Anda di halaman 1dari 2

Nama : Retna Maryuhayavia

NIM : 312020023

Kelas : B/ S1 Keperawatan Alih Jenjang

Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Kesejahteraan Lansia


Jumlah lansia di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini
dibuktikan dengan data WHO pada tahun 2009 jumlah penduduk lansia sebanyak 7,49% dari
total penduduk Indonesia seluruhnya. Tahun 2011 meningkat menjadi 7,69 % , dan pada tahun
2013 jumlah lansia 8,1 % dari total penduduk Indonesia.[5] Pada tahun 2000 lansia di Indonesia
berjumlah 15, 1 juta jiwa dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 19 juta orang.(Metkono,
2017)

Kelompok lansia bukanlah sekadar orang dewasa yang semakin tua dan uzur karena
bertambah usia, te- tapi mereka adalah kelompok masyarakat yang berpe- ngalaman dan berjasa,
sehingga sangat layak menda- patkan pengayoman dan penghargaan yang khusus. Itu berarti
bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan se- harusnya tidak sekedar menyembuhkan mereka
dari penyakit dan membawa mereka pulang dari fasilitas pe- layanan kesehatan ke panti jompo.
Lebih dari itu, pengayoman yang diberikan seharusnya mampu me- ngantarkan mereka melintasi
usia sepuh yang panjang dalam keadaan sehat mandiri dan produktif. Namun, perhatian kita
semua, termasuk pemerintah, akademi- si, profesi dan keluarga terhadap lansia tampaknya se-
makin menyusut dan cenderung berlabuh ke titik na- dir. Bagaikan potret lusuh dengan bingkai
yang lapuk dan buram, lansia semakin tersisih untuk kemudian di- lupakan. Kita tidak lagi
menganggapnya layak untuk dipajang di dinding rumah gedongan yang semakin megah
membangun (Trihandini, 2007)

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dan setiap orang
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan
kesehatan sebagaimana disebutkan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009 adalah
upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut,
pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai
pentahapannya. (Khozin & Mutmainah, 2018)

Lansia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lansia diberikan hak untuk
meningkatkan kesejahteraan yang meliputi: pelayanan keagamaan dan mental spiritual,
pelayanan kesehatan, pelayanan kesempatan kerja, pelayanan pendidikan dan pelatihan,
kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum, kemudahan dalam
layanan dan bantuan hukum, perlindungan sosial dan bantuan sosial (UU No. 13
Tahun 1998). Dalam bidang kesehatan peran serta dari pemerintah, swasta, dan
masyarakat dalam upaya peningkatan kesejahteraan lansia sangat dibutuhkan. Demikian pula
dengan akses layanan kesehatan yang berkualitas yang komprehensif penting untuk
pencapaian kesetaraan kesehatan dan untuk meningkatkan kualitas hidup sehat bagi lanjut
usia. Akses pelayananan kesehatan terhadap lanjut usia sangat tergantung pada ketersediaan
sumber daya kesehatan, peralatan yang memadai dalam program yang sesuai.(Glenn & Massie,
2019)

Meningkatkan akses ke pelayanan kesehatan untuk lanjut usia telah


menjadi tujuan kebijakan publik yang penting selama beberapa dekade. Banyak inisiatif
kebijakan telah dibuat oleh pemerintah baik di tingkat pusat maupun provinsi dan kabupaten/kota
untuk pelayanan kesehatan terhadap lansia.7Banyak bukti yang menunjang bahwa lansia
kurang beruntung terhadap akses mereka ke layanan kesehatan didasarkan pada penelitian
yang meneliti hubungan antara bertambahnya usia dan pemanfaatan layanan spesialis
dalam perawatan sekunder dan tersier. Demikian pula dengan kemudahan dalam
menjangkau lokasi fasilitas kesehatan berhubungan dengan faktor keamanan atau
keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau
lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius,
maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan.(Glenn & Massie, 2019)

Glenn, R., & Massie, A. (2019). The Access to Available Health Services for Elderly People In
Indonesian Urban Areas. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan,
3(1), 46–56. https://doi.org/10.22435/jpppk.v3i1.130
Khozin, M., & Mutmainah, N. F. (2018). Kualitas Pelayanan Kesehatan Lansia di Kota
Yogyakarta (Studi kasus pelayanan kesehatan pada Puskesmas Mantrijeron). Jurnal
Manajemen Pelayanan Publik, 1(2), 143–155.
Metkono, Y. S. (2017). Strategi Intervensi Kesehatan Lansia Di Posyandu. Ikesma, 13(1), 59–67.
https://doi.org/10.19184/ikesma.v13i1.7026
Trihandini, I. (2007). Potret Buram Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Kesmas:
National Public Health Journal, 1(5), 226. https://doi.org/10.21109/kesmas.v1i5.295

Anda mungkin juga menyukai