Anda di halaman 1dari 46

FARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT

PERNAFASAN
• DI SUSUN OLEH :
• 1.REGINA MAHARANI 16310201
• 2.M SYUKRI 18310077
• 3.TEDI ARDIANSYAH 18310161

KELOMPOK 2

8/24/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 1
OBAT BATUK
Fisiologi Batuk
• Batuk ➔ refleks fisiologi protektif
• Berfungsi

mengeluarkan dan membersihkan saluran pernafasan dari dahak, debu,


zat perangsang asing yang dihirup, partikel asing dan unsur-unsur infeksi.
• Orang sehat hampir tidak batuk sama sekali oleh karena mekanisme
pembersihan dari Cilia di dinding Bronchi.

8/24/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 3
Etiologi

• Batuk ➔ gejala penting yang ditimbulkan oleh terpicunya refleks


batuk.
• Penyebab :1. Gangguan saluran Nafas
2. Stimulasi Reseptor

8/24/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 4
Jenis Batuk
1. Batuk Produktif
suatu perlindungan dengan fungsi mengeluarkan zat-zat asing (kuman
dan debu) dan dahak dari batang tenggorok.
Untuk meringankan dan mengurangi frekuensi batuk, umumnya
dilakukan terapi simtomatis dengan obat-obat batuk (antitussuva).
Yakni : pelunak, ekspektoransia, mukolitika, dan pereda batuk.

8/24/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 5
2. Batuk Non-Produktif
Batuk ini bersifat kering dan tanpa dahak, misalnya pada batuk rejan(
pertussis, kinkhoest) atau juga karena pengeluarannya tidak mungkin,
seperti tumor. Batuk ini tidak ada manfaatnya, menjengkelkan dan sering
kali mengganggu tidur. Bila tidak di obati, batuk demikian akan berulang
terus karena pengeluaran udara cepat pada waktu batuk akan akan kembali
merangsang mukosa tenggorokan dan farynx.

8/24/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 6
Obat – Obat Batuk
• Antitussiva (L. tussis = batuk) di gunakan untuk pengobatan batuk
sebagai gejala dan dapat dibagi dalam beragam mekanisme kerja :
1. Zat – Zat yang bekerja di sentral
► Bekerja dengan menekan pusat batuk di sumsum lanjutan dan
mungkin juga bekerja di pusat yang lebih tinggi (otak) dengen
efek menenangkan
➢Zat ini menaikkan ambang bagi impuls batuk
➢Terbagi dalam :
a. Zat adiktif : candu (Pulvsi opii, Pulvis Doveri), kodein.
Kelompok obat yang di sebut opioid, yakni obat yang
memiliki sifat farmakologi dari candu (opium) atau morfin.
b. Zat Non Adiktif : noskapin, dekstrometorfan, pentoksiven,
prometazin,dan difenhidramin.

8/24/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 7
2. Zat – Zat yang bekerja di Perifer
➢Bekerja di luar SPP.
➢ Terbagi menjadi :
a) Zat pelunak batuk (emolliensia, L.mollis = lunak), memperlunak
rangsangan batuk, melumas tenggorok agar tidak kering dan
melunakkan mukosa yang teriritasi. Banyak digunakan sirop
(Thymi dan Althae), zat-zat lender (Infus carrageen) dan gula-
gula seperti drop (akar manis, succus liquiritae), permen,
pastiles hisap (memperbanyak sekresi ludah).
b) Ekspektoransia (L. ex = keluar ; pectus =dada ): minyak
terbang,guiakol, Radix Ipeca (dalam tablet/pulvis Doveri) dan
ammonium klorida (dalam Obat Batuk Hitam). Merangsang
pembentukan dahak yang banyak (yang encer) ➔mengurangi
kekentalan dahak sehingga mudah di keluarkan dengan batuk.

8/24/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 8
c) Mukolitika : asetilsistein, mesna, bromheksin dan ambroxol. Zat
– zat ini berdaya dan melarutkan dahak (L. mucus = lender, lysis
= melarutkan) ➔ viskositasnya di kurangi ➔ pengeluarannya di
permudah. Efektif pada batuk dahak yang kental sekali, seperti
pada bronchitis, emfisema, dan mucoviscidosis (=cystic
fibrosis). Tetapi umumnya zat zat ini tidak berguna bila gerakan
bulu getar ( cilia) terganggu seperti pada perokok atau akibat
infeksi.
d) Zat Pereda : kodein, noskapin, dekstrometorfan dan
pentoksiverin. (Tuclase). Obat-obat ini bekerja ampuh sekali
pada batuk kering.
e) Antihistaminika : prometazin, oksomemazin, difenhidramin,
dan d-klorfeniramin. Obat-obat ini sering kali efektif pula
berdasarkan efek sedatifnya dan juga dapat menekan perasaan
menggelitik di tenggorok. Obat ini banyak terkombinasi dengan
sirop OTC.

8/24/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 9
B. ANTIHISTAMINIKA
1. Prometazin : Phenergen
✓ Derivate fenotiazine
✓ Antihistaminikum berdaya meredakan rangsangan batuk
berkat sifat sedative dan antikolinergisnya yang kuat
✓ Terutama di gunakan pada batuk malam yang menggelitik
pada anak-anak
✓ Kontraindikasi : anak di bawah 1 tahun, karena
menyebabkan depresi pernafasan dan kematian mendadak
(“sudden infant death”)
✓ Efek samping kolinergiknya dapat menyebabkan gangguan
buang air kecil dan akomodasi pada manula
✓ Dosis : 3 dd 25-50 mg (garam HCl) pada saat makan. Anak2
diatas 1 thn 2-4 dd 0,2 mg/kg

8/24/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 10
✓ Oksomemazin (doxergan, *Toplexil) adalah derivate dengan
khasiat dan penggunaan sama, daya antikolinergiknya lemah.
✓Dosis : oral 2-3 dd 15 mg, 1-2 thn 2,5 – 10 mg sehari, 2-5
thn 10-20 mg sehari, 5 – 10 thn 2- 3 dd 10 mg

2. Difenhidramin (Benadryl)
✓ Antihistamin (H1-Blocker)
✓ Bersifat hipnotis-sedatif dan dengan demikian meredakan
rangsangan batuk
✓ Pada bayi menimbulkan perangsangan paradoksal, misalnya
mengeringnya selaput lender karena antikolinergisnya
✓ Dosis : 3-4 dd 25-50 mg

8/24/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 11
C. MUKOLITIKA
Asetilsistein : Fluimucil
✓ Mencairkan dahak yang liat dengan jalan memutuskan ikatan
disulfida, sehingga lebih mudah di keluarkan melalui batuk.
✓ Mempunyai daya antioksidan dengan melindungi sel terhadap
radikal bebas kecuali pada Misatabron.
✓ Mukolitik ini juga mampu memperbaiki gerakan bulu getar
(cilia) dan membantu efek antibiotika (doksisiklin, amoksisilin,
dan tamfenikol)
✓ Efektif ter hadap dahak yang kental sekali dan sangat
bermanfaat bagi pasien COPD dan mucoviscidosis
✓ Zat penawar (antidotum) terhadap keracunan parasetamol

8/24/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 12
✓ Efek samping :
• Mual dan muntah, maka penderita tukak lambung perlu
waspada.
• Sebagai obat inhalasi, zat ini dapat menimbulkan kejang-kejang
bronchi pada penderita asma.
• Reaksi anafilaktik pada dosis tinggi (rush, gatal, udema,
hipotensi, dan bronchospasme).
✓ Dosis :
• Oral 3-6 mg dd 200 mg. atau 1-2 dd 600 mg granulat.
• Anak-anak 2-7 thn 2 dd 200 mg.
• Dibawah 2 thn 2 dd 100 mg.
• Untuk antidotum keracunan parasetamol, oral 150 mg/kg
berat badan dari larutan 5%, disusul dengan 75 mg/kg setiap 4
jam.

8/24/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 13
D. EKSPEKTORANSIA
1. Kalium Iodida
✓ Kalium Iodida terutama di gunakan untuk profilaksis dan
terapi struma (gondok) dan hipertirosis serta obat tetes mata
(larutan 1 %) pada lensa mata keruh (katarak)
✓ Efek samping : gangguan tiroid, struma, urticaria, dan iod-
acne, juga hiperkalemia (pada fungsi ginjal buruk)
✓ Dosis : oral 3 dd 0.5 – 1 gram. Maksimal 6 gram sehari. Bagi
pasien yang tidak boleh diberikan kalium, obat ini dapat di
ganti dengan natrium iodide dengan khasiat yang sama

8/24/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 14
2. Amonium Klorida
✓ Berdaya diuretic lemah ➔asidosis (keasaman darah
meningkat)➔merangsang pusat pernafasan➔frekuensi napas
meningkat dan gerakan bulu getar di saluran nafas di stimulasi.
✓ Sering di gunakan dalam Obat batuk Hitam
✓ Efek sampingnya hanya terjadi pada dosis tinggi : berupa
acidosis (khusus) pada anak-anak dan pada pasien gagal ginjal
dan gangguan lambung (mual, muntah)berhubung sifatnya
yang merangsang mukosa
✓ Dosis : oral 3-4 dd 100 – 150 mg, maks 3 gram seharinya

8/24/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 15
3. Guifenesin (Gliseril huayakolat, *Toplexil)
✓ Derivate-guaiakolat
✓ pada dosis tinggi bekerja merelaksasi otot, seperti mefesin.
✓ Efek sampingnya berupa iritasi lambung, dapat di kurangi
dengan meminum segelas air
✓ Dosis :oral 4-6 dd 100-200 mg

4. Minyak Terbang
✓ Minyak terbang/minyak atsiri, contohnya: minyak kayu putih,
minyak permen dan minyak adas (Oleum foeniculi)
✓ Berkhasiat menstimulasi sekret dahak, bekerja spasmolitis
(melawan kejang), antiradang dan juga bakteriostatis lemah
✓ Digunakan dalam sirop obat batuk atau obat inhalasi uap yaitu
kurang lebih 10 tetes di masukkan ke dalam 1 liter air panas
dan di hisap uapnya

8/24/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 16
5. Ipecacuanhae Radix (F.I) * Doveri pulvis
✓ Akar tambahan dari tumbuhan Pschotria ipecacuanha
(Rubiaceae)
✓ mengandung dua alkaloid, yakni emetin dan sefaelin
✓ Zat ini bersifat emetis (menimbulkan muntah), spasmolitis
terhadap kejang-kejang saluran nafas dan menstimulasi
sekresi bronchi secara reflektoris
✓ Penggunaannya adalah pada keracunan, terumtama pada
anak-anak
✓ Efek sampingya pada dosis biasa berupa reaksi
hipersensitivitas dan muntah-muntah pada dosis lebih tinggi
✓ Dosis : oral 3 dd 50 mg.

8/24/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 17
E. EMOLLIENSIA
✓ Saccus Liquiritae *Obat Batuk Hitam
✓ Diperoleh dari ekstrak akar tumbuhan Glycylhiza glabra (akar
manis) .
✓ Mengandung dua asam (Glycyrrhizic acid dan Glycyrrhetic
acid).
✓ Banyak digunakan sebagai salah satu komponen dari sediaan
obat batuk ➔ mempermudah pengeluaran dahak dan sebagai
bahan untuk memperbaiki rasa (corrigens rasa)
✓ Efek sampingnya adalah pada dosis lebih tinggi dari 3 gram
sehari berupa nyeri kepala, udema dan terganggunya
keseimbangan elektrolit, akibat efek dari mineralokortikoid dan
hipernatremia dari asam glycyrrizinat
✓ Hipertensi bagi mereka yang makan terlalu banyak drop (gula
gula dengan succus)
✓ Dosis : oral 1-3 gram sehari.

8/24/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 18
AntiTB
Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah:
• Rifampisin
• INH
• Pirazinamid
• Streptomisin
• Etambutol

2. Kombinasi dosis tetap (Fixed dose combination)


Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari :
• Empat obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu
rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg, pirazinamid 400 mg dan etambutol 275 mg dan
• Tiga obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu
rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg dan pirazinamid 400 mg

3. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2)


• Kanamisin
• Kuinolon
• Obat lain masih dalam penelitian ; makrolid,
amoksilin + asam klavulanat
TERAPI BERDASARKAN KATEGORI &
PENYAKIT TB
◼ KATEGORI I ◼Penderita baru TB-Paru BTA (+)
◼Tb-paru bta (-), Ro” +, skt berat
2HRZE/4H3R3
◼Tb ekstra-paru berat
2HRZE/4HR
2HRZE/6HE

◼ KATEGORI II ◼Tb paru kambuh (relaps)


◼Tb paru gagal (failure)
2HRZS/HRZE/5H3R3E3
◼Pengobatan stl lalai (after-
2HRZES/HRZE/5HRE
default)
◼ KATEGORI III ◼Pend baru BTA(-), Ro (+) lesi minimal,
skt ringan
2HRZ/4H3R3 ◼Pdr ekstra paru ringan→limfadenitis,

2HRZ/4HR pl.eksv unilateral, osteomielitis tb artritis


2HRZ/6HE tb, nepritis tb
CONTINUE

KRONIK
RHZES / SESUAI HASIL UJI
RESISTENSI (MINIMAL OAT YG
SENSITIF) + OBAT LINI 2
MINIMAL T/ 18 BLN

◼KATEGORI IV MDR TB
SESUAI UJI RESISTENSI + OAT
LINI 2 ATAU H SEUMUR HIDUP
Obat Anti TB

8/24/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 23
Isoniazid
Isoniazid bersifat bakterisid terhadap basil yang sedang tumbuh pesat,
aktif terhadap kuman yang berada intraseluler dalam makrofag maupun
diluar sel (ekstraseluler).
Mekanisme kerja
• Dengan menghambat biosintesis asam mikolat (micolic acid) yang
merupakan unsur penting dingding sel mikrobakterium.
Efek samping
• Hepatitis, peripheral neuropathy, SLE-like rash, mental
disorder, hypersensitivity
Farmakokinetik
• Dari usus sangat cepat difusinya ke dalam jaringan dan cairan tubuh, di
dalam hati, INH diasetilasi oleh enzim asetiltransferase menjadi
metabolit inaktif. Plasma-t ½ nya antara 1 dan 4 jam tergantung pada
kecepatan asetilasi. Eksresinya terutama melalui ginjal dan sebagian
besar sebagai asetilisoniazid.
Rifampisin

Rifampisin berkhasiat bakterisid luas, baik yang berada diluar maupun didalam
sel (ekstra-intraseluler).

Mekanisme kerja
• Berdasarkan perintangan spesifik dari suatu enzim bakteri RNA-polymerase,
sehingga sintesa RNA terganggu.

Efek samping
• Hepatitis, thrombocytopenia, jaundice, g.i.t dis, febrile reaction,
orange staining of urine, tears & contact lenses

Farmakokinetik
• Reabsorpsinya di usus sangat tinggi, distribusi ke jaringan dan cairan tubuh juga
baik. Plasma-t½ nya berkisar antara 1,5 sampai 5 jam. Ekskresinya khusus
melalui empedu, sedangkan melalui ginjal berlangsung secara fakultatif.
Etambutol

• Etambutol bersifat bakteriostatik. Obat ini tetap menekan pertumbuhan


kuman tuberculosis yang telah resisten terhadap isoniazid dan streptomisin.
Mekanisme kerja
• Etambutol bekerjanya menghambat sintesis metabolit sel sehingga
metabolisme sel terhambat dan sel mati.
Efek samping
• Retro bulbair optic neuritis (loss of red-green), hypersensitivity,
hyperuricemia
Farmakokinetik
• Pada pemberian oral sekitar 75-80% etambutol di serap dari saluran cerna.
Kadar puncak dari plasma di capai dalam waktu 2-4 jam setelah pemberian.
Dosis tunggal 15 mg/kg BB menghasilkan kadar plasma sekitar 5 ml pada 2-4
jam.
Pirazinamid
Pirazinamid bekerja bakterisid pada suasana asam atau bakteriostatik,
tergantung pada pH dan kadarnya di dalam darah. Spektrum kerjanya
sangat sempit dan hanya meliputi M.tuberculosis.
Mekanisme kerja
• Berdasarkan pengubahannya menjadi asam pirazinat oleh enzim
pyrazinamidase yang berasal dari basil TBC. Begitu pH dalam makrofag
di turunkan, maka kuman yang berada di “sarang” infeksi yang menjadi
asam akan mati .
Efek samping
Hepatitis, hyperuricemia (dapat menyebabkan serangan
arthritis gout).
Famakokinetik
• Reabsorpsinya cepat & sempurna, kadar maksimal dalam plasma dicapai
dalam waktu 1-2 jam . Distribusinya ke jaringan dan cairan serebrospinal
baik. Kurang lebih 70% pirazinamida diekskresikan lewat urin.
Streptomisin
• senyawa ini bersifat bakterisid terhadap banyak kuman Gram negatif
dan Gram positif.
Mekanisme kerja
• Berdasarkan penghambatan sintesa protein kuman dengan jalan
pengikatan pada RNA ribosomal. Antibiotik ini toksis untuk organ
pendengaran dan keseimbangan.
Efek samping
Ototoxicity, vestibular dis, nephrotoxicity

Farmakokinetik
• Reabsorpsinya baik (75-80%) , plasma-t½ nya 3-4 jam .Ekskresinya lewat
ginjal (80%).
OBAT ASMA BRONKIAL
DAN PPOK
1. ADRENERGIK
1.1. EPINEFRIN
- SANGAT BERMANFAAT
UNTUK STATUS ASMATIKUS DAN ASMA AKUT
- F. DINAMIK :
MEMPUNYAI AKTIVITAS THD RESEPTOR , 1 DAN 2 →
BRONKODILATASI, STIMULASI JANTUNG
• F. KINETIK
- ORAL DIRUSAK ENZIM Catechol-O-methyltransferase (COMT) DAN
MonoAmine Oxidase (MAO)
- SUBKUTAN ABSORBSI LEBIH LAMBAT KRN VASOKONSTRIKSI
LOKAL
- IM ABSORBSI LEBIH CEPAT
- SEMPROTAN HIDUNG EFEKNYA LOKAL TP DPT SISTEMIK
• EFEK SAMPING
- RASA TAKUT, GELISAH, SAKIT KEPALA BERDENYUT, TREMOR,
PALPITASI, SUKAR BERNAFAS
- DS >> ATAU IV DPT TERJADI PERDARAHAN OTAK
- PS PENYAKIT JTG DPT TERJADI ARITMIA, FIBRILASI VENTRIKEL
• KONTRA INDIKASI
- HIPERTENSI
- HIPERTIROID
- ARITMIA
- ANGINA PECTORIS
• INDIKASI
- BRONKOSPASME
- SYOK ANAFILAKTIK
- VASOKONSTRIKSI LOKAL
- HENTI JANTUNG
1.2. EFEDRIN
- MASIH BANYAK DIPAKAI KRN MURAH DAN DPT PER
ORAL
F. DINAMIK
- MRPKN ADRENERGIK BEKERJA TIDAK LANGSUNG
- EFEKNYA MIRIP EPINEFRIN TP LBH LAMBAT DAN
LAMA ( 10 X EPI ), EFEK SENTRALNYA LEBIH KUAT
- EFEK BRONKODILATORNYA LEBIH KECIL DIBANDING
EPINEFRIN
- MERUPAKAN STIMULAN RINGAN
• F. KINETIK
- ABSORBSI PER ORAL BAIK
- DAPAT MELEWATI Barrier Blood Brain
• EFEK SAMPING
- TAKIKARDI, SAKIT KEPALA,
TREMOR, RASA MELAYANG
- PENINGKATAN TEKANAN DARAH
• INDIKASI : ASMABRONKIAL, COPD
• KONTRA INDIKASI
- HIPERTENSI
- PENYAKIT JANTUNG
1.3. ISOPROTERENOL
NAMA LAIN : ISOPROPILNOREPINEFRIN ISOPRENALIN
FARMAKOLOGI
- MERUPAKAN AGONIS RESEPTOR  PALING KUAT.
- EFEK TERHADAP RESEPTOR  HAMPIR TDK ADA
- BRONKODILATASI MELALUI R/ 2
- SELAIN BRONKODILATASI JUGA MENCEGAH PENGLEPASAN
HISTAMIN DAN MEDIATOR LAIN
- MULA KERJANYA CEPAT TAPI LAMA KERJANYA PENDEK
(1-2 JAM)
- BIASANYA DIPAKAI SECARA INHALASI
INDIKASI : ASMABRONKIAL, COPD
KONTRA INDIKASI : PENYAKIT JANTUNG
1.4. AGONIS  2 SELEKTIF
YANG TERMASUK GOL INI AL :
SALBUTAMOL, TERBUTALIN, FENOTEROL DAN RITODRIN.
FARMAKOLOGI
- PD DOSIS KECIL MEMPENGARUHI RESEPTOR  2 DAN PD
DS BESAR JUGA  1.
- PERANGSANGAN  2 → BRONKODILATASI
- SELEKTIVITAS OBAT TIDAK SAMA,
CONTOH : SALBUTAMOL >
METAPROTERENOL
• EFEK SAMPING :
-MUAL-MUNTAH, TAKIKARDI, PALPITASI, HIPERTENSI,
DISRITMIA, SAKIT KEPALA DAN TREMOR.
• INDIKASI : ASMABRONKIALE, COPD
2. XANTIN
• EFEK BRONKODILATASI BEKERJA MELALUI
PENGHAMBATAN FOSFODIESTERASE
2.1. TEOFILIN
• FARMAKOLOGI
- ABSORBSI CEPAT PD PEMBERIAN ORAL,
PARENTERAL, DAN REKTAL
- DISTRIBUSI KE SELURUH TUBUH
- IKATAN PROTEIN 50%
- METAB DI HATI DG T1/2 8 JAM
- PERANGSANG SSP YG KUAT
- INOTROPIK POSITIF
- MEMPUNYAI EFEK EKSRESI AIR DAN ELEKTROLIT SPT TIAZID
- KAD SERUM HARUS DIMONITOR KRN MUDAH TOKSIK ( KAD > 20 MG/L )
- KAD TERAPI 7-10 MG/L
- UTK ASMA AKUT → AMINOFILIN DIBERIKAN IV PERLAHA-LAHAN
- BILA MENGGUNAKAN TEOFILIN 12 JAM TERAKHIR → DS MENJADI SEPARUH
• EFEK SAMPING
- SAKIT KEPALA, GUGUP, MUAL, MUNTAH, NYERI EPIGASTRIUM,
- IV: ARITMIA, HIPOTENSI, HENTI JTG
- ANAK : PERANGSANG SSP, DIURESIS
• INTERAKSI OBAT
- METAB MENINGKAT PD PEMBERIAN BERSAMA BARBITURAT, FENITOIN
DAN PEROKOK.
2.2. AMINOFILIN
- MERUPAKAN TEOFILIN DALAM
BENTUK GARAM
- BERISI 80% TEOFILIN
- BILA DIBERIKAN DLM BTK
AMINOFILIN, DS DINAIKKAN 20%
• INDIKASI : ASMABRONKIAL, COPD
3. PENGHAMBAT MEDIATOR BRONKOKONSTRIKSI
1. KORTIKOSTEROID
- MRP ANTI ASMA YG KUAT, SGT BERMANFAAT PD
STATUS ASMATIKUS DAN ASMA BERAT
- SESUAI PEMAHAMAN PATOGENESIS ASMA,
KORTIKSTEROID MRP OBAT UTAMA DLM
PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN ASMA
- MENGHAMBAT PROSES RADANG DI SAL NAFAS
- PENGGUNAAN DIBATASI OLEH EFEK SAMPING
SISTEMIKNYA
- PENGHENTIAN HARUS SECARA BERTAHAP (tapering off)
- AGAR TDK MEMPENGAUHI AKSIS HIPOFISIS ADRENAL,
MK STEROID DIBERIKAN PADA PAGI HARI.
• EFEK SAMPING
- PENGHENTIAN TIBA-TIBA :
INSUFISIENSI ADRENAL, GJL MIRIP
REAKTIVASI ARTRITIS REMATOID
- PENGGUNAAN JANGKA PANJANG :
SINDROMA CUSHING
- MOON FACE -GG METAB KH, LPD
- MIOPATI
-OSTEOPOROSIS
-HIPERTENSI
RESIKO INFEKSI 
HAMBATAN PERTUMBUHAN
• KORTIKOSTEROID SELEKTIF
BEKLOMETASON AEROSOL
- BEKERJA LOKAL PD MUKOSA SAL NAF UTK MENGURANGI INFLAMASI
- TERSEDIA AEROSOL INHALASI DGN DS TERUKUR ( metered doses )
- DIGUNAKAN SBG SUBSTITUSI KORTIKOSTEROID ORAL PD
KETERGANTUNGAN STEROID
- ABSORBSI SISTEMIK KECIL DAN DIMETABOLISME CEPAT, TDK BEREFEK
PD AKSIS HIPOTALAMUS-HIPOFISE-ADRENAL
• EFEK SAMPING
- EFEK IRITASI : SUARA PARAU, SAKIT TENGGOROKAN DAN MULUT
KERING
- INFEKSI KANDIDA PD OROFARING DAN LARING
INDIKASI : ASMABRONKIALE, COPD
2. NATRIUM KROMOLIN
- BEKERJA MENGHAMBAT DEGRANULASI SEL
MASTOSIT DAN PENGLEPASAN HISTAMIN DAN SRS-
A
- TDK MEMPUNYAI EFEK ADRENERGIK,
BRONKODILATOR, ANTIINFLAMASI MAUPUN
ANTIHISTAMIN
- HANYA DIGUNAKAN SBG PENCEGAHAN
- MANFAAT TERBESAR T/U PD ANAK
EFEK SAMPING
- ALERGI, DERMATITIS MAKULO- PAPULAR,
GASTOENTERITIS
3. KETOTIFEN
- MENGHAMBAT PENGLEPASAN HISTAMIN DAN
JUGA BERSIFAT ANTIHISTAMIN
- DIGUNAKAN SEBAGAI PENCEGAHAN
- DIABSORBSI DARI SAL CERNA DAN DIEKSRESI MEL
URIN DAN TINJA.
EFEK SAMPING
- SAMA SPT AH-1
4. ANTIKOLINERGIK
• IPRATROPIUM
- MENIADAKAN EFEK BRONKOKONSTRIKSI DARI
PERANGSANGAN KOLINERGIK
- PER ORAL MEMBUTUHKAN DS BESAR → TIMBUL EFEK
SAMPING
- PEMAKAIAN T/U BENTUK AEROSOL
- EFEK SAMPING
MULUT KERING, SUSAH BAK, PALPITASI DAN MATA KABUR
5. ANTIHISTAMIN
- YG DIGUNAKAN AH-1
- MEK KERJA: HAMBAT RESEPTOR H-1
- EFEK :
• MENGHAMBAT BRONKOKONSTRIKSI OLEH HISTAMIN
• MENGHAMBAT SEKRESI KELENJAR BRONKUS
- ADA 7 GOLONGAN AH-1
- SEDATIF DAN NON SEDATIF
• EFEK SAMPING
1. SEDASI
2. VERTIGO, TINITUS, LELAH, INKOORDINASI, INSONIA DAN
TREMOR
3. MULUT KERING, DISURIA
4. GANGGUAN SAL CERNA: MUAL, MUNTAH, NYERI
EPIGASTRIUM.
5. TORSADE DE POINTES

Anda mungkin juga menyukai