Anda di halaman 1dari 2

 Dari Fakultas Ekonomi ke Fakultas Hukum

Memilih bukanlah suatu hal yang mudah bagi saya. Apalagi jika disodori
dengan banyak pilihan, maka sudah dapat dipastikan akan banyak waktu yang
terbuang hanya untuk memilih satu dari sekian banyak. Demikian juga saat
hendak memilih program studi, lagi-lagi rasa bimbang menghinggapi.

Saat kelas 10, jika ditanya hendak kuliah jurusan apa, dengan mantap saya
pasti akan menjawab “Apa saja yang penting FEB!”. Namun semua berbalik
180 derajat ketika mata pelajaran akuntansi mulai dikenalkan, dan ekonomi
mulai diajarkan secara lebih mendalam. Bukan berarti tidak bisa mengikuti
mata pelajaran itu, namun saya menyadari bahwa itu jelas-jelas bukan passion
saya. Hanya sekedar bisa. Tidak ada keinginan untuk mengulik lebih dalam
tentang bidang tersebut. Belajar pun hanya untuk sekedar memenuhi tuntutan
nilai, bukan karena tergugah rasa ingin tahu.

Setelah momen pencerahan tersebut, saya jadi lebih paham dan mengenali
diri saya yang ternyata sejak awal lebih berminat terhadap hal-hal berbau
hukum, sosial, dan politik. Minat saya akhirnya jatuh ke Hubungan
Internasional, yang kebetulan linear dengan minat saya terhadap dunia
internasional dan segudang persoalan yang dimilikinya. Namun minat saja
tidak cukup, strategi pun juga harus disiapkan. Saya menyadari bahwa peluang
untuk masuk HI (terutama UI dan UGM, karena hanya itu yang saya minati)
tidak cukup besar. Terjadilah kembali kejadian banting setir ke jurusan lainnya.
Tercatat ada cukup banyak program studi yang menarik minat saya, di
antaranya adalah kriminologi, antropologi, komunikasi, dan ilmu hukum.

Sejujurnya dari keempat program studi di atas, kriminologilah yang


memuncaki daftar ketertarikan saya. Namun karena hanya UI lah universitas
terdekat yang memiliki jurusan kriminologi, saya pun mengurungkan niat
karena terganjal oleh restu orang tua.
Memilih jurusan ilmu hukum bukanlah semata-mata karena ilmu hukum
adalah pilihan yang paling realistis di antara pilihan-pilihan di atas, melainkan
karena saya juga menaruh minat pada dunia hukum. Khususnya setelah selama
ini menjadi penonton atas kebobrokan hukum di Indonesia, saya merasa bahwa
ini adalah saatnya untuk bergerak.

Anda mungkin juga menyukai