Ilham Fahma Setiawan - FSH
Ilham Fahma Setiawan - FSH
SKRIPSI
Oleh:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan ini telah saya
3. Jika suatu saat terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya, maka saya
Hidayatullah Jakarta.
1089048000005
ABSTRAK
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT, karena berkat rahmat,
junjungan alam semesta Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat
mendapatkan bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., Dekan Fakultas
2. Dr. Djawahir Hejazziey, SH., MA., ketua Program Studi Ilmu Hukum UIN
3. Drs. Abu Tamrin, SH., M.Hum., sekretaris Program Studi Ilmu Hukum UIN
vi
4. Bapak Dr. Alfitra, SH. MH dan Bapak Nur Habibi, SH.I. MH. sebagai Dosen
6. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
khususnya Dosen Program Studi Ilmu Hukum yang telah memberikan ilmu
dapat bermanfaat dan menjadi keberkahakan bagi penulis dan semoga Allah
vii
8. Kedua orang tua tercinta yaitu ayahanda Drs. Wawan Soleh Setiawan M.Pd
dan Ibunda Salesih S.Pd yang menurut penulis adalah ibu paling sabar, tabah
kasih sayang, perhatian, dan bantuan (moril, materil, dansprititual) yang telah
9. Keluarga Besar, khusunya kepada kakek Sukarta, nenek Ucih dan nenek
Nurkisah yang memberikan doa dan dukungan baik moril, materil, dan
10. Cintaku Nurul Adhani, yang telah mensupport, membantu, mengajarkan, dan
menghibur penulis.
11. Seluruh keluarga besar Ilmu Hukum Angkatan 2009, terima kasih atas segala
bentuk dukungan dan ilmu yang telah kalian berikan. Khususnya Abdullah,
12. Keluarga Besar Kosan, terima kasih kepada Firman Lukman Dani (begin),
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
1. Pengertian Pengawasan………………………………………. 29
2. Fungsi Pengawasan DPRD…………………………………… 30
D. Otonomi dan Otonomi Daerah ......................................................... 32
1. Pengertian Otonomi dan Otonomi Daerah ................................. 32
2. Pelaksanaan Otonomi Daerah .................................................... 34
E. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ...................................... 35
1. Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ................... 37
2. Praktik Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah .................. 39
x
B. Hambatan Dan Pencapaian DPRD Periode 2009-2014 Kabupaten
B. Saran .................................................................................................. 71
xi
DAFTAR LAMPIRAN
4. Daftar pimpinan dan anggota besrta alat kelengkapan DPRD periode 2009-
Subang
Subang
Kabupaten Subang
Subang
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap Provinsi, Kabupaten dan Kota mempunyai
Undang-Undang.1
1
Mahkamah Konstitusi RI, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, (Jakarta: Sekretaris Jendral dan Kepanitreraan Mahkamah Konstitusi RI, 2011), h. 13.
2
Haw. Widjaja, Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo
Perkasa, 2005), h. 37.
1
2
Pada era otonomi daerah saat ini, ada beban yang berat ditumpukan
kepada pemerintahan daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, beban itu
APBD. Tugas dan wewenang tersebut, merupakan tugas yang harus benar-
benar serius dilakukan oleh DPRD, karena anggaran adalah aspek terpenting
lainya, dengan kata lain, anggaran diartikan sebuah proses yang dilakukan oleh
3
Komaruddin Hidayat dan Azyumardi Azra, Pendidikan Kewarganegaraan, cet. III,
(Jakarta: Kencana, 2008), h. 161.
4
Deddy Supriady Bratakusumah dan Dadang Solihin, Otonomi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 232.
5
Dedi Nordiawan, dkk, Akuntansi Pemerintahan, cet. III, (Jakarta: Salemba Empat, 2008),
h. 39.
3
disetujui oleh DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Oleh karena itu
keuangan dalam waktu 1 tahun yang berkaitan erat dengan kepentingan rakyat,
pelaporannya saja, sebagaimana yang terjadi selama ini, hal ini sangat penting
Fungsi pengawasan APBD oleh DPRD akan semakin efektif jika masyarakat
6
Soekarwo, Berbagai Masalah Keuangan Daerah, (Surabaya: Airlangga University Press,
2003), h. 65.
7
Indra Bastian, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, (Jakarta: Erlangga, 2006), h.
189.
4
APBD di lapangan.
Namun pada kenyataanya sangat bertolak belakang, saat ini sering terjadi
penyalahgunaan APBD yang dilakuan oleh DPRD, hal ini sangat memalukan
dan suatu tamparan yang sangat perih untuk pemerintahan daerah, karena yang
atau pelanggaran hukum yang tidak ada bandingnya dalam sejarah DPRD
media massa yang sempat kita catat, DPRD telah melakukan korupsi yang
Indonesia.8
Provinsi Jawa Barat yang memiliki nilai kasus korupsi paling tinggi
daerah sering sekali dilakukan oleh DPRD, padahal seharusnya dana tersebut
8
BN Marbun, DPRD Pertumbuhan dan Cara Kerjanya, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
2006), h. 252.
5
Subang ini merupakan terdakwa kasus korupsi dana asuransi anggota DPRD
Kabupaten Subang tahun 2004. Dana yang terbukti digunakan Bambang adalah
Rp.200.000.000.9
Masalah ini harus menjadi perhatian penting bagi para pejabat tinggi dan
dapat diminimalisasi serta pelaksanaan dari APBD sesuai dengan amanat yang
KABUPATEN SUBANG.
9
Haerul Anwar, wawancara tentang kasus DPRD dan Bupati, Subang: Kantor DPRD, 22
November 2013.
6
1. Pembatasan Masalah
Periode 2009-2014.
2. Rumusan Masalah
Kabupaten Subang?
7
1. Tujuan Penelitian
Kabupaten Subang.
2. Manfaat Penelitian
Bahwa hasil penelitian ini diharapkan memberikan nilai dan hasil bagi
semua pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Akademis
APBD.
3. Bagi Pemerintah
Studi Ilmu Hukum, membahas tentang optimalisasi peran dan fungsi Dewan
Bojonegoro.
Kabupaten Subang.
Islam Negeri Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi
tersebut meneliti DPRD dari sisi optimalisasi, peran dan fungsi saja, serta
publik, sedangkan dalam skripsi yang penulis susun itu lebih fokus terhadap
Belanja Daerah.
1. Kerangka Teori
pada setiap tahap bukan hanya pada tahap evaluasi saja. Pengawasan
b. Perwakilan merupakan bentuk dari kata wakil yang memiliki arti satu
pihak yang bertindak untuk dan atau atas nama pihak lain, dan tindakan
atas nama tersebut disetujui oleh kedua belah pihak. Perwakilan diartikan
10
DPRD, Sistem Keuangan Daerah dan Fungsi Pengawasan DPRD, Kebumen: Kerjasama
DPRD Kebumen dengan The Asia Foundation, 2006.
11
terwakil.11
dan penguasa pada masa lalu akhirnya mendapat perlawanan dari pihak
2. Kerangka Konseptual
11
Arbi Sanit, Perwakilan Politik Indonesia, (Jakarta: CV. Rajawali, 1985), cet. Pertama,
h.1.
12
Rusadi Kantaprawira dan Dede Mariana, Perihal Ilmu Politik, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2007), h. 93.
13
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, cet. IV, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2009), h.282.
12
didefinisikan suatu proses untuk menetapkan suatu pekerjaan apa yang sudah
memanfaatkan segala potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien guna
pengeluran daerah dalam waktu tertentu, biasanya satu tahun.18 Secara lebih
daerah dalam bentuk satuan keuangan dalam waktu 1 tahun yang berkaitan erat
14
Prayudi, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981), h. 80
15
M.Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995), h.18.
16
Riduan Syahrani, Kata-Kata Kunci Mempelajari Ilmu Hukum, (Bandung: Alumni, 2009),
h. 49
17
Harsoyo, Pengertian Pengelolaan, diakses pada tanggal 24 Januari 2014 dari
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2108155-pengertian pengelolaan/#xzz2r
18
Alam S. Ekonomi untuk SMA dan MA kelas XI KTSP Standar Isi 2006, (Jakarta:
Erlangga, 2007), h. 49.
13
tahap pelaksanaan dan pelaporannya saja, sebagaimana yang terjadi selama ini,
penyimpangan anggaran.19
F. Metode Penelitian
Pada bagian ini penulis menjelaskan secara rinci tentang hal-hal yang
1. Jenis Penelitian
yang diteliti pada skripsi ini, tidak melakukan pengukuran secara statistik,
melainkan hasil dari pemaparan pihak responden yang jelas dan rinci
19
Indra Bastian, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, (Jakarta: Erlangga, 2006), h.
189.
20
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), cet. Pertama, h. 138.
14
a. Data Primer
b. Data Sekunder
21
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, h.
51.
22
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, cet. IV, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 141.
23
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, h. 155.
15
c. Data Non-Hukum
Hani Ruchendi, dari fraksi GOLKAR, Noor Wibowo, dar fraksi PDIP,
d. Pengolahan Data
24
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, h. 163.
25
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, h.
181.
16
f. Teknik Penulisan
G. Sistematika Penulisan
struktur berpikir dalam skripsi ini, akan diberikan gambaran umum secara
sistematis dari keseluruhan skripsi. Skripsi ini terdiri dari lima bab dengan
BAB I PENDAHULUAN
INDONESIA
KABUPATEN SUBANG.
Kabupaten Subang.
SUBANG
BAB V PENUTUP
1. Teori Perwakilan
sangat jelas. Wakil adalah satu pihak yang bertindak untuk dan atau atas
nama pihak lain, dan tindakan atas nama tersebut disetujui oleh kedua belah
pihak. Akan tetapi, kata wakil menjadi lebih abstrak ketika mendapatkan
Kesamaanya antara lain bahwa satu pihak bertindak atas nama pihak
dan ada kesan hubungan antara kedua pihak dan tidak sekuat dalam kata
wakil, perwakilan sering disebut sebagai hubungan antara dua orang atau
1
Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah Pasang Surut Hubungan Kewenangan Antara
DPRD dan Kepala Daerah, (Bandung: Alumni, 2004), cet. Pertama, h. 96.
2
Ibid., h. 98.
18
19
kebutuhan masyarakat.6
a. Teori Mandat
Si wakil dianggap duduk di Lembaga Perwakilan karena mendapatan
mandat dari rakyat sehingga disebut mandataris, ajaran ini muncul di
Perancis sebelum revolusi dan dipelopori oleh Rousseau dan diperkuat
oleh petion.
b. Teori Organ
Teori ini menjelaskan bahwa negara merupakan suatu organisme yang
mempunyai alat-alat perlengkapanya seperti eksekutif, parlemen dan
mempunyai rakyat, yang semuanya memiliki suatu fungsi sendiri-
sendiri dan saling tergantungan satu sama lain.
c. Teori Sosiologi Rieker
Teori ini menjelaskan bahwa Lembaga Perwakilan bukan merupakan
bangunan politis tetapi merupakan bangunan masyarakat. Si pemilih
akan memilih wakil-wakilnya yang benar-benar ahli dalam bidang
kenegaraan dan yang akan benar-benar membela kepentingan si
pemilih sehingga terbentuk Lembaga Perwakilan dari kepentingan-
kepentingan dari masyarakat.
d. Teori Hukum Obyektif dari Duguit
Menurut teori ini dasar hubungan antara rakyat dan parlemen adalah
solidaritas. Wakil rakyat dapat melaksanakan tugas kenegaraanya
hanya atas nama rakyat sedangkan rakyat tidak akan bisa
melaksanakan tugas-tugas kenegaraanya tanpa dukungan wakilnya
dalam menentukan wewenang pemerintah.7
Terlepas dari kepastianya bertindak sebagai utusan, wali, politik,
kesatuan dan penggolongan, tetapi yang paling pokok pada dasarnya adalah
7
Moh. Kusnardi dan Bintan R. Saragih, Ilmu Negara, cet. III, (Jakarta: Gaya Media
Pratama, 1995), h. 240.
21
raja dan penguasa pada masa lalu akhirnya mendapat perlawanan dari pihak
diikrarkan lebih jelas oleh John Locke dengan pemikiranya yang sangat
kritis dan berdimensi futuristic sebagai cikal bakal lahirnya teori pembagian
kekuasaan.10
8
Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah Pasang Surut Hubungan Kewenangan Antara
DPRD dan Kepala Daerah, h. 99.
9
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, cet. IV, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2009), h.282.
10
Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah Pasang Surut Hubungan Kewenangan Antara
DPRD dan Kepala Daerah, h. 28.
22
Barat sebagai antitesa terhadap kekuasaan raja yang absolute sekitar abad
pada abad ke 17 dan ke 18, lahirlah suatu konsep atau gagasan untuk
kepada suatu badan kenegaraan yang berdiri sendiri. Begitu pula pada akhir
cukup panjang. Hal itu dapat dicermati mulai dari penggunaan istilah “Trias
11
Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah Pasang Surut Hubungan Kewenangan Antara
DPRD dan Kepala Daerah, h. 29.
12
Reza A. A. Wattimena, Melampaui Negara Hukum Klasik, (Yogyakarta: Penerbit
Kanisius, 2007), h. 13.
23
John Locke adalah seorang ahli pemikir besar tentang negara dan
bahwa seluruh ajaran John Locke terutama ajarannya tentang negara dan
hukum.13
terbit tahun 1690. Locke adalah seorang filusuf Inggris yang pertama kali
membuat perserikatan.14
dalam tiga cabang kekuasaan, yang saat ini dianut oleh negara Indonesia,
13
Soehino, Ilmu Negara, cet. VI, (Yogyakarta: Liberty, 2004), h. 106.
14
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, cet. V
(Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara FH UI, 1983), h. 140.
24
roda pemerintahan.15
diantara ahli-ahli pemikir besar tentang negara dan hukum dari Perancis.
Dia adalah seorang sarjana hukum, hidup pada tahun 1688-1755. Dia
ilmu pengetahuan.16
ada itu adalah perbedaan yang terdapat dalam situasi bangsa masing-
15
Jimly Asshiddiqie, Pengatar Ilmu Hukum Tata Negara, cet. III, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2010), h. 285.
16
Soehino, Ilmu Negara, h. 116.
17
C.S.T Kansil dan Christine S.T Kansil, Ilmu Negara, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), cet.
Pertama, h. 159.
25
pelanggaran Undang-Undang.18
fungsi rechtsspraak atau peradilan; dan (iv) fungsi politie yaitu berkaitan
Tiga teori di atas ada beberapa perbedaan antara teori John Locke
karena dalam pengertian negara hukum modern tugas bestuur itu adalah
(regeling).21
20
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 283.
21
Moh.Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Hukum Tata Negara Indonesia, h. 147.
22
Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah Pasang Surut Hubungan Kewenangan Antara
DPRD dan Kepala Daerah, h. 31.
27
tercermin dalam doktrin kedaulatan rakyat. Hal ini didasarkan pada suatu
dan hanya bisa dihindari apabila terdapat pengawasan dan kontrol, dalam
23
Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, cet. IV, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2012), h. 65.
24
Ibid., h. 67.
25
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009, pasal 292.
28
26
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009, pasal 293.
29
pemilihan umum.”
Ketentuan lebih lanjut mengenai DPRD ini diatur dalam pasal 19 ayat
C. Teori Pengawasan
1. Pengertian Pengawasan
27
Jimly Asshidiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara, (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer,
2007), h. 193.
28
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. IV, Perum dan Percetakan, (Jakarta: Balai Pustaka,
1955), h. 523, 1134.
29
Irfan Fachruddin, Pengawasan Peradilan Administrasi Terhadap Tindakan Pemerintah,
(Bandung: PT. Alumni, 2004), h. 89.
30
daerah.30
tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD yang
30
Mardiasmo, Pengawasan, Pengendalian, dan Pemeriksaan Kinerja Pemerintah Daerah
dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2001), h. 205.
31
Muji Estiningsih, Fungsi Pengawasan DPRD, (Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 2005),
h. 35.
32
Hans Kelsen, Teori Umum tentang Hukum dan Negara, (Bandung:Nusamedia, 2009), h.
382.
33
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR,
DPD dan DPRD, pasal 78.
31
dalam APBD.34
bukan hanya pada tahap evaluasi saja. Pengawasan yang dilakukan oleh
efisien dan efektif dan (3) menjaga agar pelaksanaan APBD benar-benar
kebocoran.
34
Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, cet. II, (Jakarta:
Gramedia Widiasarna Indonesia, 2007), h. 208.
35
Mardiasmo, Pengawasan, Pengendalian, dan Pemeriksaan Kinerja Pemerintah Daerah
dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2001), h. 206.
32
etimologis berasal dari kata yunani “autos” yang berarti sendiri dan
“nomous” yang berarti hukum atau peraturan.37 Secara luas otonomi adalah
36
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT
Gramedia, 2008), h. 992.
37
Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah Pasang Surut Hubungan Kewenangan Antara
DPRD dan Kepala Daerah, h. 127.
38
Nomensen Sinamo, Hukum Pemerintahan Daerah, (Tangerang: PT. Pustaka Mandiri,
2010), cet. Pertama, h.1.
39
Sarundajang, Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah, cet. III, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 2001), h. 31.
33
kesatuan.40
sehingga daerah otonom bebas untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
peraturan perundang-undangan.
40
HAW, Widjaja, Otonomi Daerah dan Daerah Otonom, cet. II, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2002), h. 76.
41
Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah Pasang Surut Hubungan Kewenangan Antara
DPRD dan Kepala Daerah, h. 76.
42
Kaloh, Kepemimpinan Kepala Daerah Pola Kegiatan, Kekuasaan, dan Prilaku Kepala
Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), cet. Pertama, h. 15.
34
Oleh karena itu kemandirian suatu daerah suatu hal yang penting, tidak
baik, keuangan harus cukup dan baik, peralatannya harus cukup dan baik,
kepala daerah dan DPRD, faktor kedua adalah faktor keuangan yang
43
Djohan Djohermansyah, Potret Otonomi Daerah dan Wakil Rakyat di Tingkat Lokal,
(Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h.7.
44
Josef Riwu Kaho, Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia, cet. II,
(Jakarta: Rajawali Pers, 1991), h. 63.
45
Ibid., h. 60-63.
35
tetap terjalin hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar
tersebut.47
rencana-rencana yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam suatu
adalah suatu rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh
46
Komarudin Hidayat dan Azyumardi Azra, Pendidikan Kewarganegaraan, cet. III,
(Jakarta: Kencana, 2008), h. 154.
47
Komarudin Hidayat dan Azyumardi Azra, Pendidikan Kewarganegaraan, h. 155.
48
Dedi Nordiawan, dkk, Akuntansi Pemerintahan, cet. III, (Jakarta: Salemba Empat, 2008),
h. 19.
49
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003, pasal 1 butir 8.
36
rencana kerja pemda dalam bentuk satuan uang untuk kurun waktu satu tahun
yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD juga
keuangan daerah, maka APBD menjadi dasar pula bagi kegiatan pengendalian,
APBD memiliki struktur yang merupakan satu kesatuan yang terdiri dari
sumber pembiayaan, oleh karena itu akan ada kemungkinan surplus atau
defisit. Surplus anggaran terjadi jika terdapat selisih lebih pendapatan daerah
terhadap belanja daerah. Sebaliknya defisit terjadi jika terdapat selisih kurang
50
Indra Bastian, Akuntansi Sektor Publik, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 189.
51
Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia,
cet. III, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 369.
52
Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia,
h. 371.
37
berikutnya.53
tingkat atas maupun manajer tingkat bawah dan ini berdampak langsung
itu tidak mudah, karena banyak dampak negatif yang keluar pada diri
53
Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, cet. IV, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2012), h. 87.
38
bersangkutan.
pemerintah daerah.
perekonomian daerah.
perekonomian daerah.55
54
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
Negara, pasal 3 ayat (4).
39
daerah, didukung dana dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja
dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja negara. Di dalam
keuangan daerah.56
komisi, rabat, potongan, bunga atau nama lain sebagai akibat dari penjualan
dan atau pengadaan barang dan atau jasa dan dari penyimpanan dan atau
pengeluaran atas beban anggaran belanja daerah untuk tujuan yang tidak
hemat, tidak mewah, efektif, efesien dan sesuai dengan ketentuan peraturan
55
Fungsi APBD, http://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
diakses pada tanggal 23 Januari 2014.
56
Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, h. 77.
57
Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, cet. II, (Jakarta:
Gramedia Widiasarna Indonesia, 2007), h. 206.
40
dan belanja setiap SKPD yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh
pengguna anggaran.58
dalam APBD dan dilakukan melalui rekening kas daerah yang dikelola oleh
anggaran belanja daerah jika untuk pengeluaran tersebut tidak tersedia atau
kas umum daerah dalam ayat ini adalah tempat penyimpanaan uang dan
pengeluaran harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah mengenai hak
58
Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia,
h. 390.
59
Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, h. 95.
60
Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia,
h. 392.
41
seperti untuk kegiatan yang sudah jelas alokasinya, SPP adalah dokumen
61
Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia,
h. 393.
BAB III
bahwa saat itu diwilayah Kabupaten Subang sekarang sudah ada kelompok
masyarakat yang hidup dari sektor pertanian dengan pola sangat sederhana.1
1
Pemerintahan Kabupaten Subang, Rakyat Subang Gotong Royong, Subang Maju,
(Subang: Pemerintahan Kabupaten Subang, 2004), h.1
2
Ibid., h. 3.
42
43
anggota TNI. Saat tentara KNIL kembali menduduki Bandung, para pejuang
Tak lama kemudian diangkat pula Mukmin sebagai wakil residen. Pada
masa gerilya selama Agresi Militer Belanda I, residen tak pernah jauh
Cimenteng.4
3
Pemerintahan Kabupaten Subang, Rakyat Subang Gotong Royong, Subang Maju, h. 18.
4
Ibid., h. 19.
44
2. Kondisi Geografis
Propinsi Jawa Barat dengan batas koordinat yaitu antara 1070 31'-1070 54'
Bujur Timur dan 60 11'-60 49' Lintang Selatan. Adapun batas-batas wilayah
sebagai berikut:
Sumedang.7
5
Pemerintahan Kabupaten Subang, Rakyat Subang Gotong Royong, Subang Maju, h. 20.
6
Ibid., h. 22.
7
BAPPEDA, Subang Dalam Angka Tahun 2013, (Subang: BAPEDA, 2013) h. 3.
45
sekitar 6,34 persen dari luas Propinsi Jawa Barat, sedangkan ketinggian
a. Daerah Pegunungan
b. Daerah Bergelombang/Berbukit
wilayah 71.502,16 hektar atau 34,85 persen dari seluruh luas wilayah
8
BAPPEDA, Subang Dalam Angka Tahun 2013, h. 4.
9
Pemerintahan Kabupaten Subang, Rakyat Subang Gotong Royong, Subang Maju, h. 34.
10
BAPPEDA, Subang Dalam Angka Tahun 2013, h. 3.
46
3. Keadaan Demografis
SDM yang baik, segala program pembangunan berbagai sektor akan dapat
terlaksana dengan baik, juga dengan SDM yang baik akan mempercepat
dari tahun ke tahun terus bertambah, hingga tahun 2013 terdapat sebanyak
per Km2 disusul Kecamatan Pagaden 1.348 jiwa per Km2 sedangkan
Kecamatan Legonkulon menjadi daerah terjarang yaitu hanya 302 jiwa per
11
BAPPEDA, Subang Dalam Angka Tahun 2013, h. 6.
12
Ibid., h. 30.
47
dibanding perempuan yang diindikasikan oleh nilai sex ratio melebihi angka
100.13
Indonesia.15
legislatif daerah di Kabupaten Subang yang dipilih pada pemilu 2009 lalu.
DPRD Kabupaten Subang yang diketuai oleh Atin Supriatin memiliki visi,
13
Pemerintahan Kabupaten Subang, Rakyat Subang Gotong Royong, Subang Maju, h. 31.
14
BAPPEDA, Subang Dalam Angka Tahun 2013, h. 31.
15
Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Subang, (Subang: Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, 2009), h. 32.
48
Memperkokoh fungsi dan peran DPRD yang kreatif dan inovatif; (c)
DPRD yang diketuai oleh Atin Supriatin terdiri dari 50 orang dibagi
menjadi 6 Fraksi, yaitu Fraksi PDI Perjuangan, Demokrat, GOLKAR dan PKS,
16
Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Subang, (Subang: Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, 2009), h. 34.
17
BAPPEDA, Subang Dalam Angka Tahun 2013, h. 21.
18
Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Subang, h. 36.
49
GERINDRA dan PKPB) dan KPAP(Gabungan dari Partai PKB, PAN dan
PPP).19
diketuai oleh Ir. Beni Rudiono, Komisi D membidangi masalah Pendidikan dan
19
Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Subang, h. 75.
20
Ibid., h.78.
BAB IV
cita-cita perjuangan bangsa. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam penjelasan
menyatakan bahwa yang sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hal
pemerintah.1
1
Deddy Supriady Bratakusumah dan Dadang Solihin, Otonomi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 303.
2
Sadu Wasistono dan Ondo Riyani, Etika Hubungan Legislatif dalam Pelaksanaan
Otonomi Daerah, (Bandung: Fokus Media, 2003), h. 93.
50
51
tercapai.
mengacu pada tingkat atau kegiatan yang dilakukan di luar pihak eksekutif
peran serta yang aktif dan positif dari seluruh anggota mayarakat. Dalam
hubungan ini, kontrol sosial menjadi sangat penting dalam upaya mengawasi
yang telah ditetapkan. Untuk itu, dalam pelaksanaan anggaran daerah harus
masyarakat yang diwakili oleh DPRD (legislatif) sebagai mitra kerja yang
saling melengkapi.
3
Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, (Yogyakarta: Penerbit
Kanisius, 2002), h. 219.
52
Subang) hubungan antara legislatif dan eksekutif serasi dan sejalan karena
Selain itu adanya kesamaan visi untuk melakukan perubahan kearah yang lebih
baik, dalam efesiensi anggaran, kinerja perangkat daerah dan dalam pelayanan
kemitraan.4
karena tanpa itu semua pemerintahan tidak dapat berjalan secara efektif.
Kabupaten Subang.
4
Wawancara Pribadi dengan Hani Ruchendi, Subang: Kantor DPRD, 11 November 2013.
53
daerah”.5
Kabupaten Subang.
dalam APBD.6
APBD yang lebih luas, dimana anggota DPRD harus melakukan fungsi
5
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah, pasal 42, ayat c.
6
Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, cet. II, (Jakarta:
Gramedia Widiasarna Indonesia, 2007), h. 208.
54
a. Tahap perencanaan,
c. Tahap pertanggungjawaban.7
prioritas APBD.8
kebijkan publik tentang APBD dan menentuakn strategi dan prioritas dari
7
Wawancara Pribadi dengan Hoerul Anwar, Subang: kantor DPRD, 22 November 2013.
8
Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia cet. VI, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2012), h. 92.
9
Wawancara Pribadi dengan Hoerul Anwar, Subang: Kantor DPRD, 22 November 2013.
55
daerah kurang dari 20 persen bahkan lebih parah lagi terjadinya defisit.
daerah dan belanja daerah, harus dilakukan pengawasan yang serius pada
Subang.
10
Wawancara Pribadi dengan Hoerul Anwar, Subang: Kantor DPRD, 22 November 2013.
56
1) Pimpinan DPRD
yang terdiri dari ketua dan wakil-wakil ketua yang dipilih dari dan
tahun.12
11
Wawancara Pribadi dengan Hani Ruchendi, Subang: Kantor DPRD, 11 November
2013.
12
Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, h. 223.
13
Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Subang, (Subang: Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, 2009), h. 19.
57
2) Badan Musyawarah
bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD pada awal masa jabatan
3) Komisi-Komisi
14
Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Subang, (Subang: Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, 2009), h. 23.
58
Anggota komisi terdiri atas unsur fraksi, adapun masa kerja komisi
15
Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, h. 223.
16
Wawancara Pribadi dengan Hani Ruchendi, Subang: Kantor DPRD 11 November 2013.
17
Wawancara Pribadi dengan Hoerul Anwar, Subang: Kantor DPRD, 22 November 2013.
59
pimpinan Badan Legislasi Daerah terdiri dari satu orang ketua, satu
orang wakil ketua yang dipilih dari dan oleh anggota Badan
masing fraksi.18
5) Badan Kehormatan
18
Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Subang, h. 26.
60
Kehormatan terdiri dari satu orang ketua dan satu orang wakil
ketua yang dipilih dari dan oleh Anggota Badan Kehormatan, dan
fraksi.20
moral, kode etik dan/atau peraturan tata tertib DPRD dalam rangka
anggaran.
19
Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, h. 224.
20
Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Subang, h. 28.
61
Paripurna.
oleh DPRD.21
21
Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, h. 226.
22
Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Subang, h. 30.
62
23
Wawancara Pribadi dengan Moch.Noor Wibowo, Subang: Kantor DPRD, 19 November
2013.
24
Deddy Supriady Bratakusumah dan Dadang Solihin, Otonomi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, h. 309.
63
bersih.
kepada warganya.26
Subang.
25
Wawancara Pribadi dengan Suraden, Subang: Kantor DPRD 11 November 2013.
26
Syamsudin Haris, Desentralisasi dan Otonomi Daerah, (Jakarta: LIPI Press, 2005), h.
147.
64
c. Tahap Pertanggungjawaban
arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut
yaitu:
sangat penting dilakukan agar terlihat apakah APBD itu sesuai atau
27
Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, h. 88.
28
Wawancara Pribadi dengan Suraden, Subang: Kantor DPRD 11 November 2013.
29
Wawancara Pribadi dengan Moch.Noor Wibowo, Subang: Kantor DPRD, 19 November
2013.
65
yaitu LPJ jangka pendek dilakukan setiap 1 tahun sekali dalam rangka
30
Wawancara Pribadi dengan Moch.Noor Wibowo, Subang: Kantor DPRD, 19 November
2013.
66
oleh DPRD, sebagai tolak ukur kinerja pemerintah setiap periode guna
hambatan, yaitu:
Pengelolaan Anggaran.32
31
Wawancara Pribadi dengan Moch.Noor Wibowo, Subang: Kantor DPRD, 19 November
2013.
32
Wawancara Pribadi dengan Suraden, Subang: Kantor DPRD, 11 November 2013.
67
diperlukan adanya pemahaman yang baik tentang apa yang menjadi obyek
Lain.34
termasuk pengawasan kadang tidak sejalan antara fraksi yang satu dengan
yang lain.
33
Wawancara Pribadi dengan Hani Ruchendi, Subang: Kantor DPRD, 11 November
2013.
34
Wawancara Pribadi dengan Hoerul Anwar, Subang: Kantor DPRD, 11 November 2013.
35
Wawancara Pribadi dengan Suraden, Subang: Kantor DPRD, 11 November 2013.
68
Keuangan Daerah.36
36
Wawancara Pribadi dengan Hani Ruchendi, Subang: Kantor DPRD 11 November 2013.
37
Wawancara Pribadi dengan Suraden, Subang: Kantor DPRD, 11 November 2013.
69
DPRD guna melihat langsung kondisi di lapangan guna untuk mencari data-
38
Wawancara Pribadi dengan Suraden, Subang: Kantor DPRD 11 November 2013.
39
Ibid, wawancara Suraden.
40
Wawancara Pribadi dengan Moch.Noor Wibowo, Subang: Kantor DPRD, 19 November
2013.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
70
71
B. Saran
Buku
Alam. Ekonomi untuk SMA dan MA kelas XI KTSP Standar Isi 2006,
Jakarta: Erlangga, 2007
Asshiddiqie, Jimly. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, cet. III. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2010.
72
73
Kansil,C.S.T dan Christine S.T Kansil. Ilmu Negara, Jakarta: Sinar Grafika,
2007
Kusnardi, Moh dan Bintan R. Saragih. Ilmu Negara, cet. III. Jakarta: Gaya
Media Pratama, 1995
Widjaja, HAW. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom, cet. II. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2002
Subang.
HASIL WAWANCARA
Nama :
Jabatan :
Hari/tanggal :
Paraf :
Subang?
9. Berapa jumlah APBD Kab. Subang tahun 2009 s/d tahun 2013 ?
1. Fraksi : 6 buah
Komisi : 4 buah
2. Fraksi :
- PDIP
- GOLKAR
- DEMOKRAT
- PKS
PPP)
4. Hubungan antara legislatif dan eksekutif serasi dan sejalan karena DPRD dan Pemerintah
5. Pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD terhadap pengelolaan APBD yaitu dengan cara:
agar terlihat dan terkontrol oleh DPRD kemana saja anggaran itu disalurkan.
efektif.
2. Mengadakan bintek.
9. Kalo, Pendapatan Daerah tahun 2009 itu sekitar 1,1 triliyun lebih tahun 2010 juga sekitar
1,1 triliyun, 2011 sekitar 1,4 triliyun lebih, tahun 2012 itu kalo ga salah sebanyak Rp.1,3
10. Penggunaan APBD di Kabupaten Subang sudah cukup baik, walopun belum optimal
1. Fraksi : 6 buah
Komisi : 4 buah
2. Fraksi :
- PDIP
- GOLKAR
- DEMOKRAT
- PKS
PPP)
4. Hubungan antara legislatif dan eksekutif sangat baik dan saling mengisi karena kami
adalah sebagai mitra kerja pemerintahan daerah, kami pun sering memberi masukan
5. Pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD terhadap pengelolaan APBD yaitu dengan cara
menyerap aspirasi masyarakat, kemudian turun atau terjun langsung kepada masyarakat
dilakukan oleh pemerintah daerah, dan membuat forum LPJ di setiap tahunya, yaitu LPJ
jangka pendek, LPJ jangka menengah dan jangka panjang, untuk tahap pendek dilakukan
selama satu tahun sekali, jangka menengah adalah lima tahun sekali dan jangka panjan
sehingga banyak dari anggota dewan tidak paham bahkan buta terhadap pengelolaan
mengadakan LPJ yang saya katakana tadi, dengan cara itu kami dapat mendapatkan data
9. Kalo, tahun 2009 itu sekitar 1,1 triliyun lebih, tahun 2010 juga sekitar 1,2 triliyun, 2011
sekitar 1,409.685.487.000, tahun 2012 itu kalo ga salah sebanyak Rp.1,3 triliyun, tahun
10. Penggunaan APBD di Kabupaten Subang saya rasa sudah baik dalam pengelolaan walo
1. Fraksi : 6 buah
Komisi : 4 buah
2. Fraksi :
- PDIP
- GOLKAR
- DEMOKRAT
- PKS
PPP)
4. Hubungan antara legislatif dan eksekutif baik karena kami memiliki satu tujuan untuk
Kabupaten Subang ini, yaitu menjadikan Rakyat Subang Gotong Royong agar subang
5. Pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD terhadap Pengelolaan APBD yaitu dengan cara
membagi pengawasan itu menjadi 3 tahap, yaitu dari tahap perencanaan, kemudian dalam
pelaksanaan dan yang terakhir dalam tahap pertanggungjawaban. Karena kenapa dibagi
menjadi tiga tahap, karena seharusnya untuk pengawasan, kami DPRD selalu mengawasi
dari awal penyusunan, karena dalam tahap penyusunan adalah hal penting dalam
mewujudkan kesejahterakan rakyat, pada tahap perencanaan maka yang diakukan oleh
DPRD adalah:
b) Menetapkan petunjuk dan kebijkan publik tentang APBD dan menentuakn strategi dan
Kabupaten Subang yaitu, SDM anggota dewan yang bermacam-macam sehingga dalam
pengelolaan keuangan tidak semuanya mengerti, dan kemudian masalah kewenangan dari
DPRD sendiri, DPRD tidak bisa seenaknya memanggil pemerintah daerah yang
dan menghukum langsung pemerintah daerah yang melanggar itu, Adanya komunikasi
terhadap SDM anggota dewan di Kabupaten Subang dan merubah kewenangan yang
dimiliki DPRD menjadi kewenangan yang lebih kuat, agar bisa menghukum langsung
pemerintah daerah, melakukan komunikasi yang lebih dekat dengan komisi-komisi lain.
8. Pencapaian DPRD dalam menyelesaikan fungsi pengawasaan pengelolaan APBD adalah
pemerintah daerah.
9. Kalo, Pendapatan tahun 2009 itu sekitar 1.175.467.934.000 triliyun lebih, tahun 2010
juga sekitar 1.188.450.070.000 triliyun, 2011 sekitar 1,4 triliyun, tahun 2012 itu kalo ga
10. Penggunaan APBD di Kabupaten Subang saya rasa sudah cukup baik yaa walopu harus
ada evaluasi-evaluasi yang dilakukan, agar bisa menciptakan pemerintahan yang baik.