Anda di halaman 1dari 27

PERANCANGAN INTERIOR STUDIO FILM CONTENT GARAGE KEK

SINGHASARI DENGAN PENDEKATAN GAYA MODERN URBAN

Annisa Kurnia Safitri1, Debri Haryndia Putri2, Citra Dewi Megawati3

1Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya, Jl. Veteran No. 12-16, Malang 65145
annisafitri6661@ub.ac.id
2Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya, Jl. Veteran No. 12-16, Malang 65145
debriputri@ub.ac.id
3
Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya, Jl. Veteran No. 12-16, Malang 65145
citramegawati@ub.ac.id

Abstract: Interior Design of Movie Production Content Garage SEZ Singhasari with
Modern Urban Style Approach. Singhasari is a creative economy program in Malang that
develops creative economic potential between the government, vendors and MSMEs. At this
time the construction process that has been completed is the Kampung Animasi and SMKN
2 Singosari. From the results of branding implementation, Kampung Animasi does not
display the corporate identity and uniqueness of each studio so it does not give an attractive
first impression to visitors who want to work together. Evaluating the results of the
development of the Kampung Animasi Area, the next sector design in the form of the film
sector will be designed by adopting a corporate identity by applying the Modern Urban
Style. The selected style corresponds to Content Garage. The elements that make up the
Modern urban style consist of applying corporate identity, unfinished materials, glossy
materials, open-plan layout planning, and Furniture Mobile.
Keywords: Creative Industry, Identity, Modern Urban, Movie Production Studio. SEZ

Abstrak : Perancangan Interior Studio Film Content Garage dengan pendekatan gaya
Modern Urban. KEK Singhasari merupakan program perekonomian kreatif di Malang raya
yang mengembangkan potensi perekonomian kreatif antara pemerintah, vendor dengan
UMKM. Pada saat ini proses pembangunan yang telah rampung adalah Kampung Animasi
dan SMKN 2 Singosari. Dari hasil penerapan branding, Kampung Animasi tidak
menampilkan identitas perusahaan dan keunikan dari tiap studio sehingga tidak memberikan
kesan pertama yang menarik kepada pengunjung yang ingin bekerjasama. Mengevaluasi
dari hasil pembangunan Kawasan Kampung Animasi, maka pada rancangan sektor
selanjutnya berupa sektor perfilman akan dirancang dengan mengangkat identitas
perusahaan dengan menerapkan Gaya Modern Urban. Gaya yang dipilih sesuai dengan
Content Garage. Elemen pembentuk gaya Modern urban terdiri dari penerapan identitas
perusahaan, material unfinish, material glossy, perencanaan layout open-plan, dan Furniture
Mobile.
Kata Kunci: Identitas, Industri Kreatif, Modern Urban, Studio Film.

1
PENDAHULUAN

Kawasan Ekonomi Khususcmerupakan program pemerintah yang bertujuan

mengembangkan dan mempercepat pembangunan ekonomi skala nasional (Sekertariat

Dewan Nasional KEK, 2021). fungsi KEK juga sebagai tempat pertumbuhan, penanaman

modal menghasilkan perputaran ekonomi, hal ini menjadikan sektor-sektor yang berada

dalam Khawasan Ekonomi Khusus sering mendapat kunjungan dari pemerintah untuk

pemantauan, mitra, dan investor. KEK Singhasari dibangun dari tahun 2021 dengan

pembangunan pertama merupakan sektor animasi kemudian pembangunan tahap dua

dilanjutkan dengan pengembangan bidang perfilman berupa Studio Film Content Garage.

Pembangunan Content Garage diharapkan menjadi roda penggerak perekonomian dibidang

perfilman dan juga menjadi wadah dan ruang untuk berproduksi, berkreasi, berkumpulnya

komunitas perfilman area Malang Raya untuk menukar dan menciptakan gagasan di industri

kreatif khususnya di bidang audio visual.

Studio Film Content Garage bergerak memberikan pelayanan One Stop Services bagi

para Content Creator, Pihak UMKM, dan pelaku ekonomi yang membutuhkan jasa audio

visual. Fasilitas yang diberikan Content Garage dari penyewaan ruang shooting

(soundstage), dan jasa post-production. Selain membuka jasa penyewaan fasilitas kepada

mitra , saat ini Content Garage bergerak mengembangkan karya karya baru dari teknologi

VR boardcasting, Film berdurasi pendek hingga film dengan durasi panjang.

2
Karena Content Garage merupakan perusahaan jasa menawarkan sewa area untuk

kegiatan perekaman, jasa post-production, juga diharapkan menjadi ikon perfilman di

Malang Raya, maka dibutuhkan peran interior untuk mengangkat citra perusahaan. Interior

yang memiliki fungsi branding dan pengguna Content Garage umumnya adalah para

generasi muda maka perancangan Studio Film Content Garage menggunakan pendekatan

gaya Modern Urban

Gaya Modern Urban memiliki 6 aspek yang tepat diterapkan pada interior Content

Garage yaitu penerapan identitas perusahaan (interior branding), aksen simple geometric,

penerapan material fabrikasi, penerapan material glossy, konsep penataan layout open plan,

dan penggunaan perabotan yang bersifat mobile (Faridah dan Rachmaniyah, 2018).

Perancangan Studio Film Content Garage mengangkat topik utama yang diangkat yaitu

bagaimana menerapkan gaya modern urban kedalam rancangan interior studio film Content

Garage, adanya tujuan perancangan menerapkan gaya modern urban kedalam rancangan

interior yang dapat mengangkat citra perusahaan.

3
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gaya Modern Urban

Gaya Modern Urban merupakan penggabungan dari Gaya Modern dan Gaya

Urban dengan menggabungkan elemen estetis yang terkandung didalam gaya modern

dan nilai nilai representasi karakter masyarakat urban yang terkandung dalam gaya

urban. Menurut (Faridah dan Rachmaniyah, 2018), konsep modern urban dapat

menonjolkan identitas perusahaan karena tema modern merupakan representasi dari sifat

kekinian dan tema urban merupakan representasi karakter masyarakat urban dengan gaya

hidup dengan aktivitas tinggi, mobilitas cepat, dan kompetitif.

Pada perkembangan penerapan gaya Modern Urban, unsur modern diterapkan

pada material fisik dan unsur urban diterapkan pada filosofi, identitas perusahaan, dan

tata layout workspace perusahaan. Unsur pengaplikasian material gaya Modern Urban

dapat sebagai berikut :

1. Penerapan Identitas Perusahaan

Penerapan identitas menjadi salah satu elemen penting karena peran modern

urban adalah untuk menonjolkan Company identity pada sebuah perusahaan. Penerapan

Company Identity pada perusahaan melalui interior sebagai salah satu cara branding

perusahaan kepada pengunjung sebagai promosi, kegiatan usaha ini dapat disebut sebagai

Interior Branding yang dapat dilakukan dengan mengolah logo, sejarah perusahan,

tujuan, dan visi misi perusahaan yang sesuai dengan panduan grafis standar manual.

4
Interior Branding tidak hanya menampilkan logo perusahaan pada rancangan

desain namun dapat mengolah segala aspek dari elemen visual Company Identity

diterapkan kepada elemen-elemen estetis tertentu (Faridah & Rachmaniyah, 2018). Pada

penerapanya, logo dapat dibagi menjadi bagian-bagian elemen kemudian diterapkan

pada elemen plafon, elemen dinding, elemen perabotan, tata letak kantor dan elemen

interior lainya.

2. Konsep Simple Geometric

Penerapan Simple Geometric ini dapat diterapkan pada elemen interior dan

perabot ruangan. Simple Geometric terdiri dari paduan garis tegas dan eksplorasi

komposisi dari bentuk bentuk dasar yang tidak memiliki permukaan kompleks.

3. Material Unfinish

Permainan material unfinish dapat diterapkan pada elemen interior. Material

unfinish dapat menghadirkan kesan ramai karena tekstur-tekstur yang dihasilkan selama

proses fabrikasi material. Secara filosofi, material unfinish memiliki kesan interior belum

selesai karena ruangan akan segera digunakan (Faridah dkk, 2018). Disimpulkan bahwa

hal tersebut merupakan representasi dari kehidupan masyarakat urban yang memiliki

mobilitas dan aktivitas yang tinggi.

4. Material Glossy

Penggunaan tekstur Glossy untuk menghasilkan permukaan mengkilap kedalam

rancangan desain sehingga dapat menghasilkan ilusi ruangan terlihat lebih luas dan juga

dapat memberikan kesan lebih bersih. Finishing glossy yang merupakan ciri khas dari

desain modern untuk memperlihatkan kesan perusahaan lebih profesional, kekinian,

kompetitif dan inovatif.

5
5. Konsep Layout Open Plan

Layout Workspace Open Plan adalah tata layout yang memiliki karakter sedikit

ruangan, minim privasi dan sedikit sekat, Sehingga memaksimalkan pola kerja yang

fleksibel terutama untuk pola kerja berkelompok dengan tujuan memudahkan mengatur

pekerjaan.

6. Furniture Mobile

Furniture mobile merupakan futnitur yang mudah dipindah pindah. Manfaat dari

furniture yang mudah dipindah-pindah untuk mendukung kinerja dan kenyamanan

pengguna dalam melakukan aktivitas. Peran furniture mobile dalam gaya modern urban

diilhami dari filosofi modern dimana manusia mengingkan efisiensi dalam melakukan

aktivitas dibantu dengan teknologi yang canggih (Atmadi SP, 2017).

Mobile Furniture memiliki ciri-ciri pemilihan material yang ringan, furnitur

beroda atau terdapat pin kaki di bagian bawah, mudah dilipat sehingga memudahkan

untuk diangkat, digeser, dan disimpan pada ruangan. Sehingga, apabila terdapat waktu

dimana ruangan harus beralih fungsi dalam kurun waktu yang cepat, furnitur dapat

mudah dipindahkan dalam waktu singkat.

6
2.2 Spesifikasi Studio Film

Studio Film merupakan tempat yang difungsikan untuk mendukung kegiatan

produksi film mulai dari proses developing, pra-production, production hingga post-

production. Untuk menunjang dalam proses produksi pada Studio Film, maka perlu

menyiapkan fasilitas yang dapat membantu kegiatan dari awal hingga akhir sebelum

masuk pada proses distribusi berikut adalah ruangan yang harus ada pada kegiatan

produksi film sebagai berikut :

1. Soundstage

Soundstage merupakan ruangan besar tempat berpusatnya kegiatan produksi film

khususnya pada proses perekaman shooting. Ruangan ini sengaja dibuat kosong agar

lebih efisien untuk penataan set panggung digunakan untuk keperluan proses perekaman.

Soundstage harus fleksibel dengan mempunyai spesifikasi dimensi harus lebar dan

ketinggian langit-langit yang cukup tinggi bertujuan untuk efektifitas pekerjaan seperti

mempersiapkan panggung, tata cahaya, kamera, akomodasi properti, dan persiapan

talent.

2. Production Control Room

Production Control room adalah ruangan pendukung untuk Soundstage bertujuan

untuk mengawasi jalanya produksi seperti mengawasi lightning, audio, kamera, alat

rekaman audio, dan properti shooting. Control Room harus dibangun pada ketinggian 3

meter diatas Soundstage bertujuan memudahkan pengawasan produksi dari atas.

7
3. Dressing Room

Dressing Room adalah ruangan untuk menyiapkan talent dan stuntman untuk

pemakaian kostum, proses riasan sesuai pada naskah kebutuhan film.

4. Storage

Berupa gudang untuk menyimpan perlengkapan perekaman produksi film.

5. Office Direksi Produksi

Kantor studio film dibertujuankan sebagai kegiatan direksi dan pengelola dari

studio film. Kegiatan pada kantor dominan mencakup untuk kegiatan pre-production dan

post-production.

6. Recording Studio

Recording Studio merupakan ruangan untuk Sound Engineer dalam kegiatan

membuat musik, mengaransemen, dubbing dan membuat sound effect sebagai pelengkap

dan pendukung film. Pada Studio Musik diperlukan kebutuhan akustik yang tinggi

karena menyangkut kualitas suara yang dapat ditangkap.

7. Post-Production Studio

Post-Production Studio berperan sebagai pengolah gambar setelah melalui proses

produksi. Disinilah para editor dan CGI Artist berperan dalam mengolah gambar dengan

memperbaiki skema warna, menambahkan aksen artistik, dan membuat visual effect yang

mendukung dalam pembuatan film.

8
2.3 Sistem Penataan Kantor

Pada area interior perkantoran, pembagian ruang dan penciptaan sistem

pembagian kantor sangat berpengaruh pada efisiendi, ruang gerak bekerja di area kantor.

(Faridah dan Rachmaniyah, 2018) Pembagian ruang ruangan kantor dapat dibagi menjadi

4 macam yaitu celullar, group space, open plan, dan landscape.

1. Cellular

Penataan bentuk Cellular berupa tatanan tradisional dengan koridor-koridor yang

sempit dengan banyak ruang kanan dan kiri dengan kapasitas maksimal tiap bilik adalah

lima orang dengan lebar ruang 12 meter.

Gambar 2.1 Bentuk Cellular

9
2. Group Space

Bentuk Group Space berupa perkembangan dari bentuk Cellular dengan ruang

yang lebih luas dan fleksibel dengan jarak koridor ± 15-20 meter.

Gambar 2.2 Bentuk Group Space

3. Open Plan

Bentuk penataan ruang secara Open Plan merupakan bentuk penataan ruang yang

kaku dengan ruangan yang sangat luas, susunan ruangan yang fleksibel dan mengikuti

dari kebutuhan pemakai.

Gambar 2.12 Bentuk Open-Plan

10
4. Landscape

Gambar 2.13 Bentuk Open-Plan (Sumber : Faridah dan Rachmaniyah, 2018).

Landscape merupakan tatanan ruang yang dibagi menjadi bagian sub-sub grup

space ditandai dan dibatasi oleh batas-batas sirkulasi yang memeri identitas group space,

batas-batas sirkulasi dapat menggunakai tirai, tanaman, lemari dan furnitur untuk

membentuk jalur sirkulasi.

METODE PERANCANGAN

Pada perancangan Studio Film Content Garage, meteode penelitian yang

digunakan adalah Kualitatif deskriptif dengan pendekatan perancangan yang terbagi

menjadi berberapa tahapan. Tahap pertama berupa tahap pengumpulan data primer dan

sekunder yang didapat dari developer KEK Singhasari, tahap kedua adalah proses

analisis dan sintesa dari analisa tapak, aktivitas, kebutuhan ruangan sesuai dengan

kebutuhan secara kualitatif dan kuantitatif., tahap ketiga merupakan aplikasi pada desain

dengan pendekatan pragmatis secara uji coba menghasilkan , serta tahap terakhir

merupakan hasil dan pembahasan.

11
Hasil eksplorasi desain mempertimbangan aspek pendekatan dari pendekatan

estetis meliputi teori warna, proporsi ruang, keseimbangan dan keselarasan yang sesuai

dengan ketentuan gaya modern urban dan pendekatan Fungsional dengan

mempertimbangkan kebutuhan ruang, spesifikasi ruang baik dari elemen interior dan

furnitur.

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Objek Desain
Content Garage merupakan salah satu program dari KEK Singhasari yang

bergerak pada bidang perfilman. Content Garage diharapkan menjadi wadah dan ruang

untuk berproduksi, berkreasi, ruang menukar dan menciptakan gagasan di bidang audio

visual. Content Garage memberikan pelayanan One Stop Services bagi para Content

Creator, Pihak UMKM, dan pelaku ekonomi yang membutuhkan jasa audio visual.

Teknisnya, fasilitas yang diberikan Content Garage dari penyewaan ruang soundstage,

dan jasa post-production. Selain membuka jasa penyewaan fasilitas kepada klien,

Content Garage bergerak mengembangkan karya karya baru dari teknologi VR

boardcasting, Film berdurasi pendek hingga film dengan durasi panjang.

12
4.2 Konsep
Dengan mempertimbangkan dari visi misi Content Garage menggunakan gaya

modern urban dengan menerapkan 6 aspek pembentuk gaya modern urban. Penerapan 6

aspek pembentuk gaya modern urban pada rancangan Content Garage sebagai berikut :

1. Penerapan Identitas Perusahaan

Setelah menjabarkan logo dan mengembangkan kata kunci dari perusahaan ,

kemudian dievaluasi sesuai dasar dari gaya Modern Urban sehingga menjadi panduan

baru dalam merancang interior Content Garage.

Gambar 4.1 Pembentukan konsep mikro dengan perpaduan dari branding


dan digabung dengan konsep dari modern urban.
2. Simple Geometric

Gambar 4.2 Elemen Simple Geometric mengambil bentuk luar logo.

13
Simple Geometric dengan memanfaatkan bentuk logo yang bentuk luarnya yakni

segienam kemudian diaplikasikan pada berberapa ruang yang bersifat publik dan semi

publik.

Gambar 4.3 Elemen Simple Geometric mengambil bentuk produk siap pakai.

Selain memanfaatkan segienam, bentuk-bentuk geometris sederhana

menggunakan pepaduan garis vertikal dan horizontal dan memadu padankan bentuk

persegi dan persegi panjang kedalam rancangan seperti menambahkan tekstur nat

terbentuk pada dinding dan motif keramik, serta motif-motif yang dihasilkan dari produk

siap pasang.

3. Material Unfinish

Gambar 4.4 Material Unfinish

14
Penerapan Material Unfinish pada rancangan dengan memanfaatkan tekstur

semen tanpa finishing pada area dinding, plafon dan lantai. Selain menggunakan tekstur

semen sebagai elemen, serat kayu alami dan tekstur produk siap pasang seperti

conwood/wpc dimanfaatkan sebagai elemen dalam rancangan untuk menambah kesan

alami dan kesan estetika. Elemen tekstur semen dan tekstur serat kayu dimanfaatkan

hampir pada setiap ruangan pada rancangan Content Garage.

4. Material Glossy

Gambar 4.5 Pembentukan konsep mikro dengan


Penerapan Material Glossy pada rancangan didapatkan dengan memberi sentuhan

finishing glossy pada material glossy dan memanfaatkan tekstur glossy yang sudah ada

pada material yang siap pasang seperti material ACP (Alumunium Composite Panel) yang

dan Perforated Metal pada rancangan.

5. Layout Open-Plan

Layout Open-Plan merupakan salah satu dari sub-gaya modern dengan

meminimalisir penyekat ruang dengan tujuan membuat fungsi dan sirkulasi ruangan

efektif. Aplikasi layout open-plan digunakan pada ruangan yang bersifat kantor dan semi

publik seperti ruang post-production dan ruang meeting.

15
6. Furniture Mobile

Gambar 4.6 Kursi mobile yang mudah dipindah-dipindah.


Furniture Mobile menggunakan perabot yang mudah dipindah-pindah disaat

beraktivitas. Mobilitas tinggi adalah salah satu dari karakter masyarakat urban saat ini

yang hidup dengan fast-paced lifestyle akibat tuntutan dan pertumbuhan kota yang sangat

cepat.

4.3 Desain Akhir

1. Lantai 1
Lantai 1 berfungsi sebagai lobby dan area produksi film yang terdiri dari lobby,

soundstage berfungsi ruang perekaman dilm, storage, toilet, ramp dan makeup room.

A. Ruangan Terpilih – Lobby

Gambar 4.7 Lobby

16
Lobby didesain dengan terdapat counter sebagai tempat untuk melayani reservasi

dan menerima tamu dan terdapat kursi tunggu berfungsi sebagai tempat duduk bagi

customer di area lobby. Aplikasi gaya modern urban dengan menerapkan company identity-

dengan mengolah logo sebagai backdrop dibelakang area resepsionis, hal ini agar Content

Garage lebih mudah dikenali oleh pengguna umum .

Untuk memberi kesan lobby lebih menarik, pada bagian atas counter terdapat aksen

penutup dan terdapat lampu berbentuk letter box “Lobby – Content Garage” bertujuan

untuk menciptakan suasana fun dan tidak terkesan kaku. Penerapan elemen simple

geometric dengan perpaduan garis kuning vertikal-horizontal pada lantai berfungsi sebagai

aksen untuk mendukung kesan garage dan juga sebagai penunjuk arah.

Penerapan material unfinish pada rancangan terlihat dari lantai yang dibiarkan

sampai acian halus, plafon sengaja dibiarkan ekspos untuk memperlihatkan saluran utilitas

dan tata elektrikal lampu agar lebih mendapatkan suasana garage´nya. Pada dinding

menggunakan acian ekspos, motif beton precast sebagai backdrop dari lobby dan pada sisi

kiri dipadu dengan material spandex sehingga membentuk tekstur container untuk

menambah kesan garage.

17
B. Ruangan Terpilih – Bordes lantai 1 dan 2

Gambar 4.8 Bordes Lantai 1-2


Bordes dapat dimanfaatkan sebagai kanvas untuk melukis mural, dengan hal itu

dapat menambah kesan urban dari rancangan Content Garage dan merupakan sebuah usaha

interior branding. Penerapan elemen simple geometric dengan menenambahkan elemen

garis kuning pada sisi kanan dan sisi kiri. Hal ini menambah estetika dan mendukung elemen

garage pada rancangan desain.

2. Lantai 2
Lantai 2 sebagai area kantor dan studio tahap Post-Production. Lantai 2 terdiri dari

Meeting Room, Brainstorming room, Office-Post Production, dan toilet pada ruangan Post-

Production.

18
A. Ruangan Terpilih – Meeting Room

Gambar 4.9 Meeting Room


Meeting Room merupakan ruang yang berfungsi untuk berdiskusi dengan klien,

briefing karyawan yang masih berada di ruang lingkup perusahaan. Penerapan identitas

perusahaan dengan memanfaatkan bentuk logo Content Garage diterapkan menjadi aksen

drop plafon di tengah meja rapat. Bentuk olah logo juga diolah menjadi bentuk meja rapat

dengan bentuk hexagon dengan aksen didalam bentuk shutter diafragma kamera.

Aspek elemen sederhana geometris diterapkan pada garis kuning yang mengelilingi

ruangan guna menambah estetika dan kesan garage. Elemen sederhana geometris juga

diterapkan pada bentuk drop plafon dan meja rapat yang berbentuk hexagon, serta garis-

garis yang tercipta dari bentuk conwood dan nat pada dinding.

Material unfinish pada rancangan dengan membiarkan elemen dinding dan lantai

menggunakan plesteran halus. dinding menggunakan plesteran halus dan motif beton

precast di sudut kanan dan belakang backdrop dari ruang meeting. Pada backdrop TV

menggunakan motif kayu yang terang untuk membuat ruangan lebih kontras dan lebih

memperlihatkan point of interest nya. dan sisi kiri diaplikasikan material conwood untuk

memberikan kesan formal serta menjadi pintu kamuflase untuk ruang brainstorming.

19
Ruangan Meeting dan ruangan brainstorming merupakan satu ruangan yang dipisah

dengan dinding semi permanen sehingga membatasi fungsi yang berbeda dari tingkat privasi

dan fungsi ruangan. Untuk ilusi ruangan terasa lapang, pada sisi kanan diaplikasikan kaca

besar sehingga dapat terlihat suasana soundstage. Hal ini dapat menjadi daya tarik bagi klien

dan pengunjung yang berkepentingan dengan Content Garage untuk melihat proses

shooting disana. Layout meja dan kursi rapat saling berhadapan masing masing agar

menambah keintiman saat meeting dan menambah efisiensi sirkulasi ruangan antara

ruangan rapat dan ruangan brainstorming. Elemen furniture mobile Kursi pada ruangan

rapat menggunakan kursi berbahan ringan dan beroda untuk memudahkan pergerakan pada

saat aktivitas rapat.

B. Ruangan Terpilih – Post Production Studio

Gambar 4.10 Post-Production Office

20
Gambar 4.11 Zoning pada sub ruangan Post-Production Office
Post-Production room merupakan area studio yang mencakup dari kegiatan

mengolah hasil rekaman dari pipeline produksi meliputi editing hingga sound mastering.

Ruangan ini digabung menjadi satu dengan control area yang menghadap langsung ke arah

soundstage. Ruangan ini dibagi menjadi 4 sub-ruangan yaitu control area, editing area,

sound mastering area, dan pantry. Ruang Post-Production dilengkapi dengan Pantry untuk

memfasilitasi karyawan menyimpan snack, dan membuat minuman guna meningkatkan

semangat disaat bekerja.

Penerapan Gaya Modern Urban dengan menerapkan konsep identity pada rancangan

seperti menerapkan warna khas dari Content Garage berupa warna orange pada motif tile

pantry, dan desain lampu gantung pada area tengah menggunakan siluet dari logo Content

Garage yaitu hexagon berwarna orange.

Penerapan aspek sederhana geometris terlihat dari bentuk lampu berupa hexagon,

serta motif nat-nat kotak yang terbentuk dari tile pada pantry.Material unfinish diterapkan

pada dinding, lantai, dan plafon. Pada dinding juga terdapat perpaduan semen plester dan

motif beton precast sehingga membentuk variasi estetika. Penerapan finishing glossy

diaplikasikan pada finishing besi dengan finishing hitam gloss.

21
Penerapan layout open-plen pada ruangan ini menerapkan tata ruangan open-space.

Penataan secara open-space dapat memanfaatkan ruangan secara maksimal dengan sirkulasi

ruangan yang efisien. Ruang Post-Production memiliki banyak kebutuhan dalam satu

ruangan, sehingga untuk efisiensi dan sirkulasi maksimal dengan membagi ruangan menjadi

5 bagian dengan membagi sekat pada ruangan audio untuk kebutuhan perekaman.

Untuk efisiensi dan sirkulasi penggunaan ruang, posisi meja ditata mengelilingi

ruang, tiga seater menghadap jendela merupakan control area yang berfungsi mengontrol

produksi pada saat kegiatan perekaman berlangsung. Tiga meja menghadap tembok dan

meja tengah merupakan area post-pro untuk kebutuhan editing pada tahap selesai

perekaman.

Area yang terpisah sekat merupakan ruangan audio untuk kegiatan perekaman dan

mixing audio, pada ruangan tersebut, terdapat vocal booth yang berfungsi untuk mengambil

suara dan area untuk editing suara. Furniture menggunakan meja L yang terpasang langsung

di dinding, meja di tengah untuk karyawan/ orang magang yang memakai laptop dan meja

komputer 2 seater pada sisi selatan.Kursi menggunakan kursi office yang beroda sehingga

mudah untuk dipindah, hal ini menerapkan prinsip high mobility dalam elemen furniture

mobile pada gaya modern urban.

22
3. Lantai 3
Lantai 3 dimanfaatkan sebagai area untuk beristirahat dan bercengkrama santai yang

terdiri dari rooftop dan break area yang memiliki sub ruang musholla, area wudlu dan toilet.

A. Ruangan Terpilih – Break Room

Gambar 4.61 Break Room


Break Room merupakan area yang digunakan sebagai tempat bersantai indoor. Area

ini memiliki sub-ruang musholla, area wudlu dan kamar mandi. Penerapan Gaya Modern

Urban pada rancangan adalah menerapkan identitas perusahaan pada rancangan diterapkan

dengan mengolah logo Content Garage menjadi elemen furnitur.

Elemen Geometris sederhana diaplikasikan dari variasi rak, pengolahan bentuk logo

pada rak, rak pada sisi selatan break room rak buku berbentuk diafragma Content Garage

rak berisikan buku, novel, komik hingga pajangan board game yang digunakan untuk

bermain disaat istirahat. Material unfinish diterapkan pada dinding, lantai, dan plafon. Pada

dinding juga terdapat perpaduan semen plester dan motif beton precast sehingga

membentuk variasi estetika.

23
KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil Perancangan Interior Content Garage dengan Pendekatan Gaya Modern

Urban” dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pendekatan gaya modern urban merupakan gaya yang dapat meningkatkan citra

perusahaan, karena didalamnya terdapat tema modern yang mengandung gaya

kekinian, dan tema urban mengandung makna gaya hidup masyarakat perkotaan

dengan mobilitas tinggi.

2. Pada penerapan gaya modern pada perancangan interior Content Garage, gaya modern

urban digunakan sebagai tema utama pada aplikasi interior dan mengangkat

permasalahan utama pada citra perusahaan yang berkaitan dengan interior branding.

3. Gaya modern urban dijadikan landasan dalam merancang interior dengan menerapkan

6 elemen ciri ciri gaya modern kedalam desain sebagai konsep makro. Konsep mikro

merupakan perkembangan dari 4 elemen gaya modern urban yaitu penerapan identitas

perusahaan, simple-geometric, material unfinish, dan material glossy.

4. Penerapan identitas perusahaan dengan mengembangkan makna perusahaan melalui

pengolahan logo dan visi misi sesuai dengan graphic standart manual dari Content

Garage sehingga membentuk kata kunci tertentu sebagai dasar dalam mendesain

ruangan.

24
Menyadari bahwa proses Perancangan Interior Content Garage KEK Singhasari

dengan Pendekatan Gaya Modern Urban masih jauh dari kesempurnaan, terdapat poin yang

menjadi pertimbangan yang diperhatikan diantaranya sebagai berikut :

5. Penerapan Gaya Modern Urban tidak dapat diterapkan secara maksimal pada interior

Studio Film Content Garage karena keterbatasan besaran ruangan dengan kebutuhan

ruangan yang kompeks.

25
DAFTAR PUSTAKA

Content Garage. (2022, April 23). Update Pembangunan Content Garage. Dipetik April
25, 2022, dari instagram @content_garage: https://www.instagram.com/p/CcqA3uHpvfT/
Faridah, I. N., & Rachmaniyah, N. (2018). Penerapan Gaya Modern Urban pada Interior
Sebuah Perusahaan Pengembang Properti. Jurnal Sains dan Seni ITS Vol.7, No.2, F173-
F177.

KEK Singhasari. (2021, Juni 17). Kawasan KEK Singhasari. Dipetik 4 22, 2022, dari
kek.go.id: https://kek.go.id/kawasan/KEK-Singhasari

Malang Pos. (2021, Desember 4). Pembangunan KEK Singhasari Tahap I Sudah 70
Persen. Dipetik April 4, 2022, dari newmalangpos.id:
https://newmalangpos.id/pembangunan-kek-singhasari-tahap-i-sudah-70-persen
Wijiantoro, A., & Rucitra, A. A. (2017). Desain Interior Kantor Gojek Surabaya dengan
Langgam Modern Urban. Jurnal Sains dan Seni ITS Vol.6, No.1, F51-F54.
Berkah Abadi Bersama Production. (2021, Maret 3). Susunan Divisi Kru Pembuatan Film.
Dipetik April 8, 2022, dari babproduction.id: https://babproduction.id/susunan-divisi-kru-
pembuatan-film/
Studio Antelope. (2022, Maret 3). Susunan Lengkap Kru Film Pendek. Dipetik April 25,
2022, dari studioantelope.com:

26
27

Anda mungkin juga menyukai