Anda di halaman 1dari 84

Pengelolaan

UKS di SMA
Pengelolaan UKS di SMA
©2021 Direktorat Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

ISBN : 978-602-5616-46-4

Pengarah:
Purwadi Sutanto (Plt. Direktur SMA)

Penanggungjawab:
Juandanilsyah (Koordinator Bidang Peserta Didik)

Penulis:
Juandanilsyah
Fathnuryati Hidayah
Alex Firngadi
Aam Masroni
Wawan Setiawan
Umi Wahyuningsih
Yayu Mukaromah
Yudha Kusniyanto
Dwi Subekti
Aline Ardhiani Diah
Icih Tresnaasih
Reza Hendrawan

Desain & Tata Letak:


Pengelolaan
UKS di SMA
Wahyu Akbar

Kontributor:
Ribka Ivana Sebayang, Mariati, Yusuf Rokhmat, Agus Suharyanto.

Pengulas:
Zakiah Dianah, Lulus Tri Wahyuni, Setiya Wijaya, Metta Restutiani, Eris
Rustandi, Anissa Rahmayanti, Elsi Eka Rahmawati, Heri Fitriono, Murjiyanto,
Mamad Mahfudin, Rosdiana, Diana Susanti, Rigil Munajat, Fajar Hirbariadi,
Eka Nurwulan Asriani, Adam Nugroho.

Sekretariat:
Ryan Armendaris, Andhika Ibnu Rishadi, Amalia Adhi Saleh. DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH ATAS
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,
Diterbitkan oleh Direktorat Sekolah Menengah Atas
Jl. RS Fatmawati Cipete Jakarta Selatan PENDIDIKAN DASAR, DAN PENDIDIKAN MENENGAH
Telp: 021-75911532 KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
www.sma.kemdikbud.go.id 2021

iv v
PENGANTAR
Amanat Peraturan Bersama (PB) 4 Kementerian, yaitu Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, dan Kementerian
Dalam Negeri Nomor 6/X/PB/2014; Nomor 73 Tahun 2014; Nomor 41 Tahun 2014
dan Nomor 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah/Madrasah (UKS/M), pasal 4 dan 5 menegaskan bahwa kegiatan pokok UKS
yaitu penanaman dan pembudayaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Berbagai upaya pengembangan dalam mengimplementasikan Program UKS telah


dilakukan banyak pihak terkait, tidak hanya di satuan pendidikan. Referensi dan
rujukan bagaimana strategi pelaksanaan proram UKS juga dengan mudah kita
dapatkan.

Namun demikian, kita masih menemukan adanya cara pandang satuan pendidikan
yang menempatkan Program UKS terpisah dari pembelajaran. Banyak satuan
pendidikan yang masih memiliki pemahaman yang berbeda di satuan pendidikan
bahwa Program UKS adalah hal yang berbeda dan terpisah dari kegiatan sekolah.
Padahal, antara program UKS dan proses pembelajaran bisa berjalan bersamaan
melalui intrakurikuler, integrasi dengan mata pelajaran yang relevan, kokurikuler,
ekstrakurikuler, maupun dalam kegiatan pembiasaan sehari-hari.

Purwadi Sutanto Sebagai langkah konkret untuk memberikan gambaran komprehensif pengelolaan
UKS di sekolah, Direktorat SMA menyusun buku Pengelolaan UKS SMA yang bertujuan
Plt. Direktur SMA antara lain menjadi referensi bagi sekolah untuk dapat mengimplementasikan UKS,
serta memberikan gambaran kegiatan implementatif yang dapat diintegrasikan
dengan Program UKS.

Semoga buku pengelolaan UKS ini dapat menjadi inspirasi bagi satuan pendidikan
untuk dapat mengembangkan UKS.

Jakarta, Mei 2021


Plt. Direktur SMA,

Purwadi Sutanto
NIP 196104041985031003

vi vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR vii Kekerasan dan Kecelakaan 52
DAFTAR ISI viii IMS dan HIV AIDS 54
Penyakit Tidak Menular 56
BAGIAN 1. PENDAHULUAN 1
Penyakit Menular Lainnya 62
Latar Belakang 2
Landasan Hukum 5 BAGIAN 4. INTEGRASI PROGRAM UKS
Tujuan 7 DALAM KEGIATAN SEKOLAH 67
Ruang Lingkup 8 Integrasi Program UKS melalui Kegiatan
Pembiasaan di Sekolah 71
BAGIAN 2. KONSEP PENGELOLAAN Integrasi Program UKS dalam Kegiatan
UKS SMA 11
Pembelajaran Intrakurikuler 72
Pengertian UKS 12
Integrasi Program UKS dalam Pembelajaran
Tujuan UKS 12 PPKN (Kelompok Umum) 76
Trias UKS 15 Integrasi Program UKS dalam Pembelajaran
Stratifikasi UKS 19 Biologi (Kelompok Peminatan MIPA) 79
Tugas dan Fungsi Tim Pelaksana UKS SMA 23 Integrasi Program UKS dalam Pembelajaran
Struktur Organisasi Tim Pelaksana UKS Sosiologi (Kelompok Peminatan IPS) 81
di Tingkat Satuan Pendidikan 24 Integrasi Program UKS dalam Pembelajaran
Antropologi (Kelompok Peminatan Bahasa) 84
Komponen Tata Kelola 28
Integrasi Program UKS dalam Kegiatan
Sarana Prasarana Pendukung UKS 38
Kokurikuler 88
BAGIAN 3. ISU-ISU KESEHATAN Integrasi Program UKS dalam Kegiatan
DALAM PROGRAM UKS SMA 41 Ekstrakurikuler 91
Kesehatan Reproduksi 42 Duta UKS 107
Gizi 44
BAGIAN 5. PENUTUP 109
Kebersihan Diri 46
Sanitasi 47 LAMPIRAN-LAMPIRAN 114
Kesehatan Mental 48 DAFTAR PUSTAKA 152
NAPZA 50

viii ix
11
Pendahuluan

1
rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan internasional.

Untuk mencapai kondisi ideal tersebut, tentu saja peserta didik


dalam melakukan proses kegiatan pembelajaran memerlukan
lingkungan yang sehat untuk dapat berprestasi. Seperti yang
tertera pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan dinyatakan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam
lingkungan hidup sehat, sehingga peserta didik dapat belajar,
LATAR BELAKANG
tumbuh dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pendidikan nasional Hal tersebut sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024 tentang
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam pembangunan SDM untuk peningkatan kualitas SDM. Dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Kebudayaan tahun 2020-2024, menyatakan bahwa visi
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan Kemendikbud adalah berupaya untuk mewujudkan Indonesia
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui
terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri,
Lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia,
Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
bergotong royong, dan berkebinekaan global. Oleh karena itu,
Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa setiap lulusan
diperlukan upaya membangun satuan pendidikan yang memiliki
satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki perilaku yang
lingkungan yang kondusif untuk pembangunan karakter melalui
mencerminkan sikap: (1). beriman dan bertakwa kepada Tuhan
profil Pelajar Pancasila. Salah satunya melalui Pengembangan
YME; (2). berkarakter, jujur, dan peduli; (3). bertanggung jawab;
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
(4). pembelajar sejati sepanjang hayat; dan (5). sehat jasmani dan

2 Pengelolaan UKS di SMA Pendahuluan 3


Mengingat peran strategis dan pentingnya UKS, selanjutnya
dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Sebagai langkah konkret untuk mencapainya, Direktorat SMA
Masyarakat Hidup Sehat dinyatakan bahwa Menteri Pendidikan mendorong upaya pengelolaan UKS SMA yang implementatif
dan Kebudayaan bertanggung jawab untuk: (1) Meningkatkan didukung manajemen yang berkesinambungan. Harapannya,
kegiatan UKS, mendorong sekolah sebagai Kawasan Tanpa Rokok langkah sekolah untuk meningkatkan strata pengelolaan UKS
(KTR), dan mendorong Sekolah Ramah Anak; (2) Meningkatkan akan lebih jelas dan terukur.
kegiatan aktivitas fisik/olahraga di sekolah dan satuan pendidikan
secara eksternal dan ekstrakurikuler serta penyediaan sarana
sanitasi sekolah.
LANDASAN HUKUM

Untuk mendukung pengembangan UKS, empat kementerian Pelaksanaan program UKS menempati peran strategis yang
yang terdiri atas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ditandai dengan dukungan regulasi, mulai dari Undang-undang,
Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, dan Kementerian peraturan pemerintah, peraturan presiden, instruksi presiden,
Dalam Negeri membuat peraturan bersama pada tahun 2014 peraturan/kebijakan lintas kementerian, hingga keputusan
tentang Pembinaan dan Pengembangan UKS. Kegiatan utama UKS menteri.
disebut dengan Trias UKS yang meliputi Pendidikan Kesehatan,
Landasan hukum yang berkaitan erat dengan implementasi UKS,
Pelayanan Kesehatan, dan Pembinaan Lingkungan Sekolah
antara lain:
Sehat yang didukung dengan manajemen/tata kelola yang baik.
Kesuksesan pelaksanaan UKS juga tidak lepas dari peran Tri Pusat 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat. Pendidikan Nasional;
Saat ini, kondisi UKS memerlukan terobosan untuk mempercepat 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
pengembangannya melalui pengukuran pelaksanaan Trias UKS dan tentang Kesehatan;
manajemen UKS di sekolah yang terdiri dari strata minimal, standar,
3.
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang
optimal dan paripurna. Stratifikasi UKS ini memetakan kondisi UKS
Pendanaan Pendidikan;
di seluruh Indonesia untuk pengambilan kebijakan, pembinaan,
sekaligus memudahkan sekolah untuk mengimplementasikan UKS 4. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
yang baik. Adapun target jumlah sekolah/madrasah yang masuk Kesehatan Nasional;
dalam kategori Strata Paripurna tahun 2021 ini sejumlah 25% 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017
sampai dengan tahun 2024 sejumlah 70%. tentang Penguatan Karakter;

4 Pengelolaan UKS di SMA Pendahuluan 5


6. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan 13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS); Upaya Kesehatan Anak;

7. Peraturan Menko PMK No. 1 tahun 2018 tentang Rencana Aksi 14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20
Nasional Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja tahun Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada
2017-2019: Satuan Pendidikan Formal;

8.
Peraturan Bersama antara Menteri Pendidikan dan 15.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
Kebudayaan Republik Indonesia, Menteri Kesehatan Republik 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian
Indonesia, Menteri Agama Republik Indonesia, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024;
dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 6/X/PB/2014,
16. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1429/MENKES/SK/
Nomor 73 Tahun 2014, Nomor 41 Tahun 2014, Nomor 81
XH/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Tahun 2014 Tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Lingkungan Sekolah.
Kesehatan Sekolah/Madrasah;

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007


tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/ TUJUAN
Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/
Buku Pengelolaan UKS ini bertujuan untuk memberikan referensi
Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) dan Sekolah Menengah
bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) sekolah dalam
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA);
mengelola UKS di SMA. Secara khusus buku ini bertujuan untuk:
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2269/MENKES/PER/
1. Memberikan pengetahuan tentang pengelolaan UKS di
XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih
sekolah.
dan Sehat;
2. Memberikan keterampilan dalam merancang program UKS
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
dalam kegiatan sekolah baik intrakurikuler, kokurikuler,
Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan;
integrasi pada mata pelajaran yang relevan, ekstrakurikuler,
12.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor maupun dalam pembiasaan di sekolah.
62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada
3. Memberikan keterampilan penanaman sikap yang dilakukan
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
melalui kegiatan UKS dalam upaya penguatan profil Pelajar
Pancasila.

6 Pengelolaan UKS di SMA Pendahuluan 7


RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup buku Pengelolaan UKS antara lain:

01 Memberikan Wawasan tentang


Latar Belakang Pengelolaan UKS

Konsep
Isu-isu Pengelolaan
Kesehatan dalam UKS
program UKS 02

03 Isu-isu Kesehatan dalam


Program UKS

Integrasi Program UKS dalam


Kegiatan Sekolah 04

8 Pengelolaan UKS di SMA Pendahuluan 9


2 2
Konsep
Pengelolaan
UKS SMA

11
PENGERTIAN UKS Pada usia remaja masih tergolong kelompok umur yang rawan
terhadap masalah kesehatan. Di sisi lain, pada periode ini menjadi
Definisi UKS adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesempatan yang tepat untuk menanamkan pemahaman kebiasaan
kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang hidup sehat di sekolah.
pendidikan. upaya untuk membina dan mengembangkan pola Tujuan diselenggarakannya program UKS, secara umum adalah
hidup sehat di sekolah. Upaya ini dilakukan secara terpadu lintas sebagai berikut:
program dan lintas sektor sehingga semua unsur di sekolah
mendukung peningkatan hidup sehat dan pada akhirnya dapat
membentuk perilaku hidup bersih dan sehat bagi seluruh warga TUJUAN UMUM UKS
sekolah terutama peserta didik, guru dan tenaga kependidikan.

UKS bertujuan untuk membina dan meningkatkan kesehatan


anak usia sekolah pada setiap satuan pendidikan. Peran tersebut
membuat UKS dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan
dan prestasi belajar peserta didik yang tercermin dalam kehidupan
perilaku hidup bersih dan sehat, menciptakan lingkungan yang
sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan
Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
peserta didik yang harmonis dan optimal.
kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan
sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam
TUJUAN UKS rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

Langkah pengembangan UKS didukung akselerasi melalui


pengukuran pelaksanaan Trias UKS dan manajemen UKS di
sekolah. Pola pembinaan UKS juga harus berdasarkan kebutuhan
dan permasalahan kesehatan sesuai dengan tahap pertumbuhan
dan perkembangan anak. Untuk peserta didik SMA masuk pada
kelompok remaja usia 15 - 19 tahun.

12 Pengelolaan UKS di SMA Konsep Pengelolaan UKS SMA 13


Sedangkan tujuan khusus untuk memupuk kebiasaan hidup Selain itu, sekolah sebagai institusi pendidikan di masyarakat yang
sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang terorganisasi dengan baik, berperan penting dalam menciptakan
mencakup: kondisi kesehatan peserta didik. Muaranya tentu saja kondisi tersebut
akan sangat berpengaruh besar terhadap prestasi belajar peserta
didik. Implementasi UKS juga sangat efektif untuk meningkatkan
TUJUAN KHUSUS UKS kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
serta menciptakan lingkungan sehat sehingga memungkinkan
Meningkatkan sikap dan keterampilan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal

1 melaksanakan pola hidup bersih dan sehat serta


berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan
kesehatan;
dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

TRIAS UKS
Meningkatkan hidup bersih dan sehat baik dalam
bentuk fisik, nonfisik, mental maupun sosial; 2 Peningkatan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
peserta didik, dapat dilakukan dengan penanaman prinsip dan
pola hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan,
Bebas dari pengaruh dan pengunaan obat-

3 obat terlarang dan berbahaya seperti narkoba,


rokok, minuman keras, alkohol dan zat adiktif
lainya;
pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat
yang dikenal dengan nama tiga program pokok UKS (Trias UKS).

4
Meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta
didik, sehingga dapat belajar, tumbuh dan Pendidikan
Kesehatan
Trias UKS
berkembang secara harmonis dan optimal;
1. Melaksanakan Pendidikan
Kesehatan di Sekolah
(Health Education in School)
Memiliki sikap, keyakinan, daya tangkal bahwa

5
Pelayanan
2. Menyelenggarakan Pelayanan
perbuatan yang harus dihindari adalah bahaya Kesehatan
Kesehatan di Sekolah
rokok, kenakalan remaja, kehamilan di luar nikah, (Health Care in School)
HIV/AIDS, narkoba, anemia, dan hepatitis B. 3. Menciptakan Lingkungan
Pembinaan Lingkungan Sekolah yang Sehat (Healthy
Sekolah Sehat School Environment)

14 Pengelolaan UKS di SMA Konsep Pengelolaan UKS SMA 15


Pendidikan Kesehatan 2. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan
Pertolongan Pertama Pada Penyakit (P3P).
Pendidikan kesehatan adalah upaya bimbingan dan tuntunan
kepada peserta didik tentang kesehatan yang meliputi 3. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri.
seluruh aspek kesehatan pribadi (fisik, mental dan sosial) 4. Konseling.
agar kepribadiannya dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik melalui kegiatan intrakurikuler, integrasi dengan mata
pelajaran yang relevan, kokurikuler, ekstrakurikuler, maupun
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
dalam kegiatan pembiasaan sehari-hari. Penerapan pendidikan Pembinaan lingkungan sekolah sehat adalah usaha untuk
kesehatan dapat melalui: menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang dapat
1. Literasi Kesehatan. mendukung proses pendidikan sehingga mencapai hasil yang
optimal baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun
2. Pembiasaan Hidup Bersih dan Sehat (Cuci tangan pakai
sikap. Penerapan pembinaan lingkungan sekolah sehat
sabun, sikat gigi, menjaga kebersihan kuku).
dilaksanakan melalui kegiatan intrakurikuler, integrasi dengan
3. Pendidikan Gizi (Sarapan Bersama, Gizi Seimbang).
mata pelajaran yang relevan, kokurikuler, ekstrakurikuler,
4. Aktivitas Fisik (Peregangan, senam bersama). maupun dalam kegiatan pembiasaan sehari-hari, yaitu:
5. Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Pendidikan 1. Pembinaan kantin dan PKL sekitar sekolah.
Keterampilan Hidup Sehat (PKHS).
2. Pemanfaatan pekarangan sekolah (TOGA, buah/sayur).
6. Pembinaan Kader Kesehatan Sekolah (KKR, PMR,
3. Pembinaan sanitasi sekolah dan pengelolaan sampah.
Konselor Sebaya, dll).
4. Pemberantasan sarang nyamuk.
5. Penerapan kawasan tanpa rokok, tanpa NAPZA dan
Pelayanan Kesehatan tanpa kekerasan, tanpa pornografi/pornoaksi.
Pelayanan kesehatan adalah upaya peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif),
Manajemen UKS
dan pemulihan (rehabilitatif).
Manajemen UKS merupakan salah satu komponen plus dari
Penerapan pelayanan kesehatan dapat melalui:
Trias UKS dalam rangka meningkatkan usaha kesehatan
1. Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala.
sekolah dengan memberdayakan sumber daya yang ada

16 Pengelolaan UKS di SMA Konsep Pengelolaan UKS SMA 17


untuk mencapai tujuan organisasi. Penerapan manajemen STRATIFIKASI UKS
UKS melalui:
1. Penyediaan buku pegangan kesehatan (Buku UKS, Gizi Stratifikasi UKS adalah alat ukur pelaksanaan Trias UKS dan
Seimbang, Kespro, Sanitasi, NAPZA). manajemen UKS di sekolah. Indikator keberhasilan pelaksanaan

2. Penyusunan Surat Keputusan tim pelaksana UKS. UKS mengacu kepada stratifikasi UKS. Sekolah harus memenuhi
seluruh indikator (pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan,
3. Penyediaan media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
pembinaan lingkungan sekolah sehat, dan manajemen UKS) pada
(KIE) Kesehatan (alat peraga, poster).
kelompok stratifikasi UKS tertentu (minimal atau standar atau
4. Penyediaan sarana prasarana olahraga. optimal atau paripurna). Berikut penjelasan mengenai startifikasi
5. Penyediaan dana untuk kegiatan UKS dan pemeliharaan UKS:
sanitasi sekolah.
• Sekolah memiliki stratifikasi UKS Minimal apabila telah
6.
Melakukan kemitraan dengan Puskesmas atau dengan memenuhi seluruh indikator (pendidikan kesehatan,
instansi terkait lainnya. pelayanan kesehatan, pembinaan lingkungan sekolah sehat
7. Penyusunan rencana kegiatan tahunan UKS. dan manajemen UKS) pada kelompok stratifikasi UKS Minimal.
8.
Melakukan konsultasi/koordinasi dengan Tim Pembina • Sekolah memiliki stratifikasi UKS Standar apabila telah
UKS. memenuhi seluruh indikator (pendidikan kesehatan,
9. Memiliki sarana dan prasarana UKS. pelayanan kesehatan, pembinaan lingkungan sekolah sehat
10. Penggunaan Rapor Kesehatanku dan manajemen UKS) pada kelompok stratifikasi UKS Standar.
11. Pelibatan seluruh guru dalam kegiatan UKS. • Sekolah memiliki stratifikasi UKS Optimal apabila telah
Program UKS sebaiknya disusun sebagai program yang memenuhi seluruh indikator (pendidikan kesehatan,
berkesinambungan, yakni dapat berkelanjutan setiap pelayanan kesehatan, pembinaan lingkungan sekolah sehat
tahunnya. Oleh karena itu, pelaksanaan program UKS harus dan manajemen UKS) pada kelompok stratifikasi UKS
dikelola dengan manajemen yang terukur dan komprehensif. Optimal.

• Sekolah memiliki stratifikasi UKS Paripurna apabila telah


memenuhi seluruh indikator (pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan, pembinaan lingkungan sekolah sehat dan
manajemen UKS) pada kelompok stratifikasi UKS Paripurna.

18 Pengelolaan UKS di SMA Konsep Pengelolaan UKS SMA 19


STRATIFIKASI UKS/M UNTUK SMP/MTs dan SMA/SMK/MA/MAK 3 Pembinaan 1. Sekolah/madrasah 1. Di penuhinya strata 1. Di penuhinya strata 1. Di penuhi nya
Lingkungan dengan sumber minimal standar strata optimal
Sekolah air layak, tersedia
==================================================================== dilingkungan 2. Sekolah/madrasah 2. Sekolah/madrasah 2. Air minum
Sehat memiliki rasio toilet memanfaatkan disediakan oleh
sekolah dan cukup
sesuai dengan standar pekarangan sekolah/madrasah
2. Sekolah/madrasah Permendikbud sekolah/madrasah
dengan tempat 24/2007 dengan menanam 3. Sekolah/madrasah
No. Indikator Minimal Standar Optimal Paripurna cuci tangan dengan tanaman obat dan memiliki rasio
sabun dan air 3. Sekolah/madrasah pangan toilet sesuai
mengalir memiliki tempat dengan standar
1 Pendidikan 1. Adanya rencana 1. Dipenuhinya strata 1. Dipenuhinya strata 1. Dipenuhinya strata sampah yang terpilah 3. Sekolah/madrasah Kepmenkes
Kesehatan pembelajaran minimal standar optimal 3. Sekolah/madrasah melakukan 3R 1429/2006
tentang memiliki toilet 4. Sekolah/madrasah (Reduce, resuse,
pendidikan 2. Pendidikan jasmani 2. Sekolah/madrasah 2. Penerapan dengan kondisi memiliki kantin sehat recycle) 4. Kantin telah
kesehatan dan kesehatan melakukan pendidikan baik dan terpisah mendapatkan
dilaksanakan secara peregangan karakter dan 5. Sekolah/madrasah 4. Tersedia toilet stiker tanda laik
2. Pendidikan ekstrakulikuler di antara jam keterampilan 4. Sekolah/madrasah menerapkan KTR MKM (Manajemen higiene sanitasi
kesehatan pelajaran hidup sehat memiliki saluran Kebersihan
dilaksanakan 3. Sekolah/madrasah drainase Menstruasi) 5. Tersedia toilet
secara kurikuler melaksanakan literasi 3. Sekolah/madrasah 3. Adanya forum disabilitas
dengan materi melakukan tes komunikasi 5. Sekolah/madrasah
3. Pendidikan jasmani kesehatan kebugaran pendidik dan memiliki kantin 6. Sekolah/madrasah
dilaksanakan konselor sebaya bekerja sama
secara kurikuler 4. Sekolah/madrasah 4. Pendidikan 6. Sekolah/madrasah dengan puskesmas
melaksanakan kesehatan (kespro, 4. Melibatkan memiliki lahan/ melakukan
pembinaan kader napza, sanitasi, orang tua dalam ruang terbuka hijau pemeriksaan
kesehatan gizi) terintegrasi pendidikan kualitas udara
dengan mata kesehatan 7. Sekolah/madrasah dan skrining siswa
5. Sekolah/madrasah pelajaran lain memiliki tempat perokok
melaksanakan sampah yang
kegiatan CTPS terutup 7. Sekolah/madrasah
bersama bekerjasama
8. Sekolah/madrasah dengan pihak
6. Sekolah melaksanakan memiliki tempat lain untuk
sarapan bersama pembuangan menyediakan bank
dengan gizi seimbang sampah sementara sampah
yang tertutup
7. Sekolah melaksanakan 8. Sekolah/madrasah
kegiatan sikat gigi 9. Ruang Kelas dalam melakukan
bersama keadaan bersih kegiatan
2 Pelayanan 1. Sekolah/madrasah 1. Dipenuhinya standar 1. Dipenuhinya strata 1. Dipenuhinya strata 10. Sekolah/madrasah pengolahan
memfasilitasi minimal standar optimal melaksanakan tanaman obat dan
Kesehatan pangan
puskesmas pemberantasan
melaksanakan 2. Sekolah/madrasah 2. Sekolah/madrasah 2. Sekolah/madrasah sarang nyamuk
penjaringan melaksanakan melaksanakan menindaklanjuti
pelayanan P3K layanan konseling hasil penjaringan 11. Sekolah/madrasah
kesehatan dan memiliki aturan
pemeriksaan (pertolongan pertama dan pemeriksaan
pada kecelakaan) dan 3. Kader kesehatan berkala KTR, KTN, KTK, KTP
berkala melakukan
P3P (pertolongan
pertama pada konseling sebaya 3. Menurunnya
penyakit) jumlah hari tidak
masuk sekolah/
3. Sekolah/madrasah madrasah karena
melibatkan Puskesmas sakit
dalam penanganan
rujukan jika di perlukan 4. Peserta didik
memiliki status gizi
4. Sekolah/madrasah baik
membantu pemberian
tablet tambah darah
(TTD) bagi remaja
putri

20 Pengelolaan UKS di SMA Konsep Pengelolaan UKS SMA 21


4 Manajemen 1. Buku pegangan
kesehatan (Buku
1. Di penuhinya strata
minimal
1. Di penuhinya strata 1. Di penuhinya
standar strata optimal
TUGAS DAN FUNGSI TIM PELAKSANA
UKS
UKS/M, gizi
seimbang, kespro, 2. Sekolah/madrasah 2. Adanya kemitraan 2. Sekolah/madrasah
UKS SMA
sanitasi, Napza dll) menggunakan buku dengan instansi melakukan
rapor kesehatanku terkait pembinaan dan
2. Ada penanggung- pengawasan
jawab UKS 3. Sekolah/madrasah 3. Tersedia sarana Tugas Tim Pelaksana UKS
melakukan konsultasi / dan prasarana 3. Seluruh guru
3. Tersedia media koordinasi dengan Tim sekolah/madrasah terorientasi UKS/M
KIE kesehatan Pembina UKS/M aman bencana
4. Sekolah
1. Menyusun rencana kegiatan, melaksanakan kegiatan,
(alat peraga,
4. Sekolah/madrasah menggunakan
poster dll)
memiliki ruang UKS Rapor Kesehatan melaksanakan penilaian/evaluasi dan menyampaikan laporan
4. Tersedia sarana Lingkungan dan
prasarana olahraga Kantin kepada Tim Pembina UKS Kecamatan;
5. Tersedia dana
untuk kegiatan 2. Melaksanakan Trias UKS;
UKS/M dan
pemeliharaan
sanitasi sekolah/ 3. Menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik, komite
madrasah
6. Terdapat sekolah, instansi lain dan masyarakat dalam pelaksanaan
kemitraan dengan
Puskesmas kegiatan UKS;
7. Terdapat
perencanaan 4. Melaksanakan Ketatausahaan Tim Pelaksana UKS di Sekolah;
kegiatan UKS di
Sekolah/madrasah
5. Membentuk Satgas Kesehatan Sekolah.

Tim Pelaksana UKS di sekolah berfungsi sebagai penanggung


jawab dan pelaksana program UKS di sekolah dan berdasarkan
prioritas kebutuhan dan kebijakan yang ditetapkan oleh Tim
Pembina UKS Provinsi dan Tim Pembina UKS Kabupaten/ Kota.

22 Pengelolaan UKS di SMA Konsep Pengelolaan UKS SMA 23


STRUKTUR ORGANISASI TIM PELAKSANA Berikut ini adalah uraian tugas masing-masing unsur pada tingkat
UKS DI TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN satuan pendidikan

Struktur Tim Pelaksana di tingkat satuan pendidikan seperti 1. Pembina


tampak pada bagan berikut: • Membina dan mengembangkan kegiatan UKS di sekolah.
• Mengkoordinasikan pelaksanaan program UKS di
wilayahnya sesuai dengan pedoman dan petunjuk Tim
PEMBINA Pembina UKS Kabupaten/Kota.
¾ Lurah/ Kepala Desa
¾ Ketua Yayasan • Mengkoordinasikan rencana pengadaan sarana prasarana,
tenaga, dari instansi pemerintah, atau dari masyarakat
KETUA untuk menunjang kegiatan UKS.
Kepala Sekolah • Memberikan pembinaan, saran, dan arahan kepada Tim
Pelaksana UKS di tingkat sekolah dalam melaksanakan
program kerja UKS.
SEKRETARIS I
Guru Pembina UKS
BENDAHARA • Mengkoordinasikan penyusunan laporan triwulan dan

SEKRETARIS II Unsur Guru tahunan kegiatan UKS dengan Tim Pelaksana UKS di
Ketua Komite Sekolah tingkat sekolah.
• Menerima laporan pelaksanaan pembinaan UKS dari
Ketua Tim Pelaksana.
ANGGOTA
¾ Unsur Komite Sekolah/Orang tua;
¾ Unsur Petugas UKS dan Puskesmas; 2. Ketua
¾ Unsur Guru;
¾ Unsur Peserta Didik; • Membuat program kerja UKS.
¾ OSIS, Kader UKS, PKK Desa;
¾ Unsur yang dianggap perlu sesuai
• Memimpin rapat-rapat pembahasan persiapan dan teknis
kebutuhan pelaksanaan.
• Menyusun rancangan pelaksanaan kegiatan pembinaan
dan pengembangan UKS sesuai kebijakan yang ditetapkan.
• Melaksanakan pembinaan, bimbingan, dan pengarahan
pelaksanaan UKS.

24 Pengelolaan UKS di SMA Konsep Pengelolaan UKS SMA 25


• Mengkoordinasikan bahan penyusunan perencanaan surat serta arsip yang berhubungan dengan pelaksanaan
kerja, perencanaan kebutuhan sarana/prasarana, tenaga kegiatan UKS.
dan dana sesuai kebutuhan dengan mengacu pada • Menyiapkan bahan penyusunan laporan secara teratur
kebijakan/pedoman yang ditetapkan Tim Pembina UKS dan insidental sesuai kebutuhan.
• Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
ekstra kurikuler bagi peserta didik, dengan menggerakkan 5. Bendahara
partisipasi orang tua dan masyarakat Mengadakan sarana • Menyusun administrasi keuangan yang digunakan dalam
dan prasarana penunjang program UKS. pelaksanaan program UKS.
• Melakukan pengawasan dan supervisi pelaksanaan UKS • Bertanggung jawab atas pemasukan dan pengeluaran
di sekolah. keuangan.
• Menyusun dan menyampaikan laporan tengah tahunan • Membuat tanda bukti atas pemasukan dan pengeluaran.
dan tahunan secara teratur kepada TP UKS Kabupaten/ • Menyampaikan laporan keuangan secara berkala.
Kota dan laporan insidentil sesuai kebutuhan.
6. Anggota
3. Sekretaris I
• Melaksanakan tugas di bidang UKS yang diberikan oleh
• Melaksanakan tugas kesekretariatan Tim Pelaksana UKS. Tim Pelaksana UKS, sesuai dengan kebijakan/pedoman
• Menyiapkan bahan yang diperlukan untuk kelancaran yang telah ditetapkan.
kegiatan organisasi dan program Tim Pelaksana UKS. • Memberi masukan dalam setiap rapat yang berkaitan
• Menyiapkan dan menyusun bahan rapat dan perencanaan dengan pelaksanaan UKS.
program dan dana sesuai kebutuhan. • Mensosialisasikan program kerja UKS kepada peserta
• Menyiapkan dan menyusun bahan laporan dan evaluasi didik.
kegiatan UKS. • Aktif dalam pelaksanaan program kerja UKS.
• Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan
4. Sekretaris II
UKS.
• Membantu tugas sekretaris I yang berkaitan dengan
• Melaksanakan bimbingan dan kegiatan pembinaan
pelaksanaan program kerja UKS.
pelaksanaan UKS.
• Menyiapkan surat, mendistribusikan dan menyimpan

26 Pengelolaan UKS di SMA Konsep Pengelolaan UKS SMA 27


KOMPONEN TATA KELOLA UKS juga dapat melakukan kegiatan-kegiatan advokasi pada
pihak terkait.
Pembinaan dan pengembangan UKS sebagai upaya pendidikan
dan kesehatan harus dilaksanakan secara terpadu, berencana,
2. Perencanaan dan Anggaran Rp

terarah dan bertanggung jawab. Dalam pengelolaan program


UKS meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi harus Perencanaan merupakan proses yang sangat penting karena
dijalankan dengan baik di sekolah. tanpa adanya perencanaan maka pelaksanaan kegiatan,
alokasi anggaran, pemantauan serta evaluasi tidak akan dapat
Komponen tata kelola dalam program UKS di satuan pendidikan
berjalan dengan baik. Dalam pengeloaan UKS, perencanaan
SMA meliputi kebijakan pengembangan UKS, perencanaan
sebagai langkah awal dilakukan berdasarkan hasil asesmen
dan anggaran, koordinasi, dan pengembangan kapasitas, serta
pelaksanaan Trias UKS melalui instrumen Stratifikasi UKS.
monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
Sedangkan asesmen status kesehatan peserta didik melalui
instrumen Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala.
1. Kebijakan Dalam perencanaan sudah dimasukkan rencana kegiatan,
anggaran, pemantauan dan evaluasi serta indikator
Sekolah dapat menyusun kebijakan pengembangan UKS
keberhasilan. Perencanaan masing-masing kegiatan harus
sebagai bagian dari pelaksanaan pendidikan karakter
sudah terinci volume kegiatan, besarnya biaya, sumber biaya,
sehingga dapat menjadi bagian dari program prioritas.
waktu pelaksanaan, pelaksana dan penanggung jawab. Agar
Sekolah menyusun SK Tim Pelaksana UKS yang disetujui
rencana kegiatan berjalan dengan baik serta menurunkan
oleh kepala sekolah serta diketahui oleh Tim Pembina UKS
risiko menjadi tanggung jawab bersama maka dalam
Kecamatan hingga Provinsi.
menyusun perencanaan hendaknya melibatkan masyarakat
Dalam penyusunan kebijakan UKS di sekolah, maka Tim
sekolah, yang terdiri dari; Kepala Sekolah, Tenaga Pendidik,
Pelaksana UKS dapat merujuk pada kebijakan dan pedoman
Tenaga Kependidkan, Komite Sekolah, Orangtua/wali peserta
pembinaan UKS yang sudah disusun oleh Kemendikbud.
didik, peserta didik, penjaja makanan di kantin sekolah,
Kebijakan yang disusun oleh sekolah juga sejalan dengan
instansi terkait, hingga Tim Pembina UKS Kecamatan.
kebijakan Tim Pembina UKS Kabupaten/Kota dan Tim
Rencana Kegiatan UKS/Rencana Anggaran Kegiatan UKS
Pembina UKS Provinsi.
merupakan bagian dari Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan
Dalam melaksanakan program UKS dan untuk mendapatkan
Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS). Adapun
dukungan penuh pada kebijakan yang diambil, Tim Pelaksana

28 Pengelolaan UKS di SMA Konsep Pengelolaan UKS SMA 29


langkah-langkah pelaksanaan dalam menyusun anggaran Kegiatan yang sudah baku dan rutin dilaksanakan,
sebagai berikut: perlu direncanakan dengan lebih baik lagi. berikut
a. Menyusun Rencana Kegiatan UKS dan Rencana Anggaran beberapa hal yang dapat direncanakan:
Kegiatan UKS sesuai dengan yang tertuang pada program a. Waktu pelaksanaan agar disesuaikan dengan
UKS; kalender pendidikan. Kegiatan yang melibatkan
b. Mengajukan Rencana Kegiatan UKS dan Rencana peserta didik dan pendidik agar diatur sehingga
Anggaran Kegiatan UKS tersebut pada rapat pengurus tidak Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah
Komite Sekolah untuk dimasukan pada RKS dan RAKS; mengganggu proses belajar mengajar, serta tidak
dilaksanakan pada masa ujian.
c. Sekolah dan Komite Sekolah menetapkan dan
mengalokasikan ke dalam RKS dan RAKS. b. Cara pelaksanaan agar tidak tumpang tindih
dan perlu dilaksanakan secara terpadu dan
d. Dalam penyusunan rencana kegiatan tahunan melibatkan
terkoordinasi dengan berbagai pihak terkait.
semua anggota Tim Pelaksana UKS.
c. Kegiatan UKS yang memerlukan dana perlu
e. Penyusunan rencana kegiatan UKS tahunan dilakukan
mempertimbangkan kemampuan sekolah.
pada rapat tahunan UKS dengan melibatkan semua
Sumber dana kegiatan sekolah diperoleh dari
anggota Tim Pelaksana UKS.
dana BOS, BOPD, komite sekolah/orangtua
f. Dalam penyusunan Rencana Kegiatan UKS perlu
peserta didik, dan sumbangan lain yang tidak
memperhatikan:
mengikat, serta dana yang diusahakan oleh
1. Kegiatan yang mengacu pada program UKS yaitu: sekolah melalui kegiatan peserta didik misalnya
a. Pendidikan kesehatan; hasil kebun sekolah, koperasi dan lain-lain.
b. Pelayanan kesehatan;
c. Pembinaan lingkungan sekolah sehat; 3. Koordinasi
d. Peningkatan mutu ketenagaan; Sekolah melakukan koordinasi dengan Puskesmas dan pihak
e. Pengadaan sarana prasarana. Kecamatan sebagai TP UKS Kecamatan. Selain itu sekolah
2. Jenis Kegiatan juga melakukan koordinasi dengan TP UKS Provinsi untuk
Untuk melaksanakan jenis program kegiatan UKS mendapatkan pembinaan. Bentuk koordinasi yang dilakukan
harus memperhatikan: sekolah terkait program UKS antara lain dengan:

30 Pengelolaan UKS di SMA Konsep Pengelolaan UKS SMA 31


a. TP UKS Provinsi berupa pembinaan dalam pendidikan bidang Kesehatan dalam memberikan peningkatan kapasitas
kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan sekolah. Demikian pula puskesmas dapat diundang dalam
lingkungan sekolah. memberikan pelatihan mengenai praktek PHBS misalnya cuci
b. Puskesmas berupa pendidikan kesehatan dan pelayanan tangan pakai sabun atau memberikan materi kesehatan gigi,
kesehatan, misalnya: PHBS dan pemberian TTD. mata dan telinga.

c. BNN dalam pendidikan kesehatan, misalnya penyuluhan Kegiatan peningkatan kompetensi dapat dilaksanakan melalui
antinarkoba. pelatihan-pelatihan kepada guru dan peserta didik sebagai
kader kesehatan di sekolah. Tujuannya untuk meningkatkan
d. Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)
pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan program
dalam pembinaan lingkungan sekolah sehat, misalnya
kegiatan UKS. Peserta didik sebagai kader kesehatan remaja
mengembangkan budaya lingkungan bersih, hijau dan
di sekolah harus selalu meningkatkan kapasitasnya untuk
rindang.
menggerakkan rekan sebayanya dalam membiasakan hidup
e. Pihak lain di luar pemerintahan, seperti dengan perusahaan
bersih dan sehat di lingkungan sekolah, sehingga akan tercipta
melalui program tanggung jawab sosial perusahaan yang
lingkungan sekolah yang sehat dan nyaman bagi peserta didik.
tertarik untuk mengembangkan kesehatan peserta didik.
Untuk dapat menjalankan peran strategis tersebut, para kader
f. Alumni. Sekolah sangat terbuka untuk berkoordinasi,
kesehatan sekolah perlu dilatih supaya terampil melakukan
berkolaborasi, dan melibatkan langsung para alumni
penyuluhan/promosi kesehatan.
dalam penyelenggaraan kegiatan UKS. Pelibatan
alumni, misalnya, dengan mengundang mereka menjadi
narasumber dalam kegiatan sosialisasi UKS atau kerja 5. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
sama sponsorship dalam penyelenggaraan kegiatan UKS.
a. Monitoring
Tujuan monitoring, evaluasi dan pelaporan dalam pelaksanaan
4. Peningkatan Kapasitas pembinaan dan pengembangan UKS adalah untuk mengetahui
Dalam memastikan keterlaksanaan Trias UKS maka komponen sampai sejauh mana manfaat maupun keberhasilan dari
tripusat pendidikan yang terdiri dari masyarakat, sekolah kegiatan yang telah dilaksanakan, serta untuk mengetahui
dan keluarga dapat terlibat dalam peningkatan kapasitas. kendala-kendala dan hambatan-hambatan, sekaligus untuk
Sekolah dapat melibatkan komite sekolah atau mengundang mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang mungkin
perwakilan orang tua murid yang memiliki kompetensi di terjadi baik pada tahap perencanaan pelaksanaan dan

32 Pengelolaan UKS di SMA Konsep Pengelolaan UKS SMA 33


pencapaian dari kegiatan yang dilaksanakan. b. Evaluasi
Kepala Sekolah selaku Ketua Tim Pelaksana UKS melakukan Evaluasi atau penilaian adalah salah satu kegiatan pengelolaan
monitoring terhadap pelaksanaan Trias UKS secara terus melalui proses pengukuran hasil yang dicapai dibandingkan
menerus dengan melibatkan kader UKS. Untuk mengetahui dengan sasaran yang telah ditentukan sebagai bahan
perkembangan pelaksanaan kegiatan UKS maka dilakukan penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan UKS.
penjaringan data dan informasi melalui wawancara dan 1. Sasaran evaluasi diantaranya peserta didik, lingkungan
pengamatan. Hasilnya dicatat pada instrumen monitoring sekolah, dampak pembinaan terhadap perilaku
yang dilakukan oleh guru pembina UKS. peserta didik.
Pada dasarnya hal-hal yang dilaporkan TP UKS kepada TP 2. Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan:
UKS Kecamatan adalah segala bentuk kegiatan pembinaan • Setiap hari sasaran kegiatan misalnya PHBS
dan pelaksanaan UKS di sekolah terutama yang telah peserta didik dan Kantin sekolah
diprogramkan. Namun, secara umum hal-hal yang perlu • Setiap minggu sasaran kegiatan misalnya sanitasi
dilaporkan terkait dengan kegiatan Trias UKS. lingkungan sekolah
Teknik pelaksanaan kegiatan monitoring di sekolah dengan cara: • Setiap catur wulan dengan sasaran kegiatan
1. Observasi: Kepala Sekolah selaku ketua tim pelaksana misalnya dampak dari pembinaan pelaksanaan
UKS melihat langsung kegiatan pelaksanaan Trias UKS dan mengukur Tinggi Badan (TB), Berat
Badan (BB), dan Lingkar Lengan Atas (LILA)
UKS secara berkala,
dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) peserta didik
2. Wawancara: penjaringan data dan informasi
sebagai gold standard untuk mendeteksi risiko
dilakukan dengan wawancara dan pengamatan yang Kurang Energi Kronik (KEK) pada remaja putri.
selanjutnya dicatat pada instrumen monitoring yang
• Setiap enam bulan sekali dengan sasaran kegiatan
dilakukan oleh Guru Pembina UKS.
misalnya pengelolaan program dan insidental.
Sasaran monitoring adalah manajemen/organisasi serta
3. Ruang lingkup evaluasi meliputi seluruh komponen
berbagai Program Pembinaan dan Pengembangan UKS yang
program UKS, yaitu unsur lingkungan fisik dan nonfisik
dilakukan oleh Tim Pelaksana UKS termasuk kepala Sekolah,
meliputi perubahan yang terjadi pada setiap individu.
Guru, Peserta didik dan seluruh warga sekolah/madrasah serta
Unsur-unsur yang dievaluasi terdiri dari:
sarana prasarana yang mencakup pelaksanaan program UKS.
• Perubahan tingkat pengetahuan baik umum
maupun kesehatan secara khusus.

34 Pengelolaan UKS di SMA Konsep Pengelolaan UKS SMA 35


• Perubahan sikap dan prinsip PHBS. kegiatan pengelolaan UKS, direkam dengan
• Perubahan tingkah laku dan keterampilan daya pencatatan, dijadikan sebagai tolak ukur).
tangkal terhadap pengaruh negatif (kebiasaan
c. Pelaporan
merokok, dan kepekaan terhadap kebersihan
Pelaporan adalah menyampaikan secara tertulis segala
lingkungan, dll)
kegiatan yang telah dilakukan, mencakup program pembinaan
• Perubahan derajat kesehatan pada peserta didik dan pelaksanaan Trias UKS yang dilakukan oleh TP di sekolah.
dengan adanya pelayanan kesehatan di sekolah/
1. Tujuan pelaporan dalam pengelolaan UKS adalah
madrasah.
untuk mengetahui daya guna, hasil guna, dan tepat
• Perubahan keadaan lingkungan sekolah guna program serta penyimpangan yang mungkin
• Tingkat keberhasilan maupun ketidak berhasilan terjadi pada waktu pelaksanaan program.
kegiatan pembinaan pengelolaan program. 2. Fungsi pelaporan dijadikan untuk memperoleh
4. Prinsip-prinsip dalam melaksanakan evaluasi: umpan balik yang dapat dijadikan dasar penyusunan
• Menyeluruh (seluruh komponen program UKS, program pembinaan dan pengembangan UKS untuk
proses serta hasil pelaksanaan), yang merupakan mendapatkan gambaran mengenai keberhasilan
satu kesatuan. pelaksanaan program.

• Berkesinambungan yaitu secara bertahap sesuai 3. Materi pelaporan mengenai keberhasilan pelaksanaan
dengan kebutuhan, fungsi dan tanggung jawab. kegiatan UKS dan upaya pengembangan untuk
mengatasi hambatan yang ditemukan.
• Obyektif yaitu berdasarkan kriteria yang jelas dan
baku. 4. Waktu pelaporan hasil pelaksanaan UKS di sekolah
disusun dan disampaikan dua kali dalam setahun,
5. Cara dan Teknik Evaluasi
yaitu berupa:
• Cara evaluasi, Penilaian dapat dilakukan degan
• Laporan tengah tahunan yang disampaikan pada
bentuk kualitatif dan atau kuantitatif sesuai
bulan Januari.
dengan keperluan.
• Laporan tahunan di sampaikan pada bulan Juli.
• Teknik evaluasi, dilakukan dengan: Tes,
pengamatan, skala sikap, wawancara, • Pelaporan disampaikan kepada Ketua Tim UKS di
pemeriksaan, analisa data (mengetahui seluruh sekolah, Puskesmas, Tim Pembina UKS kelurahan.=

36 Pengelolaan UKS di SMA Konsep Pengelolaan UKS SMA 37


SARANA PRASARANA PENDUKUNG UKS
10 11
Prasyarat Ruang UKS harus mencakup
Tempat Jam dinding
cuci tangan

seperti tampak pada grafis berikut:

01 03 01 06 11
Poster-poster Stetoskop Kamar mandi/WC
Tempat tidur lengkap Meja UKS
terpisah untuk pria
dan wanita

02 07 12

Kelengkapan Pendukung Lainnya:


02 04
Perabot:

EAlat pemeriksaan Bengkok Wastafel (tempat


Lemari Kursi (2 buah) NZ
ketajaman mata cuci tangan)

03 08 13
Torso gigi Senter kecil Perpustakaan
lengkap dan besar UKS

01 04 07
Catatan kesehatan
peserta didik
Selimut Timbangan
badan
04 09
Anatomi reproduksi Data kegiatan
Perlengkapan Lain:

untuk pria dan UKS

02 05 08
wanita

Perlengkapan
P3K
Tensimeter Pengukur
tinggi badan
05 10
Alat ukur lengan Alat kebersihan
lingkar atas

03 06 09 Selain sarana prasarana tersebut, sebagai langkah adaptasi pada


Tandu Termometer Tempat sampah masa pandemi Ruang UKS juga harus memiliki sarana prasarana
badan
pendukung tambahan, di antaranya masker, hand-sanitizer,
sarung tangan, dan thermal scanner.=

38 Pengelolaan UKS di SMA Konsep Pengelolaan UKS SMA 39


3 3
Isu-Isu
Kesehatan
dalam Program
UKS SMA

41
U KS adalah sebuah program yang dilakukan untuk membantu
mengatasi berbagai permasalahan kesehatan yang sering
muncul pada anak usia sekolah dan remaja. Melalui implementasi
remaja serta memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender,
mempertimbangkan moral, nilai agama, perkembangan mental,
dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan Pelayanan kesehatan reproduksi remaja dilaksanakan melalui
lingkungan sehat yang tepat, permasalahan kesehatan remaja pemberian komunikasi, informasi, dan edukasI, konseling, serta
dapat dicegah sehingga dapat membentuk remaja SMA yang pelayanan klinis medis.
sehat dan bertanggung jawab. Berbagai permasalahan kesehatan
Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi meliputi materi:
anak sekolah yang menjadi prioritas di Indonesia adalah sebagai
berikut: a. Pendidikan keterampilan hidup sehat;

b. Ketahanan mental melalui ketrampilan sosial;

KESEHATAN REPRODUKSI c. Sistem, fungsi, dan proses reproduksi;

d. Perilaku seksual yang sehat dan aman;


Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2014 tentang
e. Perilaku seksual berisiko dan akibatnya;
Kesehatan Reproduksi, bahwa definisi kesehatan reproduksi
adalah keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial secara f. Keluarga berencana; dan
utuh, tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan g. Perilaku berisiko lain atau kondisi kesehatan lain yang
yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi. berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi.
Remaja perlu mendapatkan pendidikan dan pelayanan
Konseling dilaksanakan dengan memperhatikan privasi dan
kesehatan reproduksi remaja yang bertujuan untuk mencegah
kerahasiaan, dan dilakukan oleh tenaga kesehatan, konselor
dan melindungi remaja dari perilaku seksual berisiko yang
dan konselor sebaya yang memiliki kompetensi sesuai dengan
dapat berpengaruh terhadap kesehatan reproduksinya, serta
kewenangannya. Pelayanan klinis termasuk deteksi dini penyakit/
mempersiapkan remaja untuk menjalani kehidupan reproduksi
screening, pengobatan, dan rehabilitasi. Pemberian materi
yang sehat dan bertanggung jawab.
komunikasi, informasi, dan edukasi dilaksanakan melalui proses
Pelayanan kesehatan reproduksi remaja diberikan dengan pendidikan formal dan nonformal serta kegiatan pemberdayaan
menggunakan penerapan pelayanan kesehatan peduli remaja. remaja sebagai pendidik sebaya atau konselor sebaya. Pendidikan
Pemberian pelayanan kesehatan reproduksi remaja harus dan pelayanan kesehatan reproduksi penting untuk membentuk
disesuaikan dengan masalah dan tahapan tumbuh kembang remaja yang sehat dan bertanggung jawab.

42 Pengelolaan UKS di SMA Isu-isu Kesehatan dalam Program UKS SMA 43


GIZI
10 Pesan gizi seimbang
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat
dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya
Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Remaja
1
pokok.
perlu menerapkan gizi seimbang supaya dapat tumbuh dan
2 Batasi konsumsi panganan manis, asin, dan
berkembang secara optimal dan terhindar dari masalah gizi. Gizi berlemak.
seimbang yaitu susunan pangan sehari-hari yang mengandung
3 Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan
zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pertahankan berat badan normal.
tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, 4 Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang
aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat badan mengandung protein tinggi.
secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan 5 Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih yang
normal. mengalir.
6
Biasakan sarapan setiap hari.
7 Perbanyak makan sayuran dan cukup buah-buahan.
4 Pilar gizi seimbang 8 Biasakan minum air putih yang cukup dan aman.
9 Biasakan membaca label pada kemasan pangan.

10 Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan.

Mengonsumsi Membiasakan Melakukan Memantau


aneka ragam perilaku hidup aktivitas fisik berat badan
pangan bersih secara teratur

1 2 3 4

44 Pengelolaan UKS di SMA Isu-isu Kesehatan dalam Program UKS SMA 45


KEBERSIHAN DIRI SANITASI

Kebersihan diri adalah kesehatan diri seseorang yang bersih Sanitasi adalah pengendalian semua faktor lingkungan fisik
dari segala penyakit yang berasal dari dalam tubuh diri sendiri manusia yang dapat menimbulkan akibat buruk terhadap
dan lingkungan sekitar. Diri dan lingkungan yang bersih dapat kehidupan manusia, baik fisik maupun mental. Komponen sanitasi
membantu peserta didik terhindar dari penyakit. Untuk menjaga terdiri dari sarana prasarana, perilaku hidup bersih dan sehat dan
diri dan lingkungan yang sehat, anak usia sekolah dan remaja manajemen sanitasi sekolah. Sarana prasarana sanitasi sekolah
dapat menerapkan PHBS. Sehingga, peserta didik secara sadar meliputi ketersediaan air bersih, jamban sehat, sarana cuci
melakukan kegiatan sehari-hari dengan menerapkan prinsip hidup tangan dengan sabun dan air mengalir, pembuangan limbah cair
bersih dan sehat. Manfaat dari PHBS adalah setiap orang menjadi dan pengelolaan sampah. Perilaku hidup bersih dan sehat terkait
sehat dan tidak mudah sakit, serta tumbuh sehat dan cerdas. sanitasi meliputi cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, buang
air kecil dan besar di jamban, mengkonsumsi makanan dan jajanan
yang sehat dan bergizi, mengelola sampah serta melaksanakan
PHBS di sekolah
manajemen kebersihan menstruasi. Sedangkan manajemen
sanitasi sekolah meliputi perencanaan dan penganggaran untuk
Mencuci tangan dengan sabun dan air
1 yang mengalir. memastikan perawatan, pembinaan dan peningkatan kapasitas
dalam mencapai sanitasi sekolah yang baik.
Mengonsumsi jajanan sehat yang rendah
2 garam, gula dan lemak di kantin sekolah.
Sarana prasarana sanitasi sekolah
Menggunakan jamban yang bersih dan
3 sehat.
meliputi ketersediaan:
4
5
Olahraga yang teratur.

Memberantas jentik nyamuk.


01 03
Air bersih Jamban sehat
6 Tidak merokok.

02
Menimbang berat badan dan mengukur
7 tinggi badan setiap bulan. 04
Pembuangan
8 Membuang sampah pada tempatnya. limbah cair dan
Sarana cuci tangan
dengan sabun dan
pengelolaan sampah air mengalir

46 Pengelolaan UKS di SMA Isu-isu Kesehatan dalam Program UKS SMA 47


KESEHATAN MENTAL 4. Komunikasi efektif adalah kemampuan untuk menyampaikan
gagasan sehingga dimengerti oleh orang lain maupun
Kesehatan mental adalah kondisi dimana seorang individu dapat kelompok di lingkungannya.
berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga 5. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis
individu tersebut dapat menyadari kemampuan sendiri, dapat informasi dan pengalaman secara objektif.
mengatasi tekanan/stres, dapat bekerja secara produktif dan
mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya sebagai 6. Berpikir kreatif adalah kemampuan membuat ide baru
manusia tertentu. Kesehatan mental dapat di bentuk melalui dengan menganalisis informasi dan berbagai pengalaman,
Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) yang merupakan untuk menciptakan sesuatu yang berbeda, termasuk
kemampuan psikososial seseorang untuk memenuhi kebutuhan menemukan cara yang kreatif untuk menolak ajakan negatif
dan mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari secara teman sebaya
efektif. PKHS berperan besar dalam membantu remaja mengatasi 7. Pengendalian emosi adalah kemampuan untuk meredam
masalah kesehatan remaja. gejolak emosi sehingga tersalurkan dalam perilaku yang
terkendali
10 keterampilan hidup sehat yang wajib 8. Pemecahan masalah adalah suatu kemampuan yang
diketahui dan praktikan peserta didik memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: permasalahan secara konstruktif (bersifat membina,
memperbaiki dan membangun)
1. Kesadaran diri adalah keterampilan pengenalan terhadap diri,
9. Mengatasi stres adalah kemampuan pengenalan sumber
sifat, karakter, kekuatan dan kelemahan, serta pengenalan
yang menyebabkan stres dalam kehidupan, bagaimana
akan hal yang disukai dan dibenci.
efeknya dan cara mengontrol diri terhadap stres.
2. Empati adalah kemampuan untuk memposisikan perasaan
10. Pengambilan keputusan adalah kemampuan untuk
orang lain pada diri sendiri.
menentukan pilihan yang tepat secara konstruktif dari
3. Hubungan interpersonal adalah kemampuan yang dapat berbagai alternatif yang ada.
menolong kita berinteraksi dengan sesama secara positif
Selain 10 keterampilan hidup sehat, remaja juga perlu didorong
dan harmonis.
untuk bijak mengunakan gadget. Penggunaan gadget yang tidak
bijak akan berdampak pada kesehatan fisik dan kesehatan mental.

48 Pengelolaan UKS di SMA Isu-isu Kesehatan dalam Program UKS SMA 49


NAPZA
Risiko penyalahgunaan NAPZA:
NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan zat
• Kerusakan organ vital termasuk otak, jantung, paru-paru,
adiktif lainnya. Sedangkan narkoba adalah singkatan dari narkotika
hati, ginjal dan organ reproduksi.
dan obat-obatan terlarang yang lebih populer di masyarakat.
• Keracunan dengan berbagai tanda dan gejala seperti
Pengetahuan tentang NAPZA dibutuhkan untuk mengedukasi
mual, muntah, pusing, kejang, gemetar, jantung berdebar,
peserta didik agar terhindar dari penyalahgunaannya.
nyeri dada, denyut jantung meningkat, suhu badan

Jenis-jenis NAPZA
naik, tekanan darah tinggi, pupil melebar sampai koma
(catatan: setiap jenis Napza dan dosis yang digunakan
mempunyai dampak keracunan yang berbeda).
1. Stimulan adalah obat-obatan yang dapat merangsang
atau meningkatkan kerja susunan saraf pusat dan • Sakaw yaitu keadaan penderitaan sakit sekali sekujur
membuat pengguna merasa lebih segar, lebih waspada, tubuh, gabungan dari rasa sakit/ nyeri yang hebat, juga
dan percaya diri. Obat-obatan stimulan meliputi: Kokain, disebabkan karena gejala putus obat khusus (misalnya
amfetamin, shabu-sabu/ekstasi dan nikotin pada rokok. heroin/ putaw).
2. Depresan adalah obat yang dapat menurunkan atau • Gangguan psikis seperti gelisah, cemas, takut, curiga,
menekan kerja susunan saraf pusat, walaupun tidak selalu waspada berlebihan, panik, bingung, mudah tersinggung,
membuat pengguna menjadi merasa tertekan. Obat depresi, gembira berlebihan, agresif, gangguan daya
depresan meliputi: alkohol, opiat, opioid, heroin, morphine,
ingat, gangguan nalar dan konsentrasi, banyak bicara,
codein metadon, petidin, dan palfium, Cannabis (daun
gangguan kesadaran dan perilaku.
ganja) dsb.
• Kehidupan sosial memburuk, prestasi sekolah mundur
3. Halusinogen adalah obat yang dapat menyebabkan terjadi-
bahkan bisa berhenti sekolah, hubungan keluarga
nya halusinasi. Halusinasi ialah gangguan/penyimpangan
persepsi dari kenyataan. Pengguna dapat mengalami memburuk, bahkan bisa mengarah pada kegiatan kriminal
gangguan atau distorsi dari persepsi pendengaran, karena mencuri untuk membeli Napza.
persepsi penglihatan, misalnya objek yang kecil menjadi
besar. Efek dari halusinogen sulit diprediksi, tergantung
dari suasana hati pengguna. Obat halusinogen meliputi:
Lysergic Acid Diethylamide (LSD), magic mushroom,
mecaline, ekstasi, sabu-sabu dan mariyuana (ganja).

50 Pengelolaan UKS di SMA Isu-isu Kesehatan dalam Program UKS SMA 51


KEKERASAN DAN KECELAKAAN

Tindak kekerasan adalah perilaku yang dilakukan secara fisik, ketakutan, trauma, kerusakan barang, luka/cedera, cacat, dan
psikis, seksual, dalam jaringan (daring), atau melalui buku ajar atau kematian Salah satu bentuk kekerasan yang sering di alami
yang mencerminkan tindakan agresif dan penyerangan yang oleh remaja adalah perundungan atau bullying.
terjadi di lingkungan satuan pendidikan dan mengakibatkan

Jenis-jenis
Tindak Kekerasan:
g. Pencabulan merupakan tindakan, proses, cara,
perbuatan keji dan kotor, tidak senonoh, melanggar
a. Pelecehan merupakan tindakan kekerasan secara kesopanan dan kesusilaan;
fisik, psikis atau daring;
h. Pemerkosaan merupakan tindakan, proses,
b. Perundungan merupakan tindakan mengganggu, perbuatan, cara menundukkan dengan kekerasan,
mengusik terus-menerus, atau menyusahkan; memaksa dengan kekerasan, dan/atau menggagahi;
c. Penganiayaan merupakan tindakan yang i. Tindak kekerasan atas dasar diskriminasi terhadap
sewenangwenang seperti penyiksaan dan suku, agama, ras, dan/atau antargolongan (SARA)
penindasan; merupakan segala bentuk pembedaan, pengecualian,
d. Perkelahian merupakan tindakan dengan disertai adu pembatasan, atau pemilihan berdasarkan pada SARA
kata-kata atau adu tenaga; yang mengakibatkan pencabutan atau pengurangan
pengakuan, perolehan, atau pelaksanaan atas hak
e. Perpeloncoan merupakan tindakan pengenalan asasi manusia dan kebebasan dasar dalam suatu
dan penghayatan situasi lingkungan baru dengan kesetaraan;
mengendapkan (mengikis) tata pikiran yang dimiliki
sebelumnya; j. Tindak kekerasan lainnya sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
f. Pemerasan merupakan tindakan, perihal, cara,
perbuatan memeras; Sumber: Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan

52 Pengelolaan UKS di SMA Isu-isu Kesehatan dalam Program UKS SMA 53


IMS DAN HIV AIDS yang sudah memiliki IMS dengan pasangan seksnya. IMS
juga dapat ditularkan melalui kontak darah dan dari ibu yang
Penguasaan persoalan kesehatan di kalangan pelajar yang juga terinfeksi kepada janin atau bayinya, yaitu HIV, Hepatitis B,
perlu mendapat perhatian adalah pendidikan seksual. Peserta Hepatitis C, dan Sifilis.
didik misalnya harus diberikan pemahaman yang utuh pada Pencegahan IMS dapat dilakukan melalui abstinence yaitu
fenomena penyakit menular dari perilaku seksual yang tidak menghindari hubungan seksual (kontak alat kelamin), baik
sehat. Penyakit tersebut di antaranya adalah sebagai berikut: yang melibatkan penetrasi alat kelamin maupun yang
tidak (misalnya, sentuhan/gesekan tanpa penetrasi) di luar
pernikahan.
1. IMS
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah sekumpulan penyakit
akibat infeksi yang pada umumnya ditularkan melalui kontak
2. HIV AIDS
alat kelamin. Ada IMS yang segera menunjukkan gejala HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah Virus
dan tanda, namun ada juga yang pada tahap awal tidak yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. HIV
menunjukkan gejala sama sekali, seperti HIV dan Hepatitis, dan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan darah di layanan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah
kesehatan. Sekumpulan gejala penyakit yang terjadi karena menurunnya
Penyebab IMS adalah: daya tahan tubuh akibat infeksi HIV Seseorang yang terinfeksi
HIV hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan darah (tes
• Bakteri: Gonore (kencing nanah), Sifilis (raja singa)
HIV). HIV dan AIDS bukan penyakit keturunan atau kutukan
• Virus: Herpes genital, HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, Kutil
dan sudah ada obatnya karena sama dengan penyakit kronis
kelamin
lainnya (misalnya, darah tinggi dan diabetes). Seseorang yang
• Jamur: Keputihan terinfeksi HIV masih dapat beraktivitas normal seperti orang
• Parasit: Kutu kelamin yang tidak terinfeksi dengan minum obat Antiretroviral (ARV)
• Protozoa: Trikomoniasis (keputihan). secara teratur. HIV tidak mudah menular karena hanya ada
3 (tiga) cairan tubuh yang memiliki konsentrasi virus cukup
IMS ditularkan melalui kontak alat kelamin, baik yang
banyak untuk menularkan HIV ke orang lain, yaitu: cairan
melibatkan penetrasi alat kelamin maupun yang tidak
kelamin: cairan vagina dan air mani (semen), darah, air susu
(misalnya, sentuhan/gesekan tanpa penetrasi), antara orang
ibu (ASI).

54 Pengelolaan UKS di SMA Isu-isu Kesehatan dalam Program UKS SMA 55


Jenis-jenis
Penyakit Tidak Menular
HIV menular melalui: hubungan seks berisiko, penggunaan
alat suntik bersama yang tidak steril, kehamilan, persalinan,
menyusui dan transfusi darah. Akan tetapi, HIV tidak menular
melalui: gigitan nyamuk atau serangga lainnya, bersalaman, 1. Penyakit jantung dan pembuluh darah
berangkulan, bersekolah/sekelas bersama ODHA (Orang Penyakit ini adalah penyebab kematian terbanyak
dengan HIV dan AIDS), berteman/bergaul dengan ODHA, di dunia. Penyakit yang termasuk dalam kategori ini
tinggal bersama ODHA, makan bersama atau menggunakan adalah penyakit jantung koroner, stroke, hipertensi,
perlengkapan makan yang sama dan aktivitas/kontak sosial dan gagal jantung.
lainnya.
2. Kanker
Untuk remaja, pencegahan HIV/AIDS dapat dilakukan melalui
Beberapa jenis kanker yang paling sering ditemui
abstinence yaitu menghindari hubungan seksual (kontak alat
antara lain kanker payudara, kanker hati, dan
kelamin), baik yang melibatkan penetrasi alat kelamin maupun
kanker paru-paru.
yang tidak (misalnya, sentuhan/gesekan tanpa penetrasi) di
luar pernikahan. 3. Penyakit saluran nafas kronis
Didefinisikan sebagai penyakit saluran nafas dan
atau struktur lain di paru-paru, termasuk asma,
PENYAKIT TIDAK MENULAR
alergi, dan penyakit paru obstruksi kronis (PPOK).

Penyakit tidak menular atau PTM, didefinisikan sebagai penyakit 4. Diabetes melitus
yang tidak dapat menular dari satu orang kepada orang lain,
Diabetes adalah penyakit yang timbul karena
melalui bentuk kontak apapun. Remaja perlu memahami Konsep
salah satu organ tubuh (pankreas) tidak dapat
5x5 dalam penyakit tidak menular. Konsep 5x5 yaitu 5 penyakit
memproduksi insulin dalam jumlah cukup (diabetes
tidak menular dan 5 faktor risiko yang menyebabkannya. Faktor
tipe 1), atau tubuh kita tidak dapat menggunakan
risiko ini saling berkaitan satu sama lain, sehingga penting untuk
insulin dengan efektif (diabetes tipe 2).
mengetahui dan menghindari semua perilaku tersebut.
5. Penyakit jiwa
Ada berbagai macam jenis penyakit jiwa, dengan
gejala yang bervariasi. Biasanya hal ini terlihat dari
adanya pikiran-pikiran, persepsi, emosi, perilaku
dan hubungan antar personal yang abnormal.

56 Pengelolaan UKS di SMA Isu-isu Kesehatan dalam Program UKS SMA 57


5 5 Faktor risiko penting
yang terkait dengan Penyakit
Tidak Menular: 3. Kurang aktif secara fisik
Memastikan remaja untuk melakukan aktifitas
fisik minimal 30 menit setiap harinya. Aktivitas ini
bisa berupa kegiatan membantu orangtua dalam
pekerjaan rumah tangga (menyapu, mengepel,
1. Merokok
mencuci motor ayah, mencuci sepeda dan sepatu
Merokok itu sangat berbahaya bagi tubuh kita. Asap di akhir minggu, dan lainnya) atau olahraga
rokok itu bisa bertahan di udara dan terhisap oleh (jalan kaki, lari, sepeda, bermain bulutangkis, dan
orang lain, menyebabkan mereka menjadi perokok
lainnya).
pasif. Selain itu, asap rokok juga bisa menempel di
permukaan dan baju, sehingga bisa berbahaya bagi
orang lain. Asap rokok mengandung nikotin, yang 4. Mengonsumsi alkohol
merupakan bahan psikoaktif yang membuat orang Konsumsi alkohol juga tidak kalah berbahayanya
ketagihan. Yuk, hindari perilaku merokok, dan bantu bagi kesehatan kita, jika dibandingkan dengan
orang sekitar kita untuk berhenti merokok. rokok. Alkohol dapat merusak semua organ dan
berbagai sistem dalam tubuh kita. Konsumsi
alkohol telah dihubungkan sebagai penyebab
2. Diet tidak sehat
penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit
Biasakan mengkonsumsi makanan sesuai dengan Isi
hati, dan kanker.
Piringku. Ingatlah untuk membagi piring kita menjadi dua.
Isi bagian piring yang lebih besar (2/3 dari setengah piring
dengan masing-masing makanan pokok dan sayuran; 5. Polusi udara
lalu sepertiga dari setengah piring masing-masing Polusi udara bisa terjadi baik di dalam maupun di
dengan lauk pauk dan buah-buahan). Jangan lupa untuk luar ruangan. Polusi udara merupakan penyebab
mengkonsumsi setidaknya sayur dan buah dalam 5 kali yang tidak kalah pentingnya sebagai faktor risiko
sajian sehari. Batasi juga asupan gula, garam, dan lemak PTM.
dan Jangan lupa timbang berat badan setiap tanggal 1.

58 Pengelolaan UKS di SMA Isu-isu Kesehatan dalam Program UKS SMA 59


Pencegahan Penyakit
Tidak Menular

1. Cek Kesehatan Secara Berkala 4. Diet Sehat dengan Kalori Seimbang


Makna C pada kata Cerdik berarti Cek Kesehatan Diet bukan berarti tidak makan makanan yang
Secara Berkala. Pada umumnya penyakit tidak mengandung lemak, gula, dan lainnya.Namun diet di
menular ini bisa dicek sedini mungkin. Jika sejak sini artinya mengatur asupan makanan yang dikonsumsi
dini sudah diketahui apa penyakitnya, bisa dilakukan setiap hari. Cukup penting untuk mengonsumsi sayur
pencegahan dan pengobatan lebih lanjut. dan buah dengan porsi yang cukup setiap hari.

2. Enyahkan Asap Rokok 5. Istirahat yang Cukup


Fakta kesehatan mengungkap jika asap rokok tidak Istirahat juga menjadi cara untuk mencegah mengidap
bagus untuk perokok aktif maupun pasif. penyakit tidak menular. Minimal dengan melakukan pola
hidup sehat, masyarakat bisa melakukan pencegahan
dini terhadap penyakit tidak menular.
3. Rajin Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik bisa apa saja. Tujuannya yakni untuk
membakar kalori. Kalori yang didapatkan dari 6. Kelola Stres
makanan harus sesuai dengan apa yang kita keluarkan, Pada huruf terakhir cerdik, Kelola stres juga menjaga
kalau tidak, bisa menumpuk dan mengakibatkan peran penting. Setiap orang hidup pasti memiliki
metabolisme yang bersifat negatif. Dianjurkan setiap masalah sendiri-sendiri, untuk terhindar dari penyakit
hari rutin melakukan aktivitas fisik selama kurang lebih stres, masyarakat bisa melakukan curhat. Sebab stres
30 menit baik jogging ataupun olahraga lainnya. pada tingkat tertentu bisa menyerang fisik.

60 Pengelolaan UKS di SMA Isu-isu Kesehatan dalam Program UKS SMA 61


PENYAKIT MENULAR LAINNYA melalui kegiatan: promosi kesehatan, surveilans kesehatan,
pengendalian faktor risiko, penemuan kasus, penanganan kasus,
Penyakit Menular adalah penyakit yang dapat menular ke manusia pemberian kekebalan (imunisasi), pemberian obat pencegahan
yang disebabkan oleh agen biologi, antara lain virus, bakteri, secara massal dan kegiatan lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.
jamur, dan parasit. Sedangkan penanggulangan penyakit menular
adalah upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan
preventif yang ditujukan untuk menurunkan dan menghilangkan COVID-19
angka kesakitan, kecacatan, dan kematian, membatasi penularan, Virus SARS-CoV-2 atau virus corona menyerang sistem
serta penyebaran penyakit agar tidak meluas antardaerah pernapasan manusia dan menimbulkan gangguan ringan
maupun antarnegara serta berpotensi menimbulkan kejadian luar sampai berat, bahkan kematian. Remaja memiliki imunitas
biasa/wabah. yang lebih baik sehingga dapat terpapar COVID-19 tanpa
Kelompok penyakit menular berdasarkan cara penularannya: menunjukkan gejala (asimtomatik), tetapi berbahaya dan
dapat menyebabkan kematian bagi orang-orang di sekitarnya.
1. Penyakit menular langsung yang terdiri atas: Difteri, Pertusis,
Gejala umum yang terjadi adalah rasa tidak nyaman dan
Tetanus, Polio, Campak, Typhoid, Kolera, Rubella, Yellow
nyeri, nyeri tenggorokan, diare, konjungtivitis (mata merah),
Fever, Influensa, Meningitis, Tuberkulosis, Hepatitis, penyakit
sakit kepala, hilangnya indera perasa atau penciuman, ruam
akibat Pneumokokus, penyakit akibat Rotavirus, penyakit
pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan atau jari
akibat Human Papiloma Virus (HPV), penyakit virus ebola,
kaki. Sedangkan gejala serius berupa kesulitan bernapas atau
MERS-CoV, Infeksi Saluran Pencernaan, Infeksi Menular
sesak napas, nyeri dada atau rasa tertekan pada dada dan
Seksual, Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), Infeksi
hilangnya kemampuan berbicara atau bergerak.
Saluran Pernafasan, Kusta dan Frambusia.
COVID-19 ditularkan melalui cipratan liur (droplet) yang
2. Penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit yang
dikeluarkan seseorang dari mulut atau hidung ketika bersin,
terdiri atas: Malaria, Demam Berdarah, Chikungunya, Filariasis
batuk, bahkan saat berbicara. Droplet dapat jatuh dan
dan Kecacingan, Schistosomiasis, Japanese Enchepalitis,
menempel pada benda-benda di sekitar kita. Oleh karenanya,
Rabies, Antraks, Pes, Toxoplasma, Leptospirosis, Flu Burung
tangan kita berpotensi menjadi jalur transmisi penularan
(Avian Influenza) dan West Nile.
COVID-19 jika menyentuh hidung, mulut, dan mata. Agar
Penanggulangan Penyakit Menular dilakukan melalui upaya terhindar dari penularan COVID-19, adaptasi kebiasaan baru
pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan yang dilakukan penting untuk diterapkan sehari-hari.

62 Pengelolaan UKS di SMA Isu-isu Kesehatan dalam Program UKS SMA 63


Protokol Kesehatan
COVID-19 Sekolah mempersiapkan Pembelajaran Tatap Muka dengan
melakukan:
1. Penyediaan alat-alat protokol kesehatan dan kegiatan
mitigasi resiko penularan covid19 sebagai persiapan
pembelajaran tatap muka.
2. Menyusun tatatertib aktivitas warga sekolah dalam
Disiplin memakai masker, pembelajaran tatap muka pada masa pademi.
1 setiap beraktivitas dan 3. Sosialisasi program vaksinasi Pendidik dan Tenaga
berinteraksi dengan orang lain: Kependidikan, koordinasi, melakukan pendataan dan
mendampingi atau memfasilitasi proses vaksinasi.

Pengetahuan tentang isu-isu seputar permasalahan kesehatan


remaja menjadi kompetensi dasar yang harus dikuasai para
Jaga jarak aman
2 peserta didik SMA.Tentu saja beragam permasalahan kesehatan
(minimal 1 – 2 Meter dengan
dan pencegahannya menjadi prioritas sekolah, para orangtua,
orang lain)
dan masyarakat yang menjadi bagian dari tripusat pendidikan.
Tanggung jawab dan peran mengedukasi anak remaja SMA tidak
hanya ada di sekolah tetapi juga orangtua dan masyarakat.=

Sering cuci tangan dengan


3 benar, selama 20 detik atau
menggunakan hand sanitizer

Hindari kerumunan dan


4 tingkatkan imunitas tubuh

64 Pengelolaan UKS di SMA Isu-isu Kesehatan dalam Program UKS SMA 65


4 4
Integrasi
Program UKS
dalam Kegiatan
Sekolah

32
67
T ujuan pendidikan nasional, sebagaimana
dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional adalah untuk berkembangnya
diamanatkan dalam bentuk kurikulum yang operasional yang disebut sebagai
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dijalankan
benar-benar selaras ataupun sesuai dengan kebutuhan serta
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman karakteristik unsur-unsur dalam sekolah dan lingkungan terkait.
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, Analisis konteks menjembatani antara standar ideal pendidikan
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP), Standar Kompetensi
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Menjadikan Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses (SP), dan Standar
manusia yang cerdas, berkarakter dan sehat adalah salah satu Penilaian Pendidikan (SPP) dengan kondisi nyata yang ada
dari tujuan pendidikan nasional yang menjadi pijakan program di sekolah. Artinya, analisis konteks merupakan perangkat
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Program UKS merupakan pendukung yang membantu sekolah untuk leluasa dalam
upaya membina serta mengembangkan kebiasaan hidup sehat mengembangkan KTSP namun tetap terjaga sesuai standar
yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pendidikan nasional.
pelayanan kesehatan di sekolah. UKS dilakukan dalam rangka
Analisis konteks dalam pelaksanaan penyusunan KTSP berwujud
pembinaan dan pemeliharaan kesehatan di lingkungan sekolah.
evaluasi diri (self evaluation) terhadap sekolah. Hal itu dapat
Sasaran utama dari kegiatan UKS tentu saja adalah peserta didik
dilakukan dengan menerapkan pendekatan SWOT (Strengths,
beserta lingkungan hidupnya. Dengan demikian program UKS
Weaknesses, Opportunities, Threats ). Pendekatan tersebut dapat
secara nyata merupakan bagian integral dari proses pendidikan
diterapkan kajian lingkungan internal, untuk memahami strengths
di sekolah, selaras dengan tujuan pendidikan nasional.
(kekuatan) dan weaknesses (kelemahan), bersama dengan kajian
Akomodasi program UKS dalam pendidikan di sekolah dapat lingkungan eksternal untuk mengungkap opportunities (peluang)
dilakukan melalui beberapa bentuk, baik kegiatan intrakurikuler dan threats (tantangan) yang ada. Adapun analisis konteks
integrasi dengan mata pelajaran yang relevan, kokurikuler, melalui SWOT terdiri atas:
ekstrakurikuler, maupun dalam kegiatan pembiasaan sehari-hari.
1. Visi, misi, dan tujuan sekolah
Namun demikian, agar akomodasi program UKS berjalan dengan
baik, penggunaan kegiatan tersebut sebaiknya didahului dengan 2. Identifikasi SI dan SKL
analisis konteks. 3. Kajian internal atau kondisi sekolah (kekuatan dan
Analisis konteks merupakan upaya yang dilakukan sekolah kelemahan) yang meliputi: (1) peserta didik, (2) pendidik dan
untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik sekolah tenaga kependidikan, (3) sarana dan prasarana, (4) biaya,
dan elemen pendukungnya agar model pendidikan di sekolah (5) program-program, dan 6 kondisi lingkungan (alam/
geografi, sosial, dan budaya)

68 Pengelolaan UKS di SMA Integrasi Program UKS dalam Kegiatan Sekolah 69


4. Kajian eksternal atau situasi sekolah (peluang dan tantangan) A. INTEGRASI PROGRAM UKS MELALUI
yang dilihat dari masyarakat dan lingkungan sekolah yang KEGIATAN PEMBIASAAN DI SEKOLAH
meliputi: (a) komite sekolah, (b) dewan pendidikan, (c) dinas
pendidikan, (d) asosiasi profesi, (e) dunia industri dan dunia Berdasarkan analisis konteks yang dilakukan Satuan pendidikan,
kerja, (f) sumber daya alam dan sosial budaya. implementasi program UKS dapat dilakukan dengan melalui
Hasil dari analisis konteks tersebut kemudian menjadi dasar pembiasaan. Pendidikan Kesehatan bertujuan meningkatkan
sekolah untuk mengelola dan mengembangkan KTSP, termasuk pengetahuan peserta didik, mengubah sikap mental ke arah positif
di antaranya mengintegrasikan program UKS, seperti terlihat dan meningkatkan keterampilan peserta didik berperilaku hidup
dalam skema berikut ini: bersih dan sehat. Pembiasaan meliputi, pikiran, hati, dan tindakan.

Berbagai cara dapat dilakukan untuk membiasakan peserta didik


ANALISIS menjaga kebersihan dan kesehatan pribadi ketika mereka berada
KONTEKS di sekolah. Di antaranya mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, menjaga kebersihan kuku, membuang sampah pada
Kurikulum tempatnya dan mengolah sampah organik maupun nonorganik.
Program UKS Sekolah
Pembiasaan yang dilakukan di sekolah di antaranya melalui
berbagai macam gerakan ataupun kampanye promosi kesehatan;
Akomodasi Program UKS dalam (1) gerakan sayangi ginjal, (2) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS),
Kurikulum Sekolah (3) cintai paru-parumu, (4) say no to drugs, (5) ayo gemar makan
ikan, (6) satu jiwa satu pohon, (7) hemat enegi dan engine off,
(8) jumantik sekolah, (9) bank sampah, (10) sodaqoh sampah, (11)
Kurikulum Integrasi dalam donor darah, (12) senam bersama, (13) jumat bersih dan sehat,
Sekolah Pembelajaran (14) dokter remaja, (15) remaja mahir gizi, (16) bidan remaja, (17)
posyandu lansia, (18) posyandu balita, (19) Aksi Lihat Sampah
Ambil (ALISA), (20) Ayo Minum Jamu (AMJ), (21) Optimalisasi
Piket Kelas (OPTIKEL), (22) Sekolah Area Bebas Rokok (SABaR),
Intrakurikuler Kokurikuler Ekstrakurikuler Pembiasaan
(23) Periksa Kukumu (PeriuK) dan masih banyak lagi gerakan-
gerakan lainnya yang dapat dilakukan untuk pembiasaan.
Grafis 4.1: Skema Alur Proses Akomodasi Program UKS dalam KTSP
Sekolah

70 Pengelolaan UKS di SMA Integrasi Program UKS dalam Kegiatan Sekolah 71


Pembiasaan juga bisa dilakukan dengan berbagai macam lomba Esensi standar dari Kurikulum 2013 tersebut kemudian dijabarkan
antarkelas yang bertemakan tentang PHBS, Anti NAPZA, Gizi dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
seimbang. harus dikuasai oleh peserta didik. KI menjadi muara dari KD
tiap mata yang berbeda sesuai dengan esensi dan kekhasannya
Model pembiasaan akan berdampak kepada lingkungan sekolah,
masing-masing.
masyarakat sekitar, bahkan sampai lingkungan rumah. Dengan
demikian akan mencetak generasi yang sehat, cerdas, berkarakter, Dalam konteks integrasi program UKS, maka tentu saja esensi
dan hebat. KD menjadi penting terutama dalam pencampaian kompetensi.
Kuncinya apakah esensi KD dari suatu mata pelajaran memiliki
keterkaitan atau dapat menjadi sarana elaborasi dari program
B. INTEGRASI PROGRAM UKS DALAM UKS. Secara umum, tema kesehatan baik jasmani dan rohani
KEGIATAN PEMBELAJARAN pastilah dapat dikaitkan dengan seluruh mata pelajaran. Namun
INTRAKURIKULER demikian akan lebih baik apabila kaitan antara mata pelajaran
dan program UKS bersifat esensial terutama dalam KD yang ada,
Kurikulum 2013 dirancang untuk mewujudkan tujuan pendidikan
tidak sekedar “ditempelkan” begitu saja. Ketika program UKS
nasional, sehingga muatan di dalamnya diarahkan secara terpadu
sudah menemukan pintu masuk yang tepat untuk diintegrasikan
agar menghasilkan peserta didik yang mempunyai kompetensi
dalam sebuah mata pelajaran, maka kemudian perlu digunakan
sekaligus karakter. Standar yang ingin dicapai melalui kurikulum
model pembelajaran yang tepat pula, sehingga kemudian hasil
2013 tersebut dikenal sebagai Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran akan efektif, dalam
Aspek mendasar dalam SKL yang menjadi parameter kompetensi
arti ketercapaian KD sekaligus program UKS oleh peserta
peserta didik dalam kurikulum 2013 adalah aspek kognitif
didik. Proses pengintegrasian program UKS dalam kegiatan
(pengetahuan), psikomotorik (keterampilan) dan afektif (sikap).
pembelajaran mata pelajaran lebih ringkasnya dapat dilihat dalam
Kompetensi Abad 21 yang diharapkan dikembangkan sekaligus
skema berikut:
menjadi hasil dari kurikulum 2013 adalah kreativitas (creativity),
berpikir kritis (critical thinking), kolaborasi (collaboration), serta
komunikasi (communication), yang akrab disebut dengan istilah
4C. Sedangkan karakter yang dibangun antara lain religius,
nasionalis, mandiri, integritas, tanggung jawab, serta peduli
lingkungan.

72 Pengelolaan UKS di SMA Integrasi Program UKS dalam Kegiatan Sekolah 73


KI & KD pembelajaran yang tepat, untuk kemudian dipraktikkan dalam
MAPEL kegiatan pembelajaran.

PROGRAM UKS Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan sebuah


proses pembelajaran. Namun sebagaimana diungkapkan Joyce
Analisis KD
dan Weil (2009) serta dikuatkan oleh Rusman (2011), model
pembelajaran yang digunakan guru dapat menentukan sejauh
mana penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan.
Penentuan KD & Pentingnya model pembelajaran dalam kurikulum 2013 juga
Materi yang Sesuai
ditegaskan melalui Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
mengenai Standar Proses, di mana model pembelajaran yang
dianjurkan untuk digunakan adalah Problem Based Learning
Kegiatan Pembelajaran (PBL), Project-based Learning (PjBL) serta Discovery Learning.
(identifikasi model & praktik
Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran
pembelajaran)
yang berpusat pada peserta didik, di mana peserta didik diajak
untuk menguasai materi secara sistematis dengan berorientasi
pada penyelesaian sebuah masalah secara induktif. Project-based
Ketercapaian KD & Learning (PjBL) secara konsep tidak berbeda jauh dengan PBL
mendukung program UKS
namun peserta didik lebih berorientasi pada proses penguasaan
materi melalui penyelesaian proyek atau menghasilkan produk.
Grafis 4.2: Skema Alur Pengintegrasian Program UKS dalam
Pembelajaran Intrakurikuler
Sedangkan Discovery Learning adalah model pembelajaran
dimana peserta didik belajar menguasai materi dengan cara
menemukan konsep atau pengetahuan baru secara mandiri.
Berdasarkan skema alur di atas, maka sekali lagi kesesuaian dan
keterkaitan esensi KD dan materi dengan program UKS menjadi Merujuk pada uraian di atas, maka kesesuaian esensi KD dan materi
faktor utama. Sehingga kemudian tahapan analisis KD menjadi dengan program UKS serta penggunaan model pembelajaran
tahapan penting agar guru dapat menentukan KD serta materi yang tepat dapatlah disimpulkan sebagai kunci pengintegrasian
yang sesuai. Setelah menemukan KD dan materi yang sesuai atau program UKS dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga kemudian
terkait dengan program UKS, guru perlu mengidentifikasi model penentuan mata pelajaran apa saja yang dapat diintegrasikan

74 Pengelolaan UKS di SMA Integrasi Program UKS dalam Kegiatan Sekolah 75


dengan program UKS harus mempertimbangkan faktor-faktor Pancasila dalam karakter dan kehidupan peserta didik.
tersebut. Nilai dasar Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara
Satu mata pelajaran yang secara nyata telah terintegrasi berpijak pada nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
dengan program UKS adalah Pendidikan Jasmani Olahraga musyawarah, serta keadilan. Nilai-nilai dasar itu kemudian
dan Kesehatan (PJOK). KD dalam mata pelajaran PJOK secara dijabarkan dalam aspek-aspek kehidupan yang menjadi pilar
tersurat menjadikan kesehatan sebagai salah satu kompetensi kehidupan manusia.
utama yang harus dicapai oleh peserta didik, sehingga secara Salah satu aspek tersebut adalah aspek kesehatan, yang
otomatis aspek kognitif, psikomotorik dan afektif mata pelajaran secara khusus tersirat dalam butir-butir pengamalan Pancasila
PJOK terintegrasi dengan program UKS. Pengintegrasian juga sila ke 2. Kesehatan diri dan lingkungan adalah unsur dari hak
dapat dilakukan pada mata pelajaran lainnya yang tidak secara asasi manusia, demikian diungkapkan oleh Dobson (2003).
eksplisit memuat program UKS juga dapat diintegrasikan dalam Sehingga menjaga kesehatan diri dan lingkungan termasuk
program UKS. dalam kewajiban warga negara, sebagai bagian dari etika
lingkungan (Sandler, 2013). Konsep ini memperlihatkan
Program UKS dapat pula terintegrasi dalam mata pelajaran lainnya
bahwa secara teoritis esensi mata pelajaran PPKn sudah
melalui pemilihan KD dan penggunaan model pembelajaran yang
mengandung nilai yang terkait dengan program UKS.
tepat. Setidaknya, ada beberapa mata pelajaran yang dapat
menjadi contoh yang mewakili masing-masing rumpun mata Berikut adalah salah satu contoh kegiatan pembelajaran dari
pelajaran, yakni mata pelajaran umum, mata pelajaran peminatan KD dan materi mata pelajaran PPKn yang diintegrasikan
MIPA, mata pelajaran peminatan IPS, dan mata pelajaran dengan program UKS:
peminatan Bahasa dan Budaya (BBD). Kelas XII

Kompetensi 3.1 Menganalisis nilai-nilai Pancasila terkait dengan kasus-


Dasar kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
C. INTEGRASI PROGRAM UKS DALAM warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

PEMBELAJARAN PPKN (KELOMPOK 4.1 Menyaji hasil analisis nilai-nilai Pancasila terkait dengan
kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
UMUM) warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Materi Hakikat hak dan kewajiban warga negara dalam kasus
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pelanggaran hak dan kewajiban dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
(PPKn) adalah mata pelajaran yang bertujuan menanamkan,
Program UKS Pembiasaan perilaku menciptakan dan menjaga lingkungan
memberikan pemahaman serta menguatkan nilai-nilai bersih sehat

76 Pengelolaan UKS di SMA Integrasi Program UKS dalam Kegiatan Sekolah 77


Integrasi Pelanggaran hak dan kewajiban warga negara dalam D. INTEGRASI PROGRAM UKS DALAM
materi dengan bentuk perilaku yang abai terhadap kebersihan dan PEMBELAJARAN BIOLOGI (KELOMPOK
program UKS kesehatan lingkungan
PEMINATAN MIPA)
Model Problem-based Learning
Pembelajaran
Dalam pedoman mata pelajaran kurikulum 2013, mata pelajaran
Kegiatan Pendahuluan
pembelajaran biologi bertujuan untuk menumbuhkan sikap spiritual dan
• Guru membuka kelas dengan menyampaikan salam,
cek presensi serta membuat jokes ringan untuk sikap sosial, membekali pengetahun dan keterampilan kepada
membangun kesiapan psikologis peserta didik
peserta didik yang relevan dengan biologi agar peserta didik
• Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan
pembelajaran mampu untuk menyelesaikan persoalan dalam kehidupan
Kegiatan Inti sehari-hari sebagai pribadi dan sebagai warga negara. Belajar
• Guru memberikan stimulus berupa video mengenai biologi sama dengan mempelajari diri sendiri karena biologi di
keberadaan sampah seluas lapangan sepakbola di
SMA banyak membahas tentang struktur dan fungsi jaringan
salah satu daerah di Indonesia melalui link https://
www.youtube.com/watch?v=-pYA_Gf2nNw penyusun organ, peran makhluk hidup dalam lingkungan, dan
• Peserta didik kemudian membagi diri menjadi hubungannya dengan kelestarian makhluk hidup di bumi.
beberapa kelompok untuk mendiskusikan
permasalahan tersebut berdasarkan panduan diskusi Sehingga belajar biologi merupakan kegiatan yang menarik
dari guru dan menyenangkan dan membentuk pribadi yang mencintai
• Peserta didik berdiskusi untuk menganalisis
permasalahan tersebut, dalam perspektif hak dan lingkungan alam dan sosial.
kewajiban warga negara dalam menjaga lingkungan
sehat serta menemukan solusinya
Secara nyata, tujuan dan esensi pembelajaran dari mata
• Masing-masing perwakilan kelompok kemudian pelajaran biologi selaras dan memiliki nafas yang sama dengan
menyampaikan temuan hasil diskusinya di depan kelas, program UKS dalam hal lingkungan hidup dan kesehatan.
dan saling memberikan tanggapan antarkelompok
Hal ini tentu saja memudahkan pengintegrasian kegiatan
Penutup
• Guru melakukan refleksi dan menyimpulkan dari hasil
pembelajaran mata pelajaran biologi dengan program
diskusi peserta didik mengenai menciptakan dan UKS. Namun demikian guru perlu mengidentifikasi KD dan
menjaga lingkungan sehat adalah perwujudan dari
hak kewajiban warga negara. materi yang tepat, serta menggunakan model pembelajaran
• Guru juga menarik benang merah dengan konteks yang efektif sekaligus menyenangkan bagi peserta didik.
kehidupan peserta didik di lingkungan sekolah, dalam
Kombinasi tersebut akan membantu peserta didik dalam
keterkaitan dengan program UKS.
• Guru mengucapkan terima kasih dan menutup memahami materi sekaligus menghayati program UKS yang
pembelajaran diintegrasikan di dalamnya. Berikut adalah salah satu contoh
Catatan : indikator pencapaian kompetensi di kembangkan oleh masing-masing guru
mata pelajaran di sesuaikan dengan kompetensi dasar.

78 Pengelolaan UKS di SMA Integrasi Program UKS dalam Kegiatan Sekolah 79


kegiatan pembelajaran dari KD dan materi mata pelajaran Penutup
biologi yang diintegrasikan dengan program UKS: • Guru melakukan refleksi dan mengajak peserta
didik untuk bersama-sama menyimpulkan bahwa
Kelas X membuang sampah sembarangan adalah salah
satu faktor perilaku manusia yang menyebabkan
Kompetensi 3.11 Menganalisis data perubahan lingkungan, penyebab, perubahan lingkungan
Dasar dan dampaknya bagi kehidupan
• Guru juga menarik benang merah dengan program
4.11 Merumuskan gagasan pemecahan masalah perubahan UKS yaitu bagaimana agar peserta didik memiliki
lingkungan yang terjadi di lingkungan sekitar kesadaran berperilaku membuang sampah secara
Materi Faktor-faktor penyebab perubahan lingkungan benar sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan
• Guru mengucapkan terima kasih dan menutup
Program UKS Pembiasaan perilaku yang menjaga kelestarian lingkungan
pembelajaran.
Integrasi Menganalisis faktor-faktor penyebab perubahan
materi dengan lingkungan dan perilaku yang diperlukan untuk menjaga Catatan : indikator pencapaian kompetensi di kembangkan oleh masing-masing guru
mata pelajaran di sesuaikan dengan kompetensi dasar.
program UKS kelestarian lingkungan
Model Discovery Learning
Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan E. INTEGRASI PROGRAM UKS DALAM
pembelajaran
• Guru dapat membuka kelas dengan berdoa, PEMBELAJARAN SOSIOLOGI
menyampaikan salam, cek presensi serta membuat (KELOMPOK PEMINATAN IPS)
jokes ringan untuk membangun kesiapan psikologis
peserta didik
• Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan Mata pelajaran Sosiologi memiliki arti penting untuk
pembelajaran
meningkatkan kemampuan adaptasi peserta didik terhadap
Kegiatan Inti
perubahan sosial di lingkungan sekitar. Sosiologi menekankan
• Guru membagi peserta didik dalam beberapa
kelompok dan memberikan pokok-pokok pertanyaan pada tumbuhnya kesadaran akan identitas diri dalam
sebagai panduan hubungan dengan kelompok sosial dalam konteks lingkungan
• Guru kemudian mengajak peserta didik keluar kelas
untuk melakukan observasi berkeliling lingkungan masyarakat sekitar. Belajar sosiologi akan meningkatkan
sekolah kepekaan dan kepedulian peserta didik terhadap masalah-
• Guru sebelumnya meletakkan sampah organik dan
anorganik secara acak di lokasi utama observasi masalah sosial di sekitarnya. Bahkan, lebih dari itu, belajar
• Peserta didik diminta mengamati fenomena sosiologi juga akan meningkatkan kemampuan peserta didik
sampah tersebut kemudian berdiskusi untuk
mengklasifikasikan dalam perubahan lingkungan, dalam hal keterampilan sosial memecahkan masalah-masalah
menganalisis faktor penyebabnya serta menemukan sosial dan merancang aktivitas pemberdayaan sosial.
perilaku yang tepat sebagai solusi
• Masing-masing perwakilan kelompok kemudian Dalam pedoman mata pelajaran sosiologi kurikulum 2013
menyampaikan temuan hasil diskusinya di depan kelas,
dinyatakan bahwa melalui pembelajaran sosiologi, diharapkan
dan saling memberikan tanggapan antarkelompok

80 Pengelolaan UKS di SMA Integrasi Program UKS dalam Kegiatan Sekolah 81


selain menumbuhkan kesadaran individual dan sosial peserta Integrasi Merancang program pemberdayaan untuk pembiasaan
didik sebagai warga negara, juga menumbuhkan kepekaan materi dengan PHBS di lingkungan sekitar dengan mengedepankan
program UKS kearifan lokal
dan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan hidup,
Model Project-based Learning
masalah-masalah sosial serta meningkatkan kapasitas untuk Pembelajaran
mengatasi masalah dan melakukan pemberdayaan sosial. Kegiatan Pendahuluan
pembelajaran
Kata kunci yang dapat digarisbawahi adalah kepekaan dan • Guru dapat membuka kelas dengan berdoa,
menyampaikan salam, cek presensi serta membuat
kepedulian terhadap lingkungan hidup, serta melakukan jokes ringan untuk membangun kesiapan psikologis
peserta didik
pemberdayaan sosial. Poin-poin tersebut secara esensial
• Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan
menunjukkan keselarasan dan nafas yang sama antara mata pembelajaran
pelajaran sosiologi dengan program UKS. Salah satu program Kegiatan Inti
UKS yang langsung bersinggungan adalah pemberdayaan • Guru memberikan stimulus berupa video
peserta didik serta masyarakat mengenai isu-isu kesehatan tentang perilaku masyarakat yang belum sesuai
PHBS melalui link https://www.youtube.com/
dan lingkungan. Secara khusus tema pemberdayaan watch?v=DixCxX1ywcQ
masyarakat adalah salah satu KD utama dalam mata pelajaran • Guru kemudian memutar video tentang
PHBS melalui link https://www.youtube.com/
sosiologi, sehingga menjadi salah satu titik yang tepat untuk
watch?v=KaB2leM7xH0
pengintegrasian program UKS dalam pembelajaran sosiologi. • Peserta didik kemudian diminta mengidentifikasi
perilaku di sekitar yang belum sesuai dengan PHBS
Berikut adalah salah satu contoh kegiatan pembelajaran dari
• Guru membagi peserta didik dalam beberapa
KD dan materi mata pelajaran sosiologi yang diintegrasikan kelompok
dengan program UKS, terutama mengenai pemberdayaan: • Guru kemudian meminta peserta didik merancang
serta membuat video vlog singkat yang intinya
Kelas XII
mengajak dan memberdayakan masyarakat untuk
mengikuti PHBS dengan mengutamakan kearifan
Kompetensi 3.4. Memiliki pengetahuan bagaimana melakukan strategi
atau budaya lokal
Dasar pemberdayaan komunitas dengan mengedepankan nilai-
nilai kearifan lokal di tengah-tengah pengaruh globalisasi • Masing-masing perwakilan kelompok kemudian
mempresentasikan hasil karyanya untuk mendapatkan
4.4. Merancang, melaksanakan dan melaporkan aksi tanggapan dari teman sekelas dan guru
pemberdayaan komunitas dengan mengedepankan nilai-
nilai kearifan lokal ditengah-tengah pengaruh globalisasi • Vlog hasil karya peserta didik diunggah di akun media
sosial sekolah sebagai kampanye PHBS komunitas
Materi Merancang program pemberdayaan di lingkungan sekitar
dengan mengedepankan kearifan lokal
Program UKS Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)

82 Pengelolaan UKS di SMA Integrasi Program UKS dalam Kegiatan Sekolah 83


Penutup ilmu antropologi sebagai pengetahuan dan keterampilan,
• Guru melakukan refleksi dan mengajak peserta serta menerapkannya dalam perilaku kehidupan sehari-
didik untuk bersama-sama menyimpulkan bahwa hari. Sehingga peserta didik dapat menyikapi secara positif
pemberdayaan masyarakat yang efektif adalah
dengan mengangkat budaya atau kearifan lokal, serta keberagaman budaya, agama, religi atau kepercayaan,
menggunakan media yang menarik juga kekinian bagi
adat, tradisi dan bahasa, dengan menjunjung tinggi nilai-
masyarakat
• Guru juga menarik benang merah dengan program nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Peserta didik
UKS yaitu bagaimana agar peserta didik memiliki akan mampu menjadi duta budaya yang memiliki tanggung
kesadaran berperilaku sesuai PHBS
• Guru mengucapkan terima kasih dan menutup jawab untuk menjaga keharmonisan antar sesama manusia
pembelajaran beserta lingkungannya. Hal ini merupakan perwujudan
Catatan : indikator pencapaian kompetensi di kembangkan oleh masing-masing guru rasa syukur bahwa keberagaman dalam kehidupan manusia
mata pelajaran di sesuaikan dengan kompetensi dasar.
merupakan anugerah dari Tuhan. Dengan munculnya
kesadaran tersebut, peserta didik diharapkan terbiasa
menerapkan dan mengimplementasikan rasa syukur
F. INTEGRASI PROGRAM UKS DALAM sehingga memunculkan sikap toleran, empati, saling
PEMBELAJARAN ANTROPOLOGI menghargai antar sesama, dan memiliki kepedulian tinggi
(KELOMPOK PEMINATAN BAHASA) terhadap lingkungan di sekitarnya.
Kebudayaan akan menjadi sarana yang efektif untuk
Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari keragaman
melaksanakan dan mengimplementasikan program UKS.
sekaligus kesamaan manusia dan cara hidupnya dari berbagai
Sebagai contoh, mengubah perilaku masyarakat yang
ruang dan waktu. Antropologi mengkaji manusia dan cara
terbiasa menggunakan sungai untuk mandi dan buang air
hidupnya secara holistik sebagai makhluk biologi dan sosial
tidaklah mudah karena sudah menjadi kebiasaan bahkan
budaya, yang terbentuk melalui pertemuan manusia dan
budaya masyarakat tersebut. Sehingga kemudian diperlukan
kebudayaannya yang beragam. Dengan demikian, terjalin
proses perubahan budaya agar masyarakat memiliki perilaku
hubungan timbal balik yang sangat erat antara manusia dan
hidup sehat. Proses perubahan budaya atau pembudayaan
kebudayaan.
tersebut merupakan konsep penting dalam antropologi, yaitu
Antropologi berbicara tentang hubungan manusia
enkulturasi. Hal ini secara nyata menunjukkan bagaimana
dengan Tuhan, sesama manusia dan lingkungannya yang
program UKS dapat beriringan dan diintegrasikan dalam
diwujudkan di dalam kebudayaan. Dengan mempelajari
pembelajaran mata pelajaran antropologi.
antropologi diharapkan peserta didik mampu menggunakan

84 Pengelolaan UKS di SMA Integrasi Program UKS dalam Kegiatan Sekolah 85


Berikut adalah salah satu contoh kegiatan pembelajaran dari Kegiatan Inti
KD dan materi mata pelajaran antropologi yang diintegrasikan • Guru memberikan stimulus berupa kutipan berita
dengan program UKS. mengenai data penyebab pengguna narkoba
yang ada pada link https://nasional.kompas.com/
Kelas XI read/2020/06/06/08172281/ini-3-penyebab-
maraknya-penggunaan-narkoba-menurut-bnn.
KD 3.3. Menemukan nilai-nilai kultural yang disepakati bersama • Peserta didik kemudian diminta untuk membagi diri
oleh masyarakat Indonesia (misalnya: gotong royong, menjadi beberapa kelompok.
tolong menolong, kekeluargaan, kemanusiaan, tenggang
• Guru kemudian meminta peserta didik untuk
rasa) dalam rangka membangun sikap toleran, empati,
melakukan wawancara pada tokoh masyarakat di
dan saling menghargai sehingga tercipta masyarakat multi
sekita untuk menemukan nilai budaya yang tepat
etnik Indonesia yang rukun, aman, dan damai.
untuk mengatasi faktor-faktor penyebab pengguna
4.3. Melakukan refleksi/diskusi untuk menarik kesimpulan narkoba dalam data.
tentang nilai- nilai kultural nasional Indonesia (misalnya: • Sebelum melakukan wawancara guru memandu
gotong royong, tolong menolong, kekeluargaan, peserta didik menyusun pokok-pokok pertanyaan.
kemanusiaan, tenggang rasa) dalam rangka membangun
sikap toleran, empati, dan saling menghargai sehingga • Peserta didik melakukan wawancara pada tokoh
tercipta masyarakat multi etnik Indonesia yang rukun, masyarakat dan kemudian mempresentasikan hasilnya
aman, dan damai. di depan kelas untuk mendapatkan tanggapan dari
guru dan kelompok lainnya.
Materi Menemukan nilai-nilai kultural dari masyarakat di
lingkungan sekitar Penutup

Program UKS Pencegahan perilaku penyalahgunaan narkoba di kalangan • Guru melakukan refleksi dan mengajak peserta didik
remaja untuk bersama-sama menyimpulkan bahwa banyak
remaja menggunakan narkoba karena merasa kurang
Integrasi Menemukan nilai-nilai kultural di masyarakat sebagai mendapat dukungan dari sekitarnya, pergaulan yang
materi dengan benteng budaya untuk mencegah perilaku penyalahgunaan salah hingga depresi. Sehingga nilai-nilai kultural yang
program UKS narkoba di kalangan remaja dapat menjadi benteng budaya adalah nilai tenggang
Model Discovery Learning rasa, toleran, empati, dan juga gotong royong.
Pembelajaran • Guru juga mengajak peserta didik terlibat dalam
Kegiatan Pendahuluan program UKS yaitu bagaimana agar peserta didik
pembelajaran memiliki kesadaran untuk bersama-sama mencegah
• Guru dapat membuka kelas dengan berdoa, perilaku penyalahgunaan narkoba.
menyampaikan salam, cek presensi serta membuat
jokes ringan untuk membangun kesiapan psikologis • Guru mengucapkan terima kasih dan menutup
peserta didik pembelajaran.

• Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan Catatan : indikator pencapaian kompetensi di kembangkan oleh masing-masing guru
pembelajaran mata pelajaran di sesuaikan dengan kompetensi dasar.

86 Pengelolaan UKS di SMA Integrasi Program UKS dalam Kegiatan Sekolah 87


G. INTEGRASI PROGRAM UKS DALAM Kegiatan inti
KEGIATAN KOKURIKULER Menyiapkan • Guru pembimbing /Fasilitator membuka
pertanyaan atau kegiatan dengan suatu pertanyaan menantang
penugasan proyek misalnya bagaimana cara melakukan budidaya
Selain melalui kegiatan intrakurikuler, program UKS juga dapat tanaman toga, budidaya tanaman hias,
diintegrasikan dalam kegiatan-kegiatan pendukung lainnya dalam budidaya hidroponik, budidaya perikanan,
komposting, dan pembuatan biogas
kegiatan kokurikuler. Kegiatan kokurikuler bersifat menguatkan
Mendesain • Perencanaan dilakukan secara kolaboratif
apa yang diterima peserta didik dalam kegiatan intrakurikuler. perencanaan proyek antara guru/fasilitator dengan peserta didik.
Contoh dari kegiatan kokurikuler misalnya adalah outdoor study, Dengan demikian peserta didik diharapakann
akan merasa memiliki atas proyek tersebut.
kunjungan, pelatihan atau seminar. Perencanaan berisi tentang aturan main,
pemilihan aktivitas yang dapat mendukung
Dalam kegiatan kokurikuler ini, program UKS dapat pula dalam menjawab pertanyaan esensial dengan
mengintegrasikan berbagai subjek yang
diintegrasikan, terutama menggunakan model project-based mendukung, serta menginformasikan alat
learning. Berikut adalah salah satu contoh kegiatan kokurikuler dan bahan yang dapat dimanfaatkan untuk
menyelesaikan proyek.
yang terintegrasi dengan program UKS:
Menyusun jadwal • Guru/fasilitator dan peserta didik secara
Kegiatan Outdoor study ke Balai Besar Latihan Masyarakat sebagai langkah nyata kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
dari sebuah proyek menyelesaikan proyek. Waktu penyelesaian
proyek harus jelas, dan peserta didik diberi
Tema Budidaya tanaman organik, hidroponik, komposting,
arahan untuk mengelola waktu yang ada.
dan biogas sebagai bagian pembiasaan hidup sehat
Biarkan peserta didik mencoba menggali
Program UKS Pembiasaan pola hidup sehat dengan makanan sesuatu yang baru, akan tetapi guru/fasilitator
sehat dan alami juga harus tetap mengingatkan apabila aktivitas
peserta didik melenceng dari tujuan proyek.
Integrasi materi Mempelajari dan mempraktikkan budidaya tanaman Proyek yang dilakukan oleh peserta didik
dengan program UKS organik, hidroponik, komposting, dan biogas adalah proyek yang membutuhkan waktu yang
sebagai bagian pola hidup sehat dengan makanan lama dalam pengerjaannya, sehingga pendidik
sehat dan alami meminta peserta didik untuk menyelesaikan
proyeknya secara berkelompok.
Model Pembelajaran Project-based learning
• Guru dan peserta didik menjadwalkan waktu
presentasi
Pendahuluan
• Guru pembimbing/Fasilitator mengucapkan salam.
• Guru pembimbing /Fasilitator membuka kegiatan dengan berdoa.
• Guru pembimbing/ Fasilitator menyampaikan tema dan tujuan kegiatan.
• Guru pembimbing /Fasilitator menyampaikan pentingnya tema tersebut
dipelajari .
• Guru pembimbing /Fasilitator menyampaikan langkah-langkah kegiatan.

88 Pengelolaan UKS di SMA Integrasi Program UKS dalam Kegiatan Sekolah 89


Memonitor kegiatan • Guru/fasilitator bertanggungjawab untuk H. INTEGRASI PROGRAM UKS DALAM
dan perkembangan melakukan monitor terhadap aktivitas peserta KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
proyek didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring
dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta
didik pada setiap proses. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan
• Fasilitator berperan sebagai mentor bagi
oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan
aktivitas peserta didik. Memberikan penjelasan
tentang bagaimana cara budidaya tanaman , kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan
pembuatan komposting dan biogas yang baik
satuan pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler adalah program
• Fasilitator mengajarkan kepada peserta
didik bagaimana bekerja dalam sebuah pendidikan yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam
kelompok. Setiap peserta didik dapat memilih kurikulum. Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan
perannya masing masing dengan tidak
mengesampingkan kepentingan kelompok perkembangan peserta didik yang berbeda; seperti perbedaan
Menguji hasil, fakta, • Penilaian terhadap hasil budidaya tanaman rasa akan nilai moral dan sikap, kemampuan, dan kreativitas.
dan data percobaan maupun hewan serta komposting dan
Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk
atau penelitian biogas dilakukan guru dalam mengukur
dihubungkan dengan ketercapaian standar, berperan dalam mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian,
berbagai data lain dari mengevaluasi kemajuan masing masing
berbagai sumber peserta didik, memberi umpan balik tentang kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam
tingkat pemahaman yang sudah dicapai oleh rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
peserta didik. Penilaian produk dilakukan saat
masing-masing kelompok mempresentasikan Berdasarkan definisi serta tujuan tersebut, kegiatan ekstrakurikuler
produknya di depan kelompok lain secara
bergantian. memiliki ruh dan semangat yang sama dengan program
Mengevaluasi • Pada akhir proses pembelajaran, guru dan UKS sehingga dapat diintegrasikan. Program UKS sebagai
kegiatan/pengalaman peserta didik melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.
sebuah pendidikan kesehatan disinergikan dengan kegiatan
Proses refleksi dilakukan baik secara individu ekstrakurikuler. Contohnya pada kegiatan ekstrakurikuler dapat
maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta
didik diminta untuk mengungkapkan perasaan diberikan edukasi berupa penanaman perilaku sehat peserta
dan pengalamannya selama menyelesaikan didik, penyuluhan kesehatan dari petugas puskesmas yang
proyek poster tersebut.
berkaitan dengan higiene personal (pemeliharaan gigi dan
Penutup
mulut, kebersihan kulit dan kuku, mata, telinga), lomba poster
• Peserta didik bersama Guru menyimpulkan secara bersama-sama sehat ataupun perlombaan kebersihan kelas. Aspek lain yang
tentang tema yang sudah dipelajari
• Guru menyampaikan pesan yang menarik
dapat diberikan pada pendidikan kesehatan dalam kegiatan
• Guru mengajak untuk berdoa dan menutup kegiatan ekstrakurikuler meliputi kebersihan perorangan dan lingkungan,
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, gizi, serta

90 Pengelolaan UKS di SMA Integrasi Program UKS dalam Kegiatan Sekolah 91


isu-isu kesehatan yang dekat dengan kesehatan remaja seperti dan kecakapan dalam pendidikan kepramukaan. Dengan
penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya. demikian pencapaian Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI-
1), Sikap Sosial (KI-2), dan Keterampilan (KI-3) memperoleh
Tema-tema edukasi dan isu-isu kesehatan dapat menjadi sentra
penguatan bermakna (meaningful learning) melalui fasilitasi
integrasi antara program UKS dengan kegiatan ekstrakurikuler.
sistemik-adaptif pendidikan kepramukaan di lingkungan
Sehingga kemudian perlu dilihat kesesuaian dan potensi dalam
satuan pendidikan.
jenis kegiatan ekstrakurikuler dengan tema yang muncul dari
program UKS. Beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang Dalam konteks integrasi dengan program UKS, dalam
memiliki kesesuaian dan potensi tersebut misalnya adalah Pramuka dikenal berbagai macam Satuan Karya Pramuka
Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), Kelompok Ilmiah Remaja (Saka). Saka adalah wadah pendidikan guna menyalurkan
(KIR), dan desain grafis. minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Saka
diperuntukkan bagi para Pramuka Penegak dan Pramuka
1. Integrasi Program UKS dalam Kegiatan Pandega atau para pemuda usia antara 16-25 tahun dengan
Kepramukaan syarat khusus.

Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana, yang Setiap Saka memiliki beberapa krida, yang masing-masing
artinya Orang Muda yang Suka Berkarya. Pendidikan mengkhususkan pada subbidang ilmu tertentu. Salah
kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian satunya adalah Saka Bakti Husada yang merupakan wadah
kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui pengembangan pengetahuan, pembinaan keterampilan,
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Hal ini penambahan pengalaman dan pemberian kesempatan untuk
termaktub melalui Permendikbud No. 63 Tahun 2014 tentang membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam bidang
Pendidikan Kepramukaan. kesehatan.

Dalam Kurikulum 2013, pendidikan kepramukaan ditetapkan Saka Bakti Husada bertujuan untuk mewujudkan kader
sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib. Hal ini mengandung pembangunan di bidang kesehatan, yang dapat membantu
makna bahwa pendidikan kepramukaan merupakan kegiatan melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota
ekstrakurikuler yang secara sistemik diperankan sebagai Gerakan Pramuka dan masyarakat di lingkunganya. Krida yang
wahana penguatan psikologis-sosial-kultural (reinforcement) menjadi bagian dari Saka Bakti Husada di antaranya adalah
perwujudan sikap dan keterampilan kurikulum 2013 yang Krida Bina Lingkungan Sehat, Krida Bina Keluarga Sehat, Krida
secara psikopedagogis koheren dengan pengembangan sikap Penanggulangan Penyakit, Krida Bina Gizi, Krida Bina Obat,

92 Pengelolaan UKS di SMA Integrasi Program UKS dalam Kegiatan Sekolah 93


dan Krida PHBS. Hal ini merupakan bentuk integrasi program Problem Statement Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber
UKS dalam kegiatan Pramuka secara faktual. memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang
Berikut adalah salah satu contoh pelaksanaan kegiatan berkaitan dengan bahan berbahaya bagi kesehatan
sampai peserta didik dapat berpikir dan bertanya
Pramuka yang terintegrasi dengan program UKS: (pertanyaan diarahkan dengan bahan berbahaya
bagi Kesehatan) seperti:
Kegiatan Kegiatan reguler ekstrakurikuler Pramuka
Mengapa makanan tersebut berbahaya untuk
dikonsumsi?
Tema Sikap dalam menghadapi bahan-bahan berbahaya
di lingkungan sekitar Apa akibatnya jika mausia mengkonsumsi makanan
tersebut?
Program UKS Pembiasaan pola hidup sehat dengan bahan sehat,
alami dan organik Peserta didik diminta untuk membuat hipotesis
atau jawaban sementara atas pertanyaan yang
Integrasi materi Mempelajari dan memahami bahan-bahan di mereka rumuskan
dengan program UKS lingkungan sekitar yang berbahaya bagi kesehatan
Data Collecting Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan
Model Pembelajaran Discovery learning informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan
yang telah dirumuskan. Informasi ini diperoleh
Pendahuluan melalui kegiatan:
• Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber membuka kegiatan • Membaca literatur tentang makanan yang
dengan berdoa mengandung bahan berbahaya
• Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber menyampaikan tema • Mencari referensi akibat jika manusia
dan tujuan kegiatan mengkonsumsi makanan yang mengandung
• Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber menyampaikan bahan berbahaya.
pentingnya tema tersebut dipelajari Kegiatan di atas dilakukan untuk membeuktikan
• Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber menyampaikan kebenaran hipotesis atau jawaban sementara yang
Langkah-langkah kegiatan telah dirumuskan.

Data Processing Pada tahap ini peserta didik dalam kelompoknya


Kegiatan inti berdiskusi mengolah informasi yang diperoleh
dengan cara:
Stimulation Pada tahap ini peserta didik diberi motivasi atau
• Mendiskusikan hasil pengumpulan informasi
rangsangan untuk memusatkan perhatian pada
dari hasil pengamatan literatur/referensi
tema bahan berbahaya bagi kesehatan. Guru/
tentang bahan makanan berbahaya
Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber
menampilkan video/gambar tentang makanan • Memperhatikan pertanyaan-pertanyaan yang
yang mengandung bahan berbahaya. tadi telah dibuat dan menjawab pertanyaan
berdasarkan informasi yang telah diperoleh
dari literatur/referensi

94 Pengelolaan UKS di SMA Integrasi Program UKS dalam Kegiatan Sekolah 95


Verification Pada tahap ini peserta didik membuktikan benar jompo, menjadi donor darah), mempertinggi keterampilan
atau tidaknya hipotesis yang telah dirumuskan serta memelihara kebersihan dan kesehatan (misalnya,
dengan cara:
mempraktikkan kebersihan dan kesehatan di lingkungan
• Memeriksa secara cermat rumusan hipotesis
sekitar), serta mempererat persahabatan nasional dan
• Mencocokkan rumusan hipotesis tentang
bahan berbahaya bagi Kesehatan dengan internasional (contohnya, melakukan latihan gabungan
informasi yang berhasil ditemukan apah sesuai
atau tidak. PMR dengan kelompok PMR lain, saling bertukar album
Generalization Pada tahap ini peserta didik menyimpulkan hasil persahabatan).
pengumpulan informasi dan diskusi misalnya
dengan cara:
Sebagai ekstrakurikuler kepalangmerahan dengan Tri Bakti
Menyimpulkan alasan makanan yang mengandung Remaja, tentu saja PMR berkaitan dan bersentuhan langsung
bahan berbahaya tidak layak untuk dikonsumsi dengan program kesehatan di sekolah. Di beberapa sekolah
Menyimpulkan akibat jika manusia mengkonsumsi bahkan para kader PMR menjadi garda terdepan dalam
makanan yang mengandung bahan berbahaya.
pelaksanaan program UKS, misalnya melalui kegiatan
Penutup
P3K, donor darah, sosialisasi bahaya narkotika, kesehatan
• Peserta didik bersama Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/ reproduksi, atau juga kader gizi. Sehingga pengintegrasian
Narasumber menyimpulkan secara bersama-sama tentang tema yang
sudah dipelajari program UKS dengan kegiatan PMR adalah sebuah
• Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber menyampaikan keniscayaan.
pesan yang menarik
• Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber mengajak untuk
Berikut adalah salah satu contoh pelaksanaan kegiatan PMR
berdoa dan menutup kegiatan yang terintegrasi dengan program UKS, menggunakan model
cooperative-based learning, yaitu model pembelajaran yang
menekankan proses belajar melalui interaksi dan kerjasama
2. Integrasi Program UKS dalam Kegiatan (Suprijono, 2010):
Palang Merah Remaja (PMR) Kegiatan Kegiatan reguler ekstrakurikuler PMR
Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah kegiatan
Tema Mengenal dan memahami kesehatan reproduksi
remaja di sekolah atau lembaga pendidikan formal dalam
Program UKS Sosialisasi kesehatan reproduksi remaja
kepalangmerahan melalui program kegiatan ekstrakurikuler.
Integrasi materi Mempelajari dan memahami kesehatan reproduksi
Ruang lingkup kegiatan PMR dikenal dengan nama Tri
dengan program UKS untuk kemudian menjadi kader kesehatan
Bakti Remaja yang mengandung arti berbakti kepada reproduksi di sekolah
masyarakat (seperti mengadakan kunjungan berkala ke panti

96 Pengelolaan UKS di SMA Integrasi Program UKS dalam Kegiatan Sekolah 97


Model Pembelajaran cooperative-based learning Fase 4: Assist team • Membantu tim-tim belajar selama peserta didik
work and study mengerjakan lembar kerja berdasarkan topik-
Pendahuluan topik yang dibahas.
Membantu kerja tim
• Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber membuka kegiatan dan belajar
dengan berdoa
Fase 5: Test on the • Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja
• Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber menyampaikan tema materials kelompoknya masing-masing
dan tujuan kegiatan
Mengevaluasi
• Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber menyampaikan
pentingnya tema tersebut dipelajari Fase 6: Provide • Memberikan reward dan penguatan bagi setiap
recognition kelompok berdasarkan hasil kerja mereka
• Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber menyampaikan
Langkah-langkah kegiatan Memberikan
pengakuan atau
Kegiatan inti penghargaan
Fase 1: Present Menjelaskan tujuan kegiatan daan mempersiapkan Penutup
goals and set. peserta didik siap belajar
Menyampaikan tujuan • Peserta didik bersama Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber
dan mempersiapkan menyimpulkan secara bersama-sama tentang tema yang sudah dipelajari
peserta didik
• Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber menyampaikan pesan
Fase 2: Present Mempresentasikan informasi berkaitan dengan yang menarik
information Kesehatan reproduksi kepada peserta didik secara • Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber mengajak untuk
verbal berdoa dan menutup kegiatan
Menyajikan informasi

Fase 3: Organize Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok,


students into learning setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang, dan membagi
teams setiap kelompok dengan topik yang berbeda-beda
Mengorganisir peserta
berkaitan dengan kesehatan reproduksi. 3. Integrasi Program UKS dalam Kegiatan
didik ke dalam tim-tim • Pengertian dan tujuan kesehatan reproduksi Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
belajar
• Komponen kesehatan reproduksi
Kelompok ilmiah remaja (KIR) adalah kegiatan ekstrakurikuler
• Pentingnya pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi di sekolah yang melakukan serangkaian kegiatan berbasis
• Kesehatan reproduksi dalam siklus hidup riset untuk menghasilkan karya ilmiah, baik berupa hasil
perempuan
penelitian atau produk temuan. Ekstrakurikuler ini merupakan
• Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesehatan
reproduksi kegiatan yang sifatnya terbuka bagi para remaja yang
• Ruang lingkup kesehatan produksi memiliki ketertarikan meneliti dan menemukan sesuatu,
• Masalah kesehatan reproduksi ingin mengembangkan kreativitas, ilmu pengetahuan, dan
• Hak-hak Kesehatan reproduksi teknologi pada masa kini maupun masa yang akan datang.

98 Pengelolaan UKS di SMA Integrasi Program UKS dalam Kegiatan Sekolah 99


Program UKS dapat bersinergi dalam kegiatan ekstrakurikuler Pendahuluan
KIR. Karena pada ekstrakurikuler KIR memiliki tujuan di • Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber membuka kegiatan
dengan berdoa
antaranya mengembangkan kreativitas, ilmu pengetahuan
• Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber menyampaikan tema
dan teknologi untuk memecahkan permasalahan kehidupan dan tujuan kegiatan
di lingkungan sekitar. KIR melalui riset dan temuannya dapat • Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber menyampaikan
pentingnya tema tersebut dipelajari
menciptakan inovasi-inovasi yang mendukung program UKS. • Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber menyampaikan
Langkah-langkah kegiatan
Dengan turut andil dalam memberikan solusi nyata kepada
Kegiatan inti
masyarakat, seperti dalam hal krisis energi, ketahanan
Mengorientasi peserta • Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/
pangan, pengelolaan air bersih, kesehatan, pengelolaan didik pada masalah Narasumber menyajikan berbagai
lingkungan, maupun permasalahan-permasalahan lingkungan permasalahan yang terjadi di masyarakat yang
berkaitan dengan pengelolaan lingkungan:
yang harus diselesaikan. Solusi terhadap permasalahan • Kerusakan lingkungan
• Krisis air bersih
tersebut juga menjadi program UKS, sehingga dalam kegiatan
• Banjir
ekstrakurikuler KIR amat baik bila diintegrasikan dengan • Tanah longsor
• Sampah
program UKS.
• Selama tahap penyeldikian, peserta didik
Berikut adalah salah satu contoh pelaksanaan kegiatan KIR didorong untuk mengajukan pertanyaan
dan mencari informasi. Guru/Pembina/
yang terintegrasi dengan program UKS, menggunakan model Pembimbing/Praktisi/Narasumber bertindak
problem-based learning: sebagai pembimbing yang siap membantu,
namun peserta didik harus berusaha untuk
Kegiatan Riset sederhana mengenai permasalahan bekerja secara mandiri atau dengan temannya.
lingkungan sekitar • Peserta didik didorong utnuk menyatakan ide-
idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.
Tema Permasalahan dalam pengelolaan lingkungan
Mengorganisasikan G u r u / P e m b i n a / P e m b i m b i n g / P r a k t i s i /
Program UKS Menciptakan lingkungan bersih, sehat dan pembelajaran Narasumber memfasilitasi peserta didik untuk
pengelolaan sampah secara tepat memahami permasalahan nyata tentang
Integrasi materi Mempelajari dan memahami permasalahan pengelolaan lingkungan yang telah disajikan, yaitu
dengan program UKS lingkungan termasuk kerusakan lingkungan akibat mengidentifikasi apa yang mereka ketahui, apa
sampah serta sikap dalam menghadapinya yang perlu mereka ketahui, dan apa yang perlu
dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Guru/
Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber
Model Pembelajaran problem-based learning
membentuk kelompok-kelompok dimana masing-
masing kelompok akan memilih dan memecahkan
masalah yang berbeda. Peserta didik berkolaborasi
berbagi peran atau tugas untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut. Mengandalkan komunikasi
yang efektif, adanya tutor sebaya. Guru/Pembina/
Pembimbing/Praktisi/Narasumber memonitor dan
mengevaluasi kerja masing-masing kelompok.

100 Pengelolaan UKS di SMA Integrasi Program UKS dalam Kegiatan Sekolah 101
Membimbing • Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/ Penutup
penyelidikan mandiri Narasumber membimbing peserta didik
dan kelompok melakukan pengumpulan data/informasi • Peserta didik bersama Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/
(pengetahuan, konsep, teori) tentang Narasumber menyimpulkan secara bersama-sama tentang tema yang
pengelolaan lingkungan, penyebab Kerusakan sudah dipelajari
lingkungan/ Krisis air bersih/Banjir/Tanah
longsor/ Sampah melalui berbagai macam • Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber menyampaikan
cara untuk menemukan berbagai alternatif pesan yang menarik
penyelesaian masalah. • Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber mengajak untuk
• Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/ berdoa dan menutup kegiatan
Narasumber mengajukan pertanyaan kepada
peserta didik untuk berpikir tentang masalah
dan ragam informasi yang dibutuhkan
untuk pemecahan masalah yang dapat
dipertahankan.
• Setelah peserta didik mengumpulkan cukup 4. Integrasi Program UKS dalam Kegiatan
data selanjutnya mereka menawarkan
penjelasan dalam bentuk hipotesis, penjelasan,
Ekstrakurikuler Desain Grafis
dan pemecahan masalah
Promosi dan publikasi program dan kegiatan UKS sangat
Mengembangkan dan Peserta didik mengolah informasi yang sudah
menyajikan hasil karya ditemukan dari percobaan dengan berbagai data
penting. Pembuatan logo, buletin, buku saku, leaflet, brosur,
lain dari berbagai sumber. Penyajian ini tidak pamflet, baliho, banner, sangat diperlukan. Ekstrakurikuler
hanya berupa laporan tertulis tetapi bisa berwujud
aplikasi, prototype, program computer, sajian desain grafis adalah ekstrakurikuler yang membahas dan
multimedia yang menarik dan dapat dipamerkan. mempelajari bidang multimedia seperti membuat desain
Pameran dapat melibatkan peserta didik lainnya,
guru-guru, maupun masyarakat. Siapapun dapat logo, buletin, buku saku, leaflet, brosur, pamflet, baliho,
menjadi penilai ataupun memberikan umpan balik. banner, dan lain-lain. Sehingga promosi dan publikasi UKS
Analisis dan evaluasi • Setelah peserta didik mendapat jawaban
dapat diintegrasikan dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
proses pemecahan terhadap masalah yang ada, selanjutnya
masalah dianallisis dan dievaluasi. Ekstrakurikuler desain grafis dapat membantu program
• Peserta didik dalam menganalisis dan
UKS dengan kreativitasnya. Dengan kata lain ekstrakurikuler
mengevaluasi proses mereka sendiri dan
keterampilan penyelidikan dan intelektual desain grafis dapat mendukung sebagai sarana program UKS
yang mereka gunakan. Selama fase ini, guru
meminta peserta didik untuk merekonstruksi
agar mudah diterima dan menarik bagi para peserta didik.
pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan Tema-tema dalam program UKS seperti pengelolaan
selama proses kegiatan belajarnya.
sampah, P3K, donor darah, sosialisasi bahaya narkotika,
kesehatan reproduksi, atau juga gizi dapat menjadi sumber

102 Pengelolaan UKS di SMA Integrasi Program UKS dalam Kegiatan Sekolah 103
ide yang dicetuskan dalam bentuk produk desan grafis. Maka Mendesain • Perencanaan dilakukan secara kolaboratif
kemudian model project-based learning menjadi sesuai untuk perencanaan proyek antara guru/pembimbing dengan peserta didik.
Dengan demikian peserta didik diharapakann
digunakan dalam integrasi program UKS dan ekstrakurikuler akan merasa memiliki atas proyek tersebut.
desain grafis, seperti pada contoh berikut ini: Perencanaan berisi tentang aturan main,
pemilihan aktivitas yang dapat mendukung
Kegiatan Membuat media sosialisasi dalam bentuk grafis dalam menjawab pertanyaan esensial dengan
mengintegrasikan berbagai subjek yang
mendukung, serta menginformasikan alat
Tema Bahaya narkotika bagi generasi muda dan bahan yang dapat dimanfaatkan untuk
Program UKS Sosialisasi mengenai bahaya penyalahgunaan menyelesaikan proyek.
narkotika dan obat terlarang Menyusun jadwal • Guru/Pembimbing dan peserta didik secara
Integrasi materi Membuat produk grafis seperti poster atau pamflet sebagai langkah nyata kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
dengan program UKS sebagai media sosialisasi bahaya penyalahgunaan dari sebuah proyek menyelesaikan proyek. Waktu penyelesaian
narkotika dan obat terlarang proyek harus jelas, dan peserta didik diberi
arahan untuk mengelola waktu yang ada.
Model Pembelajaran project-based learning Biarkan peserta didik mencoba menggali
sesuatu yang baru, akan tetapi guru/
Pendahuluan pembimbing juga harus tetap mengingatkan
apabila aktivitas peserta didik melenceng
• Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber membuka kegiatan
dari tujuan proyek. Proyek yang dilakukan
dengan berdoa
oleh peserta didik adalah proyek yang
• Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber menyampaikan tema membutuhkan waktu yang lama dalam
dan tujuan kegiatan pengerjaannya, sehingga pendidik meminta
• Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber menyampaikan peserta didik untuk menyelesaikan proyeknya
pentingnya tema tersebut dipelajari secara berkelompok.

• Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber menyampaikan • Guru/Pembimbing dan peserta didik


Langkah-langkah kegiatan menjadwalkan waktu presentasi

Kegiatan inti Memonitor kegiatan • Guru/pembimbing bertanggungjawab untuk


dan perkembangan melakukan monitor terhadap aktivitas peserta
Menyiapkan • Guru/Pembimbing membuka kegiatan dengan proyek didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring
pertanyaan atau suatu pertanyaan menantang misalnya dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta
penugasan proyek bagaimana caranya membuat desain sebuah didik pada setiap proses.
poster yang dapat mempengaruhi masyarakat
• Guru/pembimbing berperan sebagai mentor
untuk tidak terpengaruh penggunaan narkoba,
bagi aktivitas peserta didik.
peserta didik diminta untuk membuat poster
semenarik mungkin. • Guru/pembimbing mengajarkan kepada
peserta didik bagaimana bekerja dalam
sebuah kelompok. Setiap peserta didik dapat
memilih perannya masing masing dengan tidak
mengesampingkan kepentingan kelompok

104 Pengelolaan UKS di SMA Integrasi Program UKS dalam Kegiatan Sekolah 105
Menguji hasil, fakta, • Penilaian terhadap desain poster tentang
dan data percobaan desain sebuah poster yang dapat
atau penelitian mempengaruhi masyarakat untuk tidak
dihubungkan dengan terpengaruh penggunaan narkoba, dilakukan DUTA UKS
berbagai data lain dari untuk membantu guru/pembimbing dalam
berbagai sumber mengukur ketercapaian standar, berperan
dalam mengevaluasi kemajuan masing masing
peserta didik, memberi umpan balik tentang Duta UKS adalah bagian dari
tingkat pemahaman yang sudah dicapai oleh Kader Kesehatan Sekolah
peserta didik. Penilaian produk dilakukan saat
masing-masing kelompok mempresentasikan (KKS) yang berperan
produknya di depan kelompok lain secara untuk mendukung
bergantian.
kegiatan UKS
Mengevaluasi • Pada akhir proses pembelajaran, guru/ khususnya di kegiatan
kegiatan/pengalaman pembimbing dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek ekstrakurikuler.
yang sudah dijalankan. Proses refleksi
dilakukan baik secara individu maupun
kelompok. Pada tahap ini, peserta didik
diminta untuk mengungkapkan perasaan dan Duta UKS juga sangat membantu bagi peserta
pengalamannya selama menyelesaikan proyek didik agar mereka dapat:
poster tersebut.
Penutup 1 2 3
• Peserta didik bersama Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/
Menjadi promotor/ Membantu teman,
Narasumber menyimpulkan secara bersama-sama tentang tema yang Menolong penggerak dan guru, keluarga
sudah dipelajari dirinya sendiri motivator dalam dan masyarakat
• Guru/Pembina/Pembimbing/Praktisi/Narasumber mengajak untuk dan orang lain upaya mening- dalam memecahkan
berdoa dan menutup kegiatan untuk hidup sehat katkan kesehat- permasalahan ke-
di lingkungan an diri sendiri, sehatan dan lainnya
yang sehat. teman-teman termasuk melakukan
dan lingkungan rujukan ke pelayanan
sekitar. kesehatan/lembaga
terkait.

106 Pengelolaan UKS di SMA Integrasi Program UKS dalam Kegiatan Sekolah 107
5 5
Penutup

109
U saha Kesehatan Sekolah (UKS) memiliki tujuan untuk
membina dan meningkatkan kesehatan anak usia sekolah
pada setiap satuan Pendidikan. UKS memiliki peran penting
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri
Agama, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia sebagai
dasar pelaksanaan UKS.
dalam upaya mewujudkan sekolah sehat. Sesuai dengan tujuan
Dengan dukungan kebijakan lintas kementerian, Program UKS di
umum dibentuknya UKS, yaitu membina dan meningkatkan
satuan pendidikan memiliki peran strategis dalam menciptakan
kesehatan anak usia sekolah pada satuan pendidikan, membantu
pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan para
meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik
pelajar. Pada tahap selanjutnya, pembiasaan perilaku tersebut
yang tercermin dalam kehidupan perilaku hidup bersih dan sehat,
tentu diharapkan akan menjadi perilaku yang melekat pada diri
menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan
peserta didik atau dengan kata lain akan menjadi karakter bagi
pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal.
peserta didik. Bagi peserta didik, terbiasa hidup bersih dan sehat
Berdasarkan tujuan umum tersebut, jelas bahwa UKS sangat tidak hanya dilakukan di lingkungan sekolah tetapi menjadi
diperlukan sekolah. Kegiatan UKS dapat diwujudkan dengan kebiasaan di mana pun mereka berada.
mengimplementasikan tiga program pokok UKS yang dikenal
Argumentasi-argumentasi itulah setidaknya yang harus kita
istilah Trias UKS, yaitu Pendidikan Kesehatan, Pelayanan
bangun dan kuatkan kembali sehingga program UKS di satuan
Kesehatan, dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat.
pendidikan akan kembali menemukan “ruh”-nya. Menjadi jalan
Pengembangan UKS di sekolah sejauh ini kerap dipandang para mencetak generasi muda yang sehat, berperilaku hidup bersih
pelaksana di satuan pendidikan adalah sesuatu yang berbeda dan sehat, dan memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang
dengan kegiatan pembelajaran di sekolah. Karena itu, program harmonis dan optimal.
UKS tidak jarang pada akhirnya dianggap menjadi beban atau
Satuan pendidikan bisa mendapatkan gambaran yang utuh
membebani proses pembelajaran sehingga sekolah kesulitan
tentang pengelolaan program UKS yang baik, misalnya, satuan
dalam mencapai kompetensi sebagaimana dipersayaratkan.
pendidikan berkoordinasi dengan Tim Pembina (TP) mulai dari
Urgensi program UKS untuk bisa dilaksanakan di satuan tingkat provinsi, kabupaten/kota, tingkat kecamatan, hingga
Pendidikan bukan saja kepentingan Kementerian Pendidikan tingkat desa/kelurahan. Ditambah juga informasi dengan instansi/
dan Kebudayaan. Akan tetapi menjadi program bersama lintas lembaga mana saja satuan pendidikan bisa mengembangkan
kementerian yang ditunjukkan dengan disepakatinya pelaksanaan kerja sama dan kolaborasi dalam mengembangkan kegiatan UKS.
Pembinaan UKS secara terpadu yang diperkuat dengan
Hal substantif yang juga harus menjadi perhatian dalam
diterbitkannya Surat Keputusan Bersama (SKB 4 Menteri) antara
pengembangan UKS di SMA adalah pentingnya membangun

110 Pengelolaan UKS di SMA Penutup 111


kesadaran bersama bahwa UKS adalah sebuah program yang
dilakukan untuk membantu mengatasi berbagai permasalahan
kesehatan yang sering muncul pada anak usia sekolah dan
remaja. Oleh karena itulah edukasi terhadap isu-isu permasalahan
kesehatan remaja menjadi penting agar remaja SMA memiliki
pengetahuan yang komprehensif dan memiliki kompetensi
sebagai generasi yang tumbuh sehat, bertanggung jawab, dan
berkarakter. Isu-isu kesehatan anak sekolah, khususnya yang
menjadi prioritas di Indonesia, secara utuh dibahas pula dalam
buku ini.

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, pengembangan


program UKS tidak bisa dilakukan secara parsial akan tetapi
harus dilaksanakan secara terpadu, berencana, terarah dan
bertanggung jawab dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran di sekolah. Program UKS menjadi satu
kesatuan proses dalam pembelajaran. Dan bahkan, UKS dapat
menjadi lokomotif dalam proses pembelajaran. Sasaran utama dari
kegiatan UKS tentu saja adalah peserta didik beserta lingkungan
hidupnya. Dengan demikian UKS secara nyata merupakan bagian
integral dari proses pendidikan di sekolah, selaras dengan tujuan
pendidikan nasional.

Buku ini diharapkan menjadi salah satu referensi bagi pengelola


dalam mengelola UKS. Beragam upaya dapat dilakukan oleh
sekolah untuk terus meningkatkan kualitas program UKS.
Kolaborasi antara pihak internal maupun eksternal sangat
dibutuhkan agar sekolah mencapai stratifikasi UKS yang sudah
ditetapkan.=

112 Pengelolaan UKS di SMA Penutup 113


Lampiran-lampiran Lampiran 2
PENJELASAN INDIKATOR PADA STRATIFIKASI UKS/M

Lampiran 1
NO. Indikator/ Komponen Penjelasan
KEGIATAN UKS SMA
1 PENDIDIKAN KESEHATAN
Satuan A Penilaian Minimal
TRIAS UKS Kegiatan Pendidikan
SMA 1.1 Adanya rencana Jelas.
pembelajaran tentang
Pendidikan Literasi kesehatan a Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan
Pendidikan gizi a Kesehatan
Kebersihan diri a 1.2 Pendidikan kesehatan 1. Pendidikan Kesehatan
dilaksanakan secara Untuk SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA pendidikan
Pembiasaan aktivitas fisik a kurikuler (intrakurikuler, kesehatan yang dimaksud terdiri dari materi:
Pendidikan kesehatan reproduksi a ko kurikuler atau a. Gizi seimbang (gizi seimbang, jajanan sehat, dll)
Pendidikan Keterampilan Hidup sehat ekstrakurikuler) b. Kebersihan diri / personal higiene (CTPS, sikat
a
(PKHS) gigi, dll) dan Kesehatan Lingkungan (jamban
sehat, pemberantasan sarang nyamuk, kantin
Pembinaan kader kesehatan sekolah a sehat, dll)
Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan a c. Kesehatan reproduksi
Kesehatan • Penjaringan kesehatan dan d. PKHS / Life Skill / Social Skill / Pendidikan
a
pemeriksaan berkala Kesehatan Jiwa Sekolah/madrasah, internet
• Deteksi dini tumbuh kembang a sehat
Pemberian Tablet Tambah Darah bagi e. Pencegahan NAPZA termasuk merokok
a f. Pencegahan kekerasan dan cedera termasuk
peserta didik putri
pencegahan bencana
P3K dan P3P a g. Pencegahan penyakit tidak menular
Konseling a h. Pencegahan IMS dan HIV AIDS
Pembinaan Pengelolaan sanitasi sekolah i. Pencegahan COVID-19 (pencegahan COVID-19,
a adaptasi kebiasaan baru)
Lingkungan Pemanfaatan pekarangan sekolah
Sehat
a Untuk TK/RA pendidikan kesehatan yang
Pemberantasan sarang nyamuk a dimaksud terdiri dari materi :
a. Gizi seimbang
Pembinaan kantin dan PKL sekitar a b. Kebersihan diri/lingkungan
sekolah c. Pencegahan kekerasan
Penerapan Kawasan tanpa rokok, d. Dll
a 2. Materi yang diberikan disesuaikan dengan prioritas
narkoba, kekerasan, dan pornografi
daerah
3. Terdapat dokumentasi materi dan foto kegiatan

114 Pengelolaan UKS di SMA Pengelolaan UKS di SMA 115


1.3 Pendidikan jasmani Cukup Jelas. 1.4 Sekolah/Madrasah Kader kesehatan sekolah/madrasah adalah peserta
dilaksanakan secara Pada masa pandemi, sekolah/madrasah melaksanakan pembinaan didik yang telah mendapatkan orientasi tentang
kurikuler menganjurkan pendidikan jasmani dilaksanakan kader kesehatan Sekolah/ kesehatan, ditugaskan untuk membantu pelaksanaan
melalui kegiatan aktifitas fisik minimal 30 menit/ Madrasah kegiatan UKS/M di sekolah/madrasah, melaporkan
hari di rumah dengan pemantauan orang tua dan kegiatan yang telah dilaksanakan dan memberikan
dilaporkan ke masing-masing guru kelas. informasi serta mendorong teman sebaya untuk
Atau latihan dengan baik, benar, terukur dan teratur ikut berperilaku sehat. Kader kesehatan sekolah/
dengan intensitas ringan-sedang. madrasah dapat terdiri dari duta gizi, duta
B Penilaian Standar kebersihan, jumantik, detektif kantin, konselor
sebaya, dokter kecil, PIKR, PMR, dll
1.1 Dipenuhinya strata Seluruh indikator pada strata minimal telah terpenuhi
Pembinaan kader kesehatan sekolah/madrasah
minimal
1.2 Pendidikan jasmani dan Kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud : 1. Terjadwal dan dilaksanakan minimal 1 kali / bulan.
kesehatan dilaksanakan 2. Terdapat pembagian tugas untuk kader dan guru
1. Adanya ekstrakurikuler olahraga/bela diri atau
secara ekstrakulikuler pembina.
kesenian/ kegiatan lainnya yang bersifat aktifitas
(khusus untuk SD/MI, fisik. 3. Terdapat 10% kader kesehatan sekolah/madrasah.
SMP/MTS, SMA/SMK/MA) 4. Selama pembelajaran jarak jauh, kegiatan
2. Terjadwal dan dilaksanakan rutin 1 kali seminggu.
pembinaan kader kesehatan sekolah/madrasah
3. Semua siswa (kecuali tingkat akhir) memilih
dilaksanakan melalui pembelajaran jarak jauh
kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat aktifitas fisik
terjadwal.
minimal 1 jenis.
4. Selama pembelajaran jarak jauh, ekstrakurikuler
pendidikan jasmani dilaksanakan di rumah sesuai 1.5 Sekolah/Madrasah Kegiatan CTPS (Cuci tangan pakai sabun) yang
protokol kesehatan dan dilaporkan ke masing- melaksanakan kegiatan dilaksanakan sebagai berikut :
masing guru kelas. CTPS bersama 1. Terjadwal dan dilaksanakan rutin minimal 1 kali/
1.3 Sekolah/Madrasah Sekolah/madrasah melaksanakan kegiatan literasi minggu.
melaksanakan literasi kesehatan 2. Dilaksanakan oleh seluruh peserta didik di sekolah/
dengan materi kesehatan 1. Terjadwal dan dilaksanakan rutin minimal 2 kali / madrasah.
(khusus untuk SD/MI, bulan. 3. Dilaksanakan sebelum kegiatan makan/sarapan
SMP/MTS, SMA/SMK/MA) bersama.
2. Materi kesehatan yang digunakan bisa Buku
Rapor Kesehatanku atau buku bertopik kesehatan 4. Bagi sekolah/madrasah yang melakukan
lainnya. pembelajaran tatap muka, kegiatan CTPS
3. Dilaksanakan oleh masing masing kelas. dilaksakan setiap hari mulai dari gerbang, saat
KBM, sebelum makan, setelah dari toilet, setelah
4. Materi literasi kesehatan didiskusikan dengan
selasai KBM dll sesuai kebutuhan.
orangtua/wali peserta didik dibuktikan dengan
paraf orang tua/wali di buku rapor kesehatan/log 5. Bagi sekolah/madrasah yang melaksanakan
book. pembelajaran jarak jauh, dilakukan kegiatan
penerapan pembiasaan praktik CTPS di rumah.
5. Selama pembelajaran jarak jauh, kegiatan literasi
kesehatan dilaksanakan melalui pembelajaran jarak
jauh terjadwal.

116 Pengelolaan UKS di SMA Pengelolaan UKS di SMA 117


1.6 Sekolah/Madrasah Pelaksanaan sarapan bersama bergizi seimbang 1.4 Pendidikan kesehatan Pendidikan kesehatan (kespro, napza, kesehatan
melaksanakan sarapan 1. Terjadwal dan dilaksanakan minimal 1 kali/minggu. terintegrasi dengan mata lingkungan, gizi, dll)
bersama dengan gizi pelajaran lain 1. Terintegrasi mata pelajaran / sesi guru BK / sesi
2. Dokumentasi/ ada ceklis.
seimbang guru kelas dll.
3. Bagi sekolah/madrasah yang menggunakan
katering : ada jadwal katering bergizi seimbang. 2. Tercantum di RPP mata pelajaran yang
4. Selama pembelajaran jarak jauh, kegiatan sarapan terintegrasi.
bergizi seimbang dilaksanakan di rumah. Kegiatan D Penilaian Paripurna
dilakukan dengan pemantauan orang tua. Orang 1.1 Dipenuhinya strata Seluruh indikator pada strata optimal telah terpenuhi
tua/peserta didik melaporkan kegiatan ke masing- optimal
masing guru kelas (berupa laporan lisan/foto jika 1.2 Penerapan pendidikan Memenuhi standar 5 nilai utama pendidikan
memungkinkan) karakter dan 1. Religiusitas;
1.7 Sekolah/Madrasah Pelaksanaan kegiatan sikat gigi bersama keterampilan hidup sehat
2. Nasionalisme;
melaksanakan kegiatan 1. Terjadwal dan dilaksanakan minimal 1 kali/minggu. (khusus untuk SD/MI,
sikat gigi bersama 3. Kemandirian;
2. Dilaksanakan setelah kegiatan makan/sarapan SMP/MTS, SMA/SMK/MA)
4. Gotong royong;
bersama.
5. Integritas.
3. Selama pembelajaran jarak jauh, peserta didik
melaksanakan sikat gigi bersama di rumah dengan Siswa memiliki karakter dan keterampilan hidup
pemantauan orang tua. Orang tua/peserta didik sehat
melaporkan kegiatan ke masing-masing guru kelas 1. Tidak ada kasus bullying, merokok, membolos di
(berupa laporan lisan/foto jika memungkinkan). sekolah/madrasah.
C Penilaian Optimal 2. Tidak ada perkelahian di sekolah/madrasah atau
1.1 Dipenuhinya strata Seluruh indikator pada strata standar telah terpenuhi antar sekolah/madrasah.
standar 1.3 Adanya forum komunikasi Terdapat forum komunikasi pendidik dan konselor
1.2 Sekolah/Madrasah Pelaksanaan peregangan di antara jam pelajaran pendidik dan konselor sebaya 1 kali/bulan.
melakukan peregangan di 1. Terjadwal dan dilaksanakan minimal 1 kali/hari. sebaya (khusus untuk Selama pembelajaran jarak jauh, kegiatan dilakukan
antara jam pelajaran SMP/MTS DAN SMA/ secara daring.
2. Dilaksanakan di antara jam pelajaran. SMK/MA)
3. Selama proses pembelajaran jarak jauh, kegiatan 1.4 Melibatkan orang tua Dilaksanakan minimal 2 kali/tahun.
peregangan diantara jam belajar dilaksanakan di dalam pendidikan Selama pembelajaran jarak jauh, kegiatan dilakukan
rumah minimal setiap 2 jam. kesehatan secara daring.
1.3 Sekolah/Madrasah Pelaksanaan tes kebugaran :
melakukan tes kebugaran 1. Terjadwal dan dilaksanakan minimal 1 kali/tahun
(khusus untuk SD/MI,
2. Dilaksanakan oleh seluruh siswa mulai dari kelas 4
SMP/MTS, SMA/SMK/MA)
SD/MI
3. Selama proses pembelajaran jarak jauh, tes
kebugaran dilakukan secara mandiri oleh peserta
didik sesuai arahan dari guru. Hasil tes kebugaran
mandiri dilaporkan ke guru.

118 Pengelolaan UKS di SMA Pengelolaan UKS di SMA 119


2 PELAYANAN KESEHATAN 1.2 Sekolah/Madrasah Dilaksanakan untuk SD/MI
A Penilaian Minimal membantu pelaksanaan 1. Sekolah/madrasah berkoordinasi dengan
imunisasi anak Sekolah/ Puskesmas.
1.1 Sekolah/Madrasah 1. Sekolah/madrasah berkoordinasi dengan madrasah (khusus untuk 2. Dilaksanakan bagi peserta didik kelas 1, 2 dan 5
memfasilitasi puskesmas Puskesmas. SD/MI) SD/MI.
melaksanakan 2. Membantu pelaksanaan minimal 1 kali/ tahun.
penjaringan kesehatan 3. Pelaksanaan imunisasi anak sekolah/madrasah
3. Sekolah/madrasah melakukan :
dan pemeriksaan berkala pada masa pandemi COVID - 19 dilaksanakan
• penilaian status gizi : pengukuran tinggi badan di sekolah/madrasah atau Puskesmas atau
(khusus untuk SD/MI,
dan berat badan Puskesmas keliling dengan janji temu dengan
SMP/MTS, SMA/SMK/MA)
• pemeriksaan tekanan darah. penerapan protokol kesehatan.
• Memfasilitasi (menggandakan, membagi dan
Sekolah/Madrasah 1. Sekolah/madrasah berkoordinasi dengan
mengumpulkan) kuesioner pemeriksaan.
memfasilitasi puskesmas Puskesmas.
• Melakukan pemeriksaan tajam penglihatan
dalam pemberian vitamin 2. Dilaksanakan 2 kali/tahun (Setiap Februari dan
menggunakan snellen chart / E thumbling.
A kepada peserta didik Agustus)
• (KHUSUS SMA/SMK/MA) pengukuran lingkar
(khusus untuk TK/RA) 3. Pada masa pembelajaran jarak jauh ,kegiatan
perut.
Untuk seluruh peserta didik pemberian vitamin A tetap dilakukan sesuai
dengan bulannya, melalui posyandu sesuai
4. Selama pembelajaran jarak jauh kegiatan
kebijakan daerah setempat dan dilaksanakan
penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala
dengan menerapkan protokol kesehatan atau
sesuai protokol kesehatan.
melalui janji temu di Puskesmas. Orang tua
5. Bagi sekolah/madrasah yang dibuka pada masa
melaporkan kegiatan ke guru kelas.
pandemi COVID-19 dilakukan pemantauan
1.3 Sekolah/Madrasah Bagi SD/MI Pemeriksaan yang dilakukan meliputi
kesehatan bagi seluruh warga satuan pendidikan
memeriksa kebersihan kuku, rambut, pakaian.
sebelum memasuki sekolah/madrasah dan
diri peserta didik (khusus Bagi TK/RA Pemeriksaan yang dilakukan meliputi
dilakukan pemantauan kesehatan secara visual
untuk TK/RA dan SD/MI) gigi, kuku, kulit, telinga dan hidung.
selama KBM oleh tim kesehatan sekolah/
madrasah. Pemeriksaan dilaksanakan :
6. Selama adaptasi kebiasaan baru, sekolah/ 1. Terjadwal dan dilaksanakan 1 kali /minggu.
madrasah bekerjasama dengan puskesmas dalam 2. Dilaksanakan bagi seluruh peserta didik.
melaksanakan deteksi dini masalah kesehatan jiwa 3. Tersedia pencatatan dan pelaporan.
pada anak menggunakan kuesioner. 4. Selama masa pembelajaran di rumah, pemantauan
Sekolah/Madrasah 1. Sekolah/madrasah berkoordinasi dengan dilaksanakan oleh orang tua , dan dilakukan
memfasilitasi puskesmas Puskesmas pengecekkan laporan orang tua oleh guru.
melaksanakan deteksi dini 2. Membantu pelaksanaan minimal 1 kali/ tahun B Penilaian Standar
tumbuh kembang (khusus Untuk seluruh peserta didik
1.1 Dipenuhinya standar Jelas
untuk TK/RA)
3. Pada pembelajaran jarak jauh, deteksi tumbuh minimal
kembang dilakukan oleh orang tua menggunakan
buku KIA

120 Pengelolaan UKS di SMA Pengelolaan UKS di SMA 121


1.2 Sekolah/Madrasah 1. Terdapat jadwal piket pelayanan P3K dan P3P di C Penilaian Optimal
melaksanakan pelayanan ruang UKS/M 1.1 Dipenuhinya strata Jelas
P3K (pertolongan 2. Terdapat pencatatan siswa yang sakit dan standar
pertama pada penanganan/obat yang diberikan 1.2 Sekolah/Madrasah 1. Dilaksanakan oleh guru BK / guru kelas / guru
kecelakaan) dan P3P 3. Selama proses pembelajaran jarak jauh, orang tua melaksanakan layanan lainnya yang ditunjuk dan terlatih kepada peserta
(pertolongan pertama melaporkan ke Sekolah/madrasah jika peserta konseling (khusus untuk didik.
pada penyakit) didik mengalami sakit SD/MI, SMP/MTS DAN 2. Terdapat pencatatan siswa yang dikonseling.
1.3 Sekolah/Madrasah Terdapat pencatatan penanganan rujukan yang SMA/SMK/MA) 3. Selama pembelajaran jarak jauh, konseling
melibatkan Puskesmas melibatkan Puskesmas dilakukan secara daring.
dalam penanganan
1.3 Kader kesehatan 1. Dilaksanakan oleh kader kesehatan terlatih
rujukan jika diperlukan
melakukan konseling konseling
1.4 Sekolah/Madrasah 1. Sekolah/madrasah berkoordinasi dengan sebaya (khusus untuk 2. Terdapat pencatatan teman sebaya yang
membantu pemberian Puskesmas untuk pemberian tablet tambah darah SMP/MTS DAN SMA/ dikonseling
tablet tambah darah (TTD). SMK/MA) 3. Hasil dilaporkan ke guru UKS/M
(TTD) bagi remaja Putri 2. Dilaksanakan terjadwal dan dilaksanakan 1 kali/
(khusus untuk SMP/MTS 4. Selama pembelajaran jarak jauh, kader kesehatan
minggu.
DAN SMA/SMK/MA) melakukan konseling sebaya dilakukan secara
3. Dilaksanakan setelah makan bersama.
daring.
4. Sekolah/madrasah melakukan pencatatan dan
D Penilaian Paripurna
pelaporan pemberian tablet tambah darah (TTD)
beserta dokumentasi foto kegiatan. 1.1 Dipenuhinya strata Jelas
5. Selama pembelajaran jarak jauh : optimal
• Membagikan tablet tambah darah dengan janji 1.2 Sekolah/Madrasah 1. Sekolah/madrasah memberitahukan kepada orang
temu di sekolah/madrasah bila TTD tersedia menindaklanjuti hasil tua peserta didik yang memiliki masalah kesehatan
atau menyarankan peserta didik mengambil di penjaringan dan berdasarkan hasil penjaringan kesehatan dan
Puskesmas dengan janji temu dengan petugas pemeriksaan berkala pemeriksaan berkala.
puskesmas atau menyarankan peserta didik (khusus untuk SD/MI, 2. Sekolah/madrasah melaksanakan rekomendasi
membeli secara mandiri di apotik SMP/MTS DAN SMA/ Puskesmas terkait hasil penjaringan kesehatan dan
SMK/MA) pemeriksaan berkala.
• Sekolah/Madrasah menyarankan peserta didik
minum TTD setelah sarapan. Kegiatan dilakukan 3. Sekolah/madrasah melaksanakan inovasi kegiatan
di rumah dan dokumentasi dilaporkan ke guru sesuai masalah kesehatan terbanyak berdasarkan
kelas masing-masing. hasil penjaringan kesehatan dan pemeriksaan
Sekolah/Madrasah 1. Sekolah/madrasah berkoordinasi dengan berkala.
memberikan obat cacing Puskesmas. 4. Jika ditemukan masalah kesehatan yang
(khusus untuk TK/RA dan 2. Dilaksanakan minimal 1 kali setiap tahun. membutuhkan tindak lanjut, dilakukan mekanisme
SD/MI) rujukan dengan menerapkan protokol kesehatan.
3. Dilaksanakan untuk seluruh peserta didik.
4. Selama pembelajaran jarak jauh, pemberian obat
cacing dapat diberikan di Sekolah/madrasah
melalui janji temu dengan guru/petugas kesehatan
dan tetap menerapkan protokol kesehatan.

122 Pengelolaan UKS di SMA Pengelolaan UKS di SMA 123


Sekolah/Madrasah 1. Sekolah/madrasah memberitahukan kepada orang 1.4 Sekolah/Madrasah 1. Saluran drainase permanen dan terbuka serta
menindaklanjuti hasil tua peserta didik yang memiliki masalah kesehatan memiliki saluran drainase tersambung ke drainase umum
Deteksi Dini Tumbuh berdasarkan hasil deteksi dini tumbuh kembang. 2. Tidak ada air yang tergenang di saluran drainase
Kembang (khusus untuk 2. Sekolah/madrasah melaksanakan rekomendasi (kering/mengalir)
TK/RA) Puskesmas terkait hasil deteksi tumbuh kembang 1.5 Sekolah/Madrasah Sekolah/madrasah melaksanakan pemberantasan
peserta didik. melaksanakan sarang nyamuk
3. Sekolah/madrasah melaksanakan inovasi kegiatan pemberantasan sarang 1. Terjadwal dan dilaksanakan 1 kali/minggu.
sesuai masalah kesehatan terbanyak berdasarkan nyamuk 2. Melibatkan jumantik.
hasil deteksi dini tumbuh kembang peserta didik.
3. Kegiatan tercatat dan dilaporkan.
1.3 Menurunnya jumlah hari 1. Terdapat penurunan jumlah hari tidak masuk
1.6 Sekolah/Madrasah 1. Sekolah/madrasah memiliki kantin permanen.
tidak masuk sekolah/ sekolah/madrasah karena sakit tahun ini
memiliki kantin 2. Kondisi kantin Sekolah/madrasah bersih.
madrasah karena sakit dibandingkan dengan tahun sebelumnya
3. Kantin jauh dari tempat pembuangan sampah dan
2. Jumlah hari sakit tidak melebihi 5% dari total hari
toilet (sumber pencemaran).
masuk sekolah/madrasah.
4. Bagi sekolah/madrasah yang melakukan
1.4 Peserta didik memiliki Minimal 60% peserta didik memiliki status gizi baik
pembelajaran tatap muka (masa transisi) atau
status gizi baik (Indeks Massa Tubuh berdasarkan umur)
tidak memungkinkan : kantin ditutup.
5. Bagi sekolah/madrasah yang melakukan
3 PEMBINAAN LINGKUNGAN SEKOLAH/MADRASAH SEHAT pembelajaran tatap muka (masa adaptasi
kebiasaan baru) kapasitas 50% dan sesuai protokol
A Penilaian Minimal kesehatan.
1.1 Sekolah/Madrasah 1. Air yang layak : tidak berasa, berbau dan berwarna 1.7 Sekolah/Madrasah Sekolah/madrasah memiliki lahan/ruang terbuka
dengan sumber air layak, 2. Tersedia air minimal 15 liter/orang/hari memiliki lahan/ruang untuk penghijauan
tersedia di lingkungan 3. Tersedia tempat penyimpanan air yang tertutup terbuka hijau
sekolah/madrasah dan 4. Tersedia sepanjang waktu 1.8 Sekolah/Madrasah Setiap kelas memiliki tempat sampah tertutup
cukup jumlahnya memiliki tempat sampah
1.2 Sekolah/Madrasah 1. Setiap kelas memiliki tempat cuci tangan yang tertutup
dengan tempat cuci 2. Setiap tempat cuci tangan tersedia air mengalir 1.9 Sekolah/Madrasah Sekolah/madrasah memiliki tempat pembuangan
tangan dengan sabun dan dan sabun memiliki tempat sampah sementara yang permanen, tertutup dan
air mengalir 3. Tempat cuci tangan mudah dijangkau oleh peserta pembuangan sampah mudah dibersihkan
didik sementara tertutup
1.3 Sekolah/Madrasah 1. Toilet sekolah/madrasah terpisah antara toilet laki- 1.10 Ruang kelas dalam 1. Semua ruang kelas di sekolah/madrasah dalam
memiliki toilet dengan laki dan toilet perempuan keadaan baik kondisi bersih.
kondisi baik dan terpisah 2. Tersedia air bersih dan sabun 2. Ruang kelas memiliki ventilasi udara memadai.
3. Tersedia tempat sampah tertutup
3. Ruang kelas memiliki pencahayaan memadai.
4. Toilet sekolah/madrasah tidak licin dan tidak
terdapat genangan air 4. Bagi sekolah/madrasah yang dibuka pada masa
5. Toilet sekolah/madrasah memiliki ventilasi dan pandemi COVID-19 dilakukan desinfeksi rutin
penerangan yang cukup minimal 2 kali/hari.
6. Kondisi toilet bersih dan tidak berbau 5. Bagi Sekolah/madrasah yang dibuka pada masa
7. Saluran pembuangan menuju septik tank dalam pandemi COVID-19 dilakukan pengaturan meja/
kondisi baik dan tidak bocor bangku berjarak masing masing 1,5 meter.
8. Toilet bisa dikunci

124 Pengelolaan UKS di SMA Pengelolaan UKS di SMA 125


1.11 Sekolah/Madrasah Tercantum di peraturan sekolah/madrasah mengenai: 1.5 Sekolah/Madrasah Sekolah/madrasah menjalankan KTR di Sekolah/
mempunyai aturan KTR, 1. Kawasan Tanpa Rokok contoh larangan merokok, menerapkan KTR madrasah
KTN, KTK, KTP menjual rokok, dll. 1. Tidak ada iklan rokok.
2. Kawasan Tanpa Napza contoh larangan 2. Tidak ada sponsor rokok.
menggunakan obat-obatan terlarang, minum 3. Tidak ada aktifitas merokok.
alkohol dll.
4. Tidak ada tempat khusus merokok.
3. Kawasan Tanpa Kekerasan : contoh larangan
5. Tidak ada puntung / bekas asap/abu rokok.
berkelahi, bulying dll.
4. Kawasan Tanpa Pornografi : contoh larangan mem- 6. Ada tanda kawasan tanpa rokok / larangan
baca dan menyebarkan hal terkait pornografi dll. merokok.
B Penilaian Standar 7. Ada regulasi / peraturan Sekolah/madrasah terkait
rokok
1.1 Dipenuhinya strata minimal Jelas
8. Ada edukasi / KIE mengenai bahaya rokok.
1.2 Sekolah/Madrasah Sekolah/madrasah memiliki rasio toilet sesuai standar C Penilaian Optimal
memiliki rasio toilet kesehatan untuk peserta didik (Permendikbud
sesuai dengan standar 24/2007) yaitu: 1.1 Dipenuhinya strata Telah memenuhi strata standar
(Permendikbud 24/2007) standar
1 :60 siswa laki-laki
1.2 Sekolah/Madrasah Sekolah/madrasah menanam berbagai tanaman
1 : 50 siswa perempuan
memanfaatkan pangan : tanaman obat, sayur dan buah.
1.3 Sekolah/Madrasah memi- Setiap kelas memiliki tempat sampah tertutup dan pekarangan Sekolah/
liki tempat sampah terpilah terpilah di sekolah/madrasah madrasah dengan
1.4 Sekolah/Madrasah 1. Kantin sehat memenuhi persyaratan : menanam tanaman obat
memiliki kantin sehat a. Makanan/minuman yang dijual bebas dari dan pangan
(khusus untuk SD/MI, kontaminasi fisik, kimia dan biologi dibuktikan 1.3 Sekolah/Madrasah 1. Sekolah/madrasah melakukan pengurangan
SMP/MTS, SMA/SMK/MA) secara organoleptik (dilihat, dirasa, dicium) dan melakukan 3R (Reduce, sampah.
seleksi makanan yang dijual. Reuse, Recycle) 2. Sekolah/madrasah melakukan pengomposan.
b. Terdapat tempat penyimpanan makanan/
minuman yang tertutup dan bebas vektor 3. Sekolah/madrasah memanfaatkan sampah yang
penyakit. dapat didaur ulang. dimanfaatkan menjadi barang
c. Peralatan yang digunakan bersih, disimpan lainnya yang berguna.
di tempat tertutup, foodgrade, bebas vektor 1.4 Tersedia toilet MKM 1. Tersedia pembalut di toilet perempuan.
penyakit. (khusu untuk SD/MI, SMP/ 2. Tersedia cermin seukuran tubuh di toilet
d. Terdapat tempat cuci tangan dan cuci peralatan MTS, SMA/SMK/MA) perempuan.
dengan air mengalir dan sabun. D Penilaian Paripurna
e. Penjamah makanan dalam kondisi sehat, bebas 1.1 Dipenuhinya strata Jelas
dari penyakit menular dibuktikan dengan hasil optimal
pemeriksaan kesehatan.
1.2 Air minum disediakan Sekolah/madrasah menyediakan/ memfasilitasi
f. Makanan/minuman yang dijual bergizi seimbang
oleh Sekolah/madrasah penyediaan air minum yang aman bagi peserta didik
(tidak menjual minuman bersoda, makanan/
minuman yang mengandung gula tinggi, 1.3 Sekolah/Madrasah Sekolah/madrasah memiliki rasio toilet sesuai
makanan berpengawet dan tinggi natrium). memiliki rasio toilet standar kesehatan untuk peserta didik (Kepmenkes
2. Penjamah makanan dan penanggungjawab sesuai dengan standar 1429/2006) yaitu:
kantin telah mengikuti penyuluhan tentang (Kepmenkes 1429/2006) 1 :40 siswa laki-laki
kantin sehat. 1 : 25 siswa perempuan

126 Pengelolaan UKS di SMA Pengelolaan UKS di SMA 127


1.4 Kantin telah mendapatkan 1. Sekolah/madrasah berkoordinasi dengan 4 MANAJEMEN UKS/M
stiker tanda laik higiene Puskesmas untuk mendapatkan: A Penilaian Minimal
sanitasi (khusus untuk a. Orientasi bagi penjamah pangan.
SD/MI, SMP/MTS, SMA/ 1.1 Tersedia buku pegangan Buku pengangan kesehatan antara lain:
b. Pemeriksaan laboratorium sampel pangan.
SMK/MA) kesehatan 1. Buku Penjaskes/olahraga
c. Penilaian laik higiene.
2. Gizi seimbang
2. Hasil penilaian kantin dan laboratorium, semua
3. Kesehatan reproduksi
gerai memenuhi syarat laik higiene (stiker laik
higiene). 4. Kebersihan diri
1.5 Tersedia toilet untuk Terdapat toilet di sekolah/madrasah yang mudah 5. Penularan penyakit
peserta didik yang digunakan oleh disabilitas 6. Kesehatan lingkungan
disabilitas 1. Terdapat pegangan di dalam toilet. 7. 7. Pemanfaatan tanaman obat / pangan
2. Mudah dijangkau peserta didik yang disabilitas. 1.2 Ada penanggung jawab 1. Terdapat struktur organisasi UKS/M di sekolah/
1.6 Sekolah/Madrasah 1. Sekolah/madrasah melakukan pemeriksaan UKS/M madrasah.
bekerja sama dengan kualitas udara. 2. Terdapat guru yang ditunjuk menjadi
puskesmas melakukan 2. Sekolah/madrasah mensosialisasikan hasil penanggungjawab/ pembina UKS/M di sekolah/
pemeriksaan kualitas pemeriksaan kualitas udara. madrasah.
udara dan skrining siswa 3. Skrining siswa perokok dengan CO analyzer. 1.3 Tersedia media KIE Media KIE Kesehatan:
perokok kesehatan 1. Alat peraga.
1.7 Sekolah/Madrasah 1. Sekolah/madrasah mempunyai bank sampah. 2. Poster kesehatan.
bekerjasama dengan 2. Sekolah/madrasah bekerjasama dengan pihak lain 3. Plang himbauan terkait kesehatan.
pihak lain untuk untuk kegiatan bak sampah. 4. Majalah kesehatan.
menyediakan bank
1.4 Tersedia sarana prasarana Sarana dan prasarana olahraga:
sampah
olahraga 1. Lapangan/area yang dapat digunakan untuk
1.8 Sekolah/Madrasah 1. Sekolah/madrasah melakukan pengolahan /
olahraga.
melakukan kegiatan pemanfaatan tanaman obat dan pangan (sayur
2. Peralatan olahraga sesuai kurikulum/ rencana
pengolahan tanaman dan buah) yang ditanam di Sekolah/madrasah.
pembelajaran.
obat dan pangan 2. Sekolah/madrasah memberikan label dan manfaat
1.5 Tersedia dana untuk Sekolah/madrasah mengalokasikan/menggunakan
pada tanaman obat dan pangan (sayur dan buah).
kegiatan UKS/M dan dana BOS atau sumber dana lainnya untuk
3. Selama pembelajaran jarak jauh, sekolah/madrasah
pemeliharaan sanitasi pemeliharaan kebersihan Sekolah/madrasah (toilet,
menganjurkan kegiatan pengolahan tanaman
sekolah/madrasah kelas, dll), penggandaan kuesioner pemeriksaan
obat dan pangan dilakukan oleh peserta didik di
kesehatan, kegiatan UKS/M lainnya.
rumah dengan pemantauan orang tua. Kegiatan
1.6 Terdapat kemitraan 1. Terdapat jadwal kegiatan UKS/M yang disusun
dilaporkan ke guru kelas.
dengan Puskesmas dengan berkonsultasi dengan Puskesmas.
2. Terdapat pembagian tugas di sekolah/madrasah
untuk membantu apabila terdapat pemeriksaan
kesehatan di Sekolah/madrasah.
3. Terdapat pencatatan hasil koordinasi dengan
Puskesmas.

128 Pengelolaan UKS di SMA Pengelolaan UKS di SMA 129


1.7 Terdapat perencanaan 1. Terdapat program kerja UKS/M di Sekolah/ D Penilaian Paripurna
kegiatan UKS/M sekolah/ madrasah 1.1 Dipenuhinya strata Jelas
madrasah 2. Terdapat pencatatan kegiatan UKS/M di Sekolah/ optimal
madrasah 1.2 Sekolah/Madrasah 1. Sekolah/madrasah melakukan pembinaan dan
B Penilaian Standar melakukan pembinaan pengawasan pelaksanaan kegiatan UKS/M minimal
1.1 Dipenuhinya strata Jelas dan pengawasan 1 kali / bulan.
minimal 2. Sekolah/madrasah melakukan evaluasi pencapaian
1.2 Sekolah/Madrasah 1. Tersedia Buku Rapor Kesehatanku. kegiatan UKS.
menggunakan buku rapor 2. Guru UKS/M ikut mengisi buku rapor kesehatanku 3. Sekolah/madrasah melakukan perencanaan
kesehatanku sesuai wewenang (berat badan dan tinggi badan kegiatan UKS berdasarkan hasil evaluasi.
anak, identitas anak). 1.3 Seluruh guru terorientasi 1. Seluruh guru (guru kelas, guru mata pelajaran)
Sekolah/Madrasah 1. Tersedia Buku KIA. UKS/M tersosialisasi UKS/M.
menggunakan Buku KIA 2. Guru UKS/M ikut mengisi buku KIA sesuai 2. Guru kelas membantu pelaksanaan kegiatan
(khusus untuk TK/RA) wewenang (berat badan dan tinggi badan anak, kegiatan UKS/M.
identitas anak). 1.4 Sekolah/Madrasah 1. Tersedia Buku Rapor Kesehatan Lingkungan dan
1.3 Sekolah/Madrasah 1. Terdapat pencatatan hasil konsultasi / koordinasi menggunakan Rapor Buku Rapor Kantin.
melakukan konsultasi / dengan Tim Pembina UKS/M. Kesehatan Lingkungan 2. Sekolah/madrasah mengisi Buku Rapor Kesehatan
koordinasi dengan Tim 2. Dilaksanakan minimal 1 kali /6 bulan. dan Kantin Lingkungan.
Pembina UKS/M 3. Sekolah/madrasah mengisi Buku Rapor Kantin.
1.4 Sekolah/Madrasah 1. Ruang UKS/M memiliki ukuran minimal 12m2. 4. Sekolah/madrasah melakukan tindak lanjut dari
memiliki ruang UKS/M. 2. Ruang UKS/M memiliki peralatan lengkap sesuai hasil penilaian di buku rapor kesehatan lingkungan
standar. dan kantin sekolah/madrasah.
3. Ruang UKS/M memiliki obat-obatan P3K lengkap
sesuai standar.
C Penilaian Optimal
1.1 Di penuhinya strata Jelas
standar
1.2 Adanya kemitraan 1. Terdapat perjanjian kerjasama dengan pihak lain
dengan instansi terkait (selain Puskesmas) terkait UKS/M /peningkatan
perilaku sehat anak dan sekolah/madrasah
(contoh BNN, BPOM, Polri, BKKBN, LSM,
perusahaan, dll).
2. Sekolah/madrasah memetakan kebutuhan UKS/M
untuk ditingkatkan melalui kemitraan dengan pihak
lain.
1.3 Tersedia sarana dan 1. Sekolah/madrasah membuat jalur evakuasi.
prasarana sekolah/ 2. Sekolah/madrasah menentukan titik kumpul jika
madrasah aman bencana terjadi bencana.
3. Sekolah/madrasah memiliki alat untuk
memadamkan api.

130 Pengelolaan UKS di SMA Pengelolaan UKS di SMA 131


Lampiran 3 2. Berikut ini adalah bentuk perilaku hidup bersih dan sehat di

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK sekolah kecuali:


A. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
B. Membuang sampah tidak pada tempatnya
Instrumen penilaian pengetahuan dan sikap peserta didik adalah C. Buang air besar di jamban
penilaian yang dilakukan sebelum kegiatan sekolah sehat dilaksanakan D. Tidak jajan di sembarang tempat
(pretest) dan setelah kegiatan sekolah sehat dilaksanakan (post
test). Pertanyaan dapat disesuaikan sesuai tingkat satuan pendidikan 3. Kapan saja waktu yang diharuskan untuk mencuci tangan sengan

namun tetap mengacu pada kegiatan Trias UKS. sabun dan air mengalir?
A. Setelah buang air besar
Nama :
B. Sebelum makan
Jenis Kelamin :
C. Sebelum tidur
Umur :
D. a dan b benar
Sekolah :
Kelas : 4. Urutkanlah langkah - langkah mencuci tangan di bawah ini:
Tanggal Pengisian : 1. Bersihkan bagian bawah kuku dengan sabun
2. Bilas tangan dengan air bersih dan mengalir
3. Basahi tangan dengan air bersih mengalir
A. Instrumen pengetahuan 4. Gosok sabun ke telapak tangan, punggung tangan dan sela
Lingkari jawaban yang benar pada setiap pertanyaan dibawah ini. jari-jari

1. Apa yang kamu ketahui tentang kegiatan Usaha Kesehatan 5. Keringkan dengan handuk bersih / tisu

Sekolah (UKS)? A. 1, 2, 3, 4, 5
A. Pendidikan kesehatan B. 3, 1, 2, 4, 5
B. Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala C. 3, 4, 1, 2, 5
C. Pembinaan lingkungan sehat D. 4, 1, 3, 2, 5
D. Semua benar
5. Berikut ini manakah yang merupakan masalah gizi yang dapat
terjadi pada remaja:
A. Kegemukan
B. Anemia

132 Pengelolaan UKS di SMA Pengelolaan UKS di SMA 133


C. Kurang Energi Kronis C. Menggunakan celana dalam 1 kali sehari
D. Semua jawaban benar D. A dan b benar

6. Berikut ini adalah praktik baik terkait gizi seimbang, kecuali: 10. Pernyataan tentang menstruasi berikut benar, kecuali:
A. Perbanyak makanan cepat saji A. Menstruasi adalah tanda primer pubertas perempuan
B. Sarapan cukup dengan buah segar B. Tidak boleh keramas pada saat menstruasi
C. Minum tablet tambah darah bagi remaja putri dua kali setahun C. Menggunakan pembalut sekali pakai atau pakai ulang pada
D. Makan buah dan sayur setiap hari saat menstruasi
D. Menstruasi biasanya berlangsung 3-7 hari
7. Berikut adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah anemia,
kecuali: 11. Bagaimana cara mengetahui seseorang yang sudah terinfeksi HIV
A. Minum tablet tambah darah bagi remaja putri AIDS?
B. Makan buah-buahan dan sayuran hijau A. Infeksi HIV tidak bisa diketahui oleh tes apapun
C. Makan daging B. Terlihat melalui penampilan fisik yang kurus
D. Semua benar C. Melalui tes laboratorium
D. Mengalami gejala penyakit kulit
8. Berikut ini adalah pengertian yang tepat tentang kesehatan
reproduksi remaja: 12. Cara menghindarkan diri terhadap HIV AIDS bagi remaja antara
A. Kesehatan yang berhubungan dengan organ reproduksi lain, kecuali:
remaja A. Tidak melakukan hubungan seksual pranikah
B. Kesehatan yang berhubungan dengan risiko perilaku seksual B. Membekali diri dengan informasi mengenai cara
remaja menghindarkan diri dari HIV AIDS
C. Keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial yang C. Menjauhkan diri dari Orang dengan HIV AIDS (ODHA)
berhubungan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi D. Tidak menggunakan NAPZA
remaja
13. Pernyataan tentang Napza di bawah ini benar, kecuali:
D. Keadaan yang berhubungan dengan pubertas remaja
A. Napza adalah Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
9. Bagaimana cara menjaga kebersihan organ reproduksi: B. Stimulan, Depresan dan Halusinogen adalah jenis-jenis Napza
A. Cebok dengan air bersih dari arah belakang ke depan yang menimbulkan banyak risiko
B. Remaja putri mengganti pembalut setiap 4 jam pada saat C. Penggunaan jarum suntik tidak steril dalam penyalahgunaan
menstruasi

134 Pengelolaan UKS di SMA Pengelolaan UKS di SMA 135


Napza dapat menularkan HIV AIDS 18. Pernyataan salah tentang aktifitas fisik yang baik adalah:
D. Napza dapat di gunakan untuk menyelesaikan masalah A. Berolahraga hanya pada jam pelajaran olahraga
remaja B. Membantu orang tua membersihkan rumah
C. Melakukan peregangan di sela jam belajar
14. Berikut ini dampak buruk penyalahgunaan NAPZA, kecuali:
D. Mengikuti ekstrakurikuler beladiri di sekolah
A. Kehidupan sosial memburuk
B. Kerusakan organ vital 19. Upaya peningkatan kesehatan jiwa remaja dapat dilakukan
C. Prestasi meningkat dengan cara – cara berikut, kecuali:
D. Ketagihan A. Meningkatkan harga diri
B. Membiarkan agresivitas
15. Berikut ini adalah penyakit yang bukan termasuk penyakit tidak
C. Mengelola emosi dan perilaku
menular:
D. Melatih keterampilan sosial
A. Kanker
B. Pegal-pegal 20. Berikut ini adalah keterampilan sosial yang perlu dikuasai oleh
C. Hipertensi remaja:
D. Diabetes Melitus A. Berpikir kritis dan kreatif
B. Mengelola emosi dan terampil mengambil keputusan
16. Pencegahan penyakit tidak menular dapat di atasi dengan cara
C. Membina hubungan interpersonal
CERDIK. Pernyataan salah tentang CERDIK adalah?
D. Semua jawaban benar
A. C = Cek kesehatan secara berkala
B. R = Rajin melakukan diet ketat
C. I = Istirahat yang cukup
D. K = Kelola stress B. Instrumen sikap
Pernyataan di bawah ini merupakan kegiatan terkait perilaku
17. Berikut pernyataan yang tepat tentang kekerasan:
kesehatan. Berikanlah tanda ceklist pada skala yang sesuai dengan
A. Kekerasan dapat berupa kekerasan verbal, fisik dan seksual kegiatan yang kamu lakukan yaitu:
B. Kekerasan selalu terjadi pada anak-anak dan perempuan 1. (tidak pernah),
C. Jangan laporkan kasus kekerasan jika di lakukan oleh orang 2. (pernah),
dekat 3. (kadang-kadang),
D. Kekerasan dalam pacaran dapat di selesaikan sendiri 4. (selalu).

136 Pengelolaan UKS di SMA Pengelolaan UKS di SMA 137


No. Kegiatan 1 2 3 4 Lampiran 4
1 Mencuci tangan dengan sabun dan air FORMAT BUKU ADMINSITRASI UKS
mengalir
2 Menyikat gigi minimal 2 kali sehari
3 Menu makan terdiri dari nasi, lauk, sayur dan
1. BUKU INVENTARIS UKS
buah
4 Minum air putih minimal 7-8 gelas sehari KEADAAN
NO TANGGAL NAMA ASAL BANYAKNYA KETE-
5 Melakukan aktifitas fisik 60 menit setiap hari TERIMA BARANG BARANG
BARANG
RANGAN
6 Mengganti celana dalam 2 kali sehari JUMLAH SATUAN BAIK RUSAK

7 BAK dan BAB di Jamban 1

8 Membuang sampah pada tempatnya 2


9 Merokok 3
10 Berani berkata tidak kepada teman yang
mengajak untuk melakukan perilaku berisiko
11 Melakukan bullying
2. BUKU STOK OBAT UKS
12 Mandi dua kali sehari
13 Sarapan sebelum jam 9 pagi NO NAMA OBAT JUMLAH TANGGAL KADALUARSA
MASUK OBAT
14 Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala 1
15 Melakukan hubungan seks 2
16 Menggunakan gawai untuk hal yang tidak
perlu lebih dari 2 jam 3

17 Terlibat perkelahian/ tawuran


18 Membaca informasi kesehatan
19 Menerapkan keterampilan hidup sehat 3. BUKU PENGGUNAAN RUANG UKS
20 Merencanakan masa depan
NO HARI / TANGGAL KEGIATAN PENGGUNA JAM KE TANDA TANGAN
21 Menggunakan masker ketika di luar rumah
1
22 Menjaga jarak
23 Bersalaman tanpa berjabat tangan 2

138 Pengelolaan UKS di SMA Pengelolaan UKS di SMA 139


4. BUKU KASUS KHUSUS UKS 8. BUKU PRESTASI UKS

NO HARI / TANGGAL NAMA KELAS KELUHAN PENANGGULANGAN JAM KE NO JENIS LOMBA TINGKAT TAHUN JUARA KETERANGAN

1 1

2 2

3 3

5. BUKU AGENDA SURAT KELUAR MASUK UKS 9. BUKU PEMBINAAN UKS

NO HARI/ TANGGAL PELAKSANA INSTANSI/ SASARAN HASIL


NO NO. SURAT TANGGAL MASUK/ KELUAR PERIHAL PEMBINA PELAKSANAAN
1 1

2 2

3 3

6. BUKU DAFTAR KADER KESEHATAN REMAJA UKS 10. BUKU DAFTAR HADIR RAPAT PENGURUS UKS
NO HARI / TANGGAL NAMA KEGIATAN KETERANGAN NO HARI/ TANGGAL NAMA JABATAN TANDA TANGAN
1
1
2
2
3
3

7. BUKU DAFTAR PIKET PENGURUS UKS 11. BUKU RUJUKAN UKS

NO HARI / TANGGAL NAMA JABATAN TANDA TANGAN NO HARI/ TANGGAL NAMA KELAS KELUHAN PENANGANAN KETERANGAN

1 1

2 2

3 3

140 Pengelolaan UKS di SMA Pengelolaan UKS di SMA 141


12. BUKU PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH 16. MEDIA KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI (KIE)
NO HARI/ NAMA KELAS UMUR ALAMAT KELUHAN DIAGNOSA TERAPI KET NO JENIS MEDIA JUDUL JUMLAH
TGL
1 1

2 2

3 3

13. BUKU DAFTAR HADIR DOKTER JAGA 17. BUKU KONSULTASI GIZI REMAJA

NO HARI/ TANGGAL NAMA TANDA TANGAN KETERANGAN NO NAMA SISWA TANGGAL KELUHAN GIZI TANDA TANGAN

1 1

2 2

3 3

14. BUKU PEMERIKSAAN GURU DAN KARYAWAN 18. BUKU LAPORAN BULANAN

NO HARI/ TANGGAL NAMA UMUR KELUHAN DIAGNOSA TERAPI NO URAIAN LAPORAN KETERANGAN

1 1

2 2

3 3

15. BUKU KAS UKS 19. BUKU PEMINJAMAN LITERASI UKS

NO HARI/ TANGGAL URAIAN MASUK KELUAR SALDO NO HARI/ NAMA KELAS JUDUL TANGGAL TANGGAL PARAF
TANGGAL BUKU PINJAM KEMBALI
1 1

2 2

3 3

142 Pengelolaan UKS di SMA Pengelolaan UKS di SMA 143


Lampiran 5 Lebih rinci, kronologis pelaksanaan Pembinaan Usaha Kesehatan
Sekolah secara terpadu diperkuat dengan diterbitkannya Surat
SEKILAS PANDANG UKS
Keputusan Bersama (SKB 4 Menteri) antara Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam
Jejak perjalanan Program UKS dimulai pada tahun 1956, yakni ketika
Negeri Republik Indonesia, sebagai berikut:
Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
dan Departemen Dalam Negeri merintis kerja sama dalam bentuk A. Nomor: 0408a/U/1984; Nomor: 319/Menkes/SKB/VI/1984;
Proyek Program UKS Perkotaan di Jakarta dan UKS Pedesaan di Nomor: 74/Th/1984; Nomor: 60 Tahun 1984; tanggal 3 September
Bekasi. 1984, tentang Pokok Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan
Usaha Kesehatan Sekolah.
Selanjutnya pada tahun 1970 dibentuk Panitia Bersama Usaha
Kesehatan Sekolah, antara Departemen Kesehatan dan Departemen B. Nomor: 0372a/P/1989; Nomor: 390a/Menkes/SKB/IV/1989;
Pendidikan dan Kebudayaan yang pada tahun 1980 ditingkatkan Nomor: 140A/Tahun 1989; Nomor 30A Tahun 1989: tanggal 12
menjadi Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Juni 1989 tentang TIM Pembina UKS. Tahun 2003, seiring dengan
dan Menteri Kesehatan, tentang pembentukan Kelompok Kerja Usaha perubahan sistem pemerintahan di Indonesia dari sentralisasi
Kesehatan Sekolah. menjadi desentralisasi dan perkembangan di bidang pendidikan
dan kesehatan maka dilakukan penyempurnaan SKB 4 Menteri
Pada tahun 1982 ditandatangani Piagam Kerja Sama antara Direktur
Tahun 1984 menjadi:
Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan
dan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam C. Nomor: 1/U/SKB; Nomor: 1067/Menkes/SKB/VII/2003; Nomor:
Departemen Agama, tentang Pembinaan Kesehatan anak dan MA/230/A/2003; Nomor: 26 Tahun 2003; Tanggal 23 Juli 2003
Perguruan Agama Islam. tentang Pembinaan dan Pengembangan UKS;

Dalam perjalanannya, sejak tahun 1984 sudah beberapa kali D. Nomor: 2/P/SKB/2003; Nomor: 1068/Menkes/SKB/VII/2003;
diterbitkan Surat Keputusan Bersama seiring dengan perubahan Nomor: MA/230B/2003; Nomor: 4415-404 Tahun 2003: Tanggal
sistem pemerintahan dan perkembangan di bidang pendidikan dan 23 Juli 2003 tentang Tim Pembina UKS Pusat;
kesehatan maka dilakukan penyepurnaan pada tahun 2014 menjadi E. Nomor: 6/X/ PB/2014; Nomor: 73 Tahun 2014; Nomor: 41 Tahun
Peraturan Bersama 4 Menteri, Mendikbud, Menkes, Menag, Mendagri. 2014; dan Nomor: 81 Tahun 2014: tanggal 17 Oktober 2014 tentang
Nomor 6/X/PB Tahun 2014, Nomor 73 Tahun 2014, Nomor 41 Tahun Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/
2014, Nomor 81 Tahun 2014 - Tentang Pembinaan dan Pengembangan Madrasah (UKS/M).
Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M).

144 Pengelolaan UKS di SMA Pengelolaan UKS di SMA 145


KRONOLOGIS TIM PEMBINA UKS SMA

PROGRAM UKS/M

Kementerian
Agama
PERBER 4 UKS/M (REVISI DARI
2019 SKB 4 MENTERI) AKSELERASI UKS

PERBER 4 UKS/M (REVISI DARI


2014
SKB 4 MENTERI)

Kementerian
Kesehatan
PEMBAHARUAN REVISI SKB
2003

Kabupaten/Kota
TP UKS/M Pusat
EMPAT MENTERI

Kecamatan
TP UKS/M

TP UKS/M

TP UKS/M

SMA/MA
Provinsi
WHO MEMPERKENALKAN KONSEP
2000

Pendidikan dan
HEALTH PROMOTING SCHOOL (HPS)

Kementerian

Kebudayaan
PENDIDIKAN KETERAMPILAN

Ditetapkan oleh:
1993

Walikota/
Gubernur
HIDUP SEHAT

Bupati

Camat
PROGRAM ANAK SEHAT
1992

Dalam Negeri
Kementerian
SEKOLAH

PENDAIS/ PPA KUA


KANWIL KEMENAG

KANWIL KEMENAG

KA. PUSKESMAS
KEANGGOTAAN
SKB EMPAT MENTERI,

Ketua TP PKK
Unsur DISDIK
DPD Lainnya

DPD Lainnya

Instansi Lain
1984

BAPPEDA

BAPPEDA

SEKCAM
DINKES

DINKES
DISDIK

DISDIK
SETDA

SETDA
"TRIAS UKS"

KERJASAMA DEPDIKBUD
1973
& DEPKES

KABUPATEN/

KECAMATAN
PROVINSI
PUSAT

KOTA
SEKOLAH SEHAT PILOT
1956
UKS DI BEKASI

146 Pengelolaan UKS di SMA Pengelolaan UKS di SMA 147


FILOSOFI LOGO DAN MARS UKS/M

Logo UKS diciptakan oleh Sekretariat Tim Pembina UKS Pusat pada 2. Arti Logo
tanggal 4 Juli 1985. Pada tanggal 23 Juli 1985 Rapat Tim Pembina UKS
a. Segitiga sama sisi melambangkan lingkaran yang
Pusat telah menyetujui dan disepakati untuk dipakai sebagai logo
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seorang
UKS. Pada Rapat Kerja Nasional II Tim Pembina UKS seluruh Indonesia
anak yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
tahun 1991 di Batu, Jawa Timur, Logo UKS disetujui dan disahkan
Di samping itu, segitiga juga sekaligus melambangkan Trias
menjadi Logo UKS Nasional. Makna dan arti logo UKS adalah seperti
UKS yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan
terlihat pada gambar di bawah ini :
pembinaan lingkungan sekolah sehat.

b. Lingkaran yang terdapat di dalam segitiga melambangkan


keterpaduan dan kegotong-royongan dalam melaksanakan
program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

c. Singkatan UKS, yang sedemikian rupa, yaitu mendatar dan


vertikal melambangkan bahwa Pembinaan Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) adalah usaha yang berkesinambungan yang
tiada henti-hentinya,diberikan kepada semua jenis dan tingkat
pendidikan.

Logo UKS/M tersebut juga telah dilengkapi pula dengan Mars UKS/M
seperti terlampir pada lampiran di bawah ini.

1. Bentuk Logo

Logo Tim pembina UKS, terdiri atas segitiga sama sisi. Di dalam
segitiga tersebut terdapat sebuah lingkaran yang menyinggung
ketiga segitiga itu. Dalam lingkaran tertulis UKS (singkatan dari Usaha
Kesehatan Sekolah). Yang di tulis mendatar dan vertikal dengan huruf
K terletak di tengah-tengah.

148 Pengelolaan UKS di SMA Pengelolaan UKS di SMA 149


. . .

150 Pengelolaan UKS di SMA Pengelolaan UKS di SMA 151


Daftar Pustaka Peraturan Pemerintah,
Reproduksi.
2014. No. 61 Tentang Kesehatan

Permenko PMK, 2018. No. 1 Tentang Rencana Aksi Nasional


Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja.

Permendikbud, 2018. Nomor 36 Tentang Perubahan atas


Amir A., T.M (2009). Inovasi Pendidikan melalui Problem Based
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59
Learning: Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/
Era Pengetahuan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Madrasah Aliyah.
Direktorat PSMA (2016). Naskah Model-model Pembelajaran.
Permendikbud, 2018. Nomor 37 Tentang Perubahan Atas
Jakarta: Kemdikbud.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24
Dobson, A. (2003). Citizenship and the environment. New York: Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Oxford University Press lnc. Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan
Joice, B., Weil, M. & Calhoun, E. (2009). Models of Teaching: Pendidikan Menengah.
Model-Model Pengajaran. Terjemahan oleh Fawaid, A. & Mirza Permendikbud, 2016. Nomor 20 Tentang Standar Kompetensi
A.,2011. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Permendikbud, 2016. No. 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi
Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Pendidikan Dasar dan Menengah
Sandler, R. L. (2013). Environmental virtue ethics. In H. LaFollette Permendikbud, 2016. Nomor 22 Tentang Standar Proses
(Ed.), The international encyclopedia of ethics (pp. 1665– Pendidikan Dasar dan Menengah.
1674). West Sussex: Blackwell Publishing Ltd.
Permendikbud, 2014. Nomor 62 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.
PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Permendikbud, 2014. No. 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Kepramukaan, Jakarta: Direktorat Direktorat Jenderal
Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pendidikan Dasar dan Menengah.

152 Pengelolaan UKS di SMA Pengelolaan UKS di SMA 153


Permendikbud, 2018. Bab V Penggunaan Dana Tentang Petunjuk
Bantuan Operasional Sekolah Jakarta: Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Kemendikbud, 2019. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan


UKS/M, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah.

Kemendikbud, 2019. Pedoman Sekolah Sehat Berkarakter Sekolah


Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Kemendikbud, 2019. Pengarusutamaan HIV di Sektor Pendidikan.

Kemenkes, 2020. Petunjuk Teknis Pembinaan Sekolah/Madrasah


Sehat. Jakarta : Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat.

Kemenkes, 2018. Modul Pendidikan Kesehatan Reproduksi


Remaja. Jakarta : Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat.

Kemenkes, 2018. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja. Jakarta :


Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat.

Permenkes, 2014. No. 82 Tentang Penanggulangan Penyakit


Menular.

Unicef, 2018. Modul fasilitator Aksi Bergizi.

Satgas Penanganan COVID-19, 2020. Pedoman Perubahan


Perilaku COVID-19.

Ikon oleh www.flaticon.com.

154 Pengelolaan UKS di SMA

Anda mungkin juga menyukai