obrolan dengan lawan bicara dengan baik tanpa memotong pembicaraannya jika tidak perlu. Jangan
memberikan penilaian atau nasehat jika tidak diminta.
4. Jadikan Orang Lain merasa Dirinya Penting
Tunjukkanlah sikap dan ucapan yang menghormati orang lain. Anggap orang lain sebagai orang
penting yang Anda hormati setiap saat. Ucapkan maaf apabila Anda terlambat atau membuatnya
menunggu terlalu lama. Tepatilah janji, berikan alasan yang pantas apabila Anda berhalangan untuk
bertemu.
5. Selalu Menyapa Orang dengan Menyebutkan Namanya
Jika orang lain mengetahui dan memanggil nama, akan ada perasaan sengan dan mengenal yang
lebih dekat. Umumnya orang tidak suka namanya dipanggil
dengan salah, sehingga hindari kemungkinan keliru. Tanyakan terlebih dahulu jika Anda ragu. Usahakan
menyebutkan namanya ketika berinteraksi. Menyebutkan nama seseorang akan terdengar lebih baik
daripada hanya dengan kata sapaan seperti ibu atau bapak saja.
6. Bersikap Ramah
Keramahan merupakan salah satu bagian dari sopan santun. Kita sudah diajarkan untuk menjadi
orang yang ramah kepada orang lain. Orang juga akan sangat senang jika menerima keramahan dari
orang lain. Keramahan membuat orang merasa betah berinteraksi dengan Anda.
7. Lakukan Kontak Mata
Saat berkomunikasi atau berbincang dengan orang lain, salah satu cara agar lawan bicara merasa
dihargai adalah dengan menatap matanya. Kontak mata menunjukkan ketulusan hati dan perhatian yang
lebih terhadap lawan bicara, sehingga lawan bica menjadi lebih senang dan nyaman saat berinteraksi
dengan Anda.
8. Berempati dengan Tulus
Ketika ada yang sedang terkena musibah, sebaiknya Anda bersikap empati. Anda harus
menunjukkan keinginan diri untuk menolong. Jangan merasa bahwa Anda tidak perlu menolong karena
orang lain mungkin tidak membutuhkan pertolongan Anda.
9. Hindari Penggunaan Kata- kata yang Mencela atau Mengkritik
Tidak ada orang yang suka diremehkan. Umumnya orang juga tidak suka kelemahannya
diketahui banyak orang dan dipermalukan. Hal hal yang bersifat menurunkan harga diri seseorang akan
berdampak negatif untuk Anda. Hal semacam itu juga bisa memunculkan pertengkaran antara kedua
belah pihak.
10. Bersikap Asertif
Setiap orang memiliki pemikirannya masing- masing dan tidak harus menuruti atau berjalan
sesuai alur yang ada. Apabila ada suatu hal yang tidak cocok dengan diri Anda, boleh Anda
mengucapkan tidak pada hal tersebut.
Orang tidak harus selalu berkata iya namun juga boleh berkata tidak pada beberapa hal. Jangan
takut untuk berbeda dengan orang lain apabila hal tersebut Anda yakini benar.
Perbedaan tidak selalu buruk, apabila ada rasa saling pengertian maka perbedaan tidak akan
menimbulkan konflik. Orang dengan sikap asertif akan lebih dihargai daripada tipe orang yang selalu
menurut.
11. Selalu Berfikir Positif
Berfikir positif dinyatakan dapat mengurangi tingkat stres. Menjadi orang yang selalu berfikir
positif itu adalah sesuatu yang menyenangkan. Pikiran positif akan disertai dengan perbuatan positif
pula. Orang- orang dengan pikiran positif juga akan lebih diterima dalam komunitasnya dan banyak
teman.
12. Sering Tersenyum
Menjadi orang yang murah senyum. Bukan berarti selalu tersenyum tanpa sebab, namun
senyum yang menunjukkan keramahan dan kebaikan hati Anda. Selalu tersenyumlah pada orang yang
Anda kenal, orang yang lebih tua. Tentu Anda juga harus mampu menggunakan senyum di waktu dan
tempat yang tepat. Senyum membuatmu menjadi orang yang santai dan orang lain akan senang
mendekati Anda.
13. Dapat Menjaga Rahasia dan Bisa Dipercaya
Menjadi seorang teman yang bisa dipercaya merupakan hal baik yang tidak semua orang bisa.
Ketika seseorang bercerita tentang kisah hidupnya yang cukup rahasia dan meminta Anda untuk tidak
menceritakannya ke siapapun, maka Anda harus bisa menepati janji dan menjaga rahasia tersebut.
14. Berteman dengan Semua Orang Tidak Pilih- pilih
Cara Menjadi Pribadi yang Menyenangkan yang lain adalah tidak pilih – pilih teman. Orang
memang memiliki banyak karakter individu yang berbeda- beda. Tidak semua orang baik dan juga tidak
semua orang buruk. Jangan pilih- pilih teman, bertemanlah dengan siapa saja asalkan orang tersebut
baik dan tidak menularkan dampak buruk pada diri Anda. Orang baik juga akan dikelilingi oleh orang –
orang baik juga. Jangan memilih teman hanya karena latar belakang keluarga, ekonomi, atau latar
belakang lainnya. Asalkan orang tersebut baik, maka sebaiknya anda tidak pilih- pilih.
15. Humoris/ Suka Bercanda
Poin terakhir ini sangat membantu Anda menjadi orang yang menyenangkan. Orang yang
menyenangkan akan lebih banyak bercanda dan tertawa lepas. Orang dengan banyak humor juga
dianggap menyenangkan karena bisa membuat orang lain tertawa. Tidak semua orang memiliki bakat
untuk melucu, namun Anda yang tidak memiliki bakat itu tidak perlu pesimis. Anda hanya perlu untuk
merilekskan pikiran Anda dan tahu kapan harus serius dan kapan harus bercanda. Jangan enggan untuk
tertawa bersama orang lain dengan lepas.
Menjadi orang yang menyenangkan memang tidak mudah, namun juga bukan hal yang sulit.
Tidak semua orang memiliki karakteristik seperti diatas dan disebut sebagai orang yang menyenangkan.
Namun Anda bisa berlatih, Anda bisa melakukan intropeksi diri pada diri Anda terhadap apa yang
dirasa kurang baik dan merubah sikap dan perilaku menjadi sosok yang menyenangkan.
Menjadi orang yang menyenangkan, mendatangkan cinta dan kasih sayang dari banyak orang.
Orang yang menyenangkan pasti memiliki banyak teman, kegiatannya berjalan lancara karena banyak
yang mau membantu, dan dirinya selalu bahagia. Orang orang yang melihat sosok seperti diatas juga
akan tertular virus kebahagiaan dan merasa senang berteman dengannya.
Banyak hal baik yang menguntungkan jika kita mampu menjadi orang yang menyenangkan
untuk orang lain desekitar kita. Jadilah orang yang menyenangkan, dengan merubah perilaku Anda
sesuai dengan poin- poin diatas. Menjadi orang yang menyenangkan juga membuat hidup Anda lebih
tenang dan bahagia. Menjadi orang yang memiliki pengaruh positif bagi orang lain disekitar kita
merapakan hal yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ina. 15 Cara menjadi pribadi yang menarik dan menyenangkan. https://dosenpsikologi.com/cara-
menjadi-pribadi-yang-menyenangkan (diakses pada 20 April 2020)
LAMPIRAN 2. LEMBAR KERJA
NAMA : 1.
2.
3.
Tuliskan hasil diskusi dengan teman mu mengenai cara menjadi teman yang baik dikolom
berikut!
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL
INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Berikut contoh perilaku teman yang baik, kecuali?
a. Selalu membantu teman
b. Bersikap Postif
c. Dapat menjaga rahasia
d. Pilih teman-teman hanya yang setara dengannya
2. Berikut contoh perilaku pribadi teman yang baik?
a. Suka murung
b. Tidak mau bergabung dengan siapapun
c. Selalu membanggakan kemampuan
d. Suka bercanda/humoris
3. Menurut mu apakah ada hubungan nya memiliki pribadi yag baik dengan pertemanan?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah teman yang baik menegur saat kita berbuat salah?
a. Ya b. Tidak
TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang Menjadi
1. Teman yang Baik dengan Pribadi yang Baik
Setelah menerima materi layanan BK tentang Menjadi Teman
2. yang Baik dengan Pribadi yang Baik, timbul kesadaran saya untuk
selalu memiliki pribadi yang baik
Setelah menerima materi layanan BK tentang Menjadi Teman yang
Baik dengan Pribadi yang Baik, saya menyadari bahwa saya sering
3. lupa menjadi pribadi yang
baik
Materi layanan BK tentang Menjadi Teman yang Baik dengan Pribadi
yang Baik, menyadarkan saya akan pentingnya menjadi pribadi yang
4. menyenangkan sebagai
teman
A. Asesmen Kebutuhan sehari-hari dan dalam bersaing di era industry
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA 4.0
Khusus :
1. Peserta didik dapat menjelaskan
definisi gadget
2. Peserta didik dapat menyebutkan manfaat
gadget bagi kehidupan
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan
(Terlampir) kesesuaian program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur
(Terlampir) tingkat pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang
dimiliki siswa setelah menerima layanan.
....................................... ........................................
A. Asesmen Kebutuhan F. Pelaksanaan
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA
1. Pendahuluan : 5 Menit
- Guru BK/Konselor membuka dengan
B. Identitas Layanan Komponen :
salam dan berdoa
Layanan Dasar Bidang :
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Sosial
serta menanyakan kesiapan peserta didik
Fungsi : Pemahaman
Topik : Penggunaan Gadget (Hp) 2. Tahap Inti : 30 Menit
Bagi Remaja Di Era 4.0 - Guru BK menentukan urutan kelompok
Sasaran : Kelas 12 presentasi infografis yang telah dibuat
- Meminta peserta didik untuk bersiap-
C. Materi, Metode Media siap melakukan
Materi : Gadget dalam genggamanku presentasi
(Terlampir) - Mengajak peserta didik lain untuk
Metode : Project infografis, memperhatikan presentasi
Presentasi, dan Diskusi - Mengajak peserta didik untuk
Media : LCD, Laptop dan Canva memberikan tanggapan
mengenai presentasi yang telah
D. Alokasi Waktu dilakukan
1 x 45 Menit - Mengupload hasil infografis yang dibuat
ke akun social media dengan tagar
E. Tujuan Kegiatan #BijakMenggunakanGadget
Umum : menerapkan fungsi gadget dalam #ManfaatkanGadgetmu
menghadapi industri 4.0
3. Tahap Penutup : 10 Menit
Khusus : - Guru BK memberikan penguatan
1. Peseta didik dapat menganalisis manfaat - Membagikan lembar evaluasi
gadget bagi pembelajaran, sosialisasi, dan
kesempatan berbisnis
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang dimiliki
siswa setelah menerima layanan.
....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN
Dengan kemajuan teknologi yang begitu cepat dan pesat ini, manusia berbondong-bondong
mengikuti arus perkembangan dunia yang menuntut mereka menuju zaman yang semakin serba canggih dan
mudah, salah satunya adalah memanfaatkan gadget.
Di era serba digital sekarang ini teknologi menjadi kebutuhan primer yang harus dipenuhi untuk
membantu dan memudahkan manusia dalam segala bidang. Masyarakat yang tidak paham
teknologi dituntut untuk mempelajari dan memanfaatkannya, agar tidak dianggap sebagai orang yang
ketinggalan zaman.
Dewasa ini yang menjadi tren utama salah satu teknologi yang ada adalah Gadget, seperti: handpone,
tablet, laptop, kamera, dll. Seakan-akan gadget menjadi makanan semua orang baik dari semua kalangan,
laki-laki perempuan, besar kecil, tua maupun muda.
Gadget merupakan alat untuk mempermudah segala kebutuhan dan kegiatan manusia, sehingga
digemari dan menjadi pilihan dari berbagai kalangan, termasuk kalangan pelajar pada saat ini, seperti untuk
mengakses informasi, menambah wawasan, sebagai gaya hidup, dan eksistensi diri. Gadget sekarang ini
layaknya seperti teman sendiri karena gadget memiliki aplikasi dan pembaharuan dari hari ke hari yang
disukai banyak orang dan membuat hidup bisa dikatakan lebih instan.
Banyak pelajar yang menggunakan gadget di sekolah, seperti: HP Android, laptop dan sejenisnya,
karena memang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini kehadirannya sangat membantu dan bermanfaat
bagi mereka, salah satunya dalam proses pembelajaran.
Adapun manfaat adanya gadget bagi kalangan pelajar antara lain:
1. Membantu para pelajar dalam mengerjakan tugas sekolah
Dengan adanya gadget, para pelajar dapat mencari referensi atau informasi yang mereka butuhkan
dalam menyelesaikan tugas sekolah dengan mudah sehingga cepat terselesaikan.
2. Memudahkan komunikasi
Dengan adanya gadget kita dapat melakukan komunikasi jarak jauh tanpa jeda, tak perlu menulis surat
seperti komunikasi zaman dulu sebelum terciptanya alat-alat yang memudahkan kita dalam
berkomunikasi.
3. Sebagai media refresing
Dengan gadget yang mereka miliki, dapat dijadikan media refreshing, seperti berfoto bersama teman-
teman, mendengarkan musik, bernyanyi dalam sebuah aplikasi, selain menyalurkan bakat, gadget
merupakan media hiburan ketika lelah, dan membuang jenuh setelah menyelesaikan tugas sekolah.
4. Mengakses informasi
Dengan gadget mereka dapat lebih mudah membuka berbagai situs untuk menambah wawasan yang
mereka perlukan. Selain itu mereka tidak akan ketinggalan berita-berita aktual yang sedang hangat dan
ramai dibicarakan.
5. Eksistensi diri
Bagi para pelajar yang memiliki kemampuan menulis, mereka dapat membuat cerita positif atau
menulis tentang pengalaman mereka di media sosial sehingga dapat menyalurkan kemampuan yang
mereka miliki.
Daftar Pustaka
Rara. (2018) Manfaat Gadget Bagi Para Pelajar. duniafintech.com. https://www.duniafintech.com/manfaat-
gadget-bagi-pelajar/ (Diakses pada 1 April 2020).
LAMPIRAN 2. PENUGASAN
PROJECT INFOGRAFIS
Petunjuk :
1. Buatlah sebuah infografis berdasarkan 4 ranah (sosial, pribadi, belajar dan karir)
2. Tema infografis yaitu pemanfaat gadget dalam menghapi industry 4.0 (pertemuan 1)
3. Pembuatan infografis dapat menggunakan canva atau apps yang lainnya
4. Jika sudah tentukan siapa di kelompokmu yang akan
mempresentasikannya di pertemuan selanjutnya
5. Uploadlah hasil infografis kelompokmu di akun media sosial yang kamu punya
dengan sertakan tagar #BijakMenggunakanGadget #ManfaatkanGadgetmu
LAMPIRAN 3. LEMBAR
KERJA
MANFAAT GADGET
Petunjuk :
1. Siapkan alat tulis alat
2. Isilah pertanyaan-pertanyaan berikut
3. Jika sudah selesai, kumpulkan ke Guru BK
Diskusikan dan tulislah manfaat gadget bagi kehidupan pribadi, sosial dan belajarnya di kolom berikut!
LAMPIRAN 4. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL
INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Tuliskan manfaat gadget bagi pembelajaran, sosialisasi, dan kesempatan berbisnis?
2. Tuliskan pentingnya menyaring informasi dalam penggunaan gadget dan media sosial?
3. Tuliskan perbedaan dari penggunaan gadget untuk pembelajaran dan sharing informasi?
TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang
1. “Penggunaan gadget (HP) bagi remaja di era industry 4.0”
Khusus :
1. Peserta didik dapat menjelaskan Etika
pergaulan dengan teman sebaya yang beragam
latar belakangnya
2. Peserta didik dapat membedakan perilaku
yang boleh dan tidak boleh dilakukan sesuai
dengan etika
3. Peserta didik dapat menunjukan etika
pergaulan
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur
(Terlampir) tingkat pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang
dimiliki siswa setelah menerima layanan.
....................................... ........................................
A. Asesmen Kebutuhan 1. Pendahuluan : 5 Menit
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA
- Guru BK/Konselor membuka dengan
salam dan berdoa
B. Identitas Layanan
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Komponen : Layanan Dasar Bidang serta menanyakan kesiapan peserta didik.
: Pribadi dan Sosial
Fungsi : Pemahaman 2. Tahap Inti : 33 Menit
Topik : Etika Pergaulan - Guru BK/Konselor membagi peserta
Sasaran : Kelas 10 didik ke dalam 6 kelompok.
- Guru BK/Konselor membagikan lembar
C. Materi, Metode Media kerja dan menjelaskan cara
Materi : Etika Pergaulan (Terlampir) mengerjakanya
Metode : Diskusi dan Presentasi Media : - Guru BK/Konselor meminta tiap
LCD, HVS dan Pulpen kelompok secara bergantian untuk
mempresentasikan hasil diskusi. dan
D. Alokasi Waktu mempersilahkan kelompok lain untuk
1 x 45 Menit menanggapinya.
- Mengevaluasi hasil diskusi peserta didik
E. Tujuan Kegiatan - Membuat catatan-catatan
Umum : mempelajari norma-norma dalam observasi selama proses layanan
masyarakat serta dapat bersosialisasi dan bergaul
3. Tahap Penutup : 7 Menit
dengan teman sebaya sesuai dengan etika yang
- Guru BK menagjak peserta didik untuk
baik
membuat kesimpulan dan memberikan
penguatan atau merencanakan tindak
Khusus :
lanjut.
1. Peserta didik dapat menjelaskan Etika
- Membagikan lembar evaluasi hasil
pergaulan dengan teman sebaya yang beragam
latar belakangnya
2. Peserta didik dapat membedakan perilaku
yang boleh dan tidak boleh dilakukan sesuai
dengan etika
3. Peserta didik dapat menunjukan etika
pergaulan
F. Pelaksanaan
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai
sikap/perasaan yang dimiliki siswa setelah menerima layanan.
....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN
Etika Pergaulan
Oleh Cahyani Wulandari, S.Pd.
A. Pendahuluan
Dalam bersosialisasi di lingkungan diperlukan etika dalam pergaulan untuk kelangsungan
hubungan yang sehat dan baik, banyak hal yang perlu diperhatikan untuk bergaul dalam lingkungan.
Etika merupakan nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah laku. Makmun (2005) menyatakan bahwa pada fase remaja,
seseorang sudah dapat memisahkan antara sistem nilai-nilai atau kaidah-kaidah normatif yang universal.
Sehingga dapat diartikan bahwa pada masa remaja, seseorang sudah dapat membedakan sesuatu yang
baik dan yang buruk baginya.
Fakta yang terjadi di lingkungan belum sesuai yang diharapkan, hal ini ditunjukan oleh
beberapa perilaku peserta didik yang belum memahami dengan baik cara bergaul yang baik (Novita
Anggriani, 2016). Apabila seorang remaja tidak menyadari dan memahami situasi yang ada di
sekitarnya maka bisa saja akan melakukan suatu hal yang melanggar norma-norma yang berlaku dalam
lingkungan tersebut. Oleh karena itu penting bagi peserta didik untuk memahami etika pergaulan agar
dapat mengaplikasikan dalam kehidupannya.
Daftar Pustaka
Abin Syamsuddin Makmun (2005). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Bertens, K.
2002. Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Novita Anggriani, M. H. (2016). Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Etika
Pergaulan Siswa. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP Unsyiah.
Novita, Yani. 2015. Peran Orang Tua dalam Membentuk Etika Pergaulan Peserta Didik di Kelas XI SMA N
14 Padang. Skripsi. Padang: Program Studi Bimbingan dan Konseling PGRI Sumatera Barat.
Priatna, Tedi. 2012. Etika Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
LAMPIRAN 2. LEMBAR KERJA
Petunjuk:
1. Tuliskan nama kelompokmu.
2. Diskusikanlah pertanyaan dibawah ini bersama teman kelompokmu!
Tindakan apa saja yang harus kalian lakukan untuk bisa memahami sesama teman dari tata krama,
lalu bagaimana caranya?
Permasalahan atau sikap yang kurang baik apa saja yang sering kalian alami dalam lingkungan
pergaulan?
Bagaimana cara menyelesaikan permasalahan tersebut?
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL
INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Pernyataan
diatas merupakan pengertian dari?
a. Etika Pergaulan
b. Profesi
c. Adat
d. Tanggung jawab
2. Berikut contoh perilaku etika yang baik dalam pergaulan?
a. Berkata kasar
b. Menyindir teman
c. Saling menghormati antar sesama
d. Bersikap diskriminasi
3. Berikut contoh perilaku etika yang tidak baik dalam pergaulan?
a. Menjaga perkataan
b. Bersikap ramah
c. Meminta maaf saat melakukan kesalahan
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai
sikap/perasaan yang dimiliki siswa setelah menerima layanan.
....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI
KEGIATAN
Cyberbullying
A. Pengertian
Menurut Hertz (2008),Cyberbullying adalah bentuk penindasan atau kekerasan dengan bentuk
mengejek mengatakan kebohongan, melontarkan kata-kata kasar, menyebarkan rumor maupun
melakukan ancaman atau berkomentar agresif yang dilakukan melalui media-media seperti email, chat
room, pesan instan, website (termasuk blog) atau pesan singkat (SMS). Dapat kita ketahui bahwa
Cyberbullying merupakan tindakan bullying melalui media elektronik yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok
Cyberbullying terdiri dari dua individu
1. Pelaku adalah seseorang yang secara langsung melakukan agresi baik fisik, verbal atau psikologis
kepada orang lain dengan tujuan untuk menunjukkan kekuatan atau mendemonstrasikan pada orang
lain pada cybermedia (Hernandika, 2012).
2. Korban adalah seseorang yang menjadi sasaran atau target dari penindasan yang dilakukan oleh
pelaku pada cybermedia.
Dikatakan sebagai kasus Cyberbullying adalah apabila pelaku dan korban merupakan remaja yang
berusia kurang dari 18 tahun dan secara hukum belum dianggap dewasa. Apabila pelaku dan korban
kejahatan berusia diatas 18 tahun atau secara hukum sudah dianggap dewasa, maka kasus tersebut
dikategorikan sebagai kasus cyber crime atau cyber stalking.
B. Jenis-jenis Cyberbullying
1. Flaming : Perkelahian online menggunakan pesan elektronik dengan bahasa yang marah dan vulgar
2. Harassment and Stalking : Berkali-kali mengirim pesan yang kejam, kejam, dan / atau mengancam
3. Denigration : Mengirim atau postingan gosip atau rumor tentang seorang orang u ntuk merusaknya
atau reputasinya atau persahabatan
4. Impersonation : Melanggar menjadi seseorang email akun dan menggunakan itu untuk mengirim
setan atau bahan memalukan untuk orang lain
5. Outing dan trickery : Melibatkan seseorang di instan messaging, menipu dia atau di a ke
mengungkapkan sensitif informasi, dan forwarding informasi ke orang lain
6. Exsclusion : Mengecualikan seseorang dari grup online (Willard, 2007a)
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh University of Essex UK menyimpulkan bahwa orang-
orang yang terlibat dalam kasus bullying, baik pelaku maupun korban
memiliki resiko enam kali lipat terserang penyakit kronis saat beranjak dewasa. Selain itu, pelaku
maupun korban bullying tidak menutup kemungkinan akan memiliki kebiasaan tidak baik seperti
merokok dan mengidap gangguan psikiatri tertentu. Dampak- dampak lainnya antara lain yaitu, sakit
jantung, penurunan prestasi korban maupun pelaku bullying, memunculkan perilaku agresif, hingga
bunuh diri.
F. Beberapa cara tepat yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kasus
Cyberbullying, antara lain :
1. Jangan merespon. Para pelaku bullying menunggu-nunggu reaksi korban.
2. Untuk itu, jangan terpancing untuk merespon aksi pelaku agar mereka tidak lantas merasa
diperhatikan.
3. Jangan membalas aksi pelaku. Membalas apa yang dilakukan pelaku Cyberbullying
akan membuat Anda ikut menjadi pelaku dan semakin menumbuhsuburkan aksi Cyberbullying.
4. Bercerita kepada orang yang dipercaya. Jika anak-anak yang menjadi korban, mereka harus melapor
kepada orang tua, guru, atau tenaga konseling di sekolah. Selain untuk mengamankan korban,
tindakan ini akan membantu memperbaiki
sikap mental pelaku.
5. Simpan semua bukti. Karena Cyberbullying berlangsung di media digital atau media sosial, maka
korban akan lebih mudah meng-capture, lalu menyimpan pesan, gambar atau materi pengganggu
lainnya yang dikirim pelaku, kemudian menjadikannya sebagai barang bukti saat melapor ke pihak-
pihak yang bisa membantu.
6. Segera blokir aksi pelaku. Jika materi-materi pengganggu muncul dalam bentuk instan, teks, atau
komentar profil, gunakan tool preferences/privasi untuk memblokir pelaku. Jika terjadi saat chatting,
segera tinggalkan obrolan.
7. Selalu berperilaku sopan di dunia maya. Perilaku buruk yang dilakukan, seperti membicarakan orang
lain, bergosip, atau memfitnah, akan meningkatkan resiko seseorang menjadi korban Cyberbullying.
8. Jadilah teman, jangan hanya diam. Ikut meneruskan pesan fitnah atau hanya diam dan tidak berbuat
apa-apa akan semakin menumbuhkan aksi bullying dan menyakiti perasaan korban. Kemudian
menyuruh pelaku menghentikan perbuatannya, atau jika pelaku tidak diketahui bantu korban
menenangkan diri dan melaporkan kasus tersebut ke pihak yang berwenang.
Daftar Pustaka
Feinberg, T., & Robey, N. (2009). Cyberbullying: Intervention and prevention strategies.
National Association of School Psychologists, 38(4), 22-24.
LAMPIRAN 2. LEMBAR KERJA KELOMPOK
Nama :.............................................................................................................
Kelas/Peminatan :.............................................................................................................
Tempat,Tanggal :.............................................................................................................
Diskusikanlah bersama teman sekelompokmu mengenai tips menghadapi Cyberbullying bagi
pelajar, setelah itu tuliskan dibawah ini boleh dikreasikan sesuai kreatifitas kelompok!
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL
INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Perbedaan antara bullying dan Cyberbullying terletak pada?
a. Jenis hinaan c. Waktu kejadian
b. Media atau tempat perlakuan d. Individu yang berbuat
2. Perkelahian online menggunakan pesan elektronik dengan bahasa yang marah dan vulgar
merupakan jenis Cyberbullying ?
a. Harassment and Stalking c. Outing dan trickery
b. Flaming d. Exsclusion
3. Menurut mu apakah ada hubungan nya Cyberbullying dengan perasaan marah, sakit hati, iri, balas
dendam?
a. Ya b. Tidak
TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang
1.
Cyberbullying
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang dimiliki
siswa setelah menerima layanan.
....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN
MAKNA PERSAHABATAN
Oleh : Yunisa Asih Prasetya, M.Pd
A. Definisi Persahabatan
Persahabatan adalah hubungan yang penting dalam semua kebudayaan dan sepanjang rentang
kehidupan yang memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) hubungan dyadic; (2) adanya unsur perhatian
dan kepedulian (afeksi) yang saling berbalasan (hubungan timbal-balik); (3) bersifat sukarela; (4)
bersifat egalitarian; (5) sebagai kawan dalam melakukan kegiatan bersama-sama. Persahabatan memiliki
fungsi yaitu, menyediakan sumber dukungan dan kesempatan bagi individu untuk penyingkapan diri dan
keakraban. (Craighead& Nameroff, 2004)
Menurut Dariyo (2004) persahabatan merupakan hubungan emosional antara dua atau lebih
individu, baik antara sejenis maupun berbeda jenis kelamin, yang didasari saling pengertian, menghargai,
mempercayai antar satu dan lainnya. Hal yang membuat mereka mengadakan hubungan akrab adalah
unsur komitmen, yaitu tekad untuk mempertahankan ikatan emosinal itu.
Daftar Pustaka :
Dariyo, Agoes (2004). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta:Grasindo Craighead, W.E., &
Nemeroff, C.B (Eds). (2004). The Concise Corsini Encyclopedia of
psychology and behavioral Science. John Wiley &Sons
Makna Persahabatan. Di unduh dari www.layananinfobk.blogspot.com.
http://layananinfobk.blogspot.com/2013/04/bk-sosial-persahabatan.html?m=1.
Diunduh pada tanggal 30 April 2020
GAMES
KATA PUJIAN UNTUK SAHABAT DAN
A. Tujuan Penugasan TEMAN
1. Penugasan bertujuan melatih peserta didik untuk terbiasa memberikan pujian untuk temannya
2. Peserta didik mengetahui bagaimana pandangan teman terhadap dirinya.
INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Jelaskan definisi persahabatan menurut anda……
D. Alokasi Waktu
1 x 45 Menit
E. Tujuan Kegiatan
Umum : mempelajari cara menggunakan internet
secara bijak
Khusus :
1. Peserta didik dapat menjelaskan etika
berinternet
2. Peserta didik dapat mempraktikkan langkah
mengatasi ketergantungan internet
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang dimiliki
siswa setelah menerima layanan.
....................................... ........................................
A. Asesmen Kebutuhan F. Pelaksanaan
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA 1. Pendahuluan : 5 Menit
- Guru BK/Konselor membuka dengan
B. Identitas Layanan Komponen :
salam dan berdoa.
Layanan Dasar Bidang :
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Sosial
serta menanyakan kesiapan peserta didik.
Fungsi : Pemahaman dan
Pencegahan
2. Tahap Inti : 30 Menit
Topik : Bijak berinternet dengan
- Memandu pelaksanaan kampanye
nettiquette
etika ber-internet
Sasaran : Kelas 10 - Meminta tiap kelompok
menampilkan kampanye etika ber-
C. Materi, Metode Media internet
Materi : Etika berinternet dan - Setiap kelompok memberi tanggapan
pencegahan ketergantungan hasil karya dari kelompok lain.dan
internet (Terlampir) memberikan penilaian sebaya terhadap
Metode : Kampanye karya yang ditampilkan
Media : LCD, Laptop dan Speaker
3. Tahap Penutup : 10 Menit
D. Alokasi Waktu - Guru BK memberikan penguatan atau
1 x 45 Menit merencanakan tindak lanjut.
- Membagikan lembar evaluasi hasil
E. Tujuan Kegiatan
Umum : mempelajari cara menggunakan internet
secara bijak
Khusus :
1. Peserta didik dapat menjelaskani etika
berinternet
2. Peserta didik dapat mempraktikkan langkah
pencegahan ketergantungan internet
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan
(Terlampir) kesesuaian program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur
(Terlampir) tingkat pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang
dimiliki siswa setelah menerima layanan.
....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN
Daftar Pustaka :
Martasari, Hendri Puspa. 2020. Modul Pembelajaran Berbasis TIK 02 Internet Sehat, Bijak, dan Aman,
Jakarta : Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
LAMPIRAN 2. LEMBAR PENUGASAN
INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang berlaku saat ini ialah
a. UU Nomor 18 Tahun 2003 c. UU Nomor 19 Tahun 2016
b. UU Nomor 16 Tahun 2019 d. UU Nomor 3 Tahun 2018
2. Sanksi tegas bagi pelanggar UU ITE ialah …
a. Hukuman penjara c. Pemblokiran akun media sosial
b. Dikucilkan dari masyarakat d. DIrehabilitasi
3. DI bawah ini yang merupakan penerapan etika berinternet ialah …
a. Memberikan komentar apapun sesuai pemikiran dan perasaan kita
b. Tidak menggunakan identitas asli agar apabila kita melakukan kesalahan orang lain tidak
mengenali
c. Berkeluh kesah di media sosial karena itu merupakan media untuk berbagi
d. Senantiasa memanfaatkan internet untuk hal yang positif seperti memperluas jejaring bisnis
4. Di bawah ini yang bukan langkah untuk mengurangi ketergantungan dari memegang handphone
ialah …
a. Mematikan jaringan internet sementara waktu
b. Mengisi waktu luang dengan menyalurkan hobi
c. Menonaktifkan notifikasi
d. Menginstall banyak aplikasi media sosial agar tidak ketinggalan zaman
TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang Bijak
1. berinternet dengan nettiquette
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan
(Terlampir) kesesuaian program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur
(Terlampir) tingkat pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang
dimiliki siswa setelah menerima layanan.
....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN
Masa remaja adalah masa yang indah. Sering sekali masa remaja diidentikkan masa remaja dengan
masa pencarian identitas. Satu proses masa yang semua anak manusia sedang dan akan terjadi dalam sebuah
proses tumbuh kembang remaja. Dunia remaja memang unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering menciptakan
ide-ide cemerlang dan positif. Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi.
Salah satu hal yang menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari
sebagian remaja walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya. Bahkan ada rumor yang
menarik, bahwasannya bila ada remaja yang belum punya pacar berarti belum mempunyai identitas diri yang
lengkap. Memang tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan fenomena tersendiri dikalangan remaja,
serta menjadi salah satu penumbuh rasa percaya diri untuk beberapa anak remaja.
A. Pengertian pacaran.
Menurut Guerney dan Arthur (Dacey & Kenney, 1997) pacaran adalah aktifitas sosial yang
membolehkan dua orang yang berbeda jenis kelaminnya untuk terikat dalam interaksi sosial dengan
pasangannya yang tidak ada hubungan keluarga.
Menurut Erickson (dalam Santrock, 2003) pengalaman romantis pada masa remaja dipercaya
memainkan peran yang penting dalam perkembangan identitas dan keakraban. Pacaran pada masa
remaja membantu individu dalam membentuk hubungan romantis selanjutnya dan bahkan pernikahan
pada masa dewasa.
Menurut DeGenova & Rice (2005) pengertian pacaran adalah menjalankan suatu hubungan
dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling mengenal
satu sama lain. Menurut Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan bersenang-senang antara pria dan
wanita yang belum menikah, dimana hal ini akan menjadi dasar utama yang dapat memberikan
pengaruh timbal balik untuk hubungan selanjutnya sebelum pernikahan di Amerika.
Benokraitis (1996) menambahkan bahwa pacaran adalah proses dimana seseorang bertemu
dengan seseorang lainnya dalam konteks sosial yang bertujuan untuk menjajaki kemungkinan sesuai
atau tidaknya orang tersebut untuk dijadikan pasangan hidup. Menurut Saxton (dalam Bowman,
1978), pacaran adalah suatu peristiwa yang telah direncanakan dan meliputi berbagai aktivitas bersama
antara dua orang (biasanya dilakukan oleh kaum muda yang belum menikah dan berlainan jenis).
Kyns (1989) menambahkan bahwa pacaran adalah hubungan antara dua orang yang berlawanan
jenis dan mereka memiliki keterikatan emosi, dimana hubungan ini didasarkan karena adanya perasaan-
perasaan tertentu dalam hati masing-masing. Menurut Reiss (dalam Duvall & Miller, 1985) pacaran
adalah hubungan antara pria dan wanita yang diwarnai keintiman. Menurut Papalia, Olds & Feldman
(2004), keintiman meliputi adanya rasa kepemilikan. Adanya keterbukaan untuk mengungkapkan
informasi penting mengenai diri pribadi kepada orang lain (self disclosure) menjadi elemen utama dari
keintiman.
B. Pengertian Remaja
Menurut Zakiah Darajat (1982 : 28) remaja adalah umur yang menjembatani antara umur anak-
anak dan umur dewasa. Pada usia ini terjadi perubahan-perubahan cepat pada jasmani, emosi, sosial,
akhlak dan kecerdasan. Sedangkan menurut Y. Singgih D. Gunarso (1998 : 8) bahwa masa remaja
adalah permulaannya ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan seksual.
Sofyan Willis (1986 : 23) mengemukakan bahwa usia remaja berkisar antara usia 13 sampai 21
tahun, dengan pembagian pubertas antara 13 sampai 15 tahun dan fase pubertas antara 16 sampai 19
tahun. Menurut Moh. Surya (1990 : 90) bahwa masa adolesen berawal dari 13 sampai 15 tahun untuk
perempuan, 15 sampai 17 tahun untuk laki-laki sedangkan masa adolesen yang sebenarnya antara 15
sampai usia 18 tahun untuk perempuan, 17 sampai 19 tahun untuk laki-laki.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian pacaran adalah
adanya keterikatan emosi antara pria dan wanita yang belum menikah dengan tujuan untuk saling
mengenal dan melihat kesesuaian antara satu sama lain sebagai pertimbangan sebelum menikah.
Sedangkan pengertian remaja adalah masa peralihan individu dari usia anak- anak dengan usia
dewasa dimana rata-rata usianya antara 13 sampai 19 tahun. Dalam hal ini remaja pelajar yang
dimaksud penulis adalah remaja yang menjalani pendidikan lebih spesifiknya sedang duduk dibangku
SMP dan SMA
Oleh karena itu bahwa gaya pacaran yang sehat merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan agar terhindar
dari hal-hal yang tidak diinginkan. Gaya pacaran yang sehat mencakup berbagai unsur yaitu sebagai berikut:
1. Sehat Fisik.
Tidak ada kekerasan dalam berpacaran. Dilarang saling memukul, menampar ataupun menendang.
2. Sehat Emosional.
Hubungan terjalin dengan baik dan nyaman, saling pengertian dan keterbukaan. Harus mengenali
emosi diri sendiri dan emosi orang lain. Harus mampu mengungkapkan dan mengendalikan emosi
dengan baik.
3. Sehat Sosial.
Pacaran tidak mengikat, maksudnya hubungan sosial dengan yang lain harus tetap dijaga agar tidak
merasa asing di lingkungan sendiri. Tidak baik apabila seharian penuh bersama dengan pacar.
4. Sehat Seksual.
Dalam berpacaran kita harus saling menjaga, yaitu tidak melakukan hal-hal yang beresiko. Jangan
sampai melakukan aktivitas-aktivitas yang beresiko, seperti berciuman hebat (kissing), berpelukan
hebat (petting), meraba-raba bagian sensitif wanita dan apalagi melakukan hubungan seks. ” SAY NO
TO SEKS “
Daftar Pustaka
Bertha Sinaga. (2019). PENGARUH PACARAN TERHADAP REMAJA PELAJAR. indonesiana.id.
https://www.indonesiana.id/read/95872/pengaruh-pacaran-terhadap-remaja- pelajar (Diakses
pada 1 April 2020).
LAMPIRAN 2. LEMBAR
KERJA
GAYA BERPACARAN
Petunjuk :
1. Siapkan alat tulis alat
2. Tulislah nama dan no absenmu
3. Tulislah pendapatmu tentang pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
4. Jika ada yang kamu ragukan bias tanyakan ke Guru BK
5. Jika sudah selesai, kumpulkan !
Nama :
No Absen :
1. Tulislah pendapatmu mengenai gaya pacaran pada remaja masa kini yang pernah
kamu rasakan atau pernah kamu lihat !
2. Tulislah dampak positif dan negatif dari pacaran!
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL
INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
2. Tuliskan dampak negatif dan positif dari berpacaran/menjalin hubungan dengan lawan jenis?
3. Bandingkan gaya berpacaran yang sehat dan tidak sehat, serta yang baik dan yang buruk?
4. Tuliskan langkah positif yang harus saya ambil ketika menjalin hubungan?
TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang
1. “Fenomena Pacaran di Kalangan Remaja”
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang dimiliki
siswa setelah menerima layanan.
....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN
B. Definisi
Penyesuaian diri berasal dari kata adaptasi dalam biologi yang berarti usaha individu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat ia hidup. Dalam psikologi ini dikenal dengan kata
adjustment (penyesuaian diri), selama hidupnya manusia selalu dituntut untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Menurut Schneiders dalam bukunya yang berjudul “Personal Adjustment and
Mental Health” (1984) yang memberikan definisi sebagai berikut: “Sosial adjustment signifies the
capacity to react affectively and wholesomely to social realities, situation and relations do that the
requirement for social living are fulfilled in an acceptable and satisfactory manner”. Schneiders
mendefinisikan penyesuaian diri (adjustment) sebagai suatu proses dimana individu berusaha keras
untuk mengatasi atau menguasai kebutuhan dalam diri, ketegangan, frustasi, dan konflik, tujuannya
untuk mendapatkan keharmonisan dan keselarasan antara tuntutan lingkungan dimana dia tinggal
dengan tuntutan didalam dirinya. Batasan ini mempunyai arti bahwa penyesuaian diri merupakan
kemampuan untuk bereaksi secara efektif dan memadai terhadap realitas, situasi dan hubungan sosial.
Penyesuaian biasanya dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Adjustment di lingkungan keluarga
2. Adjustment di lingkungan sekolah
3. Adjustment di lingkungan masyarakat
Sesuai dengan konsep dan prinsip-prinsip penyesuaian diri yang ditujukan kepada diri sendiri, orang
lain, maupun lingkungannya maka proses penyesuaian diri menurut (Sunarto dalam, Ali & M. Asrori
2005: 178), dapat ditunjukkan sebagai berikut:
1. Mula-mula individu di satu sisi merupakan dorongan keinginan untuk memperoleh makna dan
eksistensi dalam kehidupannya dan di sisi lain dapat mendapat peluang atau tuntutan dari luar
dirinya sendiri.
2. Kemampuan menerima atau menilai kenyataan lingkungan di luar dirinya secara objektif sesuai
dengan pertimbangan-pertimbangan rasional dan perasaan.
3. Kemampuan bertindak sesuai dengan potensi kemampuan yanga ada pada dirinya dan kenyataan
objektif di luar dirinya.
4. Kemampuan bertindak secara dinamis, luwes, dan tidak kaku sehingga menimbulkan rasa aman
tidak dihantui oleh kecemasan atau ketakutan.
5. Dapat bertindak sesuai dengan potensi-potensi positif yang layak dikembangkan sehingga dapat
menerima dan diterima lingkungan, tidak disingkirkan oleh lingkungan maupun menentang
dinamika lingkungan.
6. Rasa hormat pada sesama manusia dan mampu bertindak toleran, selalu menunjukkan perilaku
hormat sesuai dengan harkat dan martabat manusia, serta dapat mengerti dan menerima keadaan
orang lain meskipun sebenarnya kurang serius dengan keadaan dirinya.
7. Kesanggupan merespons frustasi, konflik, dan stres secara wajar, sehat dan profesional, dapat
mengontrol dan mengendalikan sehingga dapat memperoleh manfaat tanpa harus menerima
kesedihan yagn mendalam.
8. Kesanggupan bertindak secara terbuka dan sanggup menerima kritik dan tindakannya dapat bersifat
murni sehingga sanggup memperbaiki tindakan- tindakan yang sudah tidak sesuai lagi.
9. Dapat bertindak sesuai dengan norma yang dianut oleh lingkungannya serta selaras dengan hak dan
kewajbannya.
10. Secara positif ditandai oleh kepercayaan terhadap diri sendiri, orang lain, dan segala sesuatu di luar
dirinya sendiri sehingga tidak pernah merasa tersisih dan kesepian.
Daftar pustaka
Ali, Muhammad dan Muhammad Asrori, (2005). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Bumi Aksara.
Kusdiyati, S., & Halimah, L. (2011). Penyesuaian diri di lingkungan sekolah pada siswa kelas XI SMA
pasundan 2 bandung. Universitas Ahmad Dahlan.
Sandha, T., Hartati, S., & Fauziah, N. (2018). Hubungan antara self esteem dengan penyesuaian diri pada
siswa tahun pertama SMA Krista Mitra Semarang. Empati, 1(1), 47-82.
Sari, E. (2015). Hubungan Antara Konsep Diri, Kematangan Emosi Dan Penyesuaian Sosial Pada Siswa
Sma Negeri 1 Ujung Batu (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau).
Wahyuhadi, I. R. (2015). Hubungan antara penyesuaian diri di sekolah dengan kepercayaan diri pada siswa
kelas X MAN 1 Kota Magelang. Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling, 4(6).
Wulandari, S. W. (2016). Hubungan Antara Kesejahteraan Psikologis dan Penyesuaian Diri Siswa Kelas X
SMK Santa Maria Jakarta. Psiko Edukasi, 14(2), 94-100.
LAMPIRAN 2. LEMBAR KERJA
Nama Anggota 1 :
Nama Anggota 2 :
Nama Anggota 3 :
Nama Anggota 4 :
DISKUSI HASIL
DISKUSI
Kelompok
Dengan
Perwakilan
Kelompok Lain
Yang Datang
Perwakilan
Kelompok
dengan
Kelompok Lain
Yang
Didatangi
HASIL AKHIR
Langkah-langkah pengisian :
1. Tuliskan nama-nama anggota kelompok
2. Diskusikan dan tuliskan hasil diskusi kelompok mengenai hal yang paling sulit dalam
penyesuaian diri di sekolah pada kolom “Hasil Diskusi Kelompok”
3. Berikan perwakilan kelompok untuk pergi ke kelompok lain untuk berdiskusi
4. Tuliskan hasil diskusi kelompok dengan perwakilan peserta lain yang datang pada kolom
“Hasil Diskusi Dengan Perwakilan Kelompok Lain Yang Datang”
5. Tuliskan hasil diskusi perwakilan kelompok dengan kelompok lain yang didatangi pada kolom “Hasil
Diskusi Dengan Perwakilan Kelompok dengan Kelompok Lain Yang Didatangi”
6. Tuliskan hasil diskusi kelompok mengenai hal yang paling sulit dalam penyesuaian diri di sekolah pada
kolom “Hasil Akhir”dengan mempertimbangkan informasi-informasi yang didapat .
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL
INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Penyesuaian biasanya dibagi menjadi tiga, Kecuali?
a. lingkungan keluarga
b. lingkungan sekolah
c. lingkungan masyarakat
d. lingkungan kerja
2. Menurut Schneiders (1984) Penyesuain Diri memiliki …. Aspek
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
3. Menurut mu apakah ada hubungan nya Penyesuaian Diri dengan prestasi belajar?
a. Ya b. Tidak
4. Berikut ciri-ciri penyesuaian diri di lingkungan sekolah, Kecuali?
a. Menerima dan menghormati tata tertib sekolah
b. Ikut dalam lomba yang diadakan osis
c. Mengerjakan tugas dan PR
d. Mendukung sahabat meraih cinta sejatinya
Khusus :
1. Peserta didik dapat menafsirkan konsep
remaja dan cinta
2. Peserta didik dapat memutuskan batasan
perasaannya dalam menjalin hubungan
terhadap lawan jenis
3. Peserta didik dapat membangun hubungan
yang sehat dan tidak beresiko dengan lawan
jenis
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan
(Terlampir) kesesuaian program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur
(Terlampir) tingkat pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang
dimiliki siswa setelah menerima layanan.
....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN
A. Konsep Remaja
Masa remaja (adolescence) adalah merupakan masa yang sangat penting dalam rentang
kehidupan manusia, merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju kemasa
dewasa. Ada beberapa pengertian menurut para tokoh- tokoh mengenai pengertian remaja seperti:
Elizabeth B. Hurlock Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin (adolescene), kata bendanya
adolescentia yang berarti remaja yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa‟‟ bangsa orang-
orang zaman purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode-periode
lain dalam rentang kehidupan anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan
reproduksi.
Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkannya untuk
mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang
umum dari periode perkembangan ini. Pendapat dari (World Health Organization) WHO 1974 remaja
adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda
seksualitas sampai saat ini mencapai kematangan seksualitasnya, individu mengalami perkembangan
psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa, dan terjadi peralihan dari
ketergantungan sosial yang penuh, kepada keadaan yang relative lebih mandiri. Perubahan yang
menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang
menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak- kanak digantiakan dengan hal menarik yang baru dan
lebih menantang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa
remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih
penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhungan
dengan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama,
tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
C. Pacaran
1. Definisi Pacaran
Menurut DeGenova & Rice (2005) pacaran adalah menjalankan suatu hubungan dimana dua
orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling mengenal satu sama
lain. Menurut Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan bersenang-senang antara pria dan wanita
yang belum menikah, dimana hal ini akan menjadi dasar utama yang dapat memberikan pengaruh
timbal balik untuk hubungan selanjutnya sebelum pernikahan di Amerika.
2. Penyebab atau Alasan Berpacaran
Menurut DeGenova & Rice (2005) ada beberapa hal yang menyebabkan individu-
individu berpacaran, antara lain:
a. Pacaran sebagai bentuk rekreasi. Satu alasan bagi pasangan untuk keluar secara sederhana
adalah untuk bersantai-santai, menikmati diri mereka sendiri dan memperoleh kesenangan.
Pacaran merupakan suatu bentuk hiburan an ini jugalah yang menjadi tujuan akhir dari
pacaran itu sendiri.
b. Pacaran memberikan pertemanan, persahabatan dan keintiman pribadi. Banyak kaum muda
yang memiliki dorongan yang kuat untuk mengembangkan kedekatan dan hubungan yang
intim melalui pacaran.
c. Pacaran adalah bentuk sosialisasi. Pacaran membantu seseorang untuk mempelajari kealian-
keahlian sosial, menambah kepercayaan diri dan ketenangan, dan mulai menjadi ahli dalam
seni berbicara, bekerjasama, dan perhatian terhadap orang lain.
d. Pacaran berkontribusi untuk pengembangan kepribadian. Salah satu cara bagi individu untuk
mengembangkan identitas diri mereka adalah melalui berhubungan dengan orang lain.
Kesuksesan seseorang dalam pengalaman berpacaran merupakan bagian dari perkembangan
kepribadian. Satu dari alasan-alasan kaum muda berpacaran adalah karena hubungan tersebut
memberi mereka keamanan dan perasaan dihargai secara pribadi.
e. Pacaran memberikan kesempatan untuk mencoba peran gender. Peran gender harus
dipraktekkan dalam situasi kehidupan nyata dengan pasangan. Banyak wanita saat ini
menyadari bahwa mereka tidak dapat menerima peran tradisionalnya yang pasif; pacaran
membantu mereka mengetahui hal ini dan belajar jenis peran apa saja yang mereka temukan
dalam hubungan yang dekat.
f. Pacaran adalah cara untuk memenuhi kebutuhan akan cinta dan kasih sayang. Kebutuhan akan
kasih sayang ini merupakan satu dari motif utama orang berpacaran.
g. Pacaran memberikan kesempatan bagi pencobaan dan kepuasan seksual. Pacaran menjadi
lebih berorientasi seksual, dengan adanya peningkatan jumlah kaum muda yang semakin
tertarik untuk melakukan hubungan intim (Michael dalam DeGenova & Rice, 2005).
h. Pacaran adalah cara untuk menyeleksi pasangan hidup. Kesesuaian dari seleksi pasangan
menganjurkan agar individu-individu yang memiliki kecocokan yang baik dalam karakteristik-
karakteristik pokok untuk dapat menikah satu sama lain karena kecocokan dapat
meningkatkan kemungkinan bahwa mereka akan mampu membentuk hubungan yang saling
memuaskan.
i. Pacaran mempersiapkan individu menuju pernikahan. Pacaran dapat mengembangkan
pemahaman yang lebih baik tentang sikap dan perilaku pasangan satu sama lain; pasangan
dapat belajar bagaimana cara mempertahankan hubungan dan bagaimana mendiskusikan dan
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi.
D. Resiko Pacaran
Pacaran memiliki berbagai resiko bagi remaja dan terlebih bagi usia sebelum remaja. Resiko yang
paling terlihat adalah remaja dapat mengalami penurunan prestasi akademik dan terlibat dalam perilaku
nakal (Berk, 2014). Lebih lanjut lagi, pacaran dapat menjadi pintu masuk pada hubungan yang lebih
dalam lagi yaitu hubungan seksual pra nikah sebagai wujud kedekatan antara dua orang yang sedang
jatuh cintai (De Guzman & Diaz, 1995).
Menurut Agoes Dariyo bahwa remaja memasuki usia subur dan produktif, artinya secra fisiologis
mereka telah mencapai kematangan organ-organ reproduksi baik remaja laki-laki maupun wanita.
Kematangan organ reproduksi tersebut, mendorong individu untuk melakukan hubungan sosial baik
dengan sesama jenis maupun dengan lawan jenis. Perilaku negatif pelajar terutama hubungannya
dengan penyimpangan seksualitas seperti seks pra-nikah, pada dasarnya belum murni tindakan diri
mereka saja (faktor internal) melainkan ada faktor pendukung atau mempengaruhi dari luar (faktor
eksternal). Faktor-faktor tersebut antara lain adalah tempat tinggal, keluarga, kawan, dan komunitas.
Menurut Sarwono, faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya perilaku seks pra-nikah terbagi
menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor yang mempengaruhi remaja melakukan perilaku seks pranikah dikalangan pelajar
secara umum adalah: a. Kurangnya informasi tentang seks yang benar dan jelas. b. Hubungan percintaan
yaitu persepsi yang salah dalam mengartikan suatu perasaan dan hubungan dalam berpacaran. c. Jauh
dari orang tua, akhirnya pelajar merasa mempunyai kelonggaran dan kebebasan dalam bertingkah laku.
d. Media masa yaitu mudahnya akses informasi dari majalah internet, dll. e. Kualitas religiusitas
(keimanan) diri pelajar itu sendiri. f. Kematangan biologis yang berkaitan dengan pengendalian dan
kontrol diri.
Dampak seks pra nikah dapat menimbulkan dampak negative pada remaja diantaranya sebagai
berikut : a. Dampak psikologis Dampak psikologis dari perilaku seksual pranikah pada remaja
diantaranya perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa; b. Dampak
Fisiologis Dampak fisiologis dari perilaku seksual pranikah tersebut diantaranya dapat menimbulkan
kehamilan tidak diinginkan dan aborsi; c. Dampak sosial Dampak sosial yang timbul akibat perilaku
seksual yang dilakukan sebelum saatnya antara lain dikucilkan, putus sekolah pada remaja perempuan
yang hamil, dan perubahan peran menjadi ibu. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela dan
menolak keadaan tersebut; d. Dampak fisik Dampak fisik lainnya sendiri menurut Sarwono adalah
berkembangnya penyakit menular seksual di kalangan remaja, dengan frekuensi penderita penyakit
menular seksual (PMS) yang
tertinggi antara usia 15-24 tahun. Infeksi penyakit menular seksual dapat menyebabkan kemandulan dan
rasa sakit kronis serta meningkatkan risiko terkena PMS dan HIV/AIDS. Bukan hanya itu saja kondisi
psikologis akibat dari perilaku seks pranikah, pada sebagian pelajar lain dampaknya bisa cukup serius,
seperti ketegangan mental dan kebingunan untuk menghadapi segala kemungkinan resiko yang akan
terjadi, perasaan seperti itu akan timbul pada diri remaja jika remaja menyesali perbuatan
yang sudah dilakukannya.
Kehamilan remaja, pengguguran kandungan (aborsi), terputusnya sekolah, perkawinan di usia
muda, perceraian, penyakit kelamin, penyalahgunaan obat merupakan akibat buruk petualangan cinta
dan seks yang salah saat remaja masih sebagai seorang pelajar. Akibatnya, masa depan mereka yang
penuh harapan hancur berantakan karena masalah cinta dan seks. Untuk itulah, pendidikan seks bagi
remaja SMP dan SMA sebaiknya diberikan agar mereka sadar bagaimana menjaga organ reproduksinya
tetap sehat dan mereka mempunyai pengetahuan tentang seks yang benar.
Resiko-resiko yang menyangkut kesehatan bagi para pelaku hubungan seksual dini meliputi
trauma seksual, meningkatnya pertumbuhan kanker servix (leher rahim), terkena penyakit menular
seksual dan juga kehamilan di usia muda.
Daftar Pustaka
Rahmat Hidayat, Dede. (2011). Psikologi Kepribadian dalam Konseling. Bogor: Galia Indonesia
De Guzman, E.A, & Diaz, G.S. (1995). Dating Open Doors for Intimate Behaviour Among Youth. Young
Adult Fertility and Sexuality Study II,29.
Knight, J.F. (2004). So you’re a teenager. Bandung: Indonesia Publishing House.
LAMPIRAN 2. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL
INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
Tentukan bagaimana perasaan Kamu terhadap orang tersebut, dan perasaan apa yang dia miliki
untuk Kamu. Jujurlah dengan diri sendiri.
1. Apakah Kamu mendapati diri sendiri pernah berkhayal seperti apa rasanya menjalin hubungan
dengannya ?
2. Jika Kamu tidak terikat hubungan tertentu, sementara dia juga jomblo, atau jika tidak ada hambatan
apapun, apakah Kamu akan tertarik secara romantis terhadapnya ?
3. Apakah Kamu merasa dia memiliki perasaan tertentu terhadap Kamu ? Ingatlah bahwa tindakan bisa
mengungkapkan lebih banyak hal dibandingkan kata-kata. Percayalah pada insting Kamu.
4. Apakah Kamu benar-benar percaya bahwa dia lebih cocok menjadi teman dibanding
sebagai pasangan romantis? Mengapa? Jawaban Kamu atas pertanyaan ini akan sangat menentukan
dan dapat membantu mempertahankan persahabatan tetap bersifat platonik ketika atau jika batasan
yang telah ditetapkan sebelumnya menjadi tidak jelas.
TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang Problematika
1.
Hubungan Remaja Antar Lawan Jenis
Setelah menerima materi layanan BK tentang Problematika Hubungan
2. Remaja Antar Lawan Jenis timbul kesadaran saya untuk mengatahui
perasaan saya terhadap teman lawan jenis saya
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai
sikap/perasaan yang dimiliki siswa setelah menerima layanan.
....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN
Jika perhatian Anda teralihkan saat mendengarkan karena muncul pikiran tentang makan malam atau
apa yang ingin Anda katakan, kembalikan lagi perhatian Anda pada pembicaraan yang sedang
berlangsung dengan mengatakan, “Barusan
saya terpikir tentang (apa yang baru saja ia ceritakan) . Kalau tidak
keberatan, tolong jelaskan sekali lagi agar saya lebih mengerti persoalan yang
sebenarnya”.
Cobalah melakukan kontak mata dengan orang yang sedang berbicara, tetapi jangan terus
menatapnya dan duduklah saling berhadapan. Jangan sering-sering melihat ke tempat lain sebab akan
terlihat bahwa Anda mengabaikannya dan menganggap remeh apa yang ia katakan.
Ada tiga hal yang harus Anda lakukan agar bisa mendengarkan orang lain secara aktif. Pertama,
tunjukkan bahwa Anda mengerti ucapannya dengan mengulangi apa yang baru saja ia ceritakan
menggunakan kata-kata Anda sendiri. Kemampuan memahami ucapan orang lain merupakan
keterampilan mendengar secara umum. Kedua, tunjukkan reaksi emosional Anda. Kemampuan ini
adalah salah satu aspek penting dalam berempati sebab dengan menunjukkan emosi, Anda bisa
membantu orang lain sehingga ia lebih memahami dan lebih mampu mengendalikan emosinya
sendiri. Kita juga membutuhkan empati dari orang lain dengan alasan yang sama. Reaksi emosional
orang lain akan membantu kita mengendalikan emosi dan memahami perasaan kita sendiri. Ketiga,
kenali bagaimana respons Anda memengaruhi sikap Anda sendiri. Menunjukkan sikap adalah aspek
penting lainnya dalam berempati sebab sikap Anda bisa menunjukkan bahwa Anda mengerti apa
yang ia rasakan dan membantunya menentukan sikap.
Empati adalah komunikasi dua arah yang terjalin dengan saling mengungkapkan kesedihan dan
emosi. Agar bisa berempati dengan baik, ceritakan juga apa yang Anda alami saat ia menceritakan
pengalamannya.
Meski demikian, jangan menceritakan kisah hidup Anda kepada setiap orang. Tentukan siapa yang
akan mendengarkan cerita Anda. Tetapi, agar bisa berempati, Anda harus siap membuka diri di
setiap kesempatan, terutama kepada orang-orang yang tidak Anda sukai.
Setelah menentukan ingin membuka diri kepada siapa, coba ikuti cara ini: alih-alih mengandalkan
pikiran dan perasaan dalam percakapan, berusahalah mengungkapkan perasaan Anda tentang topik
tertentu. Mulailah kalimat Anda dengan kata “Saya” atau kata ganti orang pertama. Contohnya,
“Saya senang sekali kita bisa pergi bersama hari ini”. Namun, jangan menjawab pertanyaan dengan
“Saya tahu”, apalagi saat menjawab pertanyaan pribadi. Berikan jawaban yang benar-benar
mengungkapkan perasaan Anda.
Jika Anda sudah mengenal orang ini dengan baik, peluklah, rangkullah pundaknya, atau sentuhlah
tangannya. Cara ini bukan hanya menunjukkan bahwa Anda benar-benar memperhatikannya, tetapi
bisa membangun keterhubungan di antara Anda berdua.
Hormon oksitosin terbukti sangat membantu kita memahami emosi orang lain. Jadi, pelukan yang
sesuai dengan konteks hubungan bisa meningkatkan kecerdasan emosi Anda berdua.
Perhatikan semua yang ada di sekitar Anda secara mendetail. Amati setiap bunyi, bau, dan apa
yang Anda lihat, lalu ingatlah dengan penuh kesadaran. Banyak orang yang melakukan berbagai
hal tanpa mereka sadari. Coba pikirkan contoh ini, berapa kali Anda berjalan atau mengemudi ke
suatu tempat, tetapi tidak ingat lagi kalau Anda pernah pergi dari A menuju B. Jadi, berusahalah
mengenali situasi di sekitar Anda dengan penuh kesadaran.
Riset membuktikan bahwa kebiasaan memperhatikan keadaan dan orang-orang di sekitar dengan
penuh kesadaran membuat Anda lebih mampu berempati dan membantu orang lain yang
membutuhkan.
5. Jangan menilai.
Sikap ini sangat diperlukan jika Anda ingin berempati dan memperhatikan dengan penuh
kesadaran. Menahan diri agar tidak menilai bukanlah hal yang mudah, apalagi di saat Anda baru
pertama kali bertemu atau berinteraksi dengan seseorang. Meski demikian, Anda harus bisa bersikap
seperti ini agar mampu berempati.
Berusahalah agar Anda bisa lebih mengerti cara pandang seseorang tanpa langsung menilainya
sebagai buruk atau baik. Dengan tidak terburu-buru menilai, Anda memiliki kesempatan untuk
memahami orang lain secara lebih mendalam. Memilih bersikap seperti ini bukan berarti
mengatakan bahwa orang yang berinteraksi dengan Anda selalu benar atau baik, tetapi Anda akan
lebih mampu berempati dengan mendalami cara pandangnya.
Akan tetapi, dengan bersikap seperti ini bukan berarti bahwa Anda harus berdiam diri dan tidak
bilang apa-apa jika seseorang berperilaku tercela (berbicara tentang perbedaan ras, gender, atau
suka merundung). Menyatakan pendirian adalah tindakan seseorang yang berani dan mampu
mengasihi.
Kebiasaan langsung menilai orang lain adalah sifat yang manusiawi. Kemampuan yang turun-
temurun ini kita kembangkan untuk mengenali adanya potensi bahaya dari orang-orang atau situasi
tertentu. Akan tetapi, kebiasaan yang sudah tertanam ini sangat sulit diatasi.
Ketika Anda sadar sedang menilai orang lain, cobalah mengatasi kebiasaan ini dengan cara: 1)
Berusaha memahami orang lain untuk mencari cara berempati yang sesuai dengan masalah yang
sedang ia hadapi. 2) Cari tahu apakah orang ini memiliki kesamaan dengan Anda (biasanya kita
tidak suka menilai orang yang memiliki kesamaan universal dengan kita). 3) Ajukan pertanyaan
agar Anda bisa lebih mengenal orang lain melalui kisahnya yang unik
Daftar Pustaka
Tasha Rube, LMSW. (2014). Cara Menunjukkan Empati. id.wikihow.com.
https://id.wikihow.com/Menunjukkan-Empati. (Diakses pada 1 April 2020).
LAMPIRAN 2. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL
INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang
1. “Sikap Empati terhadap Teman”
Setelah menerima materi layanan BK tentang “Sikap Empati terhadap
2. Teman”, timbul kesadaran saya untuk menunjukkan sikap empati
terhadap teman
Setelah menerima materi layanan BK tentang “Sikap Empati terhadap
3. Teman”, timbul kesadaran saya untuk menolong
sesama
Materi layanan BK tentang “Sikap Empati terhadap Teman”,
4. menyadarkan saya akan pentingnya sikap empati
terhadap teman di kehidupan sehari-hari
A. Asesmen Kebutuhan Khusus :
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA 1. Peserta didik dapat menjelaskan etika
pergaulan dan bentuk – bentuk pergaulan
B. Identitas Layanan Komponen :
remaja
Layanan Dasar Bidang :
2. Peserta didiki dapat memformulasikan kiat
Sosial
mengatasi canggung bergaul dengan lawan
Fungsi : Pemahaman dan
jenis
Pemeliharaan
Topik : Sukses Bergaul dengan F. Pelaksanaan
Teman Sebaya 1. Pendahuluan : 5 Menit
Sasaran : Kelas 10 - Guru BK/Konselor membuka dengan
salam dan berdoa.
C. Materi, Metode Media - Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Materi : Kiat mengatasi canggung serta menanyakan kesiapan peserta didik.
bergaul dengan lawan jenis
(Terlampir) 2. Tahap Inti : 30 Menit
Metode : Curah Pendapat, Ceramah - Menayangkan materi berupa video
dan Sosiodarama (Terlampir) dan PPT.
Media : LCD, Laptop dan Speaker
- Membagi peserta didik menjadi 6
Video 1 : shorturl.at/s1379
kelompok
- Memberikan dan menjelaskan penugasan
D. Alokasi Waktu
1 x 45 Menit sosiodrama yang diberikan
- Memantau peserta didik dalam
E. Tujuan Kegiatan pembuatan naskah.
Umum : mempelajari hubungan antar teman
sebaya dalam perannya sebagai pria dan wanita 3. Tahap Penutup : 10 Menit
sehingga dapat bergaul secara efektif - Guru BK memberikan penguatan atau
merencanakan tindak lanjut.
- Membagikan lembar evaluasi hasil
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang dimiliki
siswa setelah menerima layanan.
....................................... ........................................
A. Asesmen Kebutuhan F. Pelaksanaan
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA 1. Pendahuluan : 5 Menit
- Guru BK/Konselor membuka dengan
B. Identitas Layanan Komponen :
salam dan berdoa.
Layanan Dasar Bidang :
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Sosial
serta menanyakan kesiapan peserta didik.
Fungsi : Pemahaman dan
Pemeliharaan
2. Tahap Inti : 30 Menit
Topik : Sukses Bergaul dengan
- Memandu penayangan hasil karya
Teman Sebaya
video kelompok
Sasaran : Kelas 10 - Meminta tiap kelompok
menampilkan rekaman video
C. Materi, Metode Media sosiodrama yang telah dibuat
Materi : Kiat mengatasi canggung - Setiap kelompok memberi tanggapan
bergaul dengan lawan jenis hasil karya dari kelompok lain.dan
(Terlampir) memberikan penilaian sebaya terhadap
Metode : Sosiodarama karya yang ditampilkan
Media : LCD, Laptop dan Speaker
3. Tahap Penutup : 10 Menit
D. Alokasi Waktu - Guru BK memberikan penguatan atau
1 x 45 Menit merencanakan tindak lanjut.
- Membagikan lembar evaluasi hasil
E. Tujuan Kegiatan
Umum : mempelajari kematangan dalam
hubungan antar teman sebaya dalam perannya
sebagai pria dan wanita sehingga dapat bergaul
secara efektif
Khusus :
1. Peserta didik dapat menjelaskan etika
pergaulan dan bentuk – bentuk pergaulan
remaja
2. Peserta didiki dapat memformulasikan kiat
mengatasi canggung bergaul dengan lawan
jenis
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan siswa lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman siswa dan memberikan pernyataan mengenai
sikap/perasaan yang dimiliki siswa setelah menerima layanan.
....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN
A. Etika Pergaulan
Etika pergaulan yaitu sopan santun / tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan
keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum
dan lain-lain. Etika adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan
antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan.
Sementara itu, hal yang dapat kita lakukan dalam membina hubungan pergaulan yang baik dengan
teman sebaya, antara lain:
a. Tidak bercanda keterlaluan.
Hal ini banyak terjadi di pergaulan sesama teman sebaya padahal dapat menjadi sebuah masalah
apabila sudah diluar batas. Saling jaga perasaan satu sama lain demi terjaganya hubungan baik.
b. Saling menghargai
Menghargai orang lain bukanlah sebuah hal yang sulit untuk dilakukan, tetapi bisa dimulai dari hal
yang sederhana. Seperti menghargai pendapat orang lain. Jika kita tidak menghargai orang lain,
maka orang lain pun belum tentu akan menghargai kita.
c. Saling menghormati
Ciptakanlah suasana saling menghormati satu sama lain.
d. Berikan pujian
Berilah pujian pada teman apabila terjadi hal yang positif pada dirinya. Pemberian pujian akan
memberikan pengaruh positif bagi teman kita, meskipun pujian yang diberikan itu dalam bentuk
sekecil apapun.
e. Berikan motivasi
Jika teman kita sedang berada pada keadaan seperti kehilangan semangat, malas, atau tidak
bergairah, berilah motivasi (dorongan), sehingga teman kita tadi akan tumbuh kembali rasa percaya
dirinya.
f. Saling bersikap pengertian
Sikap pengertian atau mencoba merasakan apa yang orang lain rasakan tentunya akan berdampak
positif bagi sebuah hubungan karena adanya perasaan “satu rasa” satu sama lain.
g. Jangan pernah mengkhianati kepercayaan sahabat kita.
Daftar Pustaka :
Lee, P. 2010. Friendships after break-ups: Relational maintenance strategies in cross-gender post-dating
relationships in Taiwan. Taiwan : Intercultural Communication Studies
Santrock, John W. 2007. Perkembangan Remaja.Jakarta : Erlangga
LAMPIRAN 2. LEMBAR PENUGASAN
Sosiodrama
Petunjuk :
1. Susunlah sebuah naskah sosiodrama yang berdurasi 5 – 7 menit dan menampilkan sikap atau etika
pergaulan dalam sehari-hari.
2. Setalah naskah sudah siap, lakukan proses perekaman video sosiodrama sekreatif mungkin dengan latar
yang sesuai.
3. Edit video dengan memberikan teks berupa keterangan dari sikap yang ditampilkan.
4. Adegan yang ditampilkan boleh bersifat positif atau negative, yang penting penjelasan yang ditampilkan
di adegan dalam video tersebut sudah sesuai.
5. Siapkan penampilan video mu saat pertemuan berikutnya, kemudian siapkan lembar berikut untuk
menilai hasil karya teman dari kelompok yang lain.
INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Berikut ini yang dimaksud dengan etika pergaulan ialah ….
a. Norma, adat, kebiasaan, dan tradisi dalam pergaulan
b. Tata karma dalam pergaulan
c. Kewajiban dalam pergaulan menurut agama
d. Hal yang sebaiknya tidak dilakukan dalam pergaulan
2. Hal yang tidak boleh dilakukan untuk menjaga hubungan baik dengan teman ialah
a. Saling pengertian c. Mendominasi teman yang akrab
b. Memberi motivasi satu sama lain d. Memberi pujian
3. Apakah melakukan becanda yang berlebihan boleh dilakukan pada seseorang
yang sudah sangat akrab dengan diri kita? ….
a. Ya b. Tidak
4. Yang bukan merupakan strategi yang perlu dikembangkan dalam bergaul ialah ?
a. Bersikap menyenangkan, baik dan penuh perhatian.
b. Tingkah laku yang prososial seperti jujur, murah hati dan mau bekerja sama.
c. Tetap menjadi diri sendiri meskipun membuat banyak teman merasa tidak nyaman
d. Menghargai diri sendiri dan orang lain.
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan Peserta didik lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman Peserta didik dan memberikan pernyataan
mengenai sikap/perasaan yang dimiliki Peserta didik setelah menerima layanan.
....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN
Pergaulan remaja adalah kontak sosial di antara remaja, atau dalam kelompok sebaya (peer group).
Kelompok sebaya ini, di samping dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan remaja
sebagai anggota kelompok tersebut, juga menimbulkan pengaruh yang negatif. Pengaruh negatif itu
maksudnya, bahwa kelompok teman sebaya itu bisa menjadi racun bagi perkembangan remaja yaitu apabila
pola perilaku para anggotanya tidak dilandasi moral, atau melecehkan norma agama, seperti: meminum
minuman keras, kecanduan obat-obat terlarang (drug addiction), kriminalitas, sadisme, pacaran bebas (free
love), dan bahkan free sex (samen leven atau kumpul kerbau).
Peristiwa demi peritiwa yang berkaitan dengan masalah di atas, makin sering muncul kepermukaan,
baik diketahui berdasarkan pengamatan langsung maupun informasi dari media massa. Dilihat dari
kecenderungannya tampak semakin mengkhawatirkan.
Munculnya peristiwa di atas, merupakan sisi gelap dari kondisi kehidupan modern yang kurang
memedulikan nilai-nilai moral. Banyak manusia sudah terbius dengan kesenangan hidup duniawi dengan
melecehkan (merendahkan) nilai hidup ukhrawi.
Bagi Anda, yang sekarang berada dalam masa remaja, masalah di atas perlu menjadi perhatian atau
perenungan, agar tidak teracuni oleh pola-pola perilaku teman sebaya yang tidak berpegang pada nilai moral.
Untuk memahami labih lanjut, tentang bagaimana bentuk pergaulan remaja, yang mungkin juga
sedang anda alami sekarang, adalah sebagai berikut :
1. Pergaulan Persahabatan
Pergaulan ini sifat hubungannya hanya sebatas berteman yang didasari adanya kesamaan di
antara mereka, seperti : kesamaan sekolah, agama, hobi, tempat tinggal, pekerjaan, dan latar belakang
status sosial ekonomi.
2. Pergaulan Percintaan
Masa remaja ditandai dengan mulai matangnya (terjadi perubahan fungsional) organ-organ
reproduksi dan postur tubuh. Perubahan-perubahan itu dapat menimbulkan hasrat libido pada lawan
jenisnya. Pada masa ini, remaja hidupnya makin romantis, senang berhias diri, menyusun atau
mengarang puisi-puisi cinta, dan senang membaca novel-novel percintaan. Remaja mulai berminat, atau
menaruh perhatian yang lebih dalam untuk bergaul lebih akrab dengan lawan jenisnya.
Keinginan remaja untuk menjalin cinta kasih dengan lawan jenisnya, merupakan fitrah
manusiawi yang tidak mungkin dihilangkan atau dihalang-halangi. Persoalannya adalah bagaimana agar
dalam menyalurkan fitrah cinta kasihnya itu tidak melanggar norma agama atau adat istiadat.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka bagi Anda sebagai remaja yang mempunyai keinginan
untuk menjadi generasi yang memiliki kualitas pribadi yang mantap, cerdas, terampil, dan bermoral,
maka dalam pergaulan berteman atau berpacaran itu perlu memperhatikan etika atau norma-norma yang
dijunjung tinggi oleh masyarakat, yaitu norma agama. Di antara beberapa unsur etika yang perlu
diperhatikan dalam pergaulan dengan teman sebaya itu, adalah :
1) Pilihlah teman yang berakhlak baik
2) Bertemanlah dengan orang yang memiliki semangat belajar yang tinggi
3) Kembangkanlah sikap saling membantu dan memberi saran dalam kelompok Anda
4) Kembangkanlah sikap saling menghormati dan menghargai di antara teman
kelompok
5) Jauhkanlah sikap solidaritas semu (buta) di antara teman, seperti solidaritas terhadap teman
yang melakukan tawuran
6) Hindarilah pola perilaku yang melawan norma agama (tidak bermoral)
7) Jadikanlah kelompok Anda itu sebagai wahana untuk belajar bersama, seperti mendiskusikan
pelajaran, tugas-tugas, atau pemecahan masalah, baik oleh pribadi masing-masing maupun bersama-
sama
8) Apabila Anda sudah mempunyai kekasih jangan dinodai oleh perilaku amoral, atau melanggar norma
agama (seperti melakukan perbuatan yang hanya boleh apabila telah menikah). Alangkah baiknya,
apabila pacaran itu dijadikan motivasi untuk lebih bersemangat dalam belajar, saling membantu
dalam mengembangkan wawasan keilmuan, bersama-sama aktif dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan, atau acara-acara keagamaan.
Daftar Pustaka :
Nurbowo dkk. 2010. Pengembangan Materi Bimbingan konseling berbasis Multimedia.
Yogyakarta: Paramitra Publishing
LAMPIRAN 2. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL
INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Sebutkan cara-cara yang tepat untuk berkomunikasi dengan teman sebaya!
TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang
1. berkomunikasi dengan teman sebaya
Setelah menerima materi layanan BK berkomunikasi
2. dengan teman sebaya, timbul kesadaran saya untuk selalu beretika dalam
berkomunikasi dengan teman sebaya
Setelah menerima materi layanan BK tentang berkomunikasi dengan
teman sebaya saya menyadari bahwa saya sering tidak beretika ketika
3. berkomunikasi
dengan teman sebaya
Materi layanan BK tentang berkomunikasi dengan teman sebaya,
4. menyadarkan saya akan pentingnya memiliki etika
dalam berhubungan dengan teman sebaya
Materi layanan BK tentang berkomunikasi dengan teman
5. sebaya memberikan manfaat dan saya butuhkan
A. Asesmen Kebutuhan F. Pelaksanaan
Alat Ungkap Masalah Umum SMA/K 1. Pendahuluan : 5 Menit
- Guru BK membuka dengan salam dan
B. Identitas Layanan Komponen :
berdoa.
Layanan Dasar Bidang :
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Sosial
serta menanyakan kesiapan peserta didik.
Fungsi : Pemahaman
Topik : Bersosialisasi dengan orang 2. Tahap Inti : 35 Menit
lain dan lingkungan sekitar - Memberikan materi berupa PPT
Sasaran : Kelas 10 - Memberikan lembar kerja dan
menjelaskan langkah – langkah
C. Materi, Metode Media mengerjakannya. (Terlampir).
Materi : Nilai-nilai dalam kehidupan - Meminta beberapa peserta didik untuk
(Terlampir) menjadi relawan bermain peran dalam
Metode : Role play/bermain peran satu kelompok dengan naskah cerita
Media : PPT, Laptop dan LCD yang dibuat oleh kelompok tersebut dan
bertemakan materi yang telah
D. Alokasi Waktu disampaikan.
- Mengajak peserta untuk memberikan
1 x 45 Menit
tanggapan terhadap drama yang
dimainkan
E. Tujuan Kegiatan
Umum : mempelajari sikap toleran terhadap ragam 3. Tahap Penutup : 5 Menit
ekspresi perasaan diri sendiri dan orang lain - Guru BK mengucapkan rasa bangganya
dengan peserta didik dengan segala
Khusus : kelebihan dan kekurangan dan ditutup
1. Peserta didik mampu menjalin hubungan yang dengan tepuk tangan yang meriah.
baik dengan orang lain - Memberikan lembar evaluasi hasil.
2. Peserta didik mampu menentukan perilaku - Guru BK menutup kegiatan layanan
yang sesuai dengan nilai sosial yang berlaku dengan mengajak peserta didik
dalam masyarakat bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan
salam.
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan
(Terlampir) kesesuaian program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan Peserta didik lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman Peserta didik dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang
dimiliki Peserta didik setelah menerima
layanan.
....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN
Nilai Kehidupan
A. Pengertian Nilai
Pada usia remaja seringkali merasakan kebingungan dalam menentukan nilai yang baik untuk
diikuti. Di sisi lain, menjalankan peran sebagai remaja hal yang biasanya diajarkan seperti menyontek,
berkelahi, atau mencuri merupakan tindakan yang tidak baik karena bertentangan dengan nilai yang
berlaku di masyarakat. Di lain hal, ketika seseorang membantu orang lain sebenarnya orang tersebut
sedang menerapkan nilai atau norma. Apa sebetulnya nilai atau norma itu? Nilai adalah gambaran akan
sesuatu yang dianggap baik, benar, indah, atau apa yang diinginkan atau diperbolehkan oleh masyarakat
pada umumnya. Contoh nilai-nilai kehidupan yang diakui secara umum oleh masyarakat adalah
kejujuran, keadilan, tanggungjawab, dan disiplin.
Nilai-nilai kehidupan akan sangat memengaruhi sikap atau perilaku kita. Nilai berfungsi sebagai
landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatan kita. Nilai yang kita pilih hari
ini akan memengaruhi hidup kita ke depan. Masa remaja sangatlah singkat, namun masa yang singkat
tersebut akan memengaruhi tahun-tahun sisa hidupmu.
B. Macam-Macam Nilai
Nilai yang dimiliki satu individu dengan individu lain memiliki perbedaan yang menunjukkan
bahwa hal yang dianggap baik, sesuai, dan penting oleh seseorang belum tentu sesuai dengan nilai yang
dianut oleh orang, masyarakat/kelompok, atau bangsa dan negara lain.
- Nilai-nilai pribadi, gambaran sesuatu yang dianggap baik, sopan, sesuai, penting yang diperbolehkan
secara pribadi.
- Nilai-nilai orang lain, gambaran sesuatu yang dianggap baik, sopan, sesuai, penting yang
diperbolehkan oleh orang lain.
- Nilai-nilai kelompok/masyarakat, gambaran sesuatu yang dianggap baik, sopan, sesuai, penting yang
diperbolehkan oleh suatu kelompok atau masyarakat.
- Nilai-nilai bangsa dan negara, gambaran sesuatu yang dianggap baik, sopan, sesuai, penting yang
diperbolehkan oleh sebuah bangsa dan negara.
Daftar Pustaka :
Nurbowo dkk. 2010. Pengembangan Materi Bimbingan konseling berbasis Multimedia.
Yogyakarta: Paramitra Publishing
LAMPIRAN 2. LEMBAR KERJA
Bacalah beberapa kasus di bawah ini. Tuliskan apa tindakanmu ketika berada pada situasi tersebut.
1. Kamu adalah pramugari/pramugara di sebuah supermarket. Kamu melihat seorang ibu membawa
beberapa barang yang dia beli. Dia kelihatan repot sekali membawa barang belanjaan, karena dia juga
membawa seorang anak kecil.
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
2. Ada siswa baru di sekolahmu, Dia sangat pemalu, ketika jam istirahat dia kelihatan bingung karena
belum tahu di mana dia bisa membeli makanan.
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
3. Kamu berada di lobi sekolah, kebetulan petugas piket sedang tidak ada di tempat, tiba-tiba ada tamu
datang ingin bertemu dengan salah seorang guru di sekolahmu.
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
4. Kamu sedang belajar di kelas, dan di kelas sebelah kelas kamu berisik sekali karena guru yang mengajar
di kelas sebelah kebetulan hari itu tidak masuk.
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
Berdirilah di sekolah, di lingkungan rumah, atau di jalan. Perhatikan orang-orang, temukan kesempatan di
mana kamu menemukan peluang untuk membantu seseorang yang membutuhkan bantuan dia meskipun dia
tidak meminta bantuan. Misalnya membantu menyeberangkan orangtua, mendorong mobil mogok,
memungut sampah yang dibuang dari dalam mobil, tulis pengalaman mu di sini !
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL
INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Jelaskan apa arti dari nilai dalam kehidupan menurut kamu!
3. Sebutkan manfaat bersosialisasi dengan orang lain dan lingkungan sekitar yang baik dalam
kehidupan!
TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang bersosialisasi
1. dengan orang lain dan lingkungan sekitar
Setelah menerima materi layanan BK mengenai bersosialisasi dengan
orang lain dan lingkungan sekitar, timbul kesadaran saya untuk selalu
2. beretika dalam
bersosialisasi dengan orang lain dan lingkungan sekitar
Setelah menerima materi layanan BK tentang bersosialisasi dengan
orang lain dan lingkungan sekitar, saya menyadari bahwa saya sering
3. tidak beretika ketika bersosialisasi
dengan orang lain dan lingkungan sekitar
Materi layanan BK tentang bersosialisasi dengan orang lain dan
lingkungan sekitar, menyadarkan saya akan pentingnya memiliki etika
4. dalam bersosialisasi dengan
orang lain dan lingkungan sekitar
Materi layanan BK tentang bersosialisasi dengan orang lain
5. dan lingkungan sekitar memberikan manfaat bagi saya
A. Asesmen Kebutuhan untuk mengatasi dampak negatif pacaran
Alat Ungkap Masalah Umum SLTA
F. Pelaksanaan
B. Identitas Layanan Komponen :
1. Pendahuluan : 5 Menit
Layanan Dasar Bidang :
- Guru BK membuka dengan salam dan
Sosial
berdoa.
Fungsi : Pemahaman
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Topik : Dampak pacaran
serta menanyakan kesiapan peserta didik.
Sasaran : Kelas 11
2. Tahap Inti : 35 Menit
C. Materi, Metode Media
- Memberikan materi berupa PPT dan
Materi : Dampak pacaran bagi Video (Terlampir)
kaum muda (Terlampir) - Meminta peserta didik untuk
Metode : Studi kasus dan Diskusi menanggapi materi video yang
Media : Proyektor, powerpoint, ditayangkan
Laptop, dan Speaker Aktif - Bersama peserta didik melakukan
Video : shorturl.at/cenpL Brainstorming mengenai materi
shorturl.at/ijwDS
shorturl.at/cCLY3 3. Tahap Penutup : 5 Menit
- Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan
D. Alokasi Waktu dan memberikan penguatan.
1 x 45 Menit - Membagikan lembar evaluasi hasil.
- Guru BK menutup kegiatan layanan
E. Tujuan Kegiatan dengan mengajak peserta didik
Umum : Berkolaborasi secara harmonis dengan bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan
lain jenis dalam keragaman peran. salam dan tepuk tangan yang meriah.
Khusus :
1. Peserta didik dapat menjelaskan
dampak pacaran
2. Peserta didik menunjukan sikap positif dan
membuat rencana kegiatan
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan
(Terlampir) kesesuaian program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan Peserta didik lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman Peserta didik dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang
dimiliki Peserta didik setelah menerima
layanan.
....................................... ........................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN
A. DAMPAK POSITIF
1. Prestasi akan meningkat
Ini salah satu dampak positif pacaran yang sering di sebut sebut kaum muda. Mengapa pacaran
dapat meningkatkan prestasi?. hal tersebut bisa terjadi karena para kaum muda akan termotivasi
oleh pasangannya untuk selalu menjadi lebih baik (katanya sih gengsi kalau pacar nya pinter ya dia
harus menyeimbangkan). Dan juga pacaran sering disebut dapat meningkatkan prestasi karena saat
pacaran kaum muda bisa belajar bersama dan saling mengajari satu sama lain.
2. Punya tempat curhat yang bisa di percaya
Bagi yang pacaran pasti dong sering cerita masalah masalah yang terjadi pada diri sendiri atau pun
orang lain yang ada di sekitar kita sama pacar. Mulai dari hal yang menyenangkan ataupun
menyedihkan bahkan sampai hal hal yang memalukan bisa di ceritain sama pacar.
3. Pergaulan bisa lebih luas
Otomatis teman teman dari pacar akan jadi teman kita juga. Karena sering bareng pacar kita juga
sering jumpa dan berkenalan sama teman ataupun keluarganya si dia. Ya ngga bisa di pungkiri kita
juga bakalan punya kenalan yang lebih banyak dari sebelumnya.
4. Dapat mengisi waktu kosong dengan hal yang lebih variatif
Ini khususnya di malam minggu. Para jomblo mungkin sering merasa sendiri saat malam minggu
karena teman temannya bakalan pergi ke luar mau itu nonton jalan jalan makan ataupun melakukan
hal lain bersama pacar. So buat yang sering ngenes di malam minggu karena sendirian cari pacar
gih..
5. Perasaan Aman, Tenang, Nyaman, dan Terlindung.
Hubungan emosional (saling mengasihi, menyayangi, dan menghormati) yang terbentuk ke dalam
pacaran dapat menimbulkan perasaan aman, nyaman,dan terlindungi. Perasaan seperti ini dalam
kadar tertentu dapat membuat seseorang menjadi bahagia, menikmati hidup.
6. Lebih jaga sikap dalam melakukan sesuatu
Orang pacaran akan berusaha meminimumkan untuk melakukan kesalahan karena akan ada yang
menegur saat dia melakukan kesalahan, yaitu si doi.
7. Saat kita jatuh akan ada yang memotivasi
Ini salah satu dampak pacaran yang sering di rasakan kaum muda. Mungkin kalau dari keluarga
kita juga dapat motivasi saat kita jatuh, namun motivasi akan terasa lebih nyata saat itu datang dari
sosok pacar.
B. DAMPAK NEGATIF
1. Prestasi akan menurun
Mungkin ini akan terjadi sama kaum muda yang lupa akan tugas utamanya belajar karena pacaran.
Ini terjadi jika dia lebih memayoritaskan pacaran daripada belajar. Yang dulunya juara kelas bisa
jadi murid biasa aja di kelas dan bahkan ada yang bisa jadi mahasiswa abadi akibat pacaran.
2. Pergaulan menyempit
Kalau tadi dampak positif nya pergaulan meluas itu jika kedua pihak terbuka pada orang baru namun
akan berakibat pergaulan menyempit jika hal sebaliknya terjadi. Karena mereka sudah pacaran jadi
ngga perpu peduli terhadap orang lain. Toh ada pacar yang akan selalu ada buat dia.
3. Seks bebas
Pacaran adalah salah satu cara seseorang akan melakukan seks bebas. Beawal dari mulai terlalu
dekat hingga akhirnya terbuka akan hal yang negatif.
4. Penuh masalah hingga stress
Pacaran ngga akan selalu penuh dengan kesenangan seperti di sinetron. Akan ada saatnya pacaran
akan melalui masalah misalnya hal simpelnya cemburu yang berlebihan. Ya kalau bisa di lewati
dengan kepala dingin ini akan baik hanya saja jika sebaliknya seseorang bisa menjadi stres karena
terlalu memikirkan hal tersebut.
5. Kebebasan pribadi berkurang
Ini akan terjadi jika pacar anda adalah orang yang suka mengekang secara berlebihan.
6. Melatih kemunafikan
Mungkin dalam pacaran yang nama nya bohong terhadap pacar adalah hal yang biasa. Seperti
misalnya saat jalan bersama teman wanita (bagi kaum pria) kamu berkata kepada pacar bahwa ka mu
pergi antar ibu belanja agar sang pacar tidak marah.
7. Hidup boros
Ini biasanya terjadi kepada kaum pria yang sering ke mana mana bayarin sang cewe atau sebaliknya.
8. Terjadinya pertengkaran akibat pacar atau gebetan
Hal ini sering terjadi pada kaum muda. Bahkan sekarang di sosial media sering kita lihat
pertengkaran yang diakibatkan berebut gebetan ( padahal mungkin si doi ngga suka sama salah satu
dari mereka). Atau sering juga terjadi persahabatan yang rusak akibat sahabat yang berhianat
selingkuh dengan pacar temn sendiri.
Mungkin itu beberapa dampak positif dan negatif dari pacaran untuk kaum muda. Pacaran bukan hal
yang salah. Semua tergantung pada orang yang menjalankan. Jika orang tersebut bisa menjalankan hal
positifnya maka hubungan tersebut akan berjalan dengan baik dan sebaliknya jika seseorang lebih
mengambil tindak negatifnya maka hubunagn tersebut akan berjalan dengan tidak baik. So buat kaum muda
yang lagi pacaran, jalanin hal posif nya ya :) :) :)
Daftar Pustaka :
Set Diana Stephani. (2016). Dampak Positif dan Negatif Pacaran Bagi Kaum Muda. kompasiana.com.
https://www.kompasiana.com/setdiana/58076d978d7e61f428c410d8/dampak- positif-dan-negatif-
pacaran-bagi-kaum-muda?page=2. (Di akses pada 8 mei 2020)
LAMPIRAN 2. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL
INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Menurut kamu, apa arti dari pacaran?
TIDA
NO PERNYATAA SETUJU
K
N
SETUJ
U
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang dampak
1. pacaran
Setelah menerima materi layanan BK mengenai dampak
2. pacaran, saya mengetahui dampak positif dan negatif dari pacaran
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan
(Terlampir) kesesuaian program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan Peserta didik lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman Peserta didik dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang
dimiliki Peserta didik setelah menerima
layanan.
....................................... ........................................
A. Asesmen Kebutuhan F. Pelaksanaan
Alat Ungkap Masalah Umum SMA/K 1. Pendahuluan : 5 Menit
- Guru BK membuka dengan salam dan
B. Identitas Layanan Komponen :
berdoa.
Layanan Dasar Bidang :
- Menyampaikan tujuan dan topik kegiatan,
Sosial
serta menanyakan kesiapan peserta didik.
Fungsi : Informasi - Review pertemuan sebelumnya dan
Topik : Tanggung Jawab Remaja menyampaikan peraturan presentasi
Sasaran : Kelas 10, 11 individu
G. Evaluasi
Evaluasi Proses Dilakukan dengan mengobservasi proses kegiatan (keterlaksanaan dan kesesuaian
(Terlampir) program, dan antusias/perhatian peserta didik) dan
didokumentasikan ke dalam lembar evaluasi proses.
Evaluasi Hasil Dilakukan dengan memberikan Peserta didik lembar pertanyaan untuk mengukur tingkat
(Terlampir) pemahaman Peserta didik dan memberikan pernyataan mengenai sikap/perasaan yang
dimiliki Peserta didik setelah menerima
layanan.
....................................... .......................................
LAMPIRAN 1. MATERI KEGIATAN
----------------------------------------------------------------------------------------------
TANGGUNG JAWAB REMAJA
----------------------------------------------------------------------------------------------
A. Tanggung Jawab
Seorang ayah termangu di hadapan kepala sekolah. Putranya yang selama ini dia anggap
“anak manis” terbukti menghancurkan kaca-kaca mobil sang kepala sekolah. Persoalannya jadi
panjang karena selepas mengumbar aksi hooligan-nya itu, si anak berteriak-teriak lantang, “Ayo …
siapa berani tangkap gue, artinya bakal berurusan sama babe gue!”
Sumber: www.pikiran-rakyat.com
Apa yang kalian tangkap dari cerita di atas? Cerita di atas menggambarkan perilaku teman kita
yang tidak terpuji. Dia bertindak criminal yang menyebabkan orangtuanya malu. Perilaku teman kita ini
adalah sebuah contoh remaja yang tidak bertanggung jawab. Berperilaku buruk, kemudian menjadikan
orangtua sebagai tameng dari risiko perbuatannya tersebut.
Bagaimana dengan kita?
Pada umumnya, tinggi badan kita saat ini sudah hampir mencapai ukuran tinggi badan orang
dewasa, namun terkadang perkembangan fisik tersebut kurang diiringi dengan perkembangan perilaku
yang sesuai. Tak heran jika apa yang kita lakukan sering mendapat kritik dari orangtua. Para pendidik,
khususnya orangtua, kadang mengeluh bahwa kita sudah dianggap dewasa tetapi belum dapat
bertanggung jawab, bahkan untuk hal-hal yang ringan sekalipun. Misalnya, untuk bangun pagi dan
berangkat ke sekolah saja kita harus dibangunkan oleh orangtua.
Pertumbuhan fisik dan pertambahan usia yang kita alami saat ini, sudah seharusnya diikuti
dengan perkembangan psikologis dan moral, serta perilaku kea rah yang lebih baik. Seorang remaja
seharusnya sudah mampu menampilkan perilaku sosial yang bertanggung jawab. Dia seharusnya sadar
dengan segala tindakannya dan juga memiliki kesadaran untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya
dengan baik. Memang, harus diakui kadang kita begitu malas untuk melakukan rutinitas seperti belajar,
membantu orangtua, atau mandi. Sekalipun demikian, sebagai remaja yang baik kita perlu berusaha
untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh orangtua dan guru walaupun terkadang hasilnya
dianggap masih kurang memuaskan. Usaha yang kita lakukan untuk melaksanakan berbagai tugas dan
tanggung jawab menunjukkan kalau kita sudah dewasa.
Sebenarnya, sejauh mana kita bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas- tugas kita?
Sebelum kita berbicara lebih jauh, ada baiknya bila kita memahami dulu apa yang dimaksud dengan
tanggung jawab.
Sukiat, dalam desertasinya yang berjudul Tanggung Jawab dan Pengukurannya, mengutip
definisi tanggung jawab dari Certo yaitu kewajiban untuk menyelesaikan suatu ugas yang telah
diterimanya secara untas dengan usaha yang maksimal sesuai kemampuan yang dimiliki. Masih dalam
desertasi yang sama, hellziegel mendefinisikan tanggung jawab sebagai suatu kewajiban yang telah
disepakati individu untuk diterima sebagai tugas. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
tanggung jawab adalah
kewajiban untuk menyelesaikan tugas yang telah diterimanya secara tuntas dengan ikhlas melalui usaha
yang maksimal serta berani menanggung segala akibatnya. Individu yang bertanggung jawab adalah
individu yang memenhi tugas dan kebutuhan dirinya sendiri, serta dapat memenuhi tangung jawab
terhadap lingkungan sekitarnya dengan baik. Sebagai contoh, Dina selalu mengerjakan tugas sekolah
dengan baik, tidak pernah datang terlambat, dan memperoleh nilai yang baik. Prestasi Dina tersebut
sesuai dengan harapan orangtua dan guru agar ia menjadi siswa teladan di sekolahnya.
Keluarga adalah tempat pendidikan yang utama dan pertama yang bertanggung jawab
menanamkan nilai-nilai moral, termasuk nilai-nilai agama. Di dalam keluarga, seorang anak pertama kali
diperkenalkan dengan sopan santun, beribadah, menghargai orang lain, mencintai sesame, bertoleransi,
dan sebagainya. Nilai-nolai dasar ini diarapkan dapat tertanam dalam dirinya dan menjadi pedoman
dalam hidup anak tersebut ketika dewasa. Nilai-nilai ini akan terpancar saat dia bergaul dengan
sesamanya, termasuk dengan orang yang berbeda agama. Sebagai contoh, ketika berteman dengan orang
orang yang berbeda agama, dia sadar bahwa mereka berbeda. Oleh karena itu, dia tidak akan melecehkan
keyakinan temannya tersebut. dia akan menghargai perbedaan da menganggapnya sebagai sesuatu yang
wajar.
Daftar Pustaka :
Nurbowo dkk. 2010. Pengembangan Materi Bimbingan konseling berbasis Multimedia.
Yogyakarta: Paramitra Publishing
LAMPIRAN 2. LEMBAR PENUGASAN
PENUGASAN PERTEMUAN
PERTAMA PRESENTASI
INDIVIDU
Petunjuk :
1. Tuliskan makna dari film yang sudah kamu tonton!
2. Ceritakan tentang kamu dikeluarga!
3. Ceritakan kehebatan keluargamu!
4. Ceritakan hal yang paling berkesan ketika bersama keluargamu!
5. Ceritakan harapan yang ingin dicapai bersama keluargamu!
6. Buatlah keseluruhan jawaban pernyataan di atas dalam format PPT dan siapkan dirimu untuk
melakukan presentasi secara individu pada pertemuan selanjutnya
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL
INSTRUMEN
PENILAIAN
HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Sebutkan cara-cara yang tepat dalam berhubungan dengan anggota keluarga!