Anda di halaman 1dari 6

Nama : Yeyen Farida Komala Sari

Npm : 18314074
Kelas : Teknik sipil 18 A

(TUGAS PERTEMUAN 10)

“PERMASALAHAN – PERMASALAHAN TERKAIT PENURUNAN TANAH


YANG ADA DI INDONESIA”

• PENYEBAB PENURUNAN MUKA TANAH DI KOTA SEMARANG

Penurunan muka tanah merupakan permasalahan yang terjadi di kota di Kota Semarang.
Kondisi geologi serta aktifitas manusia ditengarai menjadi faktor penyebab penurunan muka
tanah. Penurunan muka tanah memiliki karakteristik yang bervariasi secara spasial maupun
temporal diakibatkan oleh faktor penyebab yang berbeda. Karakteristik dari penurunan tanah
perlu diketahui untuk keperluan perencanaan dan penataan kota maupun tindakan dalam
melakukan antisipasi dan mitigasi terhadap dampak yang ditimbulkan. Untuk mendapatkan
karakteristik penurunan muka tanah dilakukan penggabungan hasil pengukuran penurunan muka
tanah dari berbagai metoda yaitu sipat datar, GPS, pengukuran langsung dan InSAR. Analisa
geospasial didasarkan pada hubungan spasial antara karakteristik penurunan muka tanah
terhadap faktor - faktor penyebab penurunan muka tanah maupun terhadap kondisi tutupan
lahannya.Penurunan muka tanah yang terjadi di Kota Semarang memiliki laju yang bervariasi
antara 0 - 13 cm/tahun dengan kecenderungan meningkat ke arah utara timur (timur laut) Kota
Semarang.
Daerah yang memiliki laju penurunan muka tanah tinggi antara 9 - 13 cm/tahun antara lain
adalah PRPP (Pekan Raya Promosi dan Pembangunan), Tanjungmas, Terboyo dan Kaligawe.
Penelitian ini mengakaji tentang faktor yang berpengaruh terhadap penurunan muka tanah
menggunakan analisis geospasial terkait dengan faktor – faktor antara lain perubahan muka air
tanah, pembebanan dan konsolidasi. Hasil penelitian menunjukkan di lokasi Semarang bagian
Utara memiliki perubahan muka air tanah yang cukup tinggi antara 1.2 – 1.4 m per tahun , dengan
nilai indeks kompresilibitas berkisar antara 0.6 – 0.9 dimana skala pembebanan berkisar 3 – 4.
Penurunan muka tanah (PMT) merupakan permasalahan yang umum terjadi di kota - kota
besar. Penurunan tanah merupakan hal yang serius terutama apabila penurunan tanah terjadi di
daerah pesisir pantai. Kondisi tersebut karena daerah pesisir sangat rentan terhadap tekanan
lingkungan, baik yang berasal dari daratan maupun dari lautan. Kota Semarang sebagai Ibukota
Provinsi Jawa Tengah memiliki karakteristik geografis yang unik dimana wilayah Semarang terbagi
menjadi dua yaitu dataran rendah di bagian utara dan dataran tinggi di bagian selatan. Wilayah
Semarang bagian utara merupakan dataran rendah yang berada di pesisir pantai utara Pulau
Jawa.
Kegiatan industri dan fasilitas umum perkotaan seperti perkantoran, perdagangan, jasa,
pendidikan, kesehatan serta sarana transportasi (Bandara Ahmad Yani, stasiun kereta api,
pelabuhan dan terminal) berada di wilayah tersebut. Sedangkan wilayah Semarang bagian selatan
merupakan daerah perbukitan, yang dimanfaatkan sebagai lahan konservasi, area pemukiman
dan pendidikan. Besar penurunan tanah dapat diketahui melalui pengamatan penurunan tanah.
Pengamatan penurunan tanah antara lain dapat dilakukan dengan metode hidrogeologis melalui
pengamatan level muka air tanah serta pengamatan dengan ekstensometer dan piezometer yang
diinversikan ke dalam besaran penurunan muka tanah (Fahrudin dkk., 2009), metode geoteknik
(Tobing dkk., Analisa Geospasial Penyebab Penurunan Muka Tanah di Kota ... (Bambang D.
Yuwono, dkk.) ISBN 978-602-99334-2-0 2 2000), maupun metode - metode geodetik seperti survei
sipat datar (leveling), survei gaya berat mikro (Sarkowi, 2007), survei GPS (Global Positioning
System) dan InSAR (Interferometric Synthetic Aperture Radar) (Abidin dkk., 2001, 2004, 2008)
Tujuan penelitian adalah : 1. Menganalisa karakteristik dari penurunan muka tanah di Semarang
dari gabungan pengamatan sipat datar, GPS, InSAR dan pengukuran langsung . 2. Melakukan
analisa terhadap faktor penyebab penurunan muka tanah tersebut ditinjau dari aspek geospasial.

✓ Penyebab, dampak dan penanggulangan

Saat ini peristiwa penurunan tanah sering terjadi, terutama di daerah kota semarang .
Penurunan permukaan tanah merupakan peristiwa alam yang merugikan di wilayah yang
mengalaminya. Penurunan permukaan tanah adalah peristiwa turunnya permukaan
tanah yang disebabkan oleh adanya perubahan pada volume lapisan batuan yang ada
dibawahnya. Biasanya peristiwa ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama, sehingga
apabila tidak dicegah atau diatasi akan menimbulkan dampak bagi lingkungan sekitar.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peristiwa ini sering terjadi di kota semarang
dengan tingkat penurunan tanah sekitar 5-10 cm yang menyebabkan 40% wilayah dari
semarang menjadi berada dibawah permukaan laut atau berada di dataran
rendah.Penurunan tanah dapat terjadi baik secara lokal maupun regional. Kondisi tersebut
dikarenakan oleh beberapa faktor penyebab, antara lain sebagai berikut (Whittaker and Reddish,
1989 ): 1. Penurunan muka tanah alami (natural subsidence) yang disebabkan oleh proses-proses
geologi seperti aktifitas vulkanik dan tektonik, siklus geologi, adanya rongga di bawah permukaan
tanah dan sebagainya. 2. Penurunan muka tanah yang disebabkan oleh pengambilan bahan cair
dari dalam tanah seperti air tanah atau minyak bumi. 3. Penurunan muka tanah yang disebabkan
oleh adanya beban-beban berat diatasnya seperti struktur bangunan sehingga lapisan-lapisan
tanah dibawahnya mengalami kompaksi/konsolidasi. Penurunan muka tanah ini sering juga
disebut dengan settlement. 4. Penurunan muka tanah akibat pengambilan bahan padat dari tanah
(aktifitas penambangan). Pada penelitian ini tinjauan terhadap faktor penyebab penurunan tanah
dilakukan terhadap perubahan muka air tanah, kondisi tutupan lahan terkait dengan beban
bangunan dan tingkat konsolidasi yang terjadi.

 Faktor Penyebab

Pada tahun 1989 Whittaker dan Reddish mengemukakan tentang faktor penyebab
terjadinya penurunan permukaan secara umum. Adapun faktor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut:

1. Faktor Alami (Natural Subsidence)

Penurunan tanah alami adalah peristiwa menurunnya tanah karena pengaruh dari proses
geologi bumi ( baca : Pengertian Tenaga Geologi ). Adapun faktor yang menyebabkan
turunnya tanah secara alami dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu siklus geologi
dan sedimentasi di daerah cekungan ( baca : Proses Sedimentasi ). Siklus geologi
merupakan siklus yang terdiri atas pelapukan, pengendapan serta terjadinya pergerakan
kerak bumi. Sedangkan sedimentasi di daerah cekungan merupakan sedimentasi yang
terjadi di daerah lempeng utama dekat perbatasan lempeng. Biasanya sedimentasi yang
ada di cekungan semakin lama akan semakin banyak dan akan meningkatkan massa
suatu endapan tersebut. Hal ini tentunya dapat menyebabkan terjadinya penurunan
permukaan tanah pada bagian tersebut.

2. Faktor Pengambilan Air Tanah (Groundwater Extraction)

Faktor penyebab yang berikutnya adalah adanya pengambilan air tanah dalam volume
yang cukup banyak sehingga hal ini dapat menyebabkan berkurangnya volume air pada
tanah pada suatu lapisan tanah. Kurangnya air tanah ini akan memberikan dampak pada
pori-pori tanah, sehingga tekanan hidrostatik yang ada di bawah permukaan tanah
menjadi berkurang. Dalam peristiwa ini tentunya akan terjadi peristiwa pemampatan
pada lapisan akuifer. Lapisan akuifer merupakan lapisan yang berada dibawah tanah
dan mengandung air. Lapisan inilah yang membuat air ditanah dapat diambil dan
dimanfaatkan.
3. Faktor Massa Bangunan (Settlement)

Tanah merupakan suatu wadah yang sangat penting dalam suatu konstruksi bangunan.
Umumnya, tanah dijadikan sebagai pondasi pendukung dalam konstruksi bangunan
atau bahkan dapat dijadikan sebagai bahan dari bangunan tersebut seperti halnya
sebuah bendungan atau tanggul. Adanya bangunan yang dibangun diatas permukaan
tanah inilah yang dapat menyebabkan lapisan tanah yang berada dibawah mengalami
pemampatan. Pemampatan ini terjadi karena pengaruh deformasi dari partikel tanah,
relokasi partikel serta keluarnya air atau udara dari dalam pori tanah tersebut. Jadi,
semakin besar massa suatu bangunan tersebut maka tingkat penurunan tanah di wilayah
tersebut juga semakin dalam. Tidak heran jika di wilayah Jakarta dan kota-kota besar
yang memiliki banyak gedung tinggi sering mengalami banjir. 

 Dampak bagi Lingkungan


Adapun dampak dari penurunan permukaan tanah bagi lingkungan maupun bagi
masyarakat adalah sebagai berikut.

1. Terdapat Genangan Air Hujan – Penurunan permukaan tanah di suatu wilayah


akan menghasilkan suatu genangan air hujan. Jika hujan turun dalam volume yang
banyak dan dalam waktu yang lama maka yang terjadi adalah banjir bandang. Banjir
bandang merupakan banjir yang cukup merugikan masyarakat.

2. Rusaknya Infrastruktur – Dampak yang selanjutnya adalah terjadinya kerusakan


pada bangunan, fasilitas umum seperti jembatan dan jalan. Hal ini terjadi karena
penurunan permukaan tanah dapat menyebabkan tanah ambles dan tentunya
infrastruktur tersebut akan mengalami perubahan posisi. Hal ini tentunya tidak hanya
merugikan bangunan saja akan tetapi juga menimbulkan kerugian dalam bidang
ekonomi.

3. Intrusi Air Laut – Berdasarkan faktor yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat
faktor eksploitasi air tanah yang menyebabkan penurunan tersebut. Kegiatan manusia
setiap harinya padat dan terus meningkat hingg saat ini, begitu juga dengan
konsumtifitas ar bersih juga meningkat. Apabila menggunaan air bersih semakin
banyak dan tidak diimbangi dengan pengelolaan lebih lanjut akan air yang ada di
tanah, maka eksploitasi tersebut akan menyebabkan terjadinya intrusi air laut.

4. Menyebabkan Banjir Rob – Banjir rob merupakan bencana alam yang disebabkan


karena adanya penurunan muka air tanah yang cukup drastis hingga melewati batas
ketinggian muka air laut. Adapun penyebab terjadinya genangan air laut di daratan
adalah karena adanya kenaikan volume air laut yang disebabkan oleh mencairnya
glester. Mencairnya gletser ini tentunya tidak luput karena ulah manusia sendiri
sehingga terjadi pemanasan global serta efek rumah kaca yang disebabkan oleh CO2,
CFC ataupun asap dari kendaraan bermotor.

 Upaya Penanggulangan

Adapun upaya penanggulangan untuk mengatasi masalah penurunan permukaan tanah di


wilayah tersebut adalah:

 Penggunaan ABT – Sebisa mungkin dengan memanfaatkan penggunaan air bawah tanah
seefisien mungkin dan tidak melakukan eksploitasi yang berlebihan agar tidak terjadi
kekurangan air tanah yang dapat menyebabkan penurunan muka tanah.
 Membuat Sumur Resapan – Sumur resapan merupakan metode pengolahan air tanah
dengan cara membuat lubang pada permukaan tanah dengan tujuan untuk menampung air
hujan kemudian dialirkan ke tanah agar air di dalam tanah tetap terjaga.

 Penerapan Injeksi Air Tanah – Injeksi air tanah merupakan kegiatan yang dilakukan
manusia dengan memasukkan air ke tanah dengan metode gravitasi ataupun dengan
pompa. Dengan menerapkan prinsip ini maka diharapkan dapat menjaga ketersediaan air
di tanah agar tidak terjadi penurunan muka tanah.

 Menerapkan Prinsip Rainwater Harvesting – Rainwater harvesting adalah metode


yang digunakan dengan tujuan untuk mengumpulkan air yang berasal dari air hujan yang
turun untuk dimanfaatkan dan diolah kembali menjadi air bersih layak pakai.
( baca : Konservasi Air Tanah )

 Penerapan Ruang Terbuka Hijau – Penerapan ruang terbuka hijau ini diharapkan dapat
mencegah terjadinya banjir dan dapat meningkatkan efisiensi dari air tanah. Selain itu
diharapkan dapat memberikan ruang interaksi sosial bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai