Anda di halaman 1dari 1

Mahasiswa sering dikatakan sebagai penghubung antara pemerintah dengan masyarakat.

Artinya semua aspirasi masyarakat bisa dijadikan bahan perjuangan mahasiwa untuk disampakan
kepada pemerintah terkait akan hak kesejahteraan mereka. Berbicara masalah kesejahteraan,
semua orang pun berhak mendapatkannya, tidak terkecuali mahasiswa. Masalah kesejahteraan
ini yang kerap kali berhubungan erat dengan mahasiswa, diantaranya mengenai perekonomian,
fasilitas di perkuliahan, pelayanan administrasi, akses beasiswa bagi kalangan yang tidak
mampu, dan lain sebagainya. Banyak mahasiswa yang kesehariaannya didukung dengan ekonomi
yang kuat untuk biaya kuliah dan memenuhi kebutuhan sehari-harinya, dan tidak sedikit pula
mahasiswa yang biaya sehari-harinya serba kecukupan sehingga menganggu aktifitas kuliah
mereka. Selain itu ada pula mahasiswa yang dinonaktifkan kuliahnya akibat tidak bisa membayar
SPP, ataupun banyak keluhan mahasiswa akibat kurangnya fasilitas yang mendukung perkuliahan
serta kurang memuaskannya pelayanan administrasi dan sulitnya mendapatkan informasi
beasiswa. Maka disanalah peran penting seorang mahasiswa yang tidak hanya memerjuangkan
aspirasi dan hak kesejahteran masyarakat, tidak pula hanya berkutat dengan pelajaran di kelas
(Study oriented) tetapi bergerak untuk memerjuangkan kesejahteraan mahasiswa itu sendiri.
Sebagai Agent Of Change,  maka para mahasiswa memerlukan sebuah wadah sebagai
tempat untuk menampung aspirasi-aspirasi mereka semua, salah satunya dengan adanya
Lembaga kemahasiswaan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM). Saya sebagai mahasiswa Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB merasakan begitu pentingnya
eksistensi organisasi tersebut. Sebagai organisasi yang berfungsi dalam legislating  (membuat
perundang-undangan), controlling  (pengawasan), dan budgeting (anggaran) yang bergerak
bersama dengan organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), harapannya bisa meningkatkan
kesejahteraan mahasiswa. Terbukti bahwa kinerja DPM khusunya di FMIPA dapat menulusuri
aspirasi-aspirasi mahasiswa FMIPA lewat penyebaran kuesioner ataupun media informasi lainnya,
bisa berisi mengenai masalah perekonomian, kepuasan fasilitas yang mendukung perkuliahan,
pelayanan administrasi, dan lain sebagainya yang nantinya data/ suara dari mahasiswa tersebut
akan dijadikan sebuah acuan untuk diperjuangkan bersama BEM  kepada pihak fakultas atau
pihak lainnya. Dengan fungsi DPM sendiri nantinya informasi itu akan lebih efektif dan efisien
menyebar ke kelas-kelas di fakultas, baik itu mengenai beasiswa, maupun info-info penting
lainnya.
Sebagai lembaga legislatif, DPM berhak memberikan kritik atau saran kepada BEM terkait
program-program lembaga tersebut yang sasaran utamanya untuk kesejahteraan mahasiswa.
Meskipun peran DPM tidak segencar BEM, dalam arti kata dipandang dari segi program-program
kegiatannya, namun DPM berperang penting untuk memberikan kritik dan saran atas
terlaksananya kegiatan BEM sehingga program lain yang akan dijalankan dapat lebih baik,
melakukan pendataan kepada mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut
tentang kepuasan dan manfaat yang mereka dapatkan dengan adanya kegiatan tersebut, serta
DPM pun dijadikan sebagai lembaga yang akan menerima laporan pertanggungjawaban kinerja
BEM selama satu periode. Dari tugas-tugas itu jelaslah bahwa peran DPM mendukung
peningkatan kesejahteraan mahasiswa dan menyampaikan aspirasi mahasiswa yang tentunya
untuk kebaikan bersama. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa efektifitas kinerja DPM pun akan
terlaksana dengan baik dengan adanya respon positif dan tentunya ada kerja sama dari
mahasiswa itu sendiri.
Oleh sebab itu profesionalisme dan efektifitas dari kinerja anggota DPM itu sendiri pun
perlu diperhatikan. Artinya kinerja DPM seharusnya selalu mengikuti jalur yang sudah ditetapkan
sesuai fungsinya. Bergerak menyalurkan dan memerjuangkan aspirasi mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai