Anda di halaman 1dari 91

.

URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI


DAN PROGRAM KERJA

PEKERJAAN:
SITE INVESTIGATION SURVEY (SIS) PENYEDIAAN AKSES
INTERNET PAKET TENGAH

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA


Tahun 2018
URAIAN PENDEKATAN,
METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

5.1. GAMBARAN UMUM AKSES INTERNET

5.1.1. Pengertian Akses Internet

Internet adalah hubungan (koneksi) satu komputer ke komputer lainnya diseluruh dunia
melalui server dan router terdedikasi. Ketika dua komputer terhubung lewat internet,
mereka bisa saling kirim dan terima informasi seperti teks, grapik (gambar), suara, video
dan program komputer berupa software dan aplikasi.

Internet tidak dimiliki oleh siapapun, namun sejumlah organisasi penyedia diseluruh
dunia berkolaborasi untuk meningkatkan dan menghadirkan fungsi internet juga
mengurusi perkembangannya. Soal kecepatan dan kabel fiber optik yang merupakan
bagian besar dalam urusan lalu-lintas data internet dimiliki oleh perusahaan telefon di
sejumlah negara tertentu. 

Mengakses internet adalah sebuah kegiatan yg berkaitan dengan interaksi user dengan
komputer yg terkoneksi dengan internet akses internet bisa menggunakan bermacam
macam media computer pribadi, handphone, tv kabel, dll. 

Macam-Macam Tipe Koneksi /Akses ke Internet 

Tipe koneksi ke internet dengan kabel 

1. Dial-Up (Dial Up melalui Jalur PSTN) 


Jaringan telepon yang sudah merambah dengan luas. Jika sudah dan kita memiliki
komputer maka kita dapat terkoneksi dengan internet. Cara menghubungkan
komputer kita ke internet menggunakan kabel telepon biasa atau lebih sering disebut

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 2


dengan dial up. Dial-up melalui jalur PSTN (Public Switched Telephone Network) yaitu
cara kita terhubung ke ISP (Internet Service Provider) melalui jaringan telephone
reguler (PSTN) contohnya adalah “Telkomnet Instan” dari ISP Telkom. 

Dial-up Connection ini pada umumnya digunakan oleh pribadi-pribadi yang


menginginkan untuk mengakses Internet dari rumah. Komputer yang digunakan
untuk dial-up pada umunya adalah sebuah komputer tunggal (bukan jaringan
komputer). Kecepatan akses internet menggunakan dial up dapat mencapai maksimal
dengan kecepatan 56 kilo byte persecond (kbps). 

2. ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line)


ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line) adalah suatu teknologi modem yang bekerja
pada frekuensi antara 34 kHz sampai 1104 kHz. Inilah penyebab utama perbedaan
kecepatan transfer data antara modem ADSL dengan modem konvensional (yang
bekerja pada frekuensi di bawah 4 kHz). Keuntungan ADSL adalah memberikan
kemampuan akses internet berkecepatan tinggi dan suara/fax secara simultan (di sisi
pelanggan dengan menggunakan splitter untuk memisahkan saluran telepon dan
saluran modem) Berapakah Bandwith maksimum yang didapat apabila kita
menggunakan akses internet menggunakan ADSL: Untuk line rate 384 kbps,
bandwidth maksimum yang didapatkan mendekati 337 kbps, Untuk line rate 384
kbps, throughput rata-rata (kecepatan download) yang bisa didapatkan sekitar 40
Kb/s, Untuk line rate 512 kbps, bandwidth maksimum yang didapatkan mendekati
450 kbps. Untuk line rate 512 kbps, throughput rata-rata (kecepatan download) yang
bisa didapatkan sekitar 52 Kb/s. 

3. LAN (Local Area Network) 


Salah satu cara untuk terhubung ke internet adalah dengan menghubungkan
komputer Anda ke jaringan komputer yang terhubung ke internet. Cara ini banyak
digunakan di perusahan, kampus-kampus, dan warnet-warnet. Sebuah komputer
yang dijadikan server (komputer layanan) di hubungkan ke internet. Komputer lain di
jaringan tersebut kemudian dihubungkan ke server tersebut. Biasanya komputer yang
berfungsi sebagai server dihubungkan dengan sebuah Internet Service Provider (ISP)
melalui kabel telepon atau melalui antena. Sedangkan untuk menghubungkan
PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 3
komputer ke komputer server dilakukan dengan menggunakan kartu LAN (LAN Card)
dan kabel koaksial (UTP). 

Local Area Network biasa disingkat LAN adalah jaringan komputer yang jaringannya
hanya mencakup wilayah kecil. Saat ini, kebanyakan LAN berbasis pada teknologi IEEE
802.3 Ethernet menggunakan perangkat switch, yang mempunyai kecepatan transfer
data 10, 100, atau 1000 Mbit/s. Selain teknologi Ethernet, saat ini teknologi 802.11b
(atau biasa disebut Wi-fi) juga sering digunakan untuk membentuk LAN. 

4. TV Kabel 
Siaran TV sering menawarkan perangkat TV kabel. Jaringan TV kabel untuk
menghubungkan komputer ke internet telah banyak digunakan. Televisi kabel dinilai
cocok terutama untuk pengguna internet dari kalangan keluarga (rumah tangga).
Kelebihan mengakses internet dengan menggunakan jaringan TV kabel dapat
mengakses internet setiap saat dan bebas dari gangguan telepon sibuk. Jaringan TV
kabel ini dapat dipakai untuk koneksi ke internet dengan kecepatan maksimum
27Mbps downstream (kecepatan download ke pengguna) dan 2,5Mbps upstream
(kecepatan upload dari pengguna). Agar dapat menggunakan modem kabel,
komputer harus dilengkapi dengan kartu ethernet (ethernet card). 

Di dalam jaringan rumah, kabel dari “TV kabel” menggunakan kabel koaksial dan
dipasang sebuah “pemisah saluran” (splitter) kabel. Setelah kabel dari jaringan (cable
network) melewati splitter, kabel tersalur dalam dua saluran, satu ke TV dan satu lagi
ke modem kabel. Dari modem kabel baru menuju kartu ethernet dan kemudian ke
komputer. 

Tipe koneksi ke internet dengan Tanpa kabel (wireless) 

1) GPRS (General Packet Radio Service) 


Kebutuhan industri akan komunikasi bergerak menyebabkan GPRS menjadi salah satu
teknologi komunikasi data yang banyak digunakan saat ini. GPRS adalah kepanjangan
dari General Packet Radio Service yaitu komunikasi data dan suara yang dilakukan
dengan menggunakan gelombang radio. GPRS memiliki kemampuan untuk
mengkomunikasikan data dan suara pada saat alat komunikasi bergerak (mobile). 
PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 4
Sistem GPRS dapat digunakan untuk transfer data (dalam bentuk paket data) yang
berkaitan dengan e-mail, data gambar (MMS), dan penelusuran (browsing) Internet.
Layanan GPRS dipasang pada jenis ponsel tipe GSM dan IS-136, walaupun jaringaan
GPRS saat ini terpisah dari GSM. 

Dalam teorinya GPRS menjanjikan kecepatan mulai dari 56 kbps sampai 115 kbps,
sehingga memungkinkan akses internet, pengiriman data multimedia ke komputer,
notebook dan handheld computer. Namun, dalam implementasinya, hal tersebut
sangat tergantung faktor-faktor sebagai berikut: 

Konfigurasi dan alokasi time slot pada level BTS 


Software yang dipergunakan 

Dukungan fitur dan aplikasi ponsel yang digunakan  

2) 3G (dibaca: triji) 

3G (dibaca: triji) adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation
technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan
teknologi telepon nirkabel (wireless). 

3G sebagai sebuah solusi nirkabel yang bisa memberikan kecepatan akses: 

Sebesar 144 Kbps untuk kondisi bergerak cepat (mobile). 


Sebesar 384 Kbps untuk kondisi berjalan (pedestrian). 
Sebesar 2 Mbps untuk kondisi statik di suatu tempat. 

Jaringan 3G tidak merupakan upgrade dari 2G; operator 2G yang berafiliasi dengan
3GPP perlu untuk mengganti banyak komponen untuk bisa memberikan layanan 3G.
Sedangkan operator 2G yang berafiliasi dengan teknologi 3GPP2 lebih mudah dalam
upgrade ke 3G karena berbagai network element nya sudah didesain untuk ke arah
layanan nirkabel pita lebar (broadband wireless). Jaringan Telepon Telekomunikasi
selular telah meningkat menuju penggunaan layanan 3G dari 1999 hingga 2010.
Jepang adalah negara pertama yang memperkenalkan 3G secara nasional dan transisi
menuju 3G di Jepang sudah dicapai pada tahun 2006. Setelah itu Korea menjadi
pengadopsi jaringan 3G pertama dan transisi telah dicapai pada awal tahun 2004,

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 5


memimpin dunia dalam bidang telekomunikasi. 

3) Wifi (Wirelless Fidelity) 

Teknologi itu dikenal dengan Wirelless Fidelity (WiFi). Teknologi jaringan tanpa kabel
menggunakan frekuensi tinggi berada pada spektrum 2,4 GHz. Wi-Fi memiliki
pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel
(Wireless Local Area Networks - WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11.
Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.16 g, saat ini sedang
dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan
mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya. 

Wi-Fi (Wireless Fidelity) adalah koneksi tanpa kabel seperti handphone dengan
mempergunakan teknologi radio sehingga pemakainya dapat mentransfer data
dengan cepat dan aman. Wi-Fi tidak hanya dapat digunakan untuk mengakses
internet, Wi-Fi juga dapat digunakan untuk membuat jaringan tanpa kabel di
perusahaan. Karena itu banyak orang mengasosiasikan Wi-Fi dengan “Kebebasan”
karena teknologi Wi-Fi memberikan kebebasan kepada pemakainya untuk mengakses
internet atau mentransfer data dari ruang meeting, kamar hotel, kampus, dan café-
café yang bertanda “Wi-Fi Hot Spot”. Juga salah satu kelebihan dari Wi-Fi adalah
kepraktisan,tidak perlu repot memasang kabel network. Untuk masalah kecepatan
tergantung sinyal yang diperoleh. 

4) Wireless Broadband  

Wireless Broadband memungkinkan akses internet broadband ke berbagai


perangkat. Termasuk ponsel, komputer notebook, dan PDA. Dari segi mobilitas,
Wireless Broadband juga dinilai lebih efisien ketimbang WiFi yang sekarang menjadi
standar internet nirkabel. Jangkauan WiFi masih terbatas kira-kira sampai 100 meter,
sementara Wibro diklaim dapat diakses sampai jarak 1 kilometer dari stasiun
pemancarnya. 

Akses Wireless Broadband juga disebut masih bisa diterima di dalam kendaraan
berkecepatan 60 kilometer per jam. WiBro dikembangkan Samsung bersama dengan
Electronics and Technology Research Institute (ETRI) dan telah mendapat sertifikat

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 6


dari Wimax Forum. Teknologi ini mampu mengirim data dengan kecepatan hingga 50
Mbps. Kecepatan transfer data mampu mengungguli kecepatan transfer data
berplatform HSDPA yang memiliki kemampuan mengirim data hingga 14 Mbps. 

Berbagai tipe tersebut hanyalah beberapa contoh saja, masih ada tipe-tipe koneksi
yang lain, dan semakin majunya perkembangan teknologi tentunya akan semakin
berkembangn juga teknologi akses intetnet dalam segi kecepatan akses dll. 

Faktor –faktor yang mempengaruhi Akses Internet  

1) UNIT KOMPUTER 
Komputer sangat berperan dalam kecepatan akses, karena didalamnya terdapat
harddisk, RAM, processor. Bila harddisk berkecepatan endah, maka kecepatan akses
pun ikut rendah. Begitu pula RAM dan processor. 

2) MODEM
Modem punya kecepatan yang berbeda-beda. modem yang sering digunakan
berkecepatan 56 kbps. 

3) JARINGAN KOMUNIKASI UNTUK AKSES INTERNET 


Untuk akses internet kita bisa gunakan line telepon, CDMA, GPRS, & Satelit. Yang
masing-masing punya kecepatan berbeda dan danyang paling rendah adalah line
telepon. 

4) BESAR BANDWIDTH 
Bandwidth adalah luas/lebar cakupan frekuensi yang digunakan oleh sinyal dala
medium transmisi. 

5) Jumlah Pengguna yang mengakses server bersamaan Akses internet pada jam-jam
tertentu kadang sangat lamban, dikarenakan penggunaan internet secara bersamaan.

5.1.2. Sejarah Internet dan Perkembangan Internet Dunia

Internet berawal dari diciptakannya teknologi jaringan komputer sekitar tahun 1960.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 7


Apa sebenarnya jaringan komputer itu ? Jaringan komputer adalah beberapa
komputer terhubung satu sama lain dengan memakai kabel dalam satu lokasi,
misalnya dalam satu kantor atau gedung. Jaringan komputer ini berfungsi agar
pengguna komputer bisa bertukar informasi dan data dengan pengguna komputer
lainnya.

Pada awal diciptakannya, jaringan komputer dimanfaatkan oleh angkatan bersenjata


Amerika untuk mengembangkan senjata nuklir. Amerika khawatir jika negaranya
diserang maka komunikasi menjadi lumpuh. Untuk itulah mereka mencoba
komunikasi dan menukar informasi melalui jaringan komputer.

Setelah angkatan bersenjata Amerika, dunia pendidikan pun merasa sangat perlu
mempelajari dan mengembangkan jaringan komputer. Salah satunya adalah
Universitas of California at Los Angeles (UCLA). Akhirnya tahun 1970 internet banyak
digunakan di unversitas-universitas di Amerika dan berkembang pesat sampai saat
ini. Agar para pengguna komputer dengan merek dan tipe berlainan dapat saling
berhubungan, maka para ahli membuat sebuah protokol (semacam bahasa) yang
sama untuk dipakai di internet. Namanya TCP (Transmission Control Protocol, bahasa
Indonesianya Protokol Pengendali Transmisi) dan IP (Internet Protocol).

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang fenomenal dan menjadi


awal munculnya aplikasi web adalah Internet. Internet yang berawal dari riset untuk
pertahanan dan keamanan serta pendidikan berkembang menjadi perangkat
pendukung bisnis yang sangat berpengaruh. Dalam kaitan dengan aplikasi Web 2.0
ini, terdapat beberapa peristiwa penting dalam sejarah internet.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 8


Gambar 5.1. Perkembangan Perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi

1. Sejarah dari adanya intenet dimulai

Berawal pada tahun 1957, melalui Advanced Research Projects Agency (ARPA),
Amerika Serikat bertekad mengembangkan jaringan komunikasi terintegrasi yang
saling menghubungkan komunitas sains dan keperluan militer. Hal ini dilatarbelakangi
oleh terjadinya perang dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet (tahun 1957
Soviet meluncurkan sputnik).

a. Perkembangan besar Internet pertama adalah penemuan terpenting ARPA


yaitu packet switching pada tahun 1960. Packet switching adalah pengiriman
pesan yang dapat dipecah dalam paket-paket kecil yang masing-masing
paketnya dapat melalui berbagai alternatif jalur jika salahsatu jalur rusak untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Packet switching juga memungkinkan
jaringan dapat digunakan secara bersamaan untuk melakukan banyak koneksi,
berbeda dengan jalur telepon yang memerlukan jalur khusus untuk melakukan
koneksi. Maka ketika ARPANET menjadi jaringan komputer nasional di Amerika
Serikat pada 1969, packet switching digunakan secara menyeluruh sebagai
metode komunikasinya menggantikan circuit switching yang digunakan pada
sambungan telepon publik.

Pada tahun 1969 ketika itu Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense
Advanced Research Projects Agency(DARPA) memutuskan untuk mengadakan
riset tentang bagaimana cara menghubungkan sejumlah komputer sehingga
membentuk jaringan organik.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 9


Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET. Pada 1970, sudah lebih dari 10
komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling
berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan.

ARPANET kemudian merancang sebuah jaringan dengan kehandalan teknologi


informasi yang dapat memindahkan data dalam jumlah besar dan dalam waktu
yang singkat, dan ditetapkan sebagai sebuah standar pembangunan protokol
baru yang saat ini dikenal TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet
Protocol) dan disinilah awal dari segala sejarah internet yang dikenal luas sampai
saat ini.

Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat
itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense)
membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan
komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan
nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi
perang dapat mudah dihancurkan.

Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford


Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di
mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969, dan secara
umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian
proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara
tersebut ingin bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk
mengaturnya.

Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk keperluan
militer dan "ARPANET" baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti,
universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama
DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet.

Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia


PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 10
ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah
sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @juga
diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan “at” atau “pada”.
Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika
Serikat.

Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada


di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama,
dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan
sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet.
Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.

b. Perkembangan besar Internet kedua yang dicatat pada sejarah internet adalah
pengembangan lapisan protokol jaringan yang terkenal karena paling banyak
digunakan sekarang yaitu TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet
Protocol). Protokol adalah suatu kumpulan aturan untuk berhubungan
antarjaringan. Protokol ini dikembangkan oleh Robert Kahn dan Vinton Cerf
pada tahun 1974. Dengan protokol yang standar dan disepakati secara luas,
maka jaringan lokal yang tersebar di berbagai tempat dapat saling terhubung
membentuk jaringan raksasa bahkan sekarang ini menjangkau seluruh dunia.
Jaringan dengan menggunakan protokol internet inilah yang sering disebut
sebagai jaringan internet.

Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris
berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di
Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di
ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott,
Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama
USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan
meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil
berhubungan dengan video link.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 11


Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka
dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun
1982 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol
atau IP yang kita kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer
tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan
komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan
Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup USENET.

Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun
1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau
Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada
sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang
tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 lebih.

Jaringan ARPANET menjadi semakin besar sejak saat itu dan mulai dikelola oleh
pihak swasta pada tahun 1984, maka semakin banyak universitas tergabung dan
mulailah perusahaan komersial masuk. Protokol TCP/IP menjadi protokol umum
yang disepakati sehingga dapat saling berkomunikasi pada jaringan internet ini.

Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus


memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah
komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam
setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan.
Tahun 1990 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee
menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu
komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu.
Program inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web.

Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah


melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the
internet. Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat
halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 12


internet. Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang
juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator 1.0.

c. Perkembangan besar Internet ketiga adalah terbangunnya aplikasi World Wide


Web pada tahun 1990 oleh Tim Berners-Le5. Aplikasi World Wide Web (WWW)
ini menjadi konten yang dinanti semua pengguna internet. WWW membuat
semua pengguna dapat saling berbagi bermacam-macam aplikasi dan konten,
serta saling mengaitkan materi-materi yang tersebar di internet. Sejak saat itu
pertumbuhan pengguna internet meroket.
2. Daftar Kejadian Penting Dalam Perkembangan Internet

Tahun Kejadian
1957 Uni Sovyet (sekarang Rusia) meluncurkan wahana luar angkasa, Sputnik.
Sebagai buntut dari "kekalahan" Amerika Serikat dalam meluncurkan
wahana luar angkasa, dibentuklah sebuah badan di dalam Departemen
Pertahanan Amerika Serikat, Advanced Research Projects Agency (ARPA),
1958
yang bertujuan agar Amerika Serikat mampu meningkatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi negara tersebut. Salah satu sasarannya adalah
teknologi komputer.
J.C.R. Licklider menulis sebuah tulisan mengenai sebuah visi di mana
komputer-komputer dapat saling dihubungkan antara satu dengan lainnya
secara global agar setiap komputer tersebut mampu menawarkan akses
1962
terhadap program dan juga data. Di tahun ini juga RAND Corporation
memulai riset terhadap ide ini (jaringan komputer terdistribusi), yang
ditujukan untuk tujuan militer.
Teori mengenai packet-switching dapat diimplementasikan dalam dunia
Awal 1960-an
nyata.
ARPA mengembangkan ARPANET untuk mempromosikan "Cooperative
Networking of Time-sharing Computers", dengan hanya empat buah host
Pertengahan
komputer yang dapat dihubungkan hingga tahun 1969, yakni Stanford
1960-an
Research Institute, University of California, Los Angeles, University of
California, Santa Barbara, dan University of Utah.
1965 Istilah "Hypertext" dikeluarkan oleh Ted Nelson.
PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 13
1968 Jaringan Tymnet dibuat.
Anggota jaringan ARPANET bertambah menjadi 23 buah node komputer,
1971 yang terdiri atas komputer-komputer untuk riset milik pemerintah Amerika
Serikat dan universitas.
Sebuah kelompok kerja yang disebut dengan International Network
Working Group (INWG) dibuat untuk meningkatkan teknologi jaringan
1972 komputer dan juga membuat standar-standar untuk jaringan komputer,
termasuk di antaranya adalah Internet. Pembicara pertama dari organisasi
ini adalah Vint Cerf, yang kemudian disebut sebagai "Bapak Internet"
Beberapa layanan basis data komersial seperti Dialog, SDC Orbit, Lexis, The
1972-1974 New York Times DataBank, dan lainnya, mendaftarkan dirinya ke ARPANET
melalui jaringan dial-up.
ARPANET ke luar Amerika Serikat: pada tahun ini, anggota ARPANET
bertambah lagi dengan masuknya beberapa universitas di luar Amerika
1973
Serikat yakni University College of London dari Inggris dan Royal Radar
Establishment di Norwegia.
Vint Cerf dan Bob Kahn mempublikasikan spesifikasi detail protokol
1974 Transmission Control Protocol (TCP) dalam artikel "A Protocol for Packet
Network Interconnection".
Bolt, Beranet & Newman (BBN), pontraktor untuk ARPANET, membuka
1974 sebuah versi komersial dari ARPANET yang mereka sebut sebagai Telenet,
yang merupakan layanan paket data publik pertama.
1977 Sudah ada 111 buah komputer yang telah terhubung ke ARPANET.
Protokol TCP dipecah menjadi dua bagian, yakni Transmission Control
1978
Protocol dan Internet Protocol (TCP/IP).
Grup diskusi Usenet pertama dibuat oleh Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve
Bellovin, alumni dari Duke University dan University of North Carolina
1979 Amerika Serikat. Setelah itu, penggunaan Usenet pun meningkat secara
drastis.
Di tahun ini pula, emoticon diusulkan oleh Kevin McKenzie.
Awal 1980-an Komputer pribadi (PC) mewabah, dan menjadi bagian dari banyak hidup
manusia.
Tahun ini tercatat ARPANET telah memiliki anggota hingga 213 host yang

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 14


terhubung.
Layanan BITNET (Because It's Time Network) dimulai, dengan menyediakan
layanan e-mail, mailing list, dan juga File Transfer Protocol (FTP).
CSNET (Computer Science Network) pun dibangun pada tahun ini oleh para
ilmuwan dan pakar pada bidang ilmu komputer dari Purdue University,
University of Washington, RAND Corporation, dan BBN, dengan dukungan
dari National Science Foundation (NSF). Jaringan ini menyediakan layanan
e-mail dan beberapa layanan lainnya kepada para ilmuwan tersebut tanpa
harus mengakses ARPANET.
Istilah "Internet" pertama kali digunakan, dan TCP/IP diadopsi sebagai
protokol universal untuk jaringan tersebut.
Name server mulai dikembangkan, sehingga mengizinkan para pengguna
1982
agar dapat terhubung kepada sebuah host tanpa harus mengetahui jalur
pasti menuju host tersebut. Tahun ini tercatat ada lebih dari 1000 buah
host yang tergabung ke Internet.
Diperkenalkan sistem nama domain, yang sekarang dikenal dengan
1986 DNS(Domain Name System)yang berfungsi untuk menyeragamkan sistem
pemberian nama alamat di jaringan komputer.

Tahun 1989, Timothy Berners-Lee, ahli komputer dari Inggris menciptakan World Wide
Web yaitu semacam program yang memungkinkan suara, gambar, film, musik ditampilkan
dalam internet. Karena penemuan inilah internet menjadi lebih menarik tampilannya dan
sangat bervariasi. Dahulu internet hanya dapat digunakan oleh kalangan tertentu dan
dengan komponen tertentu saja. Tetapi saat ini orang yang berada dirumah pun bisa
terhubung ke internet dengan menggunakan modem dan jaringan telepon. Selain itu,
Internet banyak digunakan oleh perusahaan, lembaga pendidikan, lembaga
pemerintahan, lembaga militer di seluruh dunia untuk memberikan informasi kepada
masyarakat. Di samping manfaat-manfaat di atas, internet juga memiliki efek negatif
dikarenakan terlalu bebasnya informasi yang ada di Internet. Sehingga memungkinkan
anak-anak melihat berbagai hal yang tidak pantas untuk dilihat ataupun dibaca.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 15


5.1.3. Perkembangan Internet di Indonesia

RMS Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman
Siregar, Adi Indrayanto, dan Onno W. Purbo merupakan beberapa nama-nama
legendaris di awal pembangunan Internet Indonesia di tahun 1992 hingga 1994. Masing-
masing personal telah mengkontribusikan keahlian dan dedikasinya dalam membangun
cuplikan-cuplikan sejarah jaringan komputer di Indonesia.

Tulisan-tulisan tentang keberadaan jaringan Internet di Indonesia dapat dilihat di


beberapa artikel di media cetak seperti KOMPAS berjudul “Jaringan komputer biaya
murah menggunakan radio” di akhir tahun 1990 dan awal tahun 1991. Juga beberapa
artikel pendek di Majalah Elektron Himpunan Mahasiswa Elektro ITB di tahun 1989.

Inspirasi tulisan-tulisan awal Internet Indonesia datangnya dari kegiatan di amatir radio
khususnya di Amateur Radio Club (ARC) ITB di tahun 1986. Bermodal pesawat Transceiver
HF SSB Kenwood TS430 milik Harya Sudirapratama (YC1HCE) dengan komputer Apple II
milik Onno W. Purbo (YC1DAV) sekitar belasan anak muda ITB seperti Harya
Sudirapratama (YC1HCE), J. Tjandra Pramudito (YB3NR), Suryono Adisoemarta (N5SNN)
bersama Onno W. Purbo, berguru pada para senior radio amatir seperti Robby Soebiakto
(YB1BG), Achmad Zaini (YB1HR), Yos (YB2SV), di band 40m. Robby Soebiakto merupakan
pakar diantara para amatir radio di Indonesia khususnya untuk komunikasi data packet
radio yang kemudian didorong ke arah TCP/IP, teknologi packet radio TCP/IP yang
kemudian diadopsi oleh rekan-rekan BPPT, LAPAN, UI, dan ITB yang kemudian menjadi
tumpuan PaguyubanNet di tahun 1992-1994. Robby Soebiakto menjadi koordinator IP
pertama dari AMPR-net (Amatir Packet Radio Network) yang di Internet dikenal dengan
domain AMPR.ORG dan IP 44.132. Sejak tahun 2000, AMPR-net Indonesia di koordinir
oleh Onno W. Purbo (YC0MLC). Koordinasi dan aktivitasnya mengharuskan seseorang
untuk menjadi anggota ORARI dan di koordinasi melalui mailing list ORARI, seperti, orari-
news@yahoogroups.com.

Di tahun 1986-1987 yang merupakan awal perkembangan jaringan paket radio di


Indonesia, Robby Soebiakto merupakan pionir di kalangan pelaku radio amatir Indonesia

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 16


yang mengaitkan jaringan amatir Bulletin Board System (BBS) yang merupakan jaringan e-
mail store and forward yang mengkaitkan banyak “server” BBS amatir radio seluruh dunia
agar e-mail dapat berjalan dengan lancar. Di awal tahun 1990, komunikasi antara Onno
W. Purbo yang waktu itu berada di Kanada dengan panggilan YC1DAV/VE3 dengan rekan-
rekan radio amatir di Indonesia dilakukan melalui jaringan amatir radio ini. Dengan
peralatan PC/XT dan walkie talkie 2 meteran, komunikasi antara Indonesia-Kanada terus
dilakukan dengan lancar melalui jaringan radio amatir. Robby Soebiakto berhasil
membangun gateway amatir satelit di rumahnya di Cinere melalui satelit-satelit OSCAR
milik radio amatir kemudian melakukan komunikasi lebih lanjut yang lebih cepat antara
Indonesia-Kanada. Pengetahuan secara perlahan ditransfer dan berkembang melalui
jaringan radio amatir ini.

RMS Ibrahim (biasa dipanggil Ibam) merupakan motor dibalik operasional Internet di UI.
RMS Ibrahim pernah menjadi operator yang menjalankan gateway ke Internet dari UI
yang merupakan bagian dari jaringan universitas di Indonesia UNINET. Protokol UUCP
yang lebih sederhana daripada TCP/IP digunakan terutama digunakan untuk mentransfer
e-mail & newsgroup. RMS Ibrahim juga merupakan pemegang pertama Country Code Top
Level Domain (ccTLD) yang dikemudian hari dikenal sebagai IDNIC.

Muhammad Ihsan adalah staff peneliti di LAPAN Ranca Bungur tidak jauh dari Bogor yang
di awal tahun 1990-an di dukung oleh pimpinannya Ibu Adrianti dalam kerjasama dengan
DLR (NASA-nya Jerman) mencoba mengembangkan jaringan komputer menggunakan
teknologi packet radio pada band 70cm & 2m. Jaringan tersebut dikenal sebagai
JASIPAKTA dengan dukungan DLR Jerman. Protokol TCP/IP di operasikan di atas protokol
AX.25 pada infrastruktur packet radio. Muhammad Ihsan mengoperasikan relay
penghubung antara ITB di Bandung dengan gateway Internet yang ada di BPPT di tahun
1993-1998.

Firman Siregar merupakan salah seorang motor di BPPT yang mengoperasikan gateway
radio paket bekerja pada band 70cm di tahun 1993-1998-an. PC 386 sederhana
menjalankan program NOS di atas sistem operasi DOS digunakan sebagai gateway packet
radio TCP/IP. IPTEKNET masih berada di tahapan sangat awal perkembangannya saluran
PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 17
komunikasi ke internet masih menggunakan protokol X.25 melalui jaringan Sistem
Komunikasi Data Paket (SKDP) terkait pada gateway di DLR Jerman.

Putu sebuah nama yang melekat dengan perkembangan PUSDATA DEPRIN waktu masa
kepemimpinan Bapak Menteri Tungki Ariwibowo menjalankan BBS pusdata.dprin.go.id. Di
masa awal perkembangannya BBS Pak Putu sangat berjasa dalam membangun pengguna
e-mail khususnya di jakarta Pak Putu sangat beruntung mempunyai menteri Pak Tungki
yang “maniak” IT dan yang mengesankan dari Pak Tungki beliau akan menjawab e-mail
sendiri. Barangkali Pak Tungki adalah menteri pertama di Indonesia yang menjawab e-
mail sendiri.

Suryono Adisoemarta N5SNN di akhir 1992 kembali ke Indonesia, kesempatan tersebut


tidak dilewatkan oleh anggota Amateur Radio Club (ARC) ITB seperti Basuki Suhardiman,
Aulia K. Arief, Arman Hazairin di dukung oleh Adi Indrayanto untuk mencoba
mengembangkan gateway radio paket di ITB. Berawal semangat & bermodalkan PC 286
bekas barangkali ITB merupakan lembaga yang paling miskin yang nekad untuk berkiprah
di jaringan PaguyubanNet. Rekan lainnya seperti UI, BPPT, LAPAN, PUSDATA DEPRIN
merupakan lembaga yang lebih dahulu terkait ke jaringan di tahun 1990-an mereka
mempunyai fasilitas yang jauh lebih baik daripada ITB. Di ITB modem radio paket berupa
Terminal Node Controller (TNC) merupakan peralatan pinjaman dari Muhammad Ihsan
dari LAPAN.

Berawal dari teknologi radio paket 1200bps, ITB kemudian berkembang di tahun 1995-an
memperoleh sambungan leased line 14.4Kbps ke RISTI Telkom sebagai bagian dari
IPTEKNET akses Internet tetap diberikan secara cuma-cuma kepada rekan-rekan yang lain.
September 1996 merupakan tahun peralihan bagi ITB, karena keterkaitan ITB dengan
jaringan penelitian Asia Internet Interconnection Initiatives (AI3) sehingga memperoleh
bandwidth 1.5Mbps ke Jepang yang terus ditambah dengan sambungan ke TelkomNet &
IIX sebesar 2Mbps. ITB akhirnya menjadi salah satu bagian terpenting.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 18


Gambar 5.2. Perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia

5.1.4. Pengembangan dan Pemanfaatan Website pada Internet

1. Pengertian Web Site atau Situs

Situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk


menampilkan informasi, gambar gerak, suara, dan atau gabungan dari semuanya
itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian
bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan link-
link.

2. Unsur-Unsur Web Site atau Situs

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 19


Untuk membangun situs diperlukan beberapa unsur yang harus ada agar situs
dapat berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan. Unsur-unsur yang harus
ada dalam situs antara lain:

a. Domain Nam5.

Domain name atau biasa disebut nama domain adalah alamat permanen situs
di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah situs atau
dengan kata lain domain name adalah alamat yang digunakan untuk
menemukan situs kita pada dunia internet. Istilah yang umum digunakan
adalah URL. Contoh sebuah URL adalah http://www.yahoo.com--dapat juga
tanpa www--

Ada banyak macam nama domain yang dapat kita pilih sesuai dengan
keinginan. Berikut beberapa nama domain yang sering digunakan dan tersedia
di internet:

1. Generic Domains

Merupakan domain name yang berakhiran dengan .Com .Net .Org .Edu .Mil
atau .Gov. Jenis domain ini sering juga disebut top level domain dan domain
ini tidak berafiliasi berdasarkan negara, sehingga siapapun dapat mendaftar.

Ø.com : merupakan top level domain yang ditujukan untuk kebutuhan


"commercial".

Ø.edu : merupakan domain yang ditujukan untuk kebutuhan dunia pendidikan


(education)

Ø.gov : merupakan domain untuk pemerintahan (government)

Ø.mil : merupakan domain untuk kebutuhan angkatan bersenjata (military)

Ø.org : domain untuk organisasi atau lembaga non profit (Organization).

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 20


PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 21
2. Country-Specific Domains

Yaitu domain yang berkaitan dengan dua huruf ekstensi, dan sering juga
disebut second level domain, seperti .id(Indonesia), .au(Australia), .jp(Jepang)
dan lain lain. Domain ini dioperasikan dan di daftarkan dimasing negara. Di
Indonesia, domain-domain ini berakhiran, .co.id, .ac.id, .go.id, .mil.id, .or.id,
dan pada akhir-akhir ini ditambah dengan war.net.id, .mil.id, dan web.id.
Penggunaan dari masing-masing akhiran tersebut berbeda tergantung
pengguna dan pengunaannya, antara lain:

Ø.co.id : Untuk Badan Usaha yang mempunyai badan hukum sah

Ø.ac.id : Untuk Lembaga Pendidikan

Ø.go.id : Khusus untuk Lembaga Pemerintahan Republik Indonesia

Ø.mil.id : Khusus untuk Lembaga Militer Republik Indonesia

Ø.or.id : Untuk segala macam organisasi yand tidak termasuk dalam kategori
"ac.id","co.id","go.id","mil.id" dan lain

Ø.war.net.id : untuk industri warung internet di Indonesia

Ø.sch.id : khusus untuk Lembaga Pendidikan yang menyelenggarakan


pendidikan seperti SD, SMP dan atau SMU

Ø.web.id : Ditujukan bagi badan usaha, organisasi ataupun perseorangan yang


melakukan kegiatannya di Worl Wide Web.

Nama domain dari tiap-tiap situs di seluruh dunia tidak ada yang sama
sehingga tidak ada satupun situs yang akan dijumpai tertukar nama atau
tertukar halaman situsnya. Untuk memperoleh nama dilakukan penyewaan
domain, biasanya dalam jangka tertentu(tahunan).

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 22


b. Hosting

Hosting dapat diartikan sebagai ruangan yang terdapat dalam harddisk tempat
menyimpan berbagai data, file-file, gambar dan lain sebagainya yang akan
ditampilkan di situs. Besarnya data yang bisa dimasukkan tergantung dari
besarnya hosting yang disewa/dipunyai, semakin besar hosting semakin besar
pula data yang dapat dimasukkan dan ditampilkan dalam situs.

Hosting juga diperoleh dengan menyewa. Besarnya hosting ditentukan


ruangan harddisk dengan ukuran MB(Mega Byte) atau GB(Giga Byte). Lama
penyewaan hosting rata-rata dihitung per tahun. Penyewaan hosting dilakukan
dari perusahaan-perusahaan penyewa web hosting yang banyak dijumpai baik
di Indonesia maupun Luar Negri.

c. Scripts/Bahasa Program

Adalah bahasa yang digunakan untuk menerjemahkan setiap perintah dalam


situs yang pada saat diakses. Jenis scripts sangat menentukan statis, dinamis
atau interaktifnya sebuah situs. Semakin banyak ragam scripts yang digunakan
maka akan terlihat situs semakin dinamis, dan interaktif serta terlihat bagus.
Bagusnya situs dapat terlihat dengan tanggapan pengunjung serta frekwensi
kunjungan.

Beragam scripts saat ini telah hadir untuk mendukung kualitas situs. Jenis jenis
scripts yang banyak dipakai para designer antara lain HTML, ASP, PHP, JSP,
Java Scripts, Java applets dsb. Bahasa dasar yang dipakai setiap situs adalah
HTML sedangkan ASP dan lainnya merupakan bahasa pendukung yang
bertindak sebagai pengatur dinamis, dan interaktifnya situs.

Scripts ASP, PHP, JSP atau lainnya bisa dibuat sendiri, bisa juga dibeli dari para
penjual scripts yang biasanya berada di luar negri. Harga Scripts rata-rata
sangat mahal karena sulitnya membuat, biasanya mencapai puluhan juta.
Scripts ini biasanya digunakan untuk membangun portal berita, artikel, forum
PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 23
diskusi, buku tamu, anggota organisasi, email, mailing list dan lain sebagainya
yang memerlukan update setiap saat.

d. Design Web

Setelah melakukan penyewaan domain dan hosting serta penguasaan scripts,


unsur situs yang paling penting dan utama adalah design. Design web sangat
menentukan kualitas dan keindahan situs. Design sangat berpengaruh kepada
penilaian pengunjung akan bagus tidaknya sebuah web sit5.

Untuk membuat situs biasanya dapat dilakukan sendiri atau menyewa jasa
web designer. Saat ini sangat banyak jasa web designer, terutama di kota-kota
besar. Perlu diketahui bahwa kualitas situs sangat ditentukan oleh kualitas
designer. Semakin banyak penguasaan web designer tentang beragam
program/software pendukung pembuatan situs maka akan dihasilkan situs
yang semakin berkualitas, demikian pula sebaliknya. Jasa web designer ini yang
umumnya memerlukan biaya yang tertinggi dari seluruh biaya pembangunan
situs dan semuanya itu tergantung kualitas designer.

e. Publikasi

Keberadaan situs tidak ada gunanya dibangun tanpa dikunjungi atau dikenal
oleh masyarakat atau pengunjung internet. Karena efektif tidaknya situs
sangat tergantung dari besarnya pengunjung dan komentar yang masuk.
Untuk mengenalkan situs kepada masyarakat memerlukan apa yang disebut
publikasi atau promosi. Publikasi situs di masyarakat dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti dengan pamlet-pamlet, selebaran, baliho dan lain
sebagainya tapi cara ini bisa dikatakan masih kurang efektif dan sangat
terbatas. cara yang biasanya dilakukan dan paling efektif dengan tak terbatas
ruang atau waktu adalah publikasi langsung di internet melalui search engine-
search engine (mesin pencari, spt : Yahoo, Google, Search Indonesia, dsb)

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 24


Cara publikasi di search engine ada yang gratis dan ada pula yang membayar.
Yang gratis biasanya terbatas dan cukup lama untuk bisa masuk dan dikenali di
search engine terkenal seperti Yahoo atau Googl5. Cara efektif publikasi adalah
dengan membayar, walaupun harus sedikit mengeluarkan akan tetapi situs
cepat masuk ke search engine dan dikenal oleh pengunjung.

3. Pemeliharaan Web Site atau Situs

Untuk mendukung kelanjutan dari situs diperlukan pemeliharaan setiap waktu


sesuai yang diinginkan seperti penambahan informasi, berita, artikel, link, gambar
atau lain sebagainya. Tanpa pemeliharaan yang baik situs akan terkesan
membosankan atau monoton juga akan segera ditinggal pengunjung.

Pemeliharaan situs dapat dilakukan per periode tertentu seperti tiap hari, tiap
minggu atau tiap bulan sekali secara rutin atau secara periodik saja tergantung
kebutuhan (tidak rutin). Pemeliharaan rutin biasanya dipakai oleh situs-situs
berita, penyedia artikel, organisasi atau lembaga pemerintah. Sedangkan
pemeliharaan periodik biasanya untuk situs-situs pribadi, penjualan/e-commerce,
dan lain sebagainya.

5.1.5. Program USO Telekomunikasi dan Informatika

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berperan sangat penting di era globalisasi dan
demokratisasi. Perkembangan teknologi yang pesat, memudahkan masyarakat untuk
mengakses segala jenis informasi dengan bebas tanpa mengenal batasan negara dan
waktu. Inovasi teknologi terutama teknologi informasi dan komunikasi juga sangat
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti sektor pemerintahan, perekonomian,
sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan suatu negara.

Pengguna internet di Indonesia tumbuh pesat, pada 2014 tercatat sebesar 88,1 juta jiwa,
naik 34,9 persen dari 71,9 juta jiwa pengguna pada tahun sebelumnya. Namun jika dilihat
dari sebaran wilayahnya, 78,5 persen dari total 88,1 juta jiwa penikmat internet di

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 25


Indonesia, tinggal di wilayah Indonesia bagian Tengah. Provinsi DKI Jakarta menjadi
wilayah dengan penetrasi paling tinggi dengan 65 persen pengguna internet, disusul
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki 63 persen pengguna internet.
Sedangkan posisi terendah ditempati oleh Provinsi Papua yang hanya memiliki 20 persen
pengguna internet dari total populasi penduduknya.

Meski tumbuh pesat, sebaran pengguna internet di Indonesia tidak merata. Hal itu
disebabkan Indonesia sejak lama telah mengalami ketertinggalan dalam hal kerapatan
akses tetap. Beberapa negara telah melakukan deregulasi telekomunikasi saat kerapatan
akses tetap lebih dari 10% dan bahkan 20%, pada awal 1990-an, sedangkan Indonesia
melakukan deregulasi saat kerapatan akses tetap baru mencapai 4%.

Akibatnya saat kebijakan liberalisasi diperkenalkan melalui UU No. 36 Tahun 1999,


Indonesia menghadapi isu pemerataan yaitu pembangunan jaringan telekomunikasi luar
Jawa dan perdesaan yang tertinggal, sehingga pada akhirnya menimbulkan kesenjangan
akses telekomunikasi nasional antara kota besar dan perdesaan, serta antara wilayah
Tengah dan timur Indonesia. Untuk itulah pengembangan TIK yang menyeluruh, merata
dan adil sangat diperlukan agar kesenjangan akses telekomunikasi nasional dapat kurangi.

Konsep Kewajiban Pelayanan Universal (KPU) atau Universal Service Obligation (USO)
Telekomunikasi dan Informatika, muncul sebagai jawaban untuk mengupayakan
pemerataan jaringan TIK di Tanah Air. USO Telekomunikasi dan Informatika pada
dasarnya merujuk pada kewajiban pemerintah untuk menjamin tersedianya pelayanan
publik bagi setiap warga negara, meskipun negara tidak secara langsung memegang
peranan sebagai penyelenggara kegiatan-kegiatan pelayanan publik yang dimaksudkan.

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945, infrastruktur komunikasi dan informatika


harus dibangun oleh negara, sebagai infrastruktur dasar bagi masyarakat untuk dapat
mengikuti perkembangan bangsa. Jadi jelas, bahwa pemerataan pembangunan
komunikasi dan informatika melalui Konsep Kewajiban Pelayanan Universal (KPU) atau
Universal Service Obligation (USO) sangat penting untuk dilakukan di Indonesia.

Secara rinci pembangunan komunikasi dan informatika pada periode 2004-2009


difokuskan pada tiga agenda, salah satunya adalah penyediaan layanan komunikasi dan

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 26


informatika di wilayah non komersial untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat.

Melanjutkan agenda pembangunan periode 2004-2009, pembangunan komunikasi dan


informatika pada periode 2010-2014 diarahkan pada penguatan konektivitas nasional
(Indonesia Connected) yang meliputi konektivitas ekonomi antar dan dalam pulau, serta
konektivitas antar instansi pemerintah.

Pembangunan komunikasi dan informatika pada periode 2010-2014 dirumuskan dalam


tiga agenda pembangunan yaitu:

 Pengurangan kesenjangan digital dan wilayah yang belum dijangkau layanan komu-
nikasi dan informatika.
 Peningkatan ketersediaan prasarana dan layanan komunikasi dan informatika yang
aman dan modern dengan kualitas baik dan harga terjangkau.

 Peningkatan kualitas penyediaan dan pemanfaatan informasi, serta penggunaan TIK


secara efektif dan bijak dalam seluruh aspek kehidupan.

Pada periode 2015-2019, pembangunan komunikasi dan informatika difokuskan pada


percepatan konektivitas pitalebar nasional. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka
Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan reformasi dan evaluasi pada desain
USO yang telah dilaksanakan sejak 2009 sampai dengan periode 2014.

Reformasi dan evaluasi terhadap desain USO dimaksudkan untuk mengoptimalkan


pemerataan serta pemanfaatan infrastruktur TIK di seluruh pelosok negeri. Reformasi
desain USO itu dilakukan baik pada tataran kebijakan maupun tataran implementasi.

Reformasi dan evaluasi terhadap USO melahirkan peraturan menteri Kementerian


Komunikasi dan Informatika nomor 25 tahun 2015, tentang Pelaksanaan Kewajiban
Pelayanan Universal Telekomunikasi dan Informatika yang memiliki karakteristik
pembangunan dilaksanakan secara komprehensif dengan mengintegrasikan
pembangunan infrastruktur TIK dengan pengembangan ekosistem TIK seperti SDM,
aplikasi, dan konten yang mendukung.

Karakteristik lainnya adalah pembangunan berdasarkan prinsip bottom-up, dimana


program yang disusun merupakan aspirasi dan usulan dari stakeholder terkait, seperti
PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 27
kementerian/lembaga lain atau pemerintah daerah (Pemda), sehingga pembangunan
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat.

Pembangunan KPU/USO dilakukan dibidang Telekomunikasi dan Informatika juga


dilakukan dengan piloting atau bersifat cluster disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan
daerah tersebut. Untuk menjaga keberlangsungan pemanfaatan infrastruktur TIK
tersebut, diperlukan pula sinergitas yang kuat dari setiap stakeholder, sehingga setiap
pihak memiliki peranan yang sama kuat dalam menjaga sustainability program.

Dalam Peraturan Menteri tersebut dijelaskan ruang lingkup pelaksanaan KPU/USO


Telekomunikasi dan Informatika mencakup penyediaan infrastruktur TIK dan penyediaan
ekosistem TIK di wilayah pelayanan universal telekomunikasi dan informatika serta untuk
kelompok masyarakat dengan ketidakmampuan.

Pembangunan KPU/USO mengusung teknologi berbasis broadband. Hal ini sejalan dengan
kecenderungan global yang menempatkan broadband sebagai kunci pembangunan IT.
Oleh karena itu, pada periode 2015-2019, pembangunan komunikasi dan informatika
difokuskan pada percepatan konektivitas broadband nasional.

Pembangunan pitalebar nasional saat ini dapat dikatakan masih dalam tahap awal.
Indonesia juga dinilai masih tertinggal dibandingkan dengan negara lain dalam hal
ketersediaan pitalebar. Dalam Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019, pitalebar nasional
didefinisikan sebagai,“ akses internet dengan jaminan konektivitas selalu tersambung,
terjamin ketahanan dan keamanan informasinya serta memiliki kemampuan triple-play
dengan kecepatan minimal 2 Mbps untuk akses tetap (fixed) dan 1 Mbps untuk akses
bergerak (mobile)”.

5.1.6. Redesign Program KPU/USO

Reformasi dan evaluasi terhadap USO melahirkan Peraturan Menteri Komunikasi dan
Informatika Nomor 25 tahun 2015, tentang Pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Universal
Telekomunikasi dan Informatika yang memiliki karakteristik pembangunan dilaksanakan
secara komprehensif dengan mengintegrasikan pembangunan infrastruktur TIK dengan
pengembangan ekosistem TIK seperti SDM, aplikasi, dan konten yang mendukung.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 28


Peraturan ini menggantikan Peraturan Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika
Nomor 32 Tahun 2008 tentang Kewajiban Pelayanan Universal (KPU) Telekomunikasi yang
digunakan sebagai payung hukum pelaksanaan program KPU/USO), dalam rangka
mewujudkan pita lebar sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 96 Tahun 2014 tentang Rencana Pita Lebar Indonesia 2014-2019.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika Nomor 25


tahun 2015 tersebut, ruang lingkup pelaksanaan KPU Telekomunikasi dan Informatika
mencakup penyediaan Infrastruktur TIK dan penyediaan Ekosistem TIK di wilayah
pelayanan universal telekomunikasi dan informatika dan untuk kelompok masyarakat
dengan ketidakmampuan.

Substansi yang diatur dalam Peraturan Menteri tersebut diantaranya penyediaan


Infrastruktur TIK berupa jaringan serat optic, jaringan satelit, jaringan akses radio,
jaringan akses kawat, sistem monitoring perangkat, penyediaan suku cadang (spare-part)
sesuai data teknis, stasiun pemancar selular (base transceiver station), jaringan
pemerintahan (government network), pusat data (data center), infrastruktur pasif, jasa
akses layanan publik wi-fi, jasa data recovery center (DRC), sarana dan prasarana
perluasan jangkauan penyebaran informasi, dan/atau sarana dan prasarana teknologi
informasi dan komunikasi.

Penyediaan Ekosistem TIK meliputi penyediaan aplikasi layanan publik bagi Pemerintah
Daerah, penyediaan pusat inkubator konten; penyediaan pusat komunitas kreatif;
penyediaan ekosistem pita lebar; penyediaan pembiayaan KPU Telekomunikasi dan
Informatika; penyediaan dan pengembangan aplikasi e-Pemerintah, e-Pendidikan, e-
Kesehatan, e-Logistik, dan e-Pengadaan; penyediaan Domain Name Server Nasional;
penyediaan fasilitas Public Key Infrastructure/Root Certification Authority;
pengembangan pembiayaan industri Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam negeri;
pelatihan dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam bidang Teknologi Informasi dan
Komunikasi; penelitian terhadap kebutuhan infrastruktur dan aplikasi TIK di wilayah
pelayanan universal telekomunikasi dan informatika; dan/atau penyediaan perangkat
akses layanan teknologi informasi dan komunikasi.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 29


Pengembangan pembiayaan industri Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam negeri.
pelatihan dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam bidang Teknologi Informasi dan
Komunikasi; dan/atau. Pemberian insentif pelaksanaan monitoring dan evaluasi program
penyediaan KPU telekomunikasi dan informatika.

Wilayah pelayanan universal telekomunikasi dan informatika meliputi daerah tertinggal,


terpencil dan/atau terluar, perintisan, perbatasan, yang tidak layak secara ekonomi,
dan/atau daerah lainnya yang masih membutuhkan sarana dan prasaran telekomunikasi
dan informatika.

Penyediaan KPU Telekomunikasi dan Informatika dilaksanakan berdasarkan pembiayaan


dari kontribusi KPU dan sumber lainnya yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

5.1.7. Penyediaan Layanan Jasa Akses Internet USO

Pelaksanaan Sewa Jasa Akses Internet merupakan amanat dari Nawacita, yaitu
terbangunnya infrastruktur yang menunjang konektivitas antar wilayah secara
terintegrasi. Pemerintah dalam hal ini Kemkominfo c.q BP3TI hadir untuk mengatasi
kesenjangan digital dengan melakukan pembangunan akses broadband khususnya di
daerah yang belum terjangkau. Untuk merealisasikan pelaksanaan kegiatan tersebut,
Kemkominfo melakukan kerjasama dengan prinsip sinergitas dan partisipasi secara
bottom-up yang merupakan usulan dari Kementerian/Lembaga/Instansi terkait sesuai
dengan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 25 Tahun 2015 tentang Kewajiban Pelayanan
Universal.

BP3TI mempunyai tugas melaksanakan penyediaan dan pengelolaan pembiayaan


telekomunikasi dan informatika yang berkaitan dengan pelaksanaan kewajiban universal
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugasnya, BP3TI
menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan Rencana, Program dan Anggaran, serta Monitoring, dan Evaluasi


2. Penyediaan dan pengelolaan infrastruktur dan non infrastruktur telekomunikasi dan
informatika yang berkaitan dengan pelaksanaan kewajiban universal

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 30


3. Pengelolaan Pendapatan dan Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika yang
berkaitan dengan pelaksanaan kewajiban universal dan
4. Pelaksanaan urusan hukum dan hubungan masyarakat, perlengkapan dan rumah
tangga, kepegawaian dan tata usaha.

BP3TI dalam implementasi penyediaan akses internet berkerja sama dengan penyedia
jasa telekomunikasi. Lokasi akses internet yng dibangun oleh BP3TI merupakan usulan
dari pemerintah daerah ataupun Kementerian/Lembaga. Lokasi-lokasi akses internet yang
sudah disediakan bagi sekolah-sekolah diharapkan mampu meningkatkan prestasi dan
menumbuhkan daya saing. Lokasi di kantor pelayanan publik seperti Puskesmas, balai
latihan kerja serta balai desa agar dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,
hingga nantinya tidak ada lagi kesenjangan akses informasi antara pedesaan dan
perkotaan.

Program Penyediaan Jasa Akses Internet yang dilaksanakan BP3TI merupakan program
penyediaan akses internet dengan kapasitas bandwidth minimal 2 Mbps. Pada tahun
2015, BP3TI telah telah berhasil menyediakan akses internet di 688 lokasi dari 800 lokasi
yang ditargetkan. Penyediaan akses internet di tahun 2015 dilanjutkan di tahun 2016 dan
tahun 2017.

Sewa Layanan Jasa Akses Internet mulai tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 telah
berjumlah 2.686 lokasi yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Pada tahun 2018,
target penyediaan Sewa Layanan Jasa Akses Internet oleh BP3TI sebanyak 800 titik lokasi
baru sesuai RPJMN 2015-2019 dengan lokasi-lokasi di kawasan 3T dan Lokpri sebagai
prioritas pembangunan.

Penetapan lokasi yang menjadi target pembangunan jasa akses internet merupakan hasil
kajian Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika atas usulan
Kementerian/Lembaga lain maupun Pemda, sesuai amanah Peraturan Menteri
Komunikasi dan Informatika Nomor 25 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Kewajiban
Pelayanan Universal.

Dalam penyediaan jasa akses internet ini, BP3TI memberikan pembiayaan beli jasa
layanan bandwidth untuk akses internet yang diperoleh melalui mekanisme pengadaan e-

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 31


Purchasing LKPP (e-Katalog), sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 sebagaimana telah beberapa kali diubah, dan terakhir melalui Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Rentang masa
kontrak bervariasi dari 1 hingga 2 bulan.

Sedangkan pemerintah daerah atau kementerian/lembaga menyediakan perangkat


lastmile (seperti komputer, LAN, dll), menyediakan tempat, catudaya dan perangkat
pendukung lainnya. Jenis belanja Penyediaan Jasa Akses Internet merupakan Belanja Jasa
untuk 1 (satu) Tahun Anggaran.

Metode akses internet untuk penyediaan jasa akses internet disesuaikan dengan kondisi
geografis dan demografis di daerah. Secara umum metode akses internet yang dipilih
dalam Penyediaan Jasa Akses Internet adalah fiber optic, radio link dan VSAT (Very Small
Aperture Terminal). Estimasi target lokasi pembangunan Penyediaan Jasa Akses Internet
tahun 2015 dan 2016 adalah 1.600 lokasi.

Dalam usaha pencapaian target penyediaan akses internet, terdapat beberapa tantangan
yang dihadapi oleh BP3TI, antara lain:

1) Perlu klarifikasi mendalam dengan kementerian/lembaga, terkait usulan lokasi untuk


mengatasi hambatan yang ditemui di lapangan.
2) Kondisi alam ekstrem, yang menyebabkan petugas kesulitan membawa dan
memasang perangkat VSAT di lokasi.

3) Beberapa lokasi belum tersedia Customer Premise Equipment (CPE) seperti komputer,
notebook/laptop serta potensi utilisasi bandwidth internet. Bahkan beberapa daerah
belum tersedia sumber listrik yang memadai.

5.1.8. Site Investigation Survey (SIS)

Site Investigation Survey (SIS) adalah proses investigasi lokasi rencana pembangunan
suatu infrastruktur seperti pembangunan akses internet ataupun pembangunan
telekomunikasi lainnya, merupakan hal penting dalam proses pembangunan dan sangat
mempengaruhi tingkat keberhasilan untuk proses selanjutnya. Melakukan Site

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 32


Hunting/SITAC (Site Acquisition) sebagai upaya pencarian lokasi dan memvalidasikan serta
menentukan lokasi yang tepat dan layak untuk dijadikan lokasi Pembangunan Akses
Internet.

Hasilnya adalah daftar dari beberapa yang membenarkan apakah lokasinya sesuai dengan
lokasi usulan pembangunan akses internet. Dalam laporan site investigation survey ini
mencakup diantaranya melihat posisi lokasi pada peta, situasi tempat lingkungan di mana
site tersebut berada, alamat, pemilik lahan, ketersediaan catu daya (PLN), koordinat GPS
dan foto-foto lokasi disekelilingnya. Semua bentuk laporan ini disesuaikan dengan standar
atau format dari pemilik program.

5.2. PENDEKATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam pekerjaan Site Investigation Survey (SIS)
adalah pendekatan kualitatif (qualitative research). Pendekatan metodologi kualitatif
didefinisikan sebagai prosedur kegiatan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini
diarahkan pada latar dari individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini tidak
boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tapi perlu
memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.

Menurut Nasution (2003: 5) penelitian kualitatif adalah mengamati orang dalam


lingkungan, berinteraksi dengan mereka dan menafsirkan pendapat mereka tentang
dunia sekitar, kemudian Nana Syaodih Sukmadinata (2005: 60) menyatakan bahwa
penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendiskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok. Penelitian
kualitatif ini secara spesifik lebih diarahkan pada penggunaan metode studi kasus.
Sebagaimana pendapat Lincoln dan Guba (Sayekti Pujosuwarno, 1992: 34) yang
menyebutkan bahwa pendekatan kualitatif dapat juga disebut dengan case study ataupun
qualitative, yaitu penelitian yang mendalam dan mendetail tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan subjek penelitian. Lebih lanjut Sayekti Pujosuwarno (1986: 1)

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 33


mengemukakan pendapat dari Moh. Surya dan Djumhur yang menyatakan bahwa studi
kasus dapat diartikan sebagai suatu teknik mempelajari seseorang individu secara
mendalam untuk membantunya memperoleh penyesuaian diri yang baik. Menururt
Lincoln dan Guba (Dedy Mulyana, 2004: 201) penggunaan studi kasus sebagai suatu
metode penelitian kualitatif memiliki beberapa keuntungan, yaitu :

a. Studi kasus dapat menyajikan pandangan dari subjek yang diteliti.


b. Studi kasus menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami
pembaca kehidupan sehari-hari.
c. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti
dan responden.
d. Studi kasus dapat memberikan uraian yang mendalam yang diperlukan bagi penilaian
atau transferabilitas.

Pada dasarnya penelitian dengan jenis studi kasus bertujuan untuk mengetahui tentang
sesuatu hal secara mendalam. Maka dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan
metode studi kasus untuk mengungkap tentang kesiapan lokasi baik secara teknis
maupun non teknis berdasarkan infrastruktur fisik yang dimilikinya untuk dapat
memanfaatkan akses internet secara maksimal.
Dalam pekerjaan site Investigation Survey (SIS), agar pelaksanaannya terarah dan
sistemastis maka disusun tahapan-tahapan penelitian. Menurut Moleong (2007: 127-
148), ada empat tahapan dalam pelaksanaan penelitian yaitu sebagai berikut:
a. Tahap pra lapangan Peneliti mengadakan survei pendahuluan yakni dengan mencari
obyek lokasi sebagai akses internet yang telah diusulkan pemerintah daerah
setempat. Selama proses survei ini peneliti melakukan penjajagan lapangan (field
study) terhadap obyek yang akan disurvei, mencari data dan informasi tentang
keberadaan infrastruktur di sekitar lokasi, serta melakukan konfirmasi awal melalui
telesurvei. Pelaksana pekerjaan juga mencari informasi dengan menggunakan data
sekunder melalui penelusuran literatur gambaran umum lokasi dan referensi
pendukung kegiatan Site Investigation Survey (SIS). Pada tahap konsultan melakukan
penyusunan rancangan Site Investigation Survey (SIS) yang meliputi garis besar

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 34


metodologi, kuesioner beserta instrument lainnya yang digunakan dalam melakukan
pekerjaan. Tahap pra lapangan dilakukan selama bulan pertama kegiatan.
b. Tahap pekerjaan survey lapangan Dalam hal ini konsultan telah menyiapkan
instrument lapangan, perlatan surveyor beserta perangkat lainnya yang mendukung
kegiatan pengumpulan data. Tahap ini dilaksanakan selama bulan kedua dan ketiga.
c. Tahap analisis data Tahapan yang ketiga dalam pekerjaan ini adalah analisis data.
Konsultan dalam tahapan ini melakukan serangkaian proses analisis data kualitatif
sampai pada interpretasi data-data yang telah diperoleh sebelumnya. Selain itu
konsultan juga menempuh proses triangulasi data yang diperbandingkan dengan
temuan yang diperoleh dalam kegiatan survey lapangan.
d. Tahap Evaluasi dan pelaporan. Pada tahap ini konsultan berusaha melakukan
konsultasi/asistensi dan kegiatan Focus Group Discussion/FGD untuk mendikusikan
hasil perolehan survey lapangan beserta temuan yang terjadi pada saat survey
lapangan, berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data.

Metode Penelitian Deskriptif merupakan suatu metode penelitian dalam meneliti setatus
dari sekelompok manusia, suatu obyek, suatu sistem pemikiran, suatu set kondisi,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa saat ini. Adapun tujuan dari penelitian deskriptif
ini yaitu untuk membuat gambaran, deskipsi atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang sedang diselidiki.

Menurut Hidayat (2010), penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang


digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek
penelitian pada suatu masa tertentu. Sedangkan menurut Punaji (2010) penelitian
deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
suatu peristiwa, keadaan, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan
variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik menggunakan angka-angka maupun kata-kata.

Sukmadinata (2006) menyatakan bahwa Penelitian deskriptif merupakan suatu bentuk


penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu dapat berupa
bentuk, aktivitas, perubahan, karakteristik, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 35


fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.

Penelitian deskriptif kebanyakan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu,


melainkan lebih untuk menggambarkan apa adanya suatu variabel, gejala, atau keadaan.
Namun demikian, bukan berarti semua penelitian deskriptif tidak menggunakan hipotesis,
ada juga penelitian deskriptif yang memakai hipotesisi. Penggunaan hipotesis dalam
penelitian deskriptif bukan dimaksudkan untuk diuji melainkan bagaimana berusaha
menemukan sesuatu yang berarti sebagai alternatif dalam mengatasi masalah penelitian
melalui prosedur ilmiah.

Whintney (1960) menyatakan metode deskriptif merupakan proses pencarian fakta


dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah yang ada di
dalam masyarakat dan tata cara yang berlaku di dalam masyarakat serta situasi tertentu,
termasuk di dalamnya tentang hubungan, pandangan - pandangan, kegiatan - kegiatan,
sikap - sikap, serta proses - proses yang sedang berlangsung dan pengaruh - pengaruhnya
dari suatu fenomena tertentu. Dalam metode deskriptif, peneliti mungkin saja
membandingkan suatu fenomena tertentu sehingga penelitian tersebut tergolong dalam
suatu studi komparatif.

Penelitian deskriptif tidak hanya meliputi pada masalah pengumpulan dan penyusunan
data sja, tetapi juga meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data tersebut. Oleh
karena itu, penelitian deskriptif mungkin saja mengambil bentuk penelitian komparatif,
yaitu merupakan suatu penelitian yang membandingkan satu fenomena atau gejala
dengan fenomena atau gejala lainnya, atau dalam bentuk studi kuantitatif dengan
menetapkan standar, penilaian, mengadakan klasifikasi, dan hubungan kedudukan satu
unsur dengan unsur yang lainnya.

Ada kalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena -


fenomena dengan menetapkan suatu setandar atau suatu norma tertentu sehingga
banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei normatif atau
normative survey. Dengan metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan atau status
kejadian atau faktor dan melihat hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain.
Karenanya, metode deskriptif juga dinamakan studi status atau status study.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 36


Metode deskriptif juga berkehendak mempelajari setandar - setandar atau norma -
norma, sehingga penelitian deskriptif ini dinamakan dengan survey normativ5. Dalam
metode deskriptif bisa meneliti masalah normative secara bersama - sama dengan
masalah status dan sekaligus membuat suatu perbandingan - perbandingan antar
kejadian atau fenomena. Studi demikian ini dikenal secara umum sebagai studi atau
penelitian deskriptif. Prespektif waktu yang dijangkau pada penelitian deskriptif, adalah
waktu sekarang ini, atau sekurang - kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau oleh
ingatan responden.

Ciri-ciri Metode Deskriptif

Secara harfiyah, metode deskriptif merupakan metode penelitian untuk menciptakan


gambaran mengenai situasi atau peristiwa, sehingga metode ini berkeinginan
mengadakan pengumpulan atau akumulasi data dasar saja. Akantetapi, pada pengertian
metode penelitian yang lebih luas, penelitian deskriptif mencakup metode penelitian yang
lebih luas di luar dari eksperimental dan metode sejarah, dan secara lebih umum sering
dikenal dengan nama metode survei.

Tugas peneliti tidak hanya memberikan gambaran terhadap kejadian - kejadian atau
fenomena - fenomena, tetapi juga menjelaskan hubungan, menguji hipotesis - hipotesis,
membuat suatu predeksi serta memperoleh makna dan implikasi dari suatu isu atau
masalah yang ingin dipecahkan. Dalam mengumpulkan data dapat menggunakan teknik
wawancara, dengan memakai interview guide ataupun schedule questionair.

Metode Penelitian deskriptif mempunyai ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut:


1. Memusatkan penyelidikan pada pemecahan masalah aktual atau masalah yang
dihadapi pada masa sekarang.
2. Menjelaskan setiap langkah penelitian secara rinci.
3. Data yang telah dikumpulkan disusun dan dijelaskan, kemudian dianalisis dengan
menggunakan teknik analitik.
4. Memberi alasan yang kuat mengapa peneliti menggunakan teknik tertentu dan bukan
teknik lainnya.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 37


5. Menjelaskan prosedur pengumpulan datanya.

Metode Penelitian deskriptif mempunyai keunikan sebagai berikut:


1. Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh
responden yang sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan.
2. Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan
dirumuskan secara jelas, agar di lapangan peneliti tidak mengalami kesulitan dalam
menjaring data yang diperlukan.

3. Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan


data tidak memperoleh data yang memadai.

Jenis-jenis Penelitian Deskriptif

Dtinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam menliti,
serta tempat dan waktu penelitian dilakukan, penelitian desekriptif dapat dibagi atas
bebeprapa jenis yaitu:

1. Metode survei

Metode survei merupakan suatu penyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan


fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara
faktual, baik itu tentang institusi ekonomi, sosial, atau politik dari suatu daerah
ataupun suatu kelompok. Metode survei membedah dan menguliti serta mengenal
lebih mendalam tentang masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan
dan praktik yang sedang berlangsung.

Pada metode survei juga dilakukan evaluasi serta perbandingan-perbandingan


terhadap hal-hal yang sudah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah
yang sama dan hasilnya bisa digunakan dalam pembuatan suatu rencana dan
pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Penyelidikan dijalankan pada
waktu yang bersamaan terhadap beberapa individu atau unit, baik secara sensus
ataupun dengan memakai sampl5. Unit yang dipakai pada metode survei cukup
besar.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 38


Banyak sekali masalah atau isu yang bisa diteliti dengan memakai metode survey ini,
termasuk pada bidang produksi dan tata niaga (survey produksi dan tata niaga ), pada
usaha tani (surve usaha tani), pada masalah kemasyarakatan (survey sosial), pada
masalah komunikasi dan pada pendapat umum (survei pendat umum), pada masalah
politik (survey politik), pada masalah pendidikan (survey pendidikan dan
persekolahan), dan lain sebagainya.

2. Metode deskritif berkesinambungan

Metode deskriptif berkesinambungan atau continuity descriptive research


merupakan suatu penelitian secara deskriptif yang dijalankan secara terus - menerus
terhadap suatu objek penelitian tertentu. Sering kali dijalankan dalam hal meneliti
masalah - masalah atau isu-isu sosial. Pengetahuan yang lebih mendalam dan
menyeluruh dari suatu isu atau masalah serta fenomena dan ketentuan - ketentuan
sosial bisa diperoleh bila hubungan - hubungan fenomena dikaji dalam suatu interval
perkembangan dalam suatu periode yang lama. Dengan memperhatikan secara detail
perubahan yang dinamis pada suatu interval tertentu, maka generalisasi suatu
fenomena atau situasi secara dinamis bisa dibuat.

Penelitian deskriptif berkesinambungan merupakan Penelitian yang berkehendak


menjangkau informasi faktual yang mendetail secara interval. Bila perhatian
dipusatkan kepada perubahan - perubahan prilaku atau pemikiran, maka teknik
dalam penelitian ini dinamakan teknik panel. Teknik panel ini berupa wawancara
terhadap kelompok - kelompok manusia yang sama pada situasi yang berbeda - beda.
Informasi yang diharapkan dapat saja kuantitatif, seperti anggaran belanja keluarga,
jumlah konsumsi, dan sebagainya. Penggunaan metode deskriptif berkesinambungan
lebih populer dalam mengkaji masalah sosial.

3. Penelitian Studi Kasus

Studi kasus atau case study adalah suatu penelitian tentang status subjek penelitian
yang berkaitan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keselurahan personalitas.
Subjek penelitian bisa saja individu, lembaga, kelompok, maupun masyarakat.
Peneliti berkinginan mempelajari secara intensif dan menyeluruh latar belakang serta

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 39


interaksi lingkungan dari unit - unit sosial yang menjadi subjek.

Tujuan studi kasus itu sendiri yaitu untuk memberikan gambaran secara mendetail
terhadap suatu latar belakang, sifat - sifat serta karakter - karakter yang khas atau
unik dari kasus, ataupun status dari individu, yang selanjutnya dari sifat - sifat khas di
atas akan jadikan suatu hal yang bersifat umum. Pada awalnya, studi kasus ini banyak
dipakai dalam penelitian obat - obatan dengan tujuan untuk diagnosis, tetapi
kemudian pemakaian studi kasus telah meluas sampai kebidang - bidang yang
lainnya.

Hasil dari suatu penelitian studi kasus merupakan suatu generalisasi dari suatu pola -
pola kasus yang tipikal dari individu, lembaga, kelompok, dan sebagainya. Tergantung
berdasarkan tujuannya, ruang lingkup dari studi bisa mencakup segmen atau bagian
tertentu atau mencakup keseluruhan siklus kehidupan dari individu, lembaga,
kelompok, dan sebagainya, baik dengan penekanan terhadap faktor - faktor kasus
tertentu, atau mencakup keseluruhan factor - faktor dan fenomena - fenomena. Studi
kasus lebih menekankan pada pengkajian vairabel yang lumayan banyak pada jumlah
unit yang relatif kecil. Hal ini sangat berbeda dengan metode survei, yang mana
peneliti lebih cenderung mengevaluasi variabel yang lebih sedikit, tetapi
menggunakan unit sample yang relatif besar.

Studi kasus lebih banyak dikerjakan untuk meneliti kota besar, desa, sekelompok
manusia drop out, tahanan - tahanan, pimpinan - pimpinan, dan sebagainya. Bila
studi kasus ditujukan guna meneliti kelompok, maka perlu diisolasikan atau
dikisahkan kelompok - kelompok dalam suatu kumpulan yang homogen.

Studi kasus banyak kelemahannya disamping ada juga keunggulan - keunggulannya.


Studi kasus mempunyai kelemahan dikarenakan anggota sampelnya yang terlalu
kecil, sehingga sukar untuk dipakai inferensi terhadap suatu populsi. Selain itu, studi
kasus sangat dipengaruhi oleh pandangan subjektif dalam pemiilihan kasus, karena
adanya sifat khas yang bisa saja terlalu dibesar - besarkan. Kurangnya objektivitas ini
bisa disebabkan karena kasus cocok benar dengan konsep yang sebelumnya telah ada
pada diri si peneliti, ataupun dalam penetapan serta pengikutsertaan data dalam

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 40


konteks yang bermakna dan menjurus pada interprestasi subjektif.

Studi kasus memiliki keunggulan sebagai suatu studi guna mendukung studi - studi
yang lebih besar di kemudian hari nanti. Studi kasus mendukung studi - studi yang
besar di kemudian hari, studi kasus bisa memberikan hipotesis - hipotesis bagi
penelitian lanjutan. Dari segi edukatif, maka studi kasus bisa dipakai sebagai contoh
ilustrasi, baik dalam perumusan masalah maupun penggunaan statistik dalam
menganalisis data serta cara - cara perumusan generalisasi dan kesimpulan.

4. Penelitian Analisis kerja dan aktivitas

Analisis Kerja dan Aktivitas atau job and activity analysis, adalah suatu penelitian
dengan memakai metode deskriptif. Penelitian Analisis kerja dan aktivitas ini
ditujukan guna menyelidiki aktivitas dan pekerjaan manusia secara terperinci. Dan
hasil dari penelitian tersebut bisa memberikan rekomendasi - rekomendasi guna
keperluan di masa yang akan datang. Penelitian perkejaan pada bidang industri
disebut job analysis atau analisis pekerjaan, sedangkan untuk penelitian pada bidang
pertanian, dinamakan analysis aktivitas atau activity analysis. Analysis aktivitas juga
meliputi analisis pekerjaan di bidang jasa, seperti peleyanan kesehatan, pendidikan,
dan sebagainya.

Pada penelitian ini, studi yang mendalam dilakukan terhadap kelakuan - kelakuan
pekerjaan, buruh, guru, petani, dan lain - lain terhadap gerak - gerik mereka dalam
melakukan tugas, penggunaan waktu secara efektif dan efisien, dan sebagainya. Data
mengenai hal - hal yang ini diselidiki, selanjutnya dianalisis, diberikan interpretasi,
dan dilakukan generalisasi dalam rangka menetapkan sifat - sifat dan keriteria -
keriteria pekerjaan yang baik, rencana upgrading, keseimbangan berusaha dan
bekerja serta aktivitas sangat berkembang pada masa setelah Perang Dunia I, dengan
tujuan untuk mengadakan klasifikasi pekerjaan dan pekerjaan secara lebih efektif.

5. Studi Waktu Gerakan

Studi Waktu dan gerakan atau time and motion study merupakan penelitian dengan
metode deskriptif yang berusaha untuk menyelidiki efisien produksi dengan

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 41


mengadakan studi yang mendetail tentang penggunaan waktu serta perilaku pekerja
dalam proses produksi. Gerak - gerak utama dalam pekerjaan diamati, dicatat,
dilukiskan, serta dianalisis. Generalisasi dan interpretasi tentang waktu yang
digunakan serta gerak-gerak utama yang terjadi, sehingga suatu kesimpulan tentang
gerak-gerak yang diperlukan dalam pekerjaan, gerak-gerak yang tidak diperlukan
yang dapat menghambat pekerjaan serta saran-saran dalam rangka memperbaiki
pekerjaan dan menambah efisiensi kerja. Dalam rangka efisisensi, juga perlu dikaji
alat - alat produksi yang digunakan, serta bagaimana alat - alat produksi tersebut
diatur demi peningkatan efisisensi kerja.

Kriteria Pokok Metode Deskriptif

Metode deskriptif mempunyai beberapa pokok, yang dapat dibagi atas kriteria umum dan
kriteria khusus. kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kriteria umum

Kriteria umum dari penelitian dengan metode deskriptif adalah sebagai berikut.

1. Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas.
2. Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan
opini.
3. Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum.
4. Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian
dilakukan.
5. Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai
validitas.

6. Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam
mengumpulkan data maupun dalam menganalisis data serta studi kepustakaan
yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas hubungannya dengan kerangka teoritis
yang digunakan jika kerangka teoritis untuk itu telah dikembangan.

b. Kriteria Khusus

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 42


Kriteria khusus dari metode deskriptif adalah sebagai berikut.

1. Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah


status.
2. Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value).

3. Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu, tidak adalah kontrol terhadap
variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau menipulasi terhadap
variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.

5.3. METODOLOGI

5.3.1 Lokasi Pekerjaan

Lokasi pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS) Layanan Akses Internet Paket Tengah
adalah 474 lokasi usulan yang tersebar di 9 provinsi, yaitu Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Tengah, Gorontalo, Nusa Tenggara Tengah, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara, dengan rincian sebagai
berikut:

Tabel 5.1.: Lokasi Kegiatan Site Investigation Survey (SIS) Layanan Akses Internet Paket
Tengah

No Wilayah Provinsi Lokasi


Paket Tengah
1 Sulawesi Tenggara 37
2 Sulawesi Sulawesi Tengah 80
3 Gorontalo 22
4 Nusa Tenggara Tengah 22
Nusa Tenggara
5 Nusa Tenggara Timur 166
6 Kalimantan Tengah 107
7 Kalimantan Kalimantan Selatan 16
8 Kalimantan Timur 13

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 43


9 Kalimantan Utara 11
Total 9 474

5.3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari:

1. Survei

Dalam survei ini digunakan metode survei yang mengambil sampel dari satu populasi
dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Kegiatan
survey ini menggunakan kuesioner terstruktur yang urutan pertanyaannya bersifat
baku, terdiri dari pertanyaan tertutup (close-ended question) dan pertanyaan terbuka
(open-ended question) dan disamakan untuk setiap responden.

2. Wawancara mendalam (in depth)

Dalam rangka memperkuat dan mengkonfirmasi hasil-hasil temuan yang diperoleh


dari survey dan analisa kebijakan, maka akan dilakukan wawancara mendalam
kepada pemangku kepentingan yang selama ini terlibat dalam e-commerc5.

5.3.3 Persiapan Pelaksanaan Survei

Dalam rangka persiapan pelaksanaan survei maka akan dilakukan beberapa tahapan,
antara lain:
 Perancangan perangkat survei yaitu form kuesioner/check list, berita acara.
 Melakukan pelatihan yang dilaksanakan coordinator lapangan bagi semua tim
surveyor di propinsi yang akan terlibat dalam survei.
 Mempersiapkan kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan surveyor dan
koordinator lapangan dalam survei lapangan seperti perlengkapan surveyor,
perangkat komputer dan printer, akses internet, kendaraan bermotor dan ruang kerja
untuk memasukkan dan pengolahan data dan dokumentasi hasil survei.
 Mempersiapkan kelengkapan dokumen (surat tugas) dan perijinan (surat pengantar).

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 44


 Mobilisasi koordinator lapangan dari Jakarta ke masing-masing wilayah survey dalam
hal ini ibukota propinsi sebagai basecamp/tempat kerja surveyor.

5.3.4 Perancangan Instrumen Lapangan

Survei yang baik perlu didukung oleh perangkat-perangkat yang memadai meliputi SOP,
GPS, checklist survei, kuesioner, berita acara, tanda pengenal dan juga dokumen
administrasi surveyor. Walaupun metodologi survei telah didesain sedemikian baiknya,
namun jika perangkat survei yang tersedia tidak memadai, maka pelaksanaan survei akan
terganggu, yang pada akhirnya akan mengganggu kualitas kegiatan secara keseluruhan.

Oleh karena itu, konsultan berupaya semaksimal mungkin untuk mengorganisasi


perangkat survei sedemikian sehingga mampu menunjang pelaksanaan survei dengan
optimal.

1. Penyusunan Kuesioner

Kuesioner merupakan alat untuk mengumpulkan data (cara mendapatkan


data/informasi) dalam pelaksanaan survei. Kuesioner yang bagus merupakan modal
awal bagi tercapainya tujuan penelitian dengan bagus pula. Oleh karena itu,
konsultan menyusun kuesioner secara spesifik berdasarkan objek survei. Penyusunan
kuesioner dengan cara ini akan menghindarkan dari kekeliruan penggunaan
kuesioner di lapangan serta memudahkan pengendalian dan quality qontrol data.

Pengukuran adalah pemberian nilai properti dari suatu obyek. Dari definisi ini terlihat
bahwa yang diukur adalah properti dari suatu obyek. Obyek merupakan suatu entitas
yang akan diteliti. Obyek survey merupakan calon lokasi tempat pemasangan akses
internet yang diusulkan pemerintah daerah setempat. Obyek dapat berupa sekolah,
puskesmas, kantor desa, dan jenis pelayanan lainnya. Properti adalah karakteristik
dari obyek. Properti dapat berupa properti fisik, poperti psikologi dan properti sosial.
Jika obyeknya yang akan disurvei adalah usulan pemerintah daerah setempat, maka
properti fisiknya dapat ditinjau dari keberadaan listrik, milik pemerintah, keberadaan
infrastruktur lokasinya, dan lainnya..

Komponen pengukuran

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 45


Komponen pengukuran yaitu :

a. Kejadian empiris
b. Penggunaan angka
c. Sejumlah aturan pemetaan

Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk


menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat
ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Ada empat macam tipe skala yaitu:

a) Nominal, yaitu bernilai klasifikasi. Misalnya : laki-laki, perempuan, untuk gender.


b) Ordinal, yaitu bernilai klasifikasi dan order (ada urutannya). Misalnya: penilaian
(kurang, baik, sangat baik).
c) Interval, yaitu bernilai klasifikasi, order (ada urutannya), dan berjarak (perbedaan
dua nilai berarti). Misalnya Skala Likert 1 sampai dengan 5, dengan jarak 1
sampai dengan 2 mempunyai jarak yang sama dengan 2 sampai dengan 3 dan
seterusnya.
d) Rasio, yaitu bernilai klasifikasi, order, distance (berjarak) dan mempunyai nilai
awal (origin). Misalnya unit waktu sebesar 20 menit yang mempunyai nilai awal
0. Rasio dalam hal ini tidak harus dalam pembagian.

Terdapat dua macam metode penskalaan, yaitu :

a. Skala Rating.

Skala rating (rating scale) digunakan untuk memberikan nilai (rating) ke suatu
variabel. Beberapa skala rating yang sering digunakan adalah:

1) Skala dikotomi (dichotomous scale)

Skala ini memberikan nilai dikotomi misalnya nilai Ya atau Tidak. Tipe data
yang digunakan adalah nominal.

Contoh :

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 46


Apakah anda mempunyai kartu kredit?          Ya       Tidak

2) Skala kategori (category scale)

Skala ini memberikan nilai beberapa item untuk dipilih. Tipe data yang
digunakan untuk skala ini adalah tipe nominal.

Contoh :

Pilih industri dari perusahaan :

 Pabrikan
 Jasa
 Gas dan Minyak
 Keuangan

 Lainnya

3) Skala Likert (Likert Scale)

Skala ini digunakan untuk mengukur respons subyek ke dalam 5 poin skala
dengan interval yang sama. Dengan demikian tipe data yang digunakan
adalah tipe interval.

Dengan menggunakan skala likert, apakah anda setuju dengan pendapat ini.

Sangat Tidak Tidak Setuju Sangat


Tidak Setuju Tahu Setuju
Setuju
Kuliah di S2 menarik 1 2 3 4 5
Dosen memberikan wawasan 1 2 3 4 5
Dosen mengarahkan riset 1 2 3 4 5
                                                     

4) Skala Numerik (numeric scale)

Skala ini sama dengan skala perbedaan semantik hanya mengganti ruang
semantik yang disediakan dengan angaka-angka numerik (misalnya 1 sampai
dengan 5 untuk 5 poin skala Likert atau 1 sampai dengan 7 untuk 7 poin
skala Likert). Tipe data yang digunakan adalah tipe interval.
PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 47
Contoh :

Setuju  1          2          3          4          5          6          7 Tidak Setuju

5) Skala penjumlahan tetap atau konstan (fixed or constant sum scale)

Subyek diminta untuk mendistribusikan nilai responsnya ke dalam beberapa


item yang sudah disediakan dengan jumlah yang tetap. Tipe data yang
digunakan adalah tipe rasio.

Contoh :

Di dalam memilih pendidikan S2, tentukan besarnya nilai alokasi yang anda
berikan dengan total nilai 100 poin.

Fasilitas Komputer                  _

Fasilitas Basis Data                 _

Kenyamanan Kuliah               _

Gelar dosen tetap                    _

Materi kuliah                           _

Total                                        100

6) Skala grafik (graphic rating scale)

Skala ini menggunakan grafik skala dan subyek member tanda pada tempat
di grafik untuk responsnya. Tipe data yang digunakan adalah tipe interval.

b. Skala Rangking

Skala rangking membandingkan dua atau lebih obyeek untuk memilih obyek yang
lebih baik. Beberapa skala rangking adalah:

1) Skala perbandingan-berpasangan (paired-comparison scale)

Skala perbandingan berpasangan digunakan untuk memilih satu dari obyek


secara berpasanngan. Jumlah pasangan yang ada adalah sebanyak (nx(n-
1)/2) dengan n adalah jumlah obyek. Misalnya jumlah obyek adalah 3. Maka

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 48


jumlah pasangan perbandingannya adalah (3x(3-1)/2) = 3. Tipe data yang
digunakan adalah ordinal.

Contoh :

Di antara kandidat pasangan presiden dan wakil presiden, mana yang anda
pilih menjadi presiden perusahaan saudara :

-Ali                              -Ali                  -Ali

-Basuki                        -Centil             -Didik

-Basuki                        -Basuki            -Centil

-Centil                         -Didik              -Didik

2) Skala rangking dipaksakan (forced ranking scale)

Skala ini mengurutkan langsung relative satu terhadap lainnya. Tipe data
yang digunakan adalah ordinal.

Contoh:

Diantara kandidat presiden, mana yang anda pilih menjadi presiden


perusahaan saudara (beri nilai rangking 1 sampai dengan 4) :

-Ateng

-Basuki

-Centil

-Didik

c. Skala komparatif (comparative scale)

Skala ini membandingkan dengan standar atau benchmark yang lainnya. Tipe
data yang digunakan adalah ordinal.

Contoh :

Dibandingkan dengan kinerja manajer periode kemarin, kinerja manajer sekarang

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 49


:

Inferior                  Hampir sama               Superior

1           2                 3                4         5

Dalam melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur
dalam penelitian biasa dinamakan instrumen penelitian.  Jadi instrumen
penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati. Secara spesifik, semua fenomena ini disebut variabel
penelitian.

Proses penentuan instrumen pengumpulan data dapat diuraikan bahwa disain


penelitian awal yang merupakan arah atau hulu penelitian yang berupa rumusan
masalah penelitian, hipotesis penelitian dan tujuan penelitian diterjemahkan
dalam bentuk variabel-variabel penelitian. Dari variabel-variabel penelitian
tersebut kemudian peneliti membuat definisi operasional untuk menggambarkan
ukuran-ukuran variabel secara garis besar. Dengan pemahaman tentang definisi
operasional variabel penelitian, dapat disusunlah sub variabel atau dapat pula
disebut faktor-faktor pengukur variabel penelitian. Untuk masing-masing faktor
pengukur variabel penelitian dapat disusun pertanyaan-pertanyaan dan atau
pernyataan-pernyataan yang diharapkan dapat terjawab oleh subyek
(responden) penelitian. Dari pertanyaan dan atau pernyataan tersebut peneliti
dapat menentukan alat atau instrumen pengumpulan data.

Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan


untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya
dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini
kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk
memudahkan penyusunan instrumen maka perlu digunakan matrik
pengembangan instrumen atau kisi-kisi instrument.

Sebagai contoh variabel penelitiannya tingkat kekayaan. Indikator kekayaan


misalnya : rumah, kendaraan, tempat belanja, pendidikan, jenis makanan yang
sering dimakan, jenis olahraga yang dilakukan dan sebagainya. Untuk indikator
PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 50
rumah, bentuk pertanyaannya misalnya 1) berapa jumlah rumah, 2) dimana letak
rumah, 3) berapa luas masing-masing rumah, 4) bagaimana kualitas bangunan
rumah dan sebagainya.

Proses Pengembangan Instrumen Survey

a. Hirarki pertanyaan

Pergerakan proses dari tujuan atau masalah manajemen umum menjadi


pertanyaan-pertanyaan pengukuran yang spesifik melewati empat tahap
pertanyaan penting :

1) Pertanyaan manajemen, yaitu masalah-masalah yang ingin dijawab para


manajer.
2) Pertanyaan-pertanyaan penelitian, yaitu penerjemahan penelitian
berdasarkan fakta yang harus dijawab peneliti untuk memberi andil pada
solusi pertanyaan manajemen.
3) Pertanyaan-pertanyaan investigative, yaitu pertanyaan-pertanyaan spesifik
yang harus diajukan peneliti untuk memberikan rincian dan cakupan yang
memadai terhadap pertanyaan penelitian. Dalam tahap ini, akan ada banyak
pertanyaan bila peneliti bergerak dari umum ke khusus.

4) Pertanyaan-pertanyaan pengukuran, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang


harus dijawab responden bila para peneliti berupaya mengumpulkan
informasi yang dibutuhkan.

b. Strategi survei

Beberapa hal yang harus diperhatikan ialah :

1) Mode komunikasi

Survei dapat dilakukan dengan wawancara pribadi, telepon, surat atau


kombinasi dari ketiganya. Keputusan penggunaan metode yang digunakan
akan mempengaruhi desain instrumen. Dalam wawancara pribadi, adalah
mungkin untuk menggunakan grafik dan sarana-sarana pertanyaan lain
dengan lebih mudah daripada melalui telepon atau surat.
PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 51
2) Struktur proses

Kuesioner dan skedul wawancara dapat bervariasi, dari yang memiliki


banyak struktur sampai yang tidak berstruktur sama sekali. Skedul
wawancara adalah kuesioner yang digunakan dalam wawancara. Pertanyaan
berstruktur memberikan kepada responden seperangkat pilihan yang tetap,
sering disebut pertanyaan tertutup. Pertanyaan tidak berstruktur  tidak
memiliki seperangkat tanggapan yang terbatas tetapi hanya memberikan
kerangka referensi untuk jawaban-jawaban responden. Pertanyaan seperti
ini dikenal sebagai pertanyaan terbuka.

3) Penyembunyian tujuan

Pertimbangan lain dalam desain instrumen survei adalah apakah tujuan dari
studi sebaiknya disembunyikan. Beberapa bentuk penyembunyian ini
seringkali muncul di dalam pertanyaan survei, khususnya untuk menutupi
sponsor studi. Pertanyaan tersembunyi di desain untuk menyembunyikan
tujuan yang sesungguhnya.

c. Desain skedul

Prosedur yang dilalui dalam mengembangkan survei bervariasi dari kasus ke


kasus, tetapi pendekatan yang berguna terdiri dari empat langkah utama, yaitu
Penentuan kebutuhan informasi, Keputusan proses mengumpulkan data,
Pengkonsepan instrumen dan Pengujian instrumen.

Konstruksi Pertanyaan

Mengkonsep pertanyaan di mulai setelah memutuskan informasi apa yang


dibutuhkan dan proses pengumpulan yang akan digunakan.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

a. Validitas

Validitas adalah tingkat dimana suatu alat pengukur mengukur apa yang
seharusnya di ukur. Demikian juga kuesioner dikatakan valid apabila instrumen

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 52


tersebut benar-benar mampu mengukur besarnya nilai variabel yang diteliti.
Instrumen yang disusun untuk mengukur prestasi kerja karyawan harus benar-
benar dapat mengukur variabel prestasi kerja karyawan.

Validitas instrumen harus mengandung dua hal, faktor ketepatan dan faktor
kecermatan. Mungkin terjadi suatu alat ukur tepat untuk mengukur besaran
variabel, tetapi kurang cermat dalam melakukan pengukuran tertentu. Alat ukur
tersebut dapat dikatakan tidak valid. Misalnya, kita akan mengukur berat emas
dengan menggunakan timbangan badan. Mungkin alat tersebut benar untuk
mengukur variabel berat, tetapi tidak cukup cermat untuk mengukur berat emas
yang sangat kecil sehingga alat ukur tersebut dinyatakan tidak valid.

Jenis-jenis Validitas:

1) Validitas isi. Validitas ini mempersoalkan apakah isi dari suatu instrumen
cukup representatif atau tidak.
2) Validitas berkaitan dengan kriteria, adalah validitas yang dilihat dengan
membandingkan suatu variabel yang dipercaya dapat digunakan untuk
mengukur suatu atribut tertentu.

3) Validitas Konstrak, validitas konstrak bukan saja  mengadakan validasi


terhadap alat ukur tetapi juga mengadakan validasi terhadap teori
dibelakang alat ukur tersebut.

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkatan dimana suatu tes secara konsisten mengukur


berapapun hasil pengukuran itu. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan ketepatan
dari pengukurnya. Suatu pengukur dikatakan reliable (dapat diandalkan) jika
dapat dipercaya. Supaya dapat dipercaya, maka hasil dari pengukuran harus
akurat dan konsisten.

Besarnya tingkat reliabilitas ditunjukkan oleh nilai koefisiennya, yaitu koefisien


reliabilitas. Koefisien reliabilitas mengukur tingginya reliabilitas suatu alat ukur.
Beberapa pendekatan digunakan untuk menghitung nilai koefisien reliabilitas.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 53


Pendekatan-pendekatan ini adalah:

1) Tes-tes ulang (test-retest), yaitu dilakukan dengan melakukan dua kali tes
berurutan pada kelompok subyek yang sama dengan alat ukur atau
instrumen yang sama.
2) Bentuk Paralel (paralel-form), yaitu dilakukan dengan melakukan dua tes
bersamaan pada dua kelompok subyek yang berbeda dengan instrumen
yang sama. Skor-skor dari kelompok subyek pertama dibandingkan dengan
skor-skor dari kelompok subyek kedua.

3) Separo-dipecah (split-half), yaitu dilakukan dengan melakukan sebuah tes


pada satu kelompok subyek dan membagi item-item di tes menjadi dua
separoan. Pemecahan item-item menjadi dua separoan dapat dilakukan
secara acak atau secara atas-bawah atau secara ganjil-genap. Skor-skor dari
separo pertama dibandingkan dengan skor-skor dari separo kedua. Analisis
korelasi juga digunakan untuk membandingkan dua kelompok skor tersebut. 

Desain Instrumen

Dua hal utama yang harus di perhatikan dalam  desain instrumen :

a. Urutan skala dan layaout.


1) Koesioner sebaiknya di mulai dengan pertanyaan yang menarik.
2) Tulislah  petunjuk mengisi dengan  jelas dan mudah di baca.
3) Informasi yang bersifat sensitive (misal: penghasilan) dan kjlasifikasi (umur,
jenis kelamin, ukuran rumah tangga dan lain-lain).
4) Susunlah tata letak (layaout) koesioner sedemikian rupa sehingga mudah
dibaca dan mengikuti alir proses wawancara.

b. Pratest (uji coba sebelum penelitian yang sebenarnya dilakukan) dan perbaikan.
Pratest biasanya sering kali dapat mengidentifikasi masalah-maalah dalam
penyusunan kata-kata, format koesioner, dan lain-lain yang amat berpengaruh
terhadap validitas penemuan dari penelitian tersebut.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 54


Ketentuan Umum Instrumen

Ketentuan umum merupakan penyamaan persepsi yang dikembangkan oleh pemberi


kerja dan pelaksana kegiatan baik dari sisi definisi maupun implementasi yang
menjadi acuan kedua belah pihak dalam proses pengendalian mutu kegiatan.
Ketentuan umum berfungsi agar surveyor lapangan di daerah lokal memiliki persepsi
dan definisi yang sama untuk melakukan observasi lapangan.

Penyusunan SOP (Standar Operating Procedure)

Penyusunan SOP bertujuan agar pelaksanaan survey di lapangan berjalan terkendali.


SOP dibuat untuk mengarahkan dan menjadi panduan pelaksana survei yang meliputi
supervisor, surveyor, administrasi operasi, editor, dan verifikator sehingga alur kerja
survei berjalan dengan baik.

Adapun data-data dan informasi yang dikumpulkan meliputi:

 Data umum responden


 Data teknis terkait tanah (lokasi, luas, dimensi), dokumen (kepemilikan)
 Data-data lain terkait (persepsi, saran, dll).

5.3.5 Kelengkapan Surveyor

Dalam menjalankan tugasnya surveyor dibekali surat tugas dan kelengkapan sebagai
berikut:

 Surat Tugas dari pelaksana pekerjaan


 Surat pengantar dari instansi terkait (Kementerian Perdagangan, dll)
 Alat tulis dan tanda pengenal (atribut surveyor)
 Alat komunikasi dan dokumentasi
 Kuesioner, Berita Acara, SOP dan Petunjuk Teknis
 Daftar obyek survey

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 55


5.3.6 Perijinan

Kegiatan ini dilakukan agar pekerjaan survei berjalan dengan lancar, baik dan bermanfaat
sesuai dengan target yang telah ditentukan, proses perijinan dilakukan pada
instansi/stakeholder terkait di wilayah survei.

5.3.7 Tenaga Surveyor

Rekruitmen Surveyor (Enumerator) dimaksudkan untuk menyediakan tenaga Surveyor


(Enumerator) yang mempunyai kemampuan (skill) di bidang pendataan dan survei dalam
rangka pengumpulan data diseluruh lokasi target sasaran pekerjaan ini. Tenaga Surveyor
(Enumerator) ini merupakan ujung tombak, karena melalui tenaga inilah yang akan terjun
langsung dalam melakukan pengumpulan data yang telah ditetapkan di lokasi pekerjaan.
Tenaga Surveyor (Enumerator) tidaklah hanya sekedar sebagai petugas pengumpul data
saja, tapi diharapkan juga dapat memberikan rekomendasi penanganan dan
pengembangan fasilitas layanan yang telah di survei. Ini berarti bahwa, disamping
berperan untuk mendukung kelancaran pencapaian tujuan pekerjaan di lapangan, juga
dapat menjadi fasilitator dalam mendukung pengembangan program.

Oleh karena itu, Konsultan menganggap penting untuk memberikan perhatian khusus
terhadap proses pengadaan/rekrutment tenaga Surveyor (Enumerator), penyiapan
tenaga Surveyor (Enumerator) dan mobilisasi tenaga Surveyor (Enumerator). Proses
rekrutment tenaga Surveyor (Enumerator) sebenarnya merupakan titik tolak dari upaya
mempersiapkan kualitas tenaga Surveyor (Enumerator) yang profesional. Sehingga proses
rekruitmen-pun tidak dapat diberlakukan sama dengan proses rekruitmen tenaga kerja
biasa, baik mulai dari penetapan kriteria, mekanisme seleksi, pengiklanan, dan proses-
proses seleksi lainnya.

Untuk menjaga agar keseragaman pendekatan dan metode kerja, maka Konsultan juga
akan menyusun panduan petunjuk pelaksanaan pekerjaan bagi tenaga Surveyor
(Enumerator). Panduan ini menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana pelakuk
dilapangan melaksanakan pekerjaan dan bagaiman menjaga agar akurasi dari setiap data
dan informasi dari lapangan.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 56


Selanjutnya, memfasilitasi Konsultan akan menetapkan pembagian komposisi tim tenaga
Surveyor (Enumerator) serta penempatannya. Komposisi tim direkomendasikan dengan
kondisi wilayah sasaran, terutama aspek keterpencilan wilayah serta aspek sumber daya
lokal yang paham karakteristik sosial, budaya dan dinamika masyarakat di wilayah itu.

5.3.8 Pelaksanaan Survei Lapangan

Sebelum melaksanakan kunjungan lapangan, maka perlu ditentukan data sekunder yang
dapat digunakan. Data sekunder tersebut diantaranya adalah :

a. Kebijakan Program yang terkait


b. Permintaan lokasi pemasangan akses internet yang diajukan oleh Pemerintah Daerah
setempat
c. Gambaran umum daerah yang akan menjadi lokasi survey, meliputi kondisi
infrastruktur yg telah terpasang, kondisi kelistrikan, kondisi infrastruktur internet,
kondisi kelembagaan dsb.

Setelah sumber-sumber data tersebut ditentukan, maka proses pengumpulan data dapat
dilaksanakan dengan metode seperti kunjungan, interview, observasi, kuesioner, sumber
dokumenter dan sebagainya.

Dalam pelaksanaanya, kunjungan lapangan dilakukan dalam rangka identifikasi dan


inventarisasi data dan informasi yang dibutuhkan untuk mengecek kebenaran terhadap
usulan lokasi terkait persyaratan yang dibutuhkan untuk pembangunan Layanan Akses
Internet. Data dan informasi yang dibutuhkan dikooordinasikan dengan BP3TI untuk
mendapatkan persetujuan.

5.3.9 Rekapitulasi Data dan Temuan Lapangan

Secara umum, seperti halnya kegiatan-kegiatan yang lain, harus terdapat persiapan untuk
berlanjut ke tahap berikutnya. Setiap metode analisis harus diawali dengan tahapan
persiapan data. Tahapan persiapan data ini dilakukan dengan tujuan :

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 57


1) Mengetahui karakteristik umum dari data yang dimiliki, misalnya peubah apa saja
yang dimiliki, tipe-tipe data dari setiap peubah dan sebagainya. Pengetahuan ini
dibutuhkan untuk menentukan metode apa yang nanti bisa digunakan.
2) Menyaring data yang akan digunakan dalam analisis. Sebelum dilakukan analisis
lebih jauh, kita harus bisa menyaring data yang ada. Mungkin saja tidak semua data
yang digunakan, tapi hanya sebagian. Atau mungkin hanya akan menganalisis
sebagian pertanyaan saja dalam kuesioner.
3) Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada pada data. Bukan hal yang jarang terjadi
jika terdapat kesalahan pada data yang ada. Sehingga pada tahapan persiapan data,
harus dipastikan kesalahan-kesalahan seperti ini tidak terjadi.

Sebagai langkah pertama setelah selesai mengumpulkan data adalah pengolahan data
yang meliputi :

1) Editing. Adalah memeriksa ulang data yang telah dikumpulkan di lapang, mencari
data yang meragukan, biasanya berupa angka terlalu besar atau terlalu kecil
dibandingkan dengan angka lainnya yang sejenis. Pada percobaan atau pengujian,
data yang menyimpang (outlier) tersebut dapat diketahui dengan membandingkan
nilai antara perlakuan yang sama pada ulangan yang berbeda.

2) Coding dan data entry. Pada penelitian dan pengujian, setiap data yang diperoleh dari
tiap perlakuan diberi kode numeric menurut perlakuan dan ulangannya (coding).
Setelah data disusun (data entry) sesuai kodenya yaitu kode perlakuan dan ulangan
maka data telah siap dianalisis statistik menggunakan alat bantu (tools) perangkat
lunak sistem infomasi, baik dengan aplikasi yang sudah ada maupun melalui
pengembangan sendiri.

3) Analisis Pemetaan Lokasi Akses Internet


Analisis pemetaan lokasi merupakan analisis dengan menggunakan peta yang
dimodifikasi berdasarkan perangkat GPS berupa tematik. Analisis ini berfungsi untuk
menunjukkan profil lokasi akses internet berdasarkan temuan lapangan.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 58


Gambar 5.3 Contoh Peta Rencana Lokasi Kegiatan Site Investigation Survey (SIS) Layanan
Akses Internet Paket Tengah

Rekapitulasi hasil identifikasi dan inventarisasi data dan informasi yang dibutuhkan untuk
Site Investigation Survey (SIS), dalam bentuk tabulasi data dengan format Microsoft Excel
(xls atau xlsx).

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 59


5.3.10 Analisis Hasil Pengamatan Lapangan

Analisa data merupakan proses paling vital dalam sebuah penelitian. Hal ini berdasarkan
argumentasi bahwa dalam analisa inilah data yang diperoleh peneliti bisa diterjemahkan
menjadi hasil yang sesuai dengan kaidah ilmiah. Analisis data berasal dari hasil
pengumpulan data lapangan yang dilakukan oleh Surveyor. Proses analisis data dimulai
dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara,
pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen
resmi, gambar foto, GPS track, dan sebagainya.

Langkah-Langkah Dalam Analisis Data

Secara garis besar analisis data meliputi 3 langkah yaitu:

a) Persiapan.

Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain:

1) Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi. Apalagi, instrumennya


anonim, perlu sekali dicek sejauh mana atau identitas apa saja yang sangat
diperlukan  bagi pengolahan data lebih lanjut.
2) Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data
(termasuk kelengkapan lembaran instrumen barangkali ada yang terlepas atau
sobek).
b) Tabulasi

Termasuk kedalam kegiatan tabulasi ini antar lain:

1) Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor. Misalnya
tes, angket bentuk pilihan ganda, rating scale, dan sebagainya.
2) Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor.

3) Memberikan kode (coding) dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan
menggunakan komputer. Dalam hal ini pengolah data memberikan kode pada
semua variabel, kemudian mencoba menentukan tempatnya didalam coding
sheet (coding form), dalam beberapa baris ke beberapa. Apabila akan
dilanjutkan, sampai kepada petunjuk penempatan setiap varaibel pada kartu

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 60


kolom (punc cord).

c) Penerapan Data Sesuai Dengan Pendekatan Pekerjaan.

Maksud rumusam ini adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan
rumus-rumus atau ketentuan umum yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian
atau desain yang diambil. Untuk mempermudah cara mengikuti uraian pengolahan
data, akan disajikan dengan sistematika yang telah disajikan dengan sistematika yang
telah dikemukakan.

Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif terdiri atas kata-kata bukan angka-angka. Kata-kata sering hanya
mengandung makna dalam konteks kata itu diginakan. Angka-anhka tidak ambigus seperti
kata-kata dan lebih mudah diolah. Banyak peneliti lebih senang menggunakan angka-
angka atau mengunah pernyataan dalam bentuk angak-angka. Dengan mengubahnya
menjadi angka-angka, perhatian beralih dari isi dan makna kebidang hitung-menghitung.
Dalam penelitian kualitatif sebaiknya angka-angka, bila digunakan jangan dipisahkan dari
kata-kata yang bermakna. Ada peneliti yang menganggap bahwa kata-kata, deskripsi,
uraian, penjelasan verbal lebih menarik dan bermakna.

Data yang terkumpul dalam penelitian kualitatif biasanya meliputi ratusan bahkan ribuan
halaman. Maka timbul masalah yang pelik, bagaiman mengolah, menganalisis data yang
banyak itu. Selain itu cara demikian tidak efektif dan tidak akan menghasilkan data yang
karena tidak didasarkan atas analisis laporan kerja lapangan sebelumnya. Data yang
diperoleh dari lapangan segera harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan analisis. Cara-
cara yang dapat diikuti yaitu reduksi data, display data dan mengambil kesimpulan dan
verifikasi.

a. Reduksi data

Data yang diperolah dalam lapangan ditulis/diketik dalam bentuk uraian atau laporan
yang terinci. Laporan-laporan itu perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang
pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya, jadi laporan
lapangan senagai bahan mentah disingkatkan, direduksi, disusun lebih sistematis,
ditonjolkan pokok-pokok yang penting, diberi susunan yang lebih sistematis, sehingga
PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 61
lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam.
Reduksi data dapat pula membantu dalam memberikan kode kepada aspek-aspek
tertentu.

b. Display data

Agar dapat melihat gambaran yang keseluruhannya atau bagian-bagian tertentu dari
penelitian itu, harus diusahakan membuat berbagai macam matriks, grafik, networks
dan charts. Dengan demikian peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam
dalam tumpukan detail. Membuat display ini juga merupaka analisis.

c. Mengambil kesimpulan dan verifikasi

Kesimpulan itu mula-mula masih sangat tentatif, kabur, diragukan, akan tetapi
dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih “grounded”. Jadi kesimpulan
senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi dapat singkat
dengan mencari data baru, dapat pula lebih mendalam bila penelitian dilakukan oleh
suatu teme untun mencapai “inter-subjective consensus” yakni persetujuan bersama
agar lebih menjamin validitas atau “confirmability”.

Ketiga macam kegiatan analisis yang disebut dimuka saling berhubungan dan
berlangsung terus selama penelitian dilakukan. Jadi analisis adalah kegiatan yang
kontinu dari awal sampai akhir penelitian.

Analisis Deskriptif

Statistic deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaiamana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Tetapi bila penelitian dilakukan pada sampel, maka
analisisnya dapat menggunakan statistic despkriptif maupun inferensial. Statistic
deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel.
Dengan statistik deskriptif peneliti perlu memperhatikan terlebih dahulu jenis
datanya. Sesuai dengan namanya, deskriptif hanya akan mendeskripsikan keadaan
suatu gejala yang telah direkam melalui alat ukur kemudian diolah sesuai dengan

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 62


fungsinya. Hasil pengolahan tersebut selanjutnya dipaparkan dalam bentuk angka-
angka sehingga memberikan suatu kesan lebih mudah ditangkap maknanya oleh
siapapun yang membutuhkan informasi tentang keberadaan gejala tersebut. Fungsi
statistik deskriptif antara lain mengklasifikasikan suatu data variabel berdasarkan
kelompoknya masing-masing dari semula belum teratur dan mudah
diinterpretasikan maksudnya oleh orang yang membutuhkan informasi tentang
keadaan variabel tersebut.

5.3.11 Pengendalian mutu (Quality Assurance)

Untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan terjaga mutu atau kualitasnya,


manajemen pelaksanaan telah disusun sesuai dengan standard kendali mutu yang
sesuai. Mengingat ruang lingkup pekerjaan survei dan monitoring ini meliputi
seluruh wilayah Indonesia yang memiliki keragaman karakteristik, antara lain :
keragaman aksesibilitas antar wilayah, adanya keragaman topografi daerah
pegunungan, keraghaman geografi pesisir dan keterpencilan serta adanya
keragaman sosial budaya pada struktur kemasyarakatannya maka PT Naghayasha
Rahardja menerapkan manajemen mutu dan manajemen proyek yang terintegrasi
dengan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai independensi dan nilai-nilai imparsial
surveyor. Melalui pendekatan sistem manajemen yang terintegrasi itu diharapkan
tujuan dari pelaksanaan survei dan monitoring dapat tercapai.

PT Naghayasha Rahardja telah sepakat untuk menerapkan sistem manajemen mutu


dan sistem manajemen proyek mulai fase persiapan sampai kepada fase pelaporan
dan penutupan proyek. Melalui sistem dokumentasi yang terintegrasi ini maka
manajemen dapat memastikan bahwa seluruh proses pelaksanaan survei dan
monitoring dapat dikendalikan serta dapat memenuhi semua persyaratan
pencapaian target pekerjaan yang terdiri atas : target pencapaian teknis, target
pencapaian waktu penyerahan laporan serta target optimalisasi pengelolaan
sumber daya, sehingga tujuan survei dan tujuan monitoring dapat tercapai.

Ruang lingkup sistem dokumentasi mutu ini dapat ditinjau dari sisi ruang lingkup
manajemen maupun dari sisi ruang lingkup teknis. Sistem dokumentasi mutu ini

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 63


diterapkan pada seluruh organisasi PT Naghayasha Rahardja yang bertanggung
jawab penuh atas seluruh pelaksanaan pekerjaan. Ruang lingkup penerapannya
meliputi :

o Mengendalikan pelaksanaan survei dan monitoring pada masing-masing


Propinsi
o Memastikan bahwa masing-masing manajemen pelaksana melaksanakan work
order (WO) survei maupun WO monitoring sesuai disain yang diberikan.
o Memfasilitasi semua informasi yang dibutuhkan manajemen pelaksana
termasuk fasilitas perijinan survei dan monitoring
o Mengendalikan disain instrumen/peralatan survei dan monitoring agar sesuai
dengan persyaratan pemberi kerja
o Mengendalikan pelaksanaan uji petik lapangan dan pelaksanaan validasi
dokumen survei dan monitoring
o Menjamin kualitas dokumen hasil survei dan monitoring serta menjamin
penyerahan laporan awal, laporan pertengahan, laporan bulanan dan laporan
final secara tepat waktu.
Seluruh kegiatan pelaksanaan survei site investigation survey wilayah paket tengah
dapat dikelompokan kedalam tiga tahapan kegiatan. Tahapan pertama adalah
tahapan perencanaan dan perancangan sistem, tahapan kedua adalah tahapan
pelaksanaan survei dan monitoring dan yang ketiga adalah adalah tahapan analisis
dan pelaporan.

Masing-masing tahapan kegiatan memiliki karakteristik kegiatan yang berbeda


sehingga membutuhkan penanganan operasional yang berbeda pula. Faktor
penyebab terjadinya perbedaan tersebut antara lain disebabkan adanya :
perbedaan pada masing-masing ruang lingkup kegiatannya, perbedaan pada
waktu/periode kegiatannya, perbedaan pada bobot pembiayaan pekerjaannya,
perbedaan pada sasaran mutu masing-masing kelompok kegiatannya, perbedaan
pada jumlah dan kualifikasi sumberdaya manusianya, perbedaan pada kualitas dan
kuantitas komunikasi kegiatannya, perbedaan pada bobot resiko kegiatannya, serta
perbedaan pada sumberdaya pendukung lainnya.
PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 64
Semua faktor penentu masing-masing karakteristik kelompok kegiatan di atas harus
disediakan, diseleksi dan dikendalikan penggunaannya. Tools system/sistem alat-
alat pengendali kegiatan tersebut harus sudah teruji dan berkemampuan dalam
menjamin bahwa seluruh kegiatan selalu terkendali/undercontrol oleh PT
Naghayasha Rahardja. Tools system yang dipilih adalah model sistem manajemen
mutu ISO 9000:2000 dan sistem manajemen proyek ISO 10006:1997.

Penjaminan Mutu Pada Tahap Perencanaan

Pada tahapan awal ini fokus dari rangkaian kegiatan adalah memastikan bahwa
semua kebutuhan sumber daya dan metode pelaksanaan kerja telah siap digunakan
agar memenuhi semua persyaratan/permintaan pihak pemberi kerja BP3TI.
Perencanaan dan perancangan sistem kerja dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
mencegah terjadinya keterlambatan penyerahan laporan, mencegah terjadinya
penghamburan penggunaan sumber daya dan mencegah terjadinya ketidakpuasan
pihak pemberi kerja. Pada kegiatan pelaksanaan survei dan monitoring ini telah
dilakukan serangkaian proses pengendalian mutu pekerjaan dan mutu proyek
dengan menggunakan SOP, formulir-formulir kerja, daftar periksa/check-list,
instruksi kerja serta panduan operasional yang sangat ketat.

Penjaminan Mutu Pada Tahap Pelaksanaan

Pada kegiatan pelaksanaan survei dan monitoring ini telah dilakukan serangkaian
proses pengendalian mutu pekerjaan dan mutu proyek dengan menggunakan SOP,
formulir-formulir kerja, daftar periksa/check-list, instruksi kerja serta panduan
operasional yang sangat ketat. Dari bagan Gambar 5.4, 5.5 dan Gambar 5.6 dapat
terlihat bahwa proses pengendalian mutu telah dimulai dari level surveyor yang
mengumpulkan data di lapangan dengan prosedur self QC, yang dilanjutkan dengan
‘QC level-1’ oleh koordinator survei dan di tingkat ‘Manajemen Proyek (MP) PT
Naghayasha Rahardja’ diterapkan prosedur ‘QC level-2’ sebelum data hasil survei
tersebut di dokumentasikan dan diinput ke dalam sistem database.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 65


Quality Assurance Procedure (1)

Kordinator Survei MK Officer(s) /


Surveyor PM IT / Data Center
/ Cabang Administration

Rechek
OS
Survei Work Order
OS
Upload
Check Process
Keberadaan Administrasi
Check List Dokumen
By Phone

Correction

Data Hasil Survei


Self QC & Monitoringl
procedure

OK List of
Inventory Uploaded
Dokumen Data
Self QC

NOK
QC NOK
Level 1 QC
Check List
Level 2 Sesuai ?
dan Dokumen QC
ok

Dokumen Check List, Ok


QC Level 1 Lap. Individual
dan Dokumen QC

Dokumen B
QC Level 2 A

IT Person

Data
Upload
Preparation

Check List
dan Dokumen QC

Packaging
(incl. Pack. ID)

Gambar 5.4 Prosedur Proses Quality Assurance 1

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 66


Quality Assurance Procedure (2)
Kordinator Survey MK Officer(s) /
Surveyor PM IT / Data Center
/ Cabang Administration

Inventory Data Hasil Survei


& Monitoringl

Check List,
Lap. Individual
dan Dokumen QC

Sampling
QC Check

Sampling
Check
Order

OS Sampling
Personnel
Check Sampling
Check
Result

Reward &
Punishment

WO Rework

Gambar 5.5 Prosedur Proses Quality Assurance 2

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 67


Quality Assurance Procedure (3)
Kordinator
MK Officer(s) / IT / Data
Surveyor Survey / PM Pokja
Administration Center
Cabang

Data Hasil Survei


& Monitoringl
Inventory

Evaluasi
Administrasi &
Substansi

Check List,
Lap. Individual
dan Dokumen QC

Reject List

Problem
Analysis &
Solution

Solved,
Rework Rework,
Terminate Solved

Terminate
Rework
Order Termination
List

Problem
Analysis &
Solution

ya
Solved,
Rework Rework,
Terminate

Rework
Order Terminate

OS Termination
Resurvey tidak List

Ya
Ok ?

Gambar 5.6 Prosedur Proses Quality Assurance 3

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 68


5.3.12 Dashboard Progress Pekerjaan

Untuk dapat menkomunikasikan tugas dari masing-masing pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan maka dibangun sebuah sistem informasi yang baik dan terintegrasi
berupa perangkat lunak sehingga mampu untuk menterjemahkan dan memberikan
informasi kegiatan yang ada di lapangan. Sistem yang akan dibangun berbasiskan website
online, sehingga dapat digunakan di mana saja dengan menggunakan device apa saja.

Rancangan awal tampilan dashboard SIS wilayah paket tengah


Berikut ini adalah langkah-langkah cara pengoperasian pada sistem monitoring produksi
yang telah dirancang. Setelah membuka program ini dari browser yang ada di komputer,
akan muncul tampilan awal dari aplikasi sistem monitoring produksi, selanjutnya user
diminta login dengan mengisi menu login yang ada dalam tampilan layar login pada
aplikasi seperti terlihat pada Gambar 5.6. Silahkan memasukkan username, password dan
district anda dengan benar. Bila ada kesalahan saat memasukkan username, password
maupun district, sistem akan menampilkan pesan kesalahan sesuai dengan kesalahan
yang dilakukan oleh user. Jika username, password dan district yang dimasukkan benar,
aplikasi akan menampilkan menu utama untuk yang login sebagai admin seperti terlihat
pada Gambar 5.7 atau yang login sebagai user seperti terlihat pada Gambar 5.8.

Gambar 5.7 Tampilan Login

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 69


Gambar 5.8 Tampilan Index Admin

Gambar 5.9 Tampilan Index User


Jika anda ingin melihat data district, privilege dan user yang telah disimpan, anda dapat
memilih Administrator, lalu pilih District, Privilege atau User seperti terlihat pada Gambar
5.10, 5.11, dan 5.12. Jika anda ingin menambahkan data district, privilege atau user, anda
dapat mengklik tombol Create. Bila anda ingin mengupdate dari data yang sudah ada
maka anda dapat mengklik tombol Update atau mengklik tombol Delete untuk
menghapus data.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 70


Gambar 5.10 Tampilan Manage District (wilayah)

Gambar 5.11 Tampilan Manage Previlage

Gambar 5.12 Tampilan Manage User

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 71


Sasaran Pengembangan Sistem
“Menyediakan sistem aplikasi operasi Site Investigation Survey (SIS) yang didukung oleh
sistem penunjang lainnya dengan ketersediaan data yang valid dan akurat, kemudahan
akses data dan kecepatan pelaporan yang dapat diandalkan selama proyek dilaksanakan”.

Kebutuhan Pengembangan Sistem

Hal utama yang mendasari kegiatan pengembangan sistem ini adalah adanya kebutuhan
ketersediaan sistem aplikasi dan infrastruktur pendukungnya yang sesuai dengan ruang
lingkup tugas dan tanggung jawab kedua perusahaan di dalam proyek BBM III. Kebutuhan
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

o Sistem aplikasi Site Investigation Survey (SIS),


o Sistem aplikasi Monitoring Kegiatan Survei Lapangan,
o Sistem aplikasi Kearsipan dokumen,
o Tersedianya sistem monitoring untuk menjamin konsistensi dan keamanan data,
o Tersedianya backup sistem distribusi data untuk menjamin ketersediaan layanan
operasional,
o Tersedianya layanan dukungan teknis untuk menjamin kelancaran system
operasional.

Pelaksanaan Pengembangan
o Menetapkan Tim,
o Menetapkan kebijakan-kebijakan yang diperlukan dalam kegiatan,
o Mendefinisikan kebutuhan dan merancang fitur-fitur sistem aplikasi Survei,
Monitoring dan aplikasi pendukung lainnya sesuai dengan kebutuhan pengguna,
o Membangun sistem aplikasi sesuai rancangan sistem yang disusun,
o Melakukan ujicoba setiap sistem aplikasi secara berkala,
o Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan penggunaan sistem bagi para pengguna
system,
o Mendefinisikan infrastruktur sistem dan jaringan komunikasi data,
o Pengadaan infrastruktur yang terkait dengan kebutuhan kegiatan,

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 72


o Melakukan ujicoba hardware dan jaringan komunikasi data,
o Melakukan instalasi sistem aplikasi dan jaringan komunikasi data di BP3TI,
o Melakukan perawatan dan pengembangan SI/TI sesuai perkembangan proyek.

Ruang Lingkup Kegiatan Pengembangan Sistem


o Membangun dan mengimplementasikan sistem aplikasi Site Investigation Survey
(SIS)
o Membangun dan mengimplementasikan Sistem aplikasi Monitoring Kegiatan
Survei Lapangan
o Membangun dan mengimplementasikan Sistem Aplikasi Administrasi Operasi dan
Kearsipan dokumen
o Menyelenggarakan pelatihan atas penggunaan dan pemeliharaan sistem diatas
o Membangun Jaringan komunikasi data antara BP3TI dengan Pelaksana Kerja.

Ukuran Keberhasilan
o Pelaksanaan kegiatan pengembangan sistem diselesaikan dalam waktu yang
disepakati oleh para pengguna.
o Sistem aplikasi yang dikembangkan dapat diimplementasikan dan dikembangkan
lebih lanjut sesuai perubahan/ perkembangan proyek.
o Sistem aplikasi yang dikembangkan dapat dioperasikan dengan mudah oleh para
penggunanya sesuai dengan tingkat otorisasi yang diberikan
o Tersedianya program pelatihan, petunjuk operasional dan dokumentasi sistem
untuk meningkatkan unjuk kerja para pemakai sistem.

Kerangka (Framework) Pembangunan sistem


o Envisioning :

 Menentukan kerangka kegiatan,


 Merumuskan dan mengajukan kebutuhan sarana
kerja TI,
 Menginventarisasi data tentang infrastruktur TI yang
ada,
 Mendefinisikan kebutuhan pengguna secara umum,

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 73


 Mendefinisikan asumsi dan dampak yang
ditimbulkan,
 Menentukan sumber daya manusia TI yang
dibutuhkan,
 Mendefinisikan ukuran keberhasilkan kegiatan,
 Mendefinisikan manajemen resiko.
o Planning :

 Merancang spesifikasi sistem (rancangan


konseptual, logical, fisikal dan sizing),
 Merumuskan kebutuhan Hw, Sw, Network dan
peralatan lainnya untuk operasional sistem,
 Menetapkan rencana kerja rinci dan jadwal
pelaksanaan kegiatan pengembangan sistem,
 Mendefinisikan skenario pengujian sistem,
 Mendefinisikan skenario implementasi sistem,
 Menyusun user manual dan prosedur operasional TI,
 Menyusun skenario pelatihan bagi para pengguna
sistem.
o Developing :

 Finalisasi spesifikasi fungsional/fitur-fitur sistem yang dikembangkan,


 Membangun sistem aplikasi, database, jaringan komunikasi data,
 Menyiapkan data-data pendukung operasional system,
 Melaksanakan uji coba dan perbaikan system,
 Menyesuaikan jadwal kegiatan jika diperlukan,
 Melaksanakan uji coba di lingkungan kerja pengguna.
o Stabilizing :

 Finalisasi hasil pembangunan sistem,


 Instalasi sistem aplikasi dan jaringan komunikasi data,
 Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan kepada para pengguna sistem,
 Melakukan perawatan dan pengembangan sistem aplikasi dan jaringan.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 74


Perancangan Sistem
Konsep Solusi Alur Informasi/Data
a. Alur Informasi/Data di Regional

Data
Adm
Process Replikasi
Penerimaan Pencatatan
Data Entry Validitas ke
Check List Check List
Level 2 Pusat
Survei
(Substansi)

DB
DB Hasil DB CL Data Base
DB WO Penerimaan DB CL Valid
Survei nonValid Pusat
CL

Rework
Level 2

Pengiriman
Dokumen
Cetak Report
ke
DB Tercetak Laporan Agregat
Pusat
Individu Wilayah
&
QA (Online)

Validitas
Rework DB Agregat Level 3
Level 3 Valid (Agregat
Wilayah)
DB
Pengiriman Metoda
Statistik
DB Agregat
non Valid
Replikasi
DB Data
dari
Referensi
Pusat

Gambar 5.13 Alur Informasi/Data di Regional

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 75


b. Alur Informasi/Data di Pelaksana Kegiatan

Data DB Data
Referensi Referensi Rework
DB nonValid
Level 4
Agregat
(Statistik)

Validitas
Metoda
Level 4
Statistik
(Agregat)

Report
Replikasi Agregat
Data Base
Database
Pusat
Regional DB Valid
Agregat

Rekap

Database
MB

Replikasi
ke
Penerimaan
MB
Dokumen Pengiriman
DB
Asli & Dokumen
Penerimaan
Laporan ke
Dokumen
& MB
QA (Online)

DB
Pengiriman

Gambar 5.14 Alur Informasi/Data di Pelaksana Kegiatan


Menggambarkan alur informasi yang dilaksanakan oleh BP3TI dan pelaksana kegiatan
dalam pengolahan data hasil kegiatan survei dan monitoring.

5.4. PROGRAM KERJA

Ruang lingkup pekerjaan Site Investigation Survey (SIS) Layanan Akses Internet Paket
Tengah, antara lain:
1. Menyusun jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan. Persiapan pelaksanaan pekerjaan
dimulai dengan konsolidasi tim, pengumpulan data awal, mengumpulkan data dan
informasi pendukung kegiatan terkait;
2. Koordinasi tim dan pembagian tugas;
3. Melakukan rapat koordinasi dengan pihak pemberi kerja dan yang terkait dengan
pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS) layanan akses internet;
4. Merumuskan struktur dan proses pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS) layanan
akses internet;
5. Menyusun metode pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS) layanan akses internet;

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 76


6. Membuat form kuisoner survey lapangan.
7. Menyediakan dashboard progress pekerjaan terkait informasi perkembangan
pekerjaan yang minimal memuat informasi sebagai berikut:
 Sebaran progres kunjungan berdasarkan data geotagging disajikan dalam bentuk
peta digital;
 Informasi progres pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS) yang disajikan
dalam bentuk grafis disertai dengan detil laporan.
8. Melakukan koordinasi rencana pelaksanaan kunjungan lapangan dengan BP3TI serta
pihak pengusul Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah;
9. Melakukan kunjungan lapangan dalam rangka identifikasi dan inventarisasi data dan
informasi yang dibutuhkan untuk Site Investigation Survey (SIS) layanan akses
internet. Data dan informasi yang dibutuhkan dikooordinasikan dengan BP3TI untuk
mendapatkan persetujuan.
10. Melakukan rekapitulasi hasil identifikasi dan inventarisasi data dan informasi yang
dibutuhkan untuk Site Investigation Survey (SIS), dalam bentuk tabulasi data dengan
format Microsoft Excel (xls atau xlsx);
11. Melakukan analisa kelayakan lokasi dibangunnya layanan akses internet berdasarkan
data hasil survey.
12. Menyusun laporan dan memaparkan hasil Site Investigation Survey (SIS), sebagai
bentuk pertanggungjawaban kepada pihak BP3TI, atas pelaksanaan pekerjaan yang
diamanahkan;
13. Menyediakan perlengkapan kerja (berupa kartu tanda pengenal, rompi, dan topi).

Sesuai dengan Ruang Lingkup Pekerjaan sebagaimana tertuang dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK) dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahwa pekerjaan ini akan diselesaikan
dalam jangka waktu 4 (empat) bulan. Berdasarkan hal tersebut, maka konsultan
menjabarkannya ke dalam rencana dan tahapan pelaksanaan sebagai berikut:

5.4.1 Tahap Persiapan

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 77


Tahap Persiapan dimulai sejak turunnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari Pemberi
Kerja. Tahap ini diperkirakan selama 1 (satu) bulan. Adapun kegiatan yang dilakukan pada
tahap ini adalah :
1) Koordinasi Tim dan Pembagian Tugas. Tenaga ahli dan Pendukung yang telah
diusulkan dikonfirmasi ulang dan dimobilisasi. Selain itu, juga dilakukan persiapan-
persiapan lain yang menunjang seperti kantor dan peralatannya dan sarana
penunjang lainnya.
2) Menyiapkan check-list dan format data yang diperlukan. Setelah koordinasi internal
dan eksternal dilakukan dan dicapai suatu kesepakatan dalam pelaksanaan
pekerjaan, selanjutnya tenaga ahli akan menyusun piranti dan sarana pekerjaan di
lapangan.
3) Menyusun Jadwal Rencana Pelaksanaan Pekerjaan. Persiapan pelaksanaan pekerjaan
dimulai dengan konsolidasi tim, pengumpulan data awal dan kajian literatur,
mengumpulkan data dan informasi pendukung kegiatan terkait;
4) Melaksanakan Kick off Meeting
5) Melakukan rapat koordinasi secara instansioal dengan pihak pemberi kerja dan yang
terkait dengan pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS) Layanan Akses Internet
Paket Tengah;
6) Merumuskan struktur dan proses Site Investigation Survey (SIS) Layanan Akses
Internet Paket Tengah;
7) Menyusun Metode Site Investigation Survey (SIS) Layanan Akses Internet Paket
Tengah;
8) Menyediakan dashboard progress pekerjaan terkait informasi perkembangan
pekerjaan;
9) Konfirmasi dan Verifikasi thd Program Kerja dan Metode Studi. Dilakukan melalui
forum koordinasi eksternal (tenaga ahli dan manajemen perusahaan dengan pihak
pemilik pekerjaan). Tujuan koordinasi ini adalah mensinkronkan program kerja dan
metode pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan;
10) Penyiapan Kuisioner. Pada kegiatan ini akan didiskusikan tentang piranti pelaksanaan
survey (kuisioner);

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 78


11) Penyiapan dan Perekrutan Surveyor. Peksanaan survey ini dengan waktu yang singkat
dan target yg besar akan membutuhkan jumlah surveyor yang cukup. Oleh sebab itu
perlu penyiapan kualifikasi dan perekrutan surveyor menjadi hal yang sangat penting;
12) Penyusunan Laporan Pendahuluan. Setelah seluruh kegiatan pada tahap ini
dilaksanakan, selanjutnya tahapan ini diakhiri dengan penyusunan laporan
pendahuluan. Laporan ini merupakan panduan pelaksanaan pekerjaan selanjutnya
dan syarat administrasi pencapaian progress pekerjaan;
13) Pembahasan dan Persetujuan oleh Tim teknis. Untuk menyempurnakan laporan ini
dan sebagai bentuk syarat adminitrasi, maka dilakukan pembahasan dengan Tim
Teknis (Supervisi). Rekomendasi dari pembahasan ini adalah persetujuan atau perlu
perbaikan untuk mendapat persetujuan ulang.

5.4.2 Tahap Kunjungan Lapangan

Tahap ini dilakukan selama 2 (dua) bulan, yakni pada bulan ke -2 dan bulan ke-3. Pada
tahap ini akan dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1) Identifikasi Lokasi Kerja. Melakukan pemetaan terhadap seluruh aspek yang
menunjang pada pelaksanaan survey di lapangan. Tujuannya adalah agar mendapat
gambaran secara detail tentang kondisi lokasi yang akan disurvey untuk mengethui
kondisi geografis serta kondisi sosial ekonominya.
2) Melakukan koordinasi rencana pelaksanaan kunjungan lapangan dengan BP3TI serta
pihak pengusul Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah;
3) Pembekalan Surveyor. Pembekalan ini bertujuan untuk menyeragamkan metode
pelaksanaan survey.
4) Mobilisasi Surveyor. Setelah dilakukan pembekalan dan penyamaan persepsi,
kegiatan berikutnya adalah memobilisasi surveyor. Dalam pelaksanaan ini sangat
dibutuhkan dukungan manajemen, yakni surat tugas.
5) Melakukan kunjungan lapangan dalam rangka identifikasi dan inventarisasi data dan
informasi yang dibutuhkan untuk Site Investigation Survey (SIS) layanan akses
internet. Data dan informasi yang dibutuhkan dikooordinasikan dengan BP3TI untuk
mendapatkan persetujuan.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 79


6) Penyusunan laporan Hasil Survey. Laporan hasil survey berisi tabulasi, permasalahan
dan rekomendasi merupakan bagian dari laporan ini.
7) Penyusunan Laporan Antara. Setelah seluruh kegiatan pada tahap ini dilaksanakan,
selanjutnya tahapan ini diakhiri dengan penyusunan laporan antara. Laporan ini
merupakan hasil-hasil yang didapat dari pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan
syarat administrasi pencapaian progress pekerjaan.
8) Pembahasan dan Persetujuan oleh Tim teknis. Untuk menyempurnakan laporan ini
dan sebagai bentuk syarat adminitrasi, maka dilakukan pembahasan dengan Tim
Teknis (Supervisi). Rekomendasi dari pembahasan ini adalah persetujuan atau perlu
perbaikan untuk mendapat persetujuan ulang.

5.4.3 Tahap Pegolahan dan Analisis Data

Tahap ini adalah tahap pekerjaan desk study. Pada tahap ini, pekerjaan lebih difokuskan
pada pengumpulan dan kompilasi data-data hasil survey. Kegiatan yang dilakukan dalam
tahap ini adalah :
1) Pengumpulan hasil pelaksaan survey lapangan. Kegiatan ini sangat menentukan
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Pengumpulan data hasil lapangan dirasa cukup
sulit, hal ini karena berbagai alasan dan ketergantuangan dengan pihak lain.
2) Rekapitulasi hasil identifikasi dan inventarisasi data dan informasi yang dibutuhkan
untuk Site Investigation Survey (SIS) Layanan Akses Internet Paket Tengah, dalam
bentuk tabulasi data digitasi, dengan format Microsoft Excel;
3) Inputing hasil pengumpulan data sekunder dan lapangan
4) Kompilasi dan tabulasi data hasil survey. Setelah data dan informasi terkumpul,
tenaga ahli akan melakukan kompilasi dan tabulasi. Kompilasi ini akan disesuaikan
dengan kebutuhan akan analisis yang akan dilakukan pada kegitan berikutnya.
5) Analisa kelayakan lokasi dibangunnya layanan akses internet.
6) Pembahasan dan Persetujuan oleh Tim teknis. Untuk menyempurnakan laporan ini,
maka dilakukan diskusi dan pembahasan dengan Tim Teknis (Supervisi). Rekomendasi
dari pembahasan ini adalah persetujuan atau perlu perbaikan untuk mendapat
persetujuan ulang.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 80


5.4.4 Tahap Rapat Koordinasi dan Presentasi

Tahap ini, dilaksanakan di setiap tahapan yakni pada saat laporan (pendahuluan, hasil
survey, antara, draft final). Pembahasan dan presentasi ini melibatkan pihak-pihak terkait
pelaksanaan program. Bahkan bila memungkinkan dapat melibatkan pihak dari sektor
lain, dengan harapan mendapat masukan dan saran dalam rangka memperkaya isi dari
pelaksanaan program. Selain itu juga akan disusun suatu daftar temuan untuk melihat
urgensi mengapa kajian ini perlu dibuat serta mengidentifikasi permasalahan-
permasalahan yang ada. Selanjutnya akan dicari solusi-solusi atas permasalahan yang ada.
5.4.5 Tahap Finalisasi Pekerjaan

Pada tahap ini, masuk pada tahap penyelesaian pekerjaan. Tahap ini diperkirakan
dilaksanakan selama 1 bulan yakni pada bulan ke-4. Pada tahap ini akan dilakukan
beberapa kegiatan, yakni :
1) Analisa kelayakan lokasi dibangunnya layanan akses internet.;
2) Menyusun laporan dan memaparkan hasil Site Investigation Survey (SIS) Layanan
Akses Internet Paket Tengah, sebagai bentuk pertanggungjawaban dan rekomendasi
akhir kepada pihak BP3TI, atas pelaksanaan pekerjaan yang diamanahkan;
3) Menyusun temuan dan kendala di lapangan yang terbentuk akibat perbedaan tipologi
dan topography wilayah survey;
4) Penyusunan Draft Laporan Akhir. Setelah seluruh kegiatan pada tahap ini
dilaksanakan, selanjutnya tahapan ini diakhiri dengan penyusunan laporan draft
akhir. Laporan ini merupakan hasil-hasil yang didapat dari pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan syarat administrasi pencapaian progress pekerjaan.
5) Pembahasan dan Persetujuan oleh Tim teknis. Untuk menyempurnakan laporan ini
dan sebagai bentuk syarat adminitrasi, maka dilakukan pembahasan dengan Tim
Teknis (Supervisi). Rekomendasi dari pembahasan ini adalah persetujuan atau perlu
perbaikan untuk mendapat persetujuan ulang.

5.4.6 Alur Pelaksanaan

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 81


MANAJEMEN AREA (PROPINSI)
POKJA KONSULTAN (PUSAT)
OPERASI TIM SURVEYOR Q/C

Surat Pengumpulan
Pengantar dari Data Awal & Surat
BP3TI Pengantar Survei

Data

Entry Data Awal


ke Data Base

Kriteria
Usulan Pemilihan Objek
Lokasi Akses Survei yg Akan
Internet Disurvei

Penjadwalan &
Form-form WO Survei (Desa / Persiapan Survei
Check List Kelurahan Terpilih)

Form Check List


Desa / Kelurahan
Koordinasi dengan
Pemerintah Daerah

Koordinasi
Surat Pengantar dengan Kantor
Pemerintah Pemerintahan
Daerah Setempat

Form Check

Kunjungan Survey
Lokasi Terpilih

Berita Acara Pemeriksaan


Survei (Stempel Hasil Survei
Desa/Kelurahan Lapangan
(Check List)

Check List
(Terisi +
Stempel)
tidak
OK?

ya

Kirim Laporan
Hasil Survei,
Administrasi +
Check List (Asli)
dan Rekap
Progress Survei

Administrasi,
Dokumentasi
dan Distribusi
Panduan
Verifikasi

Rekap Progress
Hasil Survei

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 82


MULAI

Mobilisasi, Penyiapan Administrasi dan

14 HARI KALENDER
Sarana Kerja

Penyiapan Metode dan Rencana Pelaksanaan Pengumpulan Data Sekunder dan Referensi
Pekerjaan Terkait

Laporan Pendahuluan

90 HARI KALENDER (3 BULAN)


Persetujuan TIDAK
Pemberi Kerja

Identifikasi Lokasi Survey dan Penyusunan Kusioner dan Bahan Survey


Pengelompokan Wilayah Lainnya

Perekrutan, Penyiapan dan Mobilisasi

120 HARI KALENDER (4 BULAN)


Tenaga Surveyor

Pelaksanaan Survey di Lokasi Pekerjaan

Kompilasi Data Hasil Survey

Laporan Antara

TIDAK
Persetujuan
Pemberi Kerja

Penyusunan Basis Data Hasil Survey

Analisis Data

Analisa kelayakan lokasi dibangunnya layanan


Tabulasi Data dan Informasi Hasil Analisis
akses internet berdasarkan data hasil survey

Laporan Akhir

Persetujuan
Pemberi Kerja

SELESAI

Gambar 5.15 Alur Pelaksanaan Kegiatan di Lapangan dan Proses akhir Kegiatan

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 83


5.4.7 Rapat Koordinasi

Rapat koordinasi adalah mekanisme penyampaian kemajuan dari tahapan proses


penyusunan pekerjaan yang dilakukan secara terbuka. Hal ini disampaikan sebagai bentuk
koordinasi dan komunikasi hasil pekerjaan Pihak Konsultan terhadap Pihak Pemberi Kerja.
5.4.8 Penyerahan Dokumen

Keluaran dari pekerjaan ini yang akan diserahkan adalah:


 Laporan pelaksanaan kegiatan terdiri atas laporan pendahuluan, dan laporan akhir
serta executive summary yang berisi rekomendasi
 Dokumentasi dan hasil pengumpulan data
 Dokumentasi hasil rapat koordinasi
5.4.9 Perangkat Pendukung

Perangkat pendukung yang diperlukan dan akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
adalah:
 Alat bantu pengumpulan data seperti SOP, Formulir Kuesioner/Check list, Berita
Acara, tanda pengenal surveyor/verifikator
 Alat dokumentasi seperti Kamera Digital, voice recorder, GPS
 Alat komunikasi (Handphone)
 Komputer PC atau Notebook untuk pengolahan data dan pembuatan laporan

5.4.10 Rencana Mutu Kontrak

Laporan Mutu Kontrak harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak setelah
ditandatangani kontrak bersamaan dengan penyerahan laporan pendahuluan sebanyak 3
(tiga) eksemplar.

5.5. PELAPORAN PEKERJAAN

Hasil atau keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah berupa Laporan
Hasil Pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS) layanan akses internet, yang tersusun
secara rapi, sistematis, komprehensif, kredibel, dan akuntabel, dalam bentuk hardcopy

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 84


dan softcopy. Hasil pekerjaan yang diharapkan dari kegiatan Site Investigation Survey (SIS)
layanan akses internet ini, diantaranya:

a. Memberikan gambaran mengenai lingkungan dan kondisi listrik di lokasi.

b. Memberikan analisa kelayakan terhadap lokasi yang akan dibangun.

Pelaksanaan pekerjaan Site Investigation Survey (SIS) layanan akses internet akan
dilaporkan dalam beberapa tahapan, yaitu Laporan Pendahuluan, Laporan Kemajuan,
Rancangan Laporan Akhir, dan Laporan Akhir, yang akan diuraikan lebih lanjut sebagai
berikut:

c. Laporan Pendahuluan (Inception Report)

Laporan Pendahuluan secara garis besar berisikan tentang rencana kerja, metodologi
pelaksanaan pekerjaan, gambaran singkat tentang program Site Investigation Survey
(SIS) layanan akses internet, jadwal kerja dan beberapa lampiran pendukung
pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini disampaikan dalam bentuk buku sebanyak 5
(lima) eksemplar dan CD, diserahkan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
setelah SPMK terbit.

d. Laporan Antara (Interim Report)

Laporan Antara, secara garis besar berisi gambaran singkat tentang program Site
Investigation Survey (SIS) layanan akses internet, rencana kerja, metodologi
pelaksanaan pekerjaan, jadwal pelaksanaan pekerjaan, pelaksanaan pengukuran
kinerja dan pemanfataan, serta hasil pengumpulan data pengamatan dan survei di
lapangan yang telah dilaksanakan. Dalam laporan juga dilengkapi dengan
dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan serta tabulasi hasil rekapitulasi digitasi
data. Laporan ini disampaikan berupa buku dengan jumlah 5 (lima) eksemplar dan
CD, dan diserahkan paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender setelah SPMK terbit.

e. Draft Laporan Akhir (Draft Final Report)

Draft Laporan Akhir ini berisi hasil pelaksanaan keseluruhan pekerjaan, mulai dari
persiapan, pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS) layanan akses internet,

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 85


pengumpulan data hasil pengamatan dan survei di lapangan, tabulasi data digitasi,
serta pengolahan data hasil Site Investigation Survey (SIS) layanan akses internet.
Draft Laporan Akhir ini harus dipresentasikan dan dilakukan pembahasan untuk
kesesuaian hasil pelaksanaan pekerjaan dengan rencana sebagaimana maksud,
tujuan, dan keluaran pekerjaan. Dalam pembahasan juga dilakukan koreksi, masukan,
dan mendapatkan arahan lebih lanjut untuk penyempurnaan laporan. Draft Laporan
Akhir ini hanya berisi hasil pengolahan data Site Investigation Survey (SIS) layanan
akses internet, berupa tabulasi data, hasil pengolahan data, serta disampaikan dalam
bentuk buku dengan jumlah 5 (lima) eksemplar dan CD. Diserahkan paling lambat 105
(seratus lima) hari kalender setelah SPMK terbit.

f. Laporan Akhir (Final Report)

Draft Laporan Akhir yang telah dibahas dengan tim teknis, selanjutnya dilakukan
perbaikan-perbaikan sesuai masukan yang diberikan. Hasil perbaikan Draft Laporan
Akhir, selanjutnya disusun sebagai Laporan Akhir yang dilengkapi dengan executive
summary dan lampiran (laporan pendukung) dalam dokumen terpisah. Executive
summary merupakan ringkasan singkat mengenai hasil pekerjaan Pengukuran
Kinerja. Laporan pendukung merupakan laporan pelengkap dari Laporan Akhir, yang
berisi data hasil kunjungan lapangan, dokumentasi dan tabulasi data digitasi, serta
hasil pengolahan data Site Investigation Survey (SIS) layanan akses internet. Laporan
pedukung dibuat dalam bentuk buku dan CD. Jumlah Laporan Akhir dan Laporan
Pendukung adalah 5 (lima) eksemplar dan CD, serta harus diserahkan paling lambat
120 (seratus dua puluh) hari kalender setelah SPMK terbit.

5.6. ORGANISASI DAN PERSONIL

Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai organisasi pelaksana pekerjaan, yaitu
mekanisme dan hubungan kerja baik internal konsultan maupun hubungannya dengan
pihak-pihak terkait, sistem pelaporan, serta pendistribusian langkah pengerjaan terhadap
waktu pelaksanaan pekerjaan yang tertuang dalam bentuk jadual pengerjaan, jadual
penugasan personil serta kebutuhan orang-bulan.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 86


Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini perlu disusun organisasi pelaksanaan,
sehingga ada kejelasan tanggung jawab dan wewenang pada masing-masing personil yang
ditunjuk. Disamping itu perlu kejelasan antara Team Studi dengan pihak Pemilik
Pekerjaan. Struktur organisasi tenaga ahli selaku pelaksana tugas-tugas disajikan pada
Gambar 5.6.

Dari struktur organisasi tersebut, mekanisme koordinasi pelaksanaan pekerjaan akan


terbagi menjadi dua bagian utama yaitu: (i) Dari segi teknis, pekerjaan akan dikoordinasi
Ketua Tim; (ii) Dari segi administrasi dan keuangan akan dikoordinasi Project Manager.

Dalam melaksanakan pekerjaan ini, perlu dipertimbangkan hubungan unit-unit didalam


strusktur organisasi pelaksanaan pekerjaan. Hubungan ini dapat digambarkan dalam
bentuk garis-garis dalam stuktur organisasi, baik organisasi internal tim konsultan,
maupun hubungannya dengan unit-unit lain, seperti Tim Teknis yang ditunjuk
mensupervisi teknis kegiatan oleh Kementrian Telekomunikasi dan Informatika, Satuan
Kerja (Satker) yang membawahi adminsitrasi pekerjaan dan counterpart daerah sebagai
mitra kerja di daerah. Pola kerjasama dan koordinasi yang digambarkan dalam bentuk
garis, terbagi menjadi 4 (empat) garis, yakni :

1) Garis Komando/Penugasan, merupakan gari perintah kejelasan mengenai hak dan


kewenangan memberikan penugasan kepada Konsultan guna mewujudkan
tercapainya sasaran tertentu yang tercantum dalam kerangka acuan. Dalam struktur
organisasi pekerjaan ini hubungan antara Satuan Kerja (Satker) dengan perusahaan
konsultan, team leader dengan tenaga ahli merupakan garis komando.
2) Garis Koordinasi, merupakan garis proses komunikasi dua arah dalam rangka
mewujudkan sasaran tertentu, yaitu dimulai dari tahap merumuskan atau mendesain
cara mewujudkan sasaran dimaksud, penetapan sumber daya yang diperlukan,
manajemen waktu dan sumber daya lainnya, sampai dengan tahap akhir yaitu
terwujudnya sasaran tersebut. Contohnya tim konsultan dengan tim teknis/supervisi,
antar tenaga ahli dalam intern organisasi konsultan.
3) Garis Kerjasama/Couterpart, sama dengan garis koordinasi yakni proses komunikasi
dua arah dalam rangka mewujudkan sasaran tertentu, namun untuk garis
koordinasi /counterpart tidak pada seluruh proses / tahapan pekerjaan, melainkan
PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 87
pada kondisi dan kebutuhan tertentu untuk mencapai sasaran tertentu. Dalam
struktur organisasi pekerjaan ini, hubungan antara tim konsultan dengan instansi
daerah dalam mengumpulan data lapangan.
4) Garis Pelaporan, garis laporan merupakan komunikasi satu arah antara pelaksana
kegiatan (konsultan) dengan pemilik pekerjaan (satker), laporan yang dimaksud
adalah laporan sesuai yang diatur dalam kerangkan acuan. Namun garis pelaporan ini
dapat terjadi diluar yang diatur dalam kerangka acuan misalnya untuk kasus atau
temuan dalam pelaksanaan.

Prinsip yang dianut dalam menyusun organisasi tim tenaga ahli adalah :
1) Rentang kendali diusahakan tidak terlalu luas sehingga fokus pekerjaan.
2) Fungsi-fungsi yang sejenis digabung menjadi satu sub-tim.
3) Garis komando yang jelas, siapa bertanggung jawab apa dan kepada siapa.

Untuk mengkoordinasikan ke-tiga sub-tim tersebut, akan ditunjuk seorang tenaga ahli
sebagai Team Leader (dengan tetap merangkap sebagai tenaga ahli pada bidangnya).
Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan yang mungkin terjadi dan di luar kemampuan
tim. Sesuai dengan KAK, bahwa tenaga ahli dan tenaga pendukung yang dibutuhkan
dalam pekerjaan ini terdiri dari :

1) Ketua Tim/ Ahli Manajemen


Ketua Tim/Ahli Manajemen, adalah seorang ketua tim/tenaga ahli yang memiliki latar
belakang pendidikan minimal Strata-2 Statistika, Matematika, Teknik atau
Manajemen, dengan pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun, atau
pendidikan minimal Strata-1 Statistika, Matematika, Teknik atau Manajemen dengan
pengalaman sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun. Memiliki kemampuan
manajerial, pengetahuan, keahlian, dan pengalaman di bidang survey, menyusun
manajemen data, serta melakukan analisis dan pengolahan data, khususnya bidang
telekomunikasi dan informatika.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 88


2) Tenaga Ahli Telekomunikasi/Informatika
Ahli Telekomunikasi, adalah seorang tenaga ahli yang memiliki latar belakang
pendidikan minimal Strata-2 Telekomunikasi, Teknik Informatika atau Teknik Elektro
dengan pengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, atau pendidikan minimal
Strata-1 Telekomunikasi, Teknik Informatika atau Teknik Elektro dengan pengalaman
sekurang-kurangnya 7 (tujuh) tahun. Memiliki pengalaman kerja di bidang
perencanaan, pembangunan dan pengembangan telekomunikasi, serta kegiatan
sejenis, serta memiliki pengetahuan, keahlian, dan pengalaman di bidang survey,
untuk menentukan sistem perhitungan, menyusun indikator, serta melakukan analisis
dan pengolahan data, khususnya bidang telekomunikasi dan informatika.

Untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan ini, tenaga ahli tersebut dibantu oleh asisten
tenaga ahli yang terdiri dari:

 9 (sembilan) orang Koordinator Lapangan (korlap) dengan pengalaman sekurang


kurangnya 3 (tiga) tahun untuk latar belakang pendidikan Diploma-3 dan 2 (dua)
tahun untuk latar belakang pendidikan Strata-1;
 1 (satu) orang Sekretaris dengan pengalaman sekurang kurangnya 2 (dua) tahun
untuk latar belakang pendidikan Diploma-3 dan 1 (satu) tahun untuk latar belakang
pendidikan Strata-1;
 4 (empat) orang Administrasi Operasional (Adops) dengan pengalaman sekurang
kurangnya 2 (dua) tahun untuk latar belakang pendidikan Diploma-3 dan 1 (satu)
tahun untuk latar belakang pendidikan Strata-1;
 6 (enam) Pengelola Dokumen dengan pengalaman sekurang kurangnya 2 (dua) tahun
untuk latar belakang pendidikan Diploma-3 dan 1 (satu) tahun untuk latar belakang
pendidikan Strata-1;

 Tenaga Surveyor
Untuk melakukan pelaksanaan survei di lapangan diperlukan tenaga surveyor dengan
latar belakang pendidikan minimal SMA atau yang sederajat sebanyak 22 (dua puluh
dua) personil.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 89


Tim Leader

Ahli Manajemen

Sekretaris

Tenaga Ahli

Ahli Informatika

Koordinator
Lapangan

Administrasi Pengelola
Operasional Dokumen

Surveyor
Lapangan

Keterangan : : Garis Penugasan


: Garis Koordinasi
: Garis Kerjasama
Gambar 5.16. Organisasi Pelaksana Pekerjaan

5.7. FASILITAS PENDUKUNG YANG DIBUTUHKAN

Dalam melaksanakan pekerjaan ini, Konsultan akan menggunakan fasilitas/sarana


pendukung yang kebutuhannya disesuaikan dengan tuntutan pekerjaan.

Ruang Kerja/Basecamp

Ruang kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini, disiapkan baik pada waktu survey, maupun
pada proses pelaksanaan pekerjaan berlangsung; pada suatu tempat yang presentatif.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 90


Konsep ruang kantor yang sehat memberikan dampak yang cukup signifikan pada
kesehatan, kesejahteraan dan pada akhirnya tingkat produktivitas pelaksana kegiatan.
Ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk mendapatkan tempat kerja yang lebih
sehat. Misalnya, pastikan kualitas udara yang baik dalam ruangan secara konsisten
beredar di kantor dengan sistem ventilasi yang bekerja dengan baik.

Mobilisasi Surveyor dan Koorditor Lapangan

Guna memperlancar pelaksanaan pekerjaan ini selain transportasi regional ke seluruh


wilayah studi dibutuhkan pula kendaraan operasional sebagai sarana transportasi di lokasi
kegiatan, untuk menunjang mobilisasi surveyor menuju lokasi akses internet dan proses
pelaksanaan pekerjaan.

Peralatan Kerja

Dalam menunjang kegiatan pelaksanaan pekerjaan ini, diperlukan beberapa peralatan


kerja diantaranya seperti pada rincian berikut:

 Komputer/Laptop
 Fasilitas Internet
 Printer
 Alat tulis gambar
 Alat komunikasi
 GPS; dan
 Perlengkapan surveyor seperti Rompi, Topi, Name Tag dan Alat Tulis.

PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 5 - 91

Anda mungkin juga menyukai