Anda di halaman 1dari 19

‫بسم الله الرحمن الرحيم‬

‫‪Khutbah Iedul Fithri 1442 H.‬‬

‫‪Meraih Hikmah Ramadlan dengan‬‬


‫‪Menjadi Ikhwan Rasulullah‬‬

‫‪Oleh : Wahyudi KS‬‬

‫لالله ِم ْن ُش ُرْوِر أَنْ ُف ِسنَلا َو‬ ‫لله نَحم ُدهُ و نَستَ ِعي نُهُ ونَستَ غْ ِفرهُ ونَعوذُ بِ ِ‬
‫ْ َ َ ْ ْ َ ْ ُ َ ُْ‬
‫إن الْحم َدِ ِ‬
‫َّ َ ْ‬
‫ضل ْل فَ ََل َا ِلاي َ لَهُ‬
‫ض َّل لَه ومن ي ْ ِ‬ ‫ئلات أَ ْعملالِنَلا‪ ،‬من ي ْه ِد ِه الله فَ ََل م ِ‬ ‫ِمن س يّ ِ‬
‫ُ ََ ْ ُ‬ ‫ُ‬ ‫َْ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ ََ‬
‫َن ُم َح َّم َدا َع ْْ ُدهُ‬ ‫ك لَهُ َوأَ ْش َه ُد أ َّ‬ ‫أَ ْش َه ُد أَ ْن ََل إِلَهَ إَِّل اللهُ َو ْح َدهُ ََل َش ِريْ َ‬
‫ص َحلابِِه ُا َداةِ ْاَلُ َّم ِة َوَم ْن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص ِّل َو َسلّ ْم َعلَى نَِْيِّنَلا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَل ِه َواَ ْ‬ ‫َوَر ُس ْولُهُ اَللَّ ُه َّم َ‬
‫َّ ِ‬
‫الرج ْي ِم‪ :‬يَلاأَيُّ َهلا الذ َ‬
‫ين‬ ‫لان َّ ِ‬ ‫لان اِلَى يَ ْوِم ال ِْقيَ َلام ِة أَعُ ْوذُ بِلالله ِم َن َّ‬
‫الش ْيطَ ِ‬ ‫تَِْع ُهم بِِإ ْحس ٍ‬
‫َ ْ َ‬
‫َء َامنُوا اتَّ ُقوا اللَّهَ َح َّق تُ َقلاتِِه َوََل تَ ُموتُ َّن إََِّل َوأَنْ تُ ْم ُم ْسلِ ُمو َن‬
‫اح َد ٍة َو َخلَ َق ِم ْن َهلا َزْو َج َهلا‬ ‫سوِ‬ ‫ِ‬ ‫َّ ِ‬
‫لاس اتَّ ُقوا َربَّ ُك ُم الذ َخلَ َق ُك ْم م ْن نَ ْف ٍ َ‬ ‫يَلا أَيُّ َهلا النَّ ُ‬
‫وب َّ ِ‬
‫لاءلُو َن بِ ِه َو ْاْ َْر َح َلام إِ َّن اللَّهَ‬ ‫َّ َّ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫لاء َواتَّ ُقوا اللهَ الذ تَ َس َ‬ ‫ث م ْن ُه َملا ِر َج الاَل َكثي ارا َون َس ا‬ ‫ََ‬
‫َكلا َن َعلَْي ُك ْم َرقِيْالا‬
‫ْصلِ ْْ لَ ُك ْم أَ ْع َملالَ ُك ْم َويَغْ ِف ْر‬
‫ين آ ََمنُوا اتَّ ُقوا اللَّهَ َوقُولُوا قَ ْواَل َس ِدي ادا‪ ،‬يُ ْ‬ ‫َّ ِ‬
‫يَلا أَيُّ َهلا الذ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫يملا أمّلا بعد‬ ‫لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َوَم ْن يُط ِع اللَّ َه َوَر ُسولَهُ فَ َق ْد فَ َلاز فَ ْوازا َعظ ا‬
‫ص َّل الله َعلَْي ِه‬ ‫ٍ‬
‫لاب الله‪َ ،‬و َخ ْي َر ال َْه ْد ِ َا ْد ُ ُم َح َّمد َ‬
‫ِ‬ ‫َص َد َق ال ِ ِ ِ‬
‫ْحديْث كتَ ُ‬ ‫َ‬ ‫فَِإ ّن أ ْ‬
‫َو َسلَّ َم َو َش َّر ْاْ ُُم ْوِر ُم ْح َدثلاَتُ َهلا‬
‫‪Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar‬‬
‫‪Ma’asyiral muslimin Rahimakumullah‬‬
‫‪1‬‬
Ramadlan 1442 H. telah berlalu, hari ini 1 Syawwal
1442 H. Gemuruh takbir, tahlil dan tahmid berkumandang
dimana-mana, di seluruh jagad raya alam semesta, bersatu
padu dalam irama membesarkan Allah , memuji dan
mensucikan-Nya, Semua itu adalah, sebagai ungkapan rasa
syukur atas nikmat-Nya yang telah Allah anugerahkan.
Alhamdulillah, kita telah berhasil mengikuti rangkaian ibadah
di bulan Ramadlan sebagai jaminan untuk mendapatkan
ampunan, keridloan dan pahala dari Allah .
Ramadlan yang penuh berkah dan sarat pahala telah
meninggalkan kita, dan boleh jadi itu Ramadlan yang terakhir
untuk kita. Selama sebulan penuh kita dididik dan dilatih untuk
menumbuhkan ikhlash dan ihsan
Dengan Ramadlan Allah memuliakan diantara
hamba-hamba-Nya yang bertaqwa kepada-Nya. Maka
berbahagialah orang-orang yang diterima amal Ramadlannya
dan merugilah mereka yang masih bergelimang dengan noda
dan dosa. Rasulullah bersabda;
‫سلَ َخ‬ َ ‫ َش ِق َي َع ْْد أَ ْي َر َك َرَم‬:‫لال‬
َ ْ‫ضلا َن فَلان‬ َ ‫ فَ َق‬،‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ِ ‫ج‬
َ ‫لاءن َي ج ْْ ِريْ ُل‬َ َ
ِ :‫ت‬
‫ الْخلار‬----" )‫آم ْين (صحيْ لغيره‬ ُ ْ‫ِم ْنهُ َولَ ْم يُغَْف ُر لَهُ فَ ُقل‬
“Jibril datang kepadaku dan berkata; Celaka seorang hamba
yang menjumpai Ramadlan kemudian keluar darinya sebelum ia
diampuni. Maka aku berkata Aamiin. …" (HR. Al Bukhari dalam
Shahih Al Adabul Mufrad, Juz 1. Hal. 245, no. 644)
Celakanya seseorang di bulan Ramadlan, karena ia tidak
mensyukuri momentum emas tersebut, padahal Allah
memberikan kesempatan untuk meraih pahala yang luar biasa.
Antara lain dengan menyempurnakan shaum lahir dan batin,
tadarus Al-Qur’an, shadaqah, shalat tarawih yang berkualitas,
I’tikaf dan zakat fithrah serta amal shalih lainnya.

2
ِ ِ ‫الزوِر والْعمل بِِه والْج ْهل فَ لَي‬
ُ‫ع ََ َع َلامه‬ َ ‫س للَّه َح‬
َ ‫لاجة أَ ْن يَ َد‬ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ُّ ‫ع قَ ْو َل‬ ْ ‫َم ْن لَ ْم يَ َد‬
.)‫ ج‬290 ‫ ص‬/ 02 ‫ ح‬6057 - ‫شرابَهُ (صحيح البخارى‬
َ َ ‫َو‬
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan
perbuatan kotor, dan tidak meninggalkan kebodohan (dengan
mencari ilmu), maka Allah tidaklah membutuhkan padanya,
dalam ia meninggalkan lapar dan dahaganya.” (HR. Al-
Bukhari)
َّ‫س لَهُ ِم ْن قِيَ ِلام ِه إَِل‬ ٍِ َّ ‫ْجوعُ َوُر‬ ِِ ِ ِ
ُ ‫س لَهُ م ْن صيَلامه إَِلَّ ال‬ ٍِ َ ‫ب‬
َ ‫ب قَلائم لَْي‬ َ ‫صلائم لَْي‬ َّ ‫ُر‬
‫الس َه ُر‬
َّ
“Banyak yang berpuasa, tidak ada baginya pahala dari puasanya
selain lapar, dan banyak yang qiyamur Ramadlan (tarawih), tidak
ada baginya pahala dari tarawihnya, kecuali kelelahan.”(HR.
Ibnu Majah, juz 5, hal. 283, no, 1760)
Oleh karena itu, bagi mereka yang merasa tidak sungguh-
sungguh beramal shalih di bulan Ramadlan, hendaklah bertaubat
dan segera memperbaiki amalnya di bulan Syawwal ini dan bulan-
bulan lainnya. Bagi mereka yang sudah mengoptimalkan amal
shaleh di bulan Ramadlan, maka bersyukurlah dan peliharalah serta
tingkatkan terus di bulan Syawal dan bulan-bulan lainnya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar


Ayyuhal ikhwah hafizhakumullah

Ungkapan tahmid, Alhamdulillah yang kita


lantunkan, adalah wujud dari sikap tawadlu kepada Allah Yang
Maha Terpuji. Karena hanya Allah-lah yang paling pantas
mendapat pujian dan sanjungan.
Gema takbir, Allahu Akbar yang kita kumandangkan
penuh kekhusyuan, adalah bukti ketidakberdayaan, kehinaan
dan kecilnya kita di mata Allah . Hanya Allah Yang Maha
Besar, Maha Perkasa dan Maha Bijaksana. Karena itu dengan
puasa kita mengikis sifat-sifat arogan, emosional destruktif
3
dan mengendalikan diri sehingga mematangkan nafsu
muthmainnah. (QS. Al-Fajr : 27-30)
Kalimat tahlil, laa ilaaha illallah, adalah
mengokohkan tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah,
bahwasanya tiada yang patut disembah selain Allah . Tiada
yang patut dimintai pertolongannya selain Allah . Maka
dengan kalimah ini, motivasi pemikiran, pandangan dan
seluruh aktivitas kita hanya karena Allah dan hanya
dipersembahkan kepada Allah semata.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.


Ayuhal ikhwah a’azzakumullah
Hamba-hamba Allah yang senantiasa mengharap
kemuliaan dari Allah

Pandemi Covid-19 telah melanda dunia, lebih dari 200


negara yang terpapar. Sebagian besar umat manusia menjadi
panik dan penuh kekhawatiran. Dampaknya sungguh luar
biasa kepada berbagai lini kehidupan, yang paling terasa
adalah terjadinya krisis ekonomi dimana-mana.
Sebagai seorang muslim, hendaknya kita sadari bahwa
tidak ada sesuatu yang terjadi di muka bumi melainkan dengan
izin Allah . Karena itulah sikap ridla dan selalu berprasangka
baik, hendaknya senantiasa kita miliki. Banyak hikmah di balik
mushibah, tidak sedikit orang-orang yang meninggalkan
maksiat dengan adanya Corona, mereka bertobat dan
meninggalkan kebiasaan buruknya. Dan tidak sedikit orang-
orang yang masuk Islam di masa pandemi ini. Subhanallah wa
bihamdihi.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.


Ayuhal ikhwah a’azzakumullah

4
Diantara hikmah Ramadlan yang dapat kita petik,
adalah kebersamaan kaum muslimin dalam memenuhi
perintah Allah . Sebulan penuh kita shaum bersama,
mengawali dan mengakhiri dengan rukyatul hilal. Di masa
Rasulullah dan para Khalifah yang empat yakni Abu Bakar,
Umar, Utsman dan Ali kebersamaan Ramadlan ini telah
memperkokoh kesatuan dan persatuan muslimin. Karena
mereka hidup terpimpin dengan satu komando seorang
Imaam, yakni Rasulullah yang selama hidupnya 9x bertemu
Ramadlan dan di masa Khalifah sebanyak 29 x Ramadlan.
Hari ini muslimin yang terbentang dari Maroko hinggga
Merauke berjumlah 1,7 Milyar, akan tetapi masih terpecah
belah tidak satu pimpinan. Atas dasar hal tersebut, hendaknya
menjadi agenda utama, membersihkan aqidah kaum muslimin
dari segala bentuk kesyirikan dan merapatkan barisan serta
membangun kesatuan muslimin.
Hamba-hamba Allah yang mengharapkan rahmat dan
ampunan-Nya.
Bila kita menguraikan unsur-unsur kesatuan muslimin
yang terbentang dari Maroko hingga Merauke, setidaknya akan
kita temukan 12 unsur kesatuan muslimin sebagai berikut ;

Pertama, Kesatuan Aqidah,


Bahwa kaum muslimin di mana pun berada, disatukan
dengan ikatan syahadat
‫ول اللَّ ِه‬ َّ ‫أَ ْش َه ُد أَ ْن َلَ إِلَهَ إَِلَّ اللَّهُ َو أَ ْش َهد أ‬
ُ ‫َن ُم َح َّم ادا َر ُس‬
Maka dengan syahadat inilah, dimana pun dan kapan pun kita
menjadi saudara sesama muslim.

Kedua, Kesatuan Ibadah,


Di seluruh persada dunia ini, kaum muslimin disatukan
dengan ibadah yang sama; Shalat lima waktu, shaum wajib di
bulan Ramadlan, zakat fithrah, haji ke baitullah, dan ibadah
lainnya.
5
Ketiga, Kesatuan Uswah /Figur Teladan,
Satu-satunya teladan dan figur terbaik kita adalah Nabi
Muhammad, Rasulullah . Allah telah berfirman :
ِ ِ ‫لَ َق ْد َكلا َن لَ ُكم فِي رس‬
ْ ‫ول اللَّه أ‬
‫ُس َوة َح َسنَة‬ َُ ْ
“Sungguh telah ada bagi kamu pada Rasulullah, teladan yang
baik. “ (QS. Al-Ahzaab : 21)

Keempat, Kesatuan Sejarah.


Kaum muslimin se-dunia, memiliki akar sejarah yang
sama. Kita sepakat, bahwa manusia pertama adalah Nabi Adam
‘alaihissalam, Da’i pertama yang menyeru kepada Tauhid,
adalah Nabi Nuh ‘alaihissalam, Abul Anbiya (bapaknya para
nabi) adalah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, dan Nabi terakhir
yang menjadi rahmat seluruh alam, adalah Nabi Muhammad

Kelima, Kesatuan Jalan


Umat Islam memiliki jalan yang satu, yakni Shirathal
Mustaqiim (jalan yang lurus), atau Sabiilul Mukminin (jalannya
orang-orang mukmin), itulah jalan yang telah ditempuh oleh
para Nabi, Shiddiqin (orang-orang yang benar), Syuhada
(orang-orang yang mati syahid) dan Shalihin (orang-orang
yang shalih).

Keenam, Kesatuan Dustur


Kaum muslimin disatukan dengan undang-undang yang
sama, pedoman hidup yang sama, untuk meraih keselamatan
dan kebahagiaan dunia dan akhirat, yakni dengan Al-Qur’an
dan As-Sunnah. Nabi bersabda :
)‫سنَّ َة نَِْيِّهِ (ملالك‬ ِ ِ ِ َ‫ت فِي ُكم أ َْمريْ ِن لَن ت‬
َ َ‫س ْكتُ ْم بِ ِه َملا كت‬
ُ ‫لاب اللَّه َو‬ َّ ‫ضلُّوا َملا تَ َم‬ ْ َ ْ ُ ‫تَ َرْك‬
5931
“Aku tinggalkan dua pusaka kepada kalian, tidak akan sesat
kalian selama berpegang teguh kepada keduanya, itulah kitab
6
Allah Al-Qur’an dan Sunnah Nabinya” (Al-Muwatha’, Imam
Malik, no. 1395)

Ketujuh, Kesatuan Manhaj, prosedur dan sistem


Nabi telah mengabarkan, bahwa muslimin dari waktu ke
waktu, akan mengalami lima periode kepemimpinan;
1. Kepemimpinan para Nabi; dari Nabi Adam, ‘alaihissalam
sampai Nabi Muhammad .
2. Kepemimpinan Khalifah di atas manhaj kenabian. Mereka
itulah : Abu Bakar, Umar bin Khaththab, Utsman bin Affan,
dan Ali bin Abi Thalib, radliyallahu ‘anhum
3. Kepemimpinan Kerajaan yang menggigit, (Mulkan
‘Adldlan),
4. Kepemimpinan Kerajaan yang sombong (mulkan
Jabariyyah),
5. Nabi menyebut kembali, bahwa muslimin akan mengalami
masa Khalifah yang mengikuti manhaj kenabian
(Musnad Ahmad, juz 30, hal. 355, no. 18406)
Di masa kelima inilah, kaum muslimin telah dijanjikan Nabi ,
akan berproses kembali menuju masa kejayaannya.

Kedelapan, Kesatuan Bahasa


Salah satu di antara keunggulan umat Islam, adalah
memiliki bahasa resmi, yakni Bahasa Arab. Maka selayaknya
seorang muslim belajar Bahasa Arab untuk memahami Islam
dan menjalin komunikasi dan kerja sama dengan muslimin di
berbagai negeri.

Ke sembilan, Kesatuan kiblat


Semua kaum muslimin sepakat, bahwa kiblat
pertamanya adalah Masjidil Aqsha, dan yang kedua adalah
Masjidil Haram. Oleh karena itu menjadi tanggung jawab
bersama kaum muslimin di mana pun berada, memakmurkan
dan menjaganya dari bahaya. Maka terhadap keberadaan Al

7
Aqsha yang kini dijajah oleh Zionis Israel, adalah menjadi
tanggung jawab kita membebaskannya.

Kesepuluh, Kesatuan Pimpinan atau Imaam


Keberadaan Rasulullah adalah sebagai Imaam dalam
shalat, dan sebagai Imaam dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian pula Khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali
radliyallahu ‘anhum sebagai Imaam Shalat dan Imaam dalam
kehidupan berjama’ah sehari-hari. Oleh karena itulah, saat
wafatnya Rasulullah para sahabat membai’at Abu Bakar
sebagai khalifah atau Imaam kaum muslimin, karena tidak mau
menjalani kehidupan tanpa dipimpin Imaam di tengah-tengah
mereka. Karena Allah berfirman dalam QS. Al-Israa’ : 71-72:
َ ِ‫لاس بِِإ َم ِلام ِه ْم فَ َم ْن أُوتِ َي كِتَلابَهُ بِيَ ِمينِ ِه فَأُولَئ‬
‫ك يَ ْق َرءُو َن كِتَلابَ ُه ْم‬ ٍ َ‫يَ ْوَم نَ ْدعُوا ُك َّل أُن‬
‫ض ُّل‬َ َ‫) َوَم ْن َكلا َن فِي َا ِذ ِه أَ ْع َمى فَ ُه َو فِي ْاْل َِخ َرِة أَ ْع َمى َوأ‬15( ‫َوََل يُظْلَ ُمو َن فَتِ ايَل‬
)17( ‫َسِْ ايَل‬
“(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap-tiap
manusia dengan Imam mereka; dan barangsiapa yang
diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka
ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya
sedikitpun. Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini,
niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih
tersesat dari jalan (yang benar).”

Kesebelas, Kesatuan Jama’ah


Komunitas muslimin yang berjama’ah dan dipimpin
oleh seorang Imaam atau Amir, dalam banyak hadits yang
shahih, disebut dengan Jama’atul Muslimin atau Jama’ah
Muslimin. Oleh karena itulah, menghadapi zaman yang penuh
fitnah ini, pesan Rasulullah kepada Hudzaifah bin Yaman,
adalah :
‫ين َوإِ َم َلام ُه ْم‬ ِِ
َ ‫الم ْسلم‬
ُ َ‫لاعة‬
َ ‫تَ ل َْزُم َج َم‬
8
“Tetaplah kamu dalam Jama’ah Muslimin dan Imaam Mereka.”
(Shahih Al-Bukhari, juz 4, hal. 189, no. 3606)

Kedua belas, Kesatuan Tujuan


Setiap muslim adalah wajib meluruskan niatnya dalam
hidup untuk mencapai tujuan hakiki, yakni : Secara vertikal,
kita berharap keridloan, ampunan dan karunia Allah . Dan
secara horizontal, bertujuan untuk mewujudkan kejayaan
Islam dan Muslimin se-dunia.
Kesatuan tujuan ini dapat terwujud apabila kita semua
memfokuskan orientasi hidup kepada kebahagiaan akhirat
dengan menjadikan dunia sebagai ladang amal shaleh. Hal ini
sebagaimana disebutkan dalam QS. Asy-Syuuraa : 20 ;
‫الدنْ يَلا نُ ْْتِِه‬
ُّ ‫ث‬َ ‫ث ْاْل ِخ َرِة نَ ِز ْي لَهُ فِي َح ْرثِِه َوَم ْن َكلا َن يُ ِري ُد َح ْر‬
َ ‫َم ْن َكلا َن يُ ِري ُد َح ْر‬
ٍ ‫ْص‬
‫يب‬ ِ َ‫ِم ْن َهلا وملا لَهُ فِي ْاْل ِخرِة ِمن ن‬
ْ َ ََ
“Barangsiapa yang berorientasi pada kehidupan akhirat, maka
kami akan menambahkan pada kehidupan (dunia)nya. Dan
barangsiapa yang berorientasinya pada kehidupan dunia, maka
kami akan berikan dari dunianya, dan tidak ada bagian baginya
di akhirat nanti”.
Rasulullah bersabda :
‫لاا ٍل بِ ْلاْل ِخ َرِة‬
ِ ‫لالدنْ يلا ج‬ ِ
َ َ ُّ ِ‫ض ُك َّل َعلال ٍم ب‬
ِ
ُ ‫إِ َّن اللَّهَ يُ ْْغ‬
“Sesungguhnya Allah membenci setiap orang yang pandai
urusan dunia (tapi) bodoh urusan akhirat” (HR. Al-Hakim,
Shahih dalam kitab Jaami’ul Ahaadits, juz 41, hal. 258, no.
44833)
Atas dasar-dasar di atas itulah, kita wajib peduli kepada
sesama muslim di manapun berada. Terutama yang sedang
menghadapi ujian berat, seperti di Palestina, Suriah,
Rohingnya, Uighur Cina, Yaman, dan negeri muslim lainnya.
Demikian pula di negeri Indonesia yang kita cintai ini harus
diwaspadai. Adanya pihak-pihak yang anti Islam dan bahkan

9
anti agama apapun, mereka berusaha mengadu domba kaum
muslimin dan memporak-porandakan persaudaraan kaum
muslimin.
Ibadah Ramadlan telah menumbuhkan semangat
kebersamaan, persatuan dan kesatuan. Semangat ini
hendaknya terus kita jaga, sehingga dapat menyelesaikan
berbagai problema umat Islam.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Kaum muslimin yang seiman dan seperjuangan

Allah dengan jelas berfirman dalam QS. Al Hujurat


ayat 10 :
‫َصلِ ُحوا بَ ْي َن أَ َخ َويْ ُك ْم َواتَّ ُقوا اللَّ َه لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْر َح ُمون‬ ِ
ْ ‫إِنَّ َملا ال ُْم ْْمنُو َن إِ ْخ َوة فَأ‬
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu
damaikanlah di antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
Pada ayat ini, sesama mu’min disebut dengan ikhwah,
karena persaudaraan seiman lebih dari persaudaraan biasa.
saudara seiman tidak putus dengan nasab, sedangkan saudara
senasab bisa putus karena beda iman.

Ma 'asyiral muslimin Rahimakumullah

Kita masih prihatin dengan adanya fanatisme golongan,


ashobiyyah dan memonopoli kata ikhwan hanya untuk
kelompoknya, seolah-olah diluar kelompoknya bukan ikhwan
padahal mereka shalat dan zakat. Marilah kita kembalikan
kepada pengertian ikhwan yang sebenarnya,
Rasulullah bersabda :

10
-‫صلى الله عليه وسلم‬- ‫لاب النَِّْ ِّى‬ ُ ‫َص َح‬
ْ ‫لال أ‬
َ ‫لال فَ َق‬ ُ ‫ت أَنِّى لَ ِق‬
َ َ‫يت إِ ْخ َوانِى ق‬ ُ ‫َوِي ْي‬
‫آمنُوا بِى َولَ ْم‬ ِ َّ ِ ِ ِ ْ ‫ أَنْ تُم أ‬:‫لال‬
َ ‫َص َحلابى َولَك ْن إِ ْخ َوانى الذ‬
َ ‫ين‬ ْ َ َ‫ك ق‬َ َ‫س نَ ْح ُن إِ ْخ َوان‬
َ ‫أ ََولَْي‬
‫يَ َرْونِى‬
“Sesungguhnya aku rindu ingin berjumpa dengan ikhwanku.
Maka berkata para sahabat Nabi ; Bukankah kami adalah
ikhwanmu ?, beliau menjawab : Kalian semua adalah sahabat-
sahabatku. Tetapi ikhwanku adalah orang-orang yang beriman
kepadaku, padahal mereka belum pernah berjumpa denganku.”
(HR. Ahmad, juz 26, hal.448,12910)
Dalam QS. At-Taubah : 11 terkait dengan ikhwan
disebutkan sebagai berikut :
‫الزَكلاةَ فَِإ ْخ َوانُ ُك ْم فِي ال ِّدي ِن‬ َّ ‫فَِإ ْن تَلابُوا َوأَقَ ُلاموا‬
َّ ‫الْص ََلةَ َوآَتَ ُوا‬
“Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan
zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu
seagama”.
Berdasarkan ayat ini, seseorang dapat disebut sebagai
ikhwan fid din atau ikhwan fillah, adalah dengan 3 syarat, yakni
Taubat, shalat dan zakat. Bukan suatu kelompok tertentu di
kalangan muslimin.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar


Jama’ah Shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah

Allah telah memberikan kriteria taubat yang benar,


yakni dengan 4 tahapan;
1. Taubat dalam pengertian mohon ampun kepada Allah
dan menyesali atas segala perbuatan yang telah dilakukan,
serta bertekad kuat untuk tidak mengulangnya.
2. Ishlah, yakni melakukan perbaikan atas segala kekeliruan
dan kesalahan serta meningkatkan kualitas amal sholeh
setiap hari.
11
3. I’tishom billah, berpegang teguh kepada Allah , istiqamah
dalam kebenaran.
4. Ikhlash menjalankan Islam, semata-mata hanya untuk Allah
kita beramal, beribadah dan berjuang.
Inilah syarat yang pertama harus dimiliki oleh seorang ikhwan,
yakni taubatan nashuha, taubat yang sebenar-benarnya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar


Para ikhwan dan akhwat yang mengharap perjumpaan
kelak dengan Allah dan Rasul-Nya.

Syarat yang kedua bagi seorang ikhwan, adalah


mendirikan shalat, tidak sekedar mengerjakan dan
menggugurkan kewajiban. Seorang ikhwan akan senantiasa
menjaga kualitas shalatnya dimanapun dan kapanpun. Ada
beberapa ciri shalat yang berkualitas, antara lain :

Pertama, Shalat berjama’ah di awal waktu, hal ini menjadi ciri


utama seorang mu’min adalah, senantiasa mengutamakan
shalat dari urusan lainnya. Sikap bermalas-malasan untuk
shalat adalah ciri orang munafiq, sebagaimana firman Allah
dalam QS. An Nisaa : 142,
... ‫لاس‬ ِ َّ ‫وإِذَا قَلاموا إِلَى‬
َ َّ‫الْص ََلة قَ ُلاموا ُك َسلالَى يُ َراءُو َن الن‬ ُ َ
“Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri
dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di
hadapan manusia”.
ِ َّ ِّ‫فَ ويل لِلْمْصل‬
ُ ‫ص ََلتِ ِه ْم َس‬
‫لااو َن‬ َ ‫ين ُا ْم َع ْن‬
َ ‫ين الذ‬َ َ ُ َْ
“...Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu)
orang-orang yang lalai dari shalatnya,...” (QS. Al Maa’uun : 4-5)
Ibnu Katsir, Al Qurtuby, Ibnu Abbas, Sa’id bin Musayyib,
memberikan penjelasan yang sama tentang ayat ini, bahwa
yang dimaksud dengan “Saahuun, atau Lalai” adalah
mengakhirkan atau menunda-nunda waktu shalat.
12
Demikian pula, jika kita meremehkan dan tidak peduli
dengan panggilan shalat, maka Allah memasukannya kepada
golongan yang tidak berakal, sebagaimana firman-Nya ;
َ ِ‫والا ُا ُزاوا َولَ ِعْالا ذَل‬
‫ك بِأَنَّ ُه ْم قَ ْوم ََل يَ ْع ِقلُون‬ ِ َّ ‫لايي تم إِلَى‬
َ ‫الْص ََلة اتَّ َخ ُذ‬ ْ ُ ْ َ َ‫َوإِذَا ن‬
“Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk shalat, mereka
menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu
adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak berakal.”
(QS. Al Maidah : 58)

Kedua, ciri shalat yang berkualitas adalah “Khusyu”, inilah


yang menjadi ciri utama seorang mukmin yang sukses, yakni
khusyu dalam shalatnya. Karena khusyu inilah, shalat dan
shabar menjadi penolong baginya. (QS. 2 : 45-46)

Ketiga, Shalat seorang ikhwan adalah yang senantiasa


menjaga thuma’niinah. Jumhur ulama sepakat, bahwa
tuma’niinah dalam shalat adalah wajib. Dan menjadi batal
shalatnya, ketika thuma’niinah tidak dilakukan. Sebagaimana
disebutkan dalam Shahih Bukhari-Muslim, tentang seorang
sahabat yang disuruh shalat berkali-kali oleh Rasulullah . Hal
ini karena ia shalat tanpa tuma’ninah. (Shahih Al Bukhari : Juz
3, hal. 340, no.793)
Dengan peristiwa ini, sahabat tersebut menjadi sadar,
bahwa shalatnya terburu-buru, tanpa thuma’niinah, sehingga
Rasulullah menyuruhnya sampai 3x dan hampir 4x. Dengan
hadits ini pula, jumhur ulama sepakat, bahwa tanpa
thuma’niinah, menjadi batal shalatnya.

Keempat, kualitas shalat berjama’ah para ikhwan fiddiin,


adalah dengan merapatkan dan meluruskan shaf. Bahu rapat
dengan bahu disampingnya, mata kaki rapat dengan mata kaki
disampingnya, kedua kaki lurus menghadap kiblat. Cara shalat
berjama’ah seperti inilah yang diajarkan oleh Rasulullah ,
sebagaimana sabdanya :
13
َّ ‫وف ِم ْن إِقَ َلام ِة‬
‫الْصَلَة‬ ِ ‫الْص ُف‬
ُّ ‫ص ُفوفَ ُك ْم فَِإ َّن تَ ْس ِويَ َة‬
ُ ‫َس ُّووا‬
“Rapatkan shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya merapatkan
shaf-shaf adalah termasuk keutamaan shalat (berjama’ah)”
(Shahih Bukhari, Juz 3, hal. 220, no.723).
Anas bin Malik RA mengambarkan shaf shalat para
sahabat sebagai berikut:
‫ص ُفوفَ ُك ْم فَِإنِّي أ ََرا ُك ْم ِم ْن‬ ِ َ َ‫س َعن النَِّْ ِي صلَّى اللَّهُ َعلَي ِه وسلَّم ق‬
ُ ‫لال أَقي ُموا‬ َ ََ ْ َ ّ ْ ٍ َ‫َع ْن أَن‬
‫لاحِْ ِه َوقَ َد َمهُ بَِق َد ِم ِه‬
ِ‫بص‬ ِ ِ ِ
َ ِ ‫َح ُدنَلا يُلْ ِز ُق َم ْنكَْهُ بِ َم ْنك‬
َ ‫َوَراء ظَ ْه ِر َوَكلا َن أ‬
“Diriwayatkan dari Anas bin Malik dari Nabi Muhammad , ia
bersabda, ‘Tegakkanlah shaf kalian, karena saya melihat kalian
dari belakang pundakku,’ (Sahabat Anas berkata) ‘Ada di antara
kami orang yang menempelkan bahunya dengan bahu
temannya dan menempelkan telapak kakinya dengan telapak
kaki temannya,’” (HR. Bukhari).
Para sahabat radliyallahu ‘anhum selalu berebut pada
shaf awal agar mendapatkan keutamaan dan derajat tertinggi
di sisi Allah seraya berusaha merapatkan shaf shalatnya.
Demikian pula para ikhwan Rasulullah , selalu berusaha
mendapatkan nilai shalat jama’ah yang terbaik.

Kelima, karakteristik yang telah mendirikan shalat, akan


nampak dalam kehidupan sehari-harinya. Jiwanya senantiasa
ihsan, merasa dilihat dan dimonitor oleh Allah Dzat Yang Maha
Melihat lagi Maha Mengetahui. Sikapnya akan senantiasa
menjaga diri dari perbuatan keji dan munkar, sebagaimana
firman Allah ;
‫الْصَلةَ تَ ْن َهى َع ِن الْ َف ْح َش ِلاء َوال ُْم ْن َك ِر‬
َّ ‫إِ َّن‬
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan
munkar....” (QS. Al Ankabut : 45)
Hidupnya seorang ikhwan terpimpin sesuai contoh
Rasulullah dan para sahabatnya radliyallahu ‘anhum. Hidup
berjama’ah menjadi pakaian dan identitas hidupnya. Mereka
14
senantiasa berpegang kepada kitabullah dan sunnah
Rasulullah , seraya berjama’ah dan tidak berpecah-belah.
Itulah potret kehidupan Jama’atul Muslimin dan Imaamnya, di
masa Rasul dan sahabat, serta di masa kini.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar


Para ikhwan dan akhwat yang mengharap perjumpaan
kelak dengan Allah dan Rasul-Nya.

Syarat yang ketiga untuk mendapat predikat ikhwan


fiddiin, adalah dengan membayarkan zakat. Melaksanakan
zakat bagi mereka yang hartanya sampai nishab, adalah
sebagai bukti keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Sangsi tidak berzakat adalah sangat berat di pengadilan
Allah. Allah berfirman;
َّ ‫ين ََل يُ ْْتُو َن‬
...‫الزَكلا َة‬ ِ َّ ِ‫ وويل لِلْم ْش ِرك‬...
َ ‫ين الذ‬َ ُ ََْ
“...Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang
mempersekutukan-Nya, yaitu orang-orang yang tidak
menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan)
akhirat..." (QS. Fushilat: 6-7)
Berdasar ayat ini menunjukkan bahwa, tidak
membayarkan zakat adalah termasuk syirik, dosa besar yang
paling besar. Orang yang tidak membayar zakat berarti telah
memotong-motong Islam. Oleh karena itu, Khalifah Abu Bakar
radliyallahu ‘anhu memerangi orang-orang yang tidak mau
membayar zakat, sekalipun mereka shalat dan shaum.

Kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah


Ramadlan merupakan madrasah ijtima’iyah
(pembinaan sosial dan kemasyarakatan)
Amaliyah Ramadlan, yakni shaum, shalat tarwih,
sedekah, dan lainnya dapat membina umat untuk hidup
berjama’ah dan berimamah, hidup dalam kebersamaan,

15
bersatu padu, cinta keadilan, melahirkan kasih sayang kepada
orang-orang miskin, sehingga orang-orang yang mampu dan
kaya merasakan apa yang di derita oleh orang-orang fakir dan
miskin. Dari sinilah di harapkan timbul rasa persaudaraan dan
solidaritas. Rasulullah bersabda :
‫َواللهُ فِي َع ْو ِن ال َْع ْْ ِد َملا َكلا َن ال َْع ْْ ُد فِي َع ْو ِن أ َِخ ِيه‬
“.... Allah akan menolong seorang hamba, selama hamba
tersebut menolong saudaranya...” (Shahih Muslim, juz 4, hal.
2074, no.38)
Hadirin kaum muslimin dan muslimat, dari uraian tadi
dapat kita simpulkan, bahwa keberhasilan seseorang dari
amaliyah Ramadlan, adalah bila berbagai amaliyah tersebut
berlanjut dan meningkat di bulan Syawwal dan selanjutnya.
Yakni dengan shalat malam, shaum sunnah, tadarus Al-Qur’an,
banyak sedekah, mewujudkan kehidupan berjama’ah serta
meningkatkan ukhuwah dan solidaritas sesama muslim,
sehingga layak mendapat predikat sebagai ikhwan Rasulullah
.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar


Hamba-hamba Allah, muslimin dan muslimat yang
dimuliakan Allah

Sebelum mengakhiri khutbah ini, perkenankan kami


menyampaikan nasihat khusus untuk muslimat sebagaimana
yang dilakukan oleh Rasulullah .
Wahai kaum muslimat dan mukminat: Bertaqwallah
kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, janganlah
berbuat syirik sekecil apapun, jauhilah riba dalam berbagai
urusan duniamu, jagalah kehormatanmu, tutuplah auratmu
dengan jilbab sesuai syari'at, sempurnakanlah kekurangan
agamamu dengan memperbanyak shadaqah, jadilah
pendamping setia bagi suamimu dalam mentaati Allah dan

16
Rasul-Nya, dan dalam berjuang di jalan Allah , berhiaslah di
depan suamimu, bersyukurlah atas kebaikan suami sekecil
apapun, jadilah penjaga yang baik atas harta dan keluargamu,
makanlah selalu dengan yang halal. Jauhilah sifat dengki dan
saling mengumpat diantara kaummu.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar


Jama’ah Shalat Idul Fithri yang dirahmati Allah,

Untuk mengakhiri khutbah ini, sejenak kita tundukkan


kepala dan pusatkan hati nurani hanya kepada Allah ,
tanamkan rasa tawadlu, hilangkan rasa sombong dan angkuh
untuk bersimpuh dan berdo’a kepada-Nya.
‫لح ْم ُد َك َملا يَ ْن َْ ِغ ْي‬
َ ْ‫ك ا‬ َ َ‫ْح ْم ُد لِلَّ ِه َح ْم ادا يُ َوافِ ْي نِ َع َمهُ َويُ َكلافِ ُئ َم ِزيْ َدهُ يَ َلاربَّنَلا ل‬
َ ‫اَل‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى نَِْيِّنَلا ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫ك اَللَّ ُه َّم‬ َ ِ‫ك الْ َك ِريِْم َو َع ِظ ْي ِم ُسلْطَلان‬ َ ‫لِ َجَلَ ِل َو ْج ِه‬
‫لان إِلَى يَ ْوِم ال ِّديْ ِن‬ ٍ ‫َجم ِع ْين ومن تَِْع ُهم بِِإ ْحس‬
َ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ ‫َص َحلابه أ‬
ِ ِ ْ ‫و َعلَى آلِ ِه وأ‬
َ َ
Yaa Allah, Dzat Yang Maha Perkasa, lagi Maha Bijaksana,
detak jantung kami dalam genggaman-Mu, denyut nadi kami
dalam kuasa-Mu, segala rasa dan pikiran yang terlintas dalam
pengetahuan-Mu, segala noda dan dosa dalam perhitungan-
Mu. Segala apa yang terjadi dalam kehendak-Mu.
Wahai Dzat Yang jantung kami dalam genggaman-Mu.
Saat ini kami datang kepada-Mu, untuk mengadukan segala
dosa dan kesalahan kami. Untuk mengadukan segala masalah
yang kami hadapi dalam mengemban urusan umat ini.
Yaa Allah, Yaa Tuhan kami, Kini kami sadar, kami sudah
bergelimang dosa, namun Engkau masih menutupi dengan
ampunan-Mu, betapa sering diri ini lalai atas amanah-Mu,
betapa sering kami mengkhianati cinta dan kasih sayang-Mu.
Kami lalui hari-hari dalam hidup kami tanpa penyesalan dan
taubat, tanpa tangisan, tanpa rasa takut dan tanpa rasa duka.

17
Yaa Allah, Ya Tuhan Kami, Engkau Maha Tahu akan
kelemahan dan kehinaan diri kami. Sungguh Yaa Allah kami
sadar, betapa tak pantasnya kami mendapat ridla dan surga-
Mu. Namun Yaa Allah kami tak akan sanggup menahan siksa-
Mu. Karena itu Yaa Allah, ampuni segala dosa dan kesalahan
kami, bersihkan noda dan kotoran hati kami, hapuslah segala
dengki di hati kami, sebelum kematian menjemput kami.
Sucikan hati kami Yaa Allah, sucikan pikiran kami, jauhkan
anggota tubuh kami dari segala sesuatu yang dimurkai-Mu.
Kami berlindung kepada-Mu Yaa Allah dari keburukan
pendengaran kami, dari keburukan penglihatan kami, dari
keburukan lisan kami, dari keburukan hati kami dan dari
keburukan angan-angan kami.
Yaa Allah, Ya Tuhan kami, berikan kesempatan kepada
kami untuk dapat selalu merintih dan mengadu kepada-Mu.
Berikan kesempatan kepada kami untuk bertaubat dan
memperbaiki diri. Kami mohon pada-Mu Yaa Allah, Jangan
matikan kami dalam keadaan maksiat pada-Mu. Jangan ambil
ruh kami dengan penuh noda dan dosa.
Yaa Allah, Yang Maha Agung dan Bijaksana, kami lemah
tanpa kekuatan-Mu, kami gelap tanpa cahaya-Mu, kami takut
tanpa keberanian dari-Mu, kami goyah tanpa keteguhan dari
Mu. Yaa Allah, betapa berat kami meniti perjuangan ini bila
tanpa pertolongan-Mu, Tolonglah kaum muslimin di Indonesia,
di Palestina, di Suriah, di Cina, di Rohingnya, di Yaman, dan
diberbagai belahan dunia lainnya. Untuk kemuliaan Islam dan
Muslimin. Amiin Yaa Rabbal ‘alamiin.
Yaa Allah, tunjukkan dan bimbinglah diri kami agar
tetap istiqomah pada jalan-Mu. Berilah kami kekuatan dan
kemudahan untuk ta’at kepada-Mu, kepada Rasul-Mu dan
kepada Ulil Amri yang engkau ridlai. Jauhkan dan persulitlah
diri kami dari maksiat kepada-Mu. Terimalah taubat kami Yaa
Allah, masukanlah kami kepada golongan hamba-Mu yang
shalih, satukan kami dengan para nabi, syuhada, shiddiqin dan
shalihin. Terimalah kami dipangkuan-Mu dengan cinta,
18
‫‪ampunan dan ridla serta karunia-Mu. Amiin Yaa Rabbal‬‬
‫‪‘alamiin.‬‬
‫اْل ْس ََل َم َوال ُْم ْسلِ ِم ْي َن اَللَّ ُه َّم‬ ‫ك َعلَى الْ ُك َّفلا ِر الَّ ِذيْ َن يُ َحلا ِربُ ْو َن ِْ‬ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْش ُد ْي َوَْأَتَ َ‬
‫ف بَ ْي َن قُلُوبِ ِه ْم‪ ،‬اَللَّ ُه َّم‬ ‫ط َش ْملَ ُه ْم َوفَ ِّر ْق َج ْم َع ُه ْم َوَم ِّز ْق ِح ْزبَ ُه ْم َوا ْخ تَلِ َ‬ ‫َش ِطّ ْ‬
‫ْاا ِزْم ُه ْم َوَزلْ ِزل ُْه ْم اَللَّ ُه َّم ا ْيفَ ْع َعنَّلا الْغََلَ ِء َوالََْْلَ ِء َوال َْوبَ ِلاء َوالْ ِم َح ِن َو ُس ْوِء ال ِْفتَ ِن‬
‫ان الْ ُم ْسلِ ِم ْي ِن َع َّلامةا‬ ‫لاصةا وف ِي ب لْ َد ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َملا ظَ َه َر منْ َهلا َوَملابَطَ ِن في بَلَدنلاَ َا َذا َخ َّ َ ُ‬
‫َّلاب‪،‬‬
‫ت ال َْوا ُ‬ ‫ك أَنْ َ‬ ‫ك َر ْح َمةا إِنَّ َ‬ ‫ب لَنَلا ِم ْن لَ ُدنْ َ‬ ‫غ قُلُوبَنَلا بَ ْع َد إِذْ َا َديْ تَ نَلا َو َا ْ‬ ‫َربَّنَلا ََل تُ ِز ْ‬
‫ِ ِ ِِ‬ ‫ِ‬ ‫لاْل ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ َّ ِ‬ ‫ِ‬
‫يملان َوََل تَ ْج َع ْل في قُ لُوبنَلا غ اَل للَّذ َ‬
‫ين‬ ‫ين َسَْ ُقونَلا ب ِْ َ‬ ‫َربَّنَلا اغْف ْر لَنَلا َوِِْل ْخ َواننَلا الذ َ‬
‫ك َرءُوف َرِحيم‬ ‫آ ََمنُوا َربَّنَلا إِنَّ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َربَّنَلا ظَلَ ْمنَلا أَنْ ُف َسنَلا َوإِ ْن لَ ْم تَغْف ْر لَنَلا َوتَ ْر َح ْمنَلا لَنَ ُكونَ َّن م َن الْ َخلاس ِر َ‬
‫ين‬
‫ين ِم ْن قَ ْْلِنَلا َربَّنَلا َوََل تُ َح ِّملْنَلا َملا‬ ‫َّ ِ‬
‫ص ارا َك َملا َح َملْتَهُ َعلَى الذ َ‬ ‫َربَّنَلا َوََل تَ ْح ِم ْل َعلَْي نَلا إِ ْ‬
‫ْص ْرنَلا َعلَى الْ َق ْوِم‬ ‫ت َم ْوََلنَلا فَلانْ ُ‬ ‫ف َعنَّلا َواغْ ِف ْر لَنَلا َو ْار َح ْمنَلا أَنْ َ‬ ‫ََل ََلاقَةَ لَنَلا بِ ِه َوا ْع ُ‬
‫ِ‬
‫الْ َكلاف ِر َ‬
‫ين‬
‫ين إِ َم الاملا‬ ‫اجنَلا وذُ ِريَّلاتِنَلا قُ َّرةَ أَ ْعي ٍن واجعلْنَلا لِل ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْمتَّق َ‬
‫ُ َ َْ ُ‬ ‫ب لَنَلا م ْن أَ ْزَو َ ّ‬ ‫َربَّنَلا َا ْ‬
‫ب النَّلا ِر‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َربَّنَلا آتِنَلا فِي ُّ‬
‫الدنْ يَلا َح َسنَةا َوفي اْلخ َرة َح َسنَةا َوقنَلا َع َذا َ‬
‫ص َحلابِ ِه أَ ْج َم ِع ْي َن‬ ‫ِ‬
‫صلَّى الله َعلَى نَِْيِّنَلا ُم َح َّمد َو َعلَى اَل ِه َوأَ ْ‬ ‫َو َ‬
‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫ين‬
‫ب ال َْعلالَم َ‬ ‫ْح ْم ُد للَّه َر ِّ‬ ‫وال َ‬

‫)‪Majelis Dakwah Pusat (MDP‬‬


‫)‪Jama’ah Muslimin (Hizbullah‬‬

‫‪WKS ---- abuazzam3615@gmail.com‬‬

‫‪19‬‬

Anda mungkin juga menyukai