Anda di halaman 1dari 9

BAB II

A. Caring

Caring adalah tindakan memberi perhatian kepada sesama manusia. Caring juga
bisa diartikan dengan membantu seseorang yang keadaannya sedang tidak mampu
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Caring adalah tindakan dari seorang perawat
yang membedakan dengan profesi lain dan merupakan inti dari ilmu keperawatan
yang dikenal sebagai “human science and human care” (Watson, 2007).

Caring sebagai bagian dari keperawatan bertanggung jawab atas hubungan antara
perawat dan klien, dimana perawat membantu klien, membantu memperoleh
pengetahuan dan meningkatkan kesehatan (Muhlisin dan ichsan, 2008). Menurut
cendekiawan Muslim, konsep caring melekat dalam rangka teologis Islam, yang
selama ini hasil alamiah dari kasih sayang seseorang untuk umat manusia. Islam tidak
hanya fokus pada aspek fisik dari manusia tetapi juga fokus dengan hubungan antara
berbagai dimensi seseorang. Seorang manusia memiliki jiwa dan kecerdasan yang
membutuhkan perawatan moral, etika, dan intelektual agar tetap sehat. Prinsip caring
dalam filosofi Islam didasarkan pada kebiasaan Nabi (sunnah). Namun akibat dari
beberapa pedebatan didasar filosofi caring, beberapa cendekiawan muslim dalam
keperawatan berpendapat untuk menggunakan kerangka barat di negara-negara Islam
(Barolia, 2008).

B. Teori keperawatan caring


1. Teori caring Watson
Menurut Watson, teori mengenai caring adalah model holistik keperawatan
yang tujuannya adalah mendukung proses kesembuhan secara total dan dapat bersifat
spiritual. Watson (2007), mengemukakan terdapat 10 faktor carative caring yang
dapat membangun caring yaitu:
a. Nilai-nilai kemanusiaan dan altruistik.
b. Mengajarkan dan mendukung harapan serta keyakinan. Penanaman kepekaan
terhadap diri sendiri dan orang lain.
c. Membina hubungan saling percaya terhadap hubungan kepedulian sesama
manusia.
d. Meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan positif dan negatif.
e. Proses pengambilan keputusan dengan menggunakan metode pemecahan masalah
secara ilmiah atau kreatif.
f. Meningkatkan proses belajar dan mengajar yang bersifat transpersonal.
g. Menciptakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan meningkatkan atau
memperbaiki keadaan mental, sosial, dan lingkungan spiritual.
h. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
i. Memberikan kesempatan dalam pengekspresian aspek manusia.

2. Teori caring Swanson


Caring dalam teori Swanson digambarkan terdiri dari 5 kategori atau proses,
yaitu:
a. Mengetahui, berusaha mengerti atas suatu kejadian yang berarti bagi kehidupan
seseorang
b. Melakukan bersama, menunjukkan bahwa perawat hadir secara emosional
c. Melakukan untuk, menunjukkan bahwa dalam melakukan tindakan sebisa mungkin
seperti melakukan tindakan terhadap diri sendiri
d. Kemampuan, mendukung seseorang dalam menjalani kehidupan atau dalam
kejadian tidak terduga
e. Mengatasi kepercayaan, percaya terhadap kemampuan seseorang dalam menjalani
hidup
C. Pelayanan keperawatan dalam konsep Islam
Menurut Ahmed (1999) dalam Rassool (2000) praktik dan perilaku Islam tidak
hanya terkait dengan wahyu ilahi tetapi sebagai teologi, menghasilkan praktik sosial
tertentu dalam budaya, tata krama, makanan, dan bahasa. Dalam hal ini Islam juga
merupakan sosiologi dan filsafat hidup. Ajaran fundamental Islam yang paling
penting adalah keyakinan 13 terhadap keesaan Tuhan ini disebut Tauhid. Ini
dijelaskan dalam Syahadah, rukun iman yang pertama: “Saya bersaksi bahwa tidak
ada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusannya” Bahkan, tidak ada yang layak disembah kecuali Allah. Prinsip-prinsip dan
praktik disiplin caring dan moral dalam perspektif Islam didasarkan pada wahyu Ilahi
yang telah ditetapkan. Islam menghargai perbedaan, keragaman, dan toleransi tidak
hanya kepada yang beriman kepada Allah saja, tetapi juga nonmuslim.
Praktik anti-diskriminasi dan persamaan derajat telah ditetapkan dalam Islam
dan dianggap sebagai harapan dan persyaratan mendasar bagi umat Islam baik itu
pasien maupun perawat. Rasisme tidak dapat dipahami dalam pemikiran dan praktik
Islam, karena dalam Al-Quran telah dijelaskan mengenai kesetaraan dalam surah
AlHujurat ayat 13:

‫الن ُّ ي َ يَا أ َ َّن أ ِ َع>>ا َرفُ>>وا إ ي ٌر‬


َّ ‫نَا ُ ْكم ُش ُعوبًا ْ نثَى َو َج َعل ُ ٍر َوأ نَا ُكم ِّمن َذ َك ا َخلَ ْق َِّن ا ُس إ هَا‬
ِ ‫>َّل‬d َ‫ت َ ْك َر َ ُم ْكم ِعنَد‬
٣١﴾ ‫ال أ‬ ْ ‫>َّلالَ َعلِيٌم َخب ِ قَا ُ ْكم إ‬d َ‫ائ َل لِتَ ِ َّن‬
ِ َ‫﴿ َوقَب‬

Terjemahannya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari


seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui, Mahateliti.” 14 Islam bersikeras pada para pengikutnya untuk
memperoleh pengetahuan dan keahlian dalam berbagai upaya yang bermanfaat bagi
semua makhluk hidup.
Caring Islami dapat melalui praktik dan manajemen keperawatan dan
memiliki arti bahwa pertimbangan diberikan kepada unsur-unsur jenis kelamin, dress
code, nilai-nilai pribadi, kode etik, persyaratan diet, keluarga berencana, hidup yang
sehat dan aman dan pengembangan spiritual (Rassool, 2000). Sedangkan menurut
Standar dan Instrumen Sertifikasi Rumah Sakit Syariah Versi 1438, Standar Syariah
Pelayanan Pasien (SSPP) bab 1, standar 9, sub-standar 3, rumah sakit menjamin
adanya upaya untuk menjaga aurat pasien, pelayanan sesuai jenis kelamin dan
memelihara dari unsur ikhtilath (MUKISI, 2017)

D. Penelitian tentang Caring Islami


Menurut penelitian sebelumnya oleh Abdurrouf dkk (2013) menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara perawat yang berperilaku caring Islami terhadap
kepuasan pasien di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Pasien yang
diberikan tindakan caring Islami akan menilai pelayanan keperawatan yang akan
diberikan berupa profesional, ramah, istiqomah, amanah, sabar dan ikhlas. Apabila
pasien merasa harapannya terpenuhi artinya persepsi pasien terhadap pelayanan
keperawatan positif. Berdasarkan hasil penelitian tersebut didapatkan data bahwa
semakin baik perlakuan caring Islami yang diberikan kepada pasien maka pasien akan
merasa sangat puas. Tingkat kepuasan pasien antara kelompok yang diberi perlakuan
caring Islami yang terdiri dari profesional, amanah, ramah, 15 istiqomah, sabar dan
ikhlas memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak
diberikan caring Islami (Abdurrouf, 2013). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Barolia (2008) data menunjukkan bahwa keseimbangan 5 dimensi manusia
melengkapi asuhan keperawatan dari perspektif Islami. Lima dimensi tersebut adalah
dimensi fisik, etika, moral, spiritual dan dimensi intelektual. Berdasarkan teori caring
dalam keperawatan, jika perawat berhasil dalam menjaga keseimbangan diantara 5
dimensi tersebut, hasilnya adalah perilaku caring dan tindakan caring. Hal ini
berdasarkan filosofi Islam dan Al-Quran. Berdasarkan Ismail dkk tahun 2015 hasil
analisis tematik dan perbandingan integratif dari 130 artikel disimpulkan bahwa
terdapat dua puluh tujuh artikel lengkap yang termasuk dalam studi ini. Ada beberapa
tema dalam caring dalam konteks Islam, salah satunya adalah praktik caring dalam
perspektif Islam. Praktik caring dalam perspektif Islam yang dimaksud adalah
tindakan intervensi Islam yang dapat diberikan kepada pasien, seperti mengkaji aspek
spiritual pasien, membantu pasien untuk berdzikir, melaksanakan sholat sesuai
kemampuan pasien, berkomunikasi dengan pasien maupun keluarga, mendoakan
pasien, melakukan tindakan sesuai jenis kelamin, dan membacakan al-quran.
Berdasarkan pengalaman dari caring dan non-caring untuk pasien dan perawat
menunjukkan bahwa caring sangat bagi pasien ketika perawat mampu menunjukkan
keterampilan merawat yang tepat. Selain itu, caring akan menghasilkan keharmonisan
tubuh, pikiran, dan semangat bagi perawat dan pasien. 16 Perawat Caring
Implementasi dalam caring Islami Tujuan dari caring dalam keperawatan holistik
adalah penyembuhan yang artinya caring dalam keperawatan sebagai penyembuhan.
Caring melingkupi semua aspek manusia. Karena caring pada konteks Islam terfokus
pada spiritual, maka caring adalah penyembuhan untuk pasien (Ismail dkk., 2015).
E. SEJARAH KEPERAWATAN ISLAMI
Keperawatan dalam islam diyakini sejak tegaknya islam,mulai zaman nabi Adam
sampai zaman nabi Muhamad SAW.
Keperawatan dalam islam merupakan manifestasi dari fungsi manusia sebagai
khalifah dan hamba allah dalam melaksanakan kemanusiaannya, menolong manusia
lain yang mempunyai masalah kesehatan dan memenuhi kebutuhan dasarnya baik
actual maupun potensial permasalahan klien dengan segala keuinikannya tersebut
harus dihadapi dengan pendekatan silaturahmi ( interpersonal) dengan sebaik baiknya
didasari dengan iman, ilmu, dan amal serta memiliki kemampuan berdakwah amal
ma’ruf nakhi munkar.
Rufaidah binti sa’ad memiliki nama lengkap bufaidah binti sa’ad albani aslam al-
khazraj yang tinggal di madinah, dia lahir di yathrib dan termasuk kaum ansar yaitu
suatu golongan yang pertama kali mengalami islam dimadinah. Ayahnya seorang
dokter dan dia mempelajari ilmu keperawatan saatmembantu ayahnya. Dan saat kota
madinah berkembang rufaidah mengabdikan dirinya merawat kaum muslimin yang
sakit dan membangun tenda di luar masjid nabawi saat dalam keadaan damai.
Inilah dimulainya awal mula dunia medis dan dunia keperawatan. Rufaidah juga
memberikan perhatian terhadap aktivitas masyarakat, kepada anak yatim, penderita
gangguan jiwa, beliau mempunyai kepribadian yang luhur dan empati sehingga
memberikan pelayanan keperawatan kepada pasiennya dengan baik dan teliti. (Hyder,
dalam Ismail, 2015).
F. Asuhan Keperawatan Islami
Asuhan keperawatan yang Islami merupakan rangkaian dari praktik keperawatan
kepada pasien tanpa meninggalkan aspek aspek Islam didalamnya. Pemberian asuhan
keperawatan dalam prespektif islam dapat di berikan dengan lima aspek yaitu fisik,
etika, moral, spiritual, dan intelektual manusia. Dalam pemberian tindakan, perawat
juga harus memiliki rasa kepedulian agar dapat melaksanakan dan mempertahankan 5
aspek tersebut. Kepedulian dapat dituntukkan oleh niat, empati, kasih sayang,
kehadiran otentik, ketersediaan, dan komunikasi (Ismail,Hatthakit & Chinawong,
2015)
G. Tindakan Perawatan Islami
Dalam melakukan perawatan Islami, perawat harus memperhatikan kebutuhan
spiritual pasien tidak hanya memperhatikan kondisi fisiknya saja. Dalam keadaan
sakit, maka seseorang akan lebih mendekatkan diri kepada sang penciptaanya.
Menurut Ismail, Hatthakit, & Chinawong (2015) terdapat beberapa tujuan pemberian
asuhan keperawatan Islami:
a. Menilai aspek spiritual pasien, lakukan penilian yang akurat dan memberikan
perawatan yang kompeten. Perawat harus menggabungkan spiritualitas yang diyakini
pasien dalam setiap tindakan. (Hyder, dalam Ismail 2015).
b. Pasien mengetahui cara berdzikir seperti mengucapkan kalimat thayibah seperti,
bismillah, alhamdulillah, astaghfirullah, yang demikian itu agar dalam jiwa pasien
selalu mengingat tuhannya. (Lovering, dalam Ismail, 2015).
c. Pasien mengetahui cara shalat 5 waktu. Pada pasien yang mengalami kesulitan
shalat dengan berdiri maka bisa delakukan dengan duduk dan seterusnya. Sebagai
perawat hendaknya membantu dan mengajarkan bagaimana tata cara shalat dalam
keadaan sakit. (Hyder, dalam Ismail, 2015).
d. Pasien dapat berkomunikasi. Melakukan komunikasi yang baik dan sopan antara
perawat dengan pasien dan keluarga pasien, sehingga dapat menjalin hubungan yang
baik dan tercapai keadaan yang harmonis. (Halligan, dalam Ismail, 2015).
e. Pasien mengetahui Do’a ketika sakit. Penggunaan Do’a merupakan sebagai alat
komunikasi seorang hamba kepada Tuhanya, sebagai bentuk penghambaan.
(Lovering, dalam Ismail, 2015).
f. Menyesuaikan jenis kelamin saat dilakukan perawatan, hal ini untuk mendapatkan
kenyamanan dalam proses asuhan keperawatan yang diberikan. (Hyder, dalam Ismail,
2015).
g. Pasien mengetahui cara baca alqur’an, Hammad (2009) mengemukakan bahwa
terapi alqur’an dapat menurunkan cemas dan meningkatkan imunitas paien. pada
pasien dalam keadaan koma bisa dibacakan al qur’an oleh keluarganya yang
mendampingi pasien (Hyder, dalam Ismail, 2003). Asuhan keperawatan islami
penting karena Pemberian asuhan keperawatan yang islami berpedoman kepada Al-
Qur’an dan Hadist sehingga tindakan asuhan keperawatan dapat terlaksana sesuai
dengan syariat islam (Ridwansyah, 2008). Suryadi & Nasrullah (2008) juga
mengatakan didalam islam diyakini bahwa segala penyakit diturunkan Allah dan kita
harus berusaha untuk berobat. Dalam memberikan asuhan keperawatan yang islami
perawat juga harus melaksanakan secara holistik mencakup aspek bio,psiko,sosial dan
spiritual (Barbara,2008). hal ini dapat berdampak terhadap mutu kualitas dari
pelayanan kesehatan menjadi lebih baik. Untuk mencapai perawatan yang islami
maka perpawat harus memberikan dan membantu pasien dalam melaksanakan asuhan
keperawatan yang islami berdasarkan aspek aspek diatas

H. PARADIGMA KEPERAWATAN ISLAM


Paradigma keperawatan islam adalah cara pandang, persepsi, keyakinan, nilai
dan konsep dalam menyelenggarakan profesi keperawatan yang melaksanakan
sepenuhnya prinsip dan ajaran islam. Paradigma keperawatan islam dibangun melalui
empat komponen besar yaitu: manusia dan kemanusiaan, lingkungan, sehat dan
kesehatan serta keperawatan. (Anjaswarni, 2013).
1. Manusia dan Kemanusiaan
Manusia adalah makhluk ciptaan allah yang terbaik bentuknya yang
dimuliakan oleh allah yang terdiri dari jasad, ruh, dan psikologis dimana seluruh
makhluk lainnya yang berada di langit dan dibumi ditundukkan oleh allah kepada
manusia kecuali iblis yang menyombongkan diri.
2. Lingkungan
Allah menjelaskan kepada kita bahwa alam semesta dan seisinya diciptakan
atas hak dan hendak allah SWT dan diperuntukkan bagi manusia bersyukur serta
dapat mempelajari alam semesta ini guna memperkokoh keimanan dan ketakwaan
terhahap sang maha kholik atau pencipta. Dan allah juga mengancam manusia yang
berdusta dan berdosa.

3. Sehat dan Kesehatan


Barang siapa sehat badannya, damai dihatinya dan punya makanan sehari-
harinya maka seolah olah dunia seisinya dianugerahkan kepadanya ( hadist riwayat
tirmizi dan ibnu majah )
4. Keperawatan
Barang siapa yang berkeinginan untuk diselamatkan oleh allah dari bencana
hari kiamat, maka bantulah orang yang dalam kesulitan atau hindarkan kesulitannya
( HR. muslim).
I. ASUHAN KEPERAWATAN ISLAMI SEBAGAI SISTEM

Asuhan keperawatan islami dapat dilihat sebagai suatu system yang terdiri dari masukan,
proses dan keluaran yang seluruhnya dapat digali dari nilai-nilai islam yang bersumber
dari al-quran dan hadist. . (Anjaswarni, 2013).

1. Masukan ( Input)
a. Al-quran dan hadist sebagai keyakinan manusia yang beriman
b. Manusia dalam paradigma keperawatan dijelaskan sebagai hamba dansebagai khalifah
c. Lingkungan eksternal dan internal serta lingkungan spiritual
d. Profesi keperawatan yang merupakan manifestasi dari ibadah dan media dakwah amar
ma’ruf nakhi munkar.
2. Proses
a. Ikhsan dalam beribadah
Pemahaman dan pengamalan rukun iman dan islam bagi perawat muslim belum
cukup dikategorikan dalam insan yang sempurna dalam pengamalan agamanya.
b. Perlakuan atau prilaku dalam asuhan
Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan tidak bisa bekerja sendiri tetapi
memerlukan orang lain, apakah itu satu tim ataupun tim lain hal ini didasarkan pada konsep
manusia dalam paradigma keperawatan islam sebagai an nas (makhluk sosial)
c. Bimbingan/Tausiah
Manusia adalah makhluk mulia, dengan kemuliaannya harus berbuat yang mulia.
3. Keluaran (output)
Output yang diharapkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan islami adalah
kualitas asuhan, reffleksi dari kualitas semua (perawat dan klien) adalah kupuasan. fitrah
manusia dalam al-quran:
a. Sebagai makhluk mulia
b. Sebagi makhluk mengabdi
c. Sebagai makhluk yang hanif
d. Sebagai makhluk yang merdeka
e. Makhluk dengan nilai individual dan sekaligus makhluk dengan nilai komunal.

J. PEDOMAN ASUHAN KEPERAWATAN ISLAMI

Pedoman perawat dalam asuhan keperawatan islami adalah:


1. Akhlak pribadi perawat
2. Landasan kerja dan perilaku perawat
a. Meliputi iman,
b. islam,
c. ikhsan dan
d. taqwa serta ilmu.
3. Ciri khas perawat
a. Berpakaian bagi wanita yang menutup aurat
b. Berinteraksi bagi sesama muslim .
c. Berinteraksi dengan non muslim
K. KARAKTERISTIK KEPERAWATAN ISLAMI

Implementasi nilai islami dalam pelayanan kesehatan mencakup berbeda beberapa


karakteristik
1. Professional
2. Ramah
3. Amanah
4. Istiqomah
5. Sabar
6. Ikhlas

DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah. (2019). Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson di Ruang Rawat Inap.
Jurnal Keperawatan

Ismail, Suhartini., Hatthakit, U., & Chinawong , T. (2015). Caring Science within Islamic
Contexts: Nurse Media Journal of Nursing, 5 (1), 2015, 34 – 47

Ismail, Nawari. 2015. Metodologi Penelitian Untuk Studi Islam. Yogyakarta :Samudra Biru.

Anjaswarni, T. (2013). Modul 1 Komunikasi dalam Keperawatan, Konsep Dasar


Komunikasi, Jakarta: Badan PPSDM Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai