Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Kegiatan Belajar 1: Ragam Teks dan Satuan Bahasa Pembentuk Teks 2. Kegiatan Belajar 2: Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi 3. Kegiatan Belajar 3: Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi 4. Kegiatan Belajar 4: Apreasiasi dan Kreasi Sastra Anak No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Daftar peta konsep Kegiatan Belajar 1: Ragam Teks dan Satuan Bahasa Pembentuk Teks (istilah dan definisi) di Ragam teks adalah pengelompokkan teks berdasarkan isi dan bentuk teks di modul ini antaranya macam-macam atau jenis-jenis teks yang terdiri atas teks faktual, teks cerita, teks tanggapan, dan teks normatif.
Satuan Bahasa Pembentuk Teks adalah kalimat dan paragraf
Klasifikasi kalimat Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dibedakan menjadi kalimat tunggal, kalimat bersusun, dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas. Contoh: Dia datang dari Bandung. Nenekku masih sehat. Kalimat bersusun adalah kalimat yang terjadi dari satu klausa bebas dan sekurang-kurangnya satu kalimat terikat. Contoh: o Kalau Alya menangis, Aldo pun ikut menangis. o Aldo tidak pergi ke sekolah karena sedang sakit. Kalimat majemuk adalah kalimat yang terjadi dari beberapa klausa bebas yang disebut juga sebagai kaliat setara. Contoh: o Alya membuka jendela kaar lalu membersihkan tempat tidur. o Aldo hobi bermain bola dan sering menciptakan gol. Berdasarkan struktur klausanya, kalimat dibedakan menjadi: (1) Kalimat Lengkap (mengandung klausa lengkap.Sekurang kurangnya terdapat unsur objek dan predikat) Contoh: Ibu guru mengajar bahasa Indonesia di depan kelas. (2) Kalimat Tidak Lengkap (kalimat yang hanya terdiri dari subjek saja, predikat saja, objek saja, atau keterangan saja). Contoh: Selamat Pagi! Silakan antre! Berdasarkan amanat wacana, kalimat dibedakan menjadi: (1) Kalimat deklaratif (kalimat yang mengandung intonasi deklaratif) Contoh: Gaji guru honor tidak dinaikan. (2) Kalimat introgatif (kalimat yang mengandung intonasi introgatif, yang dalam ragam tulis biasanya diberi tanda Tanya). Contoh: Apakah Saudara seorang guru? (3) Kalimat imperative (kalimat kalimat yang mengandung intonasi imperatif Atau tanda seru). Contoh: Berikan hadiah ini kepada temanmu! Diunduh dari www.mariyadi.com Berdasarkan pembentukan kalimat dari klausa inti dan perubahannya, kalimat dibedakan menjadi kalimat inti dan kalimat noninti. b) Kalimat Inti (kalimat yang dibentuk dari klausa inti yang lengkap, bersifat deklaratif, aktif, netral, atau firmatif.Biasanya disebut kalimat dasar). Contoh: (1) FN + FV : Bapak datang (2) FN + FV + FN: Ibu membeli sayur (3) FN + FN : Ayah guru. c) Kalimat Noninti Kalimat ini dapat diubah menjadi kaliat noninti dengan berbagai proses transforasi; pemasifan, pengingkaran, penanyaan, pemerintahan, pelepasan, dan penembahan. Contoh: (1) Buku dibaca oleh Alya. (2) Alya tidak membaca buku. Berdasarkan jenis klausa, kalimat dibedakan atas kalimat verbal dan kalimat nonverbal. a) Kalimat verbal Kalimat verbal adalah kalimat yang dibentuk dari klausa verbal. Contoh: (1) Alya menulis surat, (2) Surat ditulis Alya. b) Kalimat nonverbal Kalimat nonverbal adalah kalimat yang dibentuk oleh klausa nonverbal sebagai kontituen dasarnya. Contoh: (1) Nenekku pensiunan guru. (2) Mereka di kamar depan. Berdasarkan fungsi kalimat sebagai pembentuk paragrap, kalimat dibedakan atas: a) Kalimat Bebas (kalimat yang mempunyai potensi untuk menjadi ujaran lengkap, atau kalimat yang dapat memulai sebuahparagrap, wacana tanpa konteks lain yang memberi penjelasan) b) Kalimat Terikat (kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai ujaran lengkap). Contoh: Sekarang di Riau sukar mencari terubuk (1). Jangankan ikannya, telurnya pun sangat sukar diperoleh (2). Kalau pun bisa diperoleh, harganya melambung selangit (3). Makanya, ada kecemasan masyarakat nelayan di sana bahwa terubuk yang spesifik itu akan punah (4). Paragraf Paragraf adalah satuan gagasan di dalam bagian suatu wacana, yang dibentuk oleh kalimat-kalimat yang saling berhubungan dalam mengusung satu kesatuan pokok pembahasan terdiri dari kalimat utama dan kalimat penjelas. Berikut adalah Unsur-unsur paragraph Diunduh dari www.mariyadi.com Ciri-ciri Paragraf yang Baik 1. Kepaduan Paragraf Kepaduan paragraf adalah keeratan ataupun kekompakan hubungan antarunsur-unsur paragraf, baik itu antarkalimat utama dengan kalimat penjelasnya ataupun antarkalimat penjelas itu sendiri. 2. Kepaduan Bentuk Kepaduan bentuk dalam suatu paragraf dapat dilakukan dengan cara-cara berikut. Penggunaan konjungsi Pengulangan kata atau frasa. Pemakaian kata ganti atau kata yang sama maknanya Pemakaian kata yang berhiponimi, yakni kata yang merupakan bagian dari kata lainnya Kesatuan paragraf Kesatuan paragraf adalah bagian karangan yang terdiri dari beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh, padu, dan membentuk satu kesatuan pikiran. 3. Kelengkapan Paragraf yang baik harus memiliki unsur-unsur paragraf yang lengkap seperti gagasan pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas. 4. Ketepatan Pemilihan Kata Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf dibedakan menjadi lima yaitu paragraf deduktif, induktif, kombinasi, deskriptif, dan narasi. (Kosasih & Hermawan, 2012)
Kegiatan Belajar 2: Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi
Teks fiksi adalah teks yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan imajinasi pengarang yang diolah berdasarkan pengalaman, tafsiran, wawasan, dan penilaiannya terhadap berbagai peristiwa, baik peristiwa nyata maupun peristiwa hasil rekaan dan Teks fiksi dinikmati pembaca sebagai sarana hiburan Teks fiksi terdiri dari cerita rakyat, cerita fantasi, cerita pendek, cerita inspiratif, puisi rakyat, puisi baru, dan drama. Fungsi teks nonfiksi : eksplorasi, informasi, persuasi, perbandingan, juga mendeskripsikan suatu fakta-fakta keilmuan Perwatakan dalam teks fiksi adalah karakteristik dari tokoh dalam cerita dan penyampaian perwatakan tokoh tergantung pada pengarangnya. Alur dalam teks fiksi adalah rangkaian peristiwa dalam cerita yang terhubung secara kasual Alur cerita terdiri dari beberapa tahap. a) Tahap pengenalan (Eksposition atau Orientasi) b) Tahap pemunculan konflik (Rising action) c) Tahap konflik memuncak (Turning point atau Klimaks) d) Tahap konflik menurun (Antiklimaks) e) Tahap penyelesaian (Resolution) Latar merupakan salah satu unsur yang turut membangun isi dari sebuah cerita. Diunduh dari www.mariyadi.com Sebuah cerita harus jelas tempat, ruang, dan suasana cerita itu berlangsung. Amanat adalah suatu pesan yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca melalui sebuah tulisan atau cerita. Struktur Teks fiksi Orientasi, berisi pengenalan tema, tokoh, dan latar Komplikasi, berisi cerita tentang masalah yang dialami tokoh utama. Pada bagian ini peristiwa-peristiwa di luar nalar ini biasanya terjad bagian ini peristiwa-peristiwa di luar nalar ini biasanya terjadi. Resolusi, merupakan bagian penyelesaian dari masalah yang dialami tokoh. Kaidah Kebahasaan Teks fiksi: a. Menggunakan kata-kata yang menyatakan urutan waktu. b. Menggunakan kata kerja tindakan. c. Menggunakan kata kerja yang menggambarkan sesuatu yang dipikirkan atau d. dirasakan para tokohnya. e. Menggunakan kata-kata yang menggambarkan keadaan atau sifat tokohnya. f. Menggunakan dialog Teks fiksi terdiri atas cerita rakyat, cerita fantasi, cerita pendek, cerita inspiratif, puisi rakyat, puisi baru, dan drama. Secara garis besar, cerita rakyat terbagi menjadi beberapa jenis. 1. Mite, yakni cerita tentang suatu kepercayaan, misalnya tentang para dewa. 2. Sage, yakni cerita tentang kehidupan raja dan kepahlawanan. 3. Legenda, yakni cerita asal-usul suatu tempat, binatang, dan benda-benda lainnya. 4. Fabel, yakni cerita yang bertokohkan binatang. 5. Selain itu, ada pula cerita yang berkaitan dengan adat-istiadat ataupun kehidupan masyarakatnya sehari-hari. Misalnya di daerah Sunda dikenal cerita Si Kabayan, di daerah Minang, cerita Si Malinkundang Kegiatan Belajar 3: Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi Teks nonfiksi adalah karya seni yang sifatnya berdasarkan fakta dan kenyataan serta ada kebenaran di dalamnya berdasarkan fakta dan kenyataan yang ditulis berdasarkan kajian keilmuan dan atau pengalaman yang bersifat informative Tahapan Menulis Teks Nonfiksi 1. Tahap pramenulis, pada tahap ini penulis menemukan ide gagasan yang akan dituangkan, menentukan judul karangan, menentukan tujuan, memilih bentuk atau jenis tulisan, membuat kerangka dan mengumpulkan bahan-bahan. 2. Tahap menulis, pada tahap ini penulis mulai menjabarkan ide kedalam bentuk tulisan 3. Merevisi, pada tahap ini dilakukan koreksi terhadap keseluruhan karangan. 4. Mengedit, pada tahap ini diperlukan format baku yang akan menjadi acuan, 5. Mempublikasikan, yakni menyampaikan hasil tulisan kepada publik dalam bentuk cetakan, noncetakan, atau kedua-duanya. Teks nonfiksi yang dipelajari di Sekolah Dasar ialah: 1) Teks deskriptif yang mendeskripsikan benda atau tempat 2) Teks eksplanasi yang bertujuan untuk memberikan informasi 3) Teks prosedur/arahan/petunjuk untuk membuat atau melakukan sesuatu 4) Teks laporan sederhana hasil pengamatan siswa dalam pembelajaran 5) Teks tanggapan, ucapan terima kasih, dan perimntaan maaf 6) Teks cerita pengalaman pribadi dan buku harian 7) Teks paparan iklan. Diunduh dari www.mariyadi.com
Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi
1. Struktur Esai
2. Struktur Reviu Buku/Bab Buku/Artikel
Pendahuluan, yang berisiidentifikasi bukuatau bab buku, atau artikel (penulis, judul, tahun publikasi, dan informasi lain yang dianggap penting). Ringkasan atau uraian pendek mengenaiisi argumen dari buku/bab buku/artikel. Inti reviu, berupa inti pembahasan buku/bab buku/artikel yang merupakan analisis kritis dari aspek pokok yang dibahas dalam buku/bab buku/ artikel itu. Simpulan, yang berisi evaluasi ringkas atas kontribusi buku/bab buku/artikel 3. Kaidah Kebahasaan Reviu Buku/Bab Buku/Artikel Penggunaan istilah Penggunaan sinonim dan antonym Penggunaan frasa kata benda (nomina) Penggunaan frase kata kerja (verba) Penggunaan kata ganti (pronomina) Penggunaan kata hubung (konjungsi) 4. Struktur artikel ilmiah
Kaidah Kebahasaan Artikel Ilmiah
1. Bahasa yang taat asas baik dalam hal teknik penulisannya (ejaan), kata dan pilihan katanya, susunan kalimatnya, paragrafnya, serta unsur makna yang terkandung dalam bahasa tersebut 2. Titik pSaudarang kebahasaan harus taat asas pula, baik dalam ragam dan Diunduh dari www.mariyadi.com modus maupun mengenai kata diri dan kata ganti diri. 3. Istilah yang digunakan haruslah istilah keilmuan sehingga berbeda dengan istilah sastra dan istilah umum lainnya 4. Hindari bahasa yang telah usang, kolot, dan basi 5. Hindari bahasa yang ekstrem, berlebihan, dan haru 6. Bahasa yang digunakan lebih menekankan pada aspek komunikasi dengan pikiran daripada perasaan 7. Kalimat dan alinea sebagaiknya sedang, tidak terlalu pendek dan tidak terlalu panjang. Kegiatan Belajar 4: Apreasiasi dan Kreasi Sastra Anak Hakikat Sastra Anak : jenis penulisan kreatif dan imajinatif yang khusus untuk dibaca dan menghibur anak-anak. Hakikat Apresiasi Reseptif dan Ekspresif/Produktif Apresiasi Sastra Reseptif : kegiatan mengapresiasi dengan teori resepsi pada sebuah karya. Apresiasi Sastra Ekspresi/ Produktif : kegiatan mengapresiasi karya sastra yang menekankan pada proses kreatif dan penciptaan. Pendekatan Dalam Mengapresiasi Sastra Anak Pendekatan Emotif : pendekatan yang berusaha menemukan unsur-unsur emosi atau perasaan pembaca Pendekatan Didaktis : pendekatan yang berusaha menemukan dan memahami gagasan, tanggapan, evaluatif maupun sikap Pendekatan Analitis : pendekatan yang berupaya membantu pembaca memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan, sikap pengarang, unsur intrinsik, dan hubungan antara elemen Perkembangan Kemampuan Mengapresiasi Sastra Anak Usia 1-2 tahun: rima permainan, macam-macam tindakan Usia 2-7 tahun: anak mampu memahami struktur cerita: secara simbolik melalui bahasa, permainan dan gambar Usia 7-11 tahun (operasi konkret) Usia 11-13 tahun ke atas (operasi formal) Unsur Instrinsik Puisi adalah Tema, Rasa, Nada, Amanat, Diksi (Pilihan kata), Imajeri Pusat pengisahan atau titik pandarang, Gaya bahasa, Ritme atau irama, Rima atau sajak, Unsur Intrinsik Prosa adalah Plot atau alur cerita,Penokohan,Latar atau setting,Tema,Pesan atau amanat,Sudut pandang,Konflik Unsur Instrinsik Drama Unsur pertunjukan (Pemain,Pentas,Sutradara,Penonton) Unsur cerita (Perwatakan atau karakter tokoh, Dialog, Latar, Alur) Jenis- Jenis Sastra Anak di SD adalah Buku Bergambar, Fiksi Realistik (Realistic Fiction), Fiksi Sejarah, Fiksi Ilmu (Science Fiction), Cerita Fantasi, Biografi, Puisi Pembelajaran Sastra Anak di SD adalah Pembelajaran memgarah abad ke-21 mencerminkan empat hal yakni; (1) kemampuan berpikir kritis (critical thinking skill), (2) kreativitas (creativity), (3) komunikasi (communication), dan (4) kolaborasi (collaboration). Strategi Pembelajaran Sastra di SD. Bentuk strategi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran sastra anak di sekolah dasar adalah sebagai berikut: Bercerita, Berbicara, Bercakap-cakap, Mengungkapkan pengalaman, Membacakan puisi, Mengarang terikat & bebas, Menulis narasi, deskripsi, eksposisi & argumentasi, Menulis berdasarkan gambar/visual, Mendramatisasikan karya sastra Diunduh dari www.mariyadi.com
2 Daftar materi yang sulit 1. Karakteristik ragam teks
dipahami di modul ini 2. Teks nonfiksi secara teoritis dan secara praktis 3. Kajian media secara linguistic 4. Proses metaforik dengan analogi 3 Daftar materi yang 1. Terdapat banyak salah ketik pada materi di modul ini sehingga membuat sering mengalami bingung miskonsepsi 2. Imajeri pada unsur intrinsik puisi