Anda di halaman 1dari 14

RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi

Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo


VOLUME 1 NO. 2

ANALISIS DAERAH RAWAN BANJIR KOTA GORONTALO


BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

Disusun Oleh :

Nurhayati Doda
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Gorontalo (UG)
INDONESIA
yati.doda@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daerah rawan banjir di wilayah Kota
Gorontalo berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG).
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Gorontalo. Metode yang digunakan dalam
penentuan daerah rawan banjir adalah metode overlay (tumpang susun peta)
dengan pembobotan dan skoring terhadap parameter penyebab terjadinya banjir
yaitu Debit limpasan permukaan rencana, Topografi, Tekstur tanah dan ketebalan
permukaan tanah dengan proses analisis menggunakan perangkat lunak ArcGIS 9,3.
Sumber-sumber data diperoleh dari instansi terkait. Peta citra digital untuk wilayah
Kota Gorontalo diperoleh dari Google Earth pada bulan Mei tahun 2011.
Hasil penelitian dengan pembobotan untuk debit limpasan permukaan 45%,
topografi 25%, tekstur tanah 20% dan ketebalan permukaan tanah 10%,
menunjukkan bahwa daerah rawan banjir dengan potensi sangat tinggi terjadi di
sebagian Kecamatan Kota Tengah dan Kota Selatan, banjir dengan potensi tinggi
terjadi di sebagian Kecamatan Kota Selatan dan Dungingi, banjir dengan potensi
sedang terjadi di sebagian Kecamatan Kota Utara, dan Kota Tengah. Sedangkan
banjir dengan potensi rendah dan sangat rendah di sebagian Kecamatan Kota
Utara, Kota Barat dan Selatan.

Kata Kunci : SIG, Banjir Gorontalo

PENDAHULUAN dipengaruhi oleh kurang memadainya sistem


` drainase yang ada
Kota Gorontalo selama lebih dari Perumusan masalah pada penelitian ini
sepuluh tahun terakhir ini sering dilanda adalah: Bagaimana zona banjir di wilayah
banjir, puncaknya pada tahun 2008 banjir Kota Gorontalo jika di analisis dengan
yang terjadi mencapai 12 kali kejadian, Sistem Informasi Geografis.
Banjir yang melanda Kota Gorontalo ini Penelitian ini bertujuan untuk
telah menghambat aktifitas ekonomi dan mengetahui daerah rawan banjir di wilayah
sosial masyarakat dan tidak jarang menjadi Kota Gorontalo berbasis Sistem Informasi
penyebab kerusakan infrastruktur seperti Geografis.
jalan dan jembatan.
Banjir di Kota Gorontalo selain
dipengaruhi oleh tingginya curah hujan,
topografi yang berbentuk cekungan,
tataguna lahan dan jenis tanah, juga

[Analisis Daerah Rawan Banjir Kota Gorontalo Berbasis SIG; Nurhayati Doda] 112
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

Gambar 1. Kondisi Banjir Kota Gorontalo


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2011

Diasumsikan semakin landai kemiringan


RUANG LINGKUP DAN lereng, maka aliran limpasan permukaan
DASAR TEORI akan menjadi lambat dan kemungkinan
terjadi genangan atau banjir menjadi
Permasalahan dan Isu Banjir besar, sedangkan semakin curam
kemiringan lereng akan menyebabkan
Banjir didefinisikan dengan kenaikan aliran limpasan permukaan akan menjadi
drastis dari aliran sungai, kolam, danau, dan cepat sehingga air hujan yang jatuh akan
lainnya dimana kelebihan aliran itu langsung dialirkan dan tidak
menggenangi keluar dari tubuh air dan menggenangi daerah tersebut. (Pratomo
menyebabkan kerusakan dari segi sosial 2008)
ekonomi dari sebuah populasi (Smith et, al., Untuk menghasilkan persentase
1998 dalam Marfai,2003). kemiringan lereng menggunakan rumus
Menurut Kodoatie R.J & Sugiyanto yaitu :
banyak faktor menjadi penyebab terjadinya
banjir, namun secara umum penyebab
(1)
terjadinya banjir disebabkan oleh sebab
sebab alami dan banjir yang diakibatkan
oleh tindakan manusia. 4. Infiltrasi dan jenis tanah
Ketika air hujan jatuh di atas permukaan
Parameter Kerentanan Banjir tanah, tergantung pada kondisi biofisik
permukaan tanah, sebagian atau seluruh
1. Curah hujan air hujan tersebut akan mengalir masuk
Curah hujan yang tinggi merupakan ke dalam tanah melalui pori-pori
faktor ekstrim yang akan menyebabkan permukaan tanah. (Asdak 2010).
terjadinya banjir. Laju infiltrasi ditentukan oleh:
2. Tata Guna Lahan a) Jumlah air yang tersedia
Pengaruh tataguna lahan menentukan dipermukaan tanah
nilai koefisien aliran permukaan (C) b) Sifat permukaan tanah
yang merupakan penentu besar kecilnya c) Kemampuan tanah untuk
aliran. mengososngkan air di atas
3. Topografi permukaan tanah (drainase tanah).

[Analisis Daerah Rawan Banjir Kota Gorontalo Berbasis SIG; Nurhayati Doda] 113
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

2. Data SIG
Analisa SIG (Sistem Informasi a. Data Spasial berbentuk raster
Data raster merupakan bentuk data
Geografi)
digital yang paling sederhana, data
raster dari obyek geografis
1. Defenisi dan Ruang lingkup
merupakan titik berdimensi
SIG adalah sistem komputer yang
bujursangkar yang disimpan dalam
digunakan untuk memasukkan (capturing),
bentuk matriks of cell (pixel) yang
menyimpan, memeriksa,mengintegrasikan,
teratur.
memanipulasi, menganalisis, dan
b. Data Spasial berbentuk vektor.
menampilkan data-data yang berhubungan
Data vektor memiliki ketelitian
dengan posisi-posisinya di permukaan bumi
posisi suatu obyek yang baik karena
(Rice20 dalam Prahasta, E 2009). GIS dapat
dalam format data vektor obyek
diuraikan menjadi beberapa subsistem,
geografis dikonversi melalui
sebagai berikut:
komunikasi-komunikasi bentuk-
1. Data Input
bentuk dasar suatu obyek berupa
2. Data Output
titik, garis, dan luasan/area.
3. Data Manipulation
4. Data Manajement

Gambar 2. Ilustrasi Tahapan Overlay


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2011

c. Data attribut. wilayah pemukiman. Data atribut


Data atribut merupakan “record” dapat berupa numerik (angka) atau
atribut yang menguraikan data characters.
spasial baik langsung maupun tidak
langsung. Terkait langsung yaitu
berupa data fisik seperti data
kondisi meteorologi yang terdiri Manipulasi dan Analisis Data
dari data curah hujan, suhu udara
a. Penyuntingan
rata-rata, suhu udara maksimum,
Penyuntingan data dilakukan untuk
dan kelembaban. Sedangkan tidak
updating data, misalnya peta
langsung yaitu data atribut seperti
penggunaan lahan yang telah dibuat
data atribut penduduk di suatu

[Analisis Daerah Rawan Banjir Kota Gorontalo Berbasis SIG; Nurhayati Doda] 114
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

perlu untuk diperbarui. Hal ini dapat Proses selanjutnya adalah proses
dilakukan tanpa harus membuat peta penjumlahan skor. Setiap skor yang
yang baru. dimiliki oleh peta indikator akan masuk
b. Interpolasi spasial pada peta hasil overlay akhir. Seluruh
Interpolasi spasial merupakan salah skor ini akan dijumlahkan dan nilai
satu fasilitas SIG yang sulit dan tidak hasil penjumlahannya disimpan pada
dapat dilakukan secara manual. Contoh field total skor. Budiyanto (2009:131)
penggunaan interpolasi spasial ini
dapat dilihat pada pembuatan peta (2)
elevasi dan peta lereng secara cepat,
mudah dan akurat, yaitu dengan
memasukkan informasi berupa garis Dimana :
kontur atau titik-titik ketinggian. Kelas : Nilai dari beberapa
c. Tumpang susun peta (Overlay) indikator tiap
Overlay adalah suatu proses parameter
penggabungan antara dua atau lebih Σ Kelas : Jumlah seluruh kelas
data grafis untuk memperoleh data Bobot : Nilai bobot dari
grafis baru yang memiliki satuan parameter
pemetaan gabungan dari beberapa data Skoring : Scoring dari tiap
grafis tersebut. indikator
Overlay dengan skoring dan
pembobotan rupakan teknik analisis d. Kalkulasi Peta
yang sering digunakan dalam sistem
informasi geografis, skoring adalah Kalkulasi peta merupakan sekumpulan
proses pemberian bobot atau nilai operasi untuk memanipulasi data
terhadap poligon-poligon peta yang spasial, baik berupa peta tunggal
mempresentasekan fenomena tertentu maupun beberapa peta sekaligus.
dalam suatu rangkaian analisis spasial. Operasi ini dapat berupa penjumlahan,
Skoring dan overlay sering digunakan pengurangan ataupun perkalian antar
secara bersama-sama untuk peta, atau dapat juga melalui
menghasilkan kesimpulan tertentu pengkaitan dengan suatu basis data
dalam proses analisis. (Budiyanto tertentu. Hasil utama dari proses ini
2009:117). adalah informasi spasial baru berupa
Dalam teknik skoring dan overlay ini peta turunan.
biasanya diperlukan beberapa peta
tematik dalam proses analisisnya. Analisis debit limpasan permukaan
Fenomena-fenomena spasial yang rencana
terkait dengan kasus yang akan diteliti
diwujudkan dalam peta-peta tematik. 1. Curah Hujan Rencana
Setiap peta tematik tersebut akan Curah hujan rencana digunakan untuk
menjadi indikator dalam proses analisis menghitung debit dalam setiap periode ulang
ini. Setiap poligon dalam masing- yang diinginkan. Curah hujan rencana ini
masing peta tematik dinilai atau diberi dihasilkan dari hasil analisis frekuensi dan
skor yang menggambarkan tingkat Probabilitas.
kedekatan, keterkaitan, atau besarnya Dalam ilmu statistik dikenal beberapa
pengaruh lokasi tersebut dalam kasus macam distribusi frekuensi dan empat jenis
yang diteliti. Beberapa peta tematik distribusi yang banyak digunakan dalam
yang telah diberi skor selanjutnya akan bidang hidrologi adalah:
disatukan dengan proses overlay a. Distribusi Normal
(Budiyanto : 118, 2009). b. Distribusi Log Normal

[Analisis Daerah Rawan Banjir Kota Gorontalo Berbasis SIG; Nurhayati Doda] 115
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

c. Distribusi Log-Person III dan mengakibatkan curah hujan yang diperoleh


d. Distribusi Gumbel. adalah curah hujan per 24 jam, maka untuk
menghitung intensitas curah hujan
2. Intensitas curah hujan (I) berdasarkan data hujan harian, dapat
Intensitas curah hujan adalah tinggi dihitung dengan Rumus Mononobe (Suripin
atau kedalaman air hujan persatuan waktu. 2004).
Intensitas hujan biasanya dimanfaatkan
untuk perhitungan-perhitungan prakiraan
besarnya erosi, debit puncak (debit banjir),
perencanaan drainase dan bangunan air
lainnya.
Data hujan yang digunakan untuk
menghitung curah hujan dengan berbagai
periode ulang (curah hujan rencana) adalah
hujan harian maksimum rata-rata, hal ini
3. Waktu Konsentrasi
Waktu konsentrasi adalah waktu yang
diperlukan oleh air hujan yang jatuh untuk
mengalir dari titik terjauh sampai tempat
5. Penentuan Debit Limpasan
keluaran (titik kontrol). Salah satu metode
Permukaan Rencana (Qrencana)
untuk memperkirakan waktu konsentrasi
Debit limpasan permukaan rencana
adalah formula yang dikembangkan oleh
atau debit banjir dihitung berdasarkan
Kirpich 1940 (Suripin 2004).
hubungan antara hujan dan aliran.

Q= 0,278.C.I.A (6)

4. Koefisien Limpasan permukaan METODE PENELITIAN


Limpasan permukaan adalah bagian `
dari curah hujan yang mengalir di atas 1. Lokasi dan Waktu Penelitian
permukaan tanah menuju ke sungai, danau
Penelitian dilakukan di Kota Gorontalo
dan lautan.
provinsi Gorontalo dengan waktu penelitian
Pada suatu daerah dengan tataguna
selama 3 bulan, mulai bulan Maret sampai
lahan yang berbeda-beda, besarnya koefisien
dengan Juni 2011.
limpasan ditetapkan dengan mengambil rata-
rata berdasarkan bobot luas, sebagai berikut:

[Analisis Daerah Rawan Banjir Kota Gorontalo Berbasis SIG; Nurhayati Doda] 116
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian


Sumber : Google Earth, 2011

2. Rancangan Survey Penelitian 2) Peta Citra Kota Gorontalo


2010 (Google Earth)
Penelitian ini merupakan penelitian 3) Peta RBI Gorontalo
kuantitatif dengan proses dan pengolahan (Bakosurtanal edisi 1991)
data menggunakan Sistem Informasi 4) Peta Kemampuan Tanah
Geografis, dengan tahapan rancangan (Dinas Pertanian Kota
penelitian sebagai berikut: Gorontalo)
a. Persiapan penelitian 5) Peta Administrasi Kota
Dalam tahapan persiapan ini meliputi Gorontalo (BAPPEDA Kota
beberapa kegiatan diantaranya Gorontalo)
mengumpulkan informasi awal
mengenai kejadian banjir di Kota 3. Teknik Analisis Data
Gorontalo serta lokasi-lokasi yang a. Analisis data curah hujan dengan
lebih sering terjadi banjir, kemudian menggunakan analisis frekuensi
mengumpulkan literatur-literatur dan probabilitas.
yang berkaitan dengan tujuan b. Analisis data untuk identifikasi
penelitian. zona banjir menggunakan
b. Studi pendahuluan perangkat lunak ArcGis 9,3 dengan
Tahapan ini merupakan studi pustaka metode overlay, skoring dan
(kajian terhadap studi terdahulu) pembobotan. Overlay dilakukan
yang berkaitan dengan permasalahan pada peta:
banjir.
c. Teknik Pengumpulan data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder.
Sumber-sumber data sekunder
meliputi :
1) Data curah hujan dari BMG
untuk 10 tahun terakhir yaitu
dari tahun 2001 – 2010.

[Analisis Daerah Rawan Banjir Kota Gorontalo Berbasis SIG; Nurhayati Doda] 117
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

Gambar 4. Peta Administrasi Kota Gorontalo


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2012

1) Debit limpasan permukaan Untuk mendapatkan peta


rencana (Qrencana). ketebalan permukaan tanah
Untuk mendapatkan peta debit dilakukan hal yang sama seperti
limpasan permukaan dilakukan pada peta tekstur tanah.
overlay pada peta tataguna Pada keempat peta tersebut
lahan dengan nilai attribute dioverlay selanjutnya dikalkulasi yang
koefisien limpasan (C), curah menghasilkan jumlah total yang akan
hujan dan luas wilayah yang diklasifikasi berdasarkan kelas rawan
telah dibagi dalam setiap grid, banjir.
dimana setiap grid memiliki
luasan sebesar 0,01 km luasan
sebesar 0,01 km2, kemudian HASIL PENELITIAN DAN
ketiga peta tersebut dikalkulasi PEMBAHASAN
berdasarkan metode rasional
sehingga menghasilkan nilai 1. Deskripsi Wilayah Studi
Qrencana.
Kota Gorontalo dibagi menjadi 6
2) Kemiringan lereng
kecamatan dan terdiri dari 49 Kelurahan.
Untuk peta kemiringan lereng
Kota Gorontalo adalah ibu kota Provinsi
didapatkan dari peta topografi.
Gorontalo merupakan salah satu wilayah
Dengan menggunakan
yang berbatasan dengan dearah Kabupaten
persamaan 1 akan didapat nilai
Gorontalo dan Bone Bolango yang secara
kemiringan lereng pada setiap
geografis terletak pada koordinat 00° 28' 17''
luasan grid.
- 00° 35' 56'' Lintang Utara 122°59’44’’-
3) Tekstur tanah
123°05’59’’ Bujur Timur.
Untuk peta tekstur tanah
dilakukan digitasi pada layer
baru berdasarkan data jenis 2. Pemetaan Zona Banjir
tanah.
Pemetaan zona banjir merupakan salh
4) Ketebalan permukaan tanah
satu cara untuk merepresentasikan daearh

[Analisis Daerah Rawan Banjir Kota Gorontalo Berbasis SIG; Nurhayati Doda] 118
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

yang rentan terhadap banjir agar dalam hal Peta debit diperoleh dari hasil overlay
perencanaan pengendalian banjir bisa dari peta:
mempertimbangkan metode perencanaan a. Peta Intensitas hujan rencana
yang lebih spesifik dan terarah. Ketepatan b. Peta tataguna lahan.
pemetaan tergantung pada presentase Dari citra yang telah terkoreksi dapat
pemberian bobot dan klasifikasi terhadap digunakan menjadi acuan untuk
parameter kerentananbanjir pembuatan peta penggunaan lahan atau
Untuk mengetahui kondisi terkini dari penutup lahan daerah penelitian.
daerah penelitian digunakan citra satelit Kemudian dilakukan penginputan nilai
tahun 2011 untuk daerah Kota Gorontalo. koefisien limpasan (C) berdasarkan
Metode Rasional pada setiap grid dari
Peta debit banjir rencana hasil penyeleksian penutup lahan.

Gambar 5. Peta Penutup Lahan


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2012

Tabel 1. Hasil Seleksi Penutup Tanah


Penutup lahan C
Aspal 0,95
Pertokoan 0,90
Pemukiman padat 0,80
Pemukiman 0,70
Lahan kosong 0,30
Sawah 0,20

c. Pengolahan luas wilayah. analisis menggunakan Metode Rasional


Dalam pengolahan ini telah dilakukan dengan asumsi bahwa curah hujan yang
secara otomatis luas tiap grid wilayah terjadi mempunyai intensitas yang
yang diteliti dengan menggunakan field seragam dan merata diseluruh daerah
calculator yang ada pada software pengaliran dengan lamanya hujan 2
ArcGIS. Luas wilayah menggunakan jam. Setelah nilai debit limpasan
luas tiap grid sehingga dalam permukaan rencana (Qrencana) diperoleh
perhitungan debit data dapat diolah selanjutnya deberikan pembobotan.
dengan mudah.
Pengolahan debit banjir (limpasan
permukaan) rencana yang akan di

[Analisis Daerah Rawan Banjir Kota Gorontalo Berbasis SIG; Nurhayati Doda] 119
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

Gambar 6. Peta Klasifikasi Debit Banjir


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2012

Tabel 2. Pembobotan Debit Banjir

Debit (m3) Bobot Kelas Skor Keterangan


0,000 - 0,229 45 1 3,000 Sangat Rendah
0,230 - 0,457 45 2 6,000 Rendah
0,458 - 1,107 45 3 9,000 Sedang
1,107 - 1,302 45 4 12,000 Tinggi
1,303 - 1,448 45 5 15,000 Sangat Tinggi

Pengolahan Peta Kemiringan Lereng

Peta kemiringan lereng kota gorontalo


diturunkan dari peta topografi dengan
interfal 1 m. Peta kemiringan lereng dibuat
berdasarkan grid yang telah ditentukan,
dalam satuan persen (%). Penentuan
kemiringan lereng didasarkan pada jumlah
garis yang memiliki jarak 100 m dengan
menggunakan persamaan 1.

[Analisis Daerah Rawan Banjir Kota Gorontalo Berbasis SIG; Nurhayati Doda] 120
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

Gambar 7. Peta Kemiringan Lereng


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2012

Tabel 3. Pembobotan Kemiringan Lereng

Debit (m3) Bobot Kelas Skor Keterangan


0,000 - 0,229 45 1 3,000 Sangat Rendah
0,230 - 0,457 45 2 6,000 Rendah
0,458 - 1,107 45 3 9,000 Sedang
1,107 - 1,302 45 4 12,000 Tinggi
1,303 - 1,448 45 5 15,000 Sangat Tinggi

Pengolahan Peta Tekstur Tanah

Tekstur tanah adalah salah satu penentu


dalam mempercepat proses masuknya air ke
dalam tanah atau infiltasi, Infiltrasi tanah
adalah perjalanan air kedalam tanah sebagai
akibat gaya kapiler dan gravitasi. Sehingga
dalam penelitian ini tekstur tanah merupakan
salah satu parameter dalam mengidentifikasi
zona banjir.

[Analisis Daerah Rawan Banjir Kota Gorontalo Berbasis SIG; Nurhayati Doda] 121
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

Gambar 8. Peta Klasifikasi Tekstur Tanah


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2012

Tabel 4. Pembobotan Tekstur Tanah

Tekstur Tanah Bobot Kelas Skor


Liat Berpasir 20 5 6,667
Lempung Berliat 20 4 5,333
L. pasiran halus 20 3 4,000
Lempung pasiran 20 2 2,667
Pasiran 20 1 1,333

Pengolahan peta ketebalan tanah

Ketebalan permukaan tanah (Soulum)


adalah keadaan penampang tanah
berdasarkan keadaan drainase tanah.

Gambar 9. Peta Klasifikasi Kebetalan Tanah


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2012

[Analisis Daerah Rawan Banjir Kota Gorontalo Berbasis SIG; Nurhayati Doda] 122
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

Tabel 5. Pembobotan Ketebalan Tanah

Ketebalan Bobot Kelas Skoring Ket.


Sangat
< 12 10 5 0,333 Terhambat

13 - 24 10 4 0,267 Terhambat

Agak
25 - 36 10 3 0,200 terhambat

37 - 48 10 2 0,133 Agak Baik

49 - 60 10 1 0,067 Baik

Setelah dilakukan pembobotan maka penjumlahan total skor dari tiap parameter
dilakukan penjumlahan total skor tiap sedangkan peta hasil Identifikasi Zona banjir
indikator yang disajikan sebagai berikut : dapat dilihat pada gambar 10. Dari hasil
analisis dengan bantuan Software ArcGis
didapat daerah-daerah yang berpotensi
banjir.
h h

Dari empat parameter diatas yaitu


debit (Q), Kemiringan lahan (topografi),
ketebalan tanah dan tekstur tanah daerah
penelitian maka dapat diidentifiksi daerah
lokal yang berpotensi untuk tergenang
dengan klasifikasi hasil overlay diambil dari

Gambar 10. Hasil Identifikasi Zona Banjir dengan SIG


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2012

[Analisis Daerah Rawan Banjir Kota Gorontalo Berbasis SIG; Nurhayati Doda] 123
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

Daerah Banjir
No Klasifikasi Rentan Banjir Kecamatan
(Kelurahan)
1 Sangat Tinggi Limba U1
Limba U2
Heledulaa
Heledulaa Selatan
Biawao
Kota Selatan, Kota Timur
Biawu
Bugis
Ipilo
Padebuolo
Tamalate
2 Tinggi Paguyaman
Pulubala
Libuo Kota Selatan dan Dungingi
Molosifat W
Limba U2
3 Sedang Dembe 2
Huangobotu
Tomulabutao Kota Utara, Kota Tengah
Bulotadaa
Tapa
4 Rendah Dulomo
Dulomo Selatan
Wongkaditi Timur Kota Utara
Wongkaditi Barat
Dembe Jaya
5 Sangat Rendah Dembe 1
(tidak tergenang) Lekobalo
Buliide
Pilolodaa Kota Utara, Kota Barat dan
Tenilo Kota Selatan

KESIMPULAN
3) Zona banjir dengan potensi sedang
Dari hasil identifikasi zona banjir ada di sebagian Kota Utara dan Kota
berbasis SIG (Sistem Informasi Tengah.
Geografi), dengan parameter pengaruh 4) Zona banjir dengan potensi rendah
debit banjir 45%, Topografi 25%, ada di sebagian Kecamatan Kota
Tekstur tanah 20% dan ketebalan Utara.
(Soulum) 10%, didapatkan daerah- 5) Zona banjir dengan potensi sangat
daerah rentan banjir, yaitu: rendah, daerah ini tidak pernah
terjadi banjir karena daerah ini
1) Zona banjir dengan potensi sangat merupakan dataran tinggi atau daerah
tinggi ada disebagian Kecamatan pegunungan.
Kota Selatan dan Kota Timur
2) Zona banjir dengan potensi tinggi
yaitu ada di sebagian Kecamatan
Kota Selatan Dan Dungingi

[Analisis Daerah Rawan Banjir Kota Gorontalo Berbasis SIG; Nurhayati Doda] 124
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

DAFTAR PUSTAKA

Asdak Chay 2010 Hidrologi dan


Pengelolaan Daerah Aliran Sungai,
Gajah Mada University Press

Eko Buniyanto 2009 Sistim Informasi


Geografis dengan ArcView GIS,
Penerbit ANDI Yogyakarta

Haryono S. (1999) Drinase Perkotaan PT.


Mediatama Saptakarya, Jakarta

Marfai, Muh. Aris, 2003, GIS Modelling


of River and Tidal Flood Hazards
www.itc.nl/library/papers_2003/msc/er
eg/marfai.pdf (diakses 12 Desember
2010)

Prahasta E 2009 Konsep-konsep dasar


Sistem Informasi Geografis, edisi revisi
, informatikan Bandung

Prahasta E 2011 Tutorial ArcGIS


Desktopuntuk Bidang Geodesi &
Geomatika

Projo D., 1996, Pengolahan Citra Digital,


Teori dan Aplikasinya Dalam Bidang
Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi
Universitas Gajah Mada

Robert J.Kodoatie. Sugiyanto. Banjir,


Penyebab dan Metode
Pengendaliannya, Pustaka Pelajar,
Jokjakarta 2002

Suripin, 2004, Sistem Drainase Perkotaan


yang Berkelanjutan, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
www.earth. Google.com (di akses 2
juli 2011)

[Analisis Daerah Rawan Banjir Kota Gorontalo Berbasis SIG; Nurhayati Doda] 125

Anda mungkin juga menyukai