Anda di halaman 1dari 13

ISSN : 2407 – 1846

ARS - 006 e-ISSN : 2460 – 8416


Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

DAMPAK PEMANFAATAN RUANG DI BAWAH JALAN LAYANG DI


KOTA JAKARTA SEBAGAI RUANG PUBLIK TERHADAP PERILAKU
MASYARAKAT SEKITAR
STUDY KASUS: RUANG DIBAWAH JALAN LAYANG SLIPI

Yuditia1, Lily Mauliani2, Anisa3


Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jln. Cempaka Putih 27 Jakarta Pusat
*
yuditia1986@gmail.com

ABSTRAK
Kurangnya ruang publik untuk masyarakat pada kota-kota besar diakibatkan oleh tingginya
angka pembangunan kota pada kota-kota besar. Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia juga
termasuk kota dengan ruang publik yang sedikit. Minimnya ruang publik pada suatu kota dapat
menyebabkan terbentuknya karakter/perilaku masyarakat kota yang individual. Untuk mencegah
masyarakat yang individual di Jakarta maka diperlukan ruang-ruang publik yang dapat digunakan
masyarakat kota. Sebenarnya ruang publik dapat diciptakan melalui pemanfaatan ruang negative hasil
sisa pembanguan kota seperti ruang antar gedung, bantaran kali, maupun ruang negative yang berada
dibawah jalan layang. Seperti pada jalan layang Slipi, terdapat suatu pemanfaatan ruang negative
menjadi ruang publik berupa masjid dan area pedagang makanan. Contoh ini dapat dipelajari untuk
menjadi contoh penerapan bagaimana pemanfaatan ruang publik negatif menjadi ruang publik yang
mendukung kegiatan masyarakat sekitar. Dalam penelitian ini penulis melakukan metode penelitian
metode penelitian kualitatif desrkiptif rasionalistik sebagai metode untuk menganalisa

Kata kunci : ruang publik, pemanfaatan ruang negative menjadi ruang publik, ruang publik dibawah
jalan layang.

ABSTRACT
The lack of public spaces for society have been led by the rapid urban developments in large
cities. Jakarta as the capital city of Indonesia is one of the city that has a minimum number of public
spaces. The absence of public spaces in a city could form the individualism behavior in urban society.
To avoid the individualism spreading, Jakarta needs many practical public spaces. Public spaces can
be created by the utilization of negative spaces that are the urban development's remaining, such as
spaces between buildings, riverbanks, and spaces under the overpass. As in Slipi flyover, there is a
functioning of negative space into mosques and food vendors. This is could be a case study research of
how the negative space transformed into a public space that supports the communities. In this
research the author conducted the method of qualitative descriptive rationalistic as the method to
analyze the issue.

Keywords: public space, transformation of negative space into a public space, public space under the
flyover

PENDAHULUAN jelas dalam pembangunan kota. Pembangunan


Pembangunan yang cepat pada kota yang dilakukan oleh para pengembang
suatu kota mengakibatkan tidak terkendalinya berupa mall, perkantoran, dan apartment
pembangunan pada kota tersebut. Jakarta mengakibatkan tata ruang kota yang menjadi
sebagai ibu kota negara telah memperlihatkan tidak teratur. Hal seperti ini disebabkan karena
bahwa tak terkendalinya pembangunan para pengembang melakukan pembangunan
mengakibatkan tidak terciptanya visi yang bertujuan hanya untuk menarik pengunjung

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 1


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 006 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

kedalam bangunan, tanpa memikirkan dampak


ruang-ruang yang tercipta di luar bangunan, TUJUAN PENELITIAN
sehingga ruang luar yang tercipta berupa ruang Mengacu pada rumusan masalah pada
mati. penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini
Kesalahan dalam penerapan adalah:
pembangunan kota sebenarnya bukan hanya 1. Untuk mengetahui hubungan antara ruang
dilakukan oleh para pengembang, tetapi publik dengan masyarakat sekitar yaitu para
pemerintah juga turut andil melakukan pekerja perusahaan sekitar dalam konteks
kesalahan dalam penerapan pembangunan di ruang publik di bawah jalan layang.
kota Jakarta. Upaya pemerintah untuk 2. Untuk mengetahui dampak yang terjadi
menciptakan kota Jakarta sebagai megapolis akibat pemanfaatan ruang di bawah jalan
yang bebas dari kemacetan dengan cara layang sebagai ruang publik terhadap
membangun ruas-ruas jalan layang melahirkan perilaku, dan kehidupan sosial, budaya dan
suatu ruang sisa pada kota. Ruang sisa yang ekonomi masyarakat sekitar.
terdapat di bawah jalan layang menjadi suatu
ruang mati yang berada hampir di semua jalan METODE PENELITIAN
layang kota Jakarta. Jika ruang mati ini Metode penelitian pada penelitian ini
dibiarkan oleh pihak pemerintah maka ruang adalah penelitian kualitatif deskriptif dimana
mati ini dapat memberikan efek negatif pada menurut Lexi J.Moleong (2005;6) penelitian
kota, dimana pada tempat ini kemungkinan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
besar dapat terjadi kegiatan seperti prostitusi, untuk memahami fenomena tentang apa yang
dan premanisme. Jika dihubungkan dengan di alami oleh subjek penelitian misalnya
undang undang Negara bahwa “ ruang hijau perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain
publik minimal 20% dari luas wilayah kota” sebagainya, secara holistik dan dengan cara
(UU RI pasal 26 tahun 2007 ayat 3) dengan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa
kurang nya ruang terbuka publik pada kota pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
Jakarta maka ruang mati yang terdapat di dengan memanfaatkan berbagai metode
bawah jalan layang dapat dimanfaatkan alamiah. Metode kualitatif merupakan
sebagai ruang publik. Sehingga efek negatif prosedur yang menghasilkan data deskriptif
dari ruang mati di bawah jalan layang pada berupa data tertulis atau lisan
kota Jakarta dapat dihilangkan. (Djajasudarma,2006: 11).
Ketidakcermatan pemerintah Jakarta Selain itu penelitian ini mengambil
sebagai institusi pemerintah yang mengatur pendekatan rasionalistik, menurut Noeng
kota Jakarta membuat masyarakat melakukan Muhajdir (1996;83) berfikir rasionalistik
kegiatan swadaya masyarakat berupa berarti berfikir yang bertolak belakang dengan
pemanfaatan ruang mati di bawah jalan layang. postivisme, bukan sekedar pengalaman
Salah satu contohnya terdapat di bawah jalan empiriss tetapi lebih ditekankan kepada
layang Slipi Jakarta. Ruang di bawah jalan pemaknaan empiris. Metodologi penelitian
layang tersebut dimanfaatkan sebagai masjid kualitatif dengan pendekatan rasionalistik
dan tempat makan yang memberika efek adalah metode penelitian yang bersifat
positif pada masyarakat sekitar. Adanya obyektif karena berinteraksi dengan fakta yang
keterhubungan dari pemanfaatan ruang mati diteliti dan dengan pendekatan rasionalistik
tersebut terhadap masyarakat sekitar yang maka penelitian ini bersifat holistik, dimana
melatar belakangi dilakukan nya penelitian ini. obyek diteliti tanpa dilepaskan dari
Mengacu pada latar belakang dari konteksnya. Sehingga penelitian ini
penelitian ini, maka rumusan masalah pada menggunakan pemaknaan empiris baik
penelitian ini adalah: sensual, logic, maupun etik.
1. Bagaimana dampak pemanfaatan ruang di
bawah jalan yang slipi terhadap kehidupan LOKASI PENELITIAN
sosial, budaya dan ekonomi masyarakat Lokasi penelitian berada di bawah jalan
sekitar. layang Slipi Jakarta Barat, jalan layang
2. Bagaimana dampak pemanfaatan ruang di tersebut merupakan akses dari pasar tanah
bawah jalan yang slipi terhadap externalitas abang menuju jalan panjang dan kebon jeruk.
ruang yang terjadi. Jalan layang tersebut menjadi akses terpenting

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 2


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 006 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

karena jalan layang tersebut menyeberagi jalan tulisan saja, melainkan penggabungan
arteri Letjen S.Parman. Keadaan sekitar antara gambar dan tulisan.
dikelilingi oleh perkantoran. 4. Merelevansikan landasan teori terhadap
kondisi eksisting lapangan.
Tomang/Taman Anggrek Mall
RUANG PUBLIK
Palmerah/ Menurut Roger Scurton (1984) ruang
publik memiliki kriteria:
Gedung JDC
1. Sebuah lokasi yang terdesain walaupun
minim.
Tanah 2. Memiliki akses bagi setiap orang atau
Jalan Abang pengguna.
Panjang 3. Tempat bertemunya setiap individu tanpa
terencana dan bukan untuk kegiatan yang
besar atau luar biasa.
4. Perilaku pengguna ruang publik tersebut
mengikuti norma-norma yang berlaku.
Gambar 1. Lokasi Ruang Publik di Bawah
Jalan Layang Slipi Adapun ruang publik dikategorikan
menjadi beberapa jenis, diantaranya:
TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Ruang Publik Terbuka. Ruang publik
Teknik pengumpulan data pada terbuka adalah ruang publik yang berada di
penelitian ini dibagi menjadi beberapa luar bangunan dan sering juga disebut
langkah, yang diantaranya: ruang terbuka, contoh taman, jalur
1. Pengumpulan data dibagi menjadi 3 waktu: pedestrian, jalan, lapangan olahraga, dan
a. Hari senin sebagai hari kerja paling lainnya. Ruang publik terbuka juga biasa
padat. disebut ruang terbuka. Dalam City Sense
b. Hari Jum’at, terdapat kegiatan sholat and City Design, Kevin Lynch (1995;400)
jum’at pada lokasi penelitian menyatakan bahwa ruang terbuka harus
c. Hari Minggu sebagai hari libur kerja dapat diakses dengan mudah baik dengan
2. Pada setiap hari yang ditentukan, dibagi menggunakan kendaraan maupun dengan
kembali menjadi 3 zona waktu: berjalan kaki, dan kondisi tersebut harus
a. Pagi hari, jam 07.00WIB-10.00WIB dekat dan dapat dirasakan langsung oleh
b. Siang hari-sore hari.jam 11.00WIB- penggunanya.
18.00WIB 2. Ruang Publik Tertutup. Ruang publik
c. Malam hari, jam 18.00WIB-21.00WIB tertutup adalah ruang publik yang berada di
3. Merekam alur kegiatan seluruh pengunjung dalam suatu bangunan. Ruang publik
lokasi penelitian tertutup dapat berupa plaza dalam mall,
4. Membagikan pertanyaan (quisioner) pada perpustakaan ataupun tempat makan.
pengunjung perihal data pengunjung dan
kegiatan setiap hari pengunjung pada lokasi Dari kedua kategori diatas menurut
penelitian. Carmona, et al (2008;62) ruang publik di
kelompokan sesuai dengan fungsinya, yang
TEKNIK ANALISA diantaranya adalah:
Teknik yang dilakukan dalam analisis a. Positive space berupa ruang publik yang
data adalah sebagai berikut : dapat dimanfatkan untuk kegiatan-kegiatan
1. Data yang didapatkan diklasifikasikan, yang sifatnya positf dan biasanya dikelola
sehingga memudahkan pada penganalisaan. oleh pemerintah.
2. Data yang berupa alur kegiatan b. Negatif space berupa ruang publik yang
digambarkan dengan sketsa dan keterangan tidak dapat dimanfatkan bagi kegiatan
kegiatan. publik secara optimal, karena memilki
3. Hasil quisioner ditulis ulang dan kemudian fungsi yang tidak sesuai dengan
dibuat dalam bentuk gambar secara sketsa kenyamanan dan keamanan aktivitas sosial,
sehingga analisa bukan hanya berdasarkan

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 3


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 006 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

serta kondisinya yang tidak dikelola dengan demikian, setiap individu akan mempunyai
baik. persepsi lingkungan yang berbeda. Tetapi
c. Ambiguous space adalah ruang yang dimungkinkan pula beberapa kelompok
dipergunakan untuk aktivitas peralihan dari individu mempunyai kecenderungan persepsi
kegiatan utama warga. lingkungan yang sama atau mirip, dikarenakan
d. Private space berupa ruang yang dimilki adanya kemiripan latar budaya, nalar, dan
secara privat oleh warga yang biasanya pengalaman yang dimilki.
berbentuk ruang terbuka privat, halaman
rumah dan ruang di dalam bangunan. Lingkungan yang Terpersepsikan
(Perceived Enviromental)
PSIKOLOGI LINGKUNGAN Menurut Haryadi B.Steiawan (2010;30)
Suatu lingkungan sangat berpengaruh lingkungan yang terpersepsikan merupakan
terhadap perilaku seorang individu, dimana produk atau bentuk persepsi lingkungan
menurut Gifford (1987) bahwa setiap individu seseorang atau sekelompok orang. Persepsi
dapat merubah lingkungan hidupnya, lingkungan mempunyai keterhubungan dengan
kemudian perilaku setiap individu akan proses kognisi (cognitive), afeksi (affective),
dipengaruhi oleh lingkungan. Dengan kata lain serta kognasi (cognative) seseorang atau
adanya keterhubungan antara perilaku setiap sekelompok orang terhadap lingkungan. Proses
individu dengan lingkungan hidup individu kognisi meliputi proses penerimaan
tersebut. Oleh karena itu untuk membatasi (perceiving), pemahaman (understanding),
pengaruh lingkungan terhadap dirinya, setiap dan pemikiran (thingking) tentang suatu
individu membuat suatu ruang pribadi pada lingkungan. Proses afeksi meliputi proses
dirinya masing-masing. Dimana menurut perasaan (feeling), emosi (emotion), keinginan
Gifford (2011;443) bahwa ruang pribadi (desires),serta nilai-nilai (values) tentang
memiliki batasan dan orientasi yang dinamis lingkungan. Sedangkan proses kognasi
dalam hubungan antar individu. meliputi proses munculnya tindakan, perlakuan
Jarak ruang pribadi setiap individu terhadap lingkungan sebagai respon dari
berbeda-beda, dipengaruhi oleh budaya, proses kognisi dan afeksi. Keseluruhan proses
situasi, sehingga setiap individu memiliki ini menghaislkan perceived environment atau
tingkat respon yang berbeda-beda terhadap lingkungan yang terpersepsikan.
lingkungannya.
Kognisi Lingkungan, Citra dan Skemata
Setting Perilaku (Behaviour Setting) (Environment Cognition, Image and
Behavior setting dapat diartikan secara Schemata)
sederhana sebagai suatu interaksi kegiatan Kognisi lingkungan adalah suatu proses
dengan tempat spesifik. Dengan demikian memahami, dan memberi arti terhadap
behavior setting mengandung unsur-unsur lingkungan. Manusia sebagai mahluk berasio
sekelompok orang yang melakukan suatu dan berbudaya selalu berupaya untuk
kegiatan, aktivitas atau perilaku dari menstrukturkan, memahami, dan memberi
sekelompok orang tersebut, tempat dimana makna terhadap lingkungan sekitarnya. Di
kegiatan tersebut dilakukan, serta waktu dalam proses kognisi ini, struktur dan
spesifik saat kegiatan tersebut dilakukan. rangkuman subjektif pengetahuan, pemahaman
Istilah behavior setting djiabarkan menjadi dua dan pemaknaan terhadap suatu lingkungan
istilah yakni system of setting dan system of disebut schemata. Dengan kata lain, schemata
activity, dimana keterkaitan antara keduanya dapat diartikan sebagai kerangka dasar dimana
membentuk suatu behavior setting tertentu rangkuman pengalaman terhadap lingkungan
baik yang pernah dialami maupun sedang
Persepsi Tentang Lingkungan dialami terkonsturksikan.
(Enviromental Perception)
Menurut Haryadi B.setiawan (2010;29) Pemahaman lingkungan (Enviromental
Persepsi tentang lingkungan adalah Learning)
interprestasi individu tentang suatu seting, Proses pemahaman lingkungan diartikan
didasarkan oleh latar belakang budaya, nalar, sebagai keseluruhan proses yang berputar dari
dan pengalaman individu tersebut. Dengan pembentukan kognisi dan schemata serta peta

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 4


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 006 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

mental. Proses pemahaman lingkungan diartikan adalah dampak merugikan suatu


meliputi proses pemahaman yang menyeluruh ruang terhadap pihak ketiga baik dalam
dan menerus tentang suatu lingkungan oleh aspek fisik maupun non fisik.
seseorang (Haryadi dan B.Setiawan, 2010;35).

EXTERNALITAS RUANG
Menurut Rosen (1988) eksternalitas
terjadi ketika suatu kesatuan mempengaruhi
suatu kesatuan yang lain. Sedangkan dalam
jurnal arsitektur UMJ yang berjudul upaya HASIL DAN PEMBAHASAN
adjustment dan adaptasi untuk mengatasi Dampak Externalitas Ruang Akibat
eksternalitas ruang negatif,Happy Indira Dewi Pembangunan Jalan Layang Slipi
menyimpulkan dari Chase (2011;42) Dibangunnya jalan layang Slipi yang
eksternalitas ruang adalah dampak ruang yang menghubungkan daerah Kemanggisan Utama
diterima oleh pihak ketiga karena kegiatan dengan Slipi, mempermudah akses pengguna
yang dilakukan di dalam ruang tersebut oleh jalan raya dari arah tanah abang untuk menuju
pihak pertama dan pihak kedua. Jika dilihat Kemanggisan. Dilain sisi selain memberikan
dari kedua pendapat tersebut maka dapat dampak positif berupa kemudahan bagi
disimpulkan bahwa eksternalitas ruang adalah pengendara kendaraan, jalan layang slipi juga
dampak yang terjadi pada suatu ruang terhadap berdampak bagi masyarakat sekitar jalan
pihak ketiga akibat kegiatan yang dilakukan layang.
oleh pihak pertama dan pihak kedua.
Dampak yang terjadi pada suatu ruang
terhadap pihak ketiga ini dapat berupa fisik
seperti pengurangan lahan tanah pihak ketiga
akibat pelebaran jalan yang dilakukan pihak
pertama, maupun dampak non fisik seperti
perubahan sosial budaya dan perekonomian
seseorang akibat lingkungan kehidupannya.
1. Eksternalitas Ruang Positif. Dalam jurnal
arsitektur UMJ yang berjudul upaya
adjustment dan adaptasi untuk mengatasi Gambar 2. ilustrasi perspektif jalan layang slipi
eksternalitas ruang negatif, Happy Indira
Dewi menyimpulkan dari Cornes Ruang yang terjadi akibat pembangunan
(2011;42-43) bahwa eksternalitas ruang jalan layang tersebut dijadikan sebuah taman
positif adalah dampak yang diterima oleh kota yang bersifat pasif. Keberadaan taman
pihak luar atau ketiga tanpa harus kota yang merupakan ruang publik pasif
membayar. Sehingga eksternalitas ruang tersebut mengakibatkan ketidakamanan dan
positif adalah dampak yang diterima ketidaknyamanan pengguna jalan khususnya
pihak ketiga dari suatu ruang tanpa pejalan kaki pada malam hari. Jika
merugikan pihak ketiga baik dalam aspek direlevansikan oleh teori Cornes keberadaan
fisik maupun non fisik. ruang dibawah jalan layang merupakan
2. Eksternalitas Ruang Negatif. Dalam jurnal externalitas ruang negatif.
arsitektur UMJ yang berjudul upaya
adjustment dan adaptasi untuk mengatasi Dampak Positif Pemanfaatan Ruang Publik
eksternalitas ruang negatif, Happy Indira Dibawah Jalan Layang Slipi
Dewi menyimpulkan dari Cornes Proses terjadinya suatu lingkungan sangat erat
(2011;43) bahwa eksternalitas ruang dengan pemakai lingkungan tersebut. Proses
negatif adalah dampak yang diterima oleh ini diperkuat oleh pendapat Gifford (1987;199-
pihak luar atau ketiga bersifat tidak 212) bahwa setiap individu dapat merubah
menguntungkan, dan tanpa menerima lingkungan hidupnya, kemudian perilaku
kompensasi dari pihak lain, bersifat setiap individu akan dipengaruhi oleh
membebani, dan merugikan pihak ketiga. lingkungan. Kebutuhan tempat untuk
Sehingga eksternalitas ruang negatif dapat

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 5


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 006 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

beribadah sholat jumat dan ruang publik Kegiatan berpola yang pada awalnya
negatif yang berada dibawah jalan layang dilakukan oleh kurir dari perusahaan PT.
adalah penyebab utama pemanfaatan ruang Armorindo secara perlahan diikuti oleh
publik dibawah jalan layang sebagai masjid. pekerja dari perusahaan lainnya sehingga
membentuk suatu zoning, dimana ada 2
zoning yang tercipta pada area tersebut.
a. Dampak Positif Pemanfaatan Ruang Penggunaan masjid untuk kegiatan
Publik Di Bawah Jalan Layang Slipi beristirahat bukan hanya pada pagi hingga
Sebagai Masjid Terhadap Lingkungan dan sore hari, pada malam haripun dapat
Perilaku Pekerja Sekitar. digunakan sebagai tempat beristirahat tidur
Dimanfaatkannya ruang publik dibawah oleh orang yang melintasi atau musafir
jalan layang Slipi sebagai masjid memberikan selama dua atau tiga hari. tempat istirahat
dampak positif terhadap lingkungan sekitar tersebut pada kenyataannya terkadang
jalan layang berupa kemudahan pekerja sekitar digunakan juga oleh para pekerja security
dalam rangka mengerjakan sholat jum’at, sekitar untuk beristirahat tidur.
dikarenakan tidak adanya masjid di daerah
tersebut.
Selain memberikan dampak positif pada
lingkungan sekitar berupa sebagai sarana
sholat jum’at, dibuatnya masjid tersebut juga
memberikan penghijauan kota bagi lingkungan
sekitar, karena pada sisi luar masjid ditanam
pohon-pohon yang berguna juga sebagai buffer
pada ruang dalam masjid.

Gambar 4. denah tempat beristirahat


malam hari di area masjid
Kegiatan beristirahat yang dilakukan
oleh para pekerja sekitar pada masjid Al
Gambar 3. penghijauan bagian sisi samping masjid Ma’ruf diakibatkan karena adanya penyediaan
sarana pada masjid tersebut. Jika
1) Kegiatan Beristirahat Pekerja Sekitar di direlavansikan terhadap teori behavior setting
Masjid Al Ma’ruf maka kegiatan yang terjadi karena suatu ruang
Dibuatnya masjid di bawah jalan atau spasial yang disediakan untuk suatu
layang Slipi bukan hanya berdampak pada kegiatan sesuai dengan teori system of setting.
kegiatan sholat jum’at. Diperbolehkannya Dimana Haryadi B.Setiawan (2010;28)
masjid dimanfaatkan untuk masyarakat menyatakan bahwa system of setting adalah
umum sepanjang waktu mengakibatkan suatu rangkaian unsur-unsur fisik atau spasial
masjid tersebut tidak saja digunakan yang mempunyai hubungan tertentu atau
sebagai sarana sholat 5 waktu oleh para terkait sehingga dapat digunakan untuk
pekerja. Area masjid yang tidak sedang kegiatan tertentu.
digunakan untuk sholat digunakan oleh para
pekerja seperti kurir yang telah 2) Pemanfaatan Area Masjid Al MA’ruf
menyelesaikan pengirimannya maupun Sebagai Sarana Penyeberangan Pekerja
menunggu pekerjaan pengirimannya untuk Sekitar.
beristirahat tidur maupun berbincang- Masjid Al Ma’ruf juga dijadikan
bincang. sebagai sarana para pekerja sekitar untuk

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 6


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 006 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

menyeberang. Pemanfaatan sebagai sarana Terhadap Lingkungan dan Perilaku


penyeberangan dari titik A menuju titik B Pekerja Sekitar
ini dilakukan mulai pagi hari hingga sore Selain pemanfaatan sebagai masjid di
hari, dengan frekuensi penyeberangan yang bawah jalan layang Slipi dimanfaatkan
berbeda-beda. pula sebagai area pedagang makanan.
Pemanfaatan ruang publik dibawah jalan
layang tersebut sebagai area pedagang
makanan memberikan keamanan selama 24
jam bagi lingkungan sekitar, dikarenakan
kegiatan di area pedagang makanan tersebut
berjalan selama 24 jam dan pemanfaatan
ruang publik sebagai area pedagang
makanan maupun masjid diatur oleh
pemuka warga masyarakat setempat dan
organisasi masyarakat setempat, sehingga
Gambar 5. Alur gerak penyeberangan tidak adanya tindakan premanisme maupun
pejalan kaki pada area masjid kriminalitas di lingkungan sekitar jalan
layang tersebut
Pemanfaatan area masjid tersebut
sebagai sarana penyeberangan dikarenakan : 1) Pemanfaatan Ruang Publik Sebagai
a) Adanya area yang boleh dilewati oleh Area Pedagang Makanan
pejalan kaki tanpa harus melepas alas kaki Kegiatan yang dilakukan pada area
berupa sepatu maupun sandal. pedagang makanan berjalan sepanjang
b) Adanya batasan antara area yang hari pada hari kerja. Dimulai dari pagi
dijadikan sarana penyeberangan dengan hari jam 4 pedagang makanan nasi uduk
area sholat dan istirahat sehingga area sudah bersiap-siap. Pada jam 07.00 WIB
yang dijadikan sarana penyeberangan area para pekerja sudah berdatangan di
tidak terganggu oleh kegiatan sholat area pedagang makanan. Pada pagi hari
maupun beristirahat di masjid kegiatan yang dilakukan oleh pekerja
c) Suasana masjid yang tidak pernah sepi yang berada pada area pedagang makanan
atau terlalu ramai sehingga menciptakan berupa membeli sarapan pagi maupun
suasana aman dan tidak terlalu riuh bagi hanya duduk bebincang-bincang dengan
pejalan kaki untuk melintas teman-teman sekantornya. Adapun letak
d) Pada sore hari terdapat penerangan yang posisi tempak duduk pekerja pada area
cukup memadai untuk menerangi, pedagang adalah berkelompok. Dimana
sehingga mendukung terciptanya suasana posisi dari tempat duduknya berdasarkan
aman dan nyaman untuk pejalan kaki besar atau kecilnya kelompok tersebut.
yang menyeberang pada area tersebut.
(a)

(b)

(a)
Gambar 6. Area sarana penyeberangan pada
pagi dan sore hari Posisi tempat duduk pembeli individual
maupun kelompok kecil (a)
Posisi tempat duduk pembeli kelompok
b. Dampak Positif Pemanfaatan Ruang besar (b)
Publik Di bawah Jalan Layang Slipi
Sebagai Area Pedagang Makanan Gambar 7. Denah posisi tempat duduk pembeli
pada pagi hari

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 7


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 006 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

Pada siang hari akan terlihat terjadi


perbedaan pembeli dalam memilih tempak
duduk. Dimana area tengah sebagai tempat
Jika dianalisa dari posisi peletakan
duduk besar bukan hanya digunakan oleh
tempat duduk maupun pedagang
kelompok besar, tetapi terdapat juga kelompok
makanan, maka kita dapat menemukan
kecil maupun seorang diri. Selain itu juga
beberapa zoning yang tercipta akibat
terdapat suatu tempat yang hanya digunakan
peletakan posisi dari tempat duduk dan
oleh satu kelompok setiap harinya.
pedagang makanan yang dilakukan oleh
pengurus area tersebut.

Zoning tempat (2) Posisi tempat


(1) duduk 1 (1) duduk pembeli
(3) bercampur (1)
(3)
Zoning tempat (1) Posisi tempat
duduk 2
(2) duduk pembeli
kelompok
Zoning tempat kecil/individu (2)
duduk 3 (2)
(1)
Posisi tempat
Gambar 8. Zoning area pedagang duduk tetap suatu
makanan pada pagi hari kelompok (3)

Dari pembagian zoning tersebut dapat Gambar 10. Denah posisi tempat duduk
terlihat bahwa ada keterkaitan antara system of pembeli pada siang hari
activity dan system of setting. Terlihat bahwa
penciptaan zoning yang diciptakan pengurus Kondisi siang hari pada area pedagang
agar tercipta centralisasi dari pembeli makanan yang sangat ramai membuat respon
makanan untuk memakan makanan yang telah pengunjung/pembeli menjadi berbeda. Pola
dibeli. Sedangkan bagian sisi-sisi diciptakan pemilihan tempat duduk berubah dari
karena kecenderungan seorang individu yang kelompok besar di area yang besar, kelompok
sendiri akan membuat perlindungan diri kecil di area kecil dan individual di sisi-sisi
dengan menjauh dari tempat-tempat area menjadi kelompok besar, kelompok kecil
keramaian, sehingga dengan mudah menjaga dan individual menjadi bercampur. Kondisi
ruang pribadi miliknya. tersebut memperlihatkan bahwa jarak ruang
Pada suasana tersebut terlihat relevansi pribadi kelompok besar, kelompok kecil,
antara teori seting perilaku dengan kondisi maupun individu menyesuaikan dengan
lapangan. Dimana pemilihan tempat duduk kondisi saat siang hari yang ramai dengan
oleh pembeli merupakan respon terhadap pengunjung/pembeli.
kondisi area tersebut (system of setting), dan Selain tempat duduk yang dipakai untuk
pengurus area menata area tersebut untuk suatu sendiri, atau kelompok, pada saat jam istirahat
tujuan (system of activity). siang terdapat tempat duduk yang hanya
dipakai oleh suatu kelompok tertentu.
Pengisolasian tempat ini terjadi dikarenakan
adanya kemiripan persepsi lingkungan tempat
tinggal, budaya, adat dan asal usul antar
anggota kelompoknya. Oleh karena banyak
kemiripan persepsi dalam lingkungan
kehidupan antar anggotanya maka tindakan
yang dilakukan dalam merespon keadaan area
pedagang makanan (proses kognasi) terhadap
area pada pedagang makanan adalah berupa
pengisolasian tempat duduk kelompok
Gambar 9. Suasana tempat duduk kelompok besar tersebut.
dan kelompok kecil pada pagi hari

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 8


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 006 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

2) Pemanfaatan Area Pedagang Makanan kehidupan pekerja sekitar. Terjadinya


Sebagai Lahan Parkir Motor Pekerja komunikasi pekerja dengan beda
Sekitar perusahaan menyebabkan pekerja sekitar
Keterbatasan luasan lahan dan bentuk masjid tersebut saling mengenal, dan dapat
lahan menyebakan tidak semua bagian pada bertukar informasi pekerjaan maupun
area tersebut dapat dipakai, sehingga tidak informasi pengetahuan-pengetahuan baru
banyak pedagang dapat ditampung untuk yang lain. Dengan adanya ruang publik
berdagang pada area tersebut. yang berupa masjid tersebut merubah
Lahan yang tidak dapat dipakai untuk kehidupan sosial pekerja sekitar menjadi
berdagang akibat bentuk kemiringan jalan meluas.
layang oleh pengurus dimanfaatkan menjadi
tempat parkir. Secara perlahan pekerja sekitar 2) Dampak Positif Pemanfaatan Ruang
mulai memarkirkan motornya pada area Publik Di Bawah Jalan Layang Slipi
tersebut, dikarenakan harga sewa parkir yang Sebagai Area Pedagang Makanan
lebih murah dibandingkan tempat parkir di Terhadap Kehidupan Sosial Pekerja
tempat bekerja. Selain itu parkir motor tersebut Sekitar
tetap terlindungi dari panas dan hujan. Pemanfaatan ruang publik dibawah
jalan layang Slipi menjadi suatu area
pedagang makanan sangat membantu
pekerja sekitar jalan layang tersebut
dikarenakan jarak area pedagang makanan
dengan tempat bekerja yang dekat dan
Batas lahan harga makanan yang cukup murah bagi
parkir pekerja sekitar. Pengunjung yang datang
Lahan kosong dijadikan lahan parkir hampir dari semua kalangan yang bekerja
motor pada perusahaan sekitar.
Gambar 11. Lahan parkir Penzoningan tempat duduk yang
dilakukan pengurus tempat tersebut
Kekhawatiran pekerja sekitar akan
menyebabkan tidak adanya perbedaan
tidak dapatnya tempat parkir pada area
status sosial pada area pedagang makanan
pedagang makanan secara tidak langsung
tersebut. Dengan situasi tersebut maka pada
merubah perilaku dari beberapa pekerja
jam istirahat kerja siang banyak terjadi
sekitar. Dampak perubahan yang terjadi
interkasi-interaksi yang terjadi baik dengan
pada pekerja sekitar adalah rutinitas pekerja
beda jabatan maupun pekerja dengan beda
sekitar untuk datang ke perusahaan menjadi
perusahaan. Interkasi-interaksi yang terjadi
lebih pagi, dikarenakan lahan parkir yang
di area pedagang makanan tersebut
tersedia tidak cukup untuk menampung
menyebabkan adanya perubahan kehidupan
motor semua pekerja sekitar.
sosial pada pekerja sekitar yang diakibatkan
oleh interaksi yang terjadi di area pedagang
makanan tersebut
c. Dampak Positif Pemanfaatan Ruang
Publik Di Bawah Jalan Layang Slipi
Terhadap Kehidupan Sosial Pekerja d. Dampak Positif Pemanfaatan Ruang
Sekitar Publik Di Bawah Jalan Layang
1) Dampak Positif Pemanfaatan Ruang Terhadap Kehidupan Budaya Pekerja
Publik Di Bawah Jalan Layang Slipi Sekitar
Kegiatan beristirahat berbincang-
Sebagai Masjid Terhadap Kehidupan
bincang di masjid Al Ma’ruf yang
Sosial Pekerja Sekitar
Kegiatan setelah sholat Dzuhur dilakukan oleh pekerja sekitar menjadi
berupa istirahat berbincang-bincang yang suatu kegiatan berpola yang hampir setiap
dilakukan oleh pekerja sekitar baik dengan harinya menjadi suatu budaya baru bagi
teman satu perusahaan maupun dengan kehidupan pekerja sekitar. Dimana menurut
pekerja beda perusahaan di masjid Al Koentjaraningrat (1996;74-75) salah satu
Ma’ruf memberikan perubahan dalam bagian kebudayaan adalah sistem tingkah
laku dan tindakan berpola. Budaya baru

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 9


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 006 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

yang dihasilkan berupa memiliki sisi positif maka memiliki perbedaan yang cukup
dimana budaya tersebut menyebabkan signifikan bagi perekonomian pekerja.
jaringan sosial pekerja sekitar meluas dan Dari perbandingan tersebut
mencegah kehidupan masyarakat kota yang dapat dilihat bahwa adanya pemanfaatan
cenderung individualis. ruang dibawah jalan layang Slipi menjadi
Adanya parkir motor pada area area pedagang makanan dan tempat parkir
pedagang makanan juga menyebabkan memiliki dampak positif bagi
budaya postif yang baru bagi pekerja perekonomian pekerja sekitar.
sekitar. Dimana dikarenakan lahan parkir
motor yang terbatas maka pekerja sekitar 3. Dampak Negatif Pemanfaatan Ruang
berlomba untuk datang lebih pagi agar Publik Negatif Di Bawah Jalan Layang
dapat memarkirkan motornya pada lahan Slipi
parkir motor dibawah jalan layang tersebut. a. Dampak Negatif Pemanfaatan Ruang
Rutinitas pekerja sekitar untuk datang pagi Publik Di Bawah Jalan Layang
yang dilakukan berulang tersebut juga Terhadap Lingkungan Sekitar
menjadi suatu perubahan positif kehidupan Dalam pemanfaatan ruang publik
budaya pada kehidupan pekerja sekitar menjadi masjid dan area pedagang
yang terjadi akibat adanya pemanfaatan makanan, pengurus memakai dua sumber
ruang dibawah jalan layang sebagai lahan air untuk ruang publik tersebut. Sumber air
parkir. pertama berasal dari PAM kota, sedangkan
sumber air kedua berasal dari air tanah yang
e. Dampak Positif Pemanfaatan Ruang dimabil memakai jetpump, dan sebagian
Publik Di Bawah Jalan Layang besar sumber air pada ruang publik tersebut
Terhadap Kehidupan Ekonomi Pekerja memakai sumber air yang kedua yaitu air
Sekitar tanah.Pemakaian air yang berasal dari air
Pemanfaatan ruang dibawah jalan tanah yang berlebihan sebenarnya dapat
layang Slipi menjadi area pedagang mengakibatkan penurunan level tanah.
makanan dan tempat parkir motor Jika dibiarkan penurunan level tanah
menguntungkan bagi pekerja sekitar dari tersebut dapat menyebabkan kerusakan
segi ekonomi. Pada perusahaan sekitar pada struktur jalan layang tersebut. Jika
disediakan tempat parkir motor bagi kerusakan struktur tersebut terjadi maka
pekerjanya, tetapi tempat parkir motor yang keselamatan pengguna ruang publik
disediakan berbayar dengan tariff parkir tersebut dan khususnya pengendara
Rp.2.000/jam. Pada tempat parkir yang kendaraan yang melintasi jalan layang
tersedia akibat pemanfaatan ruang dibawah tersebut sangat berbahaya.
jalan layang tersebut memiliki tarif
Rp.3.000/hari, jika diakumulasikan dengan b. Dampak Negatif Pemanfaatan Ruang
jam kerja dimulai jam 8.00 WIB – 17.00 Publik Di Bawah Jalan Layang
WIB maka tarif yang disediakan oleh Terhadap Perilaku Pekerja Sekitar
perusahaan setiap harinya sebesar Area masjid Al Ma’ruf yang
Rp.18.000/hari. Perbedaan yang sangat diperbolehkan dipakai hampir 24 jam
mendasar tersebut yang sangat tersebut juga berdampak negatif pada
menguntungkan bagi perekonomian pekerja perilaku pekerja sekitar seperti security dan
sekitar. kurir berupa kegiatan istirahat pada waktu
Begitu juga dengan harga makanan jam kerja. Pada pagi hingga sore hari
yang dijual di area pedagang makanan terlihat banyak kurir dari PT.Armorindo
tersebut. Harga makanan pada area yang beristirahat untuk tidur maupun
pedagang makanan tersebut Rp.10.000 – berbincang-bincang pada area masjid Al
Rp.15.000/1 porsi makananan dengan MA’ruf, kegiatan tersebut dilakukan pada
pilihan makanan yang variatif. Jika jam kerja. Tidak siap ditempat kurir
dibandingkan dengan harga makanan yang tersebut sebenarnya menyulitkan pihak
dijual pada kantin yang disediakan di perusahaan ketika adanya jadwal
sebagian perusahaan dengan harga pengiriman.
Rp.20.000 – Rp.25.000/1 porsi makanan,

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 10


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 006 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

Begitu juga dengan kegiatan istirahat tersebut diuntungkan karena area tersebut
tidur security pada malam hari di area tertata sehingga diperbolehkan oleh
masjid yang disediakan untuk musafir. pemerintah daerah untuk berdagang di area
Disediakannya tempat beristirahat pada tersebut, sedangkan pengurus mendapat
malam hari tersebut menyebabkan dampak keuntungan lewat pembayaran iuran
negatif terhadap perilaku security. Adanya bulanan dari pedagang,sedangkan pekerja
penyediaan tempat beristirahat di masjid Al sekitar mendapat keuntungan berupa
Ma’ruf tersebut berdampak negatif terhadap kemudahan dalam mendapatkan tempat
pekerja sekitar berupa kegiatan istirahat istirahat makan siang dan ibadah sholat
diluar jam kerja. jumát. Keuntungan juga didapatkan oleh
lingkungan sekitar dimana pengurus juga
c. Dampak Negatif Pemanfaatan Ruang memberikan lahan hijau dengan cara
Publik Di Bawah Jalan Layang penanaman pohon-pohon di sekitar ruang
Terhadap Kehidupan Budaya Pekerja publik sehingga lingkungan sekitar
Sekitar mendapat keuntungan berupa penghijauan
Kebudayaan pada dunia kerja di kota.
Indonesia adalah kebudayaan yang Dari keuntungan dua arah
menguntungkan perusahaan dan pekerja yang didapat antara pengurus, pengguna
sekitar, dimana perusahaan akan di dan lingkungan sekitar terlihat bahwa tidak
untungkan oleh jam kerja yang cukup adanya dampak negatif pada kehidupan
panjang dan ketaatan pekerja mematuhi jam sosial pekerja sekitar dengan masyarakat
kerjanya. Sedangkan keuntungan yang sekitar yaitu pedagang makanan dan
diterima oleh pekerja berupa adanya jam pengurus.
istirahat kerja yang cukup untuk istirahat
makan siang dan istirahat tidur siang. e. Dampak Negatif Pemanfaatan Ruang
Adanya pemanfaatan ruang publik di Publik Di Bawah Jalan Layang
bawah jalan layang Slipi tersebut memiliki Terhadap Kehidupan Ekonomi Pekerja
dampak negatif dalam kehidupan budaya Sekitar
kerja pekerja sekitar. Pemanfaatan ruang Pemanfaatan ruang publik di bawah
publik sebagai masjid tersebut dapat juga jalan layang sebagai area pedagang
digunakan istirahat oleh pekerja sekitar. makanan dan lahan parkir motor
Adanya masjid yang dapat digunakan untuk memberikan keuntungan bagi pekerja
sarana istirahat tersebut dimanfaatkan sekitar, dikarenakan pada area ini
dengan cara yang salah oleh beberapa memberikan harga makanan yang murah
pekerja sekitar yaitu digunakan untuk dan tarif parkir yang murah sehingga cukup
sarana istirahat pada jam kerja, sehingga membantu bagi perekonomian pekerja
memberikan dampak negatif bagi sekitar. Dari keuntungan-keuntungan yang
kehidupan budaya kerja pekerja sekitar dan didapat oleh pekerja sekitar pada
berdampak buruk pula bagi perusahaan. perekonomiannya, hal tersebut menandakan
bahwa ruang publik di bawah jalan layang
d. Dampak Negatif Pemanfaatan Ruang Slipi tidak memiliki dampak negatif
Publik Di Bawah Jalan Layang terhadap perekonomian pekerja sekitar.
Terhadap Kehidupan Sosial Pekerja
Sekitar KESIMPULAN
Pemanfaatan Ruang publik di bawah
Externalitas ruang yang terjadi akibat
jalan layang Slipi adalah merupakan ide
pembangunan jalan layang Slipi berupa berupa
dari masyarakat yang tinggal di daerah
taman pasif yang banyak terjadi tindak
sekitar yang sebagian adalah mantan
premanisme yang merugikan lingkungan
preman didaerah tersebut. Pemanfaatan
sekitar. Dari dampak yang merugikan pada
ruang publik di bawah jalan layang tersebut
lingkungan dapat disimpulkan bahwa
yang diatur oleh pengurus memberikan
externalitas ruang yang terjadi adalah
keuntungan antara pengurus dan pengguna
externalitas ruang negatif.
dan juga lingkungan sekitar. Pengguna
yaitu pedagang yang berdagang di area

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 11


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 006 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

Ruang publik negatif yang tercipta pekerjaan. Kebiasaan perilaku negatif tersebut
akibat pembangunan seharusnya dimanfaatkan pada akhirnya melahirkan suatu budaya yang
kembali menjadi ruang publik positif. Salah negatif pada kehidupan budaya pekerja sekitar.
satu contoh baik terdapat pada pemanfaatan Pemanfaatan ruang publik negatif
ruang publik di bawah jalan layang Slipi. menjadi ruang publik positif seharusnya tidak
Dimana ruang publik tersebut difungsikan boleh memakai air tanah khususnya
kembali menjadi berupa masjid dan area pemanfaatan ruang publik di bawah jalan
pedagang makanan yang merupakan respon layang. Dikarenakan pemakaian air tanah yang
dari kebutuhan pekerja pada perusahaan sekitar berlebihan akan berdampak rusaknya struktur
Ruang publik tersebut memberikan dari jalan layang tersebut dan dapat
dampak positif pada lingkungan berupa membahayakan pengguna jalan layang
penghijaun bagi lingkungan sekitar, dan tersebut.
memberikan dampak positif bagi perilaku, Dalam pembuatan ruang publik yang
kehidupan sosial dan budaya berupa berdekatan dengan perusahaan seharusnya
terbentuknya komunitas pada pekerja sekitar adanya kerja sama yang intens antara pihak
lewat interaksi-interaksi yang dilakukan oleh perusahaan dan pengurus ruang publik atau
pekerja sekitar, interaksi-interaksi yang pemerintah daerah tersebut agar tidak tercipta
dilakukan oleh sesame pekerja sekitar menjadi budaya negatif yang berpengaruh buruk
suatu budaya sosial yang positif yang baru di terhadap perusahaan maupun ruang publik
daerah tersebut. Selain itu ruang publik tersebut.
tersebut juga memberikan dampak positif pada
segi ekonomi pekerja sekitar berupa DAFTAR PUSTAKA
penghematan biaya hidup keseharian pekerja Alkadri, Miktha , Farid. (2012) Pemanfaatan
sekitar berupa biaya makan maupun parkir Ruang Kolong Jembatan Layang
kendaraan motor. Sebagai Ruang Publik, FTUI, Depok.
Disisi lain pemanfaatan ruang publik Arifin, Tajul. (2014) Pengantar Sistem Sosial
tersebut juga memberikan dampak negatif bagi Budaya di Indonesia, Bandung.
lingkungan sekitar, dimana pemanfaatn ruang Carmona, Matthew, Heath, Tim, Oc, Tiener &
publik tersebut memakai air bagi kebutuhan Tiesdell, Steve. (2003) Public Place
sehari-hari mayoritas memakai air tanah. Urban Space: The Dimension Of Urban
Pemakaian air tanah khususnya di daerah Design, Architectural Press, Burlinton
dibawah jalan layang adalah tindakan yang Darmawan, Edy. (2007) Peranan Ruang Publik
sangat berbahaya, dikarenakan volume air Dalam Perancangan Kota (Urban
tanah yang dipakai terus menerus akan dan Design), Pidato Pengukuhan Guru Besar
mempengaruhi stabilitas kondisi tanah, Ilmu Arsitektur Universitas Diponogoro,
kemudian akan berdampak pada rusaknya Semarang.
struktur kolom penyangga jalan layang Dewi, Happy, Indira. (2009) Penghuni Sebagai
tersebut. Rusak struktur kolom jalan layang Keberadaan Eksternalitas Ruang
akan berakibat fatal bagi keselamatan Negatif, Jurnal Arsitektur UMJ, Nalars,
pengendara kendaraan bermotor yang Jakarta.
menggunakan jalan layang maupun Gerungan, W.A. (2000) Psikologi Sosial,
manusiayang beraktivitas dibawah jalan layang Bandung.
tersebut. Gifford, Robert, Steg, Linda, Reser, Joseph.P.
Selain berdampak negative bagi (2007) Enviromental Psychology.
lingkungan, pemanfaatan ruang publik Hakim, Rustam. (2003) Arsitektur Lansekap,
dibawah jalan layang slipi juga berdampak Universitas Trisakti, Jakarta
negative pada perilaku dan kehidupan budaya Hakim, Rustam. (2007) Unsur Perancangan
pekerja sekitar. Dimana diperbolehkannya Dalam Arsitektur Lansekap, Malang
masjid yang berada dibawah jalan layang slipi Jacobs, Jane. (1961) The Death and Life of
sebgai tempat beristirahat, banyak pekerja Great American Cities, Vintage Book,
yang beristirahat pada jam kerja, jika dilihat New York.
dari sisi perussahaan maka pekerja yang Koentjaraningrat (1996) Pengantar
beristirahat diluar jam istirahat ini sangat Antropologi I, Jakarta
merugikan bagi keberlangsungan proses

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 12


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 006 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

Lynch, Kevin. (1995) City Sense and City http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pen


Design. g_psikologi_lingkungan. Diakses pada
Martin. (2010) IAAP Handbook of Applied 11 Oktober 2014
Psychology http://www.elsevier.com/journals/journal-of-
Schafer, D.Paul. (1991) The Cultural environmental-psychology/0272-
Personality, Markham, Canada. 4944?generatepdf=true. Diakses pada 11
Setiawan, B, Haryadi. (2010) Arsitektur, Oktober 2014
Lingkungan dan Perilaku, Universitas http://ejournal.uajy.ac.id/482/3/2MTA01479.p
Gajah Mada, Yogyakarta. df. Diakses pada 14 Oktober 2014
Suparlan,Parsudi. (1984) Manusia kebudayaan https://www.academia.edu/4391882/Definisi_
dan Lingkungannya, Depdikbud Psikologi_Menurut_Para_Ahli. Diakses
Suparlan, Parsudi. (2003) Bhineka Tunggal pada 22 Oktober 2014
Ika: Keanekaragaman Suku Bangsa http://fc.vucaarhus.dk/flexpsykologib/modul1/
Atau Kebudayaan?, Jurnal UI, Depok materialer/Behaviorisme.pdf. Diakses
pada 10 November 2014
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pen
gantar_antropologi/bab2-
kebudayaan.pdf.Diakses pada 11
Oktober 2014

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 13


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015

Anda mungkin juga menyukai