Anda di halaman 1dari 4

Organisasi Sosial Suku Melayu

Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau merupakan organisasi yang bergerak di bidang sosial
budaya di Riau. LAM Riau bukanlah organisasi yang berada di bawah pemerintah, namun
menjadi mitra pemerintah dalam bidang pelestarian kebudayaan. LAM Riau didirikan oleh
tokoh-tokoh kebudayaan Riau untuk pengembangan dan pelestarian kebudayaan Melayu
Riau.

Lembaga Adat Melayu Riau atau LAM Riau adalah sebuah lembaga adat darah yang
diprakarsai oleh tokoh-tokoh Melayu Riau dari berbagai latar dan profesi, yaitu pejabat
pemerintahan, ulama, ilmuwan/cendekiawan dari perguruan tinggi di Riau, budayawan,
seniman, sastrawan, dan orang patut-patut yang berasal dari lingkungan kekuasaan tradisional
Melayu Riau. Lembaga ini didirikan pada hari Sabtu, 1 Rabiul Akhir 1390 H (6 Juni 1970 M)
yang berlokasi di Pekanbaru, Riau.

Lembaga Adat Melayu Riau memiliki empat program yakni

1. Identitas: pelestarian (penggalian, perlindungan, pengembangan, dan


pemanfaatan) adat dan budaya Melayu Riau, baik yang bersifat bendawi
maupun yang bukan bendawi, seperti senibina (arsitektur) Melayu, pakaian
Melayu, huruf/tulisan Arab Melayu, upacara-upacara, seni, bahasa Melayu
dan keragaman dialeknya;
2. Penanaman (internalisasi) nilai-nilai, norma, dan adab Melayu Riau di
lingkungan pendidikan dan ruang publik;
3. Revitalisasi hukum dan aturan adat Melayu Riau di tengah-tengah masyarakat
Riau yang beragam;
4. Pemulihan hak-hak masyarakat adat Melayu Riau untuk kemaslahatan
bersama.

Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

Sejak zaman bahari masyarakat Melayu Riau sudah memiliki bermacam cara untuk
memenuhi keperluan hidup. Artinya sejak masa lampau masyarakat Melayu Riau telah
menguasai teknologi. Teknologi ini diklasifikasi menjadi teknologi pertanian, pernikahan,
peternakan, pertukangan, perkapalan, pertambangan, dan pengolahan bahan makanan. System
teknologi yang dikuasai orang melayu menunjukkan bahwa orang Melayu kreatif dan peka
dalam memfungsikan lingkungan dan sumber daya alam di sekitarnya. Orang Melayu juga
tidak tertutup terhadap perubahan teknologi yang menguntungkan dan menyelamatkan
mereka.

Masyarakay Melayu juga memiliki dan menguasai bermacam-macam teknologi, mulai dari
teknologi yang menghasilkan makanan dan tumbuh-tumbuhan (yang kemudian menjadi
pertanian), berburu (yang berkembang menjadi usaha peternakan), menangkap ikan (yang
berkembang menjadi usaha perikanan dengan berbagai teknologi penangkapan 24 yang
dipakai), serta cara mengangkut hasil-hasil usaha yang disebutkan diatas.

Teknologi yang dikuasai masyarakat Melayu Riau antara lain membuat rumah dan atapnya
yang terbuat dari daun-daunan, maupun membuat sejenis keranjang untuk mengangkut hasil
pertanian yang bentuk dan jenisnya beragam. Masyarakat Melayu juga menguasai cara
membuat perkakas yang dipakai sehari-hari. Cara ini masih ada dan berlanjut sampai
sekarang. Masyarakat Melayu mampu secara aktif menghasilkan berbagai teknologi dan
sekaligus mengembangkannya sesuai dengan fungsi dan pengaruh lingkungan tempat
digunakannya teknologi tersebut. Masyarakat Melayu tidak canggung dengan perubahan
teknologi, asal teknologi tersebut lebih menguntungkan dan mudah diterapkan , seperti
teknologi dalam pertanian.

Pakaian (pengantin, pakaian adat, pakaian ke sawah /ladang, pakaian mandi). 

Pertanian (kincir air, kisaran, lesung). 


Beburu (jaring, jerat, tombak, tiruk, kujur, tugal, beliung) 

Perdagangan (dacing, cupak, gantang).

Perhubungan (perahu, angkong).


Perikanan/Nelayan (jalo, bubu, sukam). 

Rumah tangga (ambung, tikar, bakul, periuk, peti), dll

Anda mungkin juga menyukai