I. GAMBARAN UMUM
Kegiatan pengenalan kehidupan kampus mahasiswa baru merupakan kegiatan awal mahasiswa baru yang memasuki dunia
perkuliahan. Goal point dari Kegiatan Pengenalan Kampus ini adalah, mahasiswa baru dapat menumbuhkan kesadaran dalam berpikir kritis,
memahami peran dan fungsi menjadi mahasiswa, dan memahami problematika yang ada di Indonesia.
1. Program Studi Pendidikan Non formal 10. Program Studi Pendidikan vokasi Elektro
2. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 11. Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
12. Program Studi Pendidikan Sosiologi
3. Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini
13. Program Studi Pendidikan Sejarah
4. Program Studi Pendidikan Fisika 14. Program Studi Pendidikan kebutuhan khusus
5. Program Studi Pendidikan Bahasa dan 15. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan
Sastra Indonesia 16. Program Studi Bimbingan Konseling
6. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris 17. Program Studi Pendidikan IPA
7. Program Studi Pendidikan Kimia 18. Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan
8. Program Studi Pendidikan Matematika
9. Program Studi Pendidikan Biologi
PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS MAHASISWA BARU
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Peningkatan Pendidikan Karakter Mahasiswa guna Kesadaran dalam Berpikir Kritis, unggul dalam intelektual, serta progresif dalam
pergerakan”
2. Fakultas Hukum
1. Ilmu Hukum
1. Akuntansi (S1)
2. Ilmu Ekonomi Pembangunan (S1)
3. Manajemen (S1)
4. Ekonomi Syariah (S1)
5. Keuangan Perbankan (D3)
6. Akuntansi (D3)
7. Perpajakan (D3)
8. Pemasaran (D3)
1. Administrasi Publik
2. Ilmu Komunikasi
3. Ilmu Pemerintahan
5. Fakultas Pertanian
1. Agribisnis
2. Agroekoteknologi
3. Perikanan
4. Teknologi Pangan
6. Fakultas Teknik
1. Teknik Elektro
2. Teknik Industri
3. Teknik Kimia
4. Teknik Mesin
5. Teknik Metalurgi
6. Teknik Sipil
7. Informatika
8. Fakultas Kedokteran
1. Keperawatan
2. Gizi
3. Pendidikan Kedokteran
4. Ilmu Keolahragaan
PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS MAHASISWA BARU
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Peningkatan Pendidikan Karakter Mahasiswa guna Kesadaran dalam Berpikir Kritis, unggul dalam intelektual, serta progresif dalam
pergerakan”
Salah satu tujuan dibentuknya Pemerintahan Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan sebagai satu upaya dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa tersebut diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945)
Pendidikan dalam pengertian paling sederhana merupakan proses transfer budaya, yang didalamnya juga meliputi sistem pengetahuan,
bahasa, religi, mata pencarian dan lain sebagainya. Pendidikan terstruktur pertama kali hadir pada masa pengaruh kerajaan bercorak Hindu dan
Budha di Nusantara. Selain di Sumatra, pendidikan yang berbasis agama Buddha juga terdapat di Jawa pada abad ke-7. Pada masa ini selain
pengajaran agama mungkin sekali para siswa mempelajari kepustakaan Hindu seperti Mahabarata dan Ramayana. Sistem pendidikan tinggi telah
digambarkan pada keadaan sekitar abad ke-4 sampai dengan abad ke-8. Pada abad-abad terakhir menjelang jatuhnya kerajaan Hindu di
Indonesia, sistem pendidikan tidak lagi dijalankan secara bersar-besaran, tetapi dilakukan oleh ulama guru kepada siswa dalam jumlah terbatas
di pedepokan. Pendidikan di zaman Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha diarahkan pada kesempurnaan pribadi (terutama lapisan atas) dalam hal
agama, kekebalan dan kekuatan fisik, keterampilan, dan keahlian memainkan senjata dan menunggang kuda.
Pemerintah bahkan telah meratifikasinya melalui UU No. 7 tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade
Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) yang melahirkan konsekuensi hukum bagi Indonesia untuk mematuhi
segala kesepakatan atau perjanjian yang dibuat di dalam WTO tersebut, salah satunya adalah General Agreement on Trade in Services (GATS).
GATS sebagai satu-satunya perjanjian internasional dalam bidang perdagangan jasa multilateral memasukkan pendidikan tinggi sebagai salah
satu subsektor jasa perdagangan. Dengan perkataan lain bahwa GATS memperlakukan pendidikan tinggi sebagai komoditas yang
diperdagangkan atau diperjual belikan dan secara juridis Indonesia sudah mengakui konsep tersebut melalui UU NO. 7 tahaun 1994 .
Komersialisasi adalah perbuatan menjadikan sesuatu sebagai barang dagangan. Jane Knight menyatakan bahwa GATS telah melahirkan
beberapa kecenderungan dalam praktik serta kebijakan pendidikan tinggi yaitu:
1. Commercialization
2. Privatization
3. Marketization
4. Liberalization.
Hal ini sejalan dengan konsep pendidikan di dalam GATS bahwa pendidikan adalah komoditas yang dapat diperdagangkan. Praktek
komersilaisasi pendidikan sudah terjadi sebelum lahirnya GATS. Kecenderungan- kecenderungan tersebut terjadi bahkan akan semakin kuat
pada masa yang akan datang sesuai dengan tujuan GATS yang secara progressif memperluas cakupan liberaliasasi perdagangan jasa termasuk
jasa pendidikan tinggi, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Gramedia 2008. Demikian
juga di Indonesia, menurut Sosiolog dari Universitas Indonesia, Rochman Achwan, liberalisasi pendidikan tinggi di Indonesia sudah terjadi sejak
tahun 1990an dimana Pemerintah melakukan pemotongan anggaran untuk pendidikan tinggi Universitas Sumatera Utara mereka untuk
membiayai dirinya sendiri sehingga PTN membuka berbagai program ektension dengan bayaran yang lebih mahal dan proses seleksi yang lebih
mudah. Hal ini memberi keuntungan bagi PTN tetapi mengorbankan PTS karena jumlah pendaftar menjadi berkurang.
Pada tingkat administratif, lembaga pendidikan dikelola sebagaimana layaknya perusahaan; berfokus pada penganggaran berbasis biaya
budgetary cost-effect, adanya evaluasi produk dan lain-lain. Sementara pada level pengajaran, lembaga pendidikan menganggap proses belajar
mengajar satu tahap memproduksi satu produk. juga mengatakan bahwa praktek komersialisasi Larry mengatakan ada tiga alasan mengapa
komersialisasi pendidikan terjadi, yaitu Rochman Achwan. pada tanggal 12 September 2012 Universitas Sumatera Utara dan pengelola,
walaupun tidak setuju dengan komersialisasi tersebut, menyadari tidak ada alternatif lain. Pada sisi lain perusahaan melihat bahwa lembaga
pendidikan merupakan peluang pasar market opportunities, sehingga perusahaan-perusahaan besar memanfaatkan lembaga pendidikan tersebut
untuk menjaga loyalitas konsumen untuk jangka panjang.
Ideologi neo-liberal ideology mempercayai bahwa pasarlah yang menentukan. Dengan ideologi ini peranan negara akan berkurang
melalui pemotongan anggaran pada program yang dapat mengurangi ketimpangan ekonomi. Zeynep Varoglu mengatakan bahwa pendidikan
tinggi sudah menjadi ladang bisnis yang menjanjikan karena meningkatnya permintaan akan pendidikan tinggi dan pada sisi lain cross border
education dalam berbagai bentuk juga meningkat. Universitas Sumatera Utara Dengan argumen-argumen di atas dikaitkan dengan kondisi
pendidikan di Indonesia dimana penduduk usia pendidikan tinggi usia 19-24 thn yang berjumlah 24,8 juta dengan angka partisipasi perguruan
tinggi yang baru sekitar 18 persen, maka Indonesia merupakan pasar yang sangat menggiurkan untuk pasar pendidikan tinggi. Sebagaimana
dijelaskan pada pembahasan tentang Pengaturan Penidikan Tinggi di Indonesia pada bab sebelumnya bahwa pendidikan tinggi di Indonesia
sesuai dengan amanat konstitusi, UU No. 20 tahun 2003 tentang SPN, dan UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi merupakan
layanan publik yang penyelenggaraannya merupakan governmental authority, maka pengaturan liberalisasi pendidikan tinggi yang dimaksud
harus berada di luar SPN. Pengaturan liberalisasi pendidikan tinggi di dalam Atas dasar itu, pengaturan liberalisasi jasa pendidikan tinggi
komersialisasi mutlak diperlukan tidak hanya untuk memenuhi kewajiban Indonesia sebagai anggota WTO, tetapi juga untuk melindungi
masyarakat Indonesia sebagai konsumen jasa pendidikan tinggi internasional dan mendorong praktisi dan investor pendidikan tinggi Indonesia
untuk ikut serta secara aktif terlibat dan mengambil manfaat dari liberalisasi pendidikan tinggi tersebut. sebagai perwujudan dari unifikasi dan
harmonisasi hukum sebagai dampak GATS terhadap pengaturan pendidikan tinggi di Indonesia, pengelompokan grouping perguruan tinggi yang
didasarkan pada sifat penyediaan jasa pendidikan tinggi tersebut mutlak dilakukan. Perguruan tinggi sebagai penyedia pendidikan tinggi sebagai
layanan publik non pofit higher education provider tunduk pada ketentuan SPN, dan perguruan tinggi sebagai penyedia jasa pendidikan dalam
kerangka liberalisasi perdagangan jasa internasional for profit higher education provider mengacu pada ketentuan GATS. Pengelompokan
perguruan tinggi yang demikian dapat memberi kepastian bahwa Pemerintah tetap fokus pada tanggung jawabnya untuk mencerdaskan bangsa
melalui SPN, dan pada waktu yang bersamaan secara konkrit mensukseskan tujuan GATS. Hal ini berarti bahwa Indonesia memerlukan legislasi
yang baru yang khusus mengatur industri jasa pendidikan tinggi.
PANCASILA
Dalam sejarahnya, Pancasila pertama kali ada didalam kitab Sutasoma dan Nagara Kartagama yang dikarang oleh Mpu Tantular
dalam bahasa Sansekerta. Pancasila yang berarti Lima Dasar ini merupakan rumusan untuk tatanan kehidupan masyarakat saa itu.
Lima dasar ini meliputi:
dilarang melakukan kekerasan.
dilarang mencuri.
dilarang mendengki,
dilarang berbohong, dan
dilarang meminum minuman keras.
Pada 1 Juni 1945, Soekarno mencetuskan kembali Pancasila yang dimodifikasi secara filosofis berdasarkan nilai-nilai kebudayaan
Indonesia, nilai-nilai perjuangan dari rakyat Indonesia yang diharapkan dapat menjadi alat perjuangan bagi bangsa dalam
mewujudkan keadilan bagi rakyat Indonesia dan menghapuskan penindasan manusia diatas manusia. Dalam sidang BPUPKI pada
tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mencetuskan Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara Indonesia. Dasar falsafah Negara ini diartikan
sebagai “fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya untuk diatasnya ditegakkan diatas bangsa Indonesia yang merdeka.
Pancasila mengalami proses perumusan di tanggal 22 Juni 1945 melalui musyawarah Piagam Jakarta oleh Panitia 9, dan disahkan
lewat Sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 sebagai ideologi dan dasar Negara Indonesia. Meskipun pada saat itu ada dua
kutub ideologi yang berkembang di dunia, Soekarno memilih untuk merumuskan Pancasila karna dia sangat menentang penindasan
manusia diatas manusia yang dilandaskan dengan Ideologi. Kesadaran materiil tersebut ia dapatkan dari sejarah bangsa Indonesia
yang di eksploitasi moril dan materiilnya oleh kolonialisme Belanda dan Jepang, dan menurutnya Ideologi lain kurang cocok
diterapkan di Indonesia karna perbedaan fundamental yang cukup signifikan. Pancasila yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan di
Indonesia yang notabenenya sangat beragam. Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara Indonesia. Nama ini
terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam penerapanya, Pancasila dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Dasar Negara : Dasar Negara adalah sikap hidup, pandangan hidup, atau sesuatu yang tidak dapat dibuktikan kebenaran dan
kesalahannya. Pengertian dasar negara merupakan landasan kehidupan dalam bernegara dimana setiap negara mesti memiliki
landasan untuk menjalankan kehidupan bernegaranya. Dasar Negara dibagi menjadi 2 poin yaitu:
- Etimologi Etis : Berasal dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
- Etimologi Yuridis : Dijadikan sebagai landasan untuk semua produk Hukum di Indonesia.
2. Ideologi Negara : Ideologi Negara adalah pedoman hidup dalam berfikir baik dalam segi kehidupan pribadi ataupun umum.
Dalam arti sempit ideologi adalah pedoman hidup baik dalam berfikir ataupun bertindak dalam bidang tertentu. Hakikat ideologi
Negara adalah nilai-nilai dasar yang disepakati oleh mayoritas warga Negara dan yang ingin diwujudnyatakan dalam kehidupan
bernegara. Pada saat perumusannya, Pancasila mencakup 3 pandangan yang berkembang di Indonesia, antara lain :
- Nasionalisme : Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara
(dalam bahasa Inggris nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang
mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin
mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun eksternal.
- Agamis : Paham yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan dilandasi dengan keimanan
- Sosialisme :Sosialisme adalah sistem sosial dan ekonomi yang ditandai dengan kepemilikan sosial dari alat-alat produksi
dan manajemen mandiri pekerja, serta teori politik dan gerakan yang mengarah pada pembentukan sistem tersebut.
Tujuan dari Pancasila adalah sebagai Alat Perjuangan Bangsa Indonesia untuk mensejahterakan rakyatnya dan menciptakan
keadilan sosial untuk rakyat. Maka dari itu, Soekarno membuat Pancasila menjadi lebih spesifik yaitu Tri Sila. Konsep inilah yang
memperkuat basis materiil Pancasila menjadi alat perjuangan bangsa. Konsep Tri Sila terdiri dari :
- Sosio Nasionalisme : Sosio-Nasionalisme adalah prinsip kebangsaan dan perikemanusiaan yang menegaskan pentingnya
keadilan dan kesejahteraan rakyat.
- Sosio Demokratis : Sistem Demokrasi yang dijadikan jalan untuk menciptakan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia.
- Berketuhanan : Dalam menjalankan Sosio Nasionalisme dan Sosio Demokratis, harus dilandasi dengan nilai-nilai
ketuhanan untuk menghilangkan penindasan manusia diatas manusia.
Pancasila dan Tri Sila diambil dari nilai kebudayaan Indonesia yang sudah diterapkan sejak zaman dahulu. Adapun paradigma oleh Ir.
Soekarno mengungkapkan pada tanggal 17 Agustus 1964 yang berjudul “Tahun Vivere Pericoloso” atau sering dikenal dengan akronim “Tavip”
Bung Karno selaku Presiden Republik Indonesia antara lain mengungkapkan tiga paradigma yang akan mampu membangkitkan Indonesia
menjadi bangsa yang besar, baik secara politik maupun ekonomi. Konsep tiga paradigma tersebut dinamakan dengan “Trisakti” atau tiga
kekuatan yang berfungsi sebagai kesaktian bangsa yaitu Berdaulat dalam politik, Berdikari dalam ekonomi, dan Berkepribadian dalam
kebudayaan. Trisakti yang dimaksudkan Bung Karno adalah:
1. “Berdaulat dalam Politik”. Seperti kita ketahui bersama, bangsa Indonesia pernah dijajah oleh bangsa asing berabad-abad
lamanya. Tiga ratus lima puluh tahun dalam kolonialisme Belanda bukanlah waktu yang singkat. Pada kondisi bangsa berada
dalam cengkeraman kolonialisme, maka kemerdekaan tidak dimiliki oleh bangsa kita dan pada saat yang sama tidak ada lagi
kedaulatan politik karena semua sektor telah diintervensi oleh bangsa lain. Padahal sebuah bangsa memiliki hak untuk
mengatur dirinya sendiri. Sehingga Bung Karno menegaskan bahwa kedaulatan politik bangsa Indonesia sudah mutlak untuk
diwujudkan dengan menolak segala bentuk intervensi bangsa lain. Bung Karno menyatakan, “nation building” dan “character
building” harus diteruskan sehebat-hebatnya demi menunjang kedaulatan politik kita
2. “Berdikari dalam Ekonomi”. Bung Karno mengingatkan kita betapa bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang kaya dengan
sumber daya alam (SDA) baik di daratan maupun di laut. Akan tetapi kekayaan SDA ini belum mampu membangkitkan
ekonomi nasional dikarenakan tingkat ketergantungan terhadap pranata ekonomi asing masih sangat tinggi. Dengan melihat
fakta ini maka Bung Karno mengemukakan bahwa penting sekali bangsa Indonesia untuk “berdiri di atas kaki sendiri”
(berdikari) dalam mengatur perekonomian demi kesejahteraan rakyat. Ketergantungan yang tinggi terhadap ekonomi bangsa
lain menurut Bung Karno tidak akan menjamin kesejahteraan rakyat, bahkan justru sebaliknya berpotensi menimbulkan resesi
ekonomi nasional yang berkepanjangan. Apa yang menjadi kekhawatiran Bung Karno ini ternyata terbukti, terutama ketika
bangsa Indonesia pada era Orde Baru mulai berafiliasi dengan lembaga keuangan internasional seperti IMF dan lain-lainnya,
sehingga bangsa Indonesia tidak bisa menghindarkan diri dari krisis ekonomi yang dampaknya terasa hingga hari ini.
3. “Berkepribadian dalam Kebudayaan”. Aspek budaya bagi Bung Karno sama pentingnya dengan aspek lainnya. Bangsa
Indonesia harus menghormati budaya warisan nenek moyang dan menghargai nilai-nilai luhur kebudayaan di masyarakat.
Karakter dan kepribadiaan budaya positif Nusantara haruslah dijaga dan dilestarikan. Misalnya budaya gotong-royong yang
melambangkan kolektifitas sebuah komunitas yang guyub, maupun berbagai karya budaya adiluhung yang mewarnai dunia
seni Indonesia. Apabila Tri Sila diperas akan menghasilkan Eka Sila yaitu Gotong Royong yang sesuai dengan nilai
kebudayaan massa rakyat Indonesia.
TUGAS INDIVIDU
SUMPAH SOLIDARITAS
Kita adalah satu
Tidak ada perbedaan diantara kita
Kita tidak mengenal kata lelah
Bangkit melawan atau tunduk tertindas
Karena mundur adalah sebuah
pengkhianatan
HYMNE UNTIRTA
Mentari yang disini menjanjikan fajar
Buka matahariku memandang sinar terang
Cahayamu bawa cita penerus bangsa
Untirta jiwa ragaku almamater tercinta
Reff :
Harapanku serahkan pahamu almamater
Universitas tirtayasa tempat ilmu yang
abadi
Yang membawa kemajuan pembebas pikiran bangsa
MARS UNTIRTA
Bangkitlah semua mahasiswa Untirta, perguruan tinggi kita
Dengan semboyan maju terus dalam menuntut ilmu
Senantiasa selalu laksanakan tridarma perguruan tinggi
Pengemban pengamal Pancasila dan UUD 1945
Siap membantu dalam pembangunan disegala bidang
Demi nusa bangsa tercinta Indonesia merdeka
Reff :
Untirta, Untirta, Universitas Tirtayasa
Dengan satu cita mulya Untirta tetap
jaya Untirta, Untirta, Universitas
Tirtayasa Dengan satu cita mulya Untirta
tetap jaya
INDONESIA RAYA
Indonesia Tanah Airku, tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri, jadi pandu Ibuku
Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru, Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku, hiduplah negriku
Bangsaku rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya, bangunlah
badannya Untuk Indonesia Raya
Reff :
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka
merdeka Hiduplah Indonesia
Raya Indonesia Raya, merdeka
merdeka Tanahku negriku yang
kucinta Indonesia Raya, merdeka
merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
DARAH JUANG
Di sini negeri kami
Tempat padi terhampar
Samuderanya kaya raya
Tanah kami subur Tuan
Di negeri permai ini
Berjuta rakyat bersimbah
luka Anak kurus tak sekolah
Pemuda desa tak kerja
Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Untuk membebaskan rakyat
Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Padamu kami berjanji
BURUH TANI
Buruh tani mahasiswa rakyat miskin kota
Bersatu padu rebut demokrasi
Gegap gempita dalam satu suara
Demi tugas suci yang mulia
Hari-hari esok adalah milik kita
Terciptanya masyarakat sejahtera
Terbentuknya tatanan
masyarakat
Indonesia baru tanpa orba
Marilah kawan mari kita kabarkan
Di tangan kita tergenggam arah bangsa
Marilah kawan mari kita nyanyikan
Sebuah lagu tentang pembebasan
Di bawah kuasa tirani ku susuri garis jalan ini
Berjuta kali turun aksi bagiku satu langkah pasti
TOTALITAS PERJUANGAN
Kepada para mahasiswa
Yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan
Di persimpangan jalan
Kepada pewaris peradaban
Yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan
Di lembar sejarah manusia
Reff :
Wahai kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
Untuk negeri tercinta
BERDERAP DAN MELAJU
Berderap dan melaju, menuju Indonesia baru
Singsingkan lengan baju, singkirkan semua musuh-musuh
Rakyat pasti menang melawan penindasan
Rakyat kita pasti akan menang
Rakyat pasti menang rebut kedaulatan
Rakyat kita pasti akan menang