PEKERJAAN:
SITE INVESTIGATION SURVEY (SIS) PENYEDIAAN AKSES
INTERNET PAKET TENGAH
Internet adalah hubungan (koneksi) satu komputer ke komputer lainnya diseluruh dunia
melalui server dan router terdedikasi. Ketika dua komputer terhubung lewat internet,
mereka bisa saling kirim dan terima informasi seperti teks, grapik (gambar), suara, video
dan program komputer berupa software dan aplikasi.
Internet tidak dimiliki oleh siapapun, namun sejumlah organisasi penyedia diseluruh
dunia berkolaborasi untuk meningkatkan dan menghadirkan fungsi internet juga
mengurusi perkembangannya. Soal kecepatan dan kabel fiber optik yang merupakan
bagian besar dalam urusan lalu-lintas data internet dimiliki oleh perusahaan telefon di
sejumlah negara tertentu.
Mengakses internet adalah sebuah kegiatan yg berkaitan dengan interaksi user dengan
komputer yg terkoneksi dengan internet akses internet bisa menggunakan bermacam
macam media computer pribadi, handphone, tv kabel, dll.
Local Area Network biasa disingkat LAN adalah jaringan komputer yang jaringannya
hanya mencakup wilayah kecil. Saat ini, kebanyakan LAN berbasis pada teknologi IEEE
802.3 Ethernet menggunakan perangkat switch, yang mempunyai kecepatan transfer
data 10, 100, atau 1000 Mbit/s. Selain teknologi Ethernet, saat ini teknologi 802.11b
(atau biasa disebut Wi-fi) juga sering digunakan untuk membentuk LAN.
4. TV Kabel
Siaran TV sering menawarkan perangkat TV kabel. Jaringan TV kabel untuk
menghubungkan komputer ke internet telah banyak digunakan. Televisi kabel dinilai
cocok terutama untuk pengguna internet dari kalangan keluarga (rumah tangga).
Kelebihan mengakses internet dengan menggunakan jaringan TV kabel dapat
mengakses internet setiap saat dan bebas dari gangguan telepon sibuk. Jaringan TV
kabel ini dapat dipakai untuk koneksi ke internet dengan kecepatan maksimum
27Mbps downstream (kecepatan download ke pengguna) dan 2,5Mbps upstream
(kecepatan upload dari pengguna). Agar dapat menggunakan modem kabel,
komputer harus dilengkapi dengan kartu ethernet (ethernet card).
Di dalam jaringan rumah, kabel dari “TV kabel” menggunakan kabel koaksial dan
dipasang sebuah “pemisah saluran” (splitter) kabel. Setelah kabel dari jaringan (cable
network) melewati splitter, kabel tersalur dalam dua saluran, satu ke TV dan satu lagi
ke modem kabel. Dari modem kabel baru menuju kartu ethernet dan kemudian ke
komputer.
Dalam teorinya GPRS menjanjikan kecepatan mulai dari 56 kbps sampai 115 kbps,
sehingga memungkinkan akses internet, pengiriman data multimedia ke komputer,
notebook dan handheld computer. Namun, dalam implementasinya, hal tersebut
sangat tergantung faktor-faktor sebagai berikut:
2) 3G (dibaca: triji)
3G (dibaca: triji) adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation
technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan
teknologi telepon nirkabel (wireless).
Jaringan 3G tidak merupakan upgrade dari 2G; operator 2G yang berafiliasi dengan
3GPP perlu untuk mengganti banyak komponen untuk bisa memberikan layanan 3G.
Sedangkan operator 2G yang berafiliasi dengan teknologi 3GPP2 lebih mudah dalam
upgrade ke 3G karena berbagai network element nya sudah didesain untuk ke arah
layanan nirkabel pita lebar (broadband wireless). Jaringan Telepon Telekomunikasi
selular telah meningkat menuju penggunaan layanan 3G dari 1999 hingga 2010.
Jepang adalah negara pertama yang memperkenalkan 3G secara nasional dan transisi
menuju 3G di Jepang sudah dicapai pada tahun 2006. Setelah itu Korea menjadi
pengadopsi jaringan 3G pertama dan transisi telah dicapai pada awal tahun 2004,
Teknologi itu dikenal dengan Wirelless Fidelity (WiFi). Teknologi jaringan tanpa kabel
menggunakan frekuensi tinggi berada pada spektrum 2,4 GHz. Wi-Fi memiliki
pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel
(Wireless Local Area Networks - WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11.
Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.16 g, saat ini sedang
dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan
mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya.
Wi-Fi (Wireless Fidelity) adalah koneksi tanpa kabel seperti handphone dengan
mempergunakan teknologi radio sehingga pemakainya dapat mentransfer data
dengan cepat dan aman. Wi-Fi tidak hanya dapat digunakan untuk mengakses
internet, Wi-Fi juga dapat digunakan untuk membuat jaringan tanpa kabel di
perusahaan. Karena itu banyak orang mengasosiasikan Wi-Fi dengan “Kebebasan”
karena teknologi Wi-Fi memberikan kebebasan kepada pemakainya untuk mengakses
internet atau mentransfer data dari ruang meeting, kamar hotel, kampus, dan café-
café yang bertanda “Wi-Fi Hot Spot”. Juga salah satu kelebihan dari Wi-Fi adalah
kepraktisan,tidak perlu repot memasang kabel network. Untuk masalah kecepatan
tergantung sinyal yang diperoleh.
4) Wireless Broadband
Akses Wireless Broadband juga disebut masih bisa diterima di dalam kendaraan
berkecepatan 60 kilometer per jam. WiBro dikembangkan Samsung bersama dengan
Electronics and Technology Research Institute (ETRI) dan telah mendapat sertifikat
Berbagai tipe tersebut hanyalah beberapa contoh saja, masih ada tipe-tipe koneksi
yang lain, dan semakin majunya perkembangan teknologi tentunya akan semakin
berkembangn juga teknologi akses intetnet dalam segi kecepatan akses dll.
1) UNIT KOMPUTER
Komputer sangat berperan dalam kecepatan akses, karena didalamnya terdapat
harddisk, RAM, processor. Bila harddisk berkecepatan endah, maka kecepatan akses
pun ikut rendah. Begitu pula RAM dan processor.
2) MODEM
Modem punya kecepatan yang berbeda-beda. modem yang sering digunakan
berkecepatan 56 kbps.
4) BESAR BANDWIDTH
Bandwidth adalah luas/lebar cakupan frekuensi yang digunakan oleh sinyal dala
medium transmisi.
5) Jumlah Pengguna yang mengakses server bersamaan Akses internet pada jam-jam
tertentu kadang sangat lamban, dikarenakan penggunaan internet secara bersamaan.
Internet berawal dari diciptakannya teknologi jaringan komputer sekitar tahun 1960.
Setelah angkatan bersenjata Amerika, dunia pendidikan pun merasa sangat perlu
mempelajari dan mengembangkan jaringan komputer. Salah satunya adalah
Universitas of California at Los Angeles (UCLA). Akhirnya tahun 1970 internet banyak
digunakan di unversitas-universitas di Amerika dan berkembang pesat sampai saat
ini. Agar para pengguna komputer dengan merek dan tipe berlainan dapat saling
berhubungan, maka para ahli membuat sebuah protokol (semacam bahasa) yang
sama untuk dipakai di internet. Namanya TCP (Transmission Control Protocol, bahasa
Indonesianya Protokol Pengendali Transmisi) dan IP (Internet Protocol).
Berawal pada tahun 1957, melalui Advanced Research Projects Agency (ARPA),
Amerika Serikat bertekad mengembangkan jaringan komunikasi terintegrasi yang
saling menghubungkan komunitas sains dan keperluan militer. Hal ini dilatarbelakangi
oleh terjadinya perang dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet (tahun 1957
Soviet meluncurkan sputnik).
Pada tahun 1969 ketika itu Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense
Advanced Research Projects Agency(DARPA) memutuskan untuk mengadakan
riset tentang bagaimana cara menghubungkan sejumlah komputer sehingga
membentuk jaringan organik.
Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat
itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense)
membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan
komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan
nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi
perang dapat mudah dihancurkan.
Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk keperluan
militer dan "ARPANET" baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti,
universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama
DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet.
b. Perkembangan besar Internet kedua yang dicatat pada sejarah internet adalah
pengembangan lapisan protokol jaringan yang terkenal karena paling banyak
digunakan sekarang yaitu TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet
Protocol). Protokol adalah suatu kumpulan aturan untuk berhubungan
antarjaringan. Protokol ini dikembangkan oleh Robert Kahn dan Vinton Cerf
pada tahun 1974. Dengan protokol yang standar dan disepakati secara luas,
maka jaringan lokal yang tersebar di berbagai tempat dapat saling terhubung
membentuk jaringan raksasa bahkan sekarang ini menjangkau seluruh dunia.
Jaringan dengan menggunakan protokol internet inilah yang sering disebut
sebagai jaringan internet.
Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris
berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di
Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di
ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott,
Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama
USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan
meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil
berhubungan dengan video link.
Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun
1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau
Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada
sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang
tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 lebih.
Jaringan ARPANET menjadi semakin besar sejak saat itu dan mulai dikelola oleh
pihak swasta pada tahun 1984, maka semakin banyak universitas tergabung dan
mulailah perusahaan komersial masuk. Protokol TCP/IP menjadi protokol umum
yang disepakati sehingga dapat saling berkomunikasi pada jaringan internet ini.
Tahun Kejadian
1957 Uni Sovyet (sekarang Rusia) meluncurkan wahana luar angkasa, Sputnik.
Sebagai buntut dari "kekalahan" Amerika Serikat dalam meluncurkan
wahana luar angkasa, dibentuklah sebuah badan di dalam Departemen
Pertahanan Amerika Serikat, Advanced Research Projects Agency (ARPA),
1958
yang bertujuan agar Amerika Serikat mampu meningkatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi negara tersebut. Salah satu sasarannya adalah
teknologi komputer.
J.C.R. Licklider menulis sebuah tulisan mengenai sebuah visi di mana
komputer-komputer dapat saling dihubungkan antara satu dengan lainnya
secara global agar setiap komputer tersebut mampu menawarkan akses
1962
terhadap program dan juga data. Di tahun ini juga RAND Corporation
memulai riset terhadap ide ini (jaringan komputer terdistribusi), yang
ditujukan untuk tujuan militer.
Teori mengenai packet-switching dapat diimplementasikan dalam dunia
Awal 1960-an
nyata.
ARPA mengembangkan ARPANET untuk mempromosikan "Cooperative
Networking of Time-sharing Computers", dengan hanya empat buah host
Pertengahan
komputer yang dapat dihubungkan hingga tahun 1969, yakni Stanford
1960-an
Research Institute, University of California, Los Angeles, University of
California, Santa Barbara, dan University of Utah.
1965 Istilah "Hypertext" dikeluarkan oleh Ted Nelson.
PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 13
1968 Jaringan Tymnet dibuat.
Anggota jaringan ARPANET bertambah menjadi 23 buah node komputer,
1971 yang terdiri atas komputer-komputer untuk riset milik pemerintah Amerika
Serikat dan universitas.
Sebuah kelompok kerja yang disebut dengan International Network
Working Group (INWG) dibuat untuk meningkatkan teknologi jaringan
1972 komputer dan juga membuat standar-standar untuk jaringan komputer,
termasuk di antaranya adalah Internet. Pembicara pertama dari organisasi
ini adalah Vint Cerf, yang kemudian disebut sebagai "Bapak Internet"
Beberapa layanan basis data komersial seperti Dialog, SDC Orbit, Lexis, The
1972-1974 New York Times DataBank, dan lainnya, mendaftarkan dirinya ke ARPANET
melalui jaringan dial-up.
ARPANET ke luar Amerika Serikat: pada tahun ini, anggota ARPANET
bertambah lagi dengan masuknya beberapa universitas di luar Amerika
1973
Serikat yakni University College of London dari Inggris dan Royal Radar
Establishment di Norwegia.
Vint Cerf dan Bob Kahn mempublikasikan spesifikasi detail protokol
1974 Transmission Control Protocol (TCP) dalam artikel "A Protocol for Packet
Network Interconnection".
Bolt, Beranet & Newman (BBN), pontraktor untuk ARPANET, membuka
1974 sebuah versi komersial dari ARPANET yang mereka sebut sebagai Telenet,
yang merupakan layanan paket data publik pertama.
1977 Sudah ada 111 buah komputer yang telah terhubung ke ARPANET.
Protokol TCP dipecah menjadi dua bagian, yakni Transmission Control
1978
Protocol dan Internet Protocol (TCP/IP).
Grup diskusi Usenet pertama dibuat oleh Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve
Bellovin, alumni dari Duke University dan University of North Carolina
1979 Amerika Serikat. Setelah itu, penggunaan Usenet pun meningkat secara
drastis.
Di tahun ini pula, emoticon diusulkan oleh Kevin McKenzie.
Awal 1980-an Komputer pribadi (PC) mewabah, dan menjadi bagian dari banyak hidup
manusia.
Tahun ini tercatat ARPANET telah memiliki anggota hingga 213 host yang
Tahun 1989, Timothy Berners-Lee, ahli komputer dari Inggris menciptakan World Wide
Web yaitu semacam program yang memungkinkan suara, gambar, film, musik ditampilkan
dalam internet. Karena penemuan inilah internet menjadi lebih menarik tampilannya dan
sangat bervariasi. Dahulu internet hanya dapat digunakan oleh kalangan tertentu dan
dengan komponen tertentu saja. Tetapi saat ini orang yang berada dirumah pun bisa
terhubung ke internet dengan menggunakan modem dan jaringan telepon. Selain itu,
Internet banyak digunakan oleh perusahaan, lembaga pendidikan, lembaga
pemerintahan, lembaga militer di seluruh dunia untuk memberikan informasi kepada
masyarakat. Di samping manfaat-manfaat di atas, internet juga memiliki efek negatif
dikarenakan terlalu bebasnya informasi yang ada di Internet. Sehingga memungkinkan
anak-anak melihat berbagai hal yang tidak pantas untuk dilihat ataupun dibaca.
RMS Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman
Siregar, Adi Indrayanto, dan Onno W. Purbo merupakan beberapa nama-nama
legendaris di awal pembangunan Internet Indonesia di tahun 1992 hingga 1994. Masing-
masing personal telah mengkontribusikan keahlian dan dedikasinya dalam membangun
cuplikan-cuplikan sejarah jaringan komputer di Indonesia.
Inspirasi tulisan-tulisan awal Internet Indonesia datangnya dari kegiatan di amatir radio
khususnya di Amateur Radio Club (ARC) ITB di tahun 1986. Bermodal pesawat Transceiver
HF SSB Kenwood TS430 milik Harya Sudirapratama (YC1HCE) dengan komputer Apple II
milik Onno W. Purbo (YC1DAV) sekitar belasan anak muda ITB seperti Harya
Sudirapratama (YC1HCE), J. Tjandra Pramudito (YB3NR), Suryono Adisoemarta (N5SNN)
bersama Onno W. Purbo, berguru pada para senior radio amatir seperti Robby Soebiakto
(YB1BG), Achmad Zaini (YB1HR), Yos (YB2SV), di band 40m. Robby Soebiakto merupakan
pakar diantara para amatir radio di Indonesia khususnya untuk komunikasi data packet
radio yang kemudian didorong ke arah TCP/IP, teknologi packet radio TCP/IP yang
kemudian diadopsi oleh rekan-rekan BPPT, LAPAN, UI, dan ITB yang kemudian menjadi
tumpuan PaguyubanNet di tahun 1992-1994. Robby Soebiakto menjadi koordinator IP
pertama dari AMPR-net (Amatir Packet Radio Network) yang di Internet dikenal dengan
domain AMPR.ORG dan IP 44.132. Sejak tahun 2000, AMPR-net Indonesia di koordinir
oleh Onno W. Purbo (YC0MLC). Koordinasi dan aktivitasnya mengharuskan seseorang
untuk menjadi anggota ORARI dan di koordinasi melalui mailing list ORARI, seperti, orari-
news@yahoogroups.com.
RMS Ibrahim (biasa dipanggil Ibam) merupakan motor dibalik operasional Internet di UI.
RMS Ibrahim pernah menjadi operator yang menjalankan gateway ke Internet dari UI
yang merupakan bagian dari jaringan universitas di Indonesia UNINET. Protokol UUCP
yang lebih sederhana daripada TCP/IP digunakan terutama digunakan untuk mentransfer
e-mail & newsgroup. RMS Ibrahim juga merupakan pemegang pertama Country Code Top
Level Domain (ccTLD) yang dikemudian hari dikenal sebagai IDNIC.
Muhammad Ihsan adalah staff peneliti di LAPAN Ranca Bungur tidak jauh dari Bogor yang
di awal tahun 1990-an di dukung oleh pimpinannya Ibu Adrianti dalam kerjasama dengan
DLR (NASA-nya Jerman) mencoba mengembangkan jaringan komputer menggunakan
teknologi packet radio pada band 70cm & 2m. Jaringan tersebut dikenal sebagai
JASIPAKTA dengan dukungan DLR Jerman. Protokol TCP/IP di operasikan di atas protokol
AX.25 pada infrastruktur packet radio. Muhammad Ihsan mengoperasikan relay
penghubung antara ITB di Bandung dengan gateway Internet yang ada di BPPT di tahun
1993-1998.
Firman Siregar merupakan salah seorang motor di BPPT yang mengoperasikan gateway
radio paket bekerja pada band 70cm di tahun 1993-1998-an. PC 386 sederhana
menjalankan program NOS di atas sistem operasi DOS digunakan sebagai gateway packet
radio TCP/IP. IPTEKNET masih berada di tahapan sangat awal perkembangannya saluran
PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 17
komunikasi ke internet masih menggunakan protokol X.25 melalui jaringan Sistem
Komunikasi Data Paket (SKDP) terkait pada gateway di DLR Jerman.
Putu sebuah nama yang melekat dengan perkembangan PUSDATA DEPRIN waktu masa
kepemimpinan Bapak Menteri Tungki Ariwibowo menjalankan BBS pusdata.dprin.go.id. Di
masa awal perkembangannya BBS Pak Putu sangat berjasa dalam membangun pengguna
e-mail khususnya di jakarta Pak Putu sangat beruntung mempunyai menteri Pak Tungki
yang “maniak” IT dan yang mengesankan dari Pak Tungki beliau akan menjawab e-mail
sendiri. Barangkali Pak Tungki adalah menteri pertama di Indonesia yang menjawab e-
mail sendiri.
Berawal dari teknologi radio paket 1200bps, ITB kemudian berkembang di tahun 1995-an
memperoleh sambungan leased line 14.4Kbps ke RISTI Telkom sebagai bagian dari
IPTEKNET akses Internet tetap diberikan secara cuma-cuma kepada rekan-rekan yang lain.
September 1996 merupakan tahun peralihan bagi ITB, karena keterkaitan ITB dengan
jaringan penelitian Asia Internet Interconnection Initiatives (AI3) sehingga memperoleh
bandwidth 1.5Mbps ke Jepang yang terus ditambah dengan sambungan ke TelkomNet &
IIX sebesar 2Mbps. ITB akhirnya menjadi salah satu bagian terpenting.
a. Domain Nam5.
Domain name atau biasa disebut nama domain adalah alamat permanen situs
di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah situs atau
dengan kata lain domain name adalah alamat yang digunakan untuk
menemukan situs kita pada dunia internet. Istilah yang umum digunakan
adalah URL. Contoh sebuah URL adalah http://www.yahoo.com--dapat juga
tanpa www--
Ada banyak macam nama domain yang dapat kita pilih sesuai dengan
keinginan. Berikut beberapa nama domain yang sering digunakan dan tersedia
di internet:
1. Generic Domains
Merupakan domain name yang berakhiran dengan .Com .Net .Org .Edu .Mil
atau .Gov. Jenis domain ini sering juga disebut top level domain dan domain
ini tidak berafiliasi berdasarkan negara, sehingga siapapun dapat mendaftar.
Yaitu domain yang berkaitan dengan dua huruf ekstensi, dan sering juga
disebut second level domain, seperti .id(Indonesia), .au(Australia), .jp(Jepang)
dan lain lain. Domain ini dioperasikan dan di daftarkan dimasing negara. Di
Indonesia, domain-domain ini berakhiran, .co.id, .ac.id, .go.id, .mil.id, .or.id,
dan pada akhir-akhir ini ditambah dengan war.net.id, .mil.id, dan web.id.
Penggunaan dari masing-masing akhiran tersebut berbeda tergantung
pengguna dan pengunaannya, antara lain:
Ø.or.id : Untuk segala macam organisasi yand tidak termasuk dalam kategori
"ac.id","co.id","go.id","mil.id" dan lain
Nama domain dari tiap-tiap situs di seluruh dunia tidak ada yang sama
sehingga tidak ada satupun situs yang akan dijumpai tertukar nama atau
tertukar halaman situsnya. Untuk memperoleh nama dilakukan penyewaan
domain, biasanya dalam jangka tertentu(tahunan).
Hosting dapat diartikan sebagai ruangan yang terdapat dalam harddisk tempat
menyimpan berbagai data, file-file, gambar dan lain sebagainya yang akan
ditampilkan di situs. Besarnya data yang bisa dimasukkan tergantung dari
besarnya hosting yang disewa/dipunyai, semakin besar hosting semakin besar
pula data yang dapat dimasukkan dan ditampilkan dalam situs.
c. Scripts/Bahasa Program
Beragam scripts saat ini telah hadir untuk mendukung kualitas situs. Jenis jenis
scripts yang banyak dipakai para designer antara lain HTML, ASP, PHP, JSP,
Java Scripts, Java applets dsb. Bahasa dasar yang dipakai setiap situs adalah
HTML sedangkan ASP dan lainnya merupakan bahasa pendukung yang
bertindak sebagai pengatur dinamis, dan interaktifnya situs.
Scripts ASP, PHP, JSP atau lainnya bisa dibuat sendiri, bisa juga dibeli dari para
penjual scripts yang biasanya berada di luar negri. Harga Scripts rata-rata
sangat mahal karena sulitnya membuat, biasanya mencapai puluhan juta.
Scripts ini biasanya digunakan untuk membangun portal berita, artikel, forum
PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 23
diskusi, buku tamu, anggota organisasi, email, mailing list dan lain sebagainya
yang memerlukan update setiap saat.
d. Design Web
Untuk membuat situs biasanya dapat dilakukan sendiri atau menyewa jasa
web designer. Saat ini sangat banyak jasa web designer, terutama di kota-kota
besar. Perlu diketahui bahwa kualitas situs sangat ditentukan oleh kualitas
designer. Semakin banyak penguasaan web designer tentang beragam
program/software pendukung pembuatan situs maka akan dihasilkan situs
yang semakin berkualitas, demikian pula sebaliknya. Jasa web designer ini yang
umumnya memerlukan biaya yang tertinggi dari seluruh biaya pembangunan
situs dan semuanya itu tergantung kualitas designer.
e. Publikasi
Keberadaan situs tidak ada gunanya dibangun tanpa dikunjungi atau dikenal
oleh masyarakat atau pengunjung internet. Karena efektif tidaknya situs
sangat tergantung dari besarnya pengunjung dan komentar yang masuk.
Untuk mengenalkan situs kepada masyarakat memerlukan apa yang disebut
publikasi atau promosi. Publikasi situs di masyarakat dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti dengan pamlet-pamlet, selebaran, baliho dan lain
sebagainya tapi cara ini bisa dikatakan masih kurang efektif dan sangat
terbatas. cara yang biasanya dilakukan dan paling efektif dengan tak terbatas
ruang atau waktu adalah publikasi langsung di internet melalui search engine-
search engine (mesin pencari, spt : Yahoo, Google, Search Indonesia, dsb)
Pemeliharaan situs dapat dilakukan per periode tertentu seperti tiap hari, tiap
minggu atau tiap bulan sekali secara rutin atau secara periodik saja tergantung
kebutuhan (tidak rutin). Pemeliharaan rutin biasanya dipakai oleh situs-situs
berita, penyedia artikel, organisasi atau lembaga pemerintah. Sedangkan
pemeliharaan periodik biasanya untuk situs-situs pribadi, penjualan/e-commerce,
dan lain sebagainya.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berperan sangat penting di era globalisasi dan
demokratisasi. Perkembangan teknologi yang pesat, memudahkan masyarakat untuk
mengakses segala jenis informasi dengan bebas tanpa mengenal batasan negara dan
waktu. Inovasi teknologi terutama teknologi informasi dan komunikasi juga sangat
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti sektor pemerintahan, perekonomian,
sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan suatu negara.
Pengguna internet di Indonesia tumbuh pesat, pada 2014 tercatat sebesar 88,1 juta jiwa,
naik 34,9 persen dari 71,9 juta jiwa pengguna pada tahun sebelumnya. Namun jika dilihat
dari sebaran wilayahnya, 78,5 persen dari total 88,1 juta jiwa penikmat internet di
Meski tumbuh pesat, sebaran pengguna internet di Indonesia tidak merata. Hal itu
disebabkan Indonesia sejak lama telah mengalami ketertinggalan dalam hal kerapatan
akses tetap. Beberapa negara telah melakukan deregulasi telekomunikasi saat kerapatan
akses tetap lebih dari 10% dan bahkan 20%, pada awal 1990-an, sedangkan Indonesia
melakukan deregulasi saat kerapatan akses tetap baru mencapai 4%.
Konsep Kewajiban Pelayanan Universal (KPU) atau Universal Service Obligation (USO)
Telekomunikasi dan Informatika, muncul sebagai jawaban untuk mengupayakan
pemerataan jaringan TIK di Tanah Air. USO Telekomunikasi dan Informatika pada
dasarnya merujuk pada kewajiban pemerintah untuk menjamin tersedianya pelayanan
publik bagi setiap warga negara, meskipun negara tidak secara langsung memegang
peranan sebagai penyelenggara kegiatan-kegiatan pelayanan publik yang dimaksudkan.
Pengurangan kesenjangan digital dan wilayah yang belum dijangkau layanan komu-
nikasi dan informatika.
Peningkatan ketersediaan prasarana dan layanan komunikasi dan informatika yang
aman dan modern dengan kualitas baik dan harga terjangkau.
Pembangunan KPU/USO mengusung teknologi berbasis broadband. Hal ini sejalan dengan
kecenderungan global yang menempatkan broadband sebagai kunci pembangunan IT.
Oleh karena itu, pada periode 2015-2019, pembangunan komunikasi dan informatika
difokuskan pada percepatan konektivitas broadband nasional.
Pembangunan pitalebar nasional saat ini dapat dikatakan masih dalam tahap awal.
Indonesia juga dinilai masih tertinggal dibandingkan dengan negara lain dalam hal
ketersediaan pitalebar. Dalam Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019, pitalebar nasional
didefinisikan sebagai,“ akses internet dengan jaminan konektivitas selalu tersambung,
terjamin ketahanan dan keamanan informasinya serta memiliki kemampuan triple-play
dengan kecepatan minimal 2 Mbps untuk akses tetap (fixed) dan 1 Mbps untuk akses
bergerak (mobile)”.
Reformasi dan evaluasi terhadap USO melahirkan Peraturan Menteri Komunikasi dan
Informatika Nomor 25 tahun 2015, tentang Pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Universal
Telekomunikasi dan Informatika yang memiliki karakteristik pembangunan dilaksanakan
secara komprehensif dengan mengintegrasikan pembangunan infrastruktur TIK dengan
pengembangan ekosistem TIK seperti SDM, aplikasi, dan konten yang mendukung.
Penyediaan Ekosistem TIK meliputi penyediaan aplikasi layanan publik bagi Pemerintah
Daerah, penyediaan pusat inkubator konten; penyediaan pusat komunitas kreatif;
penyediaan ekosistem pita lebar; penyediaan pembiayaan KPU Telekomunikasi dan
Informatika; penyediaan dan pengembangan aplikasi e-Pemerintah, e-Pendidikan, e-
Kesehatan, e-Logistik, dan e-Pengadaan; penyediaan Domain Name Server Nasional;
penyediaan fasilitas Public Key Infrastructure/Root Certification Authority;
pengembangan pembiayaan industri Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam negeri;
pelatihan dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam bidang Teknologi Informasi dan
Komunikasi; penelitian terhadap kebutuhan infrastruktur dan aplikasi TIK di wilayah
pelayanan universal telekomunikasi dan informatika; dan/atau penyediaan perangkat
akses layanan teknologi informasi dan komunikasi.
Pelaksanaan Sewa Jasa Akses Internet merupakan amanat dari Nawacita, yaitu
terbangunnya infrastruktur yang menunjang konektivitas antar wilayah secara
terintegrasi. Pemerintah dalam hal ini Kemkominfo c.q BP3TI hadir untuk mengatasi
kesenjangan digital dengan melakukan pembangunan akses broadband khususnya di
daerah yang belum terjangkau. Untuk merealisasikan pelaksanaan kegiatan tersebut,
Kemkominfo melakukan kerjasama dengan prinsip sinergitas dan partisipasi secara
bottom-up yang merupakan usulan dari Kementerian/Lembaga/Instansi terkait sesuai
dengan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 25 Tahun 2015 tentang Kewajiban Pelayanan
Universal.
BP3TI dalam implementasi penyediaan akses internet berkerja sama dengan penyedia
jasa telekomunikasi. Lokasi akses internet yng dibangun oleh BP3TI merupakan usulan
dari pemerintah daerah ataupun Kementerian/Lembaga. Lokasi-lokasi akses internet yang
sudah disediakan bagi sekolah-sekolah diharapkan mampu meningkatkan prestasi dan
menumbuhkan daya saing. Lokasi di kantor pelayanan publik seperti Puskesmas, balai
latihan kerja serta balai desa agar dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,
hingga nantinya tidak ada lagi kesenjangan akses informasi antara pedesaan dan
perkotaan.
Program Penyediaan Jasa Akses Internet yang dilaksanakan BP3TI merupakan program
penyediaan akses internet dengan kapasitas bandwidth minimal 2 Mbps. Pada tahun
2015, BP3TI telah telah berhasil menyediakan akses internet di 688 lokasi dari 800 lokasi
yang ditargetkan. Penyediaan akses internet di tahun 2015 dilanjutkan di tahun 2016 dan
tahun 2017.
Sewa Layanan Jasa Akses Internet mulai tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 telah
berjumlah 2.686 lokasi yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Pada tahun 2018,
target penyediaan Sewa Layanan Jasa Akses Internet oleh BP3TI sebanyak 800 titik lokasi
baru sesuai RPJMN 2015-2019 dengan lokasi-lokasi di kawasan 3T dan Lokpri sebagai
prioritas pembangunan.
Penetapan lokasi yang menjadi target pembangunan jasa akses internet merupakan hasil
kajian Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika atas usulan
Kementerian/Lembaga lain maupun Pemda, sesuai amanah Peraturan Menteri
Komunikasi dan Informatika Nomor 25 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Kewajiban
Pelayanan Universal.
Dalam penyediaan jasa akses internet ini, BP3TI memberikan pembiayaan beli jasa
layanan bandwidth untuk akses internet yang diperoleh melalui mekanisme pengadaan e-
Metode akses internet untuk penyediaan jasa akses internet disesuaikan dengan kondisi
geografis dan demografis di daerah. Secara umum metode akses internet yang dipilih
dalam Penyediaan Jasa Akses Internet adalah fiber optic, radio link dan VSAT (Very Small
Aperture Terminal). Estimasi target lokasi pembangunan Penyediaan Jasa Akses Internet
tahun 2015 dan 2016 adalah 1.600 lokasi.
Dalam usaha pencapaian target penyediaan akses internet, terdapat beberapa tantangan
yang dihadapi oleh BP3TI, antara lain:
3) Beberapa lokasi belum tersedia Customer Premise Equipment (CPE) seperti komputer,
notebook/laptop serta potensi utilisasi bandwidth internet. Bahkan beberapa daerah
belum tersedia sumber listrik yang memadai.
Site Investigation Survey (SIS) adalah proses investigasi lokasi rencana pembangunan
suatu infrastruktur seperti pembangunan akses internet ataupun pembangunan
telekomunikasi lainnya, merupakan hal penting dalam proses pembangunan dan sangat
mempengaruhi tingkat keberhasilan untuk proses selanjutnya. Melakukan Site
Hasilnya adalah daftar dari beberapa yang membenarkan apakah lokasinya sesuai dengan
lokasi usulan pembangunan akses internet. Dalam laporan site investigation survey ini
mencakup diantaranya melihat posisi lokasi pada peta, situasi tempat lingkungan di mana
site tersebut berada, alamat, pemilik lahan, ketersediaan catu daya (PLN), koordinat GPS
dan foto-foto lokasi disekelilingnya. Semua bentuk laporan ini disesuaikan dengan standar
atau format dari pemilik program.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam pekerjaan Site Investigation Survey (SIS)
adalah pendekatan kualitatif (qualitative research). Pendekatan metodologi kualitatif
didefinisikan sebagai prosedur kegiatan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini
diarahkan pada latar dari individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini tidak
boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tapi perlu
memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.
Pada dasarnya penelitian dengan jenis studi kasus bertujuan untuk mengetahui tentang
sesuatu hal secara mendalam. Maka dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan
metode studi kasus untuk mengungkap tentang kesiapan lokasi baik secara teknis
maupun non teknis berdasarkan infrastruktur fisik yang dimilikinya untuk dapat
memanfaatkan akses internet secara maksimal.
Dalam pekerjaan site Investigation Survey (SIS), agar pelaksanaannya terarah dan
sistemastis maka disusun tahapan-tahapan penelitian. Menurut Moleong (2007: 127-
148), ada empat tahapan dalam pelaksanaan penelitian yaitu sebagai berikut:
a. Tahap pra lapangan Peneliti mengadakan survei pendahuluan yakni dengan mencari
obyek lokasi sebagai akses internet yang telah diusulkan pemerintah daerah
setempat. Selama proses survei ini peneliti melakukan penjajagan lapangan (field
study) terhadap obyek yang akan disurvei, mencari data dan informasi tentang
keberadaan infrastruktur di sekitar lokasi, serta melakukan konfirmasi awal melalui
telesurvei. Pelaksana pekerjaan juga mencari informasi dengan menggunakan data
sekunder melalui penelusuran literatur gambaran umum lokasi dan referensi
pendukung kegiatan Site Investigation Survey (SIS). Pada tahap konsultan melakukan
penyusunan rancangan Site Investigation Survey (SIS) yang meliputi garis besar
Metode Penelitian Deskriptif merupakan suatu metode penelitian dalam meneliti setatus
dari sekelompok manusia, suatu obyek, suatu sistem pemikiran, suatu set kondisi,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa saat ini. Adapun tujuan dari penelitian deskriptif
ini yaitu untuk membuat gambaran, deskipsi atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang sedang diselidiki.
Penelitian deskriptif tidak hanya meliputi pada masalah pengumpulan dan penyusunan
data sja, tetapi juga meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data tersebut. Oleh
karena itu, penelitian deskriptif mungkin saja mengambil bentuk penelitian komparatif,
yaitu merupakan suatu penelitian yang membandingkan satu fenomena atau gejala
dengan fenomena atau gejala lainnya, atau dalam bentuk studi kuantitatif dengan
menetapkan standar, penilaian, mengadakan klasifikasi, dan hubungan kedudukan satu
unsur dengan unsur yang lainnya.
Tugas peneliti tidak hanya memberikan gambaran terhadap kejadian - kejadian atau
fenomena - fenomena, tetapi juga menjelaskan hubungan, menguji hipotesis - hipotesis,
membuat suatu predeksi serta memperoleh makna dan implikasi dari suatu isu atau
masalah yang ingin dipecahkan. Dalam mengumpulkan data dapat menggunakan teknik
wawancara, dengan memakai interview guide ataupun schedule questionair.
Dtinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam menliti,
serta tempat dan waktu penelitian dilakukan, penelitian desekriptif dapat dibagi atas
bebeprapa jenis yaitu:
1. Metode survei
Studi kasus atau case study adalah suatu penelitian tentang status subjek penelitian
yang berkaitan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keselurahan personalitas.
Subjek penelitian bisa saja individu, lembaga, kelompok, maupun masyarakat.
Peneliti berkinginan mempelajari secara intensif dan menyeluruh latar belakang serta
Tujuan studi kasus itu sendiri yaitu untuk memberikan gambaran secara mendetail
terhadap suatu latar belakang, sifat - sifat serta karakter - karakter yang khas atau
unik dari kasus, ataupun status dari individu, yang selanjutnya dari sifat - sifat khas di
atas akan jadikan suatu hal yang bersifat umum. Pada awalnya, studi kasus ini banyak
dipakai dalam penelitian obat - obatan dengan tujuan untuk diagnosis, tetapi
kemudian pemakaian studi kasus telah meluas sampai kebidang - bidang yang
lainnya.
Hasil dari suatu penelitian studi kasus merupakan suatu generalisasi dari suatu pola -
pola kasus yang tipikal dari individu, lembaga, kelompok, dan sebagainya. Tergantung
berdasarkan tujuannya, ruang lingkup dari studi bisa mencakup segmen atau bagian
tertentu atau mencakup keseluruhan siklus kehidupan dari individu, lembaga,
kelompok, dan sebagainya, baik dengan penekanan terhadap faktor - faktor kasus
tertentu, atau mencakup keseluruhan factor - faktor dan fenomena - fenomena. Studi
kasus lebih menekankan pada pengkajian vairabel yang lumayan banyak pada jumlah
unit yang relatif kecil. Hal ini sangat berbeda dengan metode survei, yang mana
peneliti lebih cenderung mengevaluasi variabel yang lebih sedikit, tetapi
menggunakan unit sample yang relatif besar.
Studi kasus lebih banyak dikerjakan untuk meneliti kota besar, desa, sekelompok
manusia drop out, tahanan - tahanan, pimpinan - pimpinan, dan sebagainya. Bila
studi kasus ditujukan guna meneliti kelompok, maka perlu diisolasikan atau
dikisahkan kelompok - kelompok dalam suatu kumpulan yang homogen.
Studi kasus memiliki keunggulan sebagai suatu studi guna mendukung studi - studi
yang lebih besar di kemudian hari nanti. Studi kasus mendukung studi - studi yang
besar di kemudian hari, studi kasus bisa memberikan hipotesis - hipotesis bagi
penelitian lanjutan. Dari segi edukatif, maka studi kasus bisa dipakai sebagai contoh
ilustrasi, baik dalam perumusan masalah maupun penggunaan statistik dalam
menganalisis data serta cara - cara perumusan generalisasi dan kesimpulan.
Analisis Kerja dan Aktivitas atau job and activity analysis, adalah suatu penelitian
dengan memakai metode deskriptif. Penelitian Analisis kerja dan aktivitas ini
ditujukan guna menyelidiki aktivitas dan pekerjaan manusia secara terperinci. Dan
hasil dari penelitian tersebut bisa memberikan rekomendasi - rekomendasi guna
keperluan di masa yang akan datang. Penelitian perkejaan pada bidang industri
disebut job analysis atau analisis pekerjaan, sedangkan untuk penelitian pada bidang
pertanian, dinamakan analysis aktivitas atau activity analysis. Analysis aktivitas juga
meliputi analisis pekerjaan di bidang jasa, seperti peleyanan kesehatan, pendidikan,
dan sebagainya.
Pada penelitian ini, studi yang mendalam dilakukan terhadap kelakuan - kelakuan
pekerjaan, buruh, guru, petani, dan lain - lain terhadap gerak - gerik mereka dalam
melakukan tugas, penggunaan waktu secara efektif dan efisien, dan sebagainya. Data
mengenai hal - hal yang ini diselidiki, selanjutnya dianalisis, diberikan interpretasi,
dan dilakukan generalisasi dalam rangka menetapkan sifat - sifat dan keriteria -
keriteria pekerjaan yang baik, rencana upgrading, keseimbangan berusaha dan
bekerja serta aktivitas sangat berkembang pada masa setelah Perang Dunia I, dengan
tujuan untuk mengadakan klasifikasi pekerjaan dan pekerjaan secara lebih efektif.
Studi Waktu dan gerakan atau time and motion study merupakan penelitian dengan
metode deskriptif yang berusaha untuk menyelidiki efisien produksi dengan
Metode deskriptif mempunyai beberapa pokok, yang dapat dibagi atas kriteria umum dan
kriteria khusus. kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kriteria umum
Kriteria umum dari penelitian dengan metode deskriptif adalah sebagai berikut.
1. Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas.
2. Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan
opini.
3. Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum.
4. Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian
dilakukan.
5. Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai
validitas.
6. Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam
mengumpulkan data maupun dalam menganalisis data serta studi kepustakaan
yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas hubungannya dengan kerangka teoritis
yang digunakan jika kerangka teoritis untuk itu telah dikembangan.
b. Kriteria Khusus
3. Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu, tidak adalah kontrol terhadap
variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau menipulasi terhadap
variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.
5.3. METODOLOGI
Lokasi pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS) Layanan Akses Internet Paket Tengah
adalah 474 lokasi usulan yang tersebar di 9 provinsi, yaitu Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Tengah, Gorontalo, Nusa Tenggara Tengah, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara, dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel 5.1.: Lokasi Kegiatan Site Investigation Survey (SIS) Layanan Akses Internet Paket
Tengah
1. Survei
Dalam survei ini digunakan metode survei yang mengambil sampel dari satu populasi
dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Kegiatan
survey ini menggunakan kuesioner terstruktur yang urutan pertanyaannya bersifat
baku, terdiri dari pertanyaan tertutup (close-ended question) dan pertanyaan terbuka
(open-ended question) dan disamakan untuk setiap responden.
Dalam rangka persiapan pelaksanaan survei maka akan dilakukan beberapa tahapan,
antara lain:
Perancangan perangkat survei yaitu form kuesioner/check list, berita acara.
Melakukan pelatihan yang dilaksanakan coordinator lapangan bagi semua tim
surveyor di propinsi yang akan terlibat dalam survei.
Mempersiapkan kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan surveyor dan
koordinator lapangan dalam survei lapangan seperti perlengkapan surveyor,
perangkat komputer dan printer, akses internet, kendaraan bermotor dan ruang kerja
untuk memasukkan dan pengolahan data dan dokumentasi hasil survei.
Mempersiapkan kelengkapan dokumen (surat tugas) dan perijinan (surat pengantar).
Survei yang baik perlu didukung oleh perangkat-perangkat yang memadai meliputi SOP,
GPS, checklist survei, kuesioner, berita acara, tanda pengenal dan juga dokumen
administrasi surveyor. Walaupun metodologi survei telah didesain sedemikian baiknya,
namun jika perangkat survei yang tersedia tidak memadai, maka pelaksanaan survei akan
terganggu, yang pada akhirnya akan mengganggu kualitas kegiatan secara keseluruhan.
1. Penyusunan Kuesioner
Pengukuran adalah pemberian nilai properti dari suatu obyek. Dari definisi ini terlihat
bahwa yang diukur adalah properti dari suatu obyek. Obyek merupakan suatu entitas
yang akan diteliti. Obyek survey merupakan calon lokasi tempat pemasangan akses
internet yang diusulkan pemerintah daerah setempat. Obyek dapat berupa sekolah,
puskesmas, kantor desa, dan jenis pelayanan lainnya. Properti adalah karakteristik
dari obyek. Properti dapat berupa properti fisik, poperti psikologi dan properti sosial.
Jika obyeknya yang akan disurvei adalah usulan pemerintah daerah setempat, maka
properti fisiknya dapat ditinjau dari keberadaan listrik, milik pemerintah, keberadaan
infrastruktur lokasinya, dan lainnya..
Komponen pengukuran
a. Kejadian empiris
b. Penggunaan angka
c. Sejumlah aturan pemetaan
Skala Pengukuran
a. Skala Rating.
Skala rating (rating scale) digunakan untuk memberikan nilai (rating) ke suatu
variabel. Beberapa skala rating yang sering digunakan adalah:
Skala ini memberikan nilai dikotomi misalnya nilai Ya atau Tidak. Tipe data
yang digunakan adalah nominal.
Contoh :
Skala ini memberikan nilai beberapa item untuk dipilih. Tipe data yang
digunakan untuk skala ini adalah tipe nominal.
Contoh :
Pabrikan
Jasa
Gas dan Minyak
Keuangan
Lainnya
Skala ini digunakan untuk mengukur respons subyek ke dalam 5 poin skala
dengan interval yang sama. Dengan demikian tipe data yang digunakan
adalah tipe interval.
Dengan menggunakan skala likert, apakah anda setuju dengan pendapat ini.
Skala ini sama dengan skala perbedaan semantik hanya mengganti ruang
semantik yang disediakan dengan angaka-angka numerik (misalnya 1 sampai
dengan 5 untuk 5 poin skala Likert atau 1 sampai dengan 7 untuk 7 poin
skala Likert). Tipe data yang digunakan adalah tipe interval.
PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 47
Contoh :
Contoh :
Di dalam memilih pendidikan S2, tentukan besarnya nilai alokasi yang anda
berikan dengan total nilai 100 poin.
Fasilitas Komputer _
Kenyamanan Kuliah _
Materi kuliah _
Total 100
Skala ini menggunakan grafik skala dan subyek member tanda pada tempat
di grafik untuk responsnya. Tipe data yang digunakan adalah tipe interval.
b. Skala Rangking
Skala rangking membandingkan dua atau lebih obyeek untuk memilih obyek yang
lebih baik. Beberapa skala rangking adalah:
Contoh :
Di antara kandidat pasangan presiden dan wakil presiden, mana yang anda
pilih menjadi presiden perusahaan saudara :
Skala ini mengurutkan langsung relative satu terhadap lainnya. Tipe data
yang digunakan adalah ordinal.
Contoh:
-Ateng
-Basuki
-Centil
-Didik
Skala ini membandingkan dengan standar atau benchmark yang lainnya. Tipe
data yang digunakan adalah ordinal.
Contoh :
Dalam melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur
dalam penelitian biasa dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen
penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati. Secara spesifik, semua fenomena ini disebut variabel
penelitian.
a. Hirarki pertanyaan
b. Strategi survei
1) Mode komunikasi
3) Penyembunyian tujuan
Pertimbangan lain dalam desain instrumen survei adalah apakah tujuan dari
studi sebaiknya disembunyikan. Beberapa bentuk penyembunyian ini
seringkali muncul di dalam pertanyaan survei, khususnya untuk menutupi
sponsor studi. Pertanyaan tersembunyi di desain untuk menyembunyikan
tujuan yang sesungguhnya.
c. Desain skedul
Konstruksi Pertanyaan
a. Validitas
Validitas adalah tingkat dimana suatu alat pengukur mengukur apa yang
seharusnya di ukur. Demikian juga kuesioner dikatakan valid apabila instrumen
Validitas instrumen harus mengandung dua hal, faktor ketepatan dan faktor
kecermatan. Mungkin terjadi suatu alat ukur tepat untuk mengukur besaran
variabel, tetapi kurang cermat dalam melakukan pengukuran tertentu. Alat ukur
tersebut dapat dikatakan tidak valid. Misalnya, kita akan mengukur berat emas
dengan menggunakan timbangan badan. Mungkin alat tersebut benar untuk
mengukur variabel berat, tetapi tidak cukup cermat untuk mengukur berat emas
yang sangat kecil sehingga alat ukur tersebut dinyatakan tidak valid.
Jenis-jenis Validitas:
1) Validitas isi. Validitas ini mempersoalkan apakah isi dari suatu instrumen
cukup representatif atau tidak.
2) Validitas berkaitan dengan kriteria, adalah validitas yang dilihat dengan
membandingkan suatu variabel yang dipercaya dapat digunakan untuk
mengukur suatu atribut tertentu.
b. Reliabilitas
1) Tes-tes ulang (test-retest), yaitu dilakukan dengan melakukan dua kali tes
berurutan pada kelompok subyek yang sama dengan alat ukur atau
instrumen yang sama.
2) Bentuk Paralel (paralel-form), yaitu dilakukan dengan melakukan dua tes
bersamaan pada dua kelompok subyek yang berbeda dengan instrumen
yang sama. Skor-skor dari kelompok subyek pertama dibandingkan dengan
skor-skor dari kelompok subyek kedua.
Desain Instrumen
b. Pratest (uji coba sebelum penelitian yang sebenarnya dilakukan) dan perbaikan.
Pratest biasanya sering kali dapat mengidentifikasi masalah-maalah dalam
penyusunan kata-kata, format koesioner, dan lain-lain yang amat berpengaruh
terhadap validitas penemuan dari penelitian tersebut.
Dalam menjalankan tugasnya surveyor dibekali surat tugas dan kelengkapan sebagai
berikut:
Kegiatan ini dilakukan agar pekerjaan survei berjalan dengan lancar, baik dan bermanfaat
sesuai dengan target yang telah ditentukan, proses perijinan dilakukan pada
instansi/stakeholder terkait di wilayah survei.
Oleh karena itu, Konsultan menganggap penting untuk memberikan perhatian khusus
terhadap proses pengadaan/rekrutment tenaga Surveyor (Enumerator), penyiapan
tenaga Surveyor (Enumerator) dan mobilisasi tenaga Surveyor (Enumerator). Proses
rekrutment tenaga Surveyor (Enumerator) sebenarnya merupakan titik tolak dari upaya
mempersiapkan kualitas tenaga Surveyor (Enumerator) yang profesional. Sehingga proses
rekruitmen-pun tidak dapat diberlakukan sama dengan proses rekruitmen tenaga kerja
biasa, baik mulai dari penetapan kriteria, mekanisme seleksi, pengiklanan, dan proses-
proses seleksi lainnya.
Untuk menjaga agar keseragaman pendekatan dan metode kerja, maka Konsultan juga
akan menyusun panduan petunjuk pelaksanaan pekerjaan bagi tenaga Surveyor
(Enumerator). Panduan ini menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana pelakuk
dilapangan melaksanakan pekerjaan dan bagaiman menjaga agar akurasi dari setiap data
dan informasi dari lapangan.
Sebelum melaksanakan kunjungan lapangan, maka perlu ditentukan data sekunder yang
dapat digunakan. Data sekunder tersebut diantaranya adalah :
Setelah sumber-sumber data tersebut ditentukan, maka proses pengumpulan data dapat
dilaksanakan dengan metode seperti kunjungan, interview, observasi, kuesioner, sumber
dokumenter dan sebagainya.
Secara umum, seperti halnya kegiatan-kegiatan yang lain, harus terdapat persiapan untuk
berlanjut ke tahap berikutnya. Setiap metode analisis harus diawali dengan tahapan
persiapan data. Tahapan persiapan data ini dilakukan dengan tujuan :
Sebagai langkah pertama setelah selesai mengumpulkan data adalah pengolahan data
yang meliputi :
1) Editing. Adalah memeriksa ulang data yang telah dikumpulkan di lapang, mencari
data yang meragukan, biasanya berupa angka terlalu besar atau terlalu kecil
dibandingkan dengan angka lainnya yang sejenis. Pada percobaan atau pengujian,
data yang menyimpang (outlier) tersebut dapat diketahui dengan membandingkan
nilai antara perlakuan yang sama pada ulangan yang berbeda.
2) Coding dan data entry. Pada penelitian dan pengujian, setiap data yang diperoleh dari
tiap perlakuan diberi kode numeric menurut perlakuan dan ulangannya (coding).
Setelah data disusun (data entry) sesuai kodenya yaitu kode perlakuan dan ulangan
maka data telah siap dianalisis statistik menggunakan alat bantu (tools) perangkat
lunak sistem infomasi, baik dengan aplikasi yang sudah ada maupun melalui
pengembangan sendiri.
Rekapitulasi hasil identifikasi dan inventarisasi data dan informasi yang dibutuhkan untuk
Site Investigation Survey (SIS), dalam bentuk tabulasi data dengan format Microsoft Excel
(xls atau xlsx).
Analisa data merupakan proses paling vital dalam sebuah penelitian. Hal ini berdasarkan
argumentasi bahwa dalam analisa inilah data yang diperoleh peneliti bisa diterjemahkan
menjadi hasil yang sesuai dengan kaidah ilmiah. Analisis data berasal dari hasil
pengumpulan data lapangan yang dilakukan oleh Surveyor. Proses analisis data dimulai
dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara,
pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen
resmi, gambar foto, GPS track, dan sebagainya.
a) Persiapan.
1) Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor. Misalnya
tes, angket bentuk pilihan ganda, rating scale, dan sebagainya.
2) Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor.
3) Memberikan kode (coding) dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan
menggunakan komputer. Dalam hal ini pengolah data memberikan kode pada
semua variabel, kemudian mencoba menentukan tempatnya didalam coding
sheet (coding form), dalam beberapa baris ke beberapa. Apabila akan
dilanjutkan, sampai kepada petunjuk penempatan setiap varaibel pada kartu
Maksud rumusam ini adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan
rumus-rumus atau ketentuan umum yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian
atau desain yang diambil. Untuk mempermudah cara mengikuti uraian pengolahan
data, akan disajikan dengan sistematika yang telah disajikan dengan sistematika yang
telah dikemukakan.
Analisis data kualitatif terdiri atas kata-kata bukan angka-angka. Kata-kata sering hanya
mengandung makna dalam konteks kata itu diginakan. Angka-anhka tidak ambigus seperti
kata-kata dan lebih mudah diolah. Banyak peneliti lebih senang menggunakan angka-
angka atau mengunah pernyataan dalam bentuk angak-angka. Dengan mengubahnya
menjadi angka-angka, perhatian beralih dari isi dan makna kebidang hitung-menghitung.
Dalam penelitian kualitatif sebaiknya angka-angka, bila digunakan jangan dipisahkan dari
kata-kata yang bermakna. Ada peneliti yang menganggap bahwa kata-kata, deskripsi,
uraian, penjelasan verbal lebih menarik dan bermakna.
Data yang terkumpul dalam penelitian kualitatif biasanya meliputi ratusan bahkan ribuan
halaman. Maka timbul masalah yang pelik, bagaiman mengolah, menganalisis data yang
banyak itu. Selain itu cara demikian tidak efektif dan tidak akan menghasilkan data yang
karena tidak didasarkan atas analisis laporan kerja lapangan sebelumnya. Data yang
diperoleh dari lapangan segera harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan analisis. Cara-
cara yang dapat diikuti yaitu reduksi data, display data dan mengambil kesimpulan dan
verifikasi.
a. Reduksi data
Data yang diperolah dalam lapangan ditulis/diketik dalam bentuk uraian atau laporan
yang terinci. Laporan-laporan itu perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang
pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya, jadi laporan
lapangan senagai bahan mentah disingkatkan, direduksi, disusun lebih sistematis,
ditonjolkan pokok-pokok yang penting, diberi susunan yang lebih sistematis, sehingga
PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 61
lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam.
Reduksi data dapat pula membantu dalam memberikan kode kepada aspek-aspek
tertentu.
b. Display data
Agar dapat melihat gambaran yang keseluruhannya atau bagian-bagian tertentu dari
penelitian itu, harus diusahakan membuat berbagai macam matriks, grafik, networks
dan charts. Dengan demikian peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam
dalam tumpukan detail. Membuat display ini juga merupaka analisis.
Kesimpulan itu mula-mula masih sangat tentatif, kabur, diragukan, akan tetapi
dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih “grounded”. Jadi kesimpulan
senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi dapat singkat
dengan mencari data baru, dapat pula lebih mendalam bila penelitian dilakukan oleh
suatu teme untun mencapai “inter-subjective consensus” yakni persetujuan bersama
agar lebih menjamin validitas atau “confirmability”.
Ketiga macam kegiatan analisis yang disebut dimuka saling berhubungan dan
berlangsung terus selama penelitian dilakukan. Jadi analisis adalah kegiatan yang
kontinu dari awal sampai akhir penelitian.
Analisis Deskriptif
Statistic deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaiamana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Tetapi bila penelitian dilakukan pada sampel, maka
analisisnya dapat menggunakan statistic despkriptif maupun inferensial. Statistic
deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel.
Dengan statistik deskriptif peneliti perlu memperhatikan terlebih dahulu jenis
datanya. Sesuai dengan namanya, deskriptif hanya akan mendeskripsikan keadaan
suatu gejala yang telah direkam melalui alat ukur kemudian diolah sesuai dengan
Ruang lingkup sistem dokumentasi mutu ini dapat ditinjau dari sisi ruang lingkup
manajemen maupun dari sisi ruang lingkup teknis. Sistem dokumentasi mutu ini
Pada tahapan awal ini fokus dari rangkaian kegiatan adalah memastikan bahwa
semua kebutuhan sumber daya dan metode pelaksanaan kerja telah siap digunakan
agar memenuhi semua persyaratan/permintaan pihak pemberi kerja BP3TI.
Perencanaan dan perancangan sistem kerja dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
mencegah terjadinya keterlambatan penyerahan laporan, mencegah terjadinya
penghamburan penggunaan sumber daya dan mencegah terjadinya ketidakpuasan
pihak pemberi kerja. Pada kegiatan pelaksanaan survei dan monitoring ini telah
dilakukan serangkaian proses pengendalian mutu pekerjaan dan mutu proyek
dengan menggunakan SOP, formulir-formulir kerja, daftar periksa/check-list,
instruksi kerja serta panduan operasional yang sangat ketat.
Pada kegiatan pelaksanaan survei dan monitoring ini telah dilakukan serangkaian
proses pengendalian mutu pekerjaan dan mutu proyek dengan menggunakan SOP,
formulir-formulir kerja, daftar periksa/check-list, instruksi kerja serta panduan
operasional yang sangat ketat. Dari bagan Gambar 5.4, 5.5 dan Gambar 5.6 dapat
terlihat bahwa proses pengendalian mutu telah dimulai dari level surveyor yang
mengumpulkan data di lapangan dengan prosedur self QC, yang dilanjutkan dengan
‘QC level-1’ oleh koordinator survei dan di tingkat ‘Manajemen Proyek (MP) PT
Naghayasha Rahardja’ diterapkan prosedur ‘QC level-2’ sebelum data hasil survei
tersebut di dokumentasikan dan diinput ke dalam sistem database.
Rechek
OS
Survei Work Order
OS
Upload
Check Process
Keberadaan Administrasi
Check List Dokumen
By Phone
Correction
OK List of
Inventory Uploaded
Dokumen Data
Self QC
NOK
QC NOK
Level 1 QC
Check List
Level 2 Sesuai ?
dan Dokumen QC
ok
Dokumen B
QC Level 2 A
IT Person
Data
Upload
Preparation
Check List
dan Dokumen QC
Packaging
(incl. Pack. ID)
Check List,
Lap. Individual
dan Dokumen QC
Sampling
QC Check
Sampling
Check
Order
OS Sampling
Personnel
Check Sampling
Check
Result
Reward &
Punishment
WO Rework
Evaluasi
Administrasi &
Substansi
Check List,
Lap. Individual
dan Dokumen QC
Reject List
Problem
Analysis &
Solution
Solved,
Rework Rework,
Terminate Solved
Terminate
Rework
Order Termination
List
Problem
Analysis &
Solution
ya
Solved,
Rework Rework,
Terminate
Rework
Order Terminate
OS Termination
Resurvey tidak List
Ya
Ok ?
Untuk dapat menkomunikasikan tugas dari masing-masing pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan maka dibangun sebuah sistem informasi yang baik dan terintegrasi
berupa perangkat lunak sehingga mampu untuk menterjemahkan dan memberikan
informasi kegiatan yang ada di lapangan. Sistem yang akan dibangun berbasiskan website
online, sehingga dapat digunakan di mana saja dengan menggunakan device apa saja.
Hal utama yang mendasari kegiatan pengembangan sistem ini adalah adanya kebutuhan
ketersediaan sistem aplikasi dan infrastruktur pendukungnya yang sesuai dengan ruang
lingkup tugas dan tanggung jawab kedua perusahaan di dalam proyek BBM III. Kebutuhan
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
Pelaksanaan Pengembangan
o Menetapkan Tim,
o Menetapkan kebijakan-kebijakan yang diperlukan dalam kegiatan,
o Mendefinisikan kebutuhan dan merancang fitur-fitur sistem aplikasi Survei,
Monitoring dan aplikasi pendukung lainnya sesuai dengan kebutuhan pengguna,
o Membangun sistem aplikasi sesuai rancangan sistem yang disusun,
o Melakukan ujicoba setiap sistem aplikasi secara berkala,
o Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan penggunaan sistem bagi para pengguna
system,
o Mendefinisikan infrastruktur sistem dan jaringan komunikasi data,
o Pengadaan infrastruktur yang terkait dengan kebutuhan kegiatan,
Ukuran Keberhasilan
o Pelaksanaan kegiatan pengembangan sistem diselesaikan dalam waktu yang
disepakati oleh para pengguna.
o Sistem aplikasi yang dikembangkan dapat diimplementasikan dan dikembangkan
lebih lanjut sesuai perubahan/ perkembangan proyek.
o Sistem aplikasi yang dikembangkan dapat dioperasikan dengan mudah oleh para
penggunanya sesuai dengan tingkat otorisasi yang diberikan
o Tersedianya program pelatihan, petunjuk operasional dan dokumentasi sistem
untuk meningkatkan unjuk kerja para pemakai sistem.
Data
Adm
Process Replikasi
Penerimaan Pencatatan
Data Entry Validitas ke
Check List Check List
Level 2 Pusat
Survei
(Substansi)
DB
DB Hasil DB CL Data Base
DB WO Penerimaan DB CL Valid
Survei nonValid Pusat
CL
Rework
Level 2
Pengiriman
Dokumen
Cetak Report
ke
DB Tercetak Laporan Agregat
Pusat
Individu Wilayah
&
QA (Online)
Validitas
Rework DB Agregat Level 3
Level 3 Valid (Agregat
Wilayah)
DB
Pengiriman Metoda
Statistik
DB Agregat
non Valid
Replikasi
DB Data
dari
Referensi
Pusat
Data DB Data
Referensi Referensi Rework
DB nonValid
Level 4
Agregat
(Statistik)
Validitas
Metoda
Level 4
Statistik
(Agregat)
Report
Replikasi Agregat
Data Base
Database
Pusat
Regional DB Valid
Agregat
Rekap
Database
MB
Replikasi
ke
Penerimaan
MB
Dokumen Pengiriman
DB
Asli & Dokumen
Penerimaan
Laporan ke
Dokumen
& MB
QA (Online)
DB
Pengiriman
Ruang lingkup pekerjaan Site Investigation Survey (SIS) Layanan Akses Internet Paket
Tengah, antara lain:
1. Menyusun jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan. Persiapan pelaksanaan pekerjaan
dimulai dengan konsolidasi tim, pengumpulan data awal, mengumpulkan data dan
informasi pendukung kegiatan terkait;
2. Koordinasi tim dan pembagian tugas;
3. Melakukan rapat koordinasi dengan pihak pemberi kerja dan yang terkait dengan
pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS) layanan akses internet;
4. Merumuskan struktur dan proses pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS) layanan
akses internet;
5. Menyusun metode pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS) layanan akses internet;
Sesuai dengan Ruang Lingkup Pekerjaan sebagaimana tertuang dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK) dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahwa pekerjaan ini akan diselesaikan
dalam jangka waktu 4 (empat) bulan. Berdasarkan hal tersebut, maka konsultan
menjabarkannya ke dalam rencana dan tahapan pelaksanaan sebagai berikut:
Tahap ini dilakukan selama 2 (dua) bulan, yakni pada bulan ke -2 dan bulan ke-3. Pada
tahap ini akan dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1) Identifikasi Lokasi Kerja. Melakukan pemetaan terhadap seluruh aspek yang
menunjang pada pelaksanaan survey di lapangan. Tujuannya adalah agar mendapat
gambaran secara detail tentang kondisi lokasi yang akan disurvey untuk mengethui
kondisi geografis serta kondisi sosial ekonominya.
2) Melakukan koordinasi rencana pelaksanaan kunjungan lapangan dengan BP3TI serta
pihak pengusul Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah;
3) Pembekalan Surveyor. Pembekalan ini bertujuan untuk menyeragamkan metode
pelaksanaan survey.
4) Mobilisasi Surveyor. Setelah dilakukan pembekalan dan penyamaan persepsi,
kegiatan berikutnya adalah memobilisasi surveyor. Dalam pelaksanaan ini sangat
dibutuhkan dukungan manajemen, yakni surat tugas.
5) Melakukan kunjungan lapangan dalam rangka identifikasi dan inventarisasi data dan
informasi yang dibutuhkan untuk Site Investigation Survey (SIS) layanan akses
internet. Data dan informasi yang dibutuhkan dikooordinasikan dengan BP3TI untuk
mendapatkan persetujuan.
Tahap ini adalah tahap pekerjaan desk study. Pada tahap ini, pekerjaan lebih difokuskan
pada pengumpulan dan kompilasi data-data hasil survey. Kegiatan yang dilakukan dalam
tahap ini adalah :
1) Pengumpulan hasil pelaksaan survey lapangan. Kegiatan ini sangat menentukan
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Pengumpulan data hasil lapangan dirasa cukup
sulit, hal ini karena berbagai alasan dan ketergantuangan dengan pihak lain.
2) Rekapitulasi hasil identifikasi dan inventarisasi data dan informasi yang dibutuhkan
untuk Site Investigation Survey (SIS) Layanan Akses Internet Paket Tengah, dalam
bentuk tabulasi data digitasi, dengan format Microsoft Excel;
3) Inputing hasil pengumpulan data sekunder dan lapangan
4) Kompilasi dan tabulasi data hasil survey. Setelah data dan informasi terkumpul,
tenaga ahli akan melakukan kompilasi dan tabulasi. Kompilasi ini akan disesuaikan
dengan kebutuhan akan analisis yang akan dilakukan pada kegitan berikutnya.
5) Analisa kelayakan lokasi dibangunnya layanan akses internet.
6) Pembahasan dan Persetujuan oleh Tim teknis. Untuk menyempurnakan laporan ini,
maka dilakukan diskusi dan pembahasan dengan Tim Teknis (Supervisi). Rekomendasi
dari pembahasan ini adalah persetujuan atau perlu perbaikan untuk mendapat
persetujuan ulang.
Tahap ini, dilaksanakan di setiap tahapan yakni pada saat laporan (pendahuluan, hasil
survey, antara, draft final). Pembahasan dan presentasi ini melibatkan pihak-pihak terkait
pelaksanaan program. Bahkan bila memungkinkan dapat melibatkan pihak dari sektor
lain, dengan harapan mendapat masukan dan saran dalam rangka memperkaya isi dari
pelaksanaan program. Selain itu juga akan disusun suatu daftar temuan untuk melihat
urgensi mengapa kajian ini perlu dibuat serta mengidentifikasi permasalahan-
permasalahan yang ada. Selanjutnya akan dicari solusi-solusi atas permasalahan yang ada.
5.4.5 Tahap Finalisasi Pekerjaan
Pada tahap ini, masuk pada tahap penyelesaian pekerjaan. Tahap ini diperkirakan
dilaksanakan selama 1 bulan yakni pada bulan ke-4. Pada tahap ini akan dilakukan
beberapa kegiatan, yakni :
1) Analisa kelayakan lokasi dibangunnya layanan akses internet.;
2) Menyusun laporan dan memaparkan hasil Site Investigation Survey (SIS) Layanan
Akses Internet Paket Tengah, sebagai bentuk pertanggungjawaban dan rekomendasi
akhir kepada pihak BP3TI, atas pelaksanaan pekerjaan yang diamanahkan;
3) Menyusun temuan dan kendala di lapangan yang terbentuk akibat perbedaan tipologi
dan topography wilayah survey;
4) Penyusunan Draft Laporan Akhir. Setelah seluruh kegiatan pada tahap ini
dilaksanakan, selanjutnya tahapan ini diakhiri dengan penyusunan laporan draft
akhir. Laporan ini merupakan hasil-hasil yang didapat dari pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan syarat administrasi pencapaian progress pekerjaan.
5) Pembahasan dan Persetujuan oleh Tim teknis. Untuk menyempurnakan laporan ini
dan sebagai bentuk syarat adminitrasi, maka dilakukan pembahasan dengan Tim
Teknis (Supervisi). Rekomendasi dari pembahasan ini adalah persetujuan atau perlu
perbaikan untuk mendapat persetujuan ulang.
Surat Pengumpulan
Pengantar dari Data Awal & Surat
BP3TI Pengantar Survei
Data
Kriteria
Usulan Pemilihan Objek
Lokasi Akses Survei yg Akan
Internet Disurvei
Penjadwalan &
Form-form WO Survei (Desa / Persiapan Survei
Check List Kelurahan Terpilih)
Koordinasi
Surat Pengantar dengan Kantor
Pemerintah Pemerintahan
Daerah Setempat
Form Check
Kunjungan Survey
Lokasi Terpilih
Check List
(Terisi +
Stempel)
tidak
OK?
ya
Kirim Laporan
Hasil Survei,
Administrasi +
Check List (Asli)
dan Rekap
Progress Survei
Administrasi,
Dokumentasi
dan Distribusi
Panduan
Verifikasi
Rekap Progress
Hasil Survei
14 HARI KALENDER
Sarana Kerja
Penyiapan Metode dan Rencana Pelaksanaan Pengumpulan Data Sekunder dan Referensi
Pekerjaan Terkait
Laporan Pendahuluan
Laporan Antara
TIDAK
Persetujuan
Pemberi Kerja
Analisis Data
Laporan Akhir
Persetujuan
Pemberi Kerja
SELESAI
Gambar 5.15 Alur Pelaksanaan Kegiatan di Lapangan dan Proses akhir Kegiatan
Perangkat pendukung yang diperlukan dan akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
adalah:
Alat bantu pengumpulan data seperti SOP, Formulir Kuesioner/Check list, Berita
Acara, tanda pengenal surveyor/verifikator
Alat dokumentasi seperti Kamera Digital, voice recorder, GPS
Alat komunikasi (Handphone)
Komputer PC atau Notebook untuk pengolahan data dan pembuatan laporan
Laporan Mutu Kontrak harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak setelah
ditandatangani kontrak bersamaan dengan penyerahan laporan pendahuluan sebanyak 3
(tiga) eksemplar.
Hasil atau keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah berupa Laporan
Hasil Pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS) layanan akses internet, yang tersusun
secara rapi, sistematis, komprehensif, kredibel, dan akuntabel, dalam bentuk hardcopy
Pelaksanaan pekerjaan Site Investigation Survey (SIS) layanan akses internet akan
dilaporkan dalam beberapa tahapan, yaitu Laporan Pendahuluan, Laporan Kemajuan,
Rancangan Laporan Akhir, dan Laporan Akhir, yang akan diuraikan lebih lanjut sebagai
berikut:
Laporan Pendahuluan secara garis besar berisikan tentang rencana kerja, metodologi
pelaksanaan pekerjaan, gambaran singkat tentang program Site Investigation Survey
(SIS) layanan akses internet, jadwal kerja dan beberapa lampiran pendukung
pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini disampaikan dalam bentuk buku sebanyak 5
(lima) eksemplar dan CD, diserahkan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
setelah SPMK terbit.
Laporan Antara, secara garis besar berisi gambaran singkat tentang program Site
Investigation Survey (SIS) layanan akses internet, rencana kerja, metodologi
pelaksanaan pekerjaan, jadwal pelaksanaan pekerjaan, pelaksanaan pengukuran
kinerja dan pemanfataan, serta hasil pengumpulan data pengamatan dan survei di
lapangan yang telah dilaksanakan. Dalam laporan juga dilengkapi dengan
dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan serta tabulasi hasil rekapitulasi digitasi
data. Laporan ini disampaikan berupa buku dengan jumlah 5 (lima) eksemplar dan
CD, dan diserahkan paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender setelah SPMK terbit.
Draft Laporan Akhir ini berisi hasil pelaksanaan keseluruhan pekerjaan, mulai dari
persiapan, pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS) layanan akses internet,
Draft Laporan Akhir yang telah dibahas dengan tim teknis, selanjutnya dilakukan
perbaikan-perbaikan sesuai masukan yang diberikan. Hasil perbaikan Draft Laporan
Akhir, selanjutnya disusun sebagai Laporan Akhir yang dilengkapi dengan executive
summary dan lampiran (laporan pendukung) dalam dokumen terpisah. Executive
summary merupakan ringkasan singkat mengenai hasil pekerjaan Pengukuran
Kinerja. Laporan pendukung merupakan laporan pelengkap dari Laporan Akhir, yang
berisi data hasil kunjungan lapangan, dokumentasi dan tabulasi data digitasi, serta
hasil pengolahan data Site Investigation Survey (SIS) layanan akses internet. Laporan
pedukung dibuat dalam bentuk buku dan CD. Jumlah Laporan Akhir dan Laporan
Pendukung adalah 5 (lima) eksemplar dan CD, serta harus diserahkan paling lambat
120 (seratus dua puluh) hari kalender setelah SPMK terbit.
Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai organisasi pelaksana pekerjaan, yaitu
mekanisme dan hubungan kerja baik internal konsultan maupun hubungannya dengan
pihak-pihak terkait, sistem pelaporan, serta pendistribusian langkah pengerjaan terhadap
waktu pelaksanaan pekerjaan yang tertuang dalam bentuk jadual pengerjaan, jadual
penugasan personil serta kebutuhan orang-bulan.
Prinsip yang dianut dalam menyusun organisasi tim tenaga ahli adalah :
1) Rentang kendali diusahakan tidak terlalu luas sehingga fokus pekerjaan.
2) Fungsi-fungsi yang sejenis digabung menjadi satu sub-tim.
3) Garis komando yang jelas, siapa bertanggung jawab apa dan kepada siapa.
Untuk mengkoordinasikan ke-tiga sub-tim tersebut, akan ditunjuk seorang tenaga ahli
sebagai Team Leader (dengan tetap merangkap sebagai tenaga ahli pada bidangnya).
Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan yang mungkin terjadi dan di luar kemampuan
tim. Sesuai dengan KAK, bahwa tenaga ahli dan tenaga pendukung yang dibutuhkan
dalam pekerjaan ini terdiri dari :
Untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan ini, tenaga ahli tersebut dibantu oleh asisten
tenaga ahli yang terdiri dari:
Tenaga Surveyor
Untuk melakukan pelaksanaan survei di lapangan diperlukan tenaga surveyor dengan
latar belakang pendidikan minimal SMA atau yang sederajat sebanyak 22 (dua puluh
dua) personil.
Ahli Manajemen
Sekretaris
Tenaga Ahli
Ahli Informatika
Koordinator
Lapangan
Administrasi Pengelola
Operasional Dokumen
Surveyor
Lapangan
Ruang Kerja/Basecamp
Ruang kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini, disiapkan baik pada waktu survey, maupun
pada proses pelaksanaan pekerjaan berlangsung; pada suatu tempat yang presentatif.
Peralatan Kerja
Komputer/Laptop
Fasilitas Internet
Printer
Alat tulis gambar
Alat komunikasi
GPS; dan
Perlengkapan surveyor seperti Rompi, Topi, Name Tag dan Alat Tulis.