Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN INFEKSI SILANG

STERILISASI KIMIA (LYSOL) DAN STERILISASI ALAT DENGAN


UAP (AUTOKLAVE)

Dosen Pengampu: Sariyem, S.Si.T, M.Kes

Disusun oleh:

Putri Amalia Mahsun

NIM. P1337425120096/2B

PROGRAM STUDI D-III KESEHATAN GIGI

JURUSAN KESEHATAN GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

TA. 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sterilisasi merupakah salah satu teknik yang penting dalam bekerja di
dunia kesehatan terutama bidang kedokteran gigi. Sebelum melakukan
pekerjaan, hendaknya alat-alat yang akan digunakan dalam bekerja harus
disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Dengan dilakukannya
sterilisasi, maka kontaminasi dapat dihindari. Kontaminasi atau infeksi silang
dapat menyebabkan terjadinya penularan penyakit.
Teknik sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya
dengan menggunakan sterilisasi kimia atau sterilisasi fisik. Teknik sterilisasi
kimia bisa menggunakan bahan-bahan kimia seperti larutan alcohol, Lysol,
dan lain-lain. Adapun dengan teknik sterilisasi fisik dapat dilakukan dengan
cara menggunakan oven, autoklaf, sinar UV dan lain-lain. Pemilihan jenis
sterilisasi terutama didasarkan pada komponen yang akan disterilisasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang ingin dicapai pada
praktikum ini adalah:
1. Apa yang dimaksud sterilisasi kimia dan sterilisasi uap
2. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan sterilisasi
kimia dan sterilisai uap
3. Bagaimana proses sterilisasi kimia dengan menggunakan bahan Lysol
4. Bagaimana proses sterilisasi alat dengan menggunakan uap (autoclave)
5. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari sterilisasi kimia dengan
menggunakan bahan Lysol dan sterilisasi dengan autoclave

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai pada
praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa definisi dari sterilisasi kimia dan sterilisasi uap
2. Mengetahui, mengidentifikasi alat dan bahan yang digunakan dalam
melakukan sterilisasi kimia dan sterilisasi uap
3. Mengetahui cara atau proses dari sterilisasi alat uap dengan autoclave
4. Mengetahui cara atau proses dari sterilisasi kimia menggunakan bahan
Lysol
5. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan sterilisasi kimia dengan
menggunakan bahan Lysol dan sterilisasi alat dengan uap (autoclave)
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori


Sterilisasi adalah suatu proses dimana kegiatan ini bertujuan untuk
membebaskan alat atau bahan kedokteran dari berbagai macam
mikroorganisme. Suatu alat bisa dikatakan steril apabila bebas dari
mikroorganisme atau bakteri hidup yang pathogen maupun tidak baik dalam
bentuk vegetative maupun bentuk nonvegetative (Spora)
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik
yang ada. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang tahan panas
yaitu spora bakteri.
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara
mekanik, fisik, dan kimiawi. Pemilihan mekanisme sterilisasi yang dilakukan
hendaknya disesuaikan dengan sifat alat dan bahan kedokteran yang akan
disterilkan. Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu
penggunaan bahan panas, bahankimia, dan penyaringan (filtrasi).
Sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas ataupun
larutan-larutan kimia yang berfungsi sebagai desinfektan, salah satu larutan
yang biasa digunakan dalam sterilisasi kimia adalah larutan Lysol. Biasanya
sterilisasi kimiawi menggunakan senyawa desinfektan atau antiseptic. Proses
sterilisai ini biasanya dilakukan dengan cara langsung memberikan pada alat
atau alat akan direndam di dalam larutan kimiawi tersebut. Pemilihan
antiseptic terutama tergantung pada kebutuhan dari tujuan tertentu serta efek
yang dikehendaki.
Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan dan
pemijaran. Pemijaran berarti membakar langsung alat pada api secara
langsung, sedangkan sterilisasi dengan pemanasan bisa dilakukan dengan
dry heat ataupun uap basah. Sterilisasi uap panas pada konsepnya mirip
dengan mengkukus dengan dibawah tekanan panas dan menggunakan alat
autoclave. Pada terilisasi ini umumnya dilakukan dalam uap jenuh dan waktu
15 menit dengan suhu 121°C.
Bagian – bagian dari autoclave:
Terdapat beberapa bagian-bagian autoclave beserta fungsinya yang
perlu Anda ketahui. Meskipun demikian, berbeda jenis autoclave memiliki
bagian yang berbeda pula. Untuk itu, ada baiknya Kita membahas tipe
atau jenis-jenis autoclave terlebih dahulu. Sebelum membaca lebih jauh
tentang jenis-jenis autoclave, Anda bisa kembali mereview tentang Alat
Sterilisasi Autoclave agar pembahasan Kita dapat lebih komprehensif.
1) Tombol pengatur waktu (timer)
Autoclave tertentu dilengkapi dengan timer yang berfungsi untuk
mengatur waktu lama atau sebentarnya proses sterilisasi, sesuai
dengan kebutuhan/penggunaan yang dibutuhkan. Berbeda dengan
autoclave sederhana yang masih menggunakan bantuan pemanasan
air dengan kompor bukan listrik. Autoclave sederhana tersebut tidak
dilengkapi dengan timer.
2) Katup uap
Meskipun termasuk bagian kecil dari keseluruhan bagian autoclave,
namun katup uap merupakan salah satu komponen yang penting dan
berfungsi sebagai tempat keluarnya uap air
3) Pengatur tekanan
Jika ingin mengetahui nilai tekanan uap yang berada dalam autoclave,
Anda dapat melihat pada bagian ini. Pengukur tekanan berfungsi untuk
mengetahui besar tekanan uap yang ada dalam autoclave saat proses
sterilisasi tengah berlangsung.
4) Katup pengaman
Katup pengaman berfungsi sebagai penahan atau pengunci
penutup autoclave.
5) Tombol on/off
Jika menggunakan autoclave yang menggunakan sumber energi listrik,
maka keberadaan tombol ini sangat berandil besar. Karena tombol ini
berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan mesin autoclave.
6) Thermometer
Biasanya, pada proses sterilisasi membutuhkan suhu yang berbeda
bergantung pada bahan atau alat yang Anda
sterilkan. Termometer merupakan komponen yang berfungsi untuk
mengetahui dan mengamati suhu yang dibutuhkan. Apakah sudah
sesuai dengan suhu yang Anda butuhkan atau belum.
7) Lempeng sumber panas
Bagian ini adalah komponen yang akan membantu perubahan energi
listrik menjadi energi kalor. Lempeng sumber panas atau heater ini
terbuat dari kumparan/lilitan kawat tembaga yang jika dialiri arus listrik
akan menghasilkan energi panas.
8) Skrup pengaman
Skrup pengaman sangat dibutuhkan untuk menjaga besaran dan
tekanan uap yang ada dalam autoclave. Pastikan skrup pengaman ini
terpasang dengan baik dan rapat.
9) Angsa
Pada autoclave yang menggunakan energi listrik, Anda akan
menemukan angsa yang berfungsi sebagai batas penambahan air.
Sedangkan pada autoclave yang menggunakan energi panas dari
kompor atau pemanas konvensional lainnya, Anda akan menemukan
almunium container yang berfungsi untuk meletakan berbagai bahan
atau alat yang hendak Anda sterilisasikan.
Selain keterangan komponen di atas, autoclave juga memiliki
komponen lain seperti pompa vacum yang berfungsi untuk menghisap
udara atau uap campuran dari ruang sterilisasi (chamber) autoclave.

2.2 Alat dan Bahan


1. Sterilisasi Kimiawi

No. Nama Gambar


A. Alat

1. Baskom

2. Sikat halus

3. Korentang

4. Handuk/Lap bersih
5. Handuk/Lap Steril

6. Instrument yang terbuat dari


Stainless Steel (sonde,
excavator, pinset dll)

7. Handschone

B. Bahan
1. Larutan Lysol 5%
2. Air suling
3. Sabun cuci tangan
4. Sabun cuci alat

2. Sterilisasi Alat dengan Uap (Autoclave)

No. Nama Gambar


A. Alat
1. Autoclave

2. Korentang

3. Handuk bersih

4. Handuk steril

5. Sikat halus

6. Instrument yang terbuat dari


stainless steel. Missal, pinset,
sonde, excavator.
7. Handschoon

B. Bahan
1. Air suling
2. Sabun tangan
3. Sabun alat
4. Tablet formalin

2.3 Cara Kerja


I. Sterilisai Kimia dengan Lysol
1. Lakukan perisapan, baik persiapan operator maupun persiapan sarana
sterilisasi.
2. Persiapan operator antara lain cuci tangan dengan menggunakan sabun.
Persiapan sarana sterilisasi meliputi persiapan alat seperti korentang,
sikat halus, sabun, handuk/lap bersih dan steril.
3. Sebelum melakukan sterilisasi, alat di cuci dengan sabun, disikat hingga
bersih, bilas di bawah air yang mengalir, dan keringkan dengan
handuk/lap bersih.
4. Buat larutan sterilisasi (larutan Lysol 5% dalam air suling) jumlah larutan
sesuai dengan yang dibutuhkan. Kemudian tuang dalam baskom.
5. Setelah larutan sterilisasi di buat, rendam alat di dalam larutan sterilisasi
selama 5 menit. Kemudian pada akhir proses sterilisasi ambil alat dengan
korentang, dan bilas dengan air suling.
6. Keringkan alat dengan handuk/lap steril, kemudian alat disimpan dalam
lemari instrument yang telah diberi tablet formalin.
7. Setelah selesa, alat sarana sterilisai di bersihkan.
II. Sterilisasi Alat dengan Uap (Autoclave)
1. Pelajari bagian-bagian dari sterilisator uap yang disediakan (autoclave)
2. Lakukan persiapan, baik persiapan operator maupun persiapan sarana
sterilisasi.
3. Sebelum melakukan sterilisaasi alat dicuci dengan sabun, disikat sampai
berih, dibilas di bawah air mengalir dan keringkan dengan handuk/lap bersih.
4. Tuangkan air suling ke dalam sterilisator
5. Tatalah alat-alat kesehatan gigi di dalam wadah alumunium bagian dalam
sedemikian rupa sehingga tersedia ruangan untuk bergeraknya uap air secara
bebas selama sterilisasi
6. Letakkan tutup sterilisator pada tubuh sterilisator dengan cara
mempertemukan tanda-tanda panah penunjuk dan memasukan tabung
pengeluaran gas ke dalam saluran pengarah pada dinding bagian dalam
wadah alumunium. Ayunkan baut-baut penahan ke atas ke tempatnya yang
sesuai pada tutup sterilisator dan kencangkan masing-masing murnya secara
merata sedemikian sehingga tekanannya seragam dan letak tutup betuhl-betul
ditengah. Cara terbaik untuk melakukan ini adalah dengan serentak
mengencangkan setiap du amur yang letaknya berlawanan. Dalam
mengencangkan mur hanya boleh dilakukan dengan tangan.
7. Bukalah pengatur klep pengaman (dalam keadaan terbuka penahan tersebut
lurus letaknya). Letakkan sterilisator di atas api.
8. Bila uap air keluar dengan deras (menimbulkan bunyi mendesis), tutuplah klep
pengalam dengan cara mendorong pengaturnya ke bawah sehingga posisinya
mendatar. Maka tekanan di dalam sterilisator akan naik dan dapat dibaca pada
alat pengukur tekanan.
9. Bila alat tolok tekanan menunjuk pada 15 psi (pounds per square inch) atau 1 atm
atau berapapun tekanan yang diperlukan untuk mencapai suhu 121 0C. Pertahankan
tekanan i 1 atm selama 12 - 15 menit.

10. Pada akhir proses, matikan pemanasan, dan tunggulah sampai tekanan kembali nol.
(Perhatikan: Sterilisator Uap dapat berbahaya karena pada setiap cm2 dinding
sterilisator terdapat tekanan sebesar + 1 kg dan juga karena adanya panas laten dari
uap. Janganlah sekali-kali mencoba membuka tutupnya bila tekanan belum mencapai
nol dan suhunya belum turun jauh di bawah 1000C).
11. Bila alat tolok tekanan telah menunjuk pada angka nol dan suhu telah turun sampai
jauh di bawah 1000C, bukalah pengatur klep pengaman dengan cara meluruskannya
untuk mengeluarkan sisa uap yang tertinggal di dalam. Kendurkan mur, lepaskan
baut-bautnya, putar tutupnya dan angkatlah.
12. Letakan alat – alat atau bahan – bahan pada handuk/lap steril dengan menggunakan
korentang dan bawa ke dalam lemari instrumen yang telah diberi tablet formalin.
13. Buanglah air yang tersisa di dalam sterilisator dan keringkan baik-baik semua
bagiannya.

2.4 Hasil dan Pembahasan


1. Hasil
a. Sterilisai Kimia (Lysol)
Hasil akhir dari proses sterilisasi kimia dengan
menggunakan bahan Lysol setelah di rendam selama 5 menit,
alat-alat kesehatan gigi tersebut menjadi steril, dan dipastikan
bahwa mikroorganisme yang terdapat pada alat telah mati.
b. Sterilisasi Alat dengan Uap (autoclave)
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai
macam alat dan bahan yang menggunakan tekanan 15 psi. Jika
sudah dilakukannya proses sterilisasi dengan menggunakan
autoclave dengan suhu 121°C selama 15 menit, alat-alat
kesehatan gigi tersebut menjadi steril dan dapat digunakan
untuk bekerja tanpa khawatir terjadinya infeksi silang.

2. Pembahasan
Steriliasi adalah suatu proses dimana kegiatan ini bertujuan
untuk membebaskan alat-alat kesehatan dari berbagai macam
mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi silang. Suatu alat
bisa dikatakan steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang
pathogen.
Sebelum melakukan pekerjaan dengan menggunakan alat-alat
kesehatan, alat-alat tersebut harus disterilkan terlebih dahulu. Metode
yang dilakukan dalam praktikum ini adalah menggunakan metode
kimiawi dengan bahan larutan Lysol. Sterilisasi kimia Lysol dilakukan
menggunakan larutan Lysol 5% , alat di rendam di dalam larutan Lysol
yang sudah homogen seklama 5 menit. Setelah melakukan proses
sterilisasi alat dikeringkan serta di letakkan pada lemari penyimpanan
yang sudah diberi tablet formalin.
Sterilisasi dengan menggunakan autoclave biasanya
memberikan suhu dan tekanan yang tinggi kepada alat yang disterilkan
dan memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh bakteri
dibandingkan dengan udara panas. Biasnya untuk mensterilkan
digunakan suhu 121°C dan tekanan 15 lb/in2 selama 15 menit.
Alasannya karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan
tekanan 15 psi. autoclave mensterilisasi dengan cara memindahkan
panas hasil kondensasi ke mikroorganisme yang ada ke permukaan
instrument

2.5 Kelebihan dan Kekurangan


1. Kelebihan dan kekurangan sterilisasi kimia (Lysol)

Kelebihan Kekurangan
 Waktu yang dibutuhkan relative  Bersifat korosif
singkat
 Menimbulkan sedikit karat pada  Variasi efek terhadap
logam baja mikroorganisme berbeda
 Bersifat bakterisid, sporosid,  Ketidakstabilan dan perbedaan
dan juga membunuh virus tingkat daya membunuh bakteri
 Tidak bekerja apabila bertemu
dengan senyawa organik

2. Kelebihan dan kekurangan sterilisasi alat dengan uap (autoclave)

Kelebihan Kekurangan
Dapat digunakan untuk alat dari Kadang pada pembungkus tersisa
logam, kain, gela, dan karet uap air
Alat-alat yang tergolong kritis dapat Tidak dapat digunakan unruk
dibungkus mensterilkan bahan minyak atau
bubuk
Kerusakan alat sedikit Harga mahal
Mikroorganisme dapat dibasmi
100% steril

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari praktikum di atas dapat diketahui kesimpulannya sebagai berikut:
1. Sterilisasi berfungsi sebagai penghilang seluruh mikroorganisme atau
bakteri yang ada pada alat-alat kesehatan, serta mencegah terjadinya
infeksi silang saat bekerja menggunakan alat-alat kesehatan.
2. Metode sterilisasi dapat dibagi menjadi 3, yaitu sterilisasi secara mekanin,
fisik dan kimiawi.
3. Dalam metode kimiawi, sterilisasi dapat dilakukan dengan bahan larutan,
seperti alcohol, Lysol, hipoklorit, atau dengan menggunakan gas eto.
4. Sterilisasi bahan kimia dengan Lysol, harus dibuat terlebih dahulu
larutannya dengan mencampurkan Lysol dengan air suling agar sterilisasi
dapat dilakukan. Setelah bahan jadi, maka alat di rendam selama 5 menit.
5. Setelah melakukan sterilisasi dapat dipastikan bahwa alat-alat sudah
terbebas dari mikroorganisme atau bakteri yang dapat menyebabkan
infeksi silang.
6. Dalam metode fisik, sterilisasi dapat dilakukan dengan menggunakan
autoclave dengan suhu 121°C dengan bertekanan 15 psi dan waktu
selama 15 menit.
7. Sterilisasi dengan autoclave sejatinya memiliki banyak kelebihan sehingga
sering digunakan dalam proses pensterilisasian alat.

3.2. Saran
Saat melakukan praktikum sangat diharapkan operator menggunakan
pakaian yang sesuai prosedur agar tidak terjadi kecelakaan kerja dan
diharapkan proses kerja berjalan dengan lancer.

Anda mungkin juga menyukai