Anda di halaman 1dari 30

Radiologi Penyakit

Pernafasan
Kelompok 2
Muhammad Nabil Faras (16310201)
Puguh Wirabakti ( 18310120)
Jihan Lutfiya Noor (18310065)
Ririn Mutiara Risky (193146P)
Mohamad Wahyu Rowi (19310156P)
Gambaran pada tractus
respiratorius
 Foto polos
Proyeksi & posisi standard : PA, erect.
Proyeksi & posisi lain :
 Lateral : mengetahui lokasi kelainan yg terlihat pd PA
 AP dan supine : pd bayi & pasien sakit berat
 Top lordotic : kelainan di apex
 Lateral decubitus : effusi pleura minimal
 Expirasi : pneumothorax minimal
 CT
Merupakan modalitas penting dalam mengevaluasi
penyakit
 Memberikan detail yg baik utk melokalisasi dan staging
massa mediastinum dan pulmo
 Menilai daerah hillus, mengidentitikasi lnn dan a.
pulmonalis
 Mengevaluasi massa pleura, kalsifikasi dan cairan
 Mendiagnosis aneurisma, diseksi sorta dan sumbatan VCS
 Guiding biopsi perkutan

HRCT utk menilai penyakit parenchym paru dan memonitor


perkembangannya
 Penyakit paru interstitial, mis : fibrosis pulmonal
 Bronchiectasis : pelebaran bronchus
 Ultrasonografi
 Menentukan effusi pleura dan cairan
terlokulasi
 Biopsi lesi pleura
 Radioisotop
 Terjadi uptake radio farmaka ke organ paru yg
bisa terdeteksi dgn alat scanning
 Metode penyaring untuk mendeteksi
tromboembolisme →perfusi dg Technitium 99m
mikrosfer albumin dan ventilasi dengan Xenon
133
 Mendeteksi dan mengevaluasi infeksi &
peradangan → Gallium 67
 Angiografi pulmonal
 Menggunakan kontras iv
 Kateterisasi melalui v. jugularis atau v.
femoralis
 Mengetahui pola & aliran arteri pulmonalis dan
sirkulasi vena
 Menentukan lokasi emboli masif
 MRI
Visualisasi pulmo tidak baik, ttp utk evaluasi :
 Massa mediastinum
 Diseksi aorta
 Ca bronchus, curiga invasi ke vascular
Menilai Ro thorax :

 Pulmo
 Hillus
 Cor
 Mediastinum
 Diafragma
 Tulang dan jaringan lunak
Pneumonia

 Merupakan reaksi inflamasi paru :


infeksi primer maupun sekunder
 Pneumonia sekunder disebabkan oleh :
 Bronchus tersumbat akibat Ca broncogenic
atau benda asing
 Aspirasi dari pharyngeal pouch
 Kelainan pulmo yg mendasari, mis:
bronchiectasis, fibrosis cystic
 Pneumonia lobaris : terbatas pada
suatu lobus
 Bronchopneumonia : konsolidasi
multifokal bilateral
Gambaran radiologis
 Peningkatan densitas dengan eksudat dan cairan
inflamasi di alveoli
 Airbronchogram (+)
- Konsolidasi air space extensif
- Stl tx Ab 14 hari
Tuberculosis

 Infeksi kronis yg disebabkan mycobacterium TB, tu


menyerang pulmo tetapi dpt melibatkan semua sistem
tubuh
 Pembagian TB paru :
 TB pd anak (infeksi primer)
 TB pd dewasa (re-infeksi / post primer)
Gambaran radiologis
 TB primer
 Konsolidasi pneumonik perifer (focus ghon) dengan
pembesaran lnn hillus, biasa sembuh dg gambaran
kalsifikasi
 Konsolidasi biasanya berukuran kecil
Bronchiectasis

 Dilatasi irreversibel dari bronchus akibat


hilangnya elastisitas dinding bronchus
 Penyebab :
 Obstruksi : dilatasi bronchial distalnya
 Peradangan kronis : kerusakan permanent
dinding bronchus
 Kelainan kongenital : Kartagener sindrom
(bronchiectasts, sinusitis, dextrocardia)
 Gejala :
 Sputum purulen
 Hemoptisis
 Infeksi paru berulang
 Gambaran Ro thorax :
 Corakan bronchovascular kasar terutama di basal pulmo
 Garis translusen menuju hillus (silindris) atau lesi lusen
bulat multipel membentuk gambaran honey comb (kistik)
 Gambaran CT Scan
 HRCT : dilatasi bronchus dan penebalan dinding bronchus
Effusi pleura

 Kumpulan cairan di antara pleura visceral dan


parietal
 Isi cairan :
 Cairan darah, akibat trauma, infark pulmo, Ca
pulmo
 Cairan eksudat : purulen, akibat infeksi TB,
pneumonia, abses pulmo dan penyakit kolagen
(LE, RA)
 Cairan getah bening (jarang), akibat ruptur
ductus thoracicus atau invasi keganasan
 Cairan transudat : bening, pd CRF, CHF,
hipoprotein (CH), pemberian infus berlebihan,
Meig’s syndroma
Gambaran radiologi

 Cairan 50 – 100 cc
 Tampak pada foto lateral decubitus
 Cairan 100 - 200 cc
 Foto tegak belum terlihat
 Foto lateral : cairan berada dibelakang diaphragma
 Cairan > 300 cc :
 Perselubungan radioopaque pada sinus
 Permukaan atas cairan berbentuk concave (cekung ) → meniscus
sign
 Cairan banyak mendorong mediastinum ke kontra lateral
 Subpulmonal : pengumpulan cairan diantara diafragma dan bagian
inferior pulmo, gambaran mirip diafragma letak tinggi
 Loculated / encapsulated
 Cairan terkumpul lokal ( pd empyema dgn perlekatan )
 Jika tidak jelas dengan Ro thorax dilakukan USG / CT Scan thorax
Atelektasis

Penyebab :

Obstruksi ( bronchus ,trachea )


Penekanan dr luar (
pneumothorax, massa,kista )
Peradangan kronik →fibrosis
Aerasi incomplete ( bayi baru
lahir, sebagian paru belum
berkembang dgn baik)
Gambaran radiologis :

 Bayangan homogen dgn densitas tinggi


 volume paru mengecil
 pergeseran fissura interlobar
 penarikan diaphragma, mediastinum,
trachea kearah lesi
 costa lebih miring, intercostal space
menyempit pada sisi lesi
 hiperluscent paru kontra lateral
 air bronchogram ( - )
Emphysema pulmonum

 Peningkatan ruang udara disertai dilatasi dan destruksi


jar. paru bag. distal bronchus terminalis
 Insidensi lebih tinggi pd perokok, penambang batu bara
 Berhubungan dengan efisiensi alpha 1 antitripsin
 Gambaran radiologis
 Hiperinflasi dada
 Diameter AP bertambah, bentuk barrel chest
 Diafragma datar, rendah
 Jantung tampak kecil
 Perubahan vascular
 Pembuluh darah tipis
 Hipertensi pulmonal
 Bullae
 Akibat ruptur alveoli yang melebar
Pneumothorax

 Udara masuk ke cavum pleura


 Penyebab
 Iatrogenik
 Spontan : ruptur bleb
 Trauma
 Penyakit paru yg mendasari, mis : emphysema, fibrosis
kistik
 Gambran radiologis
 Lesi lusen tanpa corakan paru
 Garis tipis halus pada tepi paru dan pleura visceralis)

 Pergeseran mediastinum (tension pneumothorax)

Anda mungkin juga menyukai