Anda di halaman 1dari 12

PENGOLAHAN AIR LINDI DENGAN PROSES KOMBINASI BIOFILTER

ANAEROB-AEROB DAN WETLAND

Mochtar Hadiwidodo, Wiharyanto Oktiawan, Alloysius Riza Primadani, Bernadette


Nusye Parasmita, dan Ismaryanto Gunawan

Program Studi Teknik Lingkungan


Fakultas Teknik UNDIP, Jl. Prof H. Sudarto SH Tembalang Semarang
Email: w_oktiawan@yahoo.com

ABSTRACT
In Indonesia leachate is still an issue yet to be addressed. With a high content of pollutant parameters
and lack of government support resulting landfill must think about the appropriate treatment to be safe
for treating waste when discarded into the environment. Biofilter methods and wetland is the one of
alternatives leachate treatment that can be used. This method does not require a large operating costs
and does not require skilled professionals to operate it. With a combination of wetland and biofilter, it
is expected to reduce the content of pollutants in the leachate, so it can be meet the wastewater
quality standards which set by the government. The levels of pollutants were tested in this study is the
BOD5, COD, TSS, ammonia, nitrite and nitrate.

Key Words: leachate, biofilter, wetland

PENDAHULUAN tanaman dalam penyediaan oksigen yang


terdapat dalam sistem pengolahan limbah
Hampir setiap kota besar di Indonesia Wetlands ini, secara prinsip terjadi akibat
telah menyediakan Tempat Pemrosesan Akhir adanya proses fotosintesis maupun proses
(TPA) sampah. Namun kebanyakan dari TPA- respirasi.
TPA ini hanya berfokus pada pengolahan
sampah saja. Padahal timbunan sampah juga
menimbulkan aliran air lindi (leachate) yang STUDI PUSTAKA
dapat mencemari lingkungan. Seandainya Lindi
sudah ada unit pengolahannya pun unit Tchobanoglous (1993) menyatakan bahwa
pengolahan tersebut masih bersifat apa lindi (leachate) adalah cairan yang meresap
adanya. Bahkan efluen dari unit pengolahan melalui sampah yang mengandung unsur-
tersebut masih berada di atas baku mutu yang unsur terlarut dan tersuspensi atau cairan
telah ditetapkan pemerintah. yang melewati landfill dan bercampur serta
Metode biofilter dan wetland merupakan tersuspensi dengan zat-zat atau materi yang
salah satu metode sederhana yangdapat ada dalam tempat penimbunan (landfill)
digunakan untuk mendegradasi parameter- tersebut. Cairan dalam landfill merupakan hasil
parameter pencemar yang ada di air lindi. dari dekomposisi sampah dan cairan yang
Metode biofilter berprinsip pada metode masuk ke tempat pembuangan seperti aliran
pertumbuhan terlekat. Bakteri pada air lindi atau drainase permukaan, air hujan dan air
akan terlekat pada biofilter dan membentuk tanah. Sedangkan menurut Darmasetiawan
biofilm sebagai tempat hidupnya. Biofilm inilah (2004), lindi merupakan air yang terbentuk
yang akan menahan bakteri agar tidak ikut dalam timbunan sampah yang melarutkan
terbawa efluen, sehingga dapat mendegradasi banyak sekali senyawa yang ada sehingga
lindi dengan lebih kontinyu. memiliki kandungan pencemar khususnya zat
Metode wetlands merupakan sistem yang organik yang sangat tinggi. Lindi sangat
termasuk pengolahan alami, dimana terjadi berpotensi menyebabkan pencemaran air, baik
aktivitas pengolahan sedimentasi, filtrasi, air tanah maupun permukaan sehingga perlu
transfer gas, adsorpsi, pengolahan kimiawi ditangani dengan baik.
dan biologis, karena aktivitas Masalah yang ada di Tempat Pemrosesan
mikroorganisme dalam tanah dan aktivitas Sampah (TPA) salah satunya adalah adanya
tanaman. Aktivitas mikroorganisme maupun lindi sampah. Lindi sering terkumpul pada

84
Mochtar H., Wiharyanto O., Alloysius RP,
Bernadette NP, dan Ismaryanto G.
Pengolahan Air Lindi dengan Proses Kombinasi
Biofilter An-Aerob-Aerob dan Wetland

pertengahan titik pada lahan urug. lindi lapisan massa yang tipis (biofilm) (herlambang
mengandung berbagai turunan senyawa kimia dan Marsidi, 2003).
dari pelrutan sampah pada lahan urug dan Di dalam proses pengolahan air limbah
hasil reaksi kimia dan biokimia yang terjadi dengan proses biofilter aerobik, suplai udara
pada lahan urug. dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
Apabila penanganan dan pengolahan lindi aerasi samping, aerasi tengah, aerasi merata
sampah tidak dilakukan secara optimal, lindi seluruh permukaan, aerasi eksternal aerasi
sampah ini akan masuk ke dalam air tanah dengan air lift pump dan aerasi dengan sistem
ataupun ikut terbawa dalam aliran permukaan. mekanik. Sistem aerasi juga bergantung dari
Upaya penanggulangan masalah ini dimulai jenis media maupun efisiensi yang diharapkan
dari tahap pemilihan lokasi, dan dilanjutkan (Herlambang, dkk, 2002).
sampai sarana TPA tersebut ditutup Metode biofilter yang terbuat dari bahan
(Damanhuri, 1996) anorganik, ringan dan mempunyai luas
permukaan spesifik yang tinggi. Semakin tinggi
Biofilter luas permukaan spesifiknya maka jumlah
Biofilter dimana mikroorganisme tumbuh mikroorganisme yang dapat melekat juga
dan berkembang diatas suatu media, yang semakin banyak.
dapat terbuat dari plastik, kerikil, yang di dalam
operasinya dapat tercelup sebagian atau Kelebihan Biofilter
seluruhnya, atau yang hanya dilewati air saja Adanya air buangan yang melalui media
(tidak tercelup sama sekali), dengan kerikil yang terdapat pada media biofilter
membentuk lapisan lendir untuk melekat di mengakibatkan timbulnya lapisan lendir yang
atas permukaan media tersebut sehingga menyelimuti kerikil atau yang disebut juga
membentuk lapisan biofilm. biological film. Air limbah yang masih
Proses pengolahan air limbah dengan mengandung zat organisme yang belum
biofilter secara garis besar dapat dilakukan teruraikan pada bak pengendap bila melalui
dalam kondisi aerob, anaerob atau kombinasi lapisan lendir ini akan mengalami proses
anaerob dan aerob. Proses aerobik dilakukan penguraian secara biologis. Efisinesi biofilter
dengan kondisi adanya oksigen terlarut di tergantung dari luas kontak antara air limbah
dalam reaktor air limbah. Sedangkan proses dengan mikroorganisme yang menempel pada
kombinasi anaero dan aerob merupakan permukaan media filter tersebut. Makin luas
gabungan proses anaerob dan proses aerob. bidang kontaknya, maka efisiensi penurunan
Proses operasi bofilter secara anaerob zat organiknya (BOD) semakin besar. Selain
digunakan untuk air limbah dengan kandungan menghilangkan atau mengurangi konsentrasi
zat organik cukup tinggi, dan dari proses ini BOD dan COD, cara ini juga dapat
akan dihasilkan gas methana. Jika kadar COD mengurangi konsentrasi padatan tersuspensi
limbah kurang dari 4000 mg/l seharusnya atau suspended solid, ammonium, dan
limbah tersebut diolah pada kondisi anaerob phospor (Herlambang, dkk, 2002). Biofilter
(Herlambang, dkk, 2002). juga berfungsi sebagai media penyaring air
limbah yang melalui media ini. Sebagai
Proses Biofilter akibatnya, air limbah yang mengandung
Proses pengolahan air limbah dengan suspended solids dan bakteri E. Coli setelah
proses biofilter dilakukan dengan cara melalui filter ini akan berkurang
mengalirkan air limbah ke dalam reaktor konsentrasinya. Biofilter sangat sedrhana,
biologis yang telah diisi dengan media operasinya mudah dan tanpa memakai bahan
penyangga untuk pengembangbiakkan kimia serta tanpa membutuhkan energi.
mikroorganisme dengan atau tanpa aerasi. Proses ini cocok digunakan untuk mengolah
Untuk proses anaerobik dilakukan tanpa air limbah dengan kapasitas yang tidak terlalu
pemeberian udara atau oksigen. Biofiletr yang besar.
baik adalah menggunakan prinsip biofiltrasi Teknologi ini jelas berbeda dengan
yang memiliki struktur menyerupai saringan activated sludge (lumpur aktif), yang
dan tersusun dari tumpukan media penyangga merupakan teknologi yang paling sering
yang disusun baik secara teratur maupun acak dipakai pada pengolahan air limbah skala
di dalam suatu biofilter. Adapun fungsi dari kecil. Pengolahan limbah dengan
media penyangga yaitu sebagai tempat menggunakan lumpur aktif dipengarugi oleh
tumbuh dan berkembangnya bakteri yang beberapa jenis mikroba aerobik yang
akan melapisi permukaan media membentuk tersuspensi dalam cairan dengan dengan

85
Jurnal PRESIPITASI
Vol. 9 No.2 September 2012, ISSN 1907-187X

konsentrasi yang sangat tinggi, memerlukan a. Prinsip-prinsip yang mengatur pelekatan


aerasi akitf untuk menjamin mikrobanya tetap (adhesi) bakteri pada permukaan media
hidup. Keadaan cairan harus dikontrol dengan dan pembentukan biofilm.
ketat, biasanya dengan mengeluarkan lumpur b. Parameter yang mengendalikan
aktif beberapa jam atau akan terjadi kejenuhan pengolahan limbah.
dalam sistem. Karakteristik inilah yang c. Sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh paket
menyebabkan sistem ibi tidak stabil, media biofilter dalam reaktor biologi pada
memerlukan input energi secara konstan serta lingkungan spesifik dan sesuai dengan
perhatian penuh untuk menjaga parameter teknik aplikasinya.
operasi tetap sesuai yang disyaratkan. Selain Oleh karena itu, dalam penelitian ini dipilih
itu, proses ini tidak mampu menangani air dengan menggunakan media kerikil. Kerikil
limbah yang tidak uniform, lagipula tidak ada memiliki luas permukaan yang besar, dan
teori yang sesuai untuk proses ini kecuali bila bakteri dapat hidup dan melekat pada
dianggap sebagai proses steady-state. Karena permukaannya. Selain itu, penyumbatan yang
tidak ada penghalang bagi aliran air sebelum terjadi pada kerikil sangat kecil dan volume
kelaur sistem, bila terjadi kegagalan operasi, rongganya besar dibandingkan dengan media
efluen yang keluar akan langsung lain serta mudah didapat dan relatif lebih
terpengaruh. Sekali terjadi kegagalan, lumpur murah.
aktif memerlukan waktu yang cukup lama
untuk dapat kembali beroperasi normal. Sistem Lahan Basah Buatan
Karaktersitik yang kontras dan tidak (Constructed Wetland)
membutuhkan perhatian yang intensif kepada Sistem pengolahan constructed wetland
sistem inilah yang menyebabkan teknologi adalah sistem rekayasa yang telah didisain
biofiltrasi lebih cocok untuk digunakan pada dan dibangun dengan memanfaatkan proses
skala kecil, karena tidak membutuhkan alamiah yang melibatkan tumbuhan, tanah,
perhatian yang intensif kepada sistem. dan kumpulan mikrobia yang saling
berhubungan untuk membantu pengolahan
Kriteria Pemilihan Media Biofilter limbah cair. (Vymazal, 1998).
Media biofilter termasuk hal yang penting, Menurut Pengolahan limbah Sistem
karena sebagai tempat tumbuh dan menempel Wetlands didefinisikan sebagai sistem
mikroorganisme, juga untuk mendapatkan pengolahan yang memasukkan faktor utama,
unsur-unsur kehidupan yang dibutuhkannya yaitu :
seperti nutrien dan oksigen. Salah satu kunci a. Area yang tergenangi air dan mendukung
penting untuk mendapatkan efluen yang kehidupan tumbuhan air sejenis
maksimal adalah menggunakan media yang hydrophyta.
tepat. Media yang digunakan bisa berupa b. Media tempat tumbuh berupa tanah yang
plastik (polivinil klorida), kerikil dan pecahan selalu digenangi air (basah).
batu, gambut, kompos, arang aktif, sabut c. Media bisa juga bukan tanah, tetapi media
kelapa, humus dan tanah (Nurcahyani, 2006). yang jenuh dengan air. (Hammer, 1986)
Media biofilter yang digunakan secara Sejalan dengan perkembangan ilmu dan
umum dapat berupa bahan material organik penelitian, maka definisi tersebut
atau bahan anorganik. Untuk media biofilter disempurnakan oleh Metcalf & Eddy (1993),
dari bahan organik misalnya dalam bentuk menjadi “Sistem yang termasuk pengolahan
jaring, bentuk butiran tak teratur (random alami, dimana terjadi aktivitas pengolahan
packing), bentuk paparan (plate) dan bentuk sedimentasi, filtrasi, transfer gas, adsorpsi,
sarang tawon. Sedangkan untuk media dari pengolahan kimiawi dan biologis, karena
bahan anorganik misalnya batu pecah, kerikil, aktivitas mikroorganisme dalam tanah dan
batu marmer dan batu tembikar. Proses aktivitas tanaman”.
pengolahan dengan biofilter dilakukan
pengkondisian limbah terlebih dahulu dimana METODOLOGI PENELITIAN
sampai efluen yang berasal dari proses
pengolahan mengalami kondisi tunak (steady Penelitian ini dilakukan dalam skala
state) dengan efisiensi penyisihan relatif laboratorium untuk mengetahui efisiensi
konstan dengan toleransi 10%. penyisihan BOD5, COD, TSS, amoniak, nitrit
Valentis dan Lasavre (1990) dalam dan nitrat menggunakan reaktor biofilter dan
Herlambang (2002) menyatakan bahwa dalam wetland. Lindi yang digunakan berasal dari
memilih media biofilter ada beberapa kriteria TPA Ngronggo, Salatiga.
yang harus dipenuhi antara lain:

86
Mochtar H., Wiharyanto O., Alloysius RP,
Bernadette NP, dan Ismaryanto G.
Pengolahan Air Lindi dengan Proses Kombinasi
Biofilter An-Aerob-Aerob dan Wetland

Perhitungan waktu tinggal pada biofilter = 0,2192 m3/hari x 180 g/m3


yang digunakan adalah : = 39,456 g/hari
A. Biofilter Anaerob = 0,0395 kg/hari
BOD5 masuk biofilter = 360,00 mg/l Jumlah BOD5 yang dihilangkan = 0,6 x 0,0395
Efisiensi = 50% kg/hari = 0,0237 kg/hari
BOD5 masuk = 360,00 mg/l – (0,5 x 360,00 mg/l) Volume media yang diperlukan =
= 180 mg/l
= 0,039 m3
Qrata-rata = 152,2 ml/menit
3 Volume media = 57% dari total volume reaktor
= 0,2192 m /hari
Volume reaktor aerob yang diperlukan =
Untuk pengolahan air dengan proses biofilter
100/57 x 0,039 m3 = 0,068 m3
standar beban BOD per volume media 0,4 –
3
4,7 kg BOD/m .hari (Ebie Kunio, 1995). Waktu tinggal dalam reaktor = =
Ditetapkan beban BOD yang digunakan = 1,5 = 7,5 jam
kg BOD/m3.hari.
Beban BOD dalam air buangan
3 3 Variasi waktu tinggal penelitian:
= 0,2192 m /hari x 360,00 g/m
= 78,912 g/hari Waktu tinggal untuk anaerob: 15 jam, 20 jam,
= 0,0789 kg/hari 25 jam
Volume media yang diperlukan Waktu tinggal untuk aerob : 7,5 jam, 12,5
= = 0,078 m3 jam, 17,5 jam

Volume media = 57% dari total volume reaktor Perhitungan variasi debit berdasarkan variasi
Volume reaktor yang diperlukan waktu tinggal penelitian dan volume reaktor:
3 3
= 100/57 x 0,078 m = 0,137 m Volume reaktor = 137 L
Waktu tinggal dalam reactor - td15 =
= = = 15 jam
- td20 =
B. Biofilter Aerob
BOD5 masuk = 180 mg/l
Efisiensi = 60% - td25 =
BOD5 keluar = 180 mg/l – (0,60 x 180 mg/l)
= 72 mg/l
Beban BOD5 dalam air buangan

Gambar 1. Skema Rangkaian Reaktor Biofilter

Aklimatisasi Running
Tahap aklimatisasi adalah tahap Satu siklus running memakan waktu 15-25
mengkondisikan mikroorganisme agar dapat jam. Setelah running dan pengambilan sampel
hidup dan melakukan adaptasi. untuk satu variasi selesai, kemudian dilakukan

87
Jurnal PRESIPITASI
Vol. 9 No.2 September 2012, ISSN 1907-187X

pengambilan sampel. Setiap satu variasi Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 1


dilakukan selama 5 hari secara kontinyu. kali yang dilakukan setiap hari.

ANALISA DAN PEMBAHASAN


Grafik hasil penelitian diketengahkan sebagai berikut:
a. Parameter BOD

(a)

(b)

(c)

88
Mochtar H., Wiharyanto O., Alloysius RP,
Bernadette NP, dan Ismaryanto G.
Pengolahan Air Lindi dengan Proses Kombinasi
Biofilter An-Aerob-Aerob dan Wetland

b. Parameter COD

(a)

(b)

(c)

89
Jurnal PRESIPITASI
Vol. 9 No.2 September 2012, ISSN 1907-187X

c. Parameter TSS

(a)

(b)

(c)

90
Mochtar H., Wiharyanto O., Alloysius RP,
Bernadette NP, dan Ismaryanto G.
Pengolahan Air Lindi dengan Proses Kombinasi
Biofilter An-Aerob-Aerob dan Wetland

d. Parameter Amoniak

(a)

(b)

(c)

91
Jurnal PRESIPITASI
Vol. 9 No.2 September 2012, ISSN 1907-187X

e. Parameter Nitrit

(a)

(b)

(c)

92
Mochtar H., Wiharyanto O., Alloysius RP,
Bernadette NP, dan Ismaryanto G.
Pengolahan Air Lindi dengan Proses Kombinasi
Biofilter An-Aerob-Aerob dan Wetland

f. Parameter Nitrat

(a)

(b)

(c)

93
Dari grafik hasil penelitian tersebut dapat 3. Diperlukan adanya flowmeter agar debit
terlihat jelas bahwa waktu tinggal sangat yang mengalir ke dalam reaktor lebih
berpengaruh terhadap efisiensi penyisihan mudah untuk dikontrol.
parameter pencemar, yaitu BOD5, COD, TSS,
amoniak, nitrit dan nitrat. Semakin lama waktu DAFTAR PUSTAKA
tinggal, semakin lama pula air lindi terkontak
dengan biological film bakteri yang telah Alaerts, G dan Sri Sumestri. 1984. Metode
terbentuk pada media kerikil. Hal ini Penelitian Air. Usaha Nasional.
menyebabkan bakteri dapat memakan zat Surabaya.
pencemar dengan lebih mudah sehingga Bagwell, E. C., Yvette M. Piceno, Amy
kandungan zat pencemar yang terdapat pada Ashburn-Lucas and Charles R.
aliran efluen pun lebih kecil. Lovell.1998. Physiological of
Dari grafik tersebut juga dapat terlihat Rhizophere Diazotroph Assemblages
bahwa efluen yang dihasilkan reaktor anaerob of Selected Salt Marsh Grasses.
lebih besar efisiensinya bila dibandingkan Applied and Environmental
dengan reaktor aerob. Hal ini menunjukan Microbiology Journal, Vol. 64, No.11,
bahwa meskipun pada reaktor aerob telah p. 4276-4282
dilakukan aerasi, bakteri anaerob bekerja lebih Cooper, P. 1999. A Review of the Design and
efektif pada pengolahan air lindi. Hal ini Performance of Vertical-Flow and
disebabkan oleh karakteristik air lindi yang Hybrid Reed Bed Treatment Systems.
tidak memiliki kandungan oksigen di Water Science and Technology 40(3):
dalamnya, sehingga bakteri yang banyak 1-9
terdapat pada air lindi merupakan bakteri Damanhuri, E. 1996. Teknik Pembuangan
anaerob. Akhir Sampah. Jurnal Teknik
Lingkungan ITB. Bandung.
Droste, R.L., 1997, Theory and Practice of
KESIMPULAN DAN SARAN
Water and Wastewater Treatment,
Kesimpulan John Wiley & Sons, New York.
1. Proses biofilter anaerob terbukti lebih Eckenfelder, W. Wesley. 2000. Industrial
efektif dalam mengolah air lindi akibat Water Pollution Control, Third Edition.
karakteristik dasar air lindi yang tidak Mc Graw – Hill Book Company Inc.
memiliki kandungan oksigen terlarut (DO = Singapore.
0) Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Penerbit
2. Proses biofilter ini berkaitan erat dengan Kanisius. Jakarta.
waktu tinggal. Hal ini ditunjukan pada data Gerardi, M. H. 2002. Wastewater Microbiology:
hasil penelitian yang menunjukan efisiensi Nitrification and Denitrification in the
penyisihan parameter pencemar pada Activated Sludge Process. John Wiley
waktu tinggal 25 jam lebih baik bila & Sons, New York. USA.
dibandingkan waktu tinggal yang lain. Hammer, M.J. 1986. Water and Wastewater
3. Pada reaktor wetland, semakin banyak Technology SI Version, John Wiley
jumlah tumbuhan Scirpus grossius (lingi) & Sons: Singapore
yang digunakan maka semakin tinggi Henze, Mogens, Poul Harremoes, Jes la Cour
penurunan konsentrasi COD dari air lindi Jansen, dan Erik Arvin, 1995,
TPA Ngronggo, Salatiga. Wastewater Treatment : Biological and
Chemical Process, Springer-Verlag
Saran Berlin. Germany.
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang Hutagalung H. P., Rozak. 1997. Metode
dapat diberikan : Analisis Air Laut, Sedimen dan. Biota.
1. Diperlukan adanya pretreatment sebelum Volume ke- 2. Jakarta: P3O-LIPI.
proses biofilter agar rasio BOD dan COD Idaman, Nusa Said, dan Herlambang. 2002.
tidak terlalu kecil sehingga memudahkan Teknologi Pengolahan Air Limbah.
kinerja bakteri. BBPT. Jakarta.
2. Diperlukan adanya pengolahan lanjutan Peraturan Daerah (Perda) Jawa Tengah No.
setelah proses biofilter karena efluen 10 Tahun 2004. Baku Mutu Air
belum memenuhi baku mutu air limbah Limbah.
domestik. Metcalf and Eddy. Wastewater Engineering
Treatment and Reuse. 2003. Mc Graw
Hill Company. New York.

94
Mochtar H., Wiharyanto O., Alloysius RP,
Bernadette NP, dan Ismaryanto G.
Pengolahan Air Lindi dengan Proses Kombinasi
Biofilter An-Aerob-Aerob dan Wetland

Schlegel, G.H.1994. Mikrobiologi Umum. Tchobanoglous, George and Theisen H, Vigil


Gadjah Mada Press: Yogyakarta SA. 1993. Integrated Solid Waste
Soerjani, et al. 1987. Weeds of Rice in Management: Engineering Principles
Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta and Management Issues. McGraw-Hill,
Suriawiria, U. 1993. Mikrobiologi Air,.Penerbit Inc., N.Y. Tchobanoglous, George dan
Alumni: Bandung F.L Burton. 2003. Wastewater
Sundstrom, Donald W dan Herbert E Klei. Engineering: Treatment and Reuse. 4th
1979. Wastewater Treatment. Ed. McGraw-Hill.Inc. New York.
Prentice-Hal. Inc. Englewood Cliffs Vymazal J., Brix H., Cooper P.F., Green
USA. M.B., Haberl R. 1998. Constructed
Tchobanoglous, G. dan F.L Burton. 1991. Wetlands for Wastewater Treatment in
Wastewater Engineering: Treatment, Europe. Backhuys Publisher: Leiden
Disposal, and Reuse. 3rd Ed. McGraw-
Hill.Inc. Singapore.

95

Anda mungkin juga menyukai