Anda di halaman 1dari 3

Ras Negroid

Istilah ras Negroid digunakan oleh para ahli untuk menunjuk fenotipe umum dari sebagian besar
penghuni benua Afrika di sebelah selatan gurun sahara. Keturunan ras Negroid banyak tersebat
di Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Timur Tengah, bahkan di Asia Tenggara. Dari segi
fenotipe, ciri khas utama ras Negroid adalah berkulit hitam dan berambut keriting.

CIRI-CIRI RAS NEGROID

1) Perawakan Tubuh

Perawakan tubuh ras Negroid pada umumnya tergolong tinggi, apalagi jika dibandingkan dengan
penduduk dan ras yang tinggal di benua Asia. Sebaran ras Negroid di Indonesia bisa dijumpai di
Papua.

2) Bentuk Wajah

Bentuk wajah ras negroid memiliki ciri yang sangat spesifik terutama pada rongga hidungnya
yang bulat dan luas. Sementara itu, mulut dan rahangnya ada yang berbentuk persegi, namun ada
pula yang mirip persegi panjang dengan ukuran lumayan besar.

Mulut ras Negroid yang berukuran lebih besar, tebal, dan cenderung lebih gelap ternyata sangat
kontras dengan giginya yang besar dan tersusun rapi serta berwarna putih bersih.

Sementara itu bulu matanya tidak terlalu banyak dan lurus. Bola matanya berwarna hitam dan
lebih gelap dari mata orang Asia pada umumnya. Lalu, telinganya berukuran lebih lebar namun
terlihat datar dan kencang.

3) Rambut

Kebanyakan ras Negroid memiliki tampilan rambut keriting yang berwarna hitam legam. Dengan
rambutnya yang keriting biasanya akan membentuk lingkaran sehingga meskipun ada yang
berambut panjang, namun tetap saja ikal bahkan nampak gimbal. Bentuk rambut ini menjadi ciri
khas yang paling gampang dikenali karena hanya ras Negroid yang memiliki rambut keriting.

Selain faktor genetika, bentuk rambut keriting juga disebabkan oleh paparan cahaya matahari
yang terlalu kuat. Jika ras Negroid yang berada di Afrika memiliki rambut yang sangat keriting
dan ikal, maka ras Negroid yang tinggal di luar Agrika akan memiliki rambut yang spiral dan
tidak terlalu ikal.
4) Warna Kulit

Ras Negroid memilliki kulit berwarna hitam legam (gelap) di seluruh tubuhnya. Meski banyak
yang beranggapan bila warna hitam pada kulit tersebut dipengaruhi oleh keadaan atau kondisi
alam yang sangat panas, tapi pada kenyataannya banyak ras Negroid yang tinggal di luar benua
Afrika memiliki warna kulit yang sama. Jadi bisa dikatakan jika faktor yang mempengaruhi
warna kulit mereka adalah karena faktor genetika.

Meskipun berkulit hitam, namun hal itu memiliki kelebihan lain, yaitu membuat ras Negroid
jarang terserang penyakit kanker kulit. Berdasarkan hasil penelitian, semakin hitam warna kulit
seseorang maka semakin tebal pula lapisan melanin pada kulitnya. Dalam hal ini, melanin
berfungsi sebagai pelindung dari paparan radiasi sinar matahari atau sinar ultraviolet (UV).

RAS NEGROID DI ASIA TENGGARA

Di beberapa negara Asia Tenggara, hidup juga ras Negroid seperti Negrito dan Melanesia.
Secara umum mereka memiliki perawakan tubuh yang pendek, berkulit hitam, berambut keriting,
berbibir tebal, dan tidak memakan nasi. Ciri fisik ini sama halnya seperti ras Negroid di Afrika
Tengah, terutama suku Pigmi. Pada umumnya, ras Negroid yang ada di Asia Tenggara menjadi
etnis minoritas dan jarang mendapat perhatian dari pemerintah. Maka tak heran jika kehidupan
mereka pun terbelakang.

Ras Negroid yang tersebar di wilayah Asia Tenggara kebanyakan menetap di hutan dan dianggap
sebagai penduduk asli. Keberadaan mereka diyakini sudah ada sejak sekitar 60.000 tahun
sebelum Masehi atau di masa Kala Holosen. Pada saat itu, ras Mongoloid yang berkulit putih
dan bermata sipit juga sudah mulai muncul di Asia Tenggara serta membangun kebudayaannya.

Berdasarkan catatan sejarah, ras Negroid yang berada di wilayah Asia Tenggara diyakini berasal
dari benua Afrika lalu menyeberangi Samudera Hindia dan akhirnya menyebar di Semenanjung
Malaya, Kepulauan Filipina, Kepulauan Maluku, Nusa Tenggara Timur, Papua, Australia,
hingga kepulauan-kepulauan di Pasifik.

Anda mungkin juga menyukai