Skala waktu geologi dibuat untuk menjelaskan rentang waktu geologi bumi dalam
bentuk strata waktu geologi yang terbesar dimulai dari eon (kurun), era (masa), period (periode/zaman), epoch (kala), dan stage/age (tahun) (Mahaswa, 2019: 94).
Sumber gambar: campbell, 2016: 526
Sumber gambar: Campbell, 2016: 527 Eon Archaean Usia dari Eon Archaean adalah pada 3.85 – 2.5 miliar tahun yang lalu dan dianggap sebagai awal kehidupan di bumi. Awal kehidupan di bumi ini dibuktikan dengan adanya penumuan fosil stormatolit yang berasal dari 3.5 miliar tahun yang lalu. Stormatolit (stormatolite) adalah bebatuan berlapis yang terbentuk ketika prokariota tertentu mengikat lapisan-lapisan tipis sedimen menjadi satu (Campbell jilid II, 2008: 73). Sumber gambar: Campbell, 2016: 527 Peristiwa penting yang terjadi pada periode Eon Archaean berdasarkan gambar diatas, dimulai pada 3.85 miliar tahun yang lalu dimana adanya batuan yang diketahui paling tua di permukaan bumi. Kemudian 3.5 miliar tahun yang lalu ditemukannya fosil prokariot tertua, lalu mulai meningkatnya konsentrasi oksigen atmosfer pada 2.7 miliar tahun yang lalu.
Sumber gambar: Campbell, 2016: 526
Jika komunitas mikroba cukup kompleks untuk membentuk stormatolit yang ada pada 3,5 miliar tahun yang lalu, hipotesis yang menyatakan bahwa organisme prokariot hidup lebih jauh lebih dahulu sekitar 3.8 miliar tahun yang lalu benar adanya seperti yang digambarkan dengan garis kuning pada gambar diatas. Menurut Campbell Jilid II (2008: 73), prokariota merupakan penghuni Bumi satu-satunya setidaknya sejak 3.5 – 2.1 miliar tahun yang lalu. Sumber gambar: Campbell, 2016: 526 Garis merah muda pada gambar diatas menunjukkan bahwa oksigen di atmosfer mengalami peningkatan konsentrasi pada 2.7 miliar tahun yang lalu. Ketika fotosintesis oksigenik pertama kali dievolusikan, O2 bebas yang dihasilkan mungkin larut di dalam perairan di sekitarnya hingga mencapai kadar yang cukup tinggi untuk bereaksi dengan besi terlarut. Kemudian proses reaksi ini akan menyebakan hujan dalam bentuk oksida besi yang terakumulasi sebagai sedimen dan terkompresi menjadi formasi lajur besi, yaitu lapisan merah dari batuan yang mengandung besi oksida (Campbell jilid II, 2008: 73). Saat semua besi terlarut telah tercurah, O2 tambahan terlarut di dalam air hingga semua lautan dan danau menjadi jenuh dengan O2. Setelah itu, O2 akan mulai ‘merembes keluar’ dari air dan kemudian memasuk atmofer, yang mana dalam perubahan ini meninggalka jejak perkaratan batuan darat yang kaya besi (Campbell Jilid II, 2008: 73). Proses ini dimulai pada 2.7 miliar tahun yang lalu dan proses rumit ini menunjukkan bahwa bakteri yang mirip dengan sianobakteri masa kini (bakteri fotosintetik yang melepaskan oksigen) telah bermula jauh sebelum 2.7 miliar tahun lalu (Campbell Jilid II, 2008: 73). DAFTAR PUSTAKA Campbell, Neil A., Reece, Jane B., Urry, Lisa A., Cain, Michael A., Wasserman, Steven A., Minorsky, Peter A., & Jackson, Robert B. (2016). Biologi 10th. Jakarta: Erlangga. Mahaswa, R. K. (2019). Status Manusia dalam Antroposen. Jurnal Cogito, 5(2): 93-108.