NIM : 312020023
Etika Penelitian
1. Informed Consent
yakni suatu bentuk persetujuan antara peniliti dengan responden penelitian dengan memberikan
lembar persetujuan. Diberikan pada saat penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan diberikan informed consent yakni agar peneliti
mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengenali dampaknya. Jika responden tidak bersedi,
peneliti harus menghormati hak responden. Hal-hal informasi yang harus ada pada informed
consent tersebut yakni: partisipasi responden, tujuan dilakukan tindakan, jenis data yang
dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat,
kerahasiaan, informasi yang dihubungi, dan lain-lain.
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan informasi yang terbuka
berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas
dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Beberapa tindakan yang
terkait dengan prinsip menghormati harkat dan martabat manusia, adalah: peneliti
mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed consent) yang terdiri dari penjelasan
manfaat penelitian, penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang dapat
ditimbulkan, penjelasan manfaat yang akan didapatkan, persetujuan peneliti dapat menjawab
setiap pertanyaan yang diajukan subyek berkaitan dengan prosedur penelitian, persetujuan
subyek dapat mengundurkan diri kapan saja, jaminan anonimitas dan kerahasiaan
(Sumantri,H,.2015)
Peneliti harus menjaga informasi tentang partisipan dan privasi partisipan dan peneliti wajib
merahasiakan segala sesuatu yang telah dipercayakan partisipan kepadanya . Semua yang di
katakan partisipan tidak boleh diketahui orang lain. Dan tidak ada seorangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diizinkan oleh partisipan dengan bukti
persetujuan.berdiskusi dengan partisipan harus di tempat yang tenang dan tidak banyak orang,
menyampaikan pada teman atau keluarga tentang partisipan dengan tenaga kesehatan lain harus
dihindari,peneliti juga harus menjaga privasi partisipan mengenai informasi penyakitnya dan
tindakan yang telah, sedang, dan akan dilakukan, kecuali jika pasien mengizinkan atau atas
perintah undang-undang untuk kepentingan pembuktian dalam persidangan.
4. Justice berarti keadilan.
Peneliti akan memperlakukan partisipan dengan sama dan adil dalam hal ini peneliti memberi
kesempatan yang sama bagi semua partisipan yang memenuhi kriteria untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini,peneliti juga memberikan kesempatan yang samam untuk menyampaikan
perasaannya dan menceritakan keluhan serta pengalamannya dalam melakukan perawatan diri di
dalam kehidupan sehari-hari.
Peneliti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada pasien. Prinsip
nonmaleficence berarti bahwa peneliti dalam memberikan upaya pelayanan kesehatan harus
senantiasa dengan niat untuk membantu pasien mengatasi masalah kesehatannya.