DISUSUN OLEH:
TAHUN 2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Kelainan Kromosom Buta Warna ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada dosen yang yang
telah mengampu dan memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa itu buta warna, penyebab buta warna
serta penatalaksanaan yang dapat di berikan. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan kedepannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I……………………………………………………………………………………….....1
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………….1
A. Latar belakang..............................................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II………………………………………………………………………………………....3
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………....3
A. Definisi.........................................................................................................................3
B. Prevalensi Buta warna..................................................................................................3
C. Penyebab terjadinya buta warna...................................................................................3
D. Klasifikasi Buta Warna................................................................................................4
E. Proses terjadinya buta warna........................................................................................5
F. Tanda dan Gejala..........................................................................................................7
G. Komplikasi Buta warna................................................................................................7
H. Pemerikasaan Diagnostik.............................................................................................8
I. Penatalaksanaan atau penanganan................................................................................9
BAB III………………………………………………………………………….……………10
PENUTUP……………………………………………………………………………………10
A. Ringkasan...................................................................................................................10
B. Kesimpulan................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
Tingkat buta warna di benua lain tentu bervariasi. Di Australia yang terjadi
pada 8% laki-laki dan 0,4% wanita. Komunitas yang terisolasi dengan
populasi gen yang terbatas, biasanya memiliki prevalensi yang cukup tinggi.
B. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Buta warna pada umumnya dianggap lebih banyak terdapat pada pria
daripada wanita dengan perbandingan 20 : 1.
Buta warna biasanya adalah suatu gangguan genetik terkait kromosom sex
(X).
3
gen ini,terkait resesif, sehingga gejala buta warna tidak akan tampak selama
kromosom X yang lainya dapat membawa gen yang diperlukan untuk
perkembangan sel kerucut penerima warna yang sesuai.
Oleh karena pria hanya memiliki satu kromosom X saja, maka dalam satu
kromosom ini harus ada ketiga gen warna tersebut bila ia tidak menderita buta
warna. Disamping itu, ada juga penyebab lain yaitu kecelakaan dan keracunan
2. Dikromat
Mempunyai dua pigmen kerucut dan mengakibatkan sukar mebedakan
warna-warna tertentu.
a) Protanopia
Keadaan yang paling sering ditemukan dengan cacat pada warna
merah hijau.
b) Deutranopia
Kekurangan pigmen hijau.
4
c) Tritanopia
Dimana terdapat kesukaran membedakan dengan warna merah dari
kuning.
3. Trikromat
Keadaan pasien yang mempunyai 3 pigmen kerucut yang mengatur
fungsi penglihatan. Pasien buta warna dapat melihat berbagai warna, akan
tetapi dengan interprestasi yang berbeda daripada normal, yang paling
sering ditemukan adalah :
a) Trikromat anomaly
Pasien mempunyai ketiga pigmen kerucut akan tetapi, satu tidak
normal, pada anomali ini perbandingan merah hijau yang dipilih pada
anomaloskop berbeda dengan orang normal.
b) Deutronomaly
Cacat pada hijau sehingga diperlukan lebih banyak hijau, karena
terjadi gangguan lebih banyak pada warna hijau
c) Protanomaly
Diperlukan lebih banyak merah untuk menggabung menjadi kuning
baku pada anomaloskop yang pada pasien terdapa buta berat terhadap
warna hijau merah dimana merah lebih banyak terganggu.
5
Ketika kromosom X pasangan dengan X yang lain, adalah perempuan. Dan
ketika pasangan X dengan Y, adalah laki-laki.
Jika anak memiliki bentuk umum dari buta warna disebabkan oleh gen
resesif terkait-X, ibu anak akan menjadi pembawa gen atau kekurangan warna
sendiri.
Contoh :
Tersebut di atas, ada seorang lai-laki buta warna yang menikah dengan
seorang wanita normal. Kemudian pasangan ini di karuniai 6 orang anak,
di antaranya 3 orang wanita dan 3 orang laiki-laki. Pada gambar terlihat
jelas bahwa anak laki-laki dari pasangan tersebut normal. Akan tetapi anak
wanita-nya tergolong sebagai CARRIER FEMALE atau wanita yang
membawa sifat buta warna.
Pada saat wanita pembawa sifat buta warna atau CARRIER FEMALE ini
menikah dengan seorang laki – laki normal, dan pada gambar di atas
pasangan tersebut dikaruniai 4 orang anak. 2 orang laki – laki dan 2 orang
wanita. peluangnya bisa terjadi:
6
1 orang laki-laki normal
1 orang wanita carrier female/pembawa sifat buta warna
1 orang wanita normal
7
3. Dampak pada Psikologi
Deskriminasi terhadap orang-orang penyandang buta warna
masih sering terjadi, ketidakmampuan dalam membedakan warna
sering kali menjadi bahan ejekan, yang dapat penyandang buta warna
merasa dikucilkan dan tidak percaya diri.
H. Pemerikasaan Diagnostik
Tes Ishihara adalah tes buta warna yang dikembangkan oleh Dr,
Shidou Ishihara. Tes ini pertama dipublikasi pada tahun 1917 di jepang. Sejak
saat itu, tes ini terus digunakan di seluruh dunia sampai sekarang. Tes Ishihara
terdiri dari lembaran yang didalamnya terdapa titik-titik dengan berbagai
warna dan ukuran. Titik berwarna tersebut disusun sehingga membentuk
lingkaran. Karena titik itu dibuat sedemikian rupa sehingga orang buta warna
tidak akan melihat perbedaan warna seperti yang dilihat orang normal.
Pada orang normal di dalam lingkaran akan tampak angka atau garis
tertentu. Tetapi pada orang buta warna yang tampak pada lingkaran akan
berbeda seperti yang dilihat oleh orang normal. Tes ishihara biasanya
dilengkapi oleh kunci jawaban untuk setiap lembarnya. hasil tes seseorang
akan dibandingkan dengan kunci jawaban tersebut. dari sini dapat ditentukan
apakah seseorang normal atau buta warna.
8
I. Penatalaksanaan atau penanganan
BAB III
PENUTUP
A. Ringkasan
9
terdiri dari sinar-sinar merah, hijau dan biru. Buta warna umumnya lebih
banyak terdapat pada pria daripada wanita.
Tipe Trikromat
Tipe Dikromat
Tipe Monokromat
B. Kesimpulan
Jumlah penderita buta warna di dunia, kira-kira 5-8% pria dan 0,5%
wanita dilahirkan buta warna.
Buta warna dibedakan menjadi tiga yaitu Monokromat, dikromat dan trikomat
DAFTAR PUSTAKA
10
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23511/4/Chapter%20II.pdf. Diakses
tanggal 13 November 2013.
11