Anda di halaman 1dari 1

Agar Pengabdian Kepada Desa Tidak Sekedar Menjadi Proker

Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM sering menjadi tumpuan mahasiswa dalam menyampaikan
gagasan dan menyalurkan pemikiran. Gagasan-gagasan tersebut kemudian diterjemahkan menjadi
program kerja atau proker yang nantinya akan dilaksanakan oleh bidang-bidang yang sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya, mulai dari tingkat fakultas sampai tingkat universitas.

Gagasan yang dituangkan di BEM tersebut tidak lepas juga dari gagasan soal salah dua peranan
mahasiswa yaitu agent of change dan juga social control, yang berarti mahasiswa merupakan agen
perubahan dan pengatur nilai sosial dalam masyarakat. Hal ini selaras juga dengan salah satu Tri
Dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Di banyak BEM peranan mahasiswa
serta nilai Tri Dharma perguruan tinggi tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam program kerja
berupa ”Pengabdian Masyarakat” atau ”Pengabdian Sosial Luar Kampus” yang umumnya
diselenggarakan oleh salah satu bidang BEM, yaitu Bidang Sosial Masyarakat.

Program kerja tersebut biasanya berupa penerjunan mahasiswa untuk mengajar anak-anak di
lingkungan sekitar kampus, penerjunan mahasiswa untuk melakukan aksi sosial atau bakti sosial di
desa atau di masyarakat, sampai kegiatan volunteering yang bersifat universal seperti
membersihkan lingkungan. Kegiatan tersebut dilakukan secara periodik, satu bulan sekali, satu
semester sekali atau satu periode kepengurusan sekali.

Hal itu membuat kegiatan pengabdian tersebut menjadi turun-temurun dilakukan oleh Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang mana pada akhir periode akan dilaporkan di Laporan Pertanggung
Jawaban (LPJ) bidang terkait. Alhasil, lama-kelamaan kegiatan tersebut hanya sekedar menjadi
program kerja wajib atau kegiatan rutin tahunan yang dilaksanakan oleh organisasi, padahal
sebenarnya sangat memungkinkan jika dibuatkan kegiatan yang tersusun untuk jangka panjang atau
bersifat ”sustainable development” yaitu pengembangan yang berkelanjutan kepada desa,
mengingat sumber daya mahasiswa selalu ada setiap tahunnya.

Oleh karena itu kegiatan pengabdian kepada desa harus dimaknai lebih jauh bagi mahasiswa,
dimulai dari hal kecil seperti pergeseran mindset bahwa pengabdian kepada desa bisa menjadi
sebuah kegiatan yang menyenangkan dan memiliki dampak yang dirasakan oleh masyarakat secara
jangka panjang. Jika ingin lebih jauh dari itu dan membuat gerakan penerjunan di masyarakat lebih
bermakna, mahasiswa-mahasiswa yang memiliki ketertarikan terhadap pengabdian atau
pengembangan desa bisa diwadahi dalam organisasi yang memiliki arah gerak pengabdian desa.

Anda mungkin juga menyukai