Anda di halaman 1dari 5

PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN MUSIK

TRADISIONAL ACEH DI BANDA ACEH DENGAN PENDEKATAN TEMA


ARSITEKTUR VERNAKULAR
Asri Mulia1 Bustari2 Khairul Huda2
1
Mahasiswa Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
2
Dosen Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
Email: asrimulia24@gmail.com

Abstract
Today, modern music is more in demand compared to traditional music. Whereas in fact, traditional music
has an important role in cultural preservation. And also almost all social activities in the culture of the
community, especially the people of Aceh use music. Also, there are many artists and also students' interests in
traditional music which is not comparable with existing music training facilities in Aceh. Therefore, the design
of the Aceh Traditional Music Training and Development Center has become one of the main support facilities
for artists and enthusiasts of traditional music. Besides, the design of the Aceh Traditional Music Training and
Development Center is expected to be one of the destinations for tourists in the arts.
Themes approach the Design of Aceh's Traditional Music Training and Development Center in Banda Aceh
through Vernacular Architecture. Vernacular architecture takes the design concept which refers to the type of
pure architecture that mentions the cultural elements of the local community.

Keywords: training and development center, traditional music, vernacular architecture

Abstrak
Dewasa ini, musik modern lebih banyak diminati dibandingkan dengan musik tradisional. Padahal pada
hakikatnya, musik tradisional yang memiliki peranan penting dalam suatu kelestarian budaya. Dan juga hampir
semua kegiatan sosial pada budaya masyarakat, khususnya masyarakat Aceh menggunakan musik. Di samping
itu terdapat banyak seniman dan juga minat pelajar terhadap musik tradisional yang tidak sebanding dengan
fasilitas pelatihan musik yang sudah ada di Aceh. Oleh karena itu, perancangan Pusat Pelatihan dan
Pengembangan Musik Tradisional Aceh menjadi salah satu wadah penunjang utama bagi seniman dan para
peminat musik tradisional. Di samping itu perancangan Pusat Pelatihan dan Pengembangan Musik Tradisional
Aceh diharapkan dapat menjadi salah satu destinasi para wisatawan di bidang seni.
Pendekatan tema pada Perancangan Pusat Pelatihan dan Pengembangan Musik Tradisional Aceh di Banda
Aceh melalui Arsitektur Vernakular. Arsitektur Vernakular mengambil konsep perancangan yang konsep
perancangan yang mengacu pada jenis arsitektur murni yang menyebutkan unsur budaya masyarakat setempat.

Kata Kunci: pusat pelatihan, musik tradisional, arsitektur vernakular

1. Pendahuluan Dikutip dari Buku Statistik dan Kebudayaan 2018


oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dalam tabel
Pada dasarnya musik terbagi menjadi dua jenis yaitu berjudul “Jumlah Seniman Gerakan Seniman Masuk
musik tradisional dan musik modern. Musik tradisional Sekolah Tiap Provinsi (2017-2018)”, terlihat bahwa
memilik sifat yang sederhana karena merupakan hasil ketersediaan jumlah seniman di bidang seni musik
bentukan dari budaya masyarakat. Sedangkan musik tergolong cukup banyak.
modern memiliki kecenderungan lebih luwes dan
fleksibel serta melibatkan banyak sekali instrumen yang
sangat beragam. Namun seiring dengan berkembangnya
zaman, musik modern menjadi lebih banyak diminati
dibandingkan dengan musik tradisional. Padahal pada
hakikatnya, musik tradisional yang berperan penting
dalam suatu kelestarian budaya. Berdasarkan Data
Daftar Penerima Fasilitasi Komunitas Budaya di
Masyarakat Tahun 2016 oleh Kemdikbud, terdapat 13
sanggar komunitas yang ada di Aceh. Diantaranya
tersebar mulai dari Kabupaten Aceh Besar, Sabang,
Banda Aceh, Bireuen, Aceh Singkil, Langsa dan Aceh Gambar 1 Grafik jumlah seniman gerakan seniman masuk
Tengah. sekolah tiap provinsi (2017-2018)
Selain terdapat di luar lembaga pendidikan, sanggar- ‘Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka
sanggar pelatihan musik juga dapat dijumpai di pendek yang mempergunakan prosedur sistematis
lingkungan sekolah, universitas maupun lembaga dan terorganisasir dimana pengawai non manajerial
pendidikan lainnya. Dimulai dari tingkat Sekolah Dasar, mempelajari pengetahun dan keterampilan teknis
Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dalam tujuan terbatas’ [3]
sampai dengan Sekolah Luar Biasa mempunyai sanggar Oleh karena beberapa pengertian tersebut, dapat
seni musik yang difasilitasi oleh pihak sekolah sendiri. diambil kesimpulan bahwa pusat pelatihan merupakan
Sesuai data dari situs resmi Kementrian Pendidikan dan sebuah pusat pelatihan adalah sebuah pusat aktivitas
Kebudayaan terdapat 5.494 sekolah yang ada di Provinsi untuk proses pembentukan sikap melalui belajar ataupun
Aceh hingga saat ini. latihan dalam bidangnya dengan melatih sesuatu yang
khusus maupun umum, dengan cara perbuatan, cara
4000 pengajaran, baik belajar serta sebagai tempat untuk
3500 memperkenalkan manfaat dari sebuah objek, yang
3000 bertujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Sedangkan pusat pengembangan menurut KBBI
2500
adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan sesuatu.
2000 Negeri Secara umum berarti pola pertumbuhan, serta perubahan
1500 Swasta secara perlahan (proses evolusi) dan bertahap.
1000
500 2.2 Jenis-jenis alat musik tradisional aceh
0 Aceh mempunyai jenis alat musik tradisional yang
SD SMP SMA SMK SLB beragam, diantaranya:
a. Bereguh
Gambar 2 Grafik jumlah sekolah dasar dan menengah di Termasuk alat musik jenis tiup tradisional yang
provinsi aceh (2020) terbuat dari tanduk kerbau. Penggunaan instumen ini
banyak tersebar di daerah Aceh Besar, Pidie, Aceh
Alat musik tradisional Aceh merupakan suatu hasil Utara.
budaya yang harus tetap dijaga keberadaannya dan perlu b. Bangsi Alas
dilestarikan. Hal ini didasarkan pada ketentuannya dalam Termasuk alat musik jenis tiup tradisional yang
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 mengenai Cagar terbuat dari bambu di daerah Lembah Alas,
Budaya, yang mana didalamnya dijelaskan bahwa Kabupaten Aceh Tenggara.
benda-benda budaya tersebut harus dilestarikan. Karena c. Serunee Kale
menurut ketentuan dalam Pasal 3 UU Cagar Budaya Merupakan alat musik yang strukturnya mirip
menyebutkan bahwa dari kegiatan pelestarian cagar klarinet. Berkembang di daerah Aceh Utara, Pidie
budaya adalah melestarikan warisan budaya bangsa dan Aceh Besar dan juga Aceh Barat. Alat ini juga
kehidupan manusia. dikenal sebagai terompet khas Aceh.
Di samping berfungsi sebagai wadah penunjang d. Tambo
terhadap minat musik masyarakat, Pusat Pelatihan dan Alat musik ini sudah ada sejak zaman dahulu
Pengembangan Musik Tradisional Aceh ini juga kala, digunakan sebagai alat komunikasi tradisional
diharapkan mampu menjadi sarana utama bagi sanggar- untuk menandakan datangnya waktu shalat.
sanggar musik tradisional yang akan menjadi destinasi e. Teganing
bagi wisatawan saat berkunjung ke Provinsi Aceh. Merupakan alat musik pukul yang terbuat dari
Pusat Pelatihan dan Pengembangan Musik ruas bambu pilihan yang biasanya digunakan sebagai
Tradisional Aceh menerapkan pendekatan tema alunan musik pengiring untuk tarian khas Gayo.
arsitektur vernakular dalam perancangannya. Hal ini f. Kecapi Olah
dikarenakan tema arsitektur vernakular sejalan dengan Alat musik ini berkembang di wilayah Alas,
fungsi dan juga aktivitas yang terdapat di dalam Aceh. Dimainkan sebagai alunan musik pengiring
bangunan. Pemilihan tema tersebut diharapkan dapat pada setiap pertunjukan tarian tradisional Aceh di
menjadi potensi sekaligus solusi yang jelas untuk Alas.
mendukung tingkat ketepatan desain serta kenyamanan g. Kecapi Aceh
pengguna. Merupakan alat musik tradisional yang berasal
dari wilayah Tamiang. Alat musik ini dibuat dari
2. Tinjauan pustaka jenis bambu terpilih yang berusia cukup lama.
h. Genggong
2.1 Pusat pelatihan dan pengembangan musik Termasuk alat musik yang idiofon, dimainkan
tradisional aceh secara petikan. Berasal dari bahan bambu, kayu,
Menurut Widodo, pelatihan merupakan sekumpulan pelepah enau dan juga logam.
aktivitas individual dalam tujuan peningkatan keahlian i. Calempong
serta pengetahuan secara sistematis, sehingga peserta Berasal dari daerah Kabupaten Aceh Tamiang.
pelatihan mampu memiliki keahlian yang profesional di Biasanya dimainkan oleh kaum perempuan terutama
bidangnya. [2] yang berusia muda.
j. Rapai
Merupakan alat musik perkusi yang termasuk ke 2.4 Penerapan perancangan akustik pada ruang
dalam kategori frame drum. Cara memainkannya pelatihan musik
ialah dengan dipukul tanpa alat.
k. Taktok Trieng Berikut beberapa penerapan sistem akustik ruang
Terbuat dari bambu. Merupakan alat musik khas yang diterapkan pada ruang-ruang yang memerlukan
Aceh Besar, dan juga Pidie. Dan dimainkan dengan bahan peredam suara di dalamnya:
cara dipukul.
a. Ruang Studio Rekaman
l. Geundrang
Alat musik ini terbuat dari kulit kambing kulit Pada dasarnya ruang ini terbagi menjadi 2, yaitu
nangka, kulit sapi maupun rotan. Alat musik ini biasa control room dan juga tracking room.
dijumpai di daerah Pidie, Aceh Besar dan juga Aceh
Utara. Terbuat dari bambu. Dan dimainkan dengan
cara dipukul.
m. Canang
Alat musik ini dapat ditemukan di Alas, Gayo dan
juga Tamiang. Masyarakat Aceh biasanya
menyebutnya dengan sebutan “Canang Trieng”.
n. Arbab
Terbuat dari dawai, kayu, tempurung kelapa, dan
juga kulit kambing. Arbab digolongkan ke dalam
jenis alat musik gesek.
o. Rebana Kompang Gambar 3 Aksonometri akustik pada
Merupakan alat musik yang aslinya dari daerah ruang studio rekaman
Timur Tengah. Berkembang di daerah Asia Tenggara
seperti halnya Negara Indonesia, Brunei dan juga b. Ruang Pertunjukan Auditorium
Malaysia. Pada ruang ini, terbagi menjadi 2 zonasi,
diantaranya adalah zona stage dan juga zona tribun
2.3 Prinsip perancangan akustik ruang pelatihan penonton.
musik
Terdapat beberapa prinsip perancangan akustik pada
ruang pelatihan musik, antara lain:
Tabel 1 Penataan akustik ruang pelatihan musik
No. Bentuk Tuntutan desain

1. Akustik  Segala bentuk solusi


Eksterior desain untuk menjauhkan
bangunan dari sumber
bising. Seperti penerapan
tata letak bangunan pada
bagian belakang site. Gambar 4 Aksonometri akustik pada
 Jika kondisi kebisingan ruang pertunjukan auditorium
cukup tinggi, haruslah
dibangun pemecah bising c. Ruang Kelas Musik
sejenis barrier. Pada ruang ini, penerapan akustik didukung
 Material yang dipilih pada oleh panel-panel yang mengitari dinding serta plafon
bangunan haruslah dalam pada ruangan.
kondisi yang tingkat
insulasinya tinggi.
2. Akustik  Ruang-ruang pelatihan
Interior haruslah bebas dari
kondisi cacat akustik.
 Karakter dengungan
dalam auditorium haruslah
dalam kondisi ideal.
 Terdapat material
pengerasan suara Gambar 5 Perspektif interior pada kelas
(loudness) yang cukup, musik anak
khususnya di area yang
jauh dengan stage.
3. Tema perancangan Gambar 6 Tingkatan unsur pada ranah arsitektur
vernakular
Istilah vernakular pertama dipaparkan oleh Bernard
Rudofsky pada tahun 1964 melalui eksibisi yang Dapat dilihat bahwa, unsur yang paling dominan
bertema “Architecture without Architects” di Museum of merupakan unsur bentuk (fisik). Dikarenakan unsur
Modern Art (MoMA, New York). Dimana makna bentuk sendiri adalah sarana komunikasi bagi seorang
vernakular berarti “domestik, asli/ murni dan juga juga perancang untuk menyampaikan maksudnya kepada
pribumi”. [4] masyarakat. Oleh karena itu, aplikasi dari bentuk bisa
Menurut Yulianto Sumalyo, pengertian dari diterjemahkan ke dalam wujudnya, warna, tekstur
vernakular adalah bahasa setempat. Dalam dunia maupun proporsi dari bangunannya sendiri.
arsitektur kata vernakular merujuk pada unsur pokok
Perancangan Pusat Pelatihan dan Pengembangan
budaya, kondisi lingkungan serta iklim yang berlaku di
Musik Tradisional Aceh menerapkan tema arsitektur
daerah setempat. Hingga akhirnya dituangkan menjadi
vernakular dengan acuan pokok objek adalah rumoh
bentuk fisik arsitektural yakni denah, struktur, detail
Aceh sendiri. Mengambil beberapa elemen dari rumoh
ornament dan lainnya. [5]
Aceh seperti:
Namun seringkali arsitektur vernakular disamakan
pemahamannya dengan arsitektur tradisional, walaupun a. Urutan perletakan zonasi rumoh Aceh (privat-
memang terdapat hubungan antara keduanya. Pada asal semi privat-publik) diterapkan ke bangunan.
terminologinya, tradisional diartikan sebagai apapun
b. Denah rumoh Aceh yang memiliki orientasi
yang secara turun temurun dari generasi ke generasi.
berupa persegi panjang, yang kemudian
Arsitektur jenis ini juga meliputi rancang bangun para
diterapkan ke desain bangunan.
kelompok elit masyarakat, seperti halnya kuil, istana dan
candi. Sedangkan untuk konsep arsitektur vernakular c. Bagian “kolong” pada rumoh Aceh yang
lebih fokus kepada konteks lokal. Menurut Oliver dalam biasanya digunakan sebagai area berkumpul dan
Gatot Suharjanto, dalam merancang sebuah bangunan, bercengkerama, yang kemudian diterapkan ke
proses ketidaksadaran merupakan karakter utama dari desain bangunan berupa plaza outdoor yang
konsep vernakular. [6] nantinya akan dipergunakan sebagai tempat
Berikut beberapa perbedaan yang terlihat signifikan berdiskusi untuk para seniman dan juga
di antara keduanya: pengunjung.
Tabel 2 Perbedaan arsitektur vernakular dan
tradisional
Arsitektur vernakular Arsitektur tradisional

 Memiliki keselarasan  Masih belum


terhadap kondisi mendapat pengaruh
lingkungan. eksternal.
 Mempertimbangkan  Kondisi adat istiadat
letak lahan. yang melekat. Gambar 7 Plaza Outdoor pada Pusat
Pelatihan dan Pengembangan Musik
 Mempertahankan  Konsep arsitektur
sistem budaya. secara turun temurun. Tradisional
 Disesuaikan dengan  Mengandung wujud
d. Pola layout rumoh Aceh yang khas dengan
pengaruh eksternal. “asli”.
vegetasi yang mengelilingi site dengan tujuan
 Skala bangunan  Skala bangunan
terlindungi dari ancaman hewan buas dan
tergolong tidak tergolong megah.
lainnya, yang kemudian diterapkan ke pola
megah.
layout bangunan. Di mana nantinya berperan
sebagai barrier (pemecah kebisingan).
Pada pemahamannya, terdapat 2 unsur pada ranah
arsitektur vernakular, antara lain: [7]
a. Fisik (Unsur Bentuk)
b. Abstrak (Unsur Makna)

Untuk penjelasannya dapat dilihat pada gambar


berikut ini.

Gambar 8 Layout Pusat Pelatihan dan


BENTUK MAKNA Pengembangan Musik Tradisional

FISIK ABSTRAK e. Anatomi rumoh Aceh berupa tempat


penyimpanan yang terlihat menonjol di bagian
fasadnya, diterapkan ke desain bangunan berupa
secondary skin pada lapisan jendela. Hal ini bisa mewadahi seluruh kegiatan sanggar-sanggar
bertujuan untuk menghalau sinar matahari seni musik di Aceh baik dalam lingkupan formal,
langsung yang masuk ke bangunan. maupun non-formal.
b. Perancangan Pusat Pelatihan dan Pengembangan
Musik Tradisional Aceh menerapkan tema
Arsitektur Vernakular yakni konsep perancangan
yang mengacu pada jenis arsitektur murni yang
menyebutkan unsur budaya masyarakat setempat.
Yang mana beberapa penerapannya didasarkan
pada anatomi dari rumoh Aceh yang
diimplementasikan ke dalam rancangan zonasi,
layout, denah, serta fasad bangunan.

4. Daftar pustaka
[1] Portal Data. (2020). Daftar Mahasiswa Diterima.
Diakses pada 23 April 2020 dalam
https://data.unsyiah.ac.id/mahasiswa-diterima.
[2] Eko, Widodo Suparno. (2015). Manajemen
Pengembangan Sumber Daya Manusia.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Diakses pada 23 April 2020.
[3] Anwar Prabu Mangkunegara. (2013). Manajemen
Gambar 9.10 Konsep secondary skin dan
Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT.
penerapan desainnya pada Pusat
Remaja Rosadakarya. Diakses pada 24 April 2020.
Pelatihan Musik Tradisional
[4] Rudofsky, Bernard. (1964). Architecture without
Architects. New York: Museum of Modern Art.
f. Desain rumoh Aceh dikenal dengan pemenuhan
Diakses pada 27 April 2020.
instalasi udara yang sangat baik, dimana udara
[5] Sumalyo, Yulianto. (1993). Arsitektur Kolonial
bergerak masuk melalui jendela dan juga
Belanda di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada
susunan papan-papan rumah pada bangunan.
University Press. Diakses pada 27 April 2020.
Yang mana hal ini kemudian diterapkan ke
[6] Suharjanto, Gatot. (2011). Membandingkan Istilah
desain bangunan berupa fasad kayu pada lantai 1
Arsitektur Tradisional versus Arsitektur
dan 2.
Vernakular: Studi Kasus Bangunan Minangkabau
dan Bangunan Bali. Jurnal Comtech. 2 (02): 594.
Diakses pada 2 Mei 2020.
[7] Mentayani, Ika, dan Ikaputra (2017). Menggali
Makna Arsitektur Vernakular: Ranah, Unsur, dan
Aspek-Aspek Vernakularitas. Jurnal IPLBI: 6:
(109-116). Diakses pada 10 Mei 2020.

Gambar 11.12 Konsep fasad dan


penerapan desainnya pada Pusat
Pelatihan Musik Tradisional

4. Kesimpulan
Dari hasil penjabaran sebelumnya maka kesimpulan
yang dapat diambil adalah:
a. Perancangan Pusat Pelatihan dan Pengembangan
Musik Tradisional Aceh dibutuhkan di Aceh agar

Anda mungkin juga menyukai