ABSTRAK
Kota Malang adalah Kota Kreatif di Indonesia. Kota Malang memiliki industri kreatif Desain grafis sebagai
salah satu sektor unggulan. Namun Industri kreatif desain grafis kota malang juga memiliki permasalahan yang
menghambat perkembangannya antara lain, pembajakan desain, daya beli lokal yang rendah, dan hasil produk
yang diremehkan. Penelitian ini meneliti bagaimana cara mengembangkan desain grafis di kota Malang.
Metode mengembangkan desain grafis di Kota Malang dibatasi dengan menggunakan metode perencanaan
strategis. Aktor Perencanaan strategis yang dipilih adalah aktor pemerintahan yakni Dinas Perindustrian. Hasil
dari perencanaan strategis menunjukkan bahwa terdapat 3 pergeseran paradigma utama, yang menyangkut
perubahan produk Desain menjadi non cetak, perubahan gaya penyampaian pesan, dan perubahan persepsi
masyarakat mengenai desain. Value proposition terpilih berdasarkan pergeseran paradigma tersebut adalah
value proposition Costumer Intimacy. Visi yang harus diterapkan adalah “Mewujudkan Industri Kreatif Desain
Grafis yang berorientasi pada pelayanan konsumen dengan produk desain grafis non cetak yang personalized”.
Misi yang ditentukan adalah meningkatkan kegiatan pemasaran dan promosi, Meningkatkan kemampuan
Industri Desain grafis dalam memberikan produk desain non cetak personalized, Mengembangkan sarana
prasarana Desain Grafis serta mewujudkan iklim usaha desain yang kondusif. Berdasarkan hasil perencanaan
terdapat 16 rencana aksi yang perlu dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian. Rencana Aksi tersebut terdiri dari
kegiatan yang menyangkut peningkatan pemasaran dan promosi, kegiatan edukasi konsumen, kegiatan
peningkatan kemampuan industri kreatif desain grafis, penyediaan sarana desain grafis, dan peningkatan
kapasitas dinas perindustrian.
ABSTRACT
Malang is one of Indonesia Creative City. Malang have creative industry such as design graphic as one of its
creative industries prime sector. However, Design Graphic Industries development has been struggles. Survey
found, Design Graphic obstruction such as design copyright violation, poor local buyer, and people perception
of design. This study aims to determine how to develop design graphic. Method of development used on this
study is strategic plan method. Subject planner on this study is Goverment Actor, Industrial Departement. This
research finds 3 major value shift, shift of design become digital product, shift of message delivery style, and
shift of people perception. Value proposition suitable use based on value shit is Costumer Intimacy. The result of
strategic planning show vision that needed to take is “Creating Design Graphic Creative Industry orientated to
costumer services with unprinted personalized design”. Mission used for design graphic industry is raise
promotion and marketing, increase design graphic capability, develop design infrastructure, and create
sustainable design bussiness climate. There are 16 action plans needed to be done by departement of industry.
Action plan consist of activity such as increase marketing and promotion, consumen education, increase design
graphic bussiness actor capability, develop design infrastructure and increase departement of industry capacity.
antara lain, Pembajakan desain yang tinggi sampling non probability yakni Snowball
menjadi keluhan bagi 60% (18) pelaku industri sampling. Snowball sampling adalah teknik
desain grafis, 66% pelaku industri mengeluhkan pengambilan sampling yang bermula dari satu
daya beli lokal yang rendah, 70% pelaku sample dan terus bertambah. Penarikan sample
mengeluhkan hasil karya desain yang diremehkan pola ini dilakukan dengan menentukan sample
masyarakat umum. Disamping itu 43% pelaku pertama. Sampel berikutnya ditentukan
industri kreatif desain grafis juga mengeluhkan berdasarkan informasi dari sample pertama, dan
pelaku desainer pemula yang menyebabkan seterusnya. Survei yang dilakukan menggunakan
fluktuasi harga desain. survei populasi dengan total pelaku bisnis
Penelitian perlu dilakukan untuk industri kreatif desain grafis tersurvei 47 pelaku.
mengetahui bagaimana cara mengembangkan
Analisa Aktor Desain Grafis
desain grafis di kota Malang. Cara atau Metode
mengembangkan desain grafis di Kota Malang Penilaian dalam aktor industri kreatif
dibatasi dengan menggunakan metode desain grafis kota malang diwujudkan dalam
perencanaan strategis. Metode Perencanaan sebuah analisa Network scan dan analisis
Strategis dipilih dikarenakan memiliki beberapa Quadruple Helix. Analisis Quadruple helix
keunggulan. Keunggulan dari Perencanaan adalah analisis evaluatif yang didapatkan dengan
Strategis adalah kemampuannya untuk membandingkan kondisi/peran aktor saat ini
memahami situasi, menjelaskan misi yang dengan peran aktor yang seharusnya berdasarkan
hendak dicapai, meningkatkan kemampuan kajian teori. Analisis Kelembagaan atau yang
membuat keputusan, meningkatkan efisiensi, dan disebut Network Scan Analysis adalah bagian dari
kecepatan merespon permasalahan (Bryson, political analysis yang dilakukan untuk
2010). Oleh karena itu rumusan masalah yang mengidentifikasi hubungan antar Lembaga dan
digunakan mengikuti alur perencanaan strategis besaran fungsi lembaga tersebut. Teori peran
yang dimulai dari mengidentifikasi dan aktor yang digunakan sebagai alat evaluasi
menganalisis pergeseran paradigman, adalah peran aktor menurut Tayyiba (2008).
menentukan visi misi, strategi dan rencana aksi. Pergeseran Paradigma (Value shift)
Lingkup wilayah perencanaan adalah
industri kreatif desain grafis yang ada di kota Pergeseran paradigma adalah terjadinya
malang. Pelaku perencanaan pada penelitian ini perubahan dari cara pandang secara keseluruhan
adalah Dinas Perindustrian Kota Malang. Materi mulai dari nilai, teknik terhadap fenomena yang
perencanaan dibatasi dengan menggunakan terjadi. Pergeseran paradigma dalam perencanaan
perencanaan strategis metode Banff Executive strategis diperlukan untuk masukan dalam
Leadership karya Treacy (2003). pembuatan visi-misi. Terdapat 2 metode untuk
Pada penelitian ini Desain Grafis dibatasi menentukan pergeseran paradigma yakni dengan
hanya pada bidang yang berkaitan dengan melakukan studi literatur dan melakukan
pembuatan desain secara manual maupun wawancara terhadap ahli. Kedua metode tersebut
elektronik, dan dalam bidang komputer grafik. digunakan untuk melihat tren atau perkembangan
Pembatasan ini dilakukan karena bidang kerja yang ada pada kondisi saat ini serta arahan
Desain Grafis pada animasi, film dan video perkembangan yang dianggap ideal untuk masa
berada dalam sektor industri kreatif yang berbeda yang akan datang. Pergeseran paradigma dalam
dalam pembagian 16 sektor industri kreatif sebuah sistem perindustrian mempengaruhi
menurut BEKRAF (2016). Lingkup Materi seluruh subsistem perindustrian.
Desain Grafis dibatasi lebih lanjut pada pelaku
bisnis industri kreatif desain grafis. Pelaku bisnis
industri kreatif desain grafis dalam penelitian ini Value Proposition
adalah pelaku usaha/aktor bisnis industri kreatif Terdapat 3 nilai inti organisasi atau value
desain grafis baik formal/ informal, partime/ proposition yang dapat diambil dan dijadikan
fulltime, bekerja perseorangan maupun dalam panduan dalam perencanaan strategis. Nilai
perusahaan desain grafis. tersebut antara lain, Operasional Excellence,
Product Leadership dan Costumer Intimacy.
METODE PENELITIAN Nilai inti tersebut menjadi cita-cita dalam
Metode Sampling pengembangan industri/ organisasi yang
menganutnya. Nilai Operasional Excellence akan
Metode sampling yang digunakan dalam memiliki produk yang dijual dengan harga yang
penelitian Pengembangan Industri Kreatif Sektor murah dengan penjualan massif. Nilai Product
Desain Grafis Kota Malang adalah metode Leadership akan menjual produk unik inovatif
dengan harga lebih mahal karena terdapat biaya aksi yang dibuat berdasarkan kondisi SWOT
pengembangan produk. Costumer intimacy akan masing-masing strategi.
dengan membangun kedekatan perusahaan
terhadap konsumen yang dituju melalui HASIL DAN PEMBAHASAN
pelayanan, dan memiliki pemahaman yang lebih Kota Malang Merupakan Kota terbesar
terhadap kebutuhan konsumen. Pemilihan Value kedua di Jawa Timur. Kota Malang terkenal akan
Proposition ditentukan berdasarkan Value apa fungsinya sebagai kota pendidikan dan juga
yang dianggap penting bagi perusahaan dan hasil sebagai kota transit untuk wisatawan. Kota
dari analisis value shift/ pergeseran paradigma. Malang dengan Jumlah penduduk 851.298 jiwa
Critical Success Factor (CSF) memiliki angkatan kerja sebanyak 406.935 jiwa
yang terdiri dari 377.329 berkerja dan 29.606
Critical Success Factor adalah analisis
jiwa sebagai pengangguran terbuka. Berdasarkan
yang dilakukan setelah visi dan misi selesai
data Kota Malang dalam angka jumlah pekerja
dibuat (setelah proses perencanaan strategis
desain grafis tidak dapat diketahui jumlah
Outcomes and Impact). Critical Success Factor
pastinya karena dibagi dalam 2 lapangan usaha
memiliki pengertian sebagai Faktor yang paling
yakni kedalam industri pengolahan, dan tenaga
berpengaruh dalam keberhasilan usaha untuk
kerja jasa perusahaan. Jumlah tenaga kerja
pencapaian misi. Menentukan Critical Success
industri pengolahan di kota malang adalah 53.922
Factor, dilakukan dengan membuat prediksi
jiwa sedangkan Jumlah tenaga kerja sektor
apabila visi misi sukses bagaimana dampaknya
lapangan usaha Keuangan, Asuransi, Usaha
dan kondisi apa saja yang berubah. Dampak
persewaan bangunan dan jasa perusahaan adalah
kesuksesan visi misi dilihat dari sudut pandang
23.638 jiwa.
finansial, sudut pandang konsumen, sudut
Besaran nominal PDRB kota Malang atas
pandang pertumbuhan dan perkembangan serta
dasar harga berlaku pada tahun 2015 sebesar Rp.
sudut pandang internal organisasi. Setelah
51.827,98 (Milyar Rp), sedangkan atas dasar
ditemukan Critical Succes Factor dari masing-
harga konstan sebesar Rp. 41.951,56 (Milyar
masing perspektif, dibuatlah pengukuran kinerja.
Rp). menurut data PDRB kota Malang kontribusi
Pengukuran kinerja yang dilakukan dengan
Desain Grafis adalah sebesar 2,46% namun
perspektif Balance ScoreCard selanjutnya
belum dapat dijadikan tolak ukur dikarenakan
berguna untuk menerjemahkan visi dan misi
hasil prosentase tersebut masih bercampur
sebuah organisasi (Hermawan, 2008)
dengan industri kreatif sektor lain seperti
Analisis SWOT percetakan, dan kriya.
Industri kreatif sudah diakomodasi dalam
Analisis SWOT adalah analisis yang
kebijakan tujuan penataan ruang kota malang
digunakan untuk menggambarkan kondisi real
2037 yakni “mewujudkan kota malang sebagai
internal (SW) maupun eksternal (OT) dari sebuah
pusat kegiatan Nasional (PKN) yang produktif,
organisasi. Dalam Analisis SWOT biasanya
dan berkelanjutan, dengan basis pendidikan,
dibuat sebuah matriks SWOT yang memuat
perdagangan dan jasa, industri kecil, menengah,
strategi yang dilakukan perusahaan/organisasi
industri kreatif, pariwisata, serta sarana perkotaan
terhadap semua hasil identifikasi internal dan
yang mantap dan mandiri.”
eksternal. Hasil identifikasi internal eksternal
dapat bersumber dari subsistem industri, aktor Industri Kreatif Desain Grafis Kota Malang
quadruple helix, dan kondisi internal dinas
Pelaku bisnis merupakan kunci bagi
perindustrian. Subsitem industri yang dimaksud
pengembangan industri kreatif. Ekonomi kreatif
adalah sistem produksi industri. Secara umum,
yang mengandalkan kekayaan intelektual dan ide
sistem produksi industri industri tersebut terdiri
sebagai bahan bakar utama memerlukan pelaku
dari input dan output produksi seperti bahan
bisnis yang senantiasa berkembang. Dalam
baku, tenaga kerja, modal, produk, dan limbah
Industri Kreatif Desain grafis, pelaku usaha
(Hakim, 2008).
bisnis desain grafis itu berada di bidang usaha
Strategi tersebut memuat strategi SO, WO,
jasa konsultan ataupun industri pengolahan.
ST dan WT. Namun dalam penelitian ini
Pelaku industri desain grafis adalah pelaku bisnis
pembuatan matriks SWOT untuk strategi SO,
yang unik. Mayoritas pelaku adalah pelaku bisnis
WO, ST dan WT tidak dilakukan. Hal ini
yang tidak memiliki karyawan atau bekerja
dikarenakan fungsi Analisis SWOT dalam
sendiri. Banyak pelaku tidak memiliki kantor,
penelitian ini adalah untuk menggambarkan
hanya bekerja dirumah, semua pekerjaan
kondisi lapangan serta masukan untuk rencana
dilakukan secara online. Pelaku industri kreatif
desain grafis juga terkadang hanya mengandalkan
DKV
Lokal
21; 28%
48; 64% Otodidak Lokal, Nasional
3; 6% 9; 19%
Produk yang dihasilkan oleh industri Gambar 5. Jangkauan Pemasaran Desain Grafis
kreatif desain grafis cukup beragam. Produk Kota Malang
tersebut mulai dari desain, marketing sales kit,
company program, desain web, cover buku, Berdasarkan masing-masing karakteristik
desain power point, hingga desain font. Semua tersebut Pelaku bisnis Industri kreatif Desain
produk tersebut masih termasuk dalam produk Grafis Kota Malang dibagi kedalam 3 klasifikasi.
desain grafis karena masih sesuai dengan hakekat
desain grafis yakni pembuatan desain secara Klasifikasi 1
manual maupun elektronik yang dilakukan untuk Klasifikasi pertama dari pelaku bisnis
menyampaikan gagasan atau ide. Produk Desain desain grafis terdiri dari pelaku yang bekerja
grafis kemudian dikelompokkan ke dalam 3 sendirian dengan pendapatan kurang dari lima
kelompok besar yakni Desain, marketing sales juta rupiah perbulan. Klasifikasi ini terdiri dari 33
kit, dan company program. Rincian masing- pelaku bisnis desain grafis. Jumlah pelaku desain
masing produk yang dihasilkan oleh pelaku grafis yang melayani permintaan lokal mencapai
industri kreatif desain grafis terdapat pada 84,85% (28) dari populasi klasifikasi pertama,
gambar 4. dan yang melayani permintaan Nasional
mencapai 27,27% (9) dari populasi klasifikasi
pertama. Sedangkan pelaku bisnis desain grafis
dari klasifikasi pertama yang melayani
permintaan internasional hanya 15,15% (5) dari
populasi klasifikasi pertama. Umur Industri
kreatif Desain grafis dalam klasifikasi pertama
mayoritas (22;67%) berumur kurang dari 2 tahun.
Masalah yang dialami oleh klasifikasi 1
pelaku bisnis desain grafis masih sama dengan
keseluruhan masalah yang dialami oleh
klasifikasi lain. Masalah tersebut adalah hasil
karya desain yang diremehkan, daya beli lokal
yang rendah, pembajakan desain serta banyaknya
Gambar 4. Produk Desain yang dihasilkan desainer pemula yang asal menjual desain dengan
harga murah. Permasalahan lain yang spesifik
Berdasarkan hasil survei, pelaku industri terjadi dalam klasifikasi 1 pelaku bisnis desain
desain grafis yang melayani permintaan pasar grafis adalah masalah dengan percetakan yang
lokal adalah 74,47% dari total populasi. Pelaku menggratiskan pembuatan desain. Permasalahan
industri desain grafis yang melayani permintaan dengan percetakan ini menjadi keluhan 30,30%
Nasional adalah 31,91% dari total populasi (10) pelaku desain grafis klasifikasi 1.
perusahaan desain grafis dan pelaku industri Klasifikasi 2
desain grafis yang melayani pasar internasional
berjumlah 34,04% dari total populasi. Namun Klasifikasi kedua terdiri dari pelaku yang
pelaku industri kreatif desain grafis yang bekerja sendirian dan bekerja secara full time.
mngerjakan permintaan internasional belum tentu Klasifikasi kedua pelaku bisnis memiliki populasi
sebesar 9 pelaku Industri Kreatif desain grafis.
Pelaku pada klasifikasi kedua cenderung (4;44%) sebagai pelaksana monitoring dan evaluasi
merupakan pelaku dengan umur perusahaan kegiatan.
diatas 5 tahun. Pelaku binis klasifikasi kedua Berdasarkan Rencana Strategis Dinas
67% (6) memiliki keunggulan perusahaan yakni Perindustrian Salah satu program kerja yang
pembuatan desain yang menyesuaikan berkaitan dengan industri kreatif adalah penataan
permintaan konsumen serta 78% (7) melayani struktur industri berupa operasional pusat
permintaan Internasional. pengembangan industri kreatif digital, Festival
Pelaku bisnis desain grafis yang berkerja Industri Kreatif (Pameran, festival film animasi,
sendiri namun mampu bersaing pada pasar fiksi dan dokumenter), Penyediaan Katalog, dan
internasional cenderung memiliki penghasilan website ekonomi kreatif Kota Malang.
tidak tetap dengan rentang penghasilan antar Pada awal tahun 2017 Dinas
bulan berubah-ubah meskipun memiliki nilai Perindustrian dan Perdagangan dipisah menjadi 2
yang besar. Pelaku bisnis desain yang masih dinas yakni Dinas Perindustrian dan Dinas
tidak memiliki nama biasanya mendapat Perdagangan. Rencana Strategis masing-masing
konsumen dari luar negeri dengan sistem dinas masih dalam tahap penyusunan. Dinas
kompetisi. Perindustrian memiliki 5 unit kerja yakni,
Sekretariat, Bidang Perdagangan, Bidang
Klasifikasi 3
Perindustrian Agro dan Kimia, Bidang ILMETA
Pelaku bisnis Industri Kreatif Desain grafis dan IATT, serta Bidang Perlindungan Konsumen.
pada klasifikasi 3 adalah pelaku desain grafis Dinas Perindustrian lebih difokuskan pada
yang memiliki tenaga kerja lebih dari 1, bekerja industri kreatif kuliner, desain, film,
secara kelompok atau berbentuk sebuah games/aplikasi, ilustrasi, videografi. Sedangkan
perusahaan. Pelaku industri kreatif desain grafis seni, pertunjukan lebih kearah disbudpar.
pada klasifikasi ini berjumlah 5 pelaku industri
Analisis Aktor
dengan 2 pelaku industri sudah memiliki ruang
kerja/kantor pribadi. 3 pelaku yang tidak Analisis Quadruple helix adalah analisis
memiliki ruang kerja, bekerja secara online, dan evaluatif yang didapatkan dengan
hanya berkumpul di ruang publik/cafe jika membandingkan kondisi/peran aktor saat ini
diperlukan. dengan peran aktor yang seharusnya berdasarkan
Pelaku bisnis Industri Kreatif Desain grafis kajian teori.
klasifikasi 3 memiliki pemasaran yang tersebar di Aktor Pemerintah memiliki tugas
tingkat lokal, nasional, dan internasional secara Menciptakan iklim usaha yang kondusif,
merata. Sifat pekerjanya juga hampir rata antara Menciptakan sinergi kolaborasi Akademisi,
part time dan full time dengan 60% lebih kearah Bisnis, Komunitas dan Pemerintah dan Fasilitasi
fulltime. 5 pelaku industri dalam klasifikasi ini serta pemberian insentif. Berdasarkan hasil
terdiri dari 2 pelaku dengan umur perusahaan 2-3 analisis Aktor pemerintahan sudah melaksanakan
tahun, 1 pelaku dengan umur perusahaan 3-4 peranannya sebagai aktor pendukung industri
tahun, 1 pelaku dengan umur usaha 4-5 tahun kreatif. Namun Peran pemerintah dalam
serta 1 pelaku dengan umur usaha lebih dari 5 menciptakan iklim usaha ekonomi kreatif yang
tahun. kondusif baru ada dalam tahap penyusunan
rencana. Hal ini dikarenakan adanya perubahan
Dinas Perindustrian Kota Malang
susunan dalam unsur pemerintahan yang baru
Dinas Perindustrian memiliki tugas terjadi pada awal tahun 2017. Adanya perubahan
pokok penyusunan dan pelaksanaan kebijakan susunan pemerintahan dapat membantu Peranan
daerah di bidang perindustrian. Dinas pemerintahan dalam mendukung industri kreatif.
Perindustrian dan perdagangan berfungsi sebagai Aktor Akademisi memiliki peran sebagai
perumus dan pelaksana teknis bidang Lembaga riset/ kajian untuk engine creative, dan
perindustrian, sebagai penyusun dan pelaksana memberi masukan kebijakan kepada pemerintah.
Rencana Strategis dan Rencana Kerja di bidang Akademisi sudah tergabung dalam Komite
perindustrian, sebagai pelaksana koordinasi dan ekonomi kreatif sehingga dapat memberikan
kerja sama dengan asosiasi dunia usaha masukan kebijakan dalam pemerintahan. Aktor
pelaksanaan pembinaan, sebagai pengembang akademisi sudah memenuhi fungsi perannya
dan pengawas kelembagaan di bidang industri, sebagai pemberi masukan kebijakan. Namun
sebagai pelaksana fasilitasi permodalan dan peranan untuk menjadi engine creative masih
pelatihan teknis manajemen di bidang industri, perlu ditingkatkan. Peranan ini dapat telaksana
sebagai pelaksana promosi produk industri serta dengan mengadakan workshop pelatihan metode
produksi desain kreatif baru yang lebih terbuka
Visi industri kreatif desain grafis apabila visi berhasil dicapai dengan perspektif
memiliki 2 nilai utama yang harus dipegang nilai finansial, costumer, internal dan innovation and
tersebut antara lain adalah pelayanan konsumen, learning. Setelah diketahui Critical Succes
produk desain grafis non cetak yang Factor yang diperlukan maka dapat dijabarkan
personalized. dalam suatu indikator kesuksesan (measure of
Pelayanan Konsumen dalam visi adalah succes), target serta strategi yang diperlukan.
Bentuk utama dalam value proposition Costumer Gambar 8 menunjukkan hasil CSF untuk setiap
Intimacy yang mengandalkan pelayanan misi.
konsumen yang baik serta berfokus pada usaha
untuk memenuhi kebutuhan dari tiap konsumen
dengan solusi yang paling baik. Costumer
intimacy menuntut pengetahuan untuk menggali
masalah yang dihadapi oleh konsumen, berkerja
sama dengan konsumen dan menghasilkan
pemecahan masalah dalam bentuk produk yang
bervariasi.
Fokus utama produk yang dihasilkan
dalam desain grafis kota Malang adalah Produk
yang non cetak dilandaskan pada pergeseran
paradigma dari desain grafis. Produksi desain
grafis non cetak menuntut adanya peningkatan
teknologi yang digunakan baru komputer dan
software yang secara berkala harus diperbarui.
Produk desain non cetak juga harus personalized Gambar 8. Critical Succes Factor pada tiap Misi
atau antar konsumen berbeda sesuai keinginan Industri kreatif Desain grafis
konsumen. Berdasarkan hasil CSF tersebut maka
Oleh karena itu diperlukan misi yang dirumuskan indikator kesuksesan serta strategi
mengacu pada proses output produk-pemasaran yang perlu diambil. Berdasarkan hasil analisis
dan konsumen yang kemudian dituangkan dalam terdapat sembilan Strategi yang perlu diambil.
misi. 4 misi industri kreatif desain grafis yakni Strategi tersebut antara lain:
sebagai berikut: 1. Meningkatkan kegiatan promosi desain
1. Meningkatkan kegiatan pemasaran dan grafis dengan media cetak, media sosial
promosi industri kreatif desain grafis maupun sosialisasi yang berbasis pada
Kota Malang yang menunjukkan usaha pendekatan konsumen
keberagaman variasi produk desain grafis 2. Meningkatkan kegiatan pameran industri
non cetak yang personalized desain grafis yang menunjukkan
2. Meningkatkan kemampuan Industri keberagaman desain dan mampu menjadi
Desain grafis dalam memberikan produk pemecahan masalah konsumen
desain non cetak personalized yang 3. Mengadakan kegiatan promosi edukasi
memuaskan konsumen terhadap konsumen desain grafis melalui
3. Mengembangkan sarana prasarana desain kerjasama antar aktor untuk
grafis yang mendukung pelayanan meningkatkan kesadaran dan
konsumen serta pengembangan desain kepercayaan serta kebutuhan konsumen
non cetak terhadap produk desain
4. Menciptakan iklim usaha desain grafis 4. Mengadakan survei tingkat kepuasan
yang kondusif melalui peningkatan konsumen desain grafis melalui
kerjasama antar aktor dan peningkatan kerjasama dengan aktor akademisi, bisnis
kapasitas dinas perindustrian dan komunitas
5. Meningkatkan kemampuan desainer
Strategi Industri Kreatif Desain Grafis kota
grafis dalam membuat desain, melayani
Malang
konsumen dan memahami kebutuhan
Berdasarkan hasil visi misi diatas maka konsumen melalui kerjasama antar aktor
ditetapkan strategi untuk setiap misi yang ada. 6. Mengadakan sarana prasarana desain
Strategi ditetapkan berdasarkan Critical Succes grafis yang menunjang value costumer
Factor. Critical Succes Factor dapat diketahui Intimacy
dengan memperkirakan bagaimanakah kondisi 7. Meningkatkan kerjasama antar aktor
Industri Kreatif Desain Grafis kota Malang bisnis, komunitas ADGI, MCF, pena
Menghilangkan pandangan
Pemberian bahwa tidak ada untungnya
Jumlah Pelaku bisnis
Insentif IUI dan antara memiliki IUI atau Pelaku bisnis Desain
memliki IUI &
RA-16 bantuan Dinas Perindustrian tidak. Mengurangi masalah Grafis kota Malang yang
mengurus HAKI
pengurusan pembajakan desain yang memiliki IUI
meningkat
HAKI menjadi keluhan pelaku
bisnis desain grafis
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Undang - Undang Nomor 3 tahun
2014 tentang Perindustrian
Arifin, Zainul. 2016. Malang Akan Jadi Kota
Kreatif.
http://regional.liputan6.com/read/247104
0/malang-akan-jadi-kota-kreatif-dunia
(diakses pada 30 agustus 2016)
BEKRAF. 2016. Formulir Pemeringkatan
Kota/Kabupaten Ekonomi Kreatif
2016. Jakarta: Badan Ekonomi Kreatif
Indonesia
BPS. 2016. Kota Malang Dalam Angka 2016
Bryson, John M. 2010. The Future of Public and
NonProfit Strategic Planning in
United States. Public Administration
Review University of Minasota,
December 2010: S255-S267
Hakim, Nasution. Yudha Prasetyawan. 2008.
Perencanaan dan Pengendalian
Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Hermawan, Sigit. 2008. Penerapan Balance
Scorecard Sebagai Alat Implementasi
Strategi Dalam Upaya Meningkatkan
Kinerja Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo. Jurnal Ekonomi Bisnis dan
Akuntansi VENTURA, tahun 2008,
vol 11 no 2. Sidoarjo: Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
2014. Rencana Aksi Ekonomi Kreatif
2015-2019
Pangestu, Mari Elka. 2008. Pengembangan
Industri Kreatif menuju visi ekonomi
kreatif Indonesia 2025. Jakarta:
Departemen Perdagangan RI
Treacy, Michael., Wiersema, Kaplan & Norton.
2003. Strategic Leadership Systems
Model. Adapted from General
Systems Theory, Centre for Strategic
Management, Environmental
/Biological Systems, Banff Executive
Leadership Inc.
Tayyiba, Mira. 2016. Rancangan Konsep Umum
Dan Dukungan Pemerintah bagi