Askep&pembahasannya Rheumatoid Arthritis
Askep&pembahasannya Rheumatoid Arthritis
PENDAHULUAN
1
mencapai 29,35%, pada tahun 2012 prevalensinya sebanyak 39,47%, dan
tahun 2013 prevalensinya sebanyak 45,59% dan pada tahun 2014 prevalensi
Rematik di Sulawesi Utara sebanyak 24,7%. Rematik adalah suatu penyakit
yang menyerang sendi, dan dapat menyerang siapa saja yang rentan terkena
penyakit rematik. Oleh karena itu, perlu kiranya mendapatkan perhatian
yang serius karena penyakit ini merupakan penyakit persendian sehingga
akan mengganggu aktivitas seseorang dalam kehidupan seharihari. Rematik
paling banyak ditemui dan biasanya dari faktor, genetik, jenis kelamin,
infeksi, berat badan/obesitas, usia, selain ini faktor lain yang mempengaruhi
terhadap penyakit Rematik adalah tingkat pengetahuan penyakit Rematik
sendiri memang masih sangat kurang, baik pada masyarakat awam maupun
kalangan medis (Mansjoer, 2011).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi Rheumatoid Arthritis?
2. Apa saja yang terjadi pada Anatomi serta fisiologi Rheumatoid
Arthritis?
3. Apa saja etiologi dari RheumatoidArthritis?
4. Apa saja manifestasi klinis Rheumatoid Arthritis?
5. Bagaimana terjadinya patofisiologi Rheumatoid Arthritis?
6. Bagaimana cara penempatan Diagnosis dari Rheumatoid Arthritis?
7. Apa saja pemeriksaan diagnostik dari Rheumatoid Arthritis?
8. Apa saja penatalaksanaan dari Rheumatoid Arthritis?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dilakukan untukRheumatoid
Arthritis?
10. Apa saja yang ada dalam Asuhan Keperawatan dari Rheumatoid
Arthritis?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Rheumatoid Arthritis
2. Untuk mengetahui yang terjadi pada Anatomi serta fisiologi
Rheumatoid Arthritis
3. Untuk mengetahui etiologi dari RheumatoidArthritis
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis Rheumatoid Arthritis?
2
5. Untuk mengetahui patofisiologi Rheumatoid Arthritis
6. Untuk mengetahui penempatan Diagnosis dari Rheumatoid Arthritis
Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dari Rheumatoid Arthritis
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Rheumatoid Arthritis
8. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang yang dilakukan
untukRheumatoid Arthritis
9. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan dari Rheumatoid Arthritis
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit autoimun yang
etiologinya belum diketahui dan ditandai oleh sinovitis erosif yang
simetris dan pada beberapa kasus disertai keterlibatan jaringan
ekstraartikular. Perjalanan penyakit RA ada 3 macam yaitu monosiklik,
polisiklik dan progresif. Sebagian besar kasus perjalananya kronik
kematian dini (Rekomendasi Perhimpunan Reumatologi Indonesia,2014).
4
2.2 Anatomi Fisiologi
5
Beberapa komponen penunjang sendi antara lain :
6
3. Amfiartosis : Persendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan
sehingga memungkinkan terjadinya sedikit gerakan.
2.3 Etiologi
Penyebab penyakit Rheumatoid Arthritis belum diketahui secara
pasti, namun faktor predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antegen-
antibody), faktor metabolic, dan infeski virus. (Suratum, Heryati,
Manurung & Raenah 2008).
2. Endokrin
3. Autoimun
4. Metabolic
7
Keluhan umum dapat berupa perasaan badan lemah, nafsu makan
menurun, peningkatan panas badan yang ringan atau penurunan berat
badan.
2. Kelainan sendi
Terutama mengenai sendi kecil dan simetris yaitu sendi pergelangan
tangan, lutut dan kaki (sendi diartrosis). Sendi lainnya juga dapat
terkena seperti sendi siku, bahu sterno-klavikula, panggul, pergelangan
kaki. Kelainan tulang belakang terbatas pada leher. Keluhan sering
berupa kaku sendi di pagi hari, pembengkakan dan nyeri sendi.
3. Kelainan diluar sendi
a. Kulit : nodul subukutan (nodul rematoid)
b. Jantung : kelainan jantung yang simtomatis jarang didapatkan,
namun 40% pada autopsi RA didapatkan kelainan perikard.
c. Paru : kelainan yang sering ditemukan berupa paru obstruktif dan
kelainan pleura (efusi pleura, nodul subpleura)
d. Saraf : berupa sindrom multiple neuritis akibat vaskulitis yang
sering terjadi berupa keluhan kehilangan rasa sensoris di
ekstremitas dengan gejala foot or wrist drop.
e. Mata : terjadi sindrom sjogren (keratokonjungtivitis sika) berupa
kekeringan mata, skleritis atau eriskleritis dan skleromalase
perforans
f. Kelenjar limfe: sindrom Felty adalah RA dengan spleenomegali,
limpadenopati, anemia, trombositopeni, dan neutropeni
1. Stadium awal
8
Malaise, penurunan berat badan, rasa capek, sedikit demam, dan
anemia. Gejala lokal yang berupa pembengkakan, nyeri, dan gangguan
gerak pada sendi matakarpofalangeal
2. Stadium lanjut
Kerusakan sendi dan deformitas yang bersfat permanen, selanjutnya
timbul atau ketidakstabilan sendi akibat rupture tendo/ligament yang
menyebabkan deformitas rheumatoid yang khas berupa deviasi ulnar
jari-jari, deviasi radial/volar pergelangan tangan serta valgus lutut dan
kaki.
9
2.5 Patofisiologi
Pemecahan Kolagen
Terbentuk nodul- nodul rematoid ekstrasinovium Kekakuan sendi
10
Ndx: Gangguan Citra Tubuh
Ndx: Kerusakan Mobilitas Fisik
Panus
Kartilago dirusak Hambatan Aliran Darah
Nekrosis Sel
2.6 Diagnostik
Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli-
arthritis yang simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan
dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila
ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto
rontgen. Kriteria Artritis rematoid menurut American reumatism
Association (ARA) adalah:
11
a. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari (Morning Stiffness).
b. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya
pada satu sendi.
c. Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi
cairan ) pada salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-
kurangnya selama 6 minggu.
d. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain.
e. Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.
f. Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor.
g. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid.
h. Uji aglutinnasi faktor rheumatoid
i. Pengendapan cairan musin yang jelek
j. Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovia
k. gambaran histologik yang khas pada nodul.
Berdasarkan kriteria ini maka disebut :
a. Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya
selama 6 minggu.
b. Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya
selama 6 minggu.
c. Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung
sekurang-kurangnya selama 4 minggu
12
1) Leukosit : normal atau meningkat ( <>3 ). Leukosit menurun bila
terdapat splenomegali; keadaan ini dikenal sebagai Felty’s
Syndrome.
2) Anemia normositik atau mikrositik, tipe penyakit kronis.
c. Pemeriksaan kadar sero-imunologi :
1) Rheumatoid factor + Ig M -75% penderita ; 95% + pada penderita
dengan nodul subkutan.
2) Anti CCP antibody positif telah dapat ditemukan pada arthritis
rheumatoid dini.
2.8 Penatalaksanaan
Tujuan utama dari program penatalaksanaan perawatan adalah sebagai
berikut :
a. Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan.
b. Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari
penderita.
c. Untuk mencegah dan atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada
sendi.
d. Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung pada orang
lain.
2.8.1 Penatalaksanaan Keperawatan
a. Pendidikan
Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian,
patofisiologi (perjalanan penyakit), penyebab dan perkiraan
perjalanan (prognosis) penyakit ini, semua komponen
program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang
kompleks, sumber-sumber bantuan untuk mengatasi
penyakit ini dan metode efektif tentang penatalaksanaan
yang diberikan oleh tim kesehatan. Proses pendidikan ini
harus dilakukan secara terus-menerus.
b. Istirahat
13
Merupakan hal penting karena reumatik biasanya
disertai rasa lelah yang hebat. Walaupun rasa lelah tersebut
dapat saja timbul setiap hari, tetapi ada masa dimana
penderita merasa lebih baik atau lebih berat. Penderita harus
membagi waktu seharinya menjadi beberapa kali waktu
beraktivitas yang diikuti oleh masa istirahat.
c. Latihan Fisik dan Termoterapi
Latihan spesifik dapat bermanfaat dalam
mempertahankan fungsi sendi. Latihan ini mencakup
gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang sakit,
sedikitnya dua kali sehari. Obat untuk menghilangkan nyeri
perlu diberikan sebelum memulai latihan. Kompres panas
pada sendi yang sakit dan bengkak mungkin dapat
mengurangi nyeri. Latihan dan termoterapi ini paling baik
diatur oleh pekerja kesehatan yang sudah mendapatkan
latihan khusus, seperti ahli terapi fisik atau terapi kerja.
Latihan yang berlebihan dapat merusak struktur penunjang
sendi yang memang sudah lemah oleh adanya penyakit.
2.8.2 Penatalaksanaan Medikamentosa
a. Penggunaan OAINS
Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) umum
nya diberikan pada penderita AR sejak masa dini penyakit
yang dimaksudkan untuk mengatasi nyeri sendi akibat
inflamasi yang seringkali dijumpai walaupun belum terjadi
proliferasi sinovial yang bermakna. Selain dapat mengatasi
inflamasi, OAINS juga memberikan efek analgesik yang
sangat baik. OAINS terutama bekerja dengan menghambat
enzim siklooxygenase sehingga menekan sintesis
prostaglandin. Masih belum jelas apakah hambatan enzim
lipooxygenase juga berperanan dalam hal ini, akan tetapi
jelas bahwa OAINS berkerja dengan cara:
1) Memungkinkan stabilisasi membran lisosomal.
14
2) Menghambat pembebasan dan aktivitas mediator
inflamasi (histamin, serotonin, enzim lisosomal dan
enzim lainnya).
3) Menghambat migrasi sel ke tempat peradangan.
4) Menghambat proliferasi seluler.
5) Menetralisasi radikal oksigen.
6) Menekan rasa nyeri
b. Penggunaan DMARD
Terdapat terdapat dua cara pendekatan pemberian
DMARD pada pengobatan penderita AR. Cara pertama
adalah pemberian DMARD tunggal yang dimulai dari saat
yang sangat dini. Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran
bahwa destruksi sendi pada AR terjadi pada masa dini
penyakit. Cara pendekatan lain adalah dengan menggunakan
dua atau lebih DMARD secara simultan atau secara siklik
seperti penggunaan obat obatan imunosupresif pada
pengobatan penyakit keganasan. digunakan untuk
melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi
akibat artritis reumatoid. Beberapa jenis DMARD yang
lazim digunakan untuk pengobatan AR adalah:
1) Klorokuin : Dosis anjuran klorokuin fosfat 250 mg/hari
hidrosiklorokuin 400 mg/hari. Efek samping bergantung
pada dosis harian, berupa penurunan ketajaman
penglihatan, dermatitis makulopapular, nausea, diare,
dan anemia hemolitik.
2) Sulfazalazine : Untuk pengobatan AR sulfasalazine
dalam bentuk enteric coated tablet digunakan mulai dari
dosis 1 x 500 mg / hari, untuk kemudian ditingkatkan
500 mg setiap minggu sampai mencapai dosis 4 x 500
mg. Setelah remisi tercapai dengan dosis 2 g / hari, dosis
diturunkan kembali sehingga mencapai 1 g /hari untuk
15
digunakan dalam jangka panjang sampai remisi
sempurna terjadi.
3) D-penicillamine : Dalam pengobatan AR, DP (Cuprimin
250 mg atau Trolovol 300 mg) digunakan dalam dosis 1
x 250 sampai 300 mg/hari kemudian dosis ditingkatkan
setiap dua sampai 4 minggu sebesar 250 sampai 300
mg/hari untuk mencapai dosis total 4 x 250 sampai 300
mg/hari.
c. Operasi
Jika berbagai cara pengobatan telah dilakukan dan
tidak berhasil serta terdapat alasan yang cukup kuat, dapat
dilakukan pengobatan pembedahan. Jenis pengobatan ini
pada pasien AR umumnya bersifat ortopedik, misalnya
sinovektoni, artrodesis, total hip replacement, memperbaiki
deviasi ulnar, dan sebagainya.
2. Radiologis
Dapat terlihat berupa pembengkakan jaringan lunak,
penyempitan ruang sendi, demineralisasi “juxta articular”,
osteoporosis, erosi tulang, atau subluksasi sendi.
16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
17
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan/mengkonsumsi
makanan/ cairan adekuat; mual. Anoreksia. Kesulitan untuk
mengunyah (keterlibatan TMJ).
Tanda : Penurunan berat badan. Kekeringan pada membran
mukosa.
3.1.5 Higiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas
perawatan pribadi. Ketergantungan pada diri orang lain.
3.1.6 Neurosensori
Gejala : Kebas/kesemutan pada tangan dan kaki., hilangnya
sensasi pada jaringan. Pembengkakan sendi simetris.
3.1.7 Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri mungkin/mungkin tidak disertai oleh
pembengkakan jaringan lunak pada sendi. Rasa nyeri kronis dan
kekakuan (terutama pada pagi hari).
3.1.8 Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang; nodul subkutaneus. Lesi kulit,
ulkus kaki. Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah
tangga. Demam ringan menetap. Kekeringan pada mata dan
membran mukosa.
3.1.9 Interaksi Sosial
Gejala : Kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain;
perubahan peran; isolasi.
3.1.10 Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat AR pada keluarga (pada awitan remaja).
Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, “penyembuhan” arthritis
tanpa pengujian. Riwayat perikarditis, lesi katup; fibrosis
pulmonal, pleuritis. DRG menunjukan rata-rata lama dirawat: 4,8
hari.
Pertimbangan Rencana Pemulangan:
18
Mungkin membutuhkan pada transportasi, aktivitas perawatan diri
dan tugas/pemeliharaan rumah tangga.
TUJUAN DAN
NO DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI
NOC NIC
1. Gangguan Body image Body Image enhancement
Citra Tubuh Self esteem 1. Kaji secara verbal dan
Kriteria Hasil: nonverbal respon klien
1. Body image positif terhadap tubuhnya
2. Mampu 2. Monitor frekuensi mengkritik
mengidentifikasi dirinya
kekuatan personal 3. Jelaskan tentang pengobatan,
3. Mendiskripsikan perawatan, kemajuan dan
secara faktual prognosis penyakit
19
perubahan fungsi 4. Dorong klien mengungkapkan
tubuh perasaannya
4. Mempertahankan 5. Identifikasi arti pengurangan
interaksi sosial melalui pemakaian alat bantu
6. Fasilitas kontak dengan
individu lain dalam kelompok
kecil
NOC NIC
2. Nyeri Akut Pain management
Pain level
1. Lakukan pengkajiannyeri secara
Pain control
komprehensif termasuk lokasi,
Comfort level
karakteristik, durasi, frekuensi,
Kriteria Hasil: kualitas, dan factor presipitasi.
20
nyeri (farmakologi,
nonfarmakologi dan
interpersonal)
11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
12. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
13. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri.
14. Evaluasi keefektifan control
nyeri
15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasikan dengan dokter
jika daa keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
17. Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri..
Analgecik administration
18. Tentukan lokasi, karakteristik
kualitas dan derajat nyeri sbelum
pemberian obat
19. Cek intruksi dokter tentang jenis
obat, dosis dan frekuensi.
20. Cek riwayat alergi
21. Pilih analgesic yng diperlukan
atau kombinasi dari analgetik
ketika pemberian lebih dari satu
22. Tentukan pilihan analgetik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
23. Tentukan analgetik pilihan, rute
pemebrian, dan dosis optimal
24. Pilih rute pemberian secara IV,
IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur
21
25. Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian nalgetik
pertama kali
26. Berikan analgetik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgetik,
tanda dan gejala
NOC NIC
3. Resiko Cidera Risk Control Environment Management
(Manajemen Lingkungan)
Kriteria Hasil:
1. Sediakan lingkungan yang
1. Klien terbebas dari aman untuk pasien
cidera 2. Identifikasi kebutuhan
2. Klien mampu keamanan pasien, sesuai
menjelaskan dengan kondisi fisik dan
cara/metode untuk fungsi kognitif pasien dan
mencegah riwayat penyakit terdahulu
injury/cedera pasien
3. Klien mampu 3. Menghindarkan lingkungan
menjelaskan faktor yang berbahaya (misalnya
resiko dari memindahkan perabotan)
lingkungan/prilaku 4. Memasang side rail tempat
personal tidur
4. Mampu 5. Menyediakan tempat tidur
memodifikasi gaya yang nyaman dan bersih
hidup untuk 6. Menempatkan saklar lampu
mencegah injury ditempat yang mudah
5. Menggunakan dijangkau pasien
fasilitas kesehatan 7. Membatasii pengunjung
yang ada 8. Menganjurkan keluarga untuk
6. Mampu mengenali menemani pasien
perubahan status 9. Mengkontrol lingkungan dari
22
kesehatan kebisingan
10. Memindahkan barang-barang
yang dapat membahayakan.
11. Berikan penjelasan pada
pasien dan keluarga atau
pengunjung adanya perubahan
status kesehatan dan penyebab
penyakit.
NOC NIC
4. Defisit Activity Intolerance Self-Care Assistance :
Perawatan Mobility: physical Bathing/Hygiene
Diri Mandi Impaired 1. Pertimbangkan budaya pasien
Self care Defisit ketika mempromosikan
Hygiene aktivitas perawatan diri
Sensory perception, 2. Pertimbangkan usia pasien
Auditory disturbed ketika mempromosikan
Kriteria Hasil: aktivitas perawatan diri
1. Perawatan diri 3. Menentukan jumlah dan jenis
ostomi: tindakan bantuan yang dibutuhkan
pribadi 4. Tempatbhanduk, sabun,
mempertahankan deodoran, alat pencukur, dan
ostomi untuk aksesoris lainnya yang
eliminasi dibutuhkan disamping
2. Perawatan diri: tempattidur atau dikamar
aktivitas kehidupan mandi
sehari-hari (ADL) 5. Menyediakan artikel pribadi
mampu untuk yang diinginkan (misalnya:
melakukan aktivitas deodoran, sikat gigi, sabun
perawatan fisik dan mandi, sampo, lotion, dan
pribadi secara produk aromaterapi)
mandiri atau dengan 6. Menyediakan lingkungan
alat bantu yang terapeutik dengan
23
3. Perawatan diri memastikan hangat santai,
mandi: mampu untuk pengalaman, pribadi, dan
membersihkan tubuh personal
sendri secara mandiri 7. Memfasilitasi gigi pasien
dengan atau tanpa menyikat, sesuai
alat bantu 8. Memfasilitasi diri mandi
4. Perawatan diri pasien, sesuai
hygiene: mampu 9. Memantau pembersihan kuku,
untuk menurut kemampuan
mempertahankan perawatan diri pasien
kebersihan dan 10. Memantau integritas kulit
penampilan yang rapi pasien
secara mandiri 11. Menjaga kebersihan ritual
dengan atau tanpa 12. Memfasilitasi pemeliharaan
alat bantu. rutin yang biasa pasien tidur,
5. Perawatan diri isyarat sebelum tidur/ alat
hygiene oral : mampu peraga, dan benda-benda asing
untuk merawat mulut (misalnya: untuk anak-anak,
dan gigi secara mainan, dot, sebuah buku
mandiri dengan taua untuk membaca atau bantal
tanpa alat bantu. dari rumah)
6. Mampu 13. Mendorong orang tua/
mempertahankan keluarga partisipasi dalam
mobilitas yang kebiasaan tidur biasa
diperlukan untuk ke 14. Memberikan bantuan sampai
kamar mandi dan pasien sepenuhnya dapat
menyediakan mengasumsikan perawatan
perlengkapan mandi diri
mebersihkan dan
mengeringkan tubuh
7. Mengungkapkan
secara verbal
24
kepuasan tentang
kebersihan tubuh dan
hygiene oral
NOC NIC
5. Hambatan Joint movement: Exercise therapy : ambulation
Mobilitas active 1. Monitoring vital sign
Fisik Mobility Level sebelum/ sesudah latiham dan
Self Care :ADLs lihat respon pasien saat
Transfer Performance latihan
Kriteria Hasil: 2. Konsultasikan dengan terapi
1. Klien meningkat fisik tentang rencana mabulasi
dalam aktivitas fisik sesuai dengan kebutuhan
2. Mengerti tujuan dari 3. Bantu klien untuk
peningkatan menggunakan tongkat saat
mobilitas berjalan dan cegah terhadap
3. Memverbalisasikan cedera
perasaan dalam 4. Ajarkan pasien atau tenaga
meningkatkan kesehatan lain tentang teknik
kekuatan dan ambulasi
kemampuan 5. Kaji kemampuan pasien falam
berpindah mobilisasi
4. Memperagakan 6. Latih pasien dalam
penggunaan alat pemenuhan kebutuhan ADLs
5. Bantu untuk secara mandiri sesuai
mobilitas (walker) kemampuan
7. Dampingi dan bantu pasien
saat mobilisasi dan bantu
penuhi kebutuhan ADLs
pasien
8. Berikan alat bantu jika klien
memerlukan
9. Ajarkan pasien bagaiman
25
memposisikan dan berikan
bantuan jika diperlukan
NOC NIC
6. Ansietas Anxiety self-control Anxiety Reduction (penurunan
Anxiety level kecemasan)
Coping 1. Gunakan pendekatan yang
Kriteria Hasil menenangkan
Klien mampu 2. Nyatakan dnegan jelas
mengidentifikasi dan harapan terhadapa pelaku
mengungkapkan pasien
gejala cemas 3. Jelaskan semua prosedur
Mengidentifikasi, 4. Pahami perspektif pasien
mengungkapak dan terhadap situasi stress
menunjukan teknik 5. Temani pasien untuk
untuk mengontrol memberikan kemanana dan
cemas mengurasiu rasa takt
Vital sign dalam 6. Dorong keluarga untuk
batas normal menemani anak
Postur tubuh, 7. Lakukan back/ neck rub
ekspresi wajah, batas 8. Dengarkan dnegan penuh
tubuh dan tingkat perhatian
aktivitas menunjukan 9. Odentifikasi tingkat
berkurangnya kecemasan
kecemasan. 10. Dorong pasien untik
mengunkgapkan perasaan
ketatkutan dan persepsi
11. Berikan obat untk mengurasi
kecemasan
NOC NIC
7. Defisiensi Knowledge : disease Teaching : disease process
pengetahuan process 1. Berikan penilaian tentnag
Knowledge : health tingkat pengetahuan pasien
behavior tentang proses penyakit yang
26
Kriteria Hasil spesifik
Pasien Dan keluarga 2. Jelaskan patofiologindari
menyatakan penyakit dan bagaimana hal
pemahaman tentang ini berhubungan dengan
penyakit, kondisi, anatomi dan fisiologi dengan
prognosis, dan cara yang tpta
program pengobatan 3. Gambarkanproses penyakit
Pasien dan keluarga dengan cara yang tepat.
mampu 4. Identifikasi kemungkinan
melaksanakan penyebab, dengan cara yang
prosedur yang tepat
dijelaskan secara 5. Hindari jminan yang kosng
benar 6. Diskusikan pilihan terapi atau
Pasien dan keluarga penanganan
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan perawat/
tim kesehatn lainnya.
BAB IV
PEMBAHASAN
27
4.1 Narasi Kasus
4.1.1 Pengkajian
28
1. Biodata Pasien Biodata Penanggung Jawab
- Nama : Ny.M - Nama : Tn.I
- Nomor RM : 151218 - Jenis Kelamin : Laki-Laki
- Umur : 54 tahun - Umur :56 tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan - Pekerjaan : wiraswasta
- Pekerjaan :- - Hubungan dgn Pasien : suami
- Pendidikan : SMP - Agama : Islam
- Agama : Islam - Alamat : Bengkong
- Alamat : Bengkong
- Suku Bangsa : Padang
- Diagnosa Medis : Rheumatoid Arthritis
- Tanggal Masuk : 05 Maret 2019
- Tanggal Pengkajian : 06 Maret 2019
- Ruang Rawat : Melati
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Riwayat Masuk Rumah Sakit : Klien mengatakan nyeri pada
pergelangan kaki kanan, lutut kanan dan kiri, serta pergelangan tangan
kiri, Klien mengatakan sendi pergelangan kaki kanan dan kiri terasa
kaku.
- Keadaan Pasien saat pengkajian : Ny.M mengeluh nyeri.
P : klien mengatakan nyeri timbul karena kakinya bengkak
Q : klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk
R : klien mengatakan terasa kaku pada sendi pergelangan kaki kanan
dan kiri, nyeri tekan pada area dorsum pedis
S : 5 (dari 0-10)
T : klien mengatakan saat bergerak
b. RiwayatKesehatanmasalalu
- Riwayat penyakit yang sama, riwayat factor resiko terjadinya
penyakit saat ini :
29
- Riwayat Alergi : klien mengatakan tidak mempunyai alergi
obat apapun
- Riwayat Kecelakaan : klien mengatakan tidak ada riwayat
kecelakaan sebelumnya
- Riwayat Dirawat : klien belum pernah dirawat sebelumnya
- Riwayat Pemakaian obat : klien tidak mengkonsumsi obat
30
- Aktifitas agama / kepercayaan yang dilakukan : klien hanya berdoa
memohon kesembuhannya
- BAK
31
saat dirawat : 1-2jam/hari, 6jam/hari padamalam hari
e. Personal Hygiene
sebelum sakit : 2x/hari, dan cuci rambut setiap hari
saat dirawat : klien mengatakan dia tidak mandi
f. Aktivitas fisik
sebelum sakit : beraktivitas seperti biasa
saat dirawat : klien tidak dapat melakukan aktivitas
6. Pengkajian fisik head to toe( fokus dan sesuaikan dengan penyakit klien )
a. Keadaaan Umum : Lemah, Kesadaran : Compos Mentis
- Berat Badan / Tinggi Badan : 45kg/152cm
- Tanda – tanda vital : TD: 140/100 mmHg , S: 36,7°C, RR:
20x/menit, N: 84x/menit
32
b. Pengkajian Fisik per system
Sistem penglihatan
Posisi mata : ( √ ) Simetris ( ) Asimetris
Kelopak mata : ( ) Normal ( √ ) Ptosis
Gerakan kelopak mata : ( √ ) Normal ( ) Abnormal
Pergerakan bola mata : ( √ ) Normal ( ) Abnormal
Konjungtiva : ( √ ) Normal / merah ( ) Anemis
Kornea : ( √ ) Normal ( ) Keruh /
berkabut
( ) Terdapat perdarahan
Sklera : ( ) Ikterik ( √ ) Anikterik
Pupil : ( √ ) Isokor ( ) Anisokor
( ) Midriasis ( ) Miosis
Otot – otot mata : ( √ ) Tidak ada kelainan ( ) Juling
keluar ( ) Juling kedalam ( ) Berada
diatas
Fungsi Penglihatan : (√ ) Baik ( ) Kabur
( ) Dua bentuk / dipola
Visus OD / OS :-
Palpebra : tidak ada kelainan
Lensa : tidak ada kelainan
TIO : tidak ada kelainan
Tanda – tanda radang : tidak ada tanda-tanda peradangan
Pemakaian alat bantu : tidak ada pemakaian alat bantu
Keluhan : tidakada keluhan
Lain – lain :-
Sistem pendengaran
Daun telinga : ( √ ) Normal dan tidak sakit saat
digerakkan
33
( ) Sakit saat digerakkan
Bentuk : ( √ ) Normal ( ) Makrotia ( ) Mikrotia
Karakteristik serumen ( warna, konsistensi, bau ) :
Kondisi telinga : ( √ ) Normal ( ) Kemerahan
( ) Bengkak ( ) Terdapat lesi
Cairan dari telinga : ( ) Tidak ada ( ) Darah
( ) nanah ( ) jernih
Perasaan penuh dalam telinga : ( ) Ya (√ ) Tidak
Tinitus : ( ) Ya ( √) Tidak
Fungsi pendengaran : ( √ ) Normal ( ) Kurang
( ) Tuli
Pemakaian alat bantu : ( ) Ya (√ ) Tidak
Keluhan : tidak ada keluhan
Lain – lain :-
Sistem Wicara
Kesulitan / gangguan wicara : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Kesulitan menelan : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Bila Ya : ( ) Aphasia ( ) Dysphasia
( ) Aphonia ( ) Anartria
( ) Dysartria
Keluhan : tidak ada keluhan
Lain – lain :-
Sistem Pernapasan
Jalan napas : ( ) Bersih ( ) Ada sumbatan
Bila ada sumbatan : ( ) Darah ( ) Lidah
( ) Sputum ( ) Lendir
Pernapasan : ( ) sesak ( √ ) Tidak sesak
Bila sesak : ( ) Dengan aktivitas ( ) Tanpa aktivitas
( ) setelah aktivitas
Frekuensi : 20 x / menit
34
Irama : ( ) Teratur ( √ ) Tidak teratur
Pola Pernapasan : ( ) Normal ( ) Bradipnea
( ) Takipnea ( ) Hiperventilasi
( ) Cheyne-Stoke ( ) Kussmaul
( ) Boit ( ) Lain-lain
Kedalaman : ( ) Dalam ( ) Dangkal
Batuk : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Bila ya : ( ) Produktive ( ) Non produktive
Sistem Kardiovaskular
Nadi : 84 x / menit
Irama : ( √ ) Teratur ( ) Tidak Teratur
Denyut : ( ) Lemah ( ) Kuat
Tekanan darah : 140/100 mmHg
Distensi vena jugularis : tidak ada pembesaran vena jugularis
- Kanan : ( ) Ya ( ) Tidak
- Kiri : ( ) Ya ( ) Tidak
Temperatur kulit : ( √ ) Hangat ( ) Dingin
Warna kulit : ( ) Pucat ( ) Cyanosis
( √) Kemerahan
35
Pengisian kapiler : detik
Edema : ( √ ) Ya ( ) Tidak
Bila ya : ( ) Tungkai atas ( √ ) Tungkai bawah
( ) Muka ( ) Peri orbital
( ) Anasarka ( ) Abdomen
Sistem Jantung
Kecepatan denyut apical : x / menit
Irama : ( ) Teratur ( ) Tidak teratur
Kelainan bunyi jantung : ( ) Murmur ( ) Gallop
Keluhan : ( ) Lemah ( ) Lelah
( ) Berdebar-debar ( ) Keringat dingin
( ) Gemeteran ( ) Kesemutan
( ) Kaki dan tangan dingin
Nyeri dada : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Bila ya, timbul : ( ) Saat aktivitas ( ) Tanpa aktivitas
Karakteristik nyeri : ( ) Seperti ditusuk tusuk ( ) Seperti
terbakar ( ) seperti tertimpa benda berat
Clubbing Finger : ( ) Ya ( ) Tidak
Sistem syaraf
Tingkat kesadaran : ( √ ) Composmentis( ) Apatis
( ) Somnolen ( ) Semikoma
( ) Koma
Glasgow Coma Skala ( CGS ) : (E: 4 M: V: )
Pupil : ( √ ) Isokor ( ) Anisokor
Ukuran Pupil ( kanan / kiri ) :+ /+
Reaksi pupil terhadap cahaya :+
- Kanan : ( √ ) Positive ( ) Negative
- Kiri : ( √ ) Positive ( ) Negative
Pemeriksaan saraf kranial :
- Tanda Peningkatan TIK : ( ) Ya ( √ ) Tidak
36
Bila terjadi : ( ) Kejang ( )
Kelumpuhan kanan
( ) Kelumpuhan kiri ( ) Pelo
( ) Mulut mencong ( ) Aphasi
( ) Disatria ( )
Disorientasi
Baal : ( ) Ya ( ) Tidak
Pergerakan ekstremitas : terganggu
Sistem Pencernaan
Keadaan mulut : ( ) Gigi Karies ( ) Protesa
( ) Stomatitis ( √ ) Bau
( √ ) Lidahkotor
Kesulitan menelan : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Keadaan saliva : ( √ ) Normal ( ) Tidak Normal
Mual : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Muntah : ( ) Ya (√ ) Tidak
- Isi : ( ) Makanan ( ) Cairan
( ) Darah
- Warna : ( ) sesuai makanan ( ) Kehijauan
( ) coklat ( ) Kuning
( ) hitam
Nafsu makan : ( ) Baik ( √ ) Kurang
( ) Meningkat
Nyeri daerah perut : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Rasa penuh diperut : ( ) Ya (√ ) Tidak
Karakternyeri abdomen : ( ) sepertiditusuk – tusuk ( ) Melilit –
lilit
( ) Kram ( ) Panas / sepertiterbakar
Lokasinyeri : ( ) Setempat ( ) Menyebar
( ) Berpindah – pindah ( ) kanan atas
( ) Kanan bawah ( ) Kiri atas
37
( ) Kiri bawah
Kebiasaan BAB : 1 x / hari
Bising Usus : 15x /menit
Diare : LamanyaFrekuensi - x / hari
Warna Feses : ( √ ) Kuning ( ) Coklat
( ) Hitam ( ) Dempul
( ) Putihseperti air cucianberas
KonsistensiFeses : ( √ ) Kuning ( ) Cair
( ) Berdarah ( ) Berlendir
( ) Tidakadakelainan
Konstipasi : tidak terjadi konstipasi
Hepar : ( ) Teraba ( √) TidakTeraba
Abdomen : ( ) Baik ( ) Lembek
( ) Kembung ( ) Ascites
Sistem Imunologi
Alergi : tidak ada alergi
Sistem Endokrin
Napas berbau keton : ( √ ) Ya ( ) Tidak
( ) Hipokalemia ( ) Hiperkalemia
( ) Poliuri ( ) Poliphagia
( ) Polidipsi
Ganggren : ( ) Kaki kiri ( ) Kaki kanan
- Warna : ( ) Kehijauan ( ) hitam
- Bau : ( ) Ya ( ) Tidak
Exothalamus : ( ) Ya ( ) Tidak
Tremor : ( ) Ya ( ) Tidak
Pembesaran kelenjar tiroid : ( ) Ya ( ) Tidak
Sistem Urogenital
Perubahan pola kemih : ( ) Urgenci ( ) Retensi
( ) Resistensi
38
BAK : 5 x / hari
( ) Terkontrol ( √ ) Tidak
- Jumlah / 24 jam : ( ) sedikit ( √ ) Sedang
- Jumlah : 1500 cc / 24 jam
- Warna : ( √) Kuningjernih ( ) Keruh
( ) Merah ( ) Berkabut
( ) Kuning kental / coklat
Balance Cairan :
Rasa sakit waktu BAK : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Distensi kandung kemih : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Pemakaian kateter : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Keluhan sakit pinggang : ( √) Ya ( ) Tidak
Pembesaran kelenjar prostat : ( ) Ya (√ ) Tidak
Keadaan genitalia : kebersihan tidak terjaga
SistemIntegumen
Keadaan rambut :
Tekstur : ( ) Baik ( √ ) TidakBaik
Ketombe : ( ) Ya ( √) Tidak
Kebersihan : ( ) Ya ( √) Tidak
Kuku : panjang dan kotor
Kebersihan : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Panjang : ( ) Ya ( ) Tidak
Kulit : kemerahan
Turgor kulit : ( ) Baik elastis ( ) Sedang
( √) Buruk
Warna kulit : ( ) Pucat ( ) Cianosis
( √ ) Kemerahan
KeadaanKulit : ( √ ) Baik ( ) Terdapat lesi
( ) Ulkus ( ) Gatal – gatal
( ) Sakit ( ) Memar
( ) Insisioperasi ( ) Terdapat
luka bakar
39
( ) Dekubitus ( ) Petechiae
( ) Bercak – bercakmerah
Kebersihan : tidak terjaga
SistemMusculoskletal
Kesulitan dalam pergerakan : (√ ) Ya ( ) Tidak
Sakit pada tulang, sendi : ( √ ) Ya ( ) Tidak
Fraktur : ( ) Ya ( √) Tidak
Lokasi : bagian sendi pergelangan tangan dan kaki
Kontraktur pada persendian ektremitas : ( √ ) Ya ( ) Tidak
Tonus Otot : ( )Atonia ( ) Hipotonia
( )Hipertonia
Postur tubuh : ( ) Normal ( ) Kifosis
( ) Skoliosis ( ) Lordosis
KelainanSendi : ( ) Kontraktur ( √) Pembengkakan
Kelemahan / kelumpuhan :
KekuatanOtot :
Luka tekan : ( ) Ya ( √) Tidak
- Lokasi :
7. PemeriksaanPenunjang
Darah Lengkap (05 maret 2019)
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal Remarks
WBC 13,31 103μL 4,10-11,00 Tinggi
% NEUT 81,8 % 47,00-80,00 Tinggi
% LYMPH 9,2 % 13,00-40,00 Rendah
% MONO 6,3 % 2,00-11,00
% EOS 1,6 % 0,00-5,00
% BASO 0,1 % 0,00-2,00
#NEUT 10,89 103μL 2,50-7,50 Tinggi
#LYMPH 1,23 103μL 1,00-4,00
#MONO 0,84 103μL 0,10-1,20
#EOS 0,21 103μL 0,00-0,50
#BASO 0,02 103μL 0,00-0,10
RBC 4,69 106μL 4,00 – 5,20
Hemoglobin 11,1 g/dL 12,00-16,00 Rendah
Hematokrit 38,0 % 36,00-46,00
40
Platelet 426 103μL 140,00-440,00
MCV 81,0 fL 80,00-100,00
MCH 23,6 Pg 26,00-34,00
MCHC 29,2 g/dL 31,00-36,00
RDW 11,4 % 11,60-14,80 Rendah
MPV 5,3 fL 6,80-10,00 Tinggi
Gangguan body
Kerusakan kartilago dan Erosi kartilago
image
tulang
Keterbatasan gerakan
sendi Kekuatan sendi Ankilosis tulang
42
pergelangan kaki kanan, lutut destruksi sendi
kanan dan kiri, serta pergelangan
tangan kiri.
Klien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk.
Klien mengatakan nyeri timbul
pada malam dan pagi hari saat
bangun tidur.
Klien mengatakan nyeri
bertambah saat bergerak.
Klien mengatakan nyeri hilang
timbul
Klien mengatakan sendi
pergelangan kaki kanan dan kiri
terasa kaku.
Klien mengatakan nyeri timbul
karena kakinya bengkak.
DO:
-Ekspresi wajah meringis.
- Ada oedema, kemerahan,
dan kulit teraba panas pada area
dorsum pedis dextra.
Ada nodul berisi pus pada
pergelangan kaki kanan dan lutut
kiri. Nyeri tekan pada area
dorsum pedis.
P : klien mengatakan nyeri timbul
karena kakinya bengkak
Q : klien mengatakan nyeri seperti
tertusuk-tusuk
R : klien mengatakan terasa kaku
pada sendi pergelangan kaki
43
kanan dan kiri, nyeri tekan pada
area dorsum pedis
S : 5 (dari 0-10)
T : klien mengatakan saat
bergerak
TTV terdapat :
TD :140/100 mmHg,
Suhu:36,7derajat celcius,
Pernapasan :28X/mnit,
nadi :84X/menit.
2. DS:
Klien mengatakan terasa kaku Kekakuan Sendi Hambatan
pada sendi pergelangan kaki Mobilitas Fisik
kanan dan kiri.
Klien mengatakan jika ingin
berdiri dan jalan harus dibantu
dengan tongkat.
Klien mengatakan bila bergerak
kakinya bertambah nyeri
DO:
Klien tampak berhati-hati
bergerak.
Status fungsional (katz indeks
AKS) B: kemandirian dalam
semua hal kecuali mobilisasi.
ROM terbatas pada pergelangan
kaki kanan dan kaki kiri karena
nyeri.
Klien menggunakan tongkat
(kruk) saat berdiri dan berjalan.
Skala kekuatan otot
44
Kaki klien gemetar saat berdiri.
3. DS:
Klien mengatakan selama sakit Perubahan Gangguan Citra
dan di wisma tidak pernah Penampilan Tubuh
bekerja/berkebun lagi. Tubuh, deformitas
Klien mengatakan saat ini sudah
tidak ada lagi sumber pendapatan.
DO:
Klien jarang berinteraksi dengan
penghuni panti yang lain.
Status fungsional (katz indeks
AKS) B: kemandirian dalam
semua hal kecuali mobilisasi.
Klien tidak memiliki sumber
pendapatan.
4. DS:
Klien mengatakan pagi ini belum kerusakan Defisit perawatan
mandi. musculoskeletal, diri (mandi)
Klien mengatakan kesulitan saat nyeri pada waktu
mandi. bergerak
DO:
Rambut tampak acak-acakan.
Penampilan tidak rapih.
Tercium bau badan klien.
Kuku panjang dan kotor.
Frekuensi mandi 2 kali/hari
namun kurang bersih.
5. DS:
DO : Kurangnya Kurang
klien selalu bertanya-tanya Informasi Pengetahuan
45
tentang penyakit apa yang
diderita.
klien juga bertanya tentang
penyebab dari penyakitnya.
6. DS:
Resiko Cedera
Klien mengatakan terasa kaku Kelemahan otot
pada sendi pergelangan kaki
kanan dan kiri,Klien mengatakan
jika ingin berdiri dan jalan harus
dibantu dengan tongkat.
DO :
Klien menggunakan tongkat saat
berdiri dan berjalan.
Kaki klien gemetar saat berdiri.
4.1.4 Intervensi
TUJUAN DAN
NO DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI
NOC NIC
46
1. Gangguan Body image Body Image enhancement
Citra Tubuh Self esteem 1. Kaji secara verbal dan
Kriteria Hasil: nonverbal respon klien
5. Body image positif terhadap tubuhnya
6. Mampu 2. Monitor frekuensi mengkritik
mengidentifikasi dirinya
kekuatan personal 3. Jelaskan tentang pengobatan,
7. Mendiskripsikan perawatan, kemajuan dan
secara faktual prognosis penyakit
perubahan fungsi 4. Dorong klien mengungkapkan
tubuh perasaannya
8. Mempertahankan 5. Identifikasi arti pengurangan
interaksi sosial melalui pemakaian alat bantu
6. Fasilitas kontak dengan
individu lain dalam kelompok
kecil
NOC NIC
2. Nyeri Akut Pain management
Pain level
1. Lakukan pengkajiannyeri secara
Pain control
komprehensif termasuk lokasi,
Comfort level
karakteristik, durasi, frekuensi,
Kriteria Hasil: kualitas, dan factor presipitasi.
47
berkurang. 6. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
7. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
8. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri.
Analgecik administration
9. Tentukan lokasi, karakteristik
kualitas dan derajat nyeri sbelum
pemberian obat
10. Cek intruksi dokter tentang jenis
obat, dosis dan frekuensi.
11. Pilih analgesic yng diperlukan
atau kombinasi dari analgetik
ketika pemberian lebih dari satu
12. Pilih rute pemberian secara IV,
IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur
13. Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian nalgetik
pertama kali
14. Berikan analgetik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
NOC NIC
3. Resiko Cidera Risk Control Environment Management
(Manajemen Lingkungan)
Kriteria Hasil:
1. Sediakan lingkungan yang
7. Klien terbebas dari aman untuk pasien
cidera 2. Identifikasi kebutuhan
8. Klien mampu keamanan pasien, sesuai
menjelaskan dengan kondisi fisik dan
cara/metode untuk fungsi kognitif pasien dan
mencegah riwayat penyakit terdahulu
injury/cedera
48
9. Klien mampu pasien
menjelaskan faktor 3. Menghindarkan lingkungan
resiko dari yang berbahaya (misalnya
lingkungan/prilaku memindahkan perabotan)
personal 4. Memasang side rail tempat
10. Mampu tidur
memodifikasi gaya 5. Menyediakan tempat tidur
hidup untuk yang nyaman dan bersih
mencegah injury 6. Menempatkan saklar lampu
11. Menggunakan ditempat yang mudah
fasilitas kesehatan dijangkau pasien
yang ada 7. Membatasii pengunjung
12. Mampu mengenali 8. Menganjurkan keluarga untuk
perubahan status menemani pasien
kesehatan 9. Mengkontrol lingkungan dari
kebisingan
10. Memindahkan barang-barang
yang dapat membahayakan.
11. Berikan penjelasan pada
pasien dan keluarga atau
pengunjung adanya perubahan
status kesehatan dan penyebab
penyakit.
NOC NIC
4. Defisit Activity Intolerance Self-Care Assistance :
Perawatan Mobility: physical Bathing/Hygiene
Diri Mandi Impaired 1. Pertimbangkan budaya pasien
Self care Defisit ketika mempromosikan
Hygiene aktivitas perawatan diri
Sensory perception, 2. Pertimbangkan usia pasien
Auditory disturbed ketika mempromosikan
Kriteria Hasil: aktivitas perawatan diri
49
10. Perawatan diri 3. Menentukan jumlah dan jenis
ostomi: tindakan bantuan yang dibutuhkan
pribadi 4. Tempatbhanduk, sabun,
mempertahankan deodoran, alat pencukur, dan
ostomi untuk aksesoris lainnya yang
eliminasi dibutuhkan disamping
11. Perawatan diri: tempattidur atau dikamar
aktivitas kehidupan mandi
sehari-hari (ADL) 5. Menyediakan artikel pribadi
mampu untuk yang diinginkan (misalnya:
melakukan aktivitas deodoran, sikat gigi, sabun
perawatan fisik dan mandi, sampo, lotion, dan
pribadi secara produk aromaterapi)
mandiri atau dengan 6. Menyediakan lingkungan
alat bantu yang terapeutik dengan
12. Perawatan diri memastikan hangat santai,
mandi: mampu untuk pengalaman, pribadi, dan
membersihkan tubuh personal
sendri secara mandiri 7. Memfasilitasi gigi pasien
dengan atau tanpa menyikat, sesuai
alat bantu 8. Memfasilitasi diri mandi
13. Perawatan diri pasien, sesuai
hygiene: mampu 9. Memantau pembersihan kuku,
untuk menurut kemampuan
mempertahankan perawatan diri pasien
kebersihan dan 10. Memantau integritas kulit
penampilan yang rapi pasien
secara mandiri 11. Menjaga kebersihan ritual
dengan atau tanpa 12. Memfasilitasi pemeliharaan
alat bantu. rutin yang biasa pasien tidur,
14. Perawatan diri isyarat sebelum tidur/ alat
hygiene oral : peraga, dan benda-benda asing
50
mampu untuk (misalnya: untuk anak-anak,
merawat mulut dan mainan, dot, sebuah buku
gigi secara mandiri untuk membaca atau bantal
dengan taua tanpa dari rumah)
alat bantu. 13. Mendorong orang tua/
15. Mampu keluarga partisipasi dalam
mempertahankan kebiasaan tidur biasa
mobilitas yang 14. Memberikan bantuan sampai
diperlukan untuk ke pasien sepenuhnya dapat
kamar mandi dan mengasumsikan perawatan
menyediakan diri
perlengkapan mandi
mebersihkan dan
mengeringkan tubuh
16. Mengungkapkan
secara verbal
kepuasan tentang
kebersihan tubuh dan
hygiene oral
NOC NIC
5. Hambatan Joint movement: Exercise therapy : ambulation
Mobilitas active 1. Monitoring vital sign sebelum/
Fisik Mobility Level sesudah latiham dan lihat
Self Care :ADLs respon pasien saat latihan
Transfer Performance 2. Konsultasikan dengan terapi
Kriteria Hasil: fisik tentang rencana mabulasi
6. Klien meningkat sesuai dengan kebutuhan
dalam aktivitas fisik 3. Bantu klien untuk
7. Mengerti tujuan dari menggunakan tongkat saat
peningkatan berjalan dan cegah terhadap
mobilitas cedera
8. Memverbalisasikan 4. Ajarkan pasien atau tenaga
51
perasaan dalam kesehatan lain tentang teknik
meningkatkan ambulasi
kekuatan dan 5. Kaji kemampuan pasien falam
kemampuan mobilisasi
berpindah 6. Latih pasien dalam
9. Memperagakan pemenuhan kebutuhan ADLs
penggunaan alat secara mandiri sesuai
10. Bantu untuk kemampuan
mobilitas (walker) 7. Dampingi dan bantu pasien
saat mobilisasi dan bantu
penuhi kebutuhan ADLs
pasien
8. Berikan alat bantu jika klien
memerlukan
9. Ajarkan pasien bagaiman
memposisikan dan berikan
bantuan jika diperlukan
NOC NIC
6. Defisiensi Knowledge : disease Teaching : disease process
pengetahuan process 1. Berikan penilaian tentnag
Knowledge : health tingkat pengetahuan pasien
behavior tentang proses penyakit yang
Kriteria Hasil spesifik
Pasien Dan keluarga 2. Jelaskan patofiologindari
menyatakan penyakit dan bagaimana hal
pemahaman tentang ini berhubungan dengan
penyakit, kondisi, anatomi dan fisiologi dengan
prognosis, dan cara yang tpta
program pengobatan 3. Gambarkanproses penyakit
Pasien dan keluarga dengan cara yang tepat.
mampu 4. Identifikasi kemungkinan
melaksanakan penyebab, dengan cara yang
prosedur yang tepat
52
dijelaskan secara 5. Hindari jminan yang kosng
benar 6. Diskusikan pilihan terapi atau
Pasien dan keluarga penanganan
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan perawat/
tim kesehatn lainnya.
BAB V
PENUTUP
10.1 Kesimpulan
Asuhan Keperawatan mengambarkan dan mencerminkan
individualisasi perawatan yang perawat berikan. Proses-proses
keperawatan yang dilakukan menunjukan pentingnya peranan perawat
dalam proses pengobatan dan penyembuhan pasien. Intervensi yang
diberikan haruslah sesuai dengan masalah pasien dan diagnosa
keperawatan yang ada. Akhirnya, dengan penyusunan Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Artritis Reumatoid yang telah dibuat
menunjukan dan menjelaskan cara pembuatan asuhan keperawatan yang
benar dalam bentuk teori dan penangganan langsung kepada pasien.
Penanganan langung dan kerjasama yang baik dengan keluarga pasien dan
53
pasien itu sendiri dapat mempermudah intervensi yang akan dilakukan.
Pemahaman yang benar tentang penyakit ini dapat mempermudah dalam
pembuatan Askep. Dengan mengetahui cara yang benar dalam pembuatan
Askep dapat meningkat keterampilan dan kualitas dari perawat itu sendiri.
Askep yang akurat juga dapat membantu dalam memenuhi syarat
akreditasi asuhan keperawatan.
10.2 Saran
Diharapkan dengan adanya penjelasan mengenai proses
keperawatan/asuhan keperawatan khusunya tentang asuhan keperawatan
pada pasien bronkitis, dapat menunjang kita dalam proses pembelajaran
pada mata kuliah PKKDM II serta menjadi pedoman dan bahan
pembelajaran dalam melaksanakan profesi kita sebagai perawat nantinya.
Oleh karena itu dengan adanya bahan materi ini diharapakan kita sebagai
mahasiswa mampu mengetahui definisi penyakit artritis reumatoid,
etiologinya, anatomi dan fisiologi, patofisiologi dan patoflow artritis
reumatoid, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnosis, terapi penyakit,
komplikasi dari penyakit artritis reumatoid, prognosis dan pencegahan
yang dapat dilakukan dalam proses keperawatan, dapat mengidentifikasi
tujuan dalam proses keperawatan, serta dapat mengetahui contoh bentuk
asuhan keperawatan sebelum kita turun ke lapangan/masyarakat.
54