Anda di halaman 1dari 45

Teori Dasar Baut

TEORI DASAR ULIR, BAUT DAN MUR


1. Ulir
1.1 Apakah Ulir itu?
Apabila kita memutar ulir pada permukaan kaleng secara tegak lurus, maka ia akan dapat membuat lubang. Apabila untuk
membuat lubang tersebut ulir di putar ke kanan, maka disebut ulir kanan atau ulir laki. Namun apabila sebaliknya, maka
disebut ulir kiri atau ulir perempuan.

Ulir Kanan Ulir Kiri


Mur Ulir Kanan Ulir 1 jalur Ulir 2 jalur Ulir 3 Jalur
Mur Ulir Kiri
 Lead
Adalah Jarak satu kali putaran ke arah shaft dikali jumlah garis lengkung

Lead ( L ) =Pitch ( P ) X Jml garis (N )

 Perbandingan diameter lubang yang dihasilkan dengan diameter ulir


Ulir bagian luar yang paling tinggi dan terdekat dengan kaleng dan ulir paling dibawah dibandingkan dengan diameter
shaft center sudut tegak lurus.

c Diameter luar
c
a’

Yang dipakai
Sudut
L
L

Diameter
b dalam Pictch

B A πd B
TEORI DASAR ULIR, BAUT DAN MUR
1.2. Jenis-jenis Ulir
 Skrup Segitiga
Ulirnya berbentuk segitiga.Ulir ini digunakan untuk pemasangan mesin atau mengontrol posisi mesin.
Maka ukuran baut ini menggunakan miter. Baut ini disebut jenis wheat wared.
 1. Baut matrix
Ukuran baut luarnya disebut dengan pitch dan 1 ulirnya adalah 60°matrix
baut seperti ini biasanya disebut dengan matrix baut tipis dan kodenya adalah M.
 2. Baut unified
Sebutannya adalah baut ABC dan ukuran yang digunakan adalah inch perbandingan nilainya yaitu 1 ulir saluran
pitch dan sudut ulirnya 60°.kodenya adalah R.
 3. Baut wheatwared
Baut ulir sudutnya 55  Dan ukuran kodenya sama dengan unified baut. kodenya adalah W
 4. Baut untuk pipa
Digunakan untuk pipa. Fungsinya bisa melindungi air, oli dan untuk pipa sejajar menggunakan tape baut.
Skrup Segi empat
Bentuk baut ulirnya segi empat dan pada segi tiga daya tahannya kecil maka untuk perpindahan daya tenaga
digunakan jack/press baut.
 Sekrup Tangga
Baut seperti ini disebut baut segi tiga. dari pada baut segi empat baut ini mudah di buat dan digunakan
ditempat yang tenaganya berpindah-pindah. ulir sudutnya miter 30°

 Baut bergerigi
 Baut Bulat
Baut ulir yang bentuknya bulat digunakan ditempat yang bertenaga besar. walaupun berdebu atau kemasukan
pasir tak pengaruh.

Wheatwared baut. Baut bulat Baut segiempat


Baut Tangga Baut tape Baut Segitiga Baut bola lampu Baut Gigi
TEORI DASAR ULIR, BAUT DAN MUR
1.3. Model skrup / ulir.

Model dan jenis skrup dan untuk angka pitch atau 25.4 mm dari ini jumlah ulir baut catat seperti dibawah ini.

 Kalau baut kodenya pitch MM


Kode jenis baut Angka baut X Pitch Contoh M 20 X P3
* Baut biasa miternya prinsip dasarnya buang pitch.
 pada pitch ini terlihat dari jumlah ulir (kecuali baut utk pin)
Kode jenis baut Angka baut ulir Jml ulir contoh TW 20 ulir 6
* Untuk baut pipa tidak sesuai jumlah ulir.
 Diameter ulir
Angka baut OK singkat - Jml ulir Baut kode jenis Contoh 1/3 -13 UNC
* Tidak perlu sangka dan bisa menolakkan jumlah ulir.

Arah tutup Urutan kelas.


Arah tutup, garis tutup, Urutan Kelas. Urutan kelas

kiri M10 - 2/1


kiri 2baris M30 X 2 - 2 No.4 - 40UNC - 2A

Garis matrix biasa atau baut tipis Kanan 1 garis unifie baut biasa Kiri 1 garismatrix baut bisa
( M30 X 2 ) 2kelas ( No.4 - 40UNC ) 2A ( M10) mur 2 kelas, baut 1 kelas.
TEORI DASAR ULIR, BAUT DAN MUR
2. Baut Dan Mur
Baut segi 6 mudah untuk menyambung mesin , untuk baut segi 4 pada bagian kepalanya berbentuk bulat dan
bentuknya tidak sama dengan pasangan murnya.
2.1. Jenis-jenis Baut
Baut biasa
Jenis baut Baut biasa Baut “L”
Baut tuts: Yang sering untuk bongkar dan pasang.
Baut khusus
Baut untuk pondasi : Baut ini untuk menempatkan struktur mesin
Kedudukan baut : Menjaga jarak posisi mesin dengan memakai potongan pipa yang sesuai

Baut I : Untuk menarik baut.


Baut T berlobang: Bentuk lubangnya ada di kepala sehingga cocok untuk memindahkan
Posisi baut.

Baut Segienam Set bolt Baut kepala Baut “T “ home


Baut untuk pondasi
Baut kecil dan scruset
*Baut kecil : ukuran dibawah 8mm cocok untuk alat alat kecil atau cover atau pemasangan plat tipis
Atau baut mesin dan bisa diputar dengan obeng pada kepalanya.
*Baut stop : Shaft untuk menetapkan posisi baut agar tidak lepas.

Baut Kecil Bentuk Kepala baut Stop baut Bentuk Kepala baut
TEORI DASAR ULIR, BAUT DAN MUR
Paku baut kecil dengan taping baut.
Paku baut : Cocok untuk papan, ujung baut ditap dengan drill yang disebut pice
Taping baut : Bahannya tipis dapat membuat lubang ulir sendiri saat dikencangkan,

2.2. Jenis Jenis Mur.


Mur segi 6 : Bentuknya segi 6 dan paling banyak dipakai.
Mur segi 4: Bentuknya segi 4 kebayakan dipakai untuk kayu.
Mur segi 6 ring tipis : Untuk mengontrol posisi center.
Mur Flange : Mur ini pada bagian bawahnya berbentuk segi 6, tapi dibagian atasnya lebih besar.
Mur Cap : Mur ini dipasang untuk mencegah kebocoran.
Mur bulat : Tidak bisa memakai mur segi 6, dan untuk memutar mur ini harus memakai kunci pas
Mur berlubang lubang : Pada mur dipasang pin agar tidak mudah lepas.
Mur kupu kupu : Dikencangkannya dengan tangan.
Mur turn buccle : Pada sisi sampingnya, baut kanan kiri diputar searah jarum jam.

Mur segi 6 Mur kupu kupu


Mur Flange
Mur segi 6 Mur cap (Mur sayap)
ring tipis (mur tutup)
Baut berlubang lubang
(Mur mahkota)
TEORI DASAR ULIR, BAUT DAN MUR
3. Ring / Washer
Washer terpasang dibawah mur dan gunanya adalah :
Baut yang berlubang besar.
Untuk yang bertekanan kecil terbuat dari kayu,karet.dll
Kepala baut atau ditempat mur lekak lekuk
Untuk mengencangkan packing/flange

Washer rata Washer segi 4 Washer bergerigi Washer spring

4. Pencegahan Mur Lepas.


Pasang washer (washer spring, washer tempel))
Pasang lock nut
Gunakan pin
Mengikat dengan kawat
Cara dari arah putar.
TEORI DASAR SPI, PIN DAN SNAP RING
1. Spi
Jenis Key.
Gerigi atau belt puli dll pada shaft putaran pada waktu, bekerja atau mengirim putaran sekalian arah
ke shaft supaya pindah dan biasanya menerima tekanan bahaya dari pada shafter lebih keras.
Dan biasanya menerima tekanan bahaya dari pada shaft yang lebih keras .

① Key : Shaftnya tetap ditempat pada boss lubang key buat masukan key dari situ
putaran daya tenaga tergesekan maka untuk daya tenaga besar tempatnya
tidak cocok.
② Key Rata : Hanya key ketemu tempat saja rata maka dari pada key daya tenaganya lebih besar.
③ Key : Shaft dengan boss membuat lubang key kemudian isi key.
④ Key sambung ; Transfer daya key ini daerah shaft ini arahnya ke sambungan daya tengahnya.

2. Pin.
Pencegahan barang lepas pada saat memasang atau mur kendor pakai dan pada arah shafer
pasangnya sudut tegak lurus dan paa pakai tempat guna seperti di bawah ini:
Pin Rata : Waktu menetapkan alat mesin atau keputas posisi.
Pin tape : Pada shaft menetapkan bos
Pin membagi : T/T pinnya garis pecah
Pin spring : Bentuknya panjang dan terbelah dan jika ukuran lubangnya tidak masih dapat
digunakan dengan cara dipukul pakai palu.

Pin membagi Pin tape Pin rata.


TEORI DASAR SPI, PIN DAN SNAP RING
3. Snap Ring
Shaft atau di dalam lubang pakai fungsi spring stop ling arah ke bulat sedikit besarkan atau kurangi
kemudian isi dan shaft atau dilubang pasang supaya tidak lepas untuk menetapkan mesin.

1) Jenis stop ling


Bentuk C stopling Bentuk E stopling Bentuk C stopling Grip stopling

Seperti pada gambar bentuk C stopling ini untuk shafer, lubang adalah 2 jenis,
bentuk E stopling atau grip stopling ini hanya untuk shaft dan pasangnya dari shaft
arahnya tegak lurus.
Grip stopling ini tidak perlu lubang ling Gunanya posisi dimanapun pakai rata rata stop ling ini kecil.
TEORI DASAR TEGANGAN BAUT
Tegangan baut
3. Tegangan Geser Melintang Ulir
1. Tegangan Tarik ( Tensile strength )

fs

2. Tegangan Geser Torsi ( selama pengencangan ) 4. Tegangan Tekuk ( bending stress )

T
TEORI DASAR TEGANGAN BAUT

Contoh soal
Menentukan kekuatan baut !
Tentukan beban tegangan yang aman untuk M 30 ,
asumsi tegangan tarik aman adalah 420 kg/cm 2
Jawab :

M 30 = berarti d ( diameter mayor ) = 30 mm

f t = 420 kg/cm2

Dari tabel untuk M 30 stress area 561 mm 2 = 5,61 cm2

Jadi beban tegangan yang aman = A x f t

= 5,61 cm2 x 420 kg/cm2 = 2356,2 kg


CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

Kondisi normal pengencangan baut

Kondisi normal pengencangan baut


( 0,6 ~ 0,7 kali nilai C )

Pengencangan terlalu keras menyebabkan


Baut mudah patah, mudah aus, dan memperbesar
getaran
CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1. 4. Washer untuk base miring

Gambar 1 Gambar 2

Ditempat base yang miring tidak boleh pasang washer biasa ( gambar 1)

Penambahan plat untuk menghindari kemiringan baut ( gambar 2)


CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1. 5. BAUT TERBUAT DARI STAINLESS STEEL


Baut dari stainlesssteel sebelum dipasang harus dibersihkan karena kotoran/debu
Yang menempel dapat menyebabkan baut cepat aus

Aku adalah
Debu !!!
CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1. 2. Hilangkan sisa pengeboran

Membuat chamfer
sisa Nilai Round = 0,08 R
chamfer = 0,3 R
CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1. 3. Hubungan antara kemiringan baut dengan kekuatan

Sudut kemiringan baut

Semakin miring sudut pemasangan baut, semakin kecil nilai kekuatan baut
CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1. 6. PENYEBAB BAUT LEPAS

Penyebab Gejala Tindakan

Kurang kencang Apabila tekanan luar yang besar nut akan lepas * Gunakan torque wrench
mengikuti ke arah ulir luar baut * Baut tensioner

Getaran Adanya getaran horisontal menyebabkan nut goyang * Pemasangan tempat


dan bergerak kebawah/keluar yang rata

Menyusutnya Adanya daya tekan dari atas dan bawah * Gunakan plat washer
bahan menyebabkan material yang diikat oleh baut saat awal pemasangan
menyusut diposisi kepala baut dan nut * Membuat bagian luar
lebih keras

Ulir tap aus Pemakaian baut /nut berulang kali,ulir baut aus * Membuat lubang lagi
kemudian tap ulang
ukuran lebih besar

Creep Dalam kondisi panas ,bentuk baut berubah * gunakan bahan yang
dan daya tahan baut pun berkurang lebih tahan panas

* Mengencangkan
secara periodik
CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1. 7. PENYEBAB BAUT PATAH

Penyebab Gejala Tindakan

Baut kurang Apabila tekanan dari luar lebih besar Lihat tabel sebelumnya
kencang

Bahan baut tidak Apabila salah dalam pemilihan bahan * gunakan bahan yang
kuat sesuai
* gunakan ukuran baut
yang lebih besar
* saat design mempertim
bangkan masalah kekuat
an bahan.

Kondisi lingkungan Apabila ulir aus * gunakan bahan yang


yang korosif sesuai ( SUS atau mela-
pisi bahan anti karat
CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1.8. CARA PENCEGAHAN BAUT LEPAS

Cara Keterangan

Spring washer Mengkombinasikan fungsi spring

Double nut Menambah daya tekan diantara 2 nut

Friction nut Menambah daya tekan dengan friction nut


Spring nut Meningkatkan daya tahan dengan adanya efek spring

Pin Memasang pin supaya baut tidak berputar


Lock nut Menambah gaya gesek diantara bagian atas nut dengan
ulir baut
Loctite Menempelkan baut dan nut secara reaksi kimia

Welding Mengikat nut dengan baut dengan mengelas bagian


tersebut
CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1. 9. JENIS BAHAN BAUT DAN NUT

Lingkungan Penggunaan Baut


Bahan Baut Bahan Nut Bahan Washer
Ranking Lingkungan Getaran Penggantian
berkarat periodik

A SCM 435 S45CH S45CH

B - SUS 420 J2 SUS 304 Stainless steel

C - - SUS 304 SUS 304 SUS 304

D - SS400 SS400 SS400

E - - SCM 435 S45CH S45CH

F - - - SS400 SS400 SS400


CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1.10. PEMERIKSAAN BAUT

Marking nut

* Memeriksa kekencangan baut dengan cara memukul


* memukul baut sesuai arah putar pengencangan baut
CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1.11. POSISI BAUT

Gbr. 1 Gbr. 2

Nut kendor tidak terlihat ( Gbr 1 ) Nut lepas tidak terlihat ( Gbr 2 )

* Posisi baut dibalik agar pemeriksaan dapat dilakukan


CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1.12. WELDING BAUT

Gbr. 2
Gbr 1

Contoh NG (Gbr1) Contoh OK (Gbr2)


Welding diatas (panas) Welding disamping (tambah
struktur baut berubah pada kondisi plat)
daya tarik tinggi

* Biasanya baut daya tarik tinggi tercantum angka 8 dibagian kepala baut
CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1.13. DOUBLE NUT

* Jika menggunakan nut yang berbeda besarnya, nut yang lebih tebal
dipasang di atas
CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1.14. UKURAN YANG SESUAI

Nama Dia. Pitch

NUT

Baut

* Contoh penggunaan ukuran yang salah ( spec mm dengan Inch )


CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1.15. PEMASANGAN SET BOLT

* Di shaft harus dibuat alur esuai dengan bentuk setbolt


CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1.16. PEMBUATAN TAP


CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1.17. KEKUATAN BAUT DAN NUT

Kekuatan
4 5 6 8 9 10 12
Nut

6,8 8,8
Kekuatan 3,6 3,6 8,8 10,9 12,9
baut 4,6 4,6 9,8 10,9
4,8 4,8
5,6
5,8
CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1.18. PEMASANGAN SPRING WASHER

TERKIKIS

Spring washer tidak boleh dipakai ulang, karena spring washer terkikis saat
digunakan
CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1.19. JARAK PIN

Standar gap key ( mm )


Jarak (celah)
Lebar pin 3 ~ 24 25 ~ 70 80 ~ 120 130 ~ 200

jarak 0,1 ~ 0,5 0,2 ~ 0,8 0,3 ~ 1,0 0,5 ~ 1,4


CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1.20. PEMASANGAN SPLIT PIN

NG
karena dipukul
dapat cepat patah

Dipukul
NG
terlalu pendek

* Kedua ujung harus melengkung


CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1.21. PEMASANGAN KEY

Material yang akan dipasang key dipanaskan terlebih


dahulu, kemudian key dipasang. Saat memasang key
jangan dipukul ketika material dalam kondisi masih
panas karena dapat menyebabkan retak (crack)
CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1.22. STANDAR KEDALAMAN TAP

Diameter Baja baja tuang perunggu


Besi cor Al / logam
Dia. Luar prunggu tuang campuran
lubang
baut ( d )
Tap ( d1 )
CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1.23. SPESIFIKASI BENTUK UJUNG BAUT


CARA PERAWATAN KONDISI NORMAL

1.24. SPESIFIKASI HELISERT


CARA PERAWATAN PERALATAN

Kunci Kombinasi Kunci Inggris


CARA PERAWATAN PERALATAN

Kunci L Kunci Pas

Kunci Torsi
CARA PERAWATAN PERALATAN

Kunci Ring Vase Grip


CARA PERAWATAN PERALATAN

Tang Kombinasi Tang Potong


MASALAH TINDAKAN CONTOH

Flat Washer Flat Washer

Baut Lepas Spring Washer


(Kendor)
Spring Washer
Double Nut
PENYEBAB

Double Bolt
• Getaran (Vibration)

• Kurang Kencang Lock Nut Double Nut Double Bolt

• Baut Aus
Double Set Bolt
• Umur
Lock
Lock Tite Tite
Lock Nut

Marking TANDA
dengan
CAT
Metode Pengencangan Baut
PENGONTROLAN BAUT KENDOR
METODE

METODE 1 Penggunaan Spring washer + Flat washer

METODE 2 Penggunaan Spring washer + Flat washer + Loctite

METODE 3 Penggunaan Spring washer + Flat washer + Lock nut

METODE 4 Penggunaan Spring washer + Flat washer + Double Nut

METODE 5 Penggunaan Spring washer + Flat washer + Lock nut + Loctite

METODE 6 Penggunaan Spring washer + Flat washer + Double Nut + Loctite

METODE 7 Penggunaan Double Set bolt pada sprocket

Akhiri dengan Marking


( Pemberian Tanda )
Metode Pengencangan Baut

CARA CARA PERBAIKAN ( PENGENCANGAN ) PADA BAUT


No Alat Cara Mesin
1 Plain Washer Flat Washer dan spring washer dipasang Lifter Cylinder ( semua jenis )
Spring Washer bersamaan , bila memungkinkan menggu- Transfer ( semua jenis )
Loctite nakan double nut Lifter Motor ( semua jenis )
Double Nut Sebelumnya diberi loctite ( Bagaian Mesin yang bergerak )
Sesudahnya dibuat marking

2 Plain Washer Flat Washer dan spring washer dipasang C/V , termasuk bracket
Spring Washer bersamaan sensor
Sesudahnya dibuat marking

3 Lock Nut Dipakai setelah bearing


Spring Washer

4 Double Bolt Khusus untuk jenis baut tanam (set bolt /


stud bolt )
METODE 1

Baut + Plat Washer + Spring Washer + Nut

+ + +
Nut Spring washer Flat washer Baut
METODE 2

Baut + Plat Washer

+ Spring Washer + Nut + Loctite

+ + + +

Loctite Nut Spring washer Flat washer Baut


METODE 3

Double Nut

Baut + Plat Washer + Spring Washer + Double Nut

+ + +
Nut Spring washer Flat washer Baut

Anda mungkin juga menyukai