Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan anugerah dari-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan pada
waktunya guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesia
dengan judul “Pengaruh Bahasa Daerah dan Bahasa Asing terhadap Peran Bahasa
Indonesia sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia”.
Layaknya peribahasa “Tak Ada Gading Yang Tak Retak”, kami selaku
penulis makalah menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan. Maka dari itu, kami sebagai penulis makalah ini mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, khususnya doses pembimbing
mata kuliah Bahasa Indonesia sehingga dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan
dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat dan berguna, serta
dapat menampah pengetahuan bagi kita semua. Aamiin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahasa daerah dan
bahasa asing terhadap peran bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa
Indonesia.
1.4 Manfaat
1.4.1 Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang primordialisme
1.4.2 Mengetahui pengaruh bahasa lain terhadap bahasa Indonesia
1.4.3 Menumbuhkan rasa cinta terhadap bahasa Indonesia
1.4.4 Menumbuhkan kebiasaan berkomunikasi dengan penggunaan bahasa
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari
TINJAUAN PUSTAKA
2). Agama
3). Ras
Ras berasal dari bahasa Prancis dan Italia, yaitu razza. Pertama kali
diperkenalkan oleh Franqois Bernier, antropolog Prancis untuk mengemukakan
gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan kategori atau karakteristik
warna kulit dan bentuk wajah. Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai
macam ras baik penduduk asli maupun penduduk pendatang yang tersebar
diseluruh nusantara. Kelompok ras di Indonesia ada 4 macam, yaitu :
a. Ras Malayan Mongoloid
Ras Malayan Mongoloid memiliki ciri-ciri warna kulit sawo
matang, mata hitam, rambut lurus dan berombak, hidung dan bibir
sedang, dan tinggi badan rata-rata 150-165 cm. Persebarannya meliputi
wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan dan
Sulawesi.
b. Ras Melanesoid
Ras Melanesoid memiliki ciri-ciri warna kulit hitam, rambut hitam
dan keriting, bibir agak tebal, badan tegap, hidung lebar dan cenderung
pesek, dan tinggi badan rata-rata 160-170 cm. Persebaran ras ini
meliputi wilayah Papua, Maluku dan Nusa Tenggara timur.
c. Ras Asiatic-Mongoloid
Ras Asiatic-Mongoloid memiliki ciri-ciri warna kulit kuning, mata
sipit, bibir tipis, rambut hitam dan cenderung lurus dan tinggi badan
rata-rata 155-165 cm. Kebanyakan dari ras ini merupakan penduduk
pendatang dan biasanya mereka berdiam di kota-kota besar. Contoh dari
masyarakat yang memiliki ras seperti ini adalah orang Cina, Jepang dan
Korea.
d. Ras Kaukasoid
Ras Kaukasoid memiliki ciri-ciri warna kulit untuk orang india agak
kuning, sedangkan orang Timur Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika
adalah putih. rambut hitam atau pirang, hidung mancung, bibir tipis, dan
tinggi badan rata-rata 165-180 cm. Ras ini kebanyakan adalah kaum
pendatang yang berdiam dikota-kota besar.
4). Kebudayaan
Dampak Positif :
Dampak negatif :
a. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa negara, seperti disebutkan dalam Undang-
Undang Dasar 1945. Selain itu, bahasa Indonesia juga bahasa nasional dan
bahasa persatuan. Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia ini harus digunakan
dalam segala kegiatan yang bersifat kenegaraan, atau yang bekenaan dengan
urusan pemerintah, serta sebagai bahasa pengantar Pendidikan.
b. Bahasa Asing
Bahasa asing adalah semua bahasa kecuali bahasa Indonesia, bahasa-bahasa
daerah, termasuk bahasa Melayu. Di dalam kedudukannya sebagai bahasa
asing, bahasa-bahasa seperti Inggris, Perancis dan Jerman berfungsi sebagai :
1) Alat perhubungan antarbangsa,
2) Alat pembantu pengembangan bahasa Indonesia menjadi bahasa
modern,
3) Alat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pembangunan
nasional.
Menurut artinya bahasa asing adalah bahasa milik bangsa lain yang
dikuasai, biasanya melalui pendidikan formal dan yang secara sosiokultural
tidak dianggapa sebagai bahasa sendiri. Sedangkan menurut glosarium,
bahasa asing adalah bahasa yang tidak termasuk bahasa Indonesia dan
bahasa daerah, seperti bahasa Inggris, bahasa Cina, bahasa Arab, dan bahasa
Hindi. (Agustin, 2015)
c. Bahasa Daerah
Bahasa daerah memiliki hubungan yang erat dengan bahasa
nasional, yaitu bahasa Indonesia. Bahasa daerah memiliki kedudukan yang
tercantum dalam UUD 1945 pasal 36 bab XV, dengan bunyi sebagai
berikut:
“Negara menghormati dan memilihara bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya nasional”
Sehingga kita dapat simpulkan bahwasannya bahasa daerah
merupakan kekayaan negara yang dilindungi.
Bahasa daerah disebut juga bahasa regional yaitu bahasa yang
dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah negara berdaulat, yaitu di suatu
daerah kecil, negara bagian federal, provinsi, atau teritori yang lebih luas.
Bahasa daerah atau bahasa tradisional adalah suatu bahasa yang digunakan
atau dijadikan sebagai alat komunikasi hanya di daerah tertentu. Sebutan
untuk bahasa daerah sendiri, biasanya diperuntukan untuk bahasa yang
digunakan sekelompok orang di daerah dalam suatu negara.
3.1 Hasil
3.2 Pembahasan
Dari empat mahasiswa yang diwawancarai ternyata penggunaan bahasa
daerah dan bahasa asing masih tetap menjadi kebiasaan sehari-hari dalam
kehidupan. Penggunaan bahasa daerah dan bahasa asing yang menjadi
kebiasaan oleh setiap orang dapat menjadi sebuah masalah bagi bahasa
Indonesia sebagai jati diri bangsa Indonesia. Hal ini karena penggunaan bahasa
daerah khususnya bahasa asing dapat melunturkan adanya bahasa Indonesia.
Bahasa asing dan bahasa daerah mulai menggantikan posisi bahasa Indonesia.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Dhieni, N., Lara, F., Azizah, M., dan Gusti, Y. 2014. Metode Pengembangan
Bahasa. Hal. 1-28.
Prayitno. 2017. Pengaruh Sikap Primordialisme terhadap Upaya Pembentukan
Proses Harmonisasi Masyarakat Multikultur di Desa Restu Baru Kecamatan
Rumbia Kabupaten Lampung Tengah. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas
Lampung.